Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


“ Viskositas ”

Hari/Jam Praktikum : Senin, 11 November 2019 (10.00 – 13.00)


Asisten Lab : 1. Nadya Galuh Kurniasari
2. Maratul Mahdiyyah
3. Maria Elvina Tresina Butarbutar

SHIFT B 2019
ZAKYA NURSYAHIDA
260110190064

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
I. Tujuan
1.1.Menentukan viskositas cairan dengan metode Ostwald
1.2.Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan
II. Prinsip
2.1. Viskositas
Viskositas adalah kekentalan atau ukuran resistensi atau ketahanan suatu fluida
terhadap laju deformasi. (Welty,2004).
2.2. Aliran Newton dan non newton
Pada aliran newton, viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak
bergantung pada kecepatan geser, sedangkan pada aliran non newton
viskositasnya tidak konstan (Martin, 1993).
2.3. Hukum otswald
Hukum Ostwald berdasarkan pada hukum Poiseuille yang menggunakan viscometer
Ostwald, menyatakan bahwa detik fluida berbanding lurus dengan tekanan dan
berbanding terbalik dengan koefisien kekentalan ( Eka dan Rizkiana, 2015).

III. Data Pengamatan dan Perhitungan


3.1 Data Pengamatan
a) Tabel viskositas
SUHU VISKOSITAS CAIRAN GLISERIN 3% VISKOSITAS H2O

50 OC 2,5 2,2
40 OC 2,7 2,8
30 OC 3 3,5

b) Tabel kerapatan gliserin 3%


No Massa gliserin 3% Volume (ml) Ρ (g/ cm3)
1 17,228 gr 5 ml 1, 1394 g/cm3
2 17,406 gr 5 ml 1, 175 g/cm3
3 17,302 gr 5 ml 1, 1542 g/cm3

c) Tabel kerapatan H2O


No Massa H2O (gr) Volume (ml) ρ (g/ cm3)
1 16, 893 gr 5 ml 1, 0724 g/cm3
2 16, 454 gr 5 ml 0, 9846 g/cm3
3 16, 377 gr 5 ml 0, 9642 g/cm3

d) Tabel kerapatan zat


C Massa V ρ
2% 5,675 gr 5 ml 1,13 g/ml
3% 17,312 gr 5 ml 1,16 g/ml
4% 4,918 gr 5 ml 0,9836 g/ml
5% 24,103 gr 5 ml 0,9649 g/ml
H2O 16,57 gr 5 ml 1,007 g/ml

e) Tabel viskositas
C t η
50 OC 40 OC 30 OC
Gliserin 2% 10 menit 2,2 mPa.s 2,2 mPa.s 2,4 mPa.s
Gliserin 3% 10 menit 2,5 mPa.s 2,7 mPa.s 3,0 mPa.s
Gliserin 4% 10 menit 2,1 mPa.s 2,3 mPa.s 2,5 mPa.s
Gliserin 5% 10 menit 2,2 mPa.s 2,8 mPa.s 3,5 mPa.s
H2O 10 menit 2,2 mPa.s 2,8 mPa.s 3,5 mPa.s
3.2. Perhitungan
3.2.1 Pembuatan gliserin 3%
3
x 400 ml = 12 ml
100

3.2.2 Kerapatan gliserin 3%, diketahui kerapatan piknometer adalah 11,531


gram
𝑚 17,228−11,531
a) ρ = = = 1, 1394 g/ cm3
𝑣 5
𝑚 17,406−11,531
b) ρ = = = 1, 175 g/ cm3
𝑣 5
𝑚 17,302−11,531
c) ρ = = = 1, 1542 g/ cm3
𝑣 5

3.2.3 Kerapatan H2O


𝑚 16,893−11,531
a) ρ = 𝑣
= 5
= 1, 0724 g/ cm3
𝑚 16,454−11,531
b) ρ = 𝑣
= 5
= 0, 9846 g/ cm3
𝑚 16,377 −11,531
c) ρ = = = 0, 9692 g/ cm3
𝑣 5
3.3. Grafik

Chart Title
4

3,5

2,5

1,5

0,5

0
30 oC 40 oC 50 oC

gliserin 2% gliserin 3% gliserin 4% gliserin 5% H2O

IV. Pembahasan
Viskositas adalah suatu fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap
tegangan geser oleh fluise tersebut. Fluida yang kental ( viskoks) akan mengalir lebih
lama dalam suatu pipa daripada fluida yang kurang kental (prijono, 1985).
Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan
per satuan luas terhadap gradien kecepatan fluida (Warsito, 2011). Beberapa factor
yang dapat memengaruhi viskositas adalah temperature, tekanan, kehadiran zat lain,
ukuran dan berat molekul, serta kekuatan antar molekul ( Mochtar, 1990).
Temperatur dapat memengaruhi nilai viskositas. Viskositas akan turun dengan
naiknya suhu, sedangkan viskositas akan naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat
cair menyebabkan molekul- molekulnya memeproleh energi. Molekul- molekul cairan
bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah ( Mochtar, 1990).
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar tekanannya,
cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya. Viskositas
akan bernilai tetap pada tekanan 0-100 atm. (Kartika, 1990)
Viskositas aliran homogen (Vh) mempengaruhi factor gesekan antara fluida dengan
dinding pipa yang berakibat mempengaruhi nilai beda tekanan
( Muhajir, 2013 ).
Viskometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur
kekentalan atau viskositas dari suatu fluida. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir
dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan- bahan yang
sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas,
nerton menyatakan hubungan antara gaya- gaya mekanika dari suatu aliran viskos
sebagai geseran dalam ( viskositas) fluida adalah kontsan sehubungan dengan
gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan gese( g) nya konstan.
Parameter inilah yang disebut dengan viskositas (Kanginan, 2006).

Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan untuk menentukan viskositas tidak
menggunakan metode Ostwald sesuai modul disebabkan alat yang tidak tersedia.
Sehingga alat yang digunakan diganti dengan alat viskotester. Alat- alat yang
dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah Erlenmeyer, panci, kompor gas,
piknometer, thermometer, timbangan analitik, dan viskotester. Selanjutnya, pada
praktikum kali ini hanya membutuhkan bahan yaitu aquadest dan gliserin. Gliserin
yang dipakai adalah gliserin 3%.
Sebelum menentukan viskositas cairan, hal yang pertama kali dilakukan adalah
menghitung kerapatan dari gliserin 3% dan H2O menggunakan piknometer. Pertama-
tama piknometer perlu dikalibrasi terlebih dahulu, piknometer diukur massa nya
menggunakan neraca analitik. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali, setelah
mengukur massa piknometer, perlu diperhatikan saat memegang piknometer praktikan
perlu menggunakan sarung tangan untuk mencegah lemak dan keringat yang terdapat
di tangan kita menempel pada dinding piknometer karena dapat membuat massa pada
timbangan tidak akurat. Setelah massa piknometer, gliserin, dan air ditimbang,
didapatkan massa jenis dari gliserin dan air secara berturut- turut adalah 1,175 g/cm3
dan 1,0724 g/cm3. Massa jenis gliserin 3% lebih tinggi dibandingkan massa jenis air
karena gliserin memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan air.
Selanjutnya untuk mencari nilai viskositas menggunakan alat visko tester tergolong
lebih mudah karenaa nilai nya langsung terlihat pada alat tersebut. Hal yang pertama
kali dilakukan adalah mencari nilai viskositas air dengan suhu yang bervarian. H2O
sebanyak 400 ml dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 30 oC, selanjutnya air yang
sudah dipanaskan ditaruh ke dalam viskotester. Kemudian nyalakan alat viskotester
dan akan muncul nilai viskositasnya. Nilai yang dipakai adalah nilai yang ditunjukkan
oleh rotor nomor 4, kemudian lakukan prosedur yang sama pada suhu yang lainnya.
Untuk mencari nilai viskositas dari gliserin 3%, hal yang harus dilakukan yaitu
membuat larutan gliserinnya terlebih dahulu. Larutan yang akan dibuat membutuhkan
12 ml gliserin dalam 400 ml aquadest. Selanjutnya larutan dimasukkan ke dalam alat
viskotester dengan suhu yang bervarian dan dilakukan prosedur yang sama.
Berdasarkan hasil percobaan yang sudah dilakukan, viskositas cairan yang diukur
pada suhu 30 oC, 40 oC, dan 50 oC menghasilkan nilai viskositas yang berbeda- beda.
Semakin tinggi suhu, nilai viskositasnya semakin kecil. Hal ini terjadi karena suhu
yang meningkat membuat molekul- molekul bergerak lebih cepat yang menyebabkan
gaya kohesi antar partikelnya mengalami penurunan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa suhu berbanding terbalik dengan nilai viskositas cairan.
Diperoleh hasil akhir untuk viskositas gliserin 3% adalah suhu 30 oC 3 pose, dengan
suhu 40 oC sebesar 2,7 poise, dan dengan suhu 50 oC sebesar 2,5 poise. Lalu viskositas
H2O pada suhu 30 oC adalah 3,5 poise, dengan suhu 40 oC sebesar 2,8 poise, dan pada
suhu 50 oC sebesar 2,2 poise.

V. Simpulan
5.1. Telah diketahui pengaruh suhu terhadap viskositas cairan, yaitu suhu berbanding
terbalik dengan nilai viskositas. Semakin tinggi suhu, nilai viskositas semakin
kecil. Semakin turun suhu, nilai viskositas semakin tinggi.
5.2. Telah dapat diketahui viskositas larutan gliserin 3% dan air yaitu pada suhu 30 oC,
40 oC, dan 50 oC viskositas gliserin adalah 3; 2,7; 2,5. Sedangkan viskositas air
adalah 3,5; 2,8; 2,2.
DAFTAR PUSTAKA

Eka dan Rizkiana, A. P. 2015. Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam Dengan Metode Aliran
Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Dovson. Jurnal Fisika Indonesia. Vol.
19(17)
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta
Kartika.1990.Viskositas. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Martin, A. 1993. Farmasi Fisik Edisi 3. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Mochtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta: UGM- Press
Muhajir, Khairul. Pengaruh Viskositas terhadap Aliran Fluida Gas-Cair melalui Pipa Vertikal dengan
Perangkat Lunak Ansys Fluent 13.0. Jurnal Kompetensi Teknik. vol 3(1) : 38
Prijono, Arko. (1985). Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga.

Warsito. (2011). Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode Bola Jatuh Berbasis Sensor
Optocoupler dan Sistem Akuisisinya pada Komputer. Jurnal Natur Indonesia, 14(3), 230 – 235.
Welty, James R. 2004. Dasar-dasar Fenomena Transport. Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai