Anda di halaman 1dari 6

MATERI MATA PERKULIAHAN ETIKA PROFESI

TUGAS RANGKUMAN

DWI RAHAYU AMINI


NIM. 135060500111025
KELAS B

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
TUGAS 1. MERANGKUM MATERI

ETIKA PROFESI PENGAWASAN

Pengendalian proyek konstruksi terdiri dari 3 macam, yaitu:

 Pengendalian kualitas/mutu.
 Pengendalian waktu.
 Pengendalian biaya.

Dalam tahapan persiapan pelaksanaan pengawasan terdiri dari tahap-tahap, yaitu:

1. Mulai.
2. Input metoda pelaksanaan pekerjaan.
3. Rapat koordinasi pelaksanaan persiapan.
4. Review tor.

KIAT SUKSES PROFESI ARSITEK

Secara umum tahapan profesi menjadi arsitek adalah:

1. Kuliah
2. Lulus.
3. Kerja.
4. Sukses.

Sedangkan secara khusus tahapannya adalah sebagai berikut.

1. Teknik arsitektur.
2. Sarjana arsitektur.
3. Arsitek.
4. Manusia ber-arsitektur.

Dalam berprofesi, terdapat keterampilan-keterampilan dasar, diantaranya adalah:

1. Hardskill : keterampilan dalam teori-konsep dan keterampilan dalam visualisasi-desain.


2. Softskill: keterampilan dalam proses belajar berkelanjutan, keterampilan dalam
menyelesaikan masalah dan keterampilan beradaptasi dalam kehidupan.

Sehingga untuk menjadi arsitek yang sukses, hal-hal yang harus dimiliki oleh arsitek antara
lain adalah semangat, cerdas, komunikatif, energik, introspektif, berkepribadian,
berpengalaman, kekeluargaan, sikap-perilaku, dan focus. Sedangkan 7 inti proses menuju
arsitek sukses antara lain adalah:

1. Kehidupan yang tulus dan jujur.


2. Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan.
3. Membangun tim yang tangguh.
4. Bekerja dengan penuh inspirasi.
5. Menciptakan organisasi yang fleksibel.
6. Mengimplementasikan system yang relevan.

ARSITEK PROPERTY

Etika arsitek dalam dunia property antara lain adalah:

1. Desain yang memanusiakan.


2. Kelaikan investasi vs. desain.
3. Pertimbangan ekonomi/investasi pada bangunan komersial.

Beberapa factor yang mempengaruhi nilai property adalah:

1. Factor permintaan dan penawaran: factor kependudukan, perubahan citra rasa, dan
perubahan teknologi pembangunan.
2. Factor fisik property: jenis dan kegunaan property, ukuran dan bentuk, desain dan
konstruksi bangunan.
3. Factor perletakkan dan lokasi property.
4. Factor politik, kenegaraan, dan egoism/prestise.

Arsitek berada pada lingkaran yang dikelilingi oleh kepentingan owner sebagai pemberi kerja,
government selaku pemegang regulasi dan end user sebagai pemakai dan pembeli produk.

KODE ETIK PROFESI ARSITEK

Kata etik atau etika berasal dari kata ethos ( bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakan salah atau benar.
Etika ini kemudian dibuat dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja
dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-
rasional umum dinilai menyimpang dari kode etik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok profesi itu sendiri.

Ruang lingkup etika sangat luas sehingga terbagi atau terpecah menjadi beberapa bagian atau
bidang seperti:

 Etika terhadap sesama


 Etika keluarga
 Etika profesi
 Etika politik
 Etika Lingkungan
 Etika ideologi
Profesi adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi dengan ciri sebagai berikut:

 Melayani masyarakat, merupakan karier yang dilaksanakan sepanjang hayat.


 Memerlukan bidang ilmu dan ketrampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai
( tidak setiap orang dapat melakukan).
 Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek
 Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
 Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan masuk atau izin.
Biasanya pada setiap profesi, terutama pada profesi yg berkaitan dg hajat hidup orang banyak,
terdapat suatu aturan yg disebut ‘kode Etik’. Kode etik ; yaitu norma atau azas yang
diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat
maupun di tempat kerja. Kode Etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat
nasional. Misalnya: Kode etik Jurnalisme Indonesia, Kode etik Advokat Indonesia, Kode Etik
Arsitek.

Profesi Arsitek adalah

(1)pekerjaan penuh waktu


(2)melalui pendidikan/pelatihan khusus : Strata
(3)memiliki organisasi profesi yaitu IAI
(4)mempunyai komponen izin kerja (lisensi) dan pengakuan dari masyarakat
(5)mempunyai kode etik dan hak pengelolaan mandiri (Dana Cuff, Architecture : The
Story of Practice, 1992, p23). Dari ke lima karakekter umum tersebut kita bisa melihat
bagaimana posisi profesi arsitektur di dunia modern pada umumnya dan di Indonesia
pada khususnya.
Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi ArsiteK ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
Mukadimah,

1. 5 (lima) Kaidah Dasar,


2. 21 (dua puluh satu) Standar Etika dan
3. 45 (empat puluh lima) Kaidah Tata Laku.
Kaidah Dasar, merupakan kaidah pengarahan secara luas sikap ber-etika seorang
Arsitek. Standar Etika, merupakan tujuan yang lebih spesifik dan baku yang harus ditaati
dan diterapkan oleh anggota dalam bertindak dan berprofesi. Kaidah Tata Laku, bersifat
wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata laku akan dikenakan tindakan, sanksi
keorganisasian IAI. Pekerjaan arsitektur melibatkan pihak pihak : arsitek, klien, penyandang
dana (investor), konsultan profesi lain yang terkait, penduduk dan lingkungannya. Melalui
kode etik, diatur hak dan kewajiban dari seorang arsitek secara umum, Hak dan kewajiban
arsitek terhadap publik, klien, profesi, rekan seprofesi, dan lingkungan. Di Indonesia, atau
di IAI pada khususnya, kode etik ini diatur dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku
Profesi Arsitek.

Para arsitek menguasai pengetahuan dan teori mengenai:

– seni-budaya,
– ilmu,

– cakupan kegiatan, dan

– keterampilan arsitektur, yang diperoleh dan dikembangkan baik melalui


pendidikan formal, informal, maupun nonformal.

Proses pendidikan, pengalaman, dan peningkatan ketrampilan yang membentuk kecakapan


dan kepakaran.

– dinilai melalui pengujian keprofesian di bidang arsitektur. Hal itu dapat


memberikan penegasan kepada masyarakat, bahwa seseorang bersertifikat
keprofesian arsitek dianggap telah memenuhi standar kemampuan
memberikan pelayanan penugasan profesionalnya di bidang arsitektur
dengan sebaik-baiknya.

Secara umum, para arsitek memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk selalu
menjunjung tinggi dan meningkatkan nilai-nilai budaya dan arsitektur, serta menghargai
dan ikut berperan serta dalam mempertimbangkan segala aspek sosial dan lingkungan
untuk setiap kegiatan profesionalnya, dan menolak hal-hal yang tidak profesional.

Kode etik ini pertama kali dibuat dan disepakati pada tahun 1992 di Kaliurang, kemudian
diperbaharui melalui kongres di Jakarta pada tahun 2005.

PERSYARATAN Menjadi Asean Architect (AA) dan Asean Architect Register (AAR):

1. Pendidikan Arsitektur 5 tahun


2. Sertifikat Profesional dan telah diregistrasi oleh yang berwenang
3. Pengalaman minimal 10 tahun secara kontinyu, 5 tahun diantaranya setelah memegang
sertifikat profesional serta 2 tahun diantaranya menangani proyek arsitektur dalam
skala/besaran tertentu
4. Memenuhi persyaratan pelaksanaan PKB
5. Memperoleh sertifikat dengan tanpa “cacat”
6. Memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh AAC (Asean Architect Council).

PROGRAM PROFESI ARSITEK

Pendidikan arsitek saat ini mengalami perubahan yang menuntut model pembelajaran
yang lebih dinamis, multidisiplin, dan focus dalam menghasilkan lulusan yang memenuhi
standar kompetensi yang diakui nasional, regional, dan internasional. Tantangan di tingkat
nasional ditandai salah satunya dengan diberlakukannya Pasar Bebas ASEAN tahun 2015.
Sebagai syarat untuk diakui secara internasional, maka lulusan perguruan tinggi di Indonesia
harus menempuh pendidikan arsitektur minimal 5 tahun di luar permagangan.
TUGAS 2. OPINI PROFESI ARSITEK

Dalam pengerjaan sebuah proyek, seorang arsitek dapat berperan sebagai arsitek
perancang yang bertugas membuat gambar kerja untuk pembuatan suatu proyek bangunan.
Masalah yang sering dialami oleh arsitek perancang adalah bagaimana tetap mempertahankan
idealism saat berhadapan dengan keinginan dari pemerintah sebagai pembuat peraturan dan
owner sebagai pemberi proyek. Pasti terdapat keinginan-keinginan yang berbeda yang harus
disatukan untuk diwujudkan ke dalam suatu proyek sehingga hasil perancangan tersebut tetap
dapat sesuai peraturan, sesuai keinginan owner, dan tetap berdasarkan kaedah-kaedah
perancangan.

Namun jika arsitek tetap melakukan perancangan secara rinci dan mempertimbangkan
banyak aspek tersebut, maka perancangan tersebut tetap dapat selesai sesuai target dan
memenuhi keinginan dari semua sisi.

Anda mungkin juga menyukai