SKRIPSI
Oleh
i
PERBANDINGAN DENYUT NADI, FREKUENSI NAFAS DAN SUHU
REKTAL ANAK KAMBING LOKAL PRA-SAPIH PADA
TIPE KELAHIRAN TUNGGAL DAN KEMBAR
Oleh
RILO AJI PAMBUDI
NIM : 23010113120018
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Apabila dikemudian hari dalam skripsi ini ditemukan hal-hal yang menunjukan
telah dilakukannya kecurangan akademik oleh saya, maka saya bersedia gelar
akademik saya yang telah saya dapatkan ditarik sesuai dengan ketentuan dari
Program Studi S1 Peternakan, Fakulltas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro.
Semarang, Oktober 2017
Penulis,
Mengetahui :
Prof. Ir. Agung Purnomoadi, M.Sc., Ph.D Prof. Ir. Edy Rianto M.Sc., Ph.D
iii
iv
RINGKASAN
v
KATA PENGANTAR
Kambing lokal merupakan salah satu jenis kambing dengan populasi yang
cukup tinggi dan tersebar luas di wilayah Indonesia. Produktivitas kambing lokal
Asupan nutrisi ternak erat kaitanya dengan laju metabolisme tubuh yang
denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh. Fisiologis anak kambing (denyut
nadi, frekuensi nafas, dan suhu rektal) kelahiran tunggal dan kembar belum
perbandingan kondisi fisiologis anak kambing lokal pra sapih kelahiran tunggal
dan kembar.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehaidat Allah SWT atas nikmat rahmat
“Perbandingan Denyut Nadi, Frekuensi Nafas dan Suhu Rektal Anak Kambing
Lokal Pra-sapih Pada Tipe Kelahiran Tunggal dan Kembar”. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan ini banyak pihak yang memberikan doa dan dorongan
2. Prof. Ir. Agung Purnomoadi, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing utama, Prof.
Ir. Edy Rianto M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing anggota, dan Ir. Sularno
vi
Dartosukarno selaku pembimbing awal (sebelum pergantian pembimbing)
3. Dr. drh. Sri Mawati M.Si dan Prof. Ir. Mukh Arifin, M.Sc., Ph.D selaku
dosen penguji skripsi yang telah memberi masukan dalam skripsi saya.
4. Prof. Ir. Mukh Arifin, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Peternakan dan
5. Dr. Ir. Bambang Waluyo H. E. P., M.S., M.Agr. selaku Ketua Departemen
6. Dr. drh. Enny Tantini Setiatin, M.Sc. selaku Ketua Program Studi S1
Produksi Ternak Potong dan Perah beserta para dosen dan staff
8. Keluarga penulis, diantaranya : kedua orang tua tercinta Bapak Surono dan
Ibu Suwarni, adik kandung penulis Vinolia N. Kartika, Kakek dan Nenek,
pembimbing penelitian, Mas Randika, Mas Ari, Mbak Vita dan Mbak
vii
10. Tim Asisten Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah “Potong
perkuliahan.
2013 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, sukses dan selalu terjaga
silaturahmi kita.
12. Keluarga besar BEM FPP Undip periode 2016/2017 dan pengurus harian
berorganisasi.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN ................................................................................................ 23
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kambing lokal merupakan salah satu jenis kambing dengan populasi yang cukup
tinggi dan tersebar luas di wilayah Indonesia. Widiyono dkk. (2003) menjelaskan
bahwa populasi kambing lokal di Indonesia sangat besar yaitu 14,4 juta ekor atau
sekitar 38% total ruminansia di Indonesia. Dijelaskan oleh Batubara dkk. (2006),
bahwa kambing lokal adalah kambing hasil persilangan yang telah lama
antara lain adalah tahan hidup di daerah tandus, mudah disilangkan dan bersifat
untuk melahirkan anak tunggal, kembar dua ataupun kembar tiga (Andoko dan
Warsito, 2013).
persaingan mendapatkan air susu selama laktasi pada anak kelahiran kembar
genetik, dan bobot lahir (Faozi dkk., 2013). Bobot lahir anak kambing kelahiran
tunggal umumnya lebih besar dari pada anak kambing kelahiran kembar. Sesuai
dengan penelitian Hamdani (2015) bahwa anak kambing yang dilahirkan kembar
memiliki bobot lahir yang lebih rendah daripada anak kambing kelahiran tunggal.
2
Kebutuhan hidup pokok erat kaitannya dengan bobot badan ternak. Kebutuhan
panas tubuh. Dijelaskan oleh Purwanto dkk. (1993) yang disitasi oleh Suherman
metabolisme nutrien dalam tubuh ternak. Kondisi fisiologis pada anak kambing
meliputi suhu tubuh, frekuensi nafas dan denyut nadi. Laju metabolisme
menyebabkan panas tubuh meningkat dan mencapai titik tertinggi yang dapat
nafas merupakan salah satu upaya dalam membuang panas melalui udara,
semakin cepat frekuensi nafas yang dilakukan maka semakin cepat panas tubuh
berkurang (Wuryanto dkk., 2010). Denyut nadi yang meningkat merupakan upaya
dalam menjaga keseimbangan panas dengan cara mengalirkan darah ke tepi kulit
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi fisiologis (denyut nadi, frekuensi
nafas, dan suhu rektal) anak kambing lokal berdasarkan tipe kelahiran tunggal dan
fisiologis, meliputi denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu rektal pada anak
3
kambing lokal prasapih berdasarkan tipe kelahiran tunggal dan kembar dua.
denyut nadi, dan suhu rektal) anak kambing lokal prasapih antara kelahiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Malaysia dan Filipina). Dijelaskan lebih lanjut oleh Ilham (2014) bahwa yang
tergolong pada jenis ternak lokal adalah ternak hasil persilangan yang telah
oleh Syukur dan Suharno (2014) bahwa kambing lokal tumbuh pada iklim tropis
dengan ukuran tubuh sedang dan pertumbuhanya cepat. Jumlah populasi kambing
sebesar 18.879.600 ekor pada tahun 2015 atau mengalami pertumbuhan sebesar
Hewan, 2015).
Kambing dianggap lebih unggul dibandingkan sapi dan domba, karena lebih tahan
hidup di daerah yang keadaannya tandus dan gersang (Mulyono dan Sarwono,
5
2008), cepat dewasa kelamin, mudah disilangkan dengan bangsa kambing lain dan
mampu bertahan dengan pakan kualitas rendah (Doloksaribu dkk., 2005). Setiadi
dkk. (1997) dan Sitepu (1985) yang disitasi Doloksakaribu dkk. (2006)
tubuhnya yaitu putih, coklat, hitam dan perpaduan ketiganya. Dijelaskan oleh
Tambing dkk. (2001) produktivitas kambing kambing lokal relatif masih rendah
menyatakan bahwa adanya persaingan mendapatkan air susu selama masa laktasi
Fisiologi ternak secara umum merupakan suatu hal yang mempelajari tentang
fungsi tubuh yang terjadi pada ternak (Frandson, 1992). Fisiologi ternak kambing
frekuensi nafas, denyut nadi dan suhu rektal. Data fisiologis yang biasanya diukur
adalah suhu rektal, frekuensi nafas dan denyut nadi. Data tentang kondisi
fisiologis (frekuensi nafas, denyut nadi dan suhu rektal) dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menilai apakah organ tubuh ternak dalam keadaan baik dan
Denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu rektal merupakan cerminan/ indikator
suhu, kelembapan, dan radiasi matahari (Purwanto dkk., 1993) yang disitasi
Suherman, (2014).
memompa darah ke seluruh tubuh, dan darah sendiri berfungsi sebagai jalur
transportasi dalam mengedarkan nutrien dan oksigen (Adriani dkk., 2010). Hafez
(1968) yang disitasi oleh (Karstan, 2006) menyatakan bahwa kecepatan denyut
jantung bereaksi pada pembongkaran panas tubuh, bila mana panas hilang dalam
waktu pendek, maka kecepatan jantung akan tinggi. Ternak kambing mempunyai
frekuensi denyut nadi yang lebih tinggi dari ternak ruminansia lainya. Bayer
(1970) yang disitasi oleh Karstan (2006) menyatakan bahwa denyut nadi pada
kambing dewasa antara 70-80 kali per menit dan pada anak kambing antara 100-
122 kali per menit. Kondisi hewan muda memiliki denyut nadi yang lebih tinggi
nadi ternak dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi pakan, dampak dari konsumsi
pakan yang meningkat menyebabkan metabolisme tubuh juga meningkat dan pada
akhirnya terjadi kenaikan denyut nadi. Kecepatan denyut nadi dikendalikan oleh
saraf dan perubahan kadar O2 atau CO2 ataupun rangsangan panas (Isnaeni,
2006). Kenaikan denyut nadi berfungsi untuk mengalirkan darah ke tepi kulit
antara karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh dengan oksigen
(O2). McDowel (1972) yang disitasi Karstan (2006) menyatakan bahwa aktivitas
panas tubuh yang dihasilkan juga lebih banyak. Sehingga untuk mengurangi panas
merupakan salah satu upaya pembuangan panas melalui udara, upaya ini
digunakan agar ternak dapat hidup nyaman atau homeostasis. Semakin cepat
frekuensi nafas yang dilakukan maka panas tubuh akan semakin cepat terbuang
(Wuryanto dkk., 2010). Penelitian Bayer (1970) yang disitasi oleh Karstan (2006)
menunjukkan bahwa frekuensi nafas normal pada kambing dewasa berkisar 12-15
kali per menit dan 12-20 kali per menit pada anak kambing. McDowel (1972)
yang disitasi oleh Karstan (2006) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
frekuensi nafas antara lain adalah ukuran tubuh ternak, umur dan aktifitas. Ternak
8
kambing memiliki frekuensi nafas yang lebih tinggi daripada ternak ruminansia
lainnya.
Suhu rektal adalah suatu indikator yang baik untuk menggambarkan suhu
dalam tubuh dan merupakan salah satu indikator dalam mengetahui hasil
keseimbangan ternak dalam melepas panas. Soebakti (1980) yang disitasi oleh
tubuh pada kambing. Menurut Bayer (1970) yang disitasi oleh Karstan (2006)
panas tubuh yang diukur melalui suhu rektal secara langsung tergantung oleh sifat
khusus ternak maupun lingkungan. Suhu rektal anak kambing berkisar antara 38,5
– 41,5oC. Dijelaskan oleh Isroli dkk. (2004) bahwa perubahan suhu rektal ternak
dipengaruhi oleh panas yang dihasilkan dari nutrisi yang dikonsumsi. Sismono
(1983) yang disitasi oleh Kartsan (2006) menyatakan bahwa panas tubuh secara
kembar tiga pada setiap kelahiran (Sudewo dkk. 2012). Kambing merupakan salah
satu ternak yang bersifat prolific yaitu keunggulan ternak ruminansia untuk
melahirkan anak kembar dua ataupun kembar tiga (Andoko dan Warsito, 2013).
nutrien berupa air susu dari induk selama laktasi. Hal ini menyebabkan anak
kambing yang lahir tunggal lebih cepat laju pertumbuhannya dibandingkan anak
kambing yang lahir dengan tipe kelahiran kembar (Chaniago dan Hastono, 2001).
heritabilitas tinggi dan menghasilkan nilai indeks produktivitas induk yang lebih
tinggi.
10
BAB III
3.1. Materi
Materi yang diamati dalam penelitian ini adalah 13 ekor anak kambing lokal umur
dengan 4 ekor induk, dan 5 ekor anak kambing kelahiran tunggal dipelihara
pada kandang individu yang dilengkapi dengan palung pakan dan ember sebagai
tempat minum, dengan ukuran kandang 120 x 90 cm. Penempatan anak kambing
disesuaikan dengan tipe kelahiran tunggal dan tipe kelhiran kembar, yaitu dengan
denyut nadi ternak, stopwatch/ timer sebagai acuan waktu dalam mengambil
parameter dan thermometer digital untuk mengukur suhu rektal anak kambing.
Alat tulis dan tabel pendataan parameter untuk mencatat hasil pengukuran.
11
3.2. Metode
kembar.
dan mengukur secara langsung kondisi fisiologis (frekuensi nafas, denyut nadi
dan suhu rektal) pada anak kambing lokal. Pengamatan dilakukan pada anak
kambing umur 7 hari setelah kelahiran sampai dengan 60 hari. Anak kambing
tidak dipisahkan dari induk selama pengamatan. Induk diberi air minum dan
sebanyak 350 g/hari, sedangkan anak kambing mendapatkan asupan nutrisi makan
dan suhu rektal) dilakukan pada pukul 06.00, 12.00, 18,00 dan 00.00 sekali
seminggu setiap hari Kamis. Data diperoleh dengan cara mengukur kondisi
menggunakan stopwatch/ timer. Denyut nadi dihitung selama 1 menit secara terus
menerus dengan alat bantu stetoscope yang ditempelkan pada dada kiri bagian
rektum.
12
3.2.2 Parameter
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah frekuensi nafas, denyut
nadi dan suhu rektal. Pengukuran kondisi fisiologis diawali dengan pengukuran
frekuensi nafas, frekuensi nadi dan suhu rektal (Widiyono dkk. 2003).
program IBM SPSS (Statistical Package Social Science) versi 20. Menurut
̅ ̅
√( ) ( )
Keterangan :
̅ = Rata-rata kondisi fisiologis (frekuensi nafas, denyut nadi dan
suhu rektal) anak kambing kelahiran tunggal
̅ = Rata-rata kondisi fisiologis (frekuensi nafas, denyut nadi
dan suhu rektal) anak kambing kelahiran kembar
= Banyaknya sampel anak kambing kelahiran tunggal
= Banyaknya sampel anak kambing kelahiran kembar
= Varians kondisi fisiologis (frekuensi nafas, denyut nadi dan suhu
rektal) anak kambing kelahiran tunggal
= Varians kondisi fisiologis (frekuensi nafas, denyut nadi dan suhu
rektal) anak kambing kelahiran kembar
Ho diterima jika t hitung < t tabel atau Sig. (2-tailed) > 0,05
Ha diterima jika t hitung > t tabel atau Sig. (2-tailed) < 0,05
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Denyut nadi anak kambing lokal pra sapih kelahiran tunggal (Lampiran 1)
dan kelahiran kembar (Lampiran 2), perbandingan denyut nadi anak kambing
kelahiran tunggal dan kembar ditampilkan pada Tabel 1. Data yang diperoleh
menunjukkan bahwa rata-rata denyut nadi anak kambing sangat beragam (data
bahwa denyut nadi anak kambing kelahiran tunggal dan kelahiran kembar dua
pada jam 06.00;12.00;18.00; dan 00.00 tidak berbeda nyata (P>0,05 ; Lihat
Lampiran 7).
Tabel 1. Rataan Denyut Nadi Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal
dan Kelahiran Kembar
Tipe Kelahiran
Jam Perbedaan
Tunggal Kembar
----------------------- (kali/ menit) -------------------
06.00 122 114 tn
12.00 122 121 tn
18.00 120 119 tn
00.00 124 116 tn
Rata-rata 122 118 tn
Keterangan : tn = tidak nyata
Rataan kondisi fisiologis denyut nadi anak kambing kelahiran tunggal dan
kembar adalah 122 kali/ menit dan 118 kali/ menit. Kondisi tersebut masih dalam
14
kategori normal denyut nadi anak kambing, dimana denyut nadi anak kambing
secara umum berkisar 100-122 kali/menit (Bayer) yang disitasi oleh Karstan,
2006).
Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan denyut nadi anak kambing
kelahiran tunggal dan kembar. Tidak adanya perbedaan denyut nadi antara anak
metabolisme anak kambing berjalan baik. Metabolisme tubuh ternak erat kaitanya
dengan kondisi fisiologis, sehingga saat metabolisme berjalan baik maka panas
yang dihasilkan tubuh tidak begitu tinggi yang menyebabkan denyut nadi ternak
berjalan normal. Denyut nadi pada ternak menunjukkan adanya aktivitas jantung
konsumsi pakan sehingga proses metabolisme tubuh juga ikut meningkat yang
1993).
Frekuensi nafas anak kambing lokal pra sapih kelahiran tunggal (Lampiran
kambing kelahiran tunggal dan kembar ditampilkan pada Tabel 2. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi nafas anak kambing sangat beragam (data
frekuensi nafas anak kambing kelahiran tunggal dan kembar pada jam 12.00;
18.00; dan 00.00 tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05). Namun, frekuensi
nafas anak kambing kelahiran tunggal pada jam 06.00 menunjukkan hasil yang
kelahiran kembar.
Tipe Kelahiran
Jam Perbedaan
Tunggal Kembar
----------------------- (kali/menit) ----------------
06.00 37 30 n
12.00 42 40 tn
18.00 39 34 tn
00.00 37 33 tn
Rata-rata 37 33 tn
Keterangan : n = nyata; tn = tidak nyata
Frekuensi nafas anak kambing pada penelitian ini lebih tinggi daripada
hasil penelitian Bayer (1970) yang disitasi oleh Karstan (2006) bahwa frekuensi
nafas pada anak kambing berkisar 12-20 kali/ menit. Frekuensi nafas anak
kambing kelahiran tunggal di jam 06.00 menunjukkan hasil yang lebih tinggi
yaitu 37 kali/ menit (P<0,05) daripada anak kambing kelahiran kembar sebesar 30
ternak di pagi hari atau jam 06.00 sehingga menyebabkan produksi panas tubuh
anak kambing kelahiran tunggal lebih tinggi, sebab tingkat kebutuhan hidup
pokok anak kambing kelahiran tunggal lebih besar dari pada kelahiran kembar,
laju metabolisme anak kambing kelahiran tunggal lebih cepat dibandingkan laju
metabolisme anak kambing kelahiran kembar. Purwanto dkk. (1993) yang disitasi
oleh Suherman (2004) menjelaskan bahwa laju metabolisme nutrien dalam tubuh
kelahiran kembar di pagi hari atau jam 06.00 lebih rendah tidak dapat di
definisikan secara jelas, hal ini dimungkinkan karena anak kambing kelahiran
kembar mengurangi frekuensi nafas untuk menjaga kondisi panas tubuh agar tetap
stabil. Dijelaskan oleh Naiddin dkk. (2010) bahwa ternak mengeluarkan panas
Suhu rektal antara anak kambing lokal pra sapih kelahiran tunggal
menunjukkan bahwa rata-rata suhu rektal anak kambing sangat beragam (data
suhu rektal anak kambing kelahiran tunggal dan kelahiran kembar pada jam
Tabel 3. Rataan Suhu Rektal Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal
dan Kelahiran Kembar
kambing kelahiran kembar di jam yang sama adalah 39,05 oC. Kondisi suhu rektal
proses termoregulasi, dimana kondisi normal suhu rektal anak kambing berkisar
38,05 – 41,05 oC Bayer (1970) yang disitasi oleh Karstan (2006). Dijelaskan oleh
Isroli dkk. (2004) bahwa kenaikan suhu rektal pada ternak dipengaruhi oleh panas
BAB V
5.1 Simpulan
perbedaan antara denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu rektal pada anak kambing
kelahiran tunggal dan kembar, kecuali pada frekuensi nafas di jam 06.00, anak
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Elieser, S. 2012. Performan hasil persilangan antara kambing Boer dan Kacang
sebagai dasar pembentukan kambing komposit. Disertasi Doktor. Program
Pascasarjana Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
20
Faozi, A. N., A. Priyono dan P. Yuwono. 2013. Ukuran vital tubuh cempe
prasapih dan hubungannya dengan bobot tubuh berdasarkan tipe kelahiran
pada kambing Peranakan Etawah. J. Ilmiah Peternakan 1 (1) : 184-194.
Ilham, F. 2014. Karakteristik fenotip sifat kualitatif dan kuantitatif kambing lokal
Kabupaten Bone Bolango. Prosiding Seminar Nasional Optimalisasi
Sumberdaya Lokal pada Peternakan Lokal Berbasis Teknologi. Makasar, 9
Oktober 2014. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
hal. 41-50.
Isroli, S.A.B. Santoso dan N. Haryati. 2004. Respon Termoregulasi dan kadar
urea darah domba garut betina yang dipelihara di dataran tinggi
terhadap pencukuran wool. J. Pengembangan Peternakan Tropis. 2 (1):
hal:126-131.
Suherman, D. 2014. Efek waktu pemberian pakan dan level energi terhadap
cekaman panas berdasarkan suhu rektal dan kulit sapi dara Fries Holland.
Jurnal Sains Peternakan Indonesia 9 (2): 117-129.
jam 06.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
J101 B111 J131 J141 B191 minggu
23
Lampiran 1. (lanjutan)
jam 12.00
No Ternak Rata-rata/
Sd
Minggu minggu
7 90 78 120 80 87 91 16,94
24
Lampiran 1. (lanjutan)
jam 18.00
No Ternak
Rata-rata/minggu Sd
Minggu
J101 B111 J131 J141 B191
----------------------kali/ menit----------------------
1 180 173 151 172 172 169 10,98
6 96 95 83 97 87 92 6,23
25
Lampiran 1. (lanjutan)
jam 00.00
No Ternak
Rata-rata/ minggu Sd
Minggu
J101 B111 J131 J141 B191
-----------------------kali/menit------------------------
167 133 192 151 148 158 22,27
1
90 93 114 85 78 92 13,55
8
Rata-rata/ 135 113 137 118 116 X=124 Sd= 29,04
ekor
26
Lampiran 2. Denyut Nadi Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Kembar
Jam
06.00
Minggu No Ternak Rata-rata/
Sd
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272 minggu
-----------------------------------------------------kali/menit---------------------------------------------------------
1 157 139 141 139 135 170 170 164 152 14,93
2 94 101 160 110 141 110 135 145 125 23,80
3 127 153 154 112 114 167 135 112 134 21,61
4 111 95 125 113 117 98 113 103 109 10,06
5 136 105 118 100 98 110 118 95 110 13,62
6 82 78 108 108 89 83 102 104 94 12,65
7 78 79 115 114 95 86 114 90 96 15,85
8 99 75 99 107 89 92 92 91 93 9,37
Rata-
rata/ 110 103 128 113 110 115 122 113 X=114 Sd=25,00
ekor
27
Lampiran 2. (lanjutan)
jam 12.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272 minggu
----------------------------------------------------kali/menit-------------------------------------------
1 161 169 152 152 152 156 181 170 162 10,80
2 147 158 193 193 148 142 145 153 160 21,02
3 104 135 131 131 138 154 111 117 128 16,16
4 130 107 105 105 105 97 105 99 107 10,06
5 97 97 122 122 135 117 122 87 112 16,60
6 90 97 112 112 107 98 100 96 102 8,00
7 96 90 109 118 105 107 108 82 102 11,68
8 106 93 93 115 110 93 95 95 100 8,93
Rata-rata/
116 118 127 131 125 120 121 112 X=121 Sd=27,50
ekor
28
Lampiran 2. (lanjutan)
jam 18.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272 minggu
--------------------------------------------kali/menit---------------------------------------------------
1 161 142 176 176 177 186 139 142 162 18,99
2 105 110 150 150 170 155 150 148 142 22,59
3 148 140 128 128 145 158 155 165 146 13,69
Rata-rata/ ekor 108 105 123 124 127 124 123 117 X=119 Sd=28,37
29
Lampiran 2.( lanjutan)
jam 00.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272 minggu
------------------------------------------kali/menit------------------------------------
1 153 159 182 182 173 159 163 160 166 11,20
2 93 158 165 165 164 165 145 145 150 24,59
3 110 122 125 125 135 121 133 122 124 7,72
4 98 106 118 118 121 98 112 95 108 10,40
5 80 83 93 93 92 81 93 84 87 5,88
6 93 89 114 114 93 93 105 96 100 10,05
7 92 98 118 97 110 98 100 105 102 8,36
8 77 65 75 116 97 100 96 106 92 17,39
Rata-rata/ ekor 99 110 124 126 123 114 118 114 116 29,66
30
Lampiran 3. Frekuensi Nafas Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal
jam 06.00
Rata-rata/
Minggu No Ternak Sd
minggu
J101 B111 J131 J141 B191
------------------------ kali/ menit--------------------
1 63 61 85 61 39 62 16,29
2 73 50 45 66 35 54 15,51
3 34 36 37 23 21 30 7,60
4 28 25 25 46 23 29 9,45
5 28 30 26 34 29 29 2,97
6 36 40 38 34 41 38 2,86
7 30 23 36 28 22 28 5,67
8 24 19 26 22 30 24 4,15
31
Lampiran 3. (lanjutan)
jam 12.00
Rata-rata/
No Ternak Sd
Minggu minggu
J101 B111 J131 J141 B191
------------------------------- kali/ menit ----------------------------
1 72 54 60 74 57 63 9,18
2 77 48 44 75 45 58 16,69
3 45 38 46 41 39 42 3,56
4 49 39 33 38 29 38 7,54
5 50 39 45 32 39 41 6,82
6 35 30 43 37 31 35 5,03
7 33 33 30 30 37 33 2,88
8 25 30 38 37 20 30 7,71
Rata-rata/ ekor 48 39 42 46 37 x=42 Sd=13,66
32
Lampiran 3. (lanjutan)
jam 18.00
Rata-rata/
No Ternak Sd
Minggu minggu
J101 B111 J131 J141 B191
--------------------------kali/ menit------------------------
1 70 46 54 77 47 59 14,03
2 63 55 62 60 35 55 11,60
3 48 46 38 48 36 43 5,76
4 57 47 31 60 23 44 16,15
5 36 27 38 32 46 36 7,09
6 26 21 25 22 27 24 2,59
7 29 30 29 33 32 31 1,82
8 21 19 20 29 24 23 4,04
Rata-rata/ ekor 44 36 37 45 34 x=39 Sd=15,25
33
Lampiran 3. (lanjutan)
jam 00.00
Rata-rata/
No Ternak Sd
Minggu minggu
J101 B111 J131 J141 B191
-----------------------------Kali/ menit---------------------
1 58 73 51 89 52 65 16,07
2 54 39 52 66 33 49 13,03
3 29 31 24 26 20 26 4,30
4 39 27 45 44 30 37 8,15
5 34 33 27 31 23 30 4,56
6 31 26 29 38 27 30 4,76
7 37 24 39 40 40 36 6,82
8 26 20 24 25 22 23 2,41
Rata-rata/ ekor 39 34 36 45 31 X=37 Sd=15,17
34
Lampiran 4. Frekuensi Nafas Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Kembar
Jam 06.00
No Ternak Rata-rata/
Sd
Minggu minggu
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272
-------------------------kali/menit-----------------------------------
1 44 53 44 44 62 60 53 62 53 8,13
2 26 46 35 35 60 38 44 40 41 10,00
3 23 20 30 30 28 21 28 25 26 3,81
4 33 24 25 25 21 18 23 24 24 4,29
5 23 24 23 23 26 27 23 22 24 1,73
6 23 25 26 26 22 23 24 22 24 1,70
7 31 26 30 30 27 29 34 22 29 3,62
8 29 24 21 24 23 25 26 20 24 2,83
Rata-rata/ ekor 29 30 29 30 34 30 32 30 X=30 Sd=11,20
35
Lampiran 4. (lanjutan)
Jam 12.00
No Ternak Rata-rata/
Sd
Minggu minggu
36
Lampiran 4. (lanjutan)
jam 18.00
No Ternak Rata-rata/
Sd
Minggu minggu
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272
--------------------------------------kali/menit---------------------------
1 43 42 60 60 63 43 60 62 54 9,64
2 48 35 32 32 63 47 60 53 46 12,26
3 33 35 30 30 37 36 35 42 35 3,92
4 19 21 20 20 23 27 47 46 28 11,76
5 33 24 23 23 36 39 23 39 30 7,44
6 21 20 20 20 26 22 22 22 22 2,00
7 27 32 30 50 20 32 30 24 31 8,86
8 28 21 28 23 26 33 27 29 27 3,68
Rata-rata/ ekor 31 29 30 32 37 35 38 40 X=34 Sd=12,86
37
Lampiran 4. (lanjutan)
jam 00.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
minggu
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272
-------------------------------kali/menit----------------------------------
1 37 45 44 44 62 33 50 59 47 9,97
2 23 36 48 48 65 45 44 59 46 12,94
3 36 35 36 36 22 24 33 44 33 7,11
4 26 27 38 38 33 24 41 39 33 6,71
5 28 31 22 22 15 20 22 21 23 4,90
6 25 19 34 34 18 20 24 41 27 8,46
7 25 26 31 27 27 28 38 41 30 5,89
8 24 24 18 21 18 23 23 29 22 3,62
Rata-rata/ ekor 28 30 34 34 33 27 34 42 X=33 Sd=11,62
38
Lampiran 5. Suhu Rektal Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal
Jam 06.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
J101 B111 J131 J141 B191 minggu
---------------------------------------(oC)---------------------------------------------------
1 40,30 39,35 39,45 39,40 39,70 39,64 0,39
2 39,60 39,70 39,60 39,50 39,00 39,48 0,28
3 39,40 39,30 39,10 39,20 38,90 39,18 0,19
4 39,35 39,10 39,10 39,00 39,20 39,15 0,13
5 39,30 38,90 38,75 39,30 38,75 39,00 0,28
6 39,45 39,05 39,45 38,70 39,20 39,17 0,31
7 38,50 38,00 38,10 38,20 38,30 38,22 0,19
8 38,45 38,80 38,95 39,05 38,60 38,77 0,25
Rata-rata/ ekor 39,29 39,03 39,06 39,04 38,96 X=39,08 Sd= 0,47
39
Lampiran 5. (lanjutan)
Jam 12.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu stdev
J101 B111 J131 J141 B191 minggu
--------------------------------------------(oC)-----------------------------------------------
40
Lampiran 5. (lanjutan)
Jam 18.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
J101 B111 J131 J141 B191 minggu
--------------------------------------(OC)----------------------------------------------
1 40,75 39,40 40,00 39,65 39,80 39,92 0,51
2 38,90 39,30 39,80 39,30 39,40 39,34 0,32
3 39,40 39,50 38,60 39,10 38,20 38,96 0,55
4 39,75 39,35 39,65 39,35 39,25 39,47 0,22
5 39,10 39,45 39,30 39,35 39,40 39,32 0,14
6 40,10 38,90 40,10 39,15 39,10 39,47 0,58
7 39,40 38,80 39,20 39,35 39,05 39,16 0,24
8 38,90 39,00 40,10 39,30 38,40 39,14 0,63
Rata-rata/ ekor 39,54 39,21 39,59 39,32 39,08 x-39,35 Sd=0,48
41
Lampiran 5. (lanjutan)
Jam 00.00
No Ternak
Rata-
Minggu Sd
rata/minggu
J101 B111 J131 J141 B191
------------------------------------------------(oC)--------------------------------------------------
42
Lampiran 6. Suhu Rektal Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Kembar
Jam 06.00
Rata-rata/
No Ternak
Minggu minggu Sd
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272
----------------------------------------------------(OC)--------------------------------------------------------
1 38,90 39,10 39,50 39,50 39,15 38,80 39,25 39,00 39,15 0,26
2 38,80 39,00 39,30 39,30 39,00 39,50 39,30 39,10 39,16 0,23
3 39,00 39,00 38,90 38,90 38,80 38,80 38,80 38,90 38,89 0,08
4 38,75 38,60 39,10 39,10 38,80 38,50 39,20 39,00 38,88 0,26
5 38,60 38,65 39,00 39,00 38,75 38,60 39,00 38,75 38,79 0,18
6 38,20 38,20 38,90 38,90 38,65 39,80 38,00 38,65 38,66 0,57
7 37,40 38,30 39,20 38,90 37,60 37,80 39,10 38,80 38,39 0,71
8 38,55 38,35 38,65 38,65 38,50 38,30 38,60 39,10 38,59 0,24
Rata-rata/
38,53 38,65 39,07 39,03 38,66 38,76 38,91 38,91 X=38,81 Sd=0,43
ekor
43
Lampiran 6. (lanjutan)
Jam 12.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272 minggu
-----------------------------------------------(oC)------------------------------------------------------
1 39,35 39,35 39,60 39,60 39,20 39,30 39,75 39,00 39,39 0,24
2 39,30 39,10 39,40 39,40 39,10 39,80 39,40 39,10 39,33 0,24
3 39,00 39,10 39,00 39,00 39,00 38,80 39,30 38,90 39,01 0,15
4 38,85 39,10 39,30 39,30 38,80 39,10 39,25 38,00 38,96 0,43
5 38,80 39,10 39,10 39,10 39,15 38,60 39,10 38,75 38,96 0,21
6 38,60 38,50 39,10 39,10 38,35 39,40 39,00 38,65 38,84 0,36
7 38,50 39,25 39,45 39,45 39,60 39,00 39,80 38,80 39,23 0,44
8 39,00 38,95 39,05 39,05 39,50 39,10 39,30 39,10 39,13 0,18
Rata-rata/ ekor 38,93 39,06 39,25 39,25 39,09 39,14 39,36 38,79 X=39,11 Sd=0,34
44
Lampiran 6. (lanjutan)
Jam 18.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272 minggu
-------------------------------------------------(OC)------------------------------------------------------------
1 39,30 39,50 39,50 39,50 39,80 39,20 39,70 39,60 39,51 0,20
2 38,50 39,10 39,20 39,20 39,30 40,30 39,90 39,60 39,39 0,55
3 39,60 39,90 39,20 39,20 38,90 38,20 40,60 40,70 39,54 0,85
4 38,6 39,00 39,20 39,20 39,00 39,05 39,50 39,55 39,14 0,30
5 38,55 37,60 39,40 39,40 39,30 38,80 39,40 39,35 38,98 0,64
6 39,10 39,05 39,40 39,40 38,80 39,25 39,30 39,15 39,18 0,20
7 38,50 38,50 39,55 39,10 39,75 39,10 39,50 34,60 38,58 1,67
8 38,60 39,10 39,55 39,05 39,20 39,00 39,1 39,60 39,15 0,32
Rata-rata/
38,84 38,97 39,38 39,26 39,26 39,11 39,63 39,02 X=39,18 Sd=0,77
ekor
45
Lampiran 6. (lanjutan)
Jam 00.00
No Ternak Rata-rata/
Minggu Sd
B151 B152 B161 B162 J171 J172 B271 B272 minggu
-----------------------------------------------------(oC)-----------------------------------------------------------
1 39,65 39,00 39,40 39,40 38,75 39,00 39,40 39,50 39,26 0,31
2 38,90 38,70 39,40 39,40 39,30 39,80 39,60 39,60 39,34 0,37
3 38,80 39,10 39,00 39,00 38,90 39,20 38,80 39,00 38,98 0,14
4 38,95 38,95 39,10 39,10 38,90 39,05 39,00 39,35 39,05 0,14
5 38,80 38,50 38,90 38,90 38,80 38,70 38,90 39,10 38,83 0,18
6 38,80 38,70 39,30 39,30 39,40 40,30 39,10 39,40 39,29 0,49
7 38,10 38,00 39,35 38,90 39,60 39,00 39,60 39,00 38,94 0,61
8 39,05 38,80 39,00 39,00 38,55 38,60 38,80 39,85 38,96 0,41
Rata-rata/
38,88 38,72 39,18 39,13 39,03 39,21 39,15 39,35 X=39,08 Sd=0,39
ekor
46
47
Rataan Denyut Nadi Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 06.00
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0.185 5 .200* 0.941 5 0.676
Kelahiran Kembar 0.211 8 .200* 0.943 8 0.644
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,676; 0,644 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
0,393 1 11 0,544
Nilai Sig. 0,544 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
48
Lampiran 7. (lanjutan)
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Sig. Mean
Std. Error
F Sig. t df (2- Differ
Difference
tailed) ence
Equal
variances 0,393 0,544 1,502 11 0,161 7,150 4,759
assumed
Equal
variances
not 1.431 7.345 0,194 7,150 4,998
assumed
Nilai t. hitung = 1,502; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
Rataan Denyut Nadi Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 12.00
Lampiran 7. (lanjutan)
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,168 5 0,200* 0,992 5 0,986
Kelahiran Kembar 0,141 8 0,200* 0,988 8 0,992
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,986; 0,992 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
Nilai Sig. 0,493> 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Sig. Mean
Error
F Sig. t df (2- Differe
Differenc
tailed) nce
e
Equal
variances 0,503 0,493 0,220 11 0,830 0,950 4,315
assumed
Equal
variances
not 0,198 6.141 0,849 0,950 4,787
assumed
Nilai t. hitung = 0,220; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
50
Lampiran 7. (lanjutan)
Rataan Denyut Nadi Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 18.00
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,217 5 0,200* 0,887 5 0,344
Kelahiran Kembar 0,318 8 0,017 0,823 8 0,050
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,344; 0,050 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
0,970 1 11 0,346
Nilai Sig. 0,346 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
51
Lampiran 7. (lanjutan)
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Sig. Mean
Error
F Sig. t df (2- Differe
Differenc
tailed) nce
e
Equal
variances 0,970 0,346 0,356 11 0,728 1,525 4,280
assumed
Equal
variances 10,40
not 0,381 0,711 1,525 4,000
3
assumed
Nilai t. hitung = 0,356; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
Rataan Denyut Nadi Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 00.00
x = 124 x = 116
52
Lampiran 7. (lanjutan)
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,296 5 0,175 0,826 5 0,129
Kelahiran Kembar 0,161 8 0,200* 0,926 8 0,480
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,129; 0,480 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
Nilai Sig. 0,263 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Mean
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differ
tailed) Differe
ence
nce
Equal
variances 1,394 .0,263 1,393 11 0,191 7,800 5,598
assumed
Equal
variances
1,312 7,070 0,231 7,800 5,947
not
assumed
Nilai t. hitung = 1,393; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
53
Rataan Frekuensi Nafas Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 06.00
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,281 5 0,200* 0,805 5 0,088
Kelahiran Kembar 0,366 8 0,002 0,790 8 0,022
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,088; 0,022 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
4,548 1 11 0,56
Nilai Sig. 0,56 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah sama.
54
Lampiran 8. (lanjutan)
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Mean
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differen
tailed) Differenc
ce
e
Equal
variances 4,548 0,056 3,943 11 0,002 6,500 1,649
assumed
Equal
variances
3,268 4,806 0,024 6,500 1,989
not
assumed
Nilai t. hitung = 3,943; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung > t. tabel, maka dapat disimpulkan berbeda nyata (P<0,05).
Rataan Frekuensi Nafas Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembat Jam 12.00
Lampiran 8. (lanjutan)
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,182 5 0,200* 0,951 5 0,743
Kelahiran Kembar 0,233 8 0,200* 0,865 8 0,134
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,743; 0,134 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
Nilai Sig. 0,877 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Mean
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differe
tailed) Differe
nce
nce
Equal
variances 0,025 0,877 0,764 11 0,461 1,900 2,486
assumed
Equal
variances
not 0,747 8,003 0,477 1,900 2,544
assumed
Nilai t. hitung = 0,764; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
56
Lampiran 8. (lanjutan)
Rataan Frekuensi Nafas Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 18.00
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,271 5 0,200* 0,865 5 0,245
Kelahiran Kembar 0,188 8 0,200* 0,934 8 0,549
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,245; 0,549 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
0,689 1 11 0,422
Nilai Sig. 0,422 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
57
Lampiran 8. (lanjutan)
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Mean
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differe
tailed) Differe
nce
nce
Equal
variances 0,689 0,424 2,064 11 0,063 5,200 2,519
assumed
Equal
variances
1,964 7,322 0,088 5,200 2,648
not
assumed
Nilai t. hitung = 2,064; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
Rataan Frekuensi Nafas Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 00.00
Lampiran 8. (lanjutan)
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,174 5 0,200* 0,969 5 0,871
Kelahiran Kembar 0,270 8 0,089 0,896 8 0,268
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,871; 0,268 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
Nilai Sig. 0,696 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Mean
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differe
tailed) Differe
nce
nce
Equal
variances 0,160 0,696 1,512 11 0,159 4,250 2,811
assumed
Equal
variances
1,463 7,748 0,183 4,250 2,905
not
assumed
Nilai t. hitung = 1,512; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
59
Rataan Suhu Rektal Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 06.00
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,351 5 0,044 0,816 5 0,108
Kelahiran Kembar 0,187 8 0,200* 0,941 8 0,621
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,108; 0,621 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
2,912 1 11 0,116
Nilai Sig. 0,116 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
60
Lampiran 9. (lanjutan)
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Sig. Mean
Error
F Sig. t df (2- Differenc
Differenc
tailed) e
e
Equal
variances 2,912 0,116 2,052 11 0,022 0,26100 0,09840
assumed
Equal
variances
2,141 10,939 0,013 0,26100 0,08874
not
assumed
Nilai t. hitung = 2,052; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
Rataan Suhu Rektal Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 12.00
Lampiran 9. (lanjutan)
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,241 5 0,200* 0,877 5 0,297
Kelahiran Kembar 0,152 8 0,200* 0,968 8 0,879
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,297; 0,0,879 >
0,05 berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
Nilai Sig. 0,904 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Mean
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differe
tailed) Differe
nce
nce
Equal
0,1121
variances 0,015 0,904 1,688 11 0,119 0,18925
assumed 1
Equal
variances 0,1163
not 1,626 7,632 0,144 0,18925
8
assumed
Nilai t. hitung = 1,688; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
62
Lampiran 9. (lanjutan)
Rataan Suhu Rektal Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 18.00
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,213 5 0,200* 0,937 5 0,643
Kelahiran Kembar 0,128 8 0,200* 0,975 8 0,937
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,643; 0,937 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
0,277 1 11 0,609
Nilai Sig. 0,609 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
63
Lampiran 9. (lanjutan)
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Mean
Sig. (2- Error
F Sig. t df Differenc
tailed) Differenc
e
e
Equal
variances 0,277 0,609 1,113 11 0,290 0,15425 0,13861
assumed
Equal
variances
1,162 9,816 0,273 0,15425 0,13276
not
assumed
Nilai t. hitung = 1,113; nilai t. tabel = 2,201 pada df 11 memiliki tingkat kesalahan
0,05 berarti t. hitung < t. tabel, maka dapat disimpulkan tidak berbeda nyata
(P>0,05).
Rataan Suhu Rektal Anak Kambing Lokal Pra-sapih Kelahiran Tunggal dan
Kelahiran Kembar Jam 00.00
Lampiran 9. (lanjutan)
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelahiran Tunggal 0,217 5 0,200* 0,928 5 0,581
Kelahiran Kembar 0,221 8 0,200* 0,942 8 0,632
Nilai Sig. kelompok kelahiran tunggal dan kelahiran kembar 0,581; 0,632 > 0,05
berarti bahwa data berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas
Nilai Sig. 0,395 > 0,05 berarti bahwa variansi dari dua kelompok data adalah
sama.
C. Uji t Independen
Levene’s Test
Equality of t-test for Equality of Means
Variance
Std.
Sig. Mean
Error
F Sig. t df (2- Differenc
Differenc
tailed) e
e
Equal
variances 0,784 0,395 -0,171 11 0,868 -0,01725 0,10102
assumed
Equal
variances
-0,189 10,942 0,853 -0,01725 0,09107
not
assumed
RIWAYAT HIDUP
pendidikan pertama di SMP Negeri 2 Wedi tamat pada tahun 2010 serta
Pengetahuan Alam (IPA) tamat pada tahun 2013. Tahun 2013 penulis
Sapi PT. Rumpinary Agro Industry Desa Rabak Kecamatan Rumpin Kabupaten
(KMK) Undip, menjadi tim asisten dosen laboratorium Produksi Ternak Potong
dan Perah (Potong Mania). Penulis juga pernah menjadi pemakalah pada Seminar
Nasional Teknologi dan Agribisnis Peternakan (Seri IV) tahun 2016 yang
makalah “Kajian Frekuensi Nafas, Denyut Nadi dan Suhu Rektal Anak Kambing