Anda di halaman 1dari 5

MODUL 5

Modulus Puntir
Oriza N. H, Gangsar, Rizki Adi Nugroho, Sabrina, Namaz, M. Satrio
10211110, 10211024, 10211038, 10211061, 10211096, 10211106
Program StudiFisika, InstitutTeknologi Bandung, Indonesia
Email: Orizanaufalharish@yahoo.com

Asisten: Zamzam Multazam / 10210012


Tanggal Praktikum: 11-03-2014

Abstak
Modulus puntir adalah sebuah besaran/koefisien yang mempresentasikan elastisitas bahan terhadap suatu gaya
yang berupa puntiran. Pada pengamatan ini akan dicari besar nilai modulus punter dari bahan – bahan yang akan
diberikan suatu gaya puntiran. Pengamatan dilakukan dengan sensor flat coil. Sensor ini di pasang pada bahan,
kemudian bahan akan diberikan gaya puntiran. Kemudian bahan yang terkena gaya gangguan tersebut akan di
ukur perubahan bentuk bahan tersebut (dibandingkan dengan keadaan awal). Perubahan tersebut akan diolah
menjadi besaran modulus puntir bahan tersebut.
Kata kunci: Flat Coil, Magnet, Modulus Puntir, Torsi

I. Pendahuluan Dengan menggunakan sensor magnaetik


yang di pasang pada bahan dapat dicari besaran
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan modulus puntir dari bahan tersebut. Sensor akan
modulus puntir dari suatu bahan dengan menghitung besar perubahan bahan yang terkena
menggunakan sensor magnetic yang gaya gangguan, pada pengamatan kali ini
menggunakan flat coil. serta memahai sifat gangguan berupa puntiran yang menggunakan
elastisitas dari bahan-bahan tersebut. katrol dan beban sebagai gaya puntir.
Modulus puntir adalah suatu Dari sensor data yang didapat akan
nilai/besaran/koefisien yang mempresentasikan diteruskan kepada ADC untuk menggubah
elastisitas suatu bahan terhadap suatu gangguan sinyal data analog menjadi digital yang nantinya
yang berupa gaya puntiran. Modulus puntir akan di teruskan pada mikrokontroler. Pada
tersebut dapat dicari dengan persamaan berikut mikrokontroler daya akan diolah kemudian
diteruskan pada amplifier untuk diperbesar
𝐺𝐿0 outputnya dan akhirnya ditampilkan pada layar.
𝐺= 𝐴ΔL
(1)

Dan dapat juga memenuhi persamaan berikut Power Supply Sensor ADC

2𝐿𝑟𝑚𝑔
𝐺= 𝜋𝑅4 𝛼
(2) Elemen Mikrokontroller
Pengganggu
Keterangan: Amplifier
G : Modulus puntir
A : Luas penampang Display
ΔL : Perubahan panjang
𝐿0 : Panjang awal Gambar 1: Diiagram kerja Pengolah Data
L : Panjang Bahan
R : Jari-jari bahan II. Metode Percobaan
r : jari-jari katrol
g : grafitasi Akan dilakukan pengukuran/pencarian nilai
m : massa beban modulus puntir dari tiga bahan (batang) berbeda.
𝛼 : Perubahan sudut(radian) Tiap bahan diukur diameternya masing masing.
Kemudian secara satu persatu, bahan di
pasangkan pada alat yang menyambungkan
bahan dengan beban sebagai gaya untuk
15
memuntir bahan tersebut dan di pasangkan pula
sensor magnetic pada L 20cm dan 30cm. 10
kemudian bahan diberikan gaya puntiran dengan
berat beban 500 hingga 2500 gram. Kemudian 5
sensor akan mengukur perubahan bentuk benda
0
yang kemudian masuk ke rangkaian pengolah
data. Data yang didapat oleh sensor diolah 0 1000 2000 3000
menjadi besaran modulus puntir bahan tersebut. Gambar 2: Grafik perubahan sudut terhadap massa
Dan ditampilkan pada layar. Seperti itulah beban (bahan 1, L:20cm)
gambaran metoda yang ideal.
Pada L = 30cm
Pada pengamatan kali ini data yang diambil
Table 2: data bahan 1 pada L 30cm
berupa sudut(derajat) perubahan pada koil dan
pada penggangu serta tegangan yang dihasilkan Beban Sudut Tegangan
antara koil dan medan penggangu tersebut. (gram) Pengganggu (volt) G(Gpa)
Hipotesa dari percobaan ini adalah besar (derajat)
perubahan sudut pada koil akan lebih besar 0 0 1.827 -
dibandingkan dengan sudut pada penggangu. 500 2 1.767 73.08065205
Tegangan akan semakin kecil ketika beban/gaya 1000 5 1.7227 58.46452164
yang digunakan untuk memuntir semakin besar. 1500 6 1.6883 73.08065205
2000 8 1.677 73.08065205
III. Data dan Pengolahan 2500 10 1.6352 73.08065205

Diketahui diameter katrol adalah 10cm, 15


maka R katrol (r) = 5cm.
10
 Bahan 1 dengan diameter 3,74 mm
5
Pada L = 20cm
Table 1: data bahan 1 pada L 20cm 0
0 1000 2000 3000
Beban Sudut Tegangan
(gram) Koil (volt) G(GPa) Gambar 3: Grafik perubahan sudut terhadap massa
(derajat) beban (bahan 1, L:30cm)
0 0 1.827 -
500 3 1.767 73.08065205 Dari data bahan 1 diatas didapat modulus puntir
1000 5 1.7227 87.69678246
G = 75.78284748 x 109
1500 8 1.6883 82.21573355
2000 11 1.677 79.72434769
2500 13 1.6352 84.32382928  Bahan 2 dengan diameter 4,32 mm

Pada L = 20cm
Table 3: data bahan 2 pada L 20cm
Beban Sudut Tegangan
(gram) Koil (volt) G(GPa)
(derajat)
0 0 2.0163 -
500 8 1.8167 15.39519176
1000 12 1.6950 20.52692235
1500 17 1.6453 21.73438837 500 1 1.7219 53.55050219
2000 24 1.6188 20.52692235 1000 3 1.16762 35.70033479
1500 5 1.6699 32.13030131
30 2000 7 1.6483 30.60028697
2500 12 1.6314 22.31270925
20
15
10
10
0
0 1000 2000 3000
5
Gambar 4: Grafik perubahan sudut terhadap massa
beban (bahan 2, L:20cm) 0
0 1000 2000 3000
Pada L = 30cm
Table 4: data bahan 2 pada L 30cm Gambar 6: Grafik perubahan sudut terhadap massa
beban (bahan 3, L:20cm)
Beban Sudut Tegangan
(gram) Pengganggu (volt) G(GPa)
(derajat) Pada L = 30cm
Table 6: data bahan 3 pada L 30cm
0 0 2.0163 -
500 2 1.8167 41.0538447 Beban Sudut Tegangan
1000 6 1.6950 27.3692298 (gram) Pengganggu (volt) G(GPa)
(derajat)
1500 19 1.6453 12.96437201
0 0 1.7633 -
2000 20 1.6188 16.42153788
500 1 1.7219 35.70033479
1000 2 1.16762 35.70033479
25 1500 4 1.6699 26.77525109
20 2000 6 1.6483 23.8002232
15 2500 8 1.6314 22.31270925
10
10
5
0 8
0 1000 2000 3000 6
Gambar 5: Grafik perubahan sudut terhadap massa 4
beban (bahan 2, L:30cm) 2

Dari data bahan 2 diatas didapat modulus puntir 0


0 1000 2000 3000
G = 21.99905115 x 109
Gambar 7: Grafik perubahan sudut terhadap massa
 Bahan 3 dengan diameter 5,32 mm beban (bahan 3, L:30cm)

Pada L = 20cm Dari data bahan 2 diatas didapat modulus puntir


Table 5: data bahan 3 pada L 20cm G = 31.85829876 x 109
Beban Sudut Tegangan
(gram) Koil (volt) G(GPa) Table 7: nilai modulus puntir dan terkaan bahan
(derajat) yang diuji[1]
0 0 1.7633 -
Bahan Modulus puntir (G) Terkaan bahan
75.78284748 Steel (baja) (8.4 diteruskan kepada mikrokontroler. Pada
Bahan 1
x 109 x 1010) mikrokontroler data digital tersebut diolah sesuai
21.99905115 Almunium (2.5 dengan program yang telah disetting pada
Bahan 2
x 109 x 1010) mikrokontroller tersebut. Setelah diolah data
Brass tersebut di besarkan oleh amplifier dan akhirnya
31.85829876 ditampilkan.
Bahan 3 (kuningan) (3.5
x 109 Sensor magnetic terdiri dari 2 benda yaitu
x 1010)
plat koil yang dihubungkan dengan tegangan
IV. Pembahasan dan plat pengganggu. Plat koil di letakan pada
Pengaruh beban terhadap modulus puntir 20cm sumber gaya dan plat penggangu 30cm
dapat dilihat pada persamaan (2) semakin besar dari sumber gaya. Ketika benda uji diberi gaya
massa semakin besar modulus puntir, namun, puntir oleh beban yang sisambungkan oleh
semakin besar berat benda semakin besar pula katrol. Benda uji akan terpuntir. Efek puntiran
sudut perbedaan benda tersebut yang itu akan semakin terlihat jika semakin dekat
mengakibatkan seharusnya modulus puntir dengan sumber gaya. Hal tersebut
benda tidak akab berbeda jauh atau menunjukan mengakibatkan akan adanya perubahan jarak
hasil yang konstan antara plat koil dan plat penggangu karena pada
Pengaruh material terhadap modulus puntir plat koil dia akan terasa lebih terpuntir
yang didapat adalah berbeda beda. Karena setiap dibandingkan dengan plat penggangu. Disinilah
bahan mempunyai modulus puniter yang sensor magnetic mengtahui perubahan yang
berbeda beda. Nilai dari modulus puniter setiap terjadi pada benda.
bahan dapat dilihat pada table 7 Dibandingkan oleh referensi[1] modulus
Radius dan panjang batang uji seperti puntir yangdiapat pada pengamatan ini adalah 1
terlihat pada persamaan 1 dan 2, panjang batang steel, 2.almunium, 3.kuningan. besaran yang
masuk kedalam persamaan menghitung besarnya didapat pada praktikum ini menunjukan bahwa
modulus puntir suatu bahan. Dapat dilihat pada benda uji yang dipakai adalah benda benda
persamaan 1 dan 2 bahwa jika semakin panjang tersebut (dapat dilihat pada table 7). Perbedaan
batang uji maka modulus geser semakin yang terjadi dapat dikarenakan oleh karena berat
panjang, namun. Semakin panjang batang uji benda (beban) kosong dianggap 0 dan benda uji
akan mempengaruhi luas penampang (A) pada diasumsikan dalam keadaan prima atau benda
persamaan 1 dan mempengaruhi R,m, dan alfa uji tersebut masih bagus
pada persamaan 2 yang mengakibatkan besar Percobaan dengan menggunakan keypad
dari modulus puntir seharusnya sama (konstan) tidak dilakukan karena adanya kesalahan teknis
Jarak antara sensor dan elemen panggangu pada bagian mikrokontroler yang menyebabkan
mempengaruhi tegangan yang didapat pada perhitungan menggunakan manual (dengan
mikrokontroler. Perubahan jarak antara sensor sudut).
dan elemen penggngu disebabkan oleh gaya Asumsi yang digunakan adalah antara lain.
yang diberikan pada bahan secar memuntir berat tali, wadah beban dianggap 0. Benda
menyebabkan benda terpuntir semakin dekat diasumsikan pada kondisi prima masih lurus
titik benda dengan sumber gaya semakin besar dalam kondisi bagus tidak ada cacat/bekas
efek puntirannya puntiran. Jari jari/diameter benda disetiap titik
Sensor menerima perubahan data pada sama. Besarnya percepatan Grafitasi sebesar
benda yang terkena elemen penggangu. Pada 10m/s2. Besar torsi yang bekerja pada benda
pengamatan kali ini benda yang diberi beban konstan. Sinyal analog yang di konversi menjadi
pengganggu menyebabkan benda uji terpunit sinyal digital terkonversi secara sempurna
mengakibatkan terjadinya jarak antara koil dan
plat pengganggu. Koil dan plat penggangu
menghasilkan tegangan berdasarkan jarak antara
keduanya. Kemudian data dari sensor di
teruskan kepada ADC. Disini sinyal data analog
dari sensor diubah menjadi digital untuk
V. Simpulan

 Dari data yang didapat benda uji yang di


uji pada percobaan modulus puntir ini
adalah berturut turut
o Steel (baja)
o Almunium
o Kuningan
 setiap benda mempunyai modulus puntir
yang berbeda beda.

VI. Pustaka
[1]http://softonezero.blogspot.com/2013/12/sifat
-elastis-benda-padat.html

Anda mungkin juga menyukai