Anda di halaman 1dari 44

Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA


PADA An. N DI RUANG MAWAR RSUD KRATON KABUPATEN
PEKALONGAN

Nama mahasiswa : Dzikri Ayu Istikomah

Tempat pengelolaan : Ruang Mawar RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

Tanggal pengelolaan : 04 Desember – 06 Desember 2019

I. PENGKAJIAN
A. Identitas pasien
Nama pasien : An. N
Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 07 Maret 2014
Usia : 5 Tahun 8 Bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Wiradesa, Pekalongan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
No. Rekam Medis : 490635
Tanggal masuk : 03 Desember 2019 Pukul 08.25WIB
Diagnosa medis : Bronchopneumonia
Ruang/kelas : Ruang Mawar RSUD Kraton/kelas III
Tanggal pengkajian : 04 Desember 2019 Pukul 14.00 WIB
Nama Ayah : Tn. A
Nama Ibu : Ny. K
Umur Ayah : 30 Tahun
Umur Ibu : 28 Tahun
Pendidikan Ayah : SMP
Pendidikan Ibu : SMA
Pekerjaan Ayah : Penjahit
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Wiradesa, Pekalongan

B. Status Fungsi Kesehatan


1. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Keluhan utama yang ditemukan saat pengkajian pada hari
Rabu, 04 Desember 2019 pukul 14.00 WIB yaitu pasien
mengatakan lemas lesu tidak mampu untuk beraktivitas karena
masih sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
diantar oleh keluarganya pada hari Selasa, 03 Desember 2019 pukul
08.25 WIB dengan keluhan sesak nafas, lemas, batuk berdahak,
panas naik turun, mual dan muntah.
Menurut keterangan ibu pasien, pasien mengalami sesak
nafas dan demam naik turun sejak tanggal 26 november 2019, batuk
berdahak sejak tanggal 19 November 2019 lemas lesu dan susah
tidur. satu minggu sebelum pasien dirawat dirumah sakit keluarga
An. N memeriksakan pasien ke bidan dan diberi terapi obat, tetapi
kondisi An. N tidak mengalami perubahan setelah minum obat
tersebut, akhirnya ibu pasien membawa An. N ke IGD RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan pada tanggal 03 Desember 2019 pukul 08.25
WIB dengan keluhan sesak nafas, lemas, batuk berdahak dan
demam. Di IGD RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan pasien
mendapatkan terapi O2 2 liter permenit, infus RL 15 tetes permenit,
injeksi Cefotaxim 250 mg IV, kemudian dokter memutuskan pasien
untuk menjalani rawat inap di ruang Mawar RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah
mengalami penyakit seperti sekarang ini. Menurut keterangan ibu
pasien An. N dari dulu hanya menderita batuk, pilek dan panas biasa.
4. Riwayat kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
sedang mengalami sakit seperti yang dialami An. N. tidak ada
riwayat penyakit menurun seperti hipertensi atau diabetes mellitus,
tidak ada riwayat penyakit menular seperti TBC didalam anggota
keluarganya, pasien merupaakan anak pertama, pasien tinggal
bersama nenek dan kedua orang tuanya.
5. Genogram

X X

Keterangan :

: Garis

: Garis satu rumah

: Perempuan

: Laki-laki

: Garis keturunan

: Pasien ( An. N)
X : Laki-laki meninggal

X : Perempuan meninggal

6. Riwayat prenatal, intranatal, postnatal


a. Prenatal
Selama kehamilan Ny. K melakukan pemeriksaan ke
bidan kurang lebih empat kali dan Ny. K mendapatkan
imunisasi TT ketika hamil.
b. Intranatal
An. N lahir ditolong oleh bidan, persalinan normal, letak
belakang kepala, bayi lahir langsung menangis, dan umur
kehamilan 39 minggu
c. Postnatal
An. N diasuh oleh kedua orang tua dan neneknya, diberikan
ASI ekslusif sempai usia 6 bulan setelah 6 bulan An. N
diberikan makanan pendamping ASI selam 6 bulan dan sampai
sekarang An. N sudah makan sesuai dengan menu makanan
yang disediakan oleh keluarganya.
Anak ke Usia Jenis Penolong Hidup/
sekarang persalinan mati
1 5 Tahun 8 Normal Bidan Hidup
Bulan
7. Alergi
Menurut keterangan ibu pasien, pasien tidak memiliki
riwayat alergi baik alergi makanan, minuman, atau obat-obatan .
8. Riwayat sosial
An. N diasuh oleh kedua orang tuanya sendiri yaitu oleh
Ny. K dan Tn. A, menurut Ny. K sebelum pasien sakit pasien
merupakan anak yang aktif, senang bermain sendiri maupun bersama
temen sebayanya. Namun saat sakit dan di rawat di rumah sakit
pasien hanya tiduran di tempat tidur karena kondisi yang dialami.
9. Riwayat imunisasi
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mendapatkan
imunisasi secara lengkap mulai dari BCG, Hepatitis B, polio (I, II,
III, IV) dan campak. Namun saat ditanya waktu imunisasinya ibu
pasien mengatakan kurang mengingat waktu pemberian imunisasi
tersebut.

C. Pengkajian Pola Fungsional Gordon


1. Pola Management Kesehatan
Ibu pasien mengatakan dari dulu pasien tidak pernah menderita
penyakit seperti sekarang ini, pasien hanya menderita batuk, pilek dan
panas biasa, ketika penyakit itu menyerang pasien, pasien dibawa ke
bidan terdekat, imunisasi pada pasien sudah lengkap ketika pasien
berusia 9 bulan. Untuk pemeriksaan ke pelayanan kesehatan dilakukan
jika pasien sakit saja.
2. Pola Nutrisi Metabolik
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien makan 3 kali sehari
dengan menu nasi, lauk, sayur dan pasien tidak mempunyai makanan
pantangan. Pasien biasanya menghabiskan 1 porsi makan yang
disediakan ibunya. Pasien minum 5-7 gelas belimbing (1 gelas 200 cc)
minuman yang biasa diminum pasien yaitu susu dan air putih, berat
badan sebelum sakit 17 kg.
Selama sakit dan dirawat di ruang Mawar RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan pasien menghabiskan 1/2 porsi makan yang di
sedian di rumah sakit dengan menu bubur, lauk, sayur dan buah. Berat
badan selama sakit 16 kg
3. Pola Eliminasi
Berdasarakan keterangan ibu pasien, sebelum sakit An. N buang
air kecil 5-6 kali perhari, warna urine kuning jernih, dan bau khas
amoniak. Serta buang air besar 1-2 kali sehari dengan konsistensi
feses lunak.
Selama sakit ibu pasien mengatakan An. N buang air kecil
sekitar 4 kali dalam sehari dan buang air besar 2 kali sehari dengan
konsistensi feses lunak.
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit aktivitas sehari-hari An. N biasanya
menghabiskan waktunya dengan sekolah TK,bermain bersama
keluarga, dan bermain bersama teman sebaya yang ada dirumah. Dan
selama An. N dirawat dirumah sakit An. N hanya terbaring di tempat
tidur dan kadang minta digendong oleh Ny. K atau Tn. A apabila
pasien merasa bosan di kamar perawatan.
Ny. K mengatakan An. N dimandikan sebanyak 1 kali dalam
sehari saat pagi hari dengan menggunakan waslap. Ny. K selalu
mengganti pakaian An. N 2-3 kali dalam sehari.
Ny. K mengatakan pasien lemas ketika beraktivitas untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan mandi, makan,
minum, toileting, serta berpakaian semua aktivitas tersebut masih
dibantu sama orang tua pasien.
5. Pola Istirahat Tidur
Menurut keterangan ibu pasien, sebelum sakit An. N tidur
kurang lebih 11 jam perhari, tidur pasien nyanyak, kualitas tidur
pasien tidak terganggu dan selama sakit pasien tidur kurang lebih 8
jam perhari, tidur pasien tidak nyenyak, sering terbangun pada malam
hari, kualitas tidur pasien terganggu karena sesak nafas yang dialami.
6. Pola Persepsi Kognitif
Tingkat kesadaran pasien composmentis. Pasien tidak memiliki
gangguan dalam respon bicara, objek, suara, dan sentuhan. Pasien
kadang rewel apabila sedang merasakan ketidaknyamanan atas
penyakit yang dialami. Ibu pasien mengatakan sudah mengetahui
penyakit yang diderita An. N.
7. Pola Persepsi Diri
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 04 desember 2019,
An.N tampak gelisah
8. Pola Peran-hubungan
Berdasarkan keterangan Ny. K. An. N tinggal bersama kedua
orang tua dan neneknya. Orang terdekat pasien adalah Ny. K.
hubungan interaksi antara anggota keluarga terjalin dengan baik.
Selama pasien dirawat diruang Mawar RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan pasien selalu ditemani dan tidak pernah ditinggalkan oleh
Ny. K. pasien selalu menangis apabila Ny. K tidak bersamanya.
Hubungan orang tua dengan tetangga dan masyarakat terjalin dengan
baik terbukti pasien banyak yang menjenguk.
9. Pola Seksualitas
Pasien bernama An. N yang berusia 5 tahun 8 bulan dan
berjenis kelamin perempuan. Pasien tidak memiliki penyakit menular
seksual
10. Mekanisme Koping
Selama dirawat di rumah sakit, pasien kadang rewel karena
merasakan ketidaknyamanan atas penyakit yang dialaminya, pasien
tampak berbaring di tempat tidur. Pasien kooperatif saat dilakukan
tindak keperawatan seperti injeksi dan tindakan lain.
11. Pola Keyakinan
Orang tua pasien beragama islam. Orang tua dan keluarga
selalu berdoa agar An. N cepat sembuh, bisa kembali beraktivitas
seperti biasa dan kembali ke tengah-tengah keluarga mereka dalam
keadaan sehat.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 37,1oC
Nadi : 105 kali/menit
Respirasi : 37 kali/menit
3. Tinggi badan : 107 cm
4. Berat badan : 16 kg
5. Pemeriksaan fisik head to toe
a. Kepala
Inspeksi : Mesocephal, rambut hitam dan panjang, bersih,
tidak ada lesi
b. Mata
Inspeksi : Simetris, reaksi pupil trhadap cahaya positif,
konjungtiva tidak anemis dan lingkaran mata
Nampak hitam.
c. Telinga
Inspeksi : Simetris kanan kiri, tidak ada lesi, tidak ada
penumpukan serumen
d. Hidung
Inspeksi : Simetris, terlihat pernafasan cuping hidung,
tidak ada polip, terdapat lendir, terpasang terapi
O2 2 liter permenit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
Inspeksi : bibir lembab, tidak ada stomatitis
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : simetris antara dada kanan dan kiri, pernafasan
cepat dan dangkal disertai adanya tarikan pada
dinding dada
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : terdapat bunyi suara nafas tambahan ronchi
Perkusi : suara paru sonor
2) Jantung
Inspeksi : tidak ada pembesaran pada jantung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : terdengar suara jantung lup-dup
Perkusi : bunyi jatung pekak
h. Abdomen
Inspeksi : tidak menunjukan adanya asites
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bising usus 8 kali/menit
Perkusi : terdengar bunyi tympani
i. Genetalia
Inspeksi : jenis kelamin perempuan
j. Ekstermitas
1) Atas
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
2) Bawah
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan, terpasang infus RL 15 tetes permenit di
kaki kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

E. Pemeriksaan Perkembangan
Penilaian berdasarkan format kuisioner pra skrining (KPSP) untuk
anak usia 5 tahun 8 bulan dengan hasil jawaban “ya” 10 dari 10
pertanyaan artinya bahwa perkembangan An. N sesuai dengan tahapan
perkembangan. dari cara bicara dan bahasa pasien mampu menjawab
semua pertanyaan yang diberikan. Pasien mampu menyebutkan nama
lengkapnya. Dari sosialisasi kemandirian ibu pasien mengatakan sebelum
sakit An. N mampu memakai pakaian sendiri tanpa bantuan. Dari
motorik halus pasien mampu menunjukkan warna yang di ditunjukkan,
pasien mampu menggambarkan sesuatu yang di perintahkan, pasien
mampu menuruskan kalimat yang belum selesai, pasien mampu
menggambarkan dengan contoh yang sama. Dan pada motorik kasar ibu
pasien mengatakan sebelum sakit An. N mampu melompat dengan satu
kaki beberapa kali tanpa berpegangan.
Berdasarkan perkembangan pada An. N didapatkan pada sector
social, motorik halus, motorik kasar, bicara dan bahasa tidak mengalami
gangguan, perkembangan normal sesuai dengan usia. Sehingga dapat
disimpulkan pada An. N tidak mengalami gangguan perkembangan.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Nama : An. N
Alamat : Wiradesa, Pekalongan
No. Lab : 19045473
No RM : 490635
Tanggal Periksa : 03 Desember 2019 Pukul 08:35 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
LED 30 mm/jam 2.0 – 30.0
Darah Rutin
Lekosit 8.63 10^/ul 5.50 – 15.50
Eritrosit 4.17 Juta/mm3 3.90 – 5.30
Hemoglobin 10.6 g/dl L 11.5 – 13.5
Hematokrit 31.7 % L 34.0 – 40.0
MCV 76.0 um3 75.00 – 87.00
MCH 25.40 Pg 24.00 – 30.00
MCHC 33.40 g/dl 31.00 – 37.00
Trombosit 299.000 /mm3 150.000 – 450.000
Diff Count
Neutrofil 59.3 % H 0.0 – 42.0
Limfosit 30.9 % 0.0 – 42.0
Monosit 9.5 % H 0.0 – 5.0
Eosinofil 0.2 % 0.0 – 3.0
Basofil 0.1 % 0.0 – 2.0
SERO IMUNOLOGI
Paket DB
Dangue Ig G Negatif Negatif
Dangue Ig M Negatif Negatif
WIDAL
S.typhi O 1/160 Negatif
S. typhi H 1/80 Negatif
S. typhi AH Negatif Negatif

2. Pemeriksaan Rontgen
No. Rekam Medis : 490635
Nama : An. N
Umur : 5 Tahun 8 bulan
Alamat : Wiradesa, Pekalongan
Jenis pemeriksaan : THORAX AP
Waktu pemeriksaan : 04 Desember 2019 Pukul 10:31 WIB
Dokter pengiriman : dr. Murtazam, Sp.A
Hasil pemeriksaan
TS YTH:
COR CTR < 50 %, Aorta normal, Conus pulmonalis normal
Pulmo vaskuler kasar dan meningkat
Tampak infiltrat di suprahiler kiri kanan, perihiler
Sinus Kostofrenikus kanan kiri lancip
Diafragma normal, trakhea ditengah
Costa/klavikula, scapula tampak normal, soft tissue normal
Kesan
Bronchopneumonia

G. Therapy Obat
1. Infus
Ringer Laktat 15 tetes permenit
2. Oral
Fludon 2 x 1 bungkus
(waktu pemberian pukul 08.00 WIB, 19.00 WIB)
3. Injeksi
Cefotaxim 3 x 600 mg (waktu pemberian Pukul 09.00 WIB,
17.00 WIB, 24.00 WIB)
Clanexi 3 x 245 mg/ (waktu pemberian Pukul 09.00 WIB,
17.00 WIB, 24.00 WIB)
4. Terapi inhalasi (nebulizer)
Dilakukan 2 kali sehari
1/
Ventolin 2 ampul dan Nacl 1 cc

H. Pengelompokan Data
Data Subjektif
1. Ibu pasien mengatakan pasien sesak nafas, batuk berdahak, demam
naik turun, lemas tidak mampu untuk beraktivitas karena sesak nafas
yang dialami, aktivitas pasien harus di bantu oleh keluarganya, tidur
pasien tidak nyenyak karena sesak nafas, gelisah, dan sering
terbangun di malam hari.
Data Objektif
1. Respiration rate 37x/menit dengan adanya tarikan dinding dada
2. Suhu 37,1oC
3. Nadi 105x/menit
4. Pasien tampak lemah
5. Pernafasan cepat dan dangkal disertai adanya tarikan pada dinding
dada
6. Pernafasan cuping hidung
7. Saat di auskultasi terdengar bunyi suara nafas tambahan ronchi pada
paru-paru
8. Pasien tampak sesak dan batuk berdahak
9. Sputum tidak keluar
10. Pemeriksaan rontgen menunjukan kesan bronchopneumonia
11. Lingkaran mata nampak hitam

I. Analisa Data
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Data Subjektif Inflamasi dan Bersihan jalan
- Ibu pasien mengatakan obstruksi jalan nafas tidak
pasien sesak nafas dan batuk nafas efektif
berdahak
Data Objektif
- Pasien tampak lemah
- Adanya tarikan dinding dada
ketika bernafas
- Pernafasan cepat dan dangkal
- Menggunakan pernafasan
cuping hidung
- Respiratory rate 37
kali/permenit
- Suhu 38oC
- Nadi 105x/permenit
- Saat diauskultasi terdengar
bunyi suara tambahan ronchi
pada paru-paru
- Hasil pemeriksaan rontgen
menunjukan kesan
bronchopneumonia
Data Subjektif Ketidakseimbangan Intoleransi
- Pasien mengatakan sesak antara suplai dan Aktivitas
nafas,lesu, dan lemas tidak kebutuhan oksigen
mampu beraktivitas
Data Objektif
- Pasien terlihat sesak nafas
- Pasien tampak lemah
- Pasien hanya berbaring di
tempat tidur saja
- Respiratory rate 37
kali/menit
Data Subjektif Sesak nafas Gangguan pola
- Ibu pasien mengatakan tidur
anaknya mengalami kesulitan
tidur karena sesak nafas yang
dialami.
- Ibu pasien mengatakan
anaknya sering terbangun
dimalam hari.
Data Objektif
- Pasien tampak gelisah
- Lingkaran mata nampak
hitam
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah dilakukan analisa data langkah selanjutnya adalah
menentukan diagnosa keperawatan. Diagnose keperawatan yang muncul pada
An. N diantaranya :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan
obstruksi jalan nafas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN


Hari/tanggal No. Tujuan dan kriteria Intervensi Paraf
Dx hasil
Rabu, 04 1 setelah dilakukan 1. Observasi tanda- Dzikri
Desember tindakan tanda vital
2019 pukul keperawatan selama 2. Monitor keadaan
15.25 WIB 3 x 24 jam umum pasien
diharapakan jalan 3. Kaji fungsi
nafas kembali efektif pernafasan, bunyi
dengan kriteria hasil nafas, dan suara
- Respiratory rate nafas
20-30 kali/menit 4. Lakukan fisio
- Bunyi nafas terapi dada
normal (vasikuler) 5. Beri posisi semi
- Sekret dapat fowler
keluar pada saat 6. Kolaborasi
batuk pemberian terapi
- Pasien tidak sesak oksigen (nebulizer)
nafas dan pada 7. Anjurkan kepada
saat di auskultasi orang tua untuk
tidak terdengar memberi minum
bunyi suara nafas air hangat
tambahan 8. Catat adanya bunyi
nafas tambahan
9. Kolaborasi dalam
pemberian
2 Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat toleransi Dzikri
tindakan anak terhadap
keperawatan selama aktivitas, catat
3 x 24 jam adanya dyspnea,
diharapkan pasien peningkatan
menunjukkan kelemahan dan
peningkatan toleransi perubahan tanda
terhadap aktivitas vital selama dan
dengan kriteria hasil: setelah beraktivitas,
- Pasien dapat catat frekuensi nadi
melakukan dan nafas sebelum
aktivitas sesuai dan sesudah
kondisi kesehatan beraktivitas
pasien tanpa 2. Bantu tingkatkan
menimbulkan aktivitas secara
sesak nafas bertahap untuk
- Berpartisipasi meningkatkan
dalam aktivitas toleransi
fisik tanpa disertai 3. Jelaskan perlunya
peningkatan nadi keseimbangan antara
dan respiratory aktivitas dan
rate. nadi dan RR istirahat
dalam batas 4. Rencanakan jadwal
normal yaitu: aktivitas sehari-hari
Nadi : 70 – 100 yang dapat
kali/menit, RR : dilakukan pasien
20 – 30 dengan melibatkan
kali/menit. keluarga
- Pernafasan 5. Ajarkan penggunaan
normal, tidak teknik nafas
terdapat bunyi terkontrol selama
suara nafas aktivitas
tambahan ronchi 6. Bantu pasien
- Mampu memilih posisi
melakukan nyaman untuk
aktivitas sehari- istirahat dan atau
hari secara tidur (semi fowler)
mandiri. 7. Pertahankan terapi
oksigen selama
aktivitas
3 Setelah dilakukan 1. Observasi keadaan Dzikri
tindakan keperawtan umum dan tanda-
selama 3 x 24 jam tanda vital
diharapkan 2. Kaji pola tidur
kebutuhan tidur anak pasien sebelum dan
terpenuhi dengan sesudah sakit
kriteria hasil : 3. Mengiidentifikasi
- Pola tidur pasien gangguan tidur
mengalami 4. Monitor atau catat
peningkatan kebutuhan tidur
- Orang tua pasien setiap hari
melaporkan 5. Jelaskan
pasien (anak) pentingnya tidur
dapat beristirahat yang adekuat pada
atau tidur dengan anak dan orang tua
baik 6. Berikan motivasi
- Jumlah jam tidur kepada orang tua
dalam batas dalam pemenuhan
normal yaitu 11 kebutuhan istirahat
jam/hari tidur pasien
7. Ciptakan
lingkungan yang
nyaman.

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


No Hari/ No. jam Tindakan Respon pasien Paraf
tanggal Dx keperawatan
1 Rabu, 04 1,2,3 15.30 Memonitor S: Dzikri
desember WIB keadaan umum pasien
2019 mengatakan
batuk berdahak
dan sesak
nafas
O:
Pasien tampak
lemas
1,2 15.40 Mengatur posisi S : Dzikri
WIB pasien semi Pasien
fowler mengatakan
bersedia
O:
Posisi pasien
setengah duduk,
pasien tampak
sesak nafas, RR
: 37 x/menit
2 15.50 Mengkaji S: Dzikri
WIB tingkat toleransi Pasien
anak dengan mengatakan
melatih ke mau untuk
miring kanan dilatih miring ke
dan miring ke kanan dan ke
kiri, mencatat kiri, pasien
adanya dyspnea mengatakan
selama atau tidak kuat untuk
setelah duduk dan
beraktivitas, berdiri karena
catat frekuensi masih lemas dan
nadi dan nafas sesak nafas
sebelum dan O :
sesudah Pasien terlihat
beraktivitas miring ke kanan
dan miring ke
kiri, nadi
sebelum miring
kanan kiri
105x/menit,
setelah miring
kanan kiri nadi
menjadi
107x/menit
3 16.00 Mengkaji pola S : Dzikri
WIB tidur pasien Ibu pasien
sebelum sakit mengatakan
dan selama sakit sebelum sakit
pasien tidur
kurang lebih 11
jam perhari,
tidur pasien
nyenyak dan
selama sakit
tidur pasien
tidak nyenyak,
gelisah dan
sering terbangun
pada malam
hari.
O:
Lingkar mata
pasien tampak
hitam
3 16.10 Mengidentifikas S: Dzikri
WIB i gangguan tidur Ibu pasien
pada pasien mengatakan
tidur pasien
tidak nyenyak
karena sesak
nafas
O:
Pasien tampak
lemah di tempat
tidur
2 16.15 Menjelaskan S: Dzikri
WIB perlunya Ibu pasien
keseimbangan mengatakan
antara aktivitas mengerti tentang
dan istirahat pentingnya
aktivitas dan
istirahat dalam
proses
pengobatan
O:
Ibu pasien dan
pasien
mengangguk
paham
1,2 16.30 Memberikan S: Dzikri
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer) mengatakan
1
ventolin /2 sesak nafas
ampul dan Nacl pasien
1 ml berkurang
setelah
dilakukan nebul
O:
Pasien tampak
rileks dan
kooperatif saat
dilakukan
tindakan
nebuizer, pasien
tampak
menghirup asap
nebulizer
1,2,3 16.50 Mengobservasi S:- Dzikri
WIB tanda-tanda vital O:
Pasien tampak
lemas nadi 105
x/menit, RR 35
x/menit, suhu
37,1oC, nafas
cepat dan
dangkal, adanya
tarikan dinding
dada, terdapat
pernafasan
cuping hidung,
terdapat bunyi
suara tambahan
ronchi.
1,2 17.00 Memberikan S:- Dzikri
WIB obat sesuai O:
terapi injeksi IV Obat masuk
cefotaxim 600 secara IV dan
mg, injeksi IV tidak terlihat
clanexi 425 mg adanya tanda-
dan memberikan tanda alergi
terapi peroral terhadap obat
fludon dalam
bentuk puyer 1
bungkus
1 19.00 Menganjurkan S: Dzikri
WIB kepada orang Ibu pasien mau
tua untuk mengikuti
memberikan anjuran
minum hangat O:
Pasien tampak
diberikan
minum hangat
1,2,3 21.00 Mengobservasi S: Perawat
WIB cairan infus, Ibu pasien
mengganti mengatakan
cairan infus cairan infus
yang habis An.N hampir
habis
O:
Pasien tampak
sedang tidur,
cairan infus
pasien tampak
masih sedikit
dan hampir
habis, perawat
mengganti
dengan cairan
infus yang baru,
terpasang infus
RL 15 tetes
permenit.
1,2 24.00 Memberikan S:- Perawat
WIB obat sesuai O :
terapi injeksi IV Pasien tampak
cefotaxim 600 sedang tidur,
mg, injeksi IV obat masuk
clanexi 425 mg secara IV, tidak
tampak adanya
tanda-tanda
alergi
2 Kamis, 05 1,2,3 05.30 Mengobservasi S:- Perawat
Desember WIB tanda-tanda vital O :
2019 RR 37x/menit,
nadi 110x/menit,
suhu 36,9oC,
nafas cepat dan
dangkal dengan
adanya tarikan
dinding dada,
terdapat bunyi
suara nafas
tambahan
ronchi, adanya
pernafasan
cuping hidung
1,2 06.00 Memberikan S: Perawat
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer): mengatakan
1/
ventolin 2 sesak nafas
ampul dan Nacl pasien
1 cc berkurang
setelah
dilakukan
tindakan nebul
O:
Pasien tampak
rileks dan
kooperatif saat
dilakukan
tindakan
nebulizer, pasien
tampak
menghirup asap
nebulizer
1 08.00 memberikan S: Perawat
WIB terapi peroral Ibu pasien
fludon dalam mengatakan
bentuk puyer 1 pasien mau
bungkus untuk minum
obat.
O:
Pasien tampak
minum obat
tanpa di
muntahkan
1,2 09.00 Memberikan S:- Perawat
WIB obat sesuai O :
terapi injeksi IV Pasien tampak
cefotaxim 600 sedang tidur,
mg, injeksi IV obat masuk
clanexi 425 mg. secara IV, tidak
tampak adanya
tanda-tanda
alergi
2 14.00 Mengkaji S: Dzikri
WIB tingkat toleransi Ibu pasien
pasien yaitu mengatakan
melatih pasien An.N sudah bisa
turun dari duduk di tempat
tempat tidur dan tidur dan sesak
berjalan ke toilet nafas sudah
berkurang
Pasien
mengatakan
bersedia, pasien
mengatakan
kondisinya
sudah lebih baik
O:
Pasien tampak
sudah bisa
duduk di tempat
tidur, pasien
tampak turun
dari tempat tidur
dan berlatih
untuk berjalan
ke toilet,
frekuensi nadi
sebelum
berjalan
98x/menit RR
33x/menit,
setelah berjalan
nadi 100x/menit
RR 33x/menit
2 15.00 Membuat S: Dzikri
WIB rencana jadwal Pasien dan
aktivitas sehari- keluarga pasien
hari yang dapat kooperatif dan
dilakukan pasien mengatakan
dengan bersedia
melibatkan O:
keluarga seperti Pasien terlihat
duduk, turun duduk ditempat
dari tempat tidur
tidur, makan
minum secara
mandiri, BAK
dan BAB ke
toilet dan
berjalan keluar
dari ruangan
3 15.15 Memonitor atau S : Dzikri
WIB mencatat Ibu pasien
kebutuhan tidur mengatakan
pasien setiap pasien tidur 10
hari jam perhari,
tidur pasien
lebih nyenyak,
pasien tidur
siang sekitar 2
jam.
O:
Pasien tampak
tidur dengan
nyenyak di
tempat tidur

3 15.35 Menjelaskan S: Dzikri


WIB pentingnya tidur Ibu pasien
yang adekuat mengatakan
pada anak mengerti tentang
pentingnya tidur
pada anak
O:
Ibu pasien dan
pasien
mengangguk
paham
1,2 16.30 Memberikan S: Dzikri
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer) mengatakan
1
ventolin /2 sesak nafas
ampul dan Nacl pasien
1 ml berkurang
setelah
dilakukan nebul
O:
Pasien tampak
rileks dan
kooperatif saat
dilakukan
tindakan
nebuizer, pasien
tampak
menghirup asap
nebulizer
1,2 17.00 Memberikan S:- Dzikri
WIB obat sesuai O:
terapi injeksi IV Obat masuk
cefotaxim 600 secara IV dan
mg, injeksi IV tidak terlihat
clanexi 425 mg adanya tanda-
dan memberikan tanda alergi
terapi peroral terhadap obat
fludon dalam
bentuk puyer 1
bungkus
1,2,3 17.15 Mengobservasi S:- Dzikri
WIB tanda-tanda vital O:
Suhu 36oC, RR
32x/menit . nadi
94x/menit, nafas
sedang tarikan
dinding dada
sedikit
berkurang,
cuping hidung
berukarang,
masih terdapat
suara tambahan
ronchi
2 19.00 Mengajarkan S: Dzikri
WIB teknik nafas Pasien
terkontrol mengatakan
selama aktivitas bersedia
O:
Pasien
kooperatif dan
mampu
menunjukan
teknik nafas
terkontrol yang
dianjurkan
perawat
2 19.30 Mempertahanka S: Dzikri
WIB n terapi oksigen Pasien
kooperatif
O:
Pasien tampak
tenang, oksigen
masuk 2
liter/menit
2 21.00 Membantu S: Dzikri
WIB memilih posisi Psien
nyaman untuk mengatakan
pasien nyaman
beristirahat O:
dengan Pasien terlihat
memberikan tenang dengan
posisi semi posisi semi
fowler fowler
3 21.15 Menciptakan S: Dzikri
WIB lingkungan yang Ibu pasien
nyaman untuk mengatakan
pasien anaknya nyaman
beristirahat ketika
lingkungan
sekitar pasien
tidak berisik
O:
Pasien tampak
tidur di tempat
tidur
3 22.00 Mengobservasi S: Perawat
WIB cairan infus Ibu pasien
mengatakan
cairan infus
An.N hampir
habis
O:
Pasien tampak
sedang tidur,
cairan infus
pasien tampak
masih sedikit
dan hampir
habis, perawat
mengganti
dengan cairan
infus yang baru,
terpasang infus
RL 15 tetes
permenit.
1,2 24.00 Memberikan S:- Perawat
WIB obat sesuai O :
terapi injeksi IV Obat masuk
cefotaxim 600 secara IV dan
mg, injeksi IV tidak ada tanda-
clanexi 425 mg tanda alergi
3 Jumat, 06 1,2,3 05.30 Mengobservasi S:- Perawat
Desember WIB tanda-tanda vital O :
2019 Nadi
100x/menit, RR
30x/menit, suhu
36,8oC, tidak
terdapat tarikan
dinding dada,
tidak terdapat
pernafasan
cuping hidung,
masih terdengar
bunyi suara
tambahan ronchi
1,2 06.00 Memberikan S: Perawat
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer): mengatan sesak
1/
ventolin 2 nafas pasien
ampul dan Nacl berkurang.
1 cc O:
Pasien terlihat
menghirup asap
nebulizer, pasien
tampak rileks
dan kooperatif
saat di lakukan
tindakan
1 08.00 memberikan S: Perawat
WIB terapi peroral Ibu pasien
fludon dalam mengatakan
bentuk puyer 1 pasien mau
bungkus untuk minum
obat.
O:
Pasien tampak
minum obat
tanpa di
muntahkan
1,2 09.00 Memberikan S:- Perawat
WIB obat sesuai O :
terapi injeksi IV Obat masuk
cefotaxim 600 secara IV, tidak
mg, injeksi IV terlihat adanya
clanexi 425 mg tanda-tanda
alergi terhadap
obat.
2 10.00 Memonitor S: Perawat
WIB keadaan umum Ibu pasien
pasien dan mengatakan
mengkaji kondisi anaknya
kemampuan sudah jauh lebih
pasien sesuai baik sesak nafas
yang telah sudah
direncanakan berkurang, ibu
perawat dan pasien juga
keluarga. mengatakan An.
N sudah bisa
turun dari
tempat tidur,
berjalan ke toilet
untuk BAK dan
BAB denagan di
bantu ibunya,
pasien sudah
bisa berjalan
keluar ruangan
tanpa
mengalami
sesak nafas,
pasien juga
sudah bisa
makan minum
secara mandiri
O:
pasien tampak
lebih segar dan
lebih baik
1,2,3 12.00 Mengukur S:- Perawat
WIB tanda-tanda vital O :
nadi 95x/menit,
suhu 36oC, RR
30x/menit, tidak
terdapat tarikan
dinding dada,
tidak terdapat
pernafasan
cuping hidug,
masih terdengar
bunyi suara
tambahan ronchi
2 13.00 Menganjurkan S: Dzikri
WIB pasien untuk ibu pasien
meningkatkan mengatakan
aktivitas secara bersedia
bertahap untuk mengikuti
meningkatkan anjuran perawat
toleransi O:
pasien tampak
tenang
3 14.00 Memberikan S: Dzikri
WIB motivasi kepada Ibu pasien
orang tua dalam mengatakan,
pemenuhan An. N belum
kebutuhan bisa tidur
istirahat tidur dengan nyenyak
pasien dan sudah jarang
terbangun pada
malam hari,
sesak nafas
pasien
berkurang. Dan
ibu pasien
mengatakan
mau untuk
mengikuti
anjuran dari
perawat.
O:
Ibu pasien
mengangguk
paham
1 16.30 Memberikan S: Dzikri
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer) mengatan sesak
1/
ventolin 2 nafas pasien
ampul dan Nacl berkurang.
1 cc O:
Pasien terlihat
menghirup asap
nebulizer, pasien
tampak rileks
dan kooperatif
saat di lakukan
tindakan.
1,2 17.00 Memberikan S:- Dzikri
WIB obat sesuai O :
terapi injeksi IV Obat masuk
cefotaxim 600 secara IV dan
mg, injeksi IV tidak terdapat
clanexi 425 mg adanya tanda-
dan memberikan tanda alergi
terapi peroral terhadap obat.
fludon dalam
bentuk puyer 1
bungkus
1,2 20.30 Membantu S: Dzikri
WIB memilih posisi Pasien
nyaman untuk mengatakan
pasien nyaman
beristirahat O:
Pasien terlihat
tenang
3 21.00 Menciptakan S: Dzikri
WIB lingkungan yang Pasien
nyaman untuk mengatakan
pasien nyaman
beristirahat O:
Pasien terlihat
tenang

V. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi hari pertama
No Hari/tanggal No. Catatan perkembangan Paraf
DX
1 Rabu, 04 1 S : pasien mengatakan masih sesak nafas Dzikri
Desember dan batuk berdahak
2019 pukul O : Pasien tampak sesak dan batuk, Nadi
21.30 WIB 105 x/menit, RR 35 x/menit, suhu
37,1oC, nafas cepat dan dangkal,
adanya tarikan dinding dada, terdapat
pernafasan cuping hidung, terdapat
bunyi suara nafas tambahan ronchi.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Kolaborasi pemberian terapi inhalasi
(nebulizer)
- Ukur tanda-tanda vital
- Lakukan fisio terapi dada
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
bunyi nafas tambaha
2 S : Pasien mengatakan badanya lemas, sesak Dzikri
nafas jika melakukan aktivitas, dan
pasien mengatakan masih lemas untuk
duduk
O : Pasien tampak lemas dan sesak nafas.
Suhu 36oC, RR 35x/menit . nadi
105x/menit.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor frekuensi nadi dan nafas
sebelum dan sesudah beraktivitas.
- Bantu tingkatkan aktivitas secara
bertahap untuk meningkatkan
toleransi
- Kaji tingkat toleransi anak dalam
aktivitas, catat laporan dyspnea,
peningkatan kelemahan dan
perubahan tanda vital sebelum dan
sesudah beraktivitas.
- Ajarkan penggunaan teknik nafas
terkontrol selam aktivitas,
pertahankan terapi oksigen 2
liter/menit
3 S : ibu pasien mengatakan selama sakit Dzikri
pasien tidur kurang lebih 8 jam perhari,
pasien tidak bisa tidur dengan nyenyak,
kualitas tidur pasien terganggu karena
sesak nafas yang dialami.
O : pasien tampak gelisah, lingkaran mata
Nampak hitam, nadi 105x/menit, suhu
36oC, RR 35x/menit.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor atau catat kebutuhan tidur
setiap hari
- Monitor atau catat kebutuhan tidur
setiap hari
- Jelaskan pentingnya tidur yang
adekuat pada anak dan orang tua
- Berikan motivasi kepada orang tua
dalam pemenuhan kebutuhan
istirahat tidur pasien
- Ciptakan lingkungan yang nyaman

Evaluasi hari kedua


No Hari/tanggal No. Catatan perkembangan Paraf
DX
2 Kamis, 05 1 S : Pasien mengatakan sesak nafas Dzikri
berkurang
Desember dan batu berkurang, batuk juga sudah berkurang
2019 pukul O : pasien tampak menghirup asap
21.30 WIB nebulizer, lendir dari hidung sedikit
keluar, Suhu 36oC, RR 32x/menit . nadi
94x/menit.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Ukur tanda-tanda vital
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
bunyi suara nafas tambahan
- Kolaborasi pemberian terapi inhalasi
(nebulizer)
- Lakukan fisio terapi dada
2 S : Ibu pasien mengatakan kondisi An. N Dzikri
sudah lebih baik, pasien sudah bisa
duduk di tempat tidur dan pasien sudah
bisa turun dari tempat tidur dengan di
bantu keluarga
O : Pasien tampak duduk di tempat tidur,
pasien terlihat lebih tenang, TTV : Suhu
36oC, RR 32x/menit dan nadi 94x/menit.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor frekuensi nadi dan nafas
sebelum dan sesudah beraktivitas.
- Kaji tingkat toleransi anak dalam
beraktivitas, catat laporan dispnea,
peningkatan kelemahan dan
perubahan tanda vital selama dan
setelah beraktivitas
- Bantu tingkatkan aktivitas secara
bertahap untuk meningkatkan
toleransi
- Jelaskan perlunya keseimbangan
antara aktivitas dan istirahat
- Rencanakan jadwal aktivitas sehari-
hari yang dapat dilakukan pasien
dengan melibatkan keluarga.

3 S : Ibu pasien mengatakan pasien belum bisa Dzikri


tidur dengan nyenyak, sudah jarang
terbangun pada malam hari, sesak nafas
pasien berkurang
O : lingkaran mata Nampak hiatam, sesak
nafas berkurang, Suhu 36oC, RR
32x/menit dan nadi 94x/menit.
A: Masalah teratasi sebagaian
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor atau catat kebutuhan tidur
setiap hari
- Jelaskan pentingnya tidur yang
adekuat pada anak dan orang tua
- Ciptakan lingkungan yang nyaman

Evaluasi Hari ke tiga


No Hari/tanggal No. Catatan perkembangan Paraf
DX
3 Jumat, 06 1 S : pasien mengatakan sesak nafas Dzikri
Desember berkurang
2019 pukul O : pasien terlihat menghirup asap
21.30 WIB nebulizer. Lendir sedikit keluar, Nadi
92x/menit, suhu 36 oC, RR 30x/menit
tidak terdapat tarikan dinding dada, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung,
masih terdapat suara tambahan ronchi.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Ukur tanda-tanda vital
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
bunyi suara nafas tambahan
- Kolaborasi pemberian terapi inhalasi
(nebulizer)
- Lakukan fisio terapi dada
2 S : ibu pasien mengatakan kondisi An. N Dzikri
saat ini sudah jauh lebih baik, sesak nafas
berkurang, ibu pasien mengatakan An. N
sudah bisa turun dari tempat tidur, makan
minum, dan berjalan ke toilet secara
mandiri akan tetapi untuk BAB dan BAK
pasien masih di bantu.
O : suhu 36oC, nadi 92x/menit, respiratory
rate 30x/menit, tidak terdapat pernafasan
cuping hidung, tidak terdapat tarikan
dinding dada, masih terdengar bunyi
suara tambahan ronchi saat diauskultasi.
A : masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
3 S : Ibu pasien mengatakan, An. N belum Dzikri
bisa tidur dengan nyenyak, pasien
sudah jarang terbangun pada malam
hari, sesak nafas pasien berkurang.
O : pasien tampak tenang, lingkaran mata
Nampak hitam, Nadi 92x/menit, suhu
36oC, RR 30x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor atau catat kebutuhan tidur
setiap hari
- Jelaskan pentingnya tidur yang
adekuat pada anak dan orang tua
- Ciptakan lingkungan yang nyaman.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan sebenarnya masih perlu di
tegakkan beberapa diagnosa keperawatan namun dikarenakan keterbatasan penulis
dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga penulis hanya membahas masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pola tidur dan intoleransi aktivitas.
Adapun beberapa diagnosa yang perlu ditambahakan yaitu

1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kurangnya asupan makanan yang adekuat
Data Subjektif
- Selama sakit dan dirawat di ruang Mawar RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan pasien menghabiskan 1/2 porsi makan yang di sedian di rumah
sakit dengan menu bubur, lauk, sayur dan buah
Data Objektif
- Berat badan sebelum sakit 17 kg dan selama sakit 16 kg
2. hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Data Subjektif
- ibu pasien mengatakan AN. N demam naik turun
Data Objektif
- suhu 37,1oC
3. cemas berhubungan dengan tindakan keperawatan
Data Subjektif
- Selama dirawat dirumah sakit, pasien kadang rewel. Jika pasien sedang
merasakan ketidaknyamanan atas penyakit yang sedangdideritanya, pasien
hanya bisa menangis.
Data Objektif
- Pasien tampak kadang menangis ketika dilakukan tidakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai