Laporan Pendahuluan Demam Tifoid
Laporan Pendahuluan Demam Tifoid
A. Definisi
salmonella thypi.Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada
demam paratypoid adalah infeksi akut usus halus. Demam thypoid adalah infeksi
demam sistemik akut yang nyata pada fogosit mononuclear dan membutuhkan
dapat disimpulkan bahwa thypoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
B. Etiologi
kurangnya empat macam antigen yaitu antigen O (somatic), H (flagella), Vi, dan
(1996) penyebaran thypoid tidak bergantung pada iklim, tetapi banyak di jumlah
di negara yang beriklim tropis. Hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih,
C. Patofisiologi
selanjutnya akan kedinding usus halus melalui aliran limfa ke kelenjar mesentrium
gejala klinik (asimtomatik) seperti mual, muntah, tak enak badan, nafsu makan
menurun, pusing karena segera diserbu sel sistem retikulo endotetial. Tetapi
sehingga timbul gejala demam dan apabila demam tinggi tidak segera diatasi
maka dapat terjadi gangguan kesadaran dalam berbagai tingkat. Setelah dari
nyeri tekan, terutama pada folikel limfosial dan apabila kuman tersebut
perbaikan dan apabila tidak dihancurkan akan menyebar keseluruh organ sehingga
demam, rasa tidak enak di perut dan nyeri di seluruh badan. Minggu pertama
keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu :
konstipasi/diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk dan epistaksis. Pada
minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas yaitu : demam, bradikardi relatif,
lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali,
E. Penatalaksanaan
minimal 7 hari. Besar demam / kurang lebih selama 14 hari. Maksud tirah
dekubitus.
2. Diet Dimasa lalu penderita tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar
Karena mereka hanya makan sedikit dan ini berakibat keadaan umum dan gizi
padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran
dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada penderita tifoid.
orang dewasa 4x.500 mg sehari oral atau intravena sampai 7 hari bebas
kontrimoksazol demam pada demam tifoid turun rata-rata setelah 5-6 hari.
75-150 mg/kg berat badan sehari, digunakan sampai 7 hari bebas demam.
Dengan ampicillin dan amoksisilin demam pada demam tifoid turun rata-
untuk demam thypoid, tatapi dan lama pemberian yang oktimal belum
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan leukosit
SGOT dan SGPT pada demam thypoid seringkali meningkat tetapi dapat
3. Biarkan darah
Bila biarkan darah positif hal itu menandakan demam thypoid, tetapi bila
thypoid. Hal ini dikarenakan hasil biarkan darah tergantung dari beberapa
faktor:
a. Teknik pemeriksaan laboratorium
hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biarkan yang
digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam
4. Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody
serum klien dengan thypoid juga terdapat pada orang yang pernah
G. Komplikasi
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perporasi usus
c. Ilius paaralitik
hemolitik
sindroma katatonia.
DAFTAR PUSTAKA
Brunners & Suddart, (2002), Buku Ajar Keperawatan, Edisi 8, Penerbit EGC, Jakarta.
Evelyn C., Pearce, (2002), Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sudoyo, Aru W., (2006), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, Jilid III, FKUI,
Jakarta.
DEMAM THYPOID
2019
Oleh:
NAMA :SELVIANA
NIM : 01 2016.023
PALOPO
2019
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
Keluhan utama thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun-turun,
nyeri perut, kepala pusing, mual, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran.
tubuh.
lemah.
6. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
kemerahan.
2. Tingkat kesadaran dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis)
3. System respirasi
4. System kardiovaskuler
rendah.
5. System integument
Kulit kering, turgor kulit menurun,muka tampak pucat dan rambut agak
kusam.
6. sistem gastrointestinal
bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual,
7. Sistem musculoskeletal
8. Sistem abdomen
Saat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi lunak
a. Kepala
tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah dan
distribusi rambut. Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak
kuat/tidak rapuh.
b. Wajah
c. Mata
terhadap cahaya. Normal: simetris mata kika, simetris bola mata kika,
d. Telinga
dengar. Normal: bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus,
warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat
bantu dengar.
Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus Normal: tidak ada
nyeri tekan.
e. Hidung
dengan warna kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan,
f. Mulut
Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir,
tekstur , lesi, dan stomatitis. Normal: warna mukosa mulut dan bibir
gusi, lidah simetris, warna pink, langit2 utuh dan tidak ada tanda
infeksi
g. Leher
dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simetris, tidak ada
h. Thorax
distress pernapasan, warna kulit sama dengan warna kulit lain, tidak
dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi
ke sisi)
i. Abdomen
Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah
jarum jam, perhatikan jika klien merasa nyeri dan bagaiman kualitas
Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri dan kanan): massa,
Normal: tidak teraba penonjolan tidak ada nyeri tekan, tidak ada
j. Eksremitas
integritas kulit, posisi dan letak, ROM, kekuatan dan tonus otot.
Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot
penuh
teraba jelas
archiles positif
8. Pengkajian primer
a. Airway
b. Breathing
Inspeksi
pernapasan cheynestokes
Palpasi
Focal fremitus umumnya tidak seimbang antara kanan dan kiri selama
Perkusi
c. Circulation
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Hipertermia
d. Disability
GCS/AVPU
Menurut (Heriana, 2014, hal. 63-65) ada tiga hal yang dinilai dalam
Scale);
Nilai
Mata membuka spontan, misalnya sesudah disentuh
4:
1: nyeri
Nilai
Pasien konfusi atau tidak orientasi penuh
4:
3: dibicarakan
Nilai
Tidak bersuara apapun walau diberi rangsangan nyeri
1:
Respon motorik
6: genggaman.
5: muskulus trapizius
4: diberikan
3: mengepal
2: mengepal,
Nilai
Sama sekali tidak ada respons
1:
Skor penilaian GCS :
B. Analisa Data
DO : Pengaruh Hipertermia
DS :
1. Pasien
mengatakanbadanny
a terasa panas
2. Pasien rnengeluh
pusing
1. Pasien tampak
meringis kesakitan
jikaperutnya ditekan
2. Ekspresi wajah
pasien tegang
3. Skala nyeri 3
4. Leukosit = 12.200
uI
DS:
1. Pasien rnengeluh
nyeri epigastrium
2. Pasien mengatakan
mual
2. Muntah 3 x
3. Lidah kotor
5. BB turun:
6. Sebelum sakit = 26
kg
7. Setelah sakit = 24 kg
DS :
1. Pasien mengatakan
nafsu makannya
berkurang
2. Pasien mengatakan
mual
3. Pasien.
Mengatakanlidahnya
terasa pahit
C. Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil Rasional
NOC
(NIC)
bagaimana memantau
mencegah dan
4. informasikan kebutuhan
kebutuhan 4. Memberikan
mengontrol memungkink
menggigil an gejala
muncul
kembali
agen mengevalua
antiinflamasi dan si
evaluasi keefektifan
yang
diberikan
2. Pertahanka
n tirah
baring,
posisi semi
fowler
dengan
tulang
spinal,
pinggang
dan lutut
dalam
keadaan
fleksi,
posisi
telentang
3. Untuk
menghindar
i adanya
cidera
4. Agen-agen
ini secara
sistematik
menghasilk
an relaksasi
umum dan
menurunka
n inflamasi.
meningkatk
an asupan
makanan
karena
mudah
ditelan
5. untuk
menghindar
i mual dan
muntah.
D. Implementasi
asam (biskuit)
4. Memberikan terapi
5. Memberikan terapi
sesuai program
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Pada tanggal 10 mei 2019 pukul 19.45 WIB An. T di bawa ke IGD PKU
2x300 g/l, amoxilin g/l, Infus RL 12tpm, puyer (Paracetamol 250mg 3x1).Tanda
tanda vital Nadi di IGD; 110 x/mnt, suhu; 40º C, RR ; 16x/mnt. BB: 12Kg. Pasien
dibawa ke bangsal Inayah sekitar jam 20.00 WIB. Pada saat di ruangan Kondisi klien
A. Pengkajian Keperawatan
Semester/Tingkat : VI/III
Tempat Praktik :
Tanggal Pengkajian :
1. Data Umum
e. Agama : Islam
i. Bangsal :Inayah
a. Health Promotion
1) Keadaan umum
b) Tekanan darah :-
d) Suhu :40º C
e) Respirasi :16x/mnt.
2.
hanya makan pagi dan sore saja dan paling hanya 8- 10 sendok
dengan petugas
6) Pengobatan sekarang :
3.
b. Nutrition
b) Lingkar perut :
c) Lingkar kepala : 49 cm
d) Lingkar dada : 60 cm
f) IMT :
Gol. Darah O -
a) Kulit :Warna sawo matang, kulit teraba hangat, kuku pendek dan
Saat ini klien mendapatkan diet bubur kasar ,ibu klien mengatakan
klien susah makan sejak sebelum sakit biasanya hanya makan pagi
dan sore saja dan paling hanya 8- 10 sendok makan, pada saat dikaji
ibu klien mengatakan klien makan hanya 1-3 sendok. Ibu klien
rumah sakit :
mengunyah, dll) :
8) Pola Asupan Cairan :Sebelum sakit klien minum susu 1-3 gelas
perhari, selama sakit klien minum susu 1 gelas dan kadang minum
air putih
9) Cairan masuk :
Pada saat dikaji klien BAB 1xkonsistensi padat dan BAK 3-4x/hari
c. Elimination
1) Sistem Urinary
2) Sistem Gastrointestinal
a) Pola eliminasi
3) Sistem Integument
d. Activity/Rest
1) Istirahat/tidur
sakit klien tidur sekitar jam 20.00 sampai jam 05.00, tidur
b) Insomnia :-
2) Aktivitas
a) Pekerjaan :
Sebelum sakit klien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat
b) Kebiasaan olahraga :-
c) ADL
- Makan : baik
- Toileting :baik
- Kebersihan :baik
- Berpakaian :baik
d) Bantuan ADL :-
f) ROM :-
3) Cardio respons
- Berbaring :-
- Duduk :-
e) Pemeriksaan jantung
- Inspeksi :
- Palpasi :
- Perkusi :
- Auskultasi :
4) Pulmonary respon
b) Penggunaan O2 :
c) Kemampuan bernapas :
e) Pemeriksaan paru-paru
dada
- Perkusi :sonor
- Auskultasi :vesikuler
e. Perception/Cognition
1) Orientasi/kognisi
a) Tingkat pendidikan
b) Kurang pengetahuan
2) Sensasi/persepsi
3) Communication
f. Selfperception
1) Self-concept/self-estrem
d) Adanya luka/cacat :
g. Role Relationship
a) Status hubungan :
b) Orang terdekat :
c) Perubahan konflik/peran :-
h. Sexuality
a) Masalah/disfungsi seksual :-
b) Periode menstruasi :-
c) Metode KB yang digunakan : -
d) Pemeriksaan SADARI :-
e) Pemeriksaan papsmear :-
i. Coping/Stress Tolerance
1) Coping respon
j. Life Principles
1) Nilai kepercayaan
c) Kegiatan kebudayaan :
k. Safety/Protection
1) alergi
a) Penyakit autoimune
b) Tanda infeksi
c) Gangguan thermoregulasi
tetap)
l. Comfort
1) Kenyamanan/Nyeri
saat beristirahat.
m. Growth/Development
3. Catatan Perkembangan
Keadaan umum
JAM
TD
TTV Nadi
RR
Suhu
Eye
Motorik
GCS
Verbal
Hari/tanggal :
Input :
berapa plabotinfus )
TOTAL : ml
Output :
saudaramasukkan)
TOTAL : ml
Balance (Intake-output) :
JAM
Minum
INPUT Makan
Infus
Metabolisme
Urine
Feses
OUTPUT Keringat
IWL
Cairan NGT
4. Data Laboratorium
Tanggal :15-05-2011
Gol. Darah O -
B. Analisa Data
DO : Pengaruh Hipertermia
DS :
3. Pasien
mengatakanbadanny
a terasa panas
4. Pasien rnengeluh
pusing
5. Pasien tampak
meringis kesakitan
jikaperutnya ditekan
6. Ekspresi wajah
pasien tegang
7. Skala nyeri 3
8. Leukosit = 12.200
uI
DS:
3. Pasien rnengeluh
nyeri epigastrium
4. Pasien mengatakan
mual
2. Muntah 3 x
3. Lidah kotor
4. Pasien tampak lemah
5. BB turun:
6. Sebelum sakit = 26
kg
7. Setelah sakit = 24 kg
DS :
1. Pasien mengatakan
nafsu makannya
berkurang
2. Pasien mengatakan
mual
3. Pasien.
Mengatakanlidahnya
terasa pahit
C. Diagnosa
bagaimana 2. Untuk
mencegah memantau
panas demam
4. informasikan pasien
penanganan mengurangi
kebutuhan sentralnya
mengontrol n informasi
menggigil mengenai
tanda yang
memungkin
kan gejala
muncul
kembali
agen mengevalua
antiinflamasi dan si
evaluasi keefektifan
yang
diberikan
2. Pertahanka
n tirah
baring,
posisi semi
fowler
dengan
tulang
spinal,
pinggang
dan lutut
dalam
keadaan
fleksi,
posisi
telentang
3. Untuk
menghindar
i adanya
cidera
4. Agen-agen
ini secara
sistematik
menghasilk
an relaksasi
umum dan
menurunka
n inflamasi.
sering an asupan
makanan
karena
mudah
ditelan
5. untuk
menghindar
i mual dan
muntah.
D. Implementasi
asam (biskuit)
4. Memberikan terapi
5. Memberikan terapi
sesuai program