0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep kebijakan kesehatan yang mencakup definisi, komponen, dan proses kebijakan kesehatan. Komponen kebijakan kesehatan terdiri atas konten, proses, konteks, dan aktor. Sedangkan proses kebijakan kesehatan meliputi inisiasi, formulasi, negosiasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan.
Dokumen tersebut membahas konsep kebijakan kesehatan yang mencakup definisi, komponen, dan proses kebijakan kesehatan. Komponen kebijakan kesehatan terdiri atas konten, proses, konteks, dan aktor. Sedangkan proses kebijakan kesehatan meliputi inisiasi, formulasi, negosiasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan.
Dokumen tersebut membahas konsep kebijakan kesehatan yang mencakup definisi, komponen, dan proses kebijakan kesehatan. Komponen kebijakan kesehatan terdiri atas konten, proses, konteks, dan aktor. Sedangkan proses kebijakan kesehatan meliputi inisiasi, formulasi, negosiasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan.
1. Definisi kebijakan kesehatan Kebujakan kesehatan adalah tujuan dan sasaran, sebagai instrumen, proses dan gaya dari suatu keputusan oleh pengambil keputusan, termasuk implementasi serta penilaian (Lee, Buse & Fustukian, 2002).
2. Komponen kebijakan kesehatan
Para ahli kebijakan kesehatan membagi kebijakan ke dalam 4 komponen, yaitu konten, proses, konteks, dan aktor (Frenk J, 1993; Buse, Walt and Gilson, 1994; May & Walt, 2005) a. Konten Konten kebijakan berhubungan dengan teknik dan isntitusi. Konten kebijakan memiliki empat tingkat dalam pengoperasiannya, yaitu: 1) Sistemik atau menyeluruh dimana dasar dari tujuan dan prinsip-prinsip diputuskan. 2) Programik adalah prioritas-prioritas yang berupa perangkat untuk mengintervensi dan dapat dijabarkan kedalam petunjuk pelaksanaan untuk pelayanan kesehatan. 3) Organisasi dimana difokuskan kepada struktur dan institusi yang bertanggung jawab terhadap implementasi kebijakan. 4) Instrumen yang memfokuskan untuk mendapatkan informasi demi meningkatkan fungsi dari sistem kesehatan. b. Proses Proses kebijakan adalah suatu agenda yang teratur melalui suatu proses rancang dan implementasi. Ada perbedaan model yang digunakan oleh analisis, kebijakan antara lain: 1) Model perspektif (rational model) yaitu semua asumsi yang memformulasikan kebijakan yang masuk akal berdasarkan informasi yang benar. 2) Model incrementalist (prioritas pilihan) yaitu membuat kebijakan secara pelan dan bernegosiasi dengan kelompo-kelompok yang berminat untuk menyeleksi kebijakan yang diprioritaskan. 3) Model retional (mixedscanning model) dimana penentu kebijakan mengambil langkah mereview secara menyeluruh dan membuat suatu negosiasi dengan kelompok-kelompok yang memprioritaskan model kebijaka. 4) Model puncuated equilibria yaitu kebijakan difokuskan kepada isu yang menjadi pokok perhatian utama dari penentu kebijakan. c. Konteks Konteks kebijakan adalah limgkungan atau setting dimana kebijakan itu dibuat dan diimplementasikan (Kitson, Ahmed, Harvey, Seers, Thomson, 1996). Faktor-faktor yang berada di dalamnya antara lain politik, sosial, ekonomi dan kultur dimana hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap formulasi dari proses kebijakan (Walt, 1994). d. Aktor Aktor adalah mereka yang berada pada pusat kerangka kebijakan kesehatan. Aktor-aktor ini biasanya memengaruhi proses pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Hubungan dari aktor dan peranannya (kekuasaanya) sebagai pengambil keputusan adalah sangat tergantung kepada kompromi politik, daripada dengan hal-hal dalam debat-debat kebijakan yang masuk di akal (Buse, Walt and Gilson, 1994).
3. Proses kebijakan kesehatan
Proses kebijakan adalah cara darikebijakan itu diinisiasi, dikembangkan atau formulasikan, dinegosiasi, dikomunikasikan, diimplementasi dan dievaluasi (suteliffe & Court, 2006). Ada dua langkah dalam memformulasikan proses kebijakan, yaitu tentukan pilihan dari kebijakan dan pilihlah yang diutamakan. Pada kedua tahap ini pembuat kebijakan idealnya harus memahami situasi yang spesifik dan membandingkan pilihan-pilihan secara rinci, sehingga dapat membuat keputusan untuk dapat diimplementasikan (Sutton, 1996). Proses pengembangan kebijakan menurut Brehaut dan Juswishin adalah mengumpulkan, memproses dan mendesiminasikan informasi yang berhuubungan dengan kebijakan yang akan dikembangkan, mempromosikan pilihan-pilihan untuk langkah yang akan diambil, mengimplementasi pada pengambil keputusan, memberikan sangsi bagi yang tidk bisa menaati, dan mengevaluasi pencapaian (Brehaut & Juzwishin, 2005). Pendekatan yang sering digunakan untuk mengerti suatu proses kebijakan adalah “Stages Heuristic” yaitu memilah proses kebijakan tersebut kedalam suatu rangkaian tindakan dengan menggunakan teori dan model serta tidak mewakili apa yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Langkah-langkah yang pertama, identifikasi masalah dan pengenalan akan hal-hal yang baru masuk termasuk besar persoalan-persoalannya. Kedua, formulasi kebijakan yang mengekplorasi siapa-siapa saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan, bagaimana kebijakan itu disepakati dan bagaimana akan dikomunikasikan. Ketiga, implementasi kebijakan. Keempat, evaluasi kebijakan dimana diidentifikasi apa saja yang terjadi termasuk hal-hal yang muncul dan tidak diharapkan dari suatu kebijakan (Pullard & Court, 2005)