membersihkan tangan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Secara garis besar, Hand Hygiene dibagi menjadi dua, yakni:
1. mencuci tangan; membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir
2. menggosok tangan; membersihkan tangan dengan cairan antimikroba dengan
konsentrasi ethanol 80%
Menjaga kebersihan tangan adalah kewajiban setiap dokter dan petugas kesehatan
karena kebersihan tangan adalah faktor utama dalam upaya pencegahan infeksi terkait
pelayanan kesehatan.
Untuk memudahkan dokter serta tenaga kesehatan lainnya dalam mengingat kapan
saja harus membersihkan tangan, diciptakan istilah "5 Moments of Hand
Hygiene" [2] yang terdiri dari:
1. Sebelum menyentuh pasien
Menyentuh pasien dalam bentuk apapun; berjabat tangan dengan pasien, membantu
pasien bergerak, memakaikan baju atau kacamata untuk pasien
Aktivitas personal; memandikan pasien, membantu pasien memakai baju atau
kacamata, menyisir rambut pasien
Observasi non-invasif; mengecek nadi, suhu badan atau tekanan darah, palpasi
abdomen, auskultasi dada
Prosedur non-invasif; memakaikan sungkup oksigen atau nasal cannula, memakaikan
slings/braces
Persiapan dan administrasi obat oral
Memberi makan dan perawatan intraoral lainnya seperti menyikat gigi atau
membersihkan gigi palsu pasien
2. Sebelum melakukan prosedur
Insersi jarum ke kulit pasien atau ke alat medis invasif; venipuncture, IV flush, injeksi
subkutan atau intramuskular
Persiapan dan administrasi obat melalui alat medis invasif; medikasi melalui IV,
pemberian makanan dengan NGT
Administrasi obat yang bersentuhan langsung dengan membran mukosa; tetes mata,
insersi obat supositoria
Insersi alat medis invasif; ETT, trakeostomi, pemasangan kateter
Pemeriksaan dan tindakan yang bersentuhan dengan kulit yang tidak intak atau
membran mukosa; membalut luka, prosedur operasi, tes colok dubur
3. Setelah melakukan prosedur atau adanya risiko terkena cairan tubuh pasien
risiko terkena cairan tubuh pasien; memegang kantong urin, memegang tempat tidur
pasien, memegang wadah spesimen, kontak langsung maupun tidak langsung dengan
sputum (melalui gelas atau tissue)
4. Setelah menyentuh pasien
menyentuh tempat tidur pasien, kursi dan meja di sekitar pasien, monitor alat, barang
pribadi pasien.
Selain dari lima waktu diatas, menjaga kebersihan tangan juga perlu dilakukan ketika:
setelah melepas sarung tangan (masih ada resiko kebocoran sarung tangan dan resiko
kontaminasi ketika melepaskan sarung tangan)
sebelum dan sesudah bekerja
sebelum dan sesudah makan/minum
sebelum dan sesudah menggunakan keyboard
setelah mengunjungi daerah terinfeksi
setelah menggunakan toilet
setelah mengusap hidung
Indikasi
Tuangkan cairan antimikroba dengan jumlah yang cukup untuk membasahi seluruh
permukaan telapak tangan
Gosok kedua telapak tangan
Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri dengan jari tangan kanan di
sela-sela jari tangan kiri dan sebaliknya
Gosok kedua telapak tangan dengan jari-jari saling bertautan (untuk membersihkan
sela-sela jari)
Gosok jari-jari sisi dalam kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci
Gosok ibu jari kiri dengan cara diputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
Gosok dengan memutar ujung jari kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
Tangan anda sekarang sudah bersih
Langkah-langkah Melakukan Cuci Tangan (Handwash)
Selesai melakukan perawatan pada satu pasien dan akan melakukan perawatan ke
pasien lain
Selesai melakukan prosedur di satu bagian tubuh pasien dan akan melakukan prosedur
di bagian tubuh lainnya (di pasien yang sama) untuk mencegah kontaminasi silang
(cross-contamination) dari bagian tubuh pasien
Interaksi dengan pasien melibatkan alat-alat kesehatan yang dapat dipindahkan dari
satu ruangan ke ruangan lain [2]
Membersihkan tangan harus dilakukan:
Efek samping yang mungkin terjadi dari pemakaian cairan antimikroba berbahan dasar
alkohol adalah dermatitis kontak alergi namun itupun sangat jarang terjadi.
Hand rub yang tersedia kini tidak akan menyebabkan iritasi dan kulit kering jika
dipakai dengan benar karena sudah mengandung emolien (pelembab). Namun, jika ada
luka terbuka atau kulit yang terkelupas akan tetap terasa perih jika menggunakan hand
rub berbahan dasar alkohol. [8]
Tidak seperti cairan antiseptik atau antibiotik, pemakaian hand rub berbahan dasar
alkohol tidak akan menyebabkan resistensi bakteri. [8]
Rekomendasi Lain
Selain mencuci tangan dan pemakaian cairan antimikroba, dokter dan tenaga kesehatan
perlu memperhatikan kebersihan kuku jari dengan selalu menjaga panjang kuku tidak
lebih dari 0,5cm dan hindari pemakaian cat pewarna kuku.
MEMPROSES LINEN
Memproses linen terdiri dari semua langkah yang diperlukan untuk mengumpalkan,
membawa, dan memilih (menyortir) linen kotor dan (mencuci, mengeringkan,
melipat atau membungkus), kemudian menyimpan dan mentribusi kan nya.
Memproses linen secara Linen dari berbagai sumber merupakan suatu proses yang
rumit. Staf yang ditugasi mengumpulkan, membawa dan memilih linen kotor harus
sangat berhati-hati. Mereka harus memakai pakaian tebal atau sarung tangan rumah
tangga untuk mengurangi resiko perlukaan oleh jarum atau benda tajam, termasuk
pecahan gelas. Staf yang bertanggung jawab terhadap pencucian barang kotor harus
memakai sarung tangan rumah tangga, alat pelindung mata, apron plastik atau
karet.
Limbah Padat
1. Pemisahan
Golongan A (dressing bedah, swab, bahan kimia, dan seluruh jarinhan
manusia). Dressing bedah yang kotor, swab, dan limbah lainnyang
terkontaminasi dari ruang pengobatan hendaknya ditampung dalam
bak penampungan limbah medis yang mudah dijangkau, bak sampah
yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah.
Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari
sekali. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut dan ditampung
sementara di bak sampah klinis. Bak sampah tersebut hendaknya juga
diikat kuat bila mencapai ¾ penuh atau sebelum jadwal pengumpulan
sampah. Sampah kemudian dibuang dengan cara sebagai berikut :
A. Sampah dari haemodialisis, sampah hendaknya dimusnahkan
dengan incinerator atau autoclaving
B. Limbah dari unit lain, sampah hendaknya dimusnahkan
dengan incinerator atau bisa dengan cara membuat sumur
dalam yang aman. Semua jaringan tubuh, plasenta, dll
hendaknya ditampung pada bak limbah medis atau kantong
lain yang tepat kemudian dimusnahkan dengan incinerator.
Golongan B (syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas, dan
benda tajam lain)
Syringe, jarum, dan cartridges hendaknya dibuang dengan
keadaan tertutup. Sampah in hendaknya ditampung dalam bak
tahan benda tajam yang bilamana penuh hendaknya diikat dan
ditampung dalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan
dimasukkan dalam incinerator.
2. Penampungan
Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai
kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke
incinerator, sampah yang tidsk berbahaya dapat ditampung dengan
sampah lain sambil menunggu pengangkatan.
3. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan internal
dan pengangkutan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik
penampungan awal ke tempat pembuangan atau incinerator
(pengolahan on site).
Limbah Cair
Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam
mikroorganisme, bahan-bahan organik dan anorganik.
Bebebrapa contoh fasilitas atau Unit Pengelolaan Limbah
(UPL) dirumah sakit antara lain
- Kolam Stabilisasi Air Limbah
- Kolam Oksidasi Air Limbah
- Anaeroic filter treatment system
Limbah medis rumah sakit baik secara langsubg atau tidak langsung berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi pengunjung, petugas
kesehatan, dan masyarakat disekitar wilayah rumah sakit tersebut. Pengaruh limbah rumah
sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah
seperti:
1. Gangguan estetika dan kenyamanan berupa warna yang
berasal dari bau phenol, eurrofikasi dan rasa dari bahan
organik yang menyebabkan estetika lingkungan menjadi
kurang sedap dipandang.
2. Kerusakan harta benda yang dapat disebabkan oleh garam-
garam (korosif dan karat) yang terlarut air yang berlumpur dan
dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit
3. Gangguan kerusakan tanaman dan binatang yang disebabkan
virus, senyawa kimia, dan logam berat.
4. Gangguan kesehatan terhadap manusia, dapat disebabkan
oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa kimia, pestisida,
serta logam berat.
5. Gangguan genetik dan reproduksi terhadap makhluk hidup.
6. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan
menjadi tempat yang baik bagi vector penyakit seperti lalat
dan tikus.
7. Kecelakaan kerja pada pekerja atau masyarakat akibat
tercecernya jarum suntik atau benda tajam lainnya.
8. Proses pembusukkan sampah oleh mikroorganisme akan
menimbulkan gas tertentu dan akan menimbulkan bau
9. Apalabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak
saniter asap nya akan mengakibatkan gangguan pernafasan,
penglihatan, dan penurunan kualitas udara
10. Adanya partike debu yang berterbangan akan mengganggu
pernafasan, menmbulkan pencemaran udara yang akan
menyebabkan kuman penyakit mengkontaminasi peralatan
medis dan makanan-makanan serta minuman yang ada di
rumah sakit.