Latar Belakang
PENDAHULUAN
Setiap manusia memerlukan rumah sebagai tempat tinggal, tempat berteduh dan tempat
1. DEFINISI berlindung untuk berkumpul bersama keluarga. Rumah sebagai tempat tinggal mempunyai visi yaitu
Pengertian rumah tinggal dapat dibedakan sebagai berikut: membentuk keluarga yang bahagia, aman, tentram, dan sejahtera. Selain itu, rumah sebagai tempat
1. Rumah tinggal mempunyai misi yaitu sebagai tempat istirahat, bercanda, dan berkumpul. Rumah berbentuk
a. Bangunan untuk tempat tinggal (http://kbbi.web.id/rumah) sebuah bangunan yang dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi yang menempatinya. Tujuan
b. Bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah dapat menjadi pembangunan perumahan pun ditekankan pada pentingnya lingkungan yang sehat serta terpenuhinya
tempat tinggal manusia maupun hewan. Namun, tempat tinggal khusus hewan biasa disebut kebutuhan akan sarana kehidupan yang memberi rasa aman, damai, tentram dan sejahtera. Tujuan ini
sangkar, sarang, atau kandang. (http://wikipedia.co.id) menjadi harapan ideal dari setiap individu konsumen perumahan. Kendalanya kapasitas setiap
2. House adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menampung kegiatan hunian bagi penghuni individu sangat terbatas untuk memperoleh rumah yang sesuai dengan keinginan dan harapan.
yang tinggal di dalamnya. (http://home/viewer.php.htm)
3. Home adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menampung kegiatan bagi penghuni yang Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia (primer)
tinggal di dalamnya dimana antara penghuni tersebut saling berinteraksi satu sama lain (ada disamping kebutuhan sandang dan pangan berfungsi untuk melindungi diri dari alam juga berfungsi
proses sosialisasi). (http://home/viewer.php.htm) untuk meningkatkan harkat hidup sebagaimana bangunan pada umumnya. Dikatakan sebagai
“Rumah Tinggal Notaris/ PPAT” dapat dimaknai sebagai rumah tinggal yang didesain khusus kebutuhan dasar (basic human needs) karena merupakan unsur yang harus dipenuhi guna menjamin
untuk memenuhi kebutuhan orang yang berprofesi sebagai notaris maupun PPAT. Secara garis kelangsungan hidup manusia. Dimana kebutuhan dasar ini akan menentukan taraf kesejahteraan
besar, notaris dan PPAT adalah orang yang mengurusi akta otentik mengenai hak tanah dan sekaligus kualitas hidup manusia itu sendiri karena itu suatu hunian pada hakekatnya dapat
kewenangan lainnya. Seorang notaris dan PPAT seringkali memiliki kantor yang bersebelahan atau berpengaruh terhadap kualitas kehidupan orang-orang yang tinggal didalamnya. Rumah tinggal juga
dekat dengan rumah tinggalnya. Selain itu juga banyak faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan dituntut untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan zamannya, antara lain sebagai
fungsi pada rumah tinggal notaris/PPAT. Untuk itu, rumah tinggal notaris/PPAT diharapkan mampu tempat berkumpul anggota keluarga, tempat untuk melakukan bermacam-macam kegiatan meliputi
mewadahi kebutuhan profesi tersebut. kegiatan ekonomi, produksi, pengasuhan dan pendidikan anak, merawat orang tua, kegiatan sosial,
dan sebagainya.
Dalam memenuhi kebutuhannya manusia memerlukan pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya.
2. Fungsi Rumah Tinggal Begitu juga hunian sebagai rumah tinggal harus menjadi pemenuh kebutuhan yang mendukung
pekerjaannya, atau disebut dengan istilah rumah tinggal profesi. Setiap rumah tinggal profesi
Salah satu kebutuhan manusia sebagai makhluk hidup adalah membutuhkan tempat tinggal yang memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan profesi yang dimiliki. Salah satunya profesi notaris dan
dapat diartikan sebagai rumah. Akan tetapi, sebenarnya rumah bukan semata-mata berfungsi sebagai PPAT. Rumah tinggal profesi bagi keluarga notaris dan PPAT akan didesain sesuai dengan tugas
tempat tinggal, tapi juga sebagai tempat menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. notaris.
• Visi rumah tinggal : Dalam sebuah keluarga pasti memiliki tugas bagi setiap individu di dalam rumah tinggal, yaitu
➢ Sebagai tempat perlindungan
➢ Memberi keamanan, kenyamanan, ketentraman, dan kebahagiaan Ayah
➢ Tempat pembinaan keluarga
➢ Wadah bagi berlangsungnya segala aktivitas yang bersifat intern - Mencuci mobil
➢ Memenuhi kebutuhan pokok jasmani dan rohani manusia - Bekerja
➢ Mediasi antara manusia dan dunia - Mengajari anak
- Dsb
Ibu
• Misi rumah tinggal :
➢ Makan dan minum - Memasak
➢ Beristirahat,tidur - Mencuci baju
➢ Bersendau gurau - Membereskan rumah
➢ Menyelesaikan pekerjaan rumah tangga - Dsb
➢ Pengajaran norma social
➢ Beribadah
Anak
- Belajar
- Membereskan rumah
- Bermain
Adapun tugas notaris dan PPAT : iv. Konsep Bentuk
1. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus Bagaimana studi konsep tampilan rumah yang dapat menunjukan bahwa bangunan
(waarmerking). tersebut adalah rumah tinggal notaris, yang indah dan sesuai dengan zaman yang ada.
2. Membuat kopi dari asli surat dibawa tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana v. Konsep Utilitas
ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan.
Bagaimana menentukan bentuk bangunan yang memberikan keefektifan aktivitas yang
3. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya (legalisir). berada pada rumah tinggal dengan mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan
sebagai notaris.
4. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta.
5. TUJUAN
5. Membuat akta yang berhubungan dengan pertanahan.
Merancang sebuah rumah tinggal yang dapat menjadi wadah kegiatan seluruh anggota keluarga
6. Membuat akta risalah lelang. dengan menerapkan konsep rumah tinggal minimalis yang nyaman, aman, dan sehat tanpa adanya
kebisingan dan gangguan dari luar sehingga dapat terbentuk sebuah keluarga yang bahagia dan
7. Membetulkan kesalahan tulis dan/atau kesalahan ketik yang terdapat pada minuta akta yang
tentram di dalamnya.
telah di tanda tangan, dengan membuat berita acara (BA) dan memberikan catatan tentang hal
tersebut padaminuta akta asli yang menyebutkan tanggal dan nomor BA pembetulan, dan salinan
6. SASARAN
tersebut dikirimkan ke para pihak (pasal 51 UUJN).
1)Merumuskan Rumah dengan konsep minimalis yang nyaman, aman, dan sehat sehingga dapat
membuat keluarga bahagia dan tentram.
Jadi rumah tinggal profesi keluarga notaris dan PPAT harus mendukung tugas-tugas sebagai 2)Merumuskan rumah tinggal yang nyaman dengan mengoptimalkan peruangan pada bangunan.
notaris dan menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpul dan beraktivitas dengan keluarga, serta 3)Merumuskan rumah tinggal yang sehat dengan mengoptimalkan utilitas pada bangunan.
sebagai tempat untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. 4) Merumuskan rumah tinggal yang aman dapat dilakukan dengan pemanfaatan tapak dan vegetasi-
vegetasi yang ada di sekitar bangunan.
4. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 5) Merumuskanrumah tinggal yang kokoh dengan menggunakan struktur yang sesuai dengan teori.
a. Permasalahan 6) Merumuskan rumah tinggal dengan mengoptimalkan gubahan bentuk pada bangunan agar terlihat
Bagaimana merumuskan sebuah konsep rumah tinggal yang dapat menjadi wadah kegiatan estetik.
seluruh anggota keluarga dengan rumah tinggal tersebut menerapkan 5 konsep arsitektural
sehingga dapat terbentuk sebuah keluarga yang bahagia dan tentram di dalamnya?
7. Metode Pembahasan
b. Persoalan
Konsep rumah tinggal yang baik dan indah adalah sebuah konsep rumah yang Metode yang dilakukan demi mencapai sasaran adalah dengan melakukan survei pada
mempertimbangkan 5 konsep arsitektural, yaitu studi peruangan, studi tapak, studi struktur, studi narasumber yang berprofesi sebagai Notaris & PPAT untuk memperoleh data fisik dan non-fisik.
bentuk, studi utilitas. Dengan menerapkan 5 konsep arsitektural tersebut akan menciptakan Selanjutnya dilakukan pengolahan data secara sistematis agar dapat digunakan sebagai dasar
sebuah konsep rumah tinggal yang baik dan indah. Untuk pengertiannya sebagai berikut : konsep merancang.
i. Konsep Peruangan
Bagaimana menyeimbangkan ruang – ruang yang dibutuhkan penghuni rumah tinggal
dengan profesi notaris yang nyaman dan aman.
ii. Konsep Tapak
Bagaimana mengatur dan menentukan site / tapak yang dibutuhkan sesuai dengan besaran
ruang berdasarkan konsep dan mendapatkan lingkungan dan suasana yang aman dan
nyaman.
iii. Konsep Struktur
Bagaimana standar struktur rumah tinggal yang dapat memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi penghuninya.
BAB II 3. Sejarah Rumah Tinggal
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah terciptanya rumah tinggal di Indonesia tidak dapat dipisahkan oleh peran nenek moyang
A. Teori Tentang Rumah Tinggal kita. Dimana pada zaman paleolitikum (zaman batu tua) mereka berpindah-pindah untuk mencari makan
dan singgah untuk sementara. Kemudian pada zaman mesolitikum (zaman batu peralihan) manusia mulai
1. Definisi (umum) hidup di gua namun tidak menetap karena bergantung pada ketersediaan sumber daya alam, lalu pada
Rumah tinggal adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan zaman neolitikum (zaman batu muda) manusia sudah mengenal bercocok tanam dan beternak secara
sarana pembinaan keluarga [3]. Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan sederhana sehingga tidak lagi hidup berpindah dan sudah merancang rumah tinggal sederhana.
(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, Konsep rumah dan perkembangannya pun berbeda-beda pada setiap kebudayaan. Memasuki
dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat zaman pertengan hingga pencerahan, manusia mulai memahami “pekerjaan” sehingga rumah terbagi atas
perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dua bagian (bagian bawah untuk kerja dan bagian atas untuk hunian). Memasuki zaman Pencerahan alias
dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah Renaissance, peradaban manusia mendekati pola kehidupan yang kita kenal sekarang. Masyarakat mulai
harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup membedakan antara tempat kerja dan rumah. Selanjutnya pada masa industrialisasi, sudah banyak
bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, penemuan mesin yang diciptakan oleh manusia sehingga kebutuhan rumah pun semakin mewah dan
kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick, 2006 : 1). adanya prinsip urban (masyarakat yang tinggal dekat pabrik & tengah kota memiliki rumah yang mewah
sedang yang miskin hidup di pinggiran kota). Dan pada zaman modern, manusia sudah memiliki hunian
2. Fungsi yang kompleks dan berdempet.
Secara umum, fungsi rumah tinggal dapat dijabarkan ke dalam beberapa aspek, yaitu:
1. Pengguna. Jml: trgt dari yg terdiri dari org tua, anak, anggt lain (asst) 4. Perkembangan Ruang dan Bentuk Rumah Tinggal
2. Kegiatan: aktifitas sehari-hari
3. Ragam ruang a. Bentuk rumah pada masa pra-sejarah
4. Zonasi
Masa prasejarah ini memiliki beberapa tahapan yaitu masa paleolitik dimana manusia pada masa itu
5. Organisasi Ruang
belum memiliki tempat tinggal yang tetap, masa mesolitik dimana manusia sudah mulai tinggal menetap
6. Besaran Ruang disekitar tepi sungai atau pantai untuk mendapatkan sumber makanan dan air, dan masa neolitik dimana
7. Sirkulasi manusia sudah tinggal menetap dan sudah memiliki rumah yang terbuat dari tanah liat atau kayu
8. Pencahayaan (McKay,Hill dan Buckler, 1987).
9. Penghawaan View
Pada masa mesolitik ditemukan berupa gua-gua tempat tinggal, lengkap dengan lukisan-lukisan pada
dinding-dinding gua yang menandakan bahwa pada masa ini manusia sudah mengenal seni. Pada masa
Turner (dalam Jenie, 2001 : 45), mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung dalam
neolitik barulah ditemukan bentuk rumah yang sudah memenuhi kriteria seperti rumah pada masa
sebuah rumah tempat bermukim, yaitu :
sekarang tetapi dengan bentuk yang sangat sederhana dan masih menggunakan bahan berupa kayu
1) Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity)
sebagai dinding dan daun-daunan sebagai atap nya.
yang diwujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan oleh rumah.
Kebutuhan akan tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh
guna melindungi diri dari iklim setempat. Gambar. Rumah purba yang diperkirakan dibangun sekitar
2) Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity) keluarga untuk berkembang dalam 10.252 tahun yang lalu telah ditemukan di pinggiran Edinburgh,
kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan berupa Skotlandia. (Sumber: http://www.bbc.co.uk)
akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja
guna mendapatkan sumber penghasilan.
3) Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya keadaan keluarga di
masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang
ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).
b. Bentuk rumah pada masa klasik Arsitektur :
Ilmu yang mempelajari tentang bangunan (perencanaan; perancangan dan pelaksanaan
Pada masa sejarah inilah mulai didirikan bangunan-bangunan besar. Bangunan pada masa
pembangunan)
Yunani kuno merupakan pondasi dari berbagai bentuk perubahan bentuk bangunan dimasa kini. Dalam
bangunan Romawi, digunakan teknologi yang belum ditemukan pada masa Yunani Kuno. Teknologi ini
pun tetap digunakan sampai sekarang, yaitu teknik cor beton. Bangunan-bangunan yang didirikan bangsa Arsitektural :
Romawi tidak hanya untuk keagamaan tetapi juga keduniawian. Merupakan sifat-sifat/ keterangan yang berkaitan dengan tinggi rendahnya nilai arsitektur.
Teori Vitruvius
A. Utilitas
Gambar. Bentuk rumah Pada masa Klasik (Sumber:
architecture .about.com) Aspek utilitas berusaha menjelaskan bagaimana sebuah desain arsitektur dapat mewadahi
kebutuhan & aktivitas penggunanya (user) yang diwujudkan dalam program ruang suatu perencanaan
dan perancangan desain yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan keinginan penggunanya (user).
Aplikasi aspek utilitas tercipta dari wujud susunan dan komposisi denah yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan aktivitas penghuni melalui program ruang (diagram fungsi-fungsi).
c. Bentuk rumah pada masa modern
Bentuk rumah di era modern tidak terjadi dengan seketika, tetapi perubahan bentuk rumah ini terjadi
setahap demi setahap dimana penghapusan nilai-nilai kuno dari ornamen-ornamen rumah dan digantikan
dengan dekorasi geometri. Rumah modern memiliki pandangan bahwa bentuk dari rumah modern itu
tergantung dari olah pikir dan bukan olah rasa serta permainan ruang dan bukan bentuk.
B. Firmitas
Aspek firmitas menjelaskan bagaimana sebuah desain arsitektur dapat terwujud dengan
memanfaatkan teknologi yang ada. Tidak sekedar dibangun atau diwujudkan, sebuah desain arsitektur
kokoh untuk melindungi user dari kemungkinan ancaman.
Aplikasi aspek firmitas bisa diaplikasikan melalui daya dukung struktu dan teknologi suatu
bangunan. Misal struktur bangunan apartemen menggunakan system struktur rangka dengan material
B. Teori Arsitektur beton.
Arsitektur merupakan obyek bahasan/ bidang olahan yang menyangkut manusia dan
lingkungannya. Arsitektur juga tidak dapat lepas dari perkembangan & peradaban manusia (tidak
dapat lepas dari aspek sosial, ekonomi dan budaya). Tujuan arsitektur ialah untuk memenuhi
kebutuhan serta kenyamanan manusia.
Arsitek :
Merupakan pelaku utama yang melaksanakan perencanaan, perancangan & perwujudan/
membangun
C. Venustas 2. Standar Ruang Kantor
Aspek Venustas menjelaskan mengenai keindahan / estetika sebuah hasil karya arsitektur. Tidak Penelitian di Amerika (Conneticul Life Insure ) mengindikasikan kebutuhan area luas lantai dan
sekedar dapat digunakan, hasil arsitektur juga harus mampu mewujudkan visual yang baik dengan ruang minimal untuk mengoperasikan sebuah perkantoran adalah sebagai berikut:
merespon dari lingkungannya. ▪ Pemilik = 28.5 m²
▪ Kepala = 18.5 m²
Aplikasi aspek venustas dapat diterapkan melalui desain yang merespon masalah yang ▪ Wakil Kepala = 13.4 m²
berkembang di lingkungan sekitarnya. Sebuah desain juga mampu merepresentasikan suatu kalangan, ▪ Sekretaris = 6.7 m²
sosial, budaya, ekonomi, dan politik. ▪ Kepala Bagian = 9.3 m²
▪ Ruang rapat = (0.7x0.9)m² = 0.63 m² / orang (+ sirkulasi 10%)
1. Dapur
▪ Dapur harus mendapat jalan akses menuju ruang depan, ruang makan dan ruang kerja.
2. Ruang Tidur
a. Sirkulasi
Jalan sebagai prasarana lalu lintas berfungsi juga sebagai ruang terbuka untuk kontak sosial,
wadah kegiatan, vegetasi, dan aktivitas perekonomian masyarakat. Kenyamanan dapat berkurang akibat
sirkulasi yang tidak tertata dengan benar yang diakibatkan beberapa faktor yaitu tidak jelasnya sirkulasi
dan tidak adanya hirarki sirkulasi, yakni pembagian ruang dan fungsi ruang antara sirkulasi pejalan kaki,
pedagang kaki lima, perparkiran, dan sirkulasi kendaraan bermotor. Tingkat suatu sirkulasi sangat baik
jika sirkulasi dalam ruang dapat mengatur ruang sirkulasi antara pejalan kaki, parkir, dan arus kendaraan
bermotor.
Menurut Francis D.K. Ching (1993), alur sirkulasi dapat diartikan sebagai “tali” yang mengikat b. Kolom
ruang-ruang
suatu bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan. Kolom merupakan rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Oleh karena itu kita bergerak dalam waktu melalui suatu tahapan ruang. Kolom utama merupakan sebuah kolom yang berfungsi untuk menyanggah beban utama yang ada
diatasnya.
b. Keindahan Kolom praktis adalah sebuah kolom yang berfungsi untuk membantu kolom utama dan juga
sebagai sebuah pengikat dinding supaya dinding menjadi lebih stabil, jarak kolom maksumum 3,5
Keindahan suatu ruang perlu diperhatikan secara serius untuk memperoleh suasana kenyamanan. meter atau pada pertemuan sudut-sudut.
Menurut Leo Tolstoy ( 2002) Keindahan adalah suatu yang dapat mendatangkan rasa yang
menyenangkan bagi yang melihat dengan mata.
Ada dua teori tentang keindahan , yaitu yang bersifat subyektif dan obyektif.
• Keindahan subyektif ialah keindahan yang ada pada mata yang memandang
• Keindahan obyektif ialah menempatkan keindahan pada benda yang dilihat.
a. Pondasi
PONDASI TAPAK
• Galian tanah lebih sedikit c. Atap
(hanya pada kolom struktur)
• Waktu pengerjaan lebih lama ATAP LIMASAN
• Diperlukan pemahaman terhadap • Terkesan megah dan mampu melindungi dari matahari dan
ilmu struktur hujan dari tiap sisi
• Resiko bocor pada jurai
ATAP PELANA
• Mudah dalam konstruksi
• Cocok untuk lahan dengan lebar minim
• Perlindungan yang tidak menyeluruh terhadap keempat
sisi
d. Tapak Vernakuler
❖ Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas-batas yang jelas, dengan kondisi Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan
permukaan serta ciri-ciri istimewa yang dimiliki oleh lahan tersebut. sebuah tapak tidak pernah tidak berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular,
berdaya tetapi merupakan sekumpulan jaringan yang sangat aktif yang terus berkembng yang jalin- berasal dari bahasa Latin, yaitu vernacullus yang berarti lokal, domestik, asli, pribumi. Pembentukan
menjalin alam perhubungan-perhubungan yang rumit. arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar.
Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik PLN dan memiliki cadangan listrik AC pada bangunan ini hanya diletakkan pada ruang pengelola dan pada ruang penunjang
yang bersumber dari genset yang dapat digunakan apabila terjadi pemadaman listrik dari jaringan PLN. fasilitas umum. Jenis AC yang digunakan adalah AC split wall dengan daya ± ½ s.d. ¾ PK. Pada
Rusunawa ini memiliki beberapa fasilitas yang membutuhkan daya listrik seperti lampu, stopkontak, masing – masing ruangan hanya diletakkan 1 indoor unit.
CCTV, pompa air, serta pemadam kebakaran. Untuk mewadahi instalasi listrik diperlukan Main
Distribution Panel dan ruang genset. Automatic Transfer Switch atau ATS bekerja mengalirkan listrik
dari genset ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Listrik yang berasal dari Main Distribution Panel C. Teori Preseden
kemudian dialirkan ke Sub Distribution Panel pada tiap-tiap lantai Rusunawa kemudia dialirkan ke
fasilitas yang membutuhkan daya listrik tersebut. Preseden dalam bidang arsitektur diartikan sebagai alat analisis untuk melatih penciptaan
keseimbangan antara dua aspek arsitektur yaitu prinsip-prinsip desain yang pernah ada dan prinsip-
prinsip desain baru/ inovasi.
Bagi arsitek/ mahasiswa arsitektur preseden merupakan landasan teori untuk merefleksi dan meng-
eksplorasi bakal rancangannya.
- Instalasi CCTV Preseden dalam arsitektur adalah salah satu metode penilaian terhadap arsitektur yang secara
mendalam meliputi tiga aspek, yaitu aspek konseptual, aspek programatik dan aspek formal.
Instalasi CCTV dalam bangunan diperlukan sebagai alat pengawasan keamanan baik di dalam Dalam aspek konseptual, preseden arsitektur lebih terfokus kepada teori-teori bentuk, proses
bangunan maupun di sekitar bangunan. Komponen – komponen dalam sistem CCTV terdiri dari : transformasi dan philosophy, sedangkan dalam aspek progmatik, preseden arsitektur terfokus kepada tata
- Kamera pengawas, yang diletakkan di titik tertentu yang dianggap strategis dan memiliki ruang, konfigurasi, morfologi, geometri dan layout denah atau bangunannya, sedangkan aspek formal,
jangkauan jarak pandang yang luas. preseden arsitektur terfokus kepada hal formal seperti tapak, lingkungan, peraturan dan sustainability.
- Digital Video Recording (DVR), sebagai alat perekam dari tiap – tiap kamera yang ada dan
diletakkan pada control room.
- Monitor CCTV, yaitu monitor yang menampilkan gambar dari setiap kamera yang ada untuk
diawasi oleh para pengawas di control room
D. Teori Impiris • Agar bangunan terlihat estetik yang tinggi maka bangunan akan dirancang dengan
memanfaatkan gubahan massa berbentuk dekontruksi dengan pendekatan arsitektur
❑ Nama Notaris : Monique Sri Oktari S.H., MKM organik.
❑ Alamat Tinggal : Perumahan Gentan Raya 2 Blok I no 4, Kec. Baki, Kel. Gentan, • Dikarenakan menerapkan arsitektur organic maka akan terdapat banyak bukaan pada
Sukoharjo bangunan berupa kaca dan ventilasi.
❑ Profesi : Keluarga notaris • Untuk kenyamanan, dikarenakan berada di samping jalan dengan intensitas kendaraan
❑ Anggota Keluarga Notaris : yang tinggi akan dibuat ruang privasi berada pada tempat yang paling jauh dari jalan.
Bapak : Danang Prasodjo, S.H. (49)
Ibu : Monique Sri Oktari S.H., MKM (48)
Anak 1 : Alifia Khairunnisa (23)
Anak 2 : M Errique Ramadhan (17)
BAB IV
Anak 3 : M Derrick Fahlavi (9)
ANALISIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
❑ Status Pekerjaan Keluarga :
1. PERENCANAAN
Bapak : Notaris
Ibu Ismiarti menginginkan rumah minimalis yang memiliki suasana nyaman, sehat dan aman
Ibu : Notaris
sehingga dapat membuat keluarganya merasa bahagia dan tentram. Rumah minimalis memiliki bentuk
Anak 1 : Kuliah Kedokteran Gigi UMS dan garis geometri yang tegas, biasanya didominasi dengan perulangan garis vertical/horizontal;
Anak 2 : Kelas 2 SMAN 4 Surakarta terdapat bukaan-bukaan yang lebar; atap cenderung datar atau nyaris datar. Fasadnya dibuat sederhana
Anak 3 : Kelas 3 SDN 15 Surakarta tetapi tetap terkesan elegan. Selain minimalis, ibu Ismiarti menginginkan rumah tinggalnya memiliki
penghawaan yang baik sehingga rumahnya tidak panas dan lembab. Selain itu, ia juga menginginkan
❑ Hobi : Tidak ada karena tidak ada waktu, hari libur digunakan untuk berjalan – jalan keluar plafond rumah dibuat tinggi agar udara lebih terasa dingin.
rumah Kriteria ruang :
• Ruang tamu ada 2 ( di dalam & di teras ) yang di teras untuk tamu yang hanya sekedar mampir
Bab III atau untuk tukang pengirim paket. Ruang tamu yang di dalam dekat dengan ruang keluarga /
ruang makan, namun tidak langsung.
RUMAH TINGGAL YANG DIRENCANAKAN • Ruang keluarga dekat dengan ruang makan. Ruang keluarga sebagai tempat anak-anak belajar.
Kesimpulan dari rumah tinggal yang dibutuhkan oleh user yang berprofesi sebagai Notaris dapat • Ruang makan lebih private dari ruang keluarga. Sebagai tempat berkumpulnya keluarga untuk
dijabarkan sebagai berikut : berbincang-bincang. Sebagai pusat sirkulasi.
• Tempat jemur berada ditempat terbuka namun ada atapnya agar apabila terjadi hujan, pakaian
• Dari survey didapatkan aktifitas pengguna rumah yaitu ruang untuk beristirahat (kamar yang masih berada di jemuran tidak basah.
tidur utama, kamar tidur anak, kamar tidur tamu, dan kamar tidur pembantu), ruang • Penentuan letak bangunan disesuaikan dengan proporsi dari luas lahan ±800 m2
belajar, kantor, dapur, ruang tamu, ruang keluarga(user menerima tamu dari kerabat • Desain dapat memenuhi kebutuhan ruang secara optimal
dekat, tetangga, dan client), garasi, ruang cuci, ruang jemur, dan gazebo. • Organisasi ruang yang ada pada desain rumah dapat memudahkan penghuni untuk melakukan
• Organisasi ruang yang akan dirancang jika diurutkan makin ke belakang semakin aktivitasnya.
privasi, dengan cara menaruh ruang publik berada didepan dilanjutkan dengan ruangan • Baik sirkulasi antar ruang, udara, maupun pencahayaan harus disusun sebaik dan seefisien
semi public, service, dan private. mungkin.
• Kantor akan berada pada lantai dua agar pada lantai satu dapat digunakan sebagai tempat Ruang kantor berada dekat dengan ruang tamu. Ada ruang tunggu yang berupa teras. Ada
untuk beristirahat dan memenuhi kebutuhan. kamar mandi. Ada wastafel dan kulkas yang letaknya tersamar. Furniture yang digunakan tidak
• Menggunakan lahan 60% untuk bangunan. berbahaya untuk anak (jangan bersudut dan pegangan laci tersamar). Suasana tidak seram. Memiliki
• Luas lahan sekitar 805m2 disesuaikan dengan user yang meminta rumah besar. sirkulasi udara yang baik. Hembusan angin harus dari arah tempat duduk notaris ke arah tempat duduk
• Untuk ruangan yang akan dirancang akan dibangun sesuai dengan ukuran standar client.
ruangan, misalnya ruang tidur utama yaitu 3x3, ruang tidur anak dan tamu 2x3, dan Dikarenakan anggota keluarga jarang berada dirumah, sehingga setiap sudut rumah tinggal
ukuran standar lainnya. dihiasi oleh furniture yang membuat kesan nyaman penghuni rumah agar saat berada di rumah para
• Lokasi yang akan diambil dekat dengan kantor DPRD dimana notaris sangat dekat anggota keluarga merasa nyaman.
dengan kelembagaan negara, ditambah dekat dengan Universitas Muhammadiyah
Surakarta tempat anak pertama kuliah. Lokasi yang memungkinkan berada pada
Karangasem, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
2. PERANCANGAN Santai R. Keluarga / Teras 15 m2
Berikut ini adalah table yang menunjukan hubungan antara aktivitas penghuni dengan Tidur R. Tidur 12 m2
wadah/peruangan yang di perluhkan
Menerima tamu R. Tamu 9 m2
USER KEGIATAN RUANG Besaran (m2) Parkir Garasi 15 m2
Bangun R. Tidur 12 m2
Sholat Mushola 8 m2
MAIN
R. KERJA
Mandi KM / WC 4 m2
KM / WC TAMU
GARASI
Sarapan R. Makan 9 m2
TERAS R. TAMU GAZEBO MUSHOLA
Makan malam R. Makan 9 m2
R. TIDUR DAPUR BERSIH R. TIDUR
TAMU
Santai R. Keluarga / Teras 15 m2 PEMBANT
R. KM / WC
Anak 3
Tidur R. Tidur 9 m2 R. KM / WC R. DAPUR
BELAJAR KELUARG
MAKAN KOTOR
Menerima tamu R. Tamu 9 m2
R. TIDUR ANAK 1 R. JEMUR
Bangun R. Tidur 6 m2
R. TIDUR KM / WC R. CUCI
R. TIDUR R. TIDUR UTAMA UTAMA
Sholat Mushola 8 m2 ANAK 2 ANAK 3
Memasak Dapur 9 m2
Sarapan Dapur 9 m2
SERVICE PRIVATE
Mencuci R. Cuci 2 m2
Makan Dapur 9 m2
Menyetrika R. Strika 2 m2
Tidur R. Tidur 6 m2
Kerja R. Kerja 4 m2
Metabolisme Toilet 4 m2
Karyawan Sholat Mushola 8 m2
Kerja R. Kerja 4 m2
table yang menunjukkan hubungan antara aktivitas User dengan pemograman ruang:
Service
R. Setrika Kegiatan
Setrika Berikut ini adalah Diagram Hubungan Ruang Makro berdasarkan pembagian zonanya
• Zone I : Publik
Dapur Bersih Digunakan sebgai zona pelayanan umum, Menimbulkan keramaian dan
kebisingan.
Menyiapkan Pembantu dan
Dapur Kotor makan / Karyawan • Zone II : Semi Publik
minum, Digunakan untuk kegiatan yang bersifat semi umum, Tamu dapat masuk ke zona
Pantry memasak, cuci ini apabila telah mendapat izin
• Zone III : Private
Digunakan untuk kegiatan intern yang membutuhkan ketenangan yang tinggi.
Zona ini hanya dapat di masuki oleh orang-orang tertentu
• Zone IV : Service
Digunakan sebagai zona Pelayanan
ZONA 1
• Zone 3 :
KETERANGAN
NO RUANGAN
: HUBUNGAN DEKAT
ZONA 2 ZONA 4 1 R. Tidur Utama
: HUBUNGAN JAUH
2 R. Tidur Anak 1
: HUBUNGAN SEDANG
3 R. Tidur Anak 2
ZONA 3
4 R. Tidur Anak 3 7 6
Berikut ini adalah Diagram hubungan Ruang Mikro berdasarkan komponen ruang tiap zone, 5 R. Tidur Pembantu 1 2
8
6 R. Tidur Tamu
• Zone I : 10 11
NO RUANGAN 7 KM / WC Utama
1 5
1 R Tamu 8 KM / WC Keluarga
3 4
2 Teras
2 3 9 KM / WC Pembantu
9
3 Garasi 10 R. Kerja
4 4 KM / WC Tamu 11 R. Belajar
• Zone 2 : • Zone 4 :
NO RUANGAN
1 NO RUANGAN 1
1 R. Cuci
1 R. Makan
2 R. Jemur 2 3
2 R. Keluarga
2 3
3 R. Setrika
3 Mushola
4 Dapur Bersih 4 5
4 Gazebo
5 Dapur Kotor 4
6
6 Pantry
PENYAJIAN DATA-DATA FISIK DAN NON FISIK Tidur R. Tidur
a. Data pengguna/ User
1) Ibu Menerima tamu R. Tamu
Nama : Monique Sri Oktari S.H., MKM
Usia : 48 tahun Parkir Garasi
Pekerjaan : Notaris Tambahan Mencuci R. Cuci Jemur
Hobby :-
2) Ayah Memasak Dapur
Nama : Danang Prasodjo, S.H.
Usia : 49 tahun Bangun R. Tidur
Pekerjaan : Notaris
Hobby :- Pagi Sholat Mushola
3) Anak ke-1 (Kuliah)
Mandi KM / WC
Nama : Alifia Khairunnisa
Usia : 23 tahun Sarapan R. Makan
Hobby :-
4) Anak ke-2 (SMA) Kerja R. Kerja
Nama : M Errique Ramadhan
Usia : 17 tahun Siang Makan siang R. Makan
Hobby :- Ayah Sholat Mushola
5) Anak ke-3 (SD)
Nama : M Derrick Fahlavi Sore kerja R. Kerja
Usia : 9 tahun
Hobby :- Makan malam R. Makan
Malam Santai R. Keluarga / Teras
b. Tabel aktivitas keluarga
Tidur R. Tidur
Bangun R. Tidur
Sholat Mushola
Pagi Bangun R. Tidur
PAGI Mandi KM / WC
Sholat Mushola
Sarapan R. Makan
Mandi KM / WC
Kerja R. Kerja
Sarapan R. Makan
Siang Makan siang R. Makan
Makan malam R. Makan
IBU Sholat Mushola
Anak 1 Malam Santai R. Keluarga / Teras
Sore kerja R. Kerja
Belajar R. Belajar
Makan malam R. Makan
Tidur R. Tidur
Malam Santai R. Keluarga / Teras
Menerima tamu R. Tamu
Memasak Dapur
Makan Dapur
Malam Menyetrika R. Strika
Tidur R. Tidur
Kerja R. Kerja
Sholat Mushola
No Ruang Fungsi
2 KM / WC 3 R. Cuci Mencuci
Private
3 R. Kerja 4 R. Jemur Menjemur
5 R. Cuci Dapur
6 Memasak
Bersih
6 R. Jemur
Dapur
7 Memasak
7 R. Setrika Kotor
Service
9 Dapur Kotor R.
9 Berkumpul dan bersantai
Keluarga
10 Garasi
10 R. Tamu Menerima tamu
11 R. Makan
11 Mushola Beribadah
12 R. Keluarga
Semi Publik 12 Teras Berkumpul dan bersantai
13 Mushola
13 R. Kerja Bekerja
14 Gazebo
14 R. Belajar Belajar
15 Publik R Tamu
15 Garasi Parkir
16 Teras
16 Gazebo Istirahat
17 Pantry Memasak
e. Hubungan Ruang
f. BESARAN RUANG
a. Kapasitas ruang (jumlah pemakai dan pengguna)
b. Macam/jenis dan ukuran perabot (furniture)
c. Tata letak/layout
d. Ruang gerak
e. Sirkulasi (flow)
f. Modulasi pelaku
g. Tapak
Sesuai h. Site
1. Rencana Bagian wilayah kota (RBWK) Kondisi fisik site
2. Rencana bagian wilayah kota
Penentuan - Sesuai fungsi 3. Aksesbilitas ke lokasi ➢ Luas lahan 805 m2
Bangunan/wadah 4. Terhadap fasilitas penunjang ➢ Kontur tanah relative datar
Lokasi - Daerah hunian
Tapak
5. Tata Guna Lahan (Land Used) ➢ Orientasi site menghadap ke Timur
6. Terdapat jaringan telepon. Listrik, PDAM,
Utilitas lingkungan. Batas – batas site
➢ Utara : Rumah warga
➢ Timur : Jalan duren
➢ Selatan : Jalan Adi sucipto
➢ Barat : Pabrik
Ruang Ukuran Gambar
R. Tidur Utama 12 m2
KM / WC Keluarga 4 m2
R. Keluarga 15 m2
2
R. Tidur Anak 2 9m
Dapur Kotor 9 m2
R. Belajar 6 m2
Pantry 2 m2
R. Cuci 2 m2
R. Jemur 6 m2
R. Makan 9 m2
R. Setrika 2 m2
Mushola 8 m2
Garasi 15 m2
R Tamu 9 m2
b. Lokasi/ Tapak
Lokasi bangunan yang akan dibangun terletak di Karangasem, Kec. Laweyan, Kota Surakarta,
Jawa Tengah dengan lebar jalan di depannya 10 m.
5. PENGOLAHAN TAPAK
Pemilihan struktur pada bangunan didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu : Dinding yang digunakan adalah dinding massive yang menggunakan material batu bata
▪ Kestabilan struktur merah.
▪ Pemilihan bahan
▪ Bentang bangunan
a. Pondasi
Pondasi yang digunakan yaitu kombinasi pondasi menerus batu kali dan footplat, agar
kokoh dan mampu menopang bangunan dua lantai dengan stabil.
i. Air Bersih
Analisis sistem utilitas air bersih dapat dilihat dari komponen-komponen yang
dibutuhkan dalam sistem utilitas air bersih, yaitu sumber dan cara pendistribusian. Sistem
utilitas air bersih biasanya berasal dari 2 sumber, yaitu PDAM dan sumur. Dikarenakan jumlah
pemakaian yang cukup tinggi, maka cara pendistribusiannya dengan cara vertikal dan
horizontal dimana air bersih didorong dan disalurkan ke seluruh sistem perpipaan dalam rumah.
ii. Air Kotor 9. Pengetrapan Massa Bangunan Pada Tapak
Analisis utilitas air kotor dapat dilihat dari komoponen yang dibutuhkan, yaitu sumber
dan cara pendistribusiannya. Berdasarkan analisis sistem utilitas air kotor, sumber air kotor
pada bangunan ini berasal dari buangan air dari lavatory (kamar mandi) dan dapur. Air dari
lavatory (kamar mandi) dialirkan ke sumur peresapan baik melalui septic tank atau tidak, jika
jaraknya terlalu jauh maka diperlukan bak kontrol. Untuk buangan air dapur dialirkan dulu ke
bak kontrol lemak kemudian baru dialirkan kembali ke sumur peresapan.