Makalah Te
Makalah Te
PENDAHULUAN
[Type text]
dan oleh karena itu, studi perilaku konsumsi merupakan kunci untuk memahami
sebagian faktor pertumbuhan ekonomi dan siklus bisnis.
[Type text]
BAB II
PEMBAHASAN
[Type text]
kebutuhan/keinginan dari satu atau lebih produk. Penilaian kepuasan umumnya
bersifat subjektif baik bagi pemakai langsung maupun bagi penilai.
Jadi, Perilaku konsumen adalah studi dari proses keputusan mengapa konsumen
dapat membeli dan mengkonsumsi produk-produk (RW.Griffin & RJ. Ebert,
2003:366).
Menurut judul salah satu studi klasik, kita termasuk ke dalam “social
animals”. Jadi, untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi
dan sosiologi. Hasilnya berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh
utama terhadap perilaku konsumen: psikologis, pribadi, sosial, dan budaya
(RW.Griffin & RJ. Ebert, 2003:366)
[Type text]
Psikologi Sosial
Faktor-Faktor
Pribadi dan Lingkungan
Pribadi Budaya
Pengenalan Pencarian
Masalah Informasi
(kebutuhan (Mencari
untuk toko, gaya,
mengganti harga dan
barang lama opini orang)
Evaluasi
Alternatif
Keputusan Evaluasi
(yang mana
Pembelian Pasca
yang
Pembelian
nyaman,
Faktor-Faktor
terjangkau)
Pemasaran
[Type text]
2.3 Pendekatan Teroi Tingkah Laku Konsumen
[Type text]
Hipotesis utama teori niali guna atau lebih dikenal sebagai hukum nilai
guna marginal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna
yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan satu barang akan menjadi
semakin sedikit apabila orang tersebut terus-menerus menambah konsumsinya
pada barang tersebut.
[Type text]
Dalam hal pemaksimuman nilai guna total, syarat pemaksimuman nilai
guna adalah jika konsumen berada dalam keadaan sebagai berikut: (Sadono
Sukirno, 2005:130)
[Type text]
beberapa kelemahan. Kelemahan dan kritik terhadap pendekatan ini antara lain:
(Tati Joerson & M.Fathorrozi, 2003:50)
1. Sifat subyektif dari daya guna dan tidak adanya alat ukur yang tepat dan
sesuai.
2. Constan marginal utility of money, semakin banyak memiliki uang maka
penilaian terhadap uang itu semakin rendah.
3. Diminishing marginal utility sangat sulit diterima sebagai aksioma, sebab
penilaian dari segi psikologis yang sangat sukar.
Dalam pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur,
cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya
daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dasar dari
pemikiran dari pendekatan ini adalah semakin banyak barang yang dikonsumsi
semakin memberikan kepuasaan terhadap konsumen. Dalam menganalisa tingkat
kepuasan dalam pendekatan ini digunakan kurva Indifferen (indifferent Curve)
yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan
tingkat kepuasan yang sama dan garis anggaran (Budget line) yang menunjukkan
berbagai kombinasi dari dua macam barang yang berbeda yang dapat dibeli oleh
konsumen dengan pendapatan yang terbatas.
10 Indefferent Curve
8
6
Y
4
2
U1 U2 U3
0
0 2 4 X 6 8 10
U1 U2 U3
[Type text]
10 Budget Line
A
8 B
6 C
Y
4
D
2
E
0
0 2 4 X 6 8 10
20
Garis Keseimbangan Konsumen
18
M 16
a 14
k 12
a 10
E (Tingkat maksimum kepuasan konsumen)
n 8
a 6
n 4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Pakaian
[Type text]
Seperti halnya pendekatan tingkah laku konsumen melalui pendekatan
kardinal, pendekatan teori tingkah laku konsumen melalui pendekatan ordinal
juga memiliki sejumlah asumsi yang mesti berlaku. Beberapa asumsi yang harus
ada pada pendekatan ordinal ini adalah: (Dr. Eeng Ahman M.S dan Yana
Rohmana S.pd, 2007: XX )
1. Konsumen Rasional
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
5. Konsumen konsisten
6. Berlaku hukum transitif
[Type text]
2.4.1 Efek Perubahan Harga
Konsekuensi yang paling menarik dari suatu perubahan yang dihadapi oleh
konsumen adalah efek harga. Di sini, harga-harga barang yang kita bicarakan
relatif berubah tetapi tidak ada variasi kompensasi pendapatan. Oleh karena itu,
pendapatan nyata konsumen bisa naik atau turun. Pendapatanya dalam bentuk
uang memberikan kepuasan yang lebih besar atau lebih kecil daripada sebelumnya
karena harga-harga telah berubah.
a. Ada kemungkinan keadaan konsumen menjadi lebih baik atau lebih buruk
karena pendapatanya berubah tetapi harga-harga tetap konstan.
Kebutuhan-kebutuhan konsumen bisa bertambah atau berkurang sesuai
dengan pendapatanya semakin besar atau kecil untuk dibelanjakan.
Akibat-akibat perubahan semacam ini dinamakan efek-efek pendapatan.
b. Ada kemungkinan harga-harga berubah tetapi pendapatan konsumen
dalam bentuk uang juga berubah sedemikian rupa dalam waktu yang
bersamaan sehingga akibatnya ia tidak menjadi lebih baik dan juga tidak
menjadi lebih buruk. Namun sementara itu, ia akan merasa lebih baik
membeli baranag-barang yang harganya relatif murah lebih banyak lagi. Ia
akan mengganti barang-barang yang harganya relatif mahal dengan
barang-barang yang harganya relatif lebih murah. Akibat perubahan
semacam ini disebut efek-efek substitusi.
[Type text]
c. Kemungkinan harga dari suatu barang bisa naik atau turun, sedangkan
pendapatan konstan, sehingga konsumen bisa menjadi lebih buruk atau
bisa menjadi lebih baik. Dalam situasi seperti ini, konsumen tidak hanya
harus mengatur kembali pembelianya berdasarkan efek substitusi.
Pendapatan riel-nya, penghasilanya dalam bentuk barang-barang yang
dibelinya, juga harus berubah.
20
18
Grafik efek harga
16
M
14
a A
k 12
a 10
n 8
a 6 harga turun
n b
4
harga naik a
2
0 C B D
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Pakaian
[Type text]
Ketika menjelaskan perkaitan antara teori nilai guna dan teori permintaan
telah diuraikan bahwa hukum permintaan yang menyatakan bahwa ceteris paribus
kalau harga naik permintaan berkurang atau sebaliknya kalau harga turun
permintaan bertambah, dapat diterangkan dengan menganilisis dua faktor: faktor
efek penggantian dan efek pendapatan. Dalam uraian itu pada hakikatnya bahwa
penurunan harga akan menambah permintaan karena: (Sadono Sukirno, 2005:130)
[Type text]
20
Grafik efek pendapatan
18
16
M
14
a
k 12
a 10
Disposible Income ↑
n 8
a 6
n 4
Disposible Income ↓
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Pakaian
[Type text]
Hipotesis siklus-kehidupan berasumsi bahwa orang menabung pada
dasarnya untuk memuluskan atau melancarkan kegiatan konsumsi mereka selam
hidup. Satu tujuan pentingnya adalah untuk mendapat pendapatan masa pensiun
yang mencukupi. Satu implikasi dari hipotesis siklus-kehidupan adalah bahwa
suatu program seperti jaminan sosial yang memberikan tambahan pendapatan
yang dermawan untuk masa pensiun akan mengurangi tabungan dari para pekerja
setengah baya karena mereka tidak lagi perlu menabung sebanyak untuk masa
pensiun.
[Type text]
100000
90000 Tabungan
Perawatan kesehatan
K 80000
dan lainya
o 70000
n 60000 Transportasi
s 50000
u Perumahan
40000
m
s 30000
i 20000
10000
0
0 20000 40000 60000 80000 100000
Pendapatan setelah pajak (dollar)
[Type text]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan isi dari konsep tentang “Teori Perilaku Konsumen” maka
studi teori perilaku konsumen adalah suatu hal yang sangat penting baik bagi para
pengusaha, ekonom, mahasiswa, dosen, guru ataupun pemerintah serta khalayak
umum karena dengan kita mempelajari dan memahami konsep teori dan perilaku
konsumen dalam membelanjakan sejumlah pendapatan yang dimilikinya, maka
kita akan mengetahui sejumlah pemahaman daripada siklus bisnis jangka-pendek
maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang.
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng dan Rohmana, Yana. (2007). “Pengantar Teori Ekonmi Mikro”.
LAB EKOP dan KOPERASI UPI
Griffin, Ricky W. dan Ebert Ronald J. (2003). “Bisnis”. Jakarta: Prenhallindo.
Samuelson dan Nordhaus. (2004). “Ilmu Makro Ekonmi. Jakarta: PT. Media
Global Edukasi.
Stoner, Alfred dan Douglas C., Hague “Teori Ekonomi”. Jakarta: PT. Galia
Indonesia
Sukirno, Sadono. (2005). “Teori Pengantar Mikro Ekonomi”. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
[Type text]
CONSUMER
BEHAVIOR
Consumer Psychologist
[Type text]
Lars Perner, Ph.D.
CONSUMER BEHAVIOR:
THE PSYCHOLOGY OF MARKETING
The study of consumers helps firms and organizations improve their marketing
strategies by understanding issues such as how
The psychology of how consumers think, feel, reason, and select between
different alternatives (e.g., brands, products);
The psychology of how the consumer is influenced by his or her
environment (e.g., culture, family, signs, media);
The behavior of consumers while shopping or making other marketing
decisions;
Limitations in consumer knowledge or information processing abilities
influence decisions and marketing outcome;
How consumer motivation and decision strategies differ between products
that differ in their level of importance or interest that they entail for the
consumer; and
How marketers can adapt and improve their marketing campaigns and
marketing strategies to more effectively reach the consumer.
Behavior occurs either for the individual, or in the context of a group (e.g.,
friends influence what kinds of clothes a person wears) or an organization
(people on the job make decisions as to which products the firm should
use).
Consumer behavior involves the use and disposal of products as well as
the study of how they are purchased. Product use is often of great interest
to the marketer, because this may influence how a product is best
positioned or how we can encourage increased consumption. Since many
environmental problems result from product disposal (e.g., motor oil being
sent into sewage systems to save the recycling fee, or garbage piling up at
landfills) this is also an area of interest.
Consumer behavior involves services and ideas as well as tangible
products.
[Type text]
The impact of consumer behavior on society is also of relevance. For
example, aggressive marketing of high fat foods, or aggressive marketing
of easy credit, may have serious repercussions for the national health and
economy.
There are several units in the market that can be analyzed. Our main thrust in this
course is the consumer. However, we will also need to analyze our own firm’s
strengths and weaknesses and those of competing firms. Suppose, for example,
that we make a product aimed at older consumers, a growing segment. A
[Type text]
competing firm that targets babies, a shrinking market, is likely to consider
repositioning toward our market. To assess a competing firm’s potential threat, we
need to examine its assets (e.g., technology, patents, market knowledge,
awareness of its brands) against pressures it faces from the market. Finally, we
need to assess conditions (the marketing environment). For example, although we
may have developed a product that offers great appeal for consumers, a recession
may cut demand dramatically.
Mengganti nomor dan hand phone (HP) sudah menjadi hal biasa. Alasanya bisa
bermacam-macam. Untuk HP, pergantian dilakukan karena alasan hilang atau
sekedar ingin mengganti model baru agar bisa dikatakan canggih. Sedangkan
penggantian nomor bisa karena ingin sekedar menelpon lebih hemat. Mengingat
di beberapa outlet penjualan harga nomor perdananya lebih murah dibandingkan
harga isi ulang untuk nilai pulsa yang sama.
Dalam Indonesian Consumer Profile (ICP) 2008 dengan responden SES A dan B,
terlihat bahwa 23% (tertinggi) responden mengganti HP sebanyak dua kali sejak
pertama kali memiliki. Yang menarik, sebanyak 14,4% responden mengganti HP-
nya sebanyak lebih dari lima kali. Sebuah fenomena yang menarik.
[Type text]
HP bekas, bukan HP baru. Untuk isi ulang, sebesar 97,6% reponden melakukan
pengisian outlet. Hal ini sangat wajar, karena kemudahan akses. Dimana lokasi
outlet sangat mudah ditemui di mana-mana.
Tentunya, akan banyak sekali perilaku konsumen di industri ini yang sangat
menarik untuk diketahui. Lebih detail, kita dapat menemukannya dalam ICP 2008
yang memang memuat perilaku konsumen dalam industri ini. Dengan begitu,
maka kita akan memiliki modal besar untuk menjadi pemenang di indutri
telekomunikasi yang memiliki nilai pasar yang sangat menggiurkan.
[Type text]