Berat Badan Menurun
Berat Badan Menurun
NAMA : Asridewi
KELOMPOK : II (DUA)
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan laporan ini. Tak
lupa kami mengirimkan Salawat serta Salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW keluarga dan sahabat bahkan kepada kita sebagai umatnya yang InsyaAllah
setia hingga akhir zaman
Jika dalam pembuatan atau penulisan laporan ini terdapat kekeliruan, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Asridewi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Skenario………………………………………………………………...
1.2 Kata Kunci……………………………………………………………...
1.3 Pertanyaan………………………………………………………………
1.4 Analisis dan Sintesis…………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario
B. Kata Kunci
1. Wanita 35 tahun
2. Berat badan menurun 10 kg dalam 6 bulan terakhir
3. Jantung berdebar dan gelisah
C. Pertanyaan
1. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi organ terkait?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan berat badan?
3. Mekanisme penurunan berat badan?
4. Mekanisme jantung berdebar dan gelisah?
5. Bagaimana gejala hipertiroidisme?
6. Langkah diagnosis?
7. DD dari skenario?
8. Bagaimana komplikasi dari kasus tersebut
9. Penatalaksanaannya?
D. Jawaban
1. Anatomi, fisiologi dan histologi organ yang terkait
A. Glandula Hipofisis
diventral :
– Bagian Caudal LARYNX (Cartilago Thyreoidea + Cricoidea)
– Bagian Cranial TRACHEA (s/d cincin cartilago trachealis VI)
ditutupi :
– Otot-otot Infrahyoid (m.sternohyoideus dan m. Sternothyreoideus )
medial (sisi dalam) :
– Larynx
– Trachea
– Oesphagus
– Carotid Sheath
– N. Recurrens laryngeus
Hormon yang berkaitan:
Thyroxine (T4) dan T3 (Tri-idotironin) :diproduksi oleh folikel tiroid. Fungsi :
Meningkatkan penggunaan zat makanan sebagai energi dan meningkatkan
sintesis protein.
C. Pankreas
LETAK:
1. CAPUT PANCREATIS:
2. CORPUS PANCREATIS:
3. CAUDA PANCREATIS:
Hormon yang berkaitan
• Glucagon : disekresi oleh sel alpha. Fungsi : Merangsang hepar untuk
mengubah glikogen menjadi glukosa; dan meningkatkan penggunaan
lemak dan asam amino sebagai energi.
• Insulin : disekresikan oleh sel beta. Fungsi : meningkatkan penggunaan
glukosa oleh sel untuk memproduksi energi; merangsang hepar dan otot
untuk mengubah glukosa menjadi glikogen,dll
• Somatostatin : menghambat sekresi insulin dan glukagon
Terjadinya gelisah
5. Gejala hipertiroidisme
Gejala yang khas pada hipertiroidisme ialah iritabilitas, intoleransi terhadap
panas, banyak keringat, palpitasi dan berat badan menurun. Tanda klinis yang
khas adalah kulit hangat dan lembab, tremor halus pada jari yang terentang,
takikardia dengan pulsus seler dan bukan karena hiperkinetik.
Gejala lain
- Gejala konsitusi: kulit pasien cenderung lunak, hangat, dan kemerhan
- Saluran cerna: stimulus usus menyebabkan hipermotilitas, malasorbsi,
dan diare
- Jantung: palpitasi dan takikardi sering terjadi
- Neuromuscular: sering mengalami kecemasan, tremor dan iritabilitas
- Manisfestasi mata: mata melebar dan melotot akibat stimulasi
berlebihan saraf simpatis terhadap otot levator palpebral superoris
-
6. Langkah-langkah diagnosis
a. Anamnesis:
- Keluhan utama
- Keluhan penyerta
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat pengobatan
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat alergi
- Riwayat kebiasaan
b. Pemeriksaan fisik pada kelenjar tiroid
- Inspeksi
- Palpasi
- Auskultasi
c. Pemerikasaan penunjang
- Kadar toral tiroksin dan trydotorium serum
- Kadar tiroksin bebas
- Kadar TSH
- USG
- Skintigrafi tiroid
7. DD dari skenario
a. Diabetes Melitus (DM)
Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa
organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
World Health Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa
DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban
yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu
kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di
mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi
insulin.
b. Tirotoksikosis
Adalah sebuah kondisi di mana kerja dari hormon tiroid berlebihan
yang disebabkan oleh kadar hormon tiorid yang berlebih dalam tubuh.
Istiah lain yang sering didengar adakah hipertiroidisne. Sebenarnya,
hipertiroidisme berbeda dengan tirotksikosis. Hipertiroidisme merupakan
bentuk tirotoksikosis akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan
dalam kelenjar tiroid. Tidak semua tirotoksokosis disebabkan oleh
hipertiroidisme, sebagai contoh pada tiroiditis, yaitu peningkatan hotmon
tiroid dalam tubuh yang disebabkan oleh pelepasan cadangan hormon
tiroid yang berlebihan. Keadaan ini tidak disebut sebagai hipertiroidisme.
Penting untuk membedakan tirotoksikosi akibat hipertiroidisme atau
bukan, karena akan mempengaruhi pengobatannya.
Seseorang dapat dinyatakan menderita tortoksikosis saat kadar hormon
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) di dalam darah menunjukkan
peningkatan. Sementara, kadar thyroid-stimulating hormone (TSH) yang
dilepaskan hipothalamus dan menjadi pengendali kelenjar tiroid
menunjukkan penurunan. Tirotoksikosis lebih banyak dialami kaum
wanita.
Tabel Tabulasi
Gejala Diabetes Melitus Tirotoksikosis
Wanita 35 tahun + +
Berat badan menurun 10 kg + +
Jantung berdebar dan gelisah - +
Dari tabel tersebut dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan diketahui
bahwa wanita tersebut menderita penyakit Tirotoksikosis
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid
strom). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien
hipertioroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam
jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor,
hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
9. Penatalaksanaan
a. Pemberian antitiroid
b. Penyekat beta yang diberikan bersamaan obat-obat antitiroid
c. Pembedahan tiroidektomi
d. Pengobatan dengan yodium radioaktif
BAB II
PEMBAHASAN
TIROTOKSIKOSIS
A. Pengertian
Tirotoksikosis adalah sebuah kondisi di mana kerja dari hormon tiroid berlebihan
yang disebabkan oleh kadar hormon tiroid yang berlebih dalam tubuh. Istilah lain
yang sering didengar adalah hipertiroidisme. Sebenarnya, hipertiroidisme berbeda
dengan tirotoksikosis. Hipertiroidisme merupakan bentuk tirotoksikosis akibat dari
produksi hormon tiroid yang berlebihan dalam kelenjar tiroid. Tidak semua
tirotoksikosis disebabkan oleh hipertiroidisme, sebagai contoh pada tiroiditis, yaitu
peningkatan hormon tiroid dalam tubuh yang disebabkan oleh pelepasan cadangan
hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini tidak disebut sebagai hipertiroidisme.
Penting untuk membedakan tirotoksikosis akibat hipertiroidisme atau bukan, karena
akan mempengaruhi pengobatannya.
B. Gejala Tirotoksikosis
Hormon tiroid memengaruhi setiap jaringan dan organ, sehingga kerja
hormon tiroid yang berlebihan dapat mengakibatkan gejala:
C. Penyebab Tirotoksikosis
D. Diagnosis Tirotoksikosis
Selain pemeriksaan darah, pemindaian pada kelenjar tiroid seperti USG tiroid
dan thyroid scan juga diperlukan guna melihat gambaran yang lebih detail.
E. Pengobatan Tirotoksikosis
Selain itu, upaya mengembalikan hormon tiroid ke kadar yang normal dapat
dilakukan dengan pemberian obat antitiroid. Obat antitiroid dapat menurunkan kadar
hormon tiroid secara bertahap selama 2 hingga 8 minggu. Pemberian dosis obat ini
diturunkan bertahap tiap 4 minggu hingga fungsi tiroid kembali normal. Contoh obat
antitiroid adalah propylthiouracil dan methimazole.
Obat lain untuk mengembalikan kadar hormon tiroid adalah larutan lugol
yang berisi kalium iodide yang biasanya diberikan pada penderita tirotoksikosis yang
parah. Pemberian obat ini dilakukan selama 4 minggu dengan dosis maksimal sebesar
12 gram/hari. Kendati demikian, obat-obatan ini tidak bisa diberikan pada pasien
penyakit Plummer dan toxic adenoma.
F. Operasi
Pasien yang membutukan normalisasi kadar hormon tiroid dalam waktu cepat,
seperti wanita hamil atau berencana hamil.
Pasien dengan kondisi jantung yang tidak stabil, mengalami gangguan mata
parah, atau pasien hipertiroidisme berulang karena obat amiodarone.
Pasien yang tidak bisa menerima terapi radioaktif iodine atau tidak bisa
mengonsumsi obat antitiroid.
Pasca tindakan operasi, fungsi tiroid akan diuji kembali melalui tes darah 3-4
minggu sesudah tindakan operasi. Dokter juga dapat memberikan obat hormon
T4 (levothyroxine) karena sebagian besar pasien akan mengalami hipotiroidisme.
Kejadian hipotiroidisme ini tergantung seberapa banyak jaringan tiroid yang
diangkat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN