PNEUMOTHORAX
Disusun Oleh:
Intan Dessy Tirta Moh. Henik
111 2018 2044
Supervisor Pembimbing:
dr. Bulkis Natsir, Sp.P
Telah diperiksa dan dianggap telah memenuhi syarat Tugas Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Profesi Dokter dalam disiplin ilmu Penyakit Dalam,
Menyetujui,
Pembimbing Penulis
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama : Nyeri dada
2. Anamnesis Terpimpin :
Pasien mengeluh nyeri dada yang dirasakan memberat saat menarik napas
dalam atau saat batuk dan bersin. Nyeri dada dirasakan sejak sekitar 1
minggu yang lalu. Nyeri dada tidak menjalar atau seperti tertindih benda
berat. Pasien juga mengeluh batuk yang dirasakan sejak 2 minggu yang
lalu.
Sekitar 2 minggu sebelumnya pasien datang ke poli paru RSUD
Salewangang maros dengan keluhan sesak saat malam dan pagi hari, batuk
(+), sering berkeringat malam (-), penurunan berat badan (-)
Pasien memiliki riwayat penyakit bronkhitis, riwayat penyakit jantung
disangkal.
C. PEMERIKSAAN FISIS
1. Tanda-tanda vital
- TD = 120/80
- N = 60x/menit
- P = 22x/menit
- S = 36,6◦ C
2. Kepala :
a. Rambut warna hitam, tidak mudah dicabut
b. Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-)
3. Leher :
a. DVS normal
b. Pembesaran tiroid (-)
c. Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
d. Massa tumor (-)
e. Deviasi trakea (-)
f. Nyeri tekan (-)
4. Thorax
a. Bentuk dada simetris (ka=ki), pergerakan pernapasan (ka=ki), regular,
deformitas (-),penggunaan otot bantu pernapasan (-), jejas (-)
b. Nyeri tekan (-), massa tumor (-), krepitasi (-), Fremitus taktil redup
pada hemithoraks kanan
c. Bunyi pernafasan : Vesikuler lemah (Hemithorax kanan)
Bunyi tambahan : Ronkhi basah kasar (-)
Wheezing (-)
d. Bunyi jantung I-II murni regular
Murmur (-)
Gallop (-).
e. Abdomen :
Inspeksi = Datar, ikut gerak napas, dilatasi vena (-)
Auskultasi = Peristaltik usus (+) kesan normal
Palpasi = Nyeri tekan (-), Massa (-), hepar (tidak teraba), lien
(tidak teraba)
Perkusi = Timpani (+), Asites (-)
(Semua dalam batas normal)
f. Extremitas : Dalam batas normal
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
E. DIAGNOSIS
- Pneumothoraks spontan kanan
- Bronchitis kronik
F. DIAGNOSIS BANDING
- Hidropneumothoraks
- Efusi pleura
- Atelektasis
G. PENATALAKSANAAN
- Barotec 3x1 / inh
- N. Acetylsistein 3x1
- Cefadroxil / 12j/ oral
- Metyl prednisolon 4mg /8 jam /oral
- Cetirizine 1x1
BAB 1
PENDAHULUAN
dinding thorax di kanan dan kiri, melapisi permukaan superior diagfragma kanan
dan kiri, melapisi mediastinum kanan dan kiri (semuanya disebut pleura
parietalis), kemudian pada pangkal paru, membrane serosa ini berbalik melapisi
Diantara pleura parietalis dan pleura viceralis terdapat ruang yang disebut
“rongga” pleura. Pada “rongga” pleura terdapat cairan pleura seperti lapisan film
karena jumlahnya sangat sedikit yang hanya berfungsi untuk memisahkan pleura
yaitu ruang antara dinding dada dan paru-paru itu sendiri. Semua proses
komunikasi atau hubungan yang tidak normal antara ruang pleura dan alveolus
meni, udara akan mengalir ke ruang pleura sampai gradien tekanan tidak ada lagi.
Tanpa tekanan intrapleura yang menahan paru-paru terhadap dinding thorax, sifat
lebih lanjut menjadi primer dan sekunder. Pneumotoraks traumatik dapat terjadi
akibat trauma tumpul ataupun luka tembus ke dinding dada. Ini juga bisa
kesehatan yang signifikan karena dari tingkat kekambuhan yang tinggi (recurrent
pria setiap tahun dan 1,2 hingga 6 per 100.000 wanita setiap tahun. Insiden
pneumotoraks spontan sekunder adalah 6,3 per 100.000 pria setiap tahun dan 2
per 100.000 wanita setiap tahun. Beberapa penelitian di Inggris yang telah
Dari uraian diatas, maka penulis ingin mendapat gambaran lebih dalam
mengenai pneumothoraks.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pleura dari dada antara paru-paru dan dinding dada. Gejala-gejala dari
2.2 Epidemiologi
sekunder terjadi 6,3 untuk pria dan 2,0 untuk perempuan. Resiko
episode kedua telah terjadi, maka ada kemungkinan lebih tinggi pada
spontan primer sekitar sembilan kali lipat anatra perempuan dan 22 kali
sebesar 1,26 juta per tahun pada pria dan 0,62 pada wanita, kematian lebih
yang biasanya mendadak. Rasa sakit ini tajam dan menyebabkan sesak.
Sesak nafas, denyut jantung yang cepat, pernafasan cepat, batuk dan
3. Trauma Pneumotoraks
4. Tension Pneumotoraks
pecah, memungkinkan udara keluar dari paru-paru ke ruang pleura. Hal ini
dapat terjadi ketika luka akibat beberapa tusukan dinding dada, yang
kista kecil pada permukaan paru-paru. Kista dapat terjadi tanpa penyakit
faktor resiko yang dibuat termasuk jenis kelamin laki-laki, merokok dan
akibat berbagai penyakit paru. Yang paling umum adalah penyakit paru
adalah seperti PPOK, infeksi paru dalam hal ini pneumonia dan
paru.3
melalui kerusakan pada dinding dada atau pada paru-paru itu sendiri, atau
udara untuk masuk seperti ke ruang pleura seperti katup, dan dengan lebih
2.5 Diagnosis
dada pleuritik mendadak pada sisi yang sama dengan paru yang terkena.
Dyspnea adalah gejala utama, dan nyeri dada pada sisi yang sama dengan
2.6 Penatalaksanaan
pneumothoraks adalah
alveoli dan rongga pleura telah menutup, maka udara yang ada di
keluar
tersebut.
ekspirasi maksimal.
4. Torakotomi
5. Tindakan bedah
emfisema.
2.8 Rehabilitasi
laksan ringan.
KESIMPULAN
Pneumothoraks merupakan suatu keadaan dimana rongga pkeura terisi oleh udara,
sehingga menyebabkan pendesakan terhadap jaringan paru yamng menimbulkan
gangguan dalam pengembangannya terhadap rongga dada saat proses respirasi.
Oleh karena itu, pada pasien sering mengeluhkan adanya sesak naps dan nyeri
dada.