Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Perairan merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air
merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi
malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota,
maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Air sebagai komponen
lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air
yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan lingkungan hidup menjadi buruk sehingga
akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya
dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan
kekayaan sumberdaya alam. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar
tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga secara
kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas,
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
PLTU Tambak Lorok adalah suatu pusat pembangkit tenaga listrik dengan
kapasitas terpasang 300 MW yang menggunakan uap sebagai penggerak utama turbin
guna menghasilkan tenaga listrik. Sistem ini bekerja dengan menggunakan air laut
sebagai cairan kerja. Air laut diubah menjadi uap di boiler (ketel uap) dan keluar dari
turbin, kemudian uap dimasukkan ke kondensor (mesin pengembun) dengan pendingin
berasal dari air laut sehingga mencair kembali. Buangan air pendingin berupa air panas
ini dikeluarkan melalui outlet menuju kolam pelabuhan Tanjung Emas. Buangan air ini
disebut limbah air panas yang akan menyebabkan terjadinya perubahan suhu pada
suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peraian tanjung mas telah
mengalami pencemaran panas atau belum. Karena begitu pentingnya kualitas perairan
yang terkontaminasi pencemaran panas yang berpengaruh terhadap lingkungan sekitar,
oleh sebab itu penelitian ini layak diuntuk dilakukan

1.2 Tujuan Praktikum


Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa dapat melakukan kegiatan observasi,
pengukuran, dan penentuan status mutu/kualitas suatu perairan apakah telah
mengalami pencemaran panas atau belum, dengan melakukan metode survey di
lapangan.

1.3 Manfaat Praktikum


1. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur kualitas perairan yang
terkontaminasi limbah air panas
2. Mahasiswa dapat melakukan analisis data kualitas perairan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perairan Tanjung Mas Semarang


Pelabuhan Tanjung Emas merupakan satu-satunya pelabuhan di Semarang dan
merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Tengah. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
terletak di pantai utara Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data arus kunjungan kapal
yang diperoleh dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung
Emas jumlah kapal barang dari dalam maupun luar negeri yang sandar di Pelabuhan
Tanjung Emas sepanjang tahun 2015 sebanyak 1848. Peningkatan aktivitas perkapalan
menyebakan peningkatan pula pencemaran laut akibat aktivitas perkapalan (Anisyah,
et al. 2016).
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah pelabuhan di Kota Semarang yang
dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), sejak tahun 1985. Perkembangan
industri, pelabuhan serta kawasan perikanan dapat ditemukan di kota Semarang,
khususnya di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Beberapa industri
tersebut menggunakan logam berat dalam proses produksinya. Industri yang beroperasi
di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang antara lain: mebel, barang 2
dari plastik, tepung, minuman ringan, kapal, tekstil dan PLTU. Industri tersebut ada
yang membuang limbah langsung ke pantai. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
perairan pantai Semarang telah terkontaminasi oleh logam berat (Wijaksono, et al.
2012).

2.2 Pencemaran Laut


Pencemaran air laut diatur secara hukum karena air laut merupakan milik umum
yang penguasaannya dimandatkan kepada Pemerintah. Pencemaran air laut perlu
dikendalikan karena akibat pencemaran air dapat mengurangi pemanfaatan air sebagai
modal dasar dan faktor utama pembangunan. Jumlah limbah semakin lama semakin
besar, dan hingga sekarang belum diketahui pasti dampak lingkungannya secara jangka
panjang, selain dampak estetikanya yang sudah jelas merugikan. Industri
pertambangan merupakan industri yang tidak berkelanjutan karena tergantung pada
sumber daya yang tidak terbarukan. Perilaku lainnya adalah praktik pembuangan
limbah pertambangan dengan cara-cara primitif, membuang langsung limbah tailing ke
sungai, danau, dan laut. Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang
kehidupannya tergantung pada hasil laut, baik secara melakukan penanggkapan
maupun secara budi daya. Menurut Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat (14) menyebutkan :
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkanya makhluk hidup,zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan (Santosa,
2013).
Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti
partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang
bisa merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang
bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak
langsung. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup
angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Salah satu penyebab pencemaran laut
adalah kapal yang dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Misalnya
melalui tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal
dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang
mengganggu kehidupan organisme perairan, dan air dari balast tank yang bisa
mempengaruhi suhu air sehingga menganggu kenyamanan organisme yang hidup
dalam air (Fakhrunnisa, 2015).

2.2.1 Penyebab Pencemaran Laut


Penyebab pencemaran laut antara lain Pembuangan Limbah Industri Seperti
sungai yang beresiko tercemar apabila dijadikan tempat untuk membuang limbah
industri, laut juga demikian. Limbah pabrik yang langsung dialirkan ke laut akan
menyebabkan terjadinya pencemaran pada air laut. Seperti yang kita tahu, limbah suatu
industri mengandung berbagai logam berbahaya seperti merkuri, arsenic, timbal, dan
sebagainya. Pencemaran laut juga bisa terjadi akibat adanya aktivitas pertambangan
lepas pantai. Ketika pertambangan lepas pantai dilakukan, akan ada limbah yang
dihasilkan. Karena berada di tengah laut, satu-satunya tempat pembuangan dari limbah
tersebut adalah di laut. Karena mendapat tumpahan minyak, kondisi air laut akan
berubah. Eutrofikasi merupakan istilah yang merujuk pada suatu kejadian dimana
tumbuhan sejenis alga hidup dan berkembang biak dengan cepat sehingga
mendominasi perairan. Karena alga merupakan tumbuhan yang hidup dan bernapas
dari oksigen, terjadi penipisan kadar oksigen di laut. Sampah tidak hanya menciptakan
pencemaran di area sungai. Sampah yang terbawa arus sungai bisa bermuara di laut.
Jika setiap hari volume sampah yang mencemari laut meningkat, kehidupan biota laut
akan menjadi terganggu. Penyebab pencemaran laut oleh sampah tidak hanya dari
sejumlah sampah yang terbawa arus sungai melewati muara (Santosa, 2013).
Pencemaran lingkungan pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh limbah buangan
kegiatan atau aktivitas di daratan (land-based pollution) maupun kegiatan atau aktivitas
di lautan (sea-based pollution). Kontaminasi lingkungan laut akibat pencemaran dapat
dibagi atas kontaminasi secara fisik dan kimiawi. Secara umum, kegiatan atau aktivitas
di daratan (land-based pollution) yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan
laut antara lain : penebangan hutan (deforestation), buangan limbah industri (disposal
of industrial wastes), buangan limbah pertanian (disposal of agricultural wastes),
buangan limbah cair domestic (sewage disposal), buangan limbah padat (solid wastes
disposal), konversi lahan mangrove dan lamun (mangrove and swamp conversion), dan
reklamasi di kawasan pesisir (reclamation). Sedangkan kegiatan atau aktivitas di laut
(sea-based pollution) yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan laut antara
lain : perkapalan (shipping), dumping di laut (ocean dumping), pertambangan (mining),
eksplorasi dan eksploitasi minyak (oil exploration and exploitation), budidaya laut
(mariculture), dan perikanan (fishing) (Kuncowati, 2010).

2.2.2 Pencegahan Dan Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Laut


Dengan semakin miningkatnya kebutuhan minyak sebagai sumber energy maka
untuk mencegah terjadinya tumpahan minyak dilaut oleh kapal – kapal tanker maka
dikeluarkanlah undang – undang atau peraturan internasional yang disyahkan oleh
IMO dengan protocol MARPOL 73/78 di mana tidak dibenarkan membuang minyak
ke laut sehingga untuk pelaksanaanya timbulah ketentuan – ketentuan pencegahan
antara lain Pengadaan tangki ballast terpisah ( Seperated ballast tank ) atau COW pada
ukuran kapal – kapal tanki tertentu ditambah dengan peralatan ODM oil Separator
dsbnya, Batasan – batasan jumlah minyak yang dapat dibuang kelaut, Daerah – daerah
pembuangan minyak dan Keharusan pelabuhan – pelabuhan khusus pelabuhan minyak
untuk menyediakan tanki penampungan slop ( Ballast kotor ). Contigency plan
adalah tata cara penanggulangan pencemaran dengan muatan prioritas pelaksanaan
serta jenis alat yang digunakan dalam, Memperkecil sumber pencemaran,
Melokalisasir dan pengumpulan pencemaran, Menetralisir pencemaran (Santosa,
2013).
Menurut Suhaidi (2006), upaya pencegahan maupun penanggulangan
pemcemaran laut telah diatur oleh pemerintah dalam PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT, berikut ini adalah beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut, tidak membuang sampah ke
laut, penggunaan pestisida secukupnya, yang paling sering di temukan pada saat
pembersihan pantai dan laut adalah puntung rokok, selalu biasakan untuk tidak
membuang puntung rokok di sekitar laut, kurangi penggunaan plastik, jangan
tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di laut, setiap
industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL), Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup,
Pendaurulangan sampah organik, Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa
fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air, Penegakan hukum serta pembenahan
kebijakan pemerintah. Penanggulangan pencemaran laut antara lain :
 Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu
menetralisir pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari ledakan
ladang minyak.
 Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat
juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon api-api
(Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat
yang tinggi.
 Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta
masyarakat
Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat
pencemaran laut diantaranya adalah :
 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi
 kehidupan.
 Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut
beserta isinya.
 Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.
 Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat
harimau, dan lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.
 Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik
yang akan mencemari laut.
DAFTAR PUSTAKA

Anisyah, et al. 2016. Studi Kandungan Dan Beban Pencemaran Logam Timbal (Pb)
Pada Air Balas Kapal Barang Dan Penumpang Di Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang
Fakhrunnisa, 2015. Analisis Tingkat Pencemaran Air Laut Pada Kawasan Sekitar
Pelabuhan Paotere. Universitas Hasanuddin. Makassar
Kuncowati, 2010. Pengaruh Pencemaran Minyak Di Laut Terhadap Ekosistem Laut.
Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kelabuhan
Santosa, 2013. Dampak Pencemaran Lingkungan Laut Oleh Perusahaan Pertambangan
Terhadap Nelayan Tradisional
Suhaidi, 2006. Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan Laut dengan Adanya Hak
Pelayaran Internasional di Perairan Indonesia. Universitas Sumatra Utara.
Medan
Wijaksono, et al. 2012. Analisis Karakteristik Arus Laut Di Perairan Tanjung Mas
Semarang Dalam Upaya Pencarian Potensi Energi Alternatif. Universitas
Diponegoro Semarang

Anda mungkin juga menyukai