Ti Kel 5
Ti Kel 5
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk dan
hidayah-Nya lah tugas membuat makalah mata kuliah Teknologi Informasi
dengan tema “Aspek Etika dan Hukum termasuk Trend Saat ini dan Masalah
Terkait Informatika Kesehatan dalam Keperawatan” dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kehadirat Nabi agung
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang yakni agama islam.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya atas ketidak sempurnaan dari makalah ini. Dengan demikian penulis
mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini dapat tersusun lebih baik lagi. Terimakasih, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan kesehatan bagi kita semua. Amin yarobbal’alamin.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI ..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Masalah.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN……................................................................................4
A. Kode Etik dalam Keperawatwan.............................................................5
B. Perilaku Etik dalam Tindakan Keperawtan Profesional..........................9
C. Masalah Legal dalam Etika Keperawatan.............................................12
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindakan Medis Perawat..............13
E. Perilaku Etik dalam Tindakan Keperawatan Profesional......................15
F. Manfaat Informatika Kesehatan.............................................................16
G. Perkembangan Informatika Kesehatan..................................................16
H. Pendidikan Informatika Kesehatan.......................................................20
I. Aplikasi Informatika Kesehatan.............................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
3
C.Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang trend dan isue dalam
keperawatan.
c. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang manfaat trend dan isue
dalam keperawatan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan atau
pedoman bagi status perawat profesional yaitu dengan cara:
5
b. Kode Etik Keperawatan Indonesia
6
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan
klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.
3. Tanggung Jawab terhadap Sesama Perawat dan Profesi Kesehatan Lainnya
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat
dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kemampuannya.
4. Tanggung Jawab terhadap Profesi Keperawatan
a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional
secara mandiri dan bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam
kegiatan dan pendidikan keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung Jawab terhadap Pemerintah, Bangsa, dan Negara
a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan.
7
b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
dan keperawatan kepada masyarakat.
Secara umum, tujuan kode etik keperawatan adalah sebagai berikut(kozier, Erb.
1990):
Setiap saat bekerja dan berhubungan dengan klien, rekan kerja, dan seluruh
komunitas tentu saja perawat selalu dihadapkan dengan pengambilan keputusan
dalam setiap tindakan yang dilakukan berkaitan dengan etika dan moral. Terdapat
dua aturan yang harus ditaati oleh perawat professional dalam mengambil
tindakan yaitu:
a. Standar etik
b. Hukum legal
Panduan berperilaku sesuai hukum yang sah. Jika aturan tersebut tidak dipatuhi
maka perawat wajib menerima tanggung gugatnya.
8
B. Perilaku Etik Dalam Tindakan Keperawatan Professional
a. Perilaku Etik
Dua perilaku etik yang harus dimiliki oleh perawat profesional yaitu:
Dalam hal ini, pedoman perawat adalah apa saja yang harus wajib
dilakukan dan kewajibannya dalam bertindak.
Pedoman yang digunakan adalah apa saja yang dilarang yang tidak
boleh dilakukan oleh perawat sesuai kewajiban dan kebajikan.
9
j. Veracity yaitu dokter maupun perawat hendaknya mengatakan sejujur-
jujurnya tentang apa yang dialami klien serta akibat yang akan dirasakan
oleh klien. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat
pendidikan klien agar klien mudah memahaminya.
k. Confidentiality yaitu perawat maupun dokter harus mampu menjaga
privasi klien meskipun klien telah meninggal dunia.
l. Justice yaitu seorang perawat profesional maupun dokter harus mampu
berlaku adil terhadap klien meskipun dari segi status sosial, fisik, budaya,
dan lain sebagainya.
b) E= Ethical review
d) I= Investigate outcome
e) D= Decide on action
10
f) E= Evaluate result
Cara penyelesaian:
c) Identifikasi orang yang terlibat karena yang menjadi korban adalah bayi maka
yang berhak memberikan sanksi adalah orang tua bayi. Sedangkan yang
terlibat adalah perawat, staf rumah sakit dan dokter yang melihat tangan bayi
tersebut berdarah.
11
f) Memutuskan tindakan yaitu pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
prinsip-prinsip etik.
Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh setiap
warganya. Jika tidak mematuhi hukum maka setiap orang akan terikat denda atau
bahkan hukuman penjara. Namun secara hukum, kita tidak perlu takut akan terikat
denda atau hukuman penjara jika :
1. Hanya melakukan hal-hal yang diajarkan dan hanya ada pada cakupan
pelatihan anda.
2. Selalu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang terbaru.
3. Menempatkan keselamatan dan kesejahteraan pasien sebagai hal yang
terpenting.
Pada dasarnya, bentuk kelalaian yang dilakukan perawat tersebut dapat diketahui
dari hasil kerjanya. Untuk lebih jelasnya, 2 bentuk kelalaian tersebut adalah:
12
2. Euthanasia adalah keinginan pasien untuk mati dengan bantuan tenaga
medis, karena nyawa pasien tersebut akan mati beberapa waktu kemudian.
3. Diskriminasi pasien HIV yaitu membedakan pasien terkena HIV
4. Diskriminasi SARA yaitu membedakan pasien dari segi status, budaya,ras
dan agama.
a. Karakteristik Perawat
a) Tingkat Pengetahuan
b) Tingkat Pendapatan
c) Lama kerja
b. karakteristik pasien
13
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan disamping faktor-faktor lain. Lebih jelas Dever menjelaskan faktor-
faktor tersebut adalah:
2) Teknologi
b. Faktor Organisasional
1. Ketersediaan sumber daya yaitu suatu pelayanan hanya bisa digunakan
apabila jasa tersebut tersedia.
2. Keterjangkauan lokasi yaitu peningkatan akses yang dipengaruhi oleh
berkurangnya jarak, waktu tempuh, maupun biaya tempuh yang
mengakibatkan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
3. Keterjangkauan sosial, konsumen memperhitungkan sikap dan
karakteristik provider terhadap konsumen seperti etnis, jenis kelamin,
umur, ras, dan hubungan keagamaan.
4. Karakteristik struktur organisasi pelayanan dan proses, berbagai macam
bentuk praktik pelayanan kesehatan dan cara memberikan pelayanan
kesehatan mengakibatkan pola pemanfaatan yang berbeda-beda.
c. Faktor Interaksi Konsumen dan Provider (penyedia pelayanan)
1. Faktor yang berhubungan dengan konsumen, dipengaruhi oleh:
14
faktor sosio demografi, meliputi: umur, seks, ras, bangsa, status
perkawinan, jumlah anggota keluarga, status sosial ekonomi
(pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan).
faktor sosio psikologi, meliputi: persepsi sakit, gejala sakit, dan
keyakinan terhadap perawatan medis/dokter, dan
2. faktor epidemiologis, meliputi mortalitas, morbilitas, disability, dan faktor
resiko.
3. Faktor yang berhubungan dengan provider, dipengaruhi oleh:
Faktor ekonomi, yaitu adanya keterbatasan konsumen untuk
mengakses pelayanan kesehatan.
Faktor karakteristik provider, meliputi tiga tipe pelayanan kesehatan,
sikap petugas, keahlian petugas, dan fasilitas yang dimiliki oleh
pelayanan kesehatan tersebut.
c. Landasan Teori
15
ilmu biomedis dan berkaitan denganteknologi informasi modern, terutama di
bidangkomputer dan komunikasi teknologi apapun yang membantu manusia
dalam membuat, mengubah , menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan
informasi. Pada awal sejarah manusia bertukar informasi melalui bahasa.Maka
bahasa adalah teknologi memungkinkan seseorang memehami informasi yang
disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu pada saat
pengirim menyampaikan informasi melalui ucapan itu saja. Setelah itu teknologi
penyampaian informasi berkembang melalui gambar.. Perkembanagan
informatika kesehatan berawal dari:
Pada 1950 an, Ledley dan Lusted telah menulis artikel “Reasoning
Foundations of Medical Diagnosis” di Majalah Science1. Tulisan meraka telah
menginspirasi bahwa komputer dapat dimanfaatkan untuk mendukung diagnosis
dan terapi, meskipun saat itu komputer masih sangat langka dan hanya dikenal di
16
komunitas penelitian mutakhir. Pada perkembangan selanjutnya, informatika
kesehatan mengalami banyak kemajuan seiring dengan peningkatan kemampuan
pemrosesan komputer dan teknologi informasi. Informatika medis sekarang
berkaitan erat dengan pemanfaatan komputer dan teknologi komunikasi di bidang
kedokteran. Contohnya saja dalam pengolahan data medis yang meliputi
penyimpanan, penarikan dan penggunaan data, informasi, serta pengetahuan
biomedik secara optimal untuk tujuan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
Hingga sekarang telah dipublikasikan lebih dari 120 ribu artikel hasil
penelitian dalam bidang informatika medis di Pubmed. Beberapa hasil penelitian
dan pengembangan tersebut dinilai telah memberikan kontribusi penting untuk
bidang kedokteran dan kesehatan. Sejumlah akademisi pernah memberikan
penilaian beberapa pencapaian penting informatika kesehatan Dean Sittig
menuliskan “Top 10 accomplishments in biomedical informatics”, yaitu:
17
7. The Visible Human Project, suatu project untuk membuat sekumpulan data
lengkap foto potongan lintang tubuh manusia untuk memfasilisatasi aplikasi
visualisasi anatomi
• Dokumen medis
18
kepentingan manajemen untuk tujuan efisiensi dan pelaporan, sistem informasi
rumah sakit juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap
pasien. Salahsatu hal yang ditekankan untuk menjamin kontinyuitas kualitas
pelayanan adalah kemampuan pertukaran data elektronik antar sistem
informasi kesehatan. Secara spesifik,
2. Dokumentasi medis (poin 2 Haux) mencatat seluruh data penting yang didapat
selama pasien dirawat. Informasi pada medical documentation digunakan
untuk mendukung pengambilan keputusan medis, penelitian dan aspek legal.
Dengan semakin banyaknya data yang bisa dicatat, serta perlunya informasi
dapat dibaca oleh berbagai pihak yang berkompeten secara simultan, maka
dokumentasi kertas dinilai kurang memadai lagi.
19
H. Pendidikan Informatika Kesehatan
• Departemen /laboratorium
• Bagian informatika
• Pakar kesehatan
• Kurikulum pendidikan
• Informatika kesehatan
20
1) Lebih ditekankan pada penggunan teknologi informasi
Catatan yang terkandung dalam status (chart) pasien adalah: (Kurtiyono, 2010)
1. Data Demografik
3. Formulir Persetujuan
4. Diagnosa
5. Pengobatan
21
7. Catatan Secara Berkesinambungan (flow sheet)
8. Catatan Perawat
9. Catatan Laboratorium
1. Hukum
2. Jaminan Mutu
3.Komunikasi
Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat dokumentasi yang ada
dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan.
22
4. Keuangan
5. Pendidikan
6. Penelitian
7. Akreditasi
EPR adalah bagian dari struktur kesehatan yang lebih besar teknologi
terdiri dari sistem informasi, pemantauan biomedis sistem, dan jaringan
komunikasi eksternal (Smith,2004). Hal ini membutuhkan spesifikasi prototipe
untuk memastikan bahwa persyaratan minimum untuk EPRs terpenuhi. Standar
dan nomenclatures dilaksanakan sesuai standar Organisasi Internasional untuk
Standarisasi (ISO).
23
Fungsi utama dari catatan pasien adalah dokumen pasien untuk
mendukung pengobatan dan perawatan. Dengan demikian mencakup fungsi untuk
merekam, memperbarui, menghapus dan mengambil informasi. Salah satu syarat
spesifik adalah bahwa EPRs harus diorganisir berdasarkan pada kebutuhan
pengguna, yang membutuhkan hubungan kerjasama dengan profesional yang akan
menggunakan
EPR adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk berkomunikasi bagi
dokter, perawat dan pasien dalam pelayanan kesehatan sehari hari. Agar system
dapat berfungsi secara maksimal diperlukan proses input data yang benar dan
akurat, Bentuk rekam medis konvensional yang biasanya ditemukan adalah
berupa kertas yang tidak sederhana, dan hal ini tidak memungkinkan bagi
seseorang untuk membawa rekam medisnya truktur dan format harus lengkap,
komprehensif, dari konsistensi dokumentasi.
24
Selain bentuknya yang kompleks, rekam medis terebut juga tidak baku,
dan apabila hilang semuanya ataupun sebahagian akan menimbulkan masalah.
Terutama jika institusi kesehatan tersebut tidak mampu menangani pasien lanjut
dan harus merujuk ke institusi lain, maka berkas rekam medis akan sangat
diperlukan. Keuntungannya adalah pengurangan biaya terhadap pengadaan kertas.
25
catatan elektronik (EPR) sistem membagi catatan pasien ke dalam modul, dan
tentang hal keperawatan dokumentasi merupakan modul terpisah (Hellese
&Ruland, 2001).
1. Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat
diketahui.
3. Kerja sama dengan pihak luar terutama bagi rumah sakit pemerintah dalam hal
penyediaan hardware dan software.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ilmiah yang telah dijelaskan tersebut, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa:
B. Saran
27
modern ini,kita harus lebih berhati-hati dalam memberikan informasi,menyelidiki
akan kebenarannya,serta memanfaatkan teknologi dengan baik,Terutama dalam
ruang lingkup keperawatan yang mengharuskan kita sebagai seorang perawat
menggunakan informasi dan teknologi untuk menolong pasien dan masyarakat yg
membutuhkan
28
DAFTAR PUSTAKA
29