Bery Romadhon
PT. PJB Service
E-mail: rbery13@gmail.com
ABSTRACT
PT. Gresik Gases Indonesia and PT. Gresik Power Indonesia is a company engaged in the production of gas and power
the workplace based on with several standards such as the SNI 03-3985-2000, NFPA 13, Permenaker no. 04/1980, Permen
PU no. 26/PRT/M/2008, SNI 03-1745-2000. Observational data collection used regulated checklists, with cross-sectional
results active protection system such as alarm with enough categories, detector with enough categories, sprinkler with
Keywords:
ABSTRAK
PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi
gas dan pembangkit listrik yang memiliki potensi bahaya kebakaran. Oleh karena itu, harus dilaksanakan sistem proteksi
kebakaran. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian system proteksi kebakaran aktif dan pasif pada tempat
kerja berdasarkan beberapa standar seperti SNI 03-3985-2000, NFPA 13, Permenaker no. 04/1980, Permen PU no. 26/
PRT/M/2008, dan SNI 03-1745-2000. Pengumpulan data secara observasional menggunakan checklist dengan rancangan
penelitian cross-sectional. Tempat produksi ini memiliki potensi bahaya berat dapat menimbulkan kebakaran area besar
fuel oil storage
tank, T 80 C, T 80 D, MCC 20 KV, SHEQ, kantor admin, ware house, gas compressor area, gas engine, combustion
turbine, control room, centrifuge pump, dan regent heater. Proteksi kebakaran aktif memiliki beberapa penilaian seperti
alarm, detektor, sprinkler, alat pemadam api ringan, serta hidran. Pada proteksi kebakaran pasif, penilaian berdasarkan
pada bangunan gedung. Observasi di lapangan memperoleh hasil menunjukkan bahwa system proteksi aktif seperti alarm
dalam kategori cukup, detector dalam kategori baik, sprinkler dalam kategori cukup, Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
dalam kategori baik, hidran dalam kategori baik, dan pada sistem proteksi kebakaran pasif dalam kategori cukup.
sehingga api menjalar dengan lambat. Biasanya dengan tingkat risiko yang terdapat pada tempat
terjadi pada tempat ibadah, gedung/ruang kerja tertentu. Peraturan Kepmen PU Nomor 26/PRT/
perkantoran, gedung/ ruang pendidikan, gedung/ M/2008 menyatakan bahwa setiap bangunan gedung
ruang perumahan, gedung/ ruang perawatan, harus mempunyai pengelolaan proteksi kebakaran
gedung/ ruang rumah sakit, dan lainnya. untuk mencegah terjadinya penyebaran kebakaran ke
ruangan ataupun ke bangunan lain. Sistem proteksi
2. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran kebakaran terbagi 2 yaitu sistem proteksi aktif dan
sedang 1 sistem proteksi pasif. Sistem proteksi kebakaran
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan aktif adalah alat atau instalasi yang digunakan
kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan mendekteksi dan memadamkan kebakaran seperti
dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan sistem deteksi alarm, APAR, Hidran, dan Sprinkler
apabila terjadi kebakaran dapat melepaskan dan Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem
panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. yang digunakan untuk melindungi setiap orang
Contohnya tempat parkir, pabrik elektronika, yang berada di lokasi dengan pembuatan komponen
pabrik susu, pabrik roti, pabrik barang gelas, dan konstruksi dan desain yang sedemikian rupa.
lainnya. PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik
Gases Indonesia merupakan perusahaan yang
3. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran bergerak di bidang produksi listrik, gas oksigen, gas
sedang 2 argon, dan gas nitrogen. Lingkungan kerja memiliki
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan beberapa lokasi mudah terbakar dan sangat fatal
kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan apabila terjadi kebakaran. Lokasi tersebut tersebar
dengan tinggi lebih dari 4 meter, dan apabila di beberapa tempat seperti fuel oil storage tank,
terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, T-80C (oksigen strorage), natural gas comp stasion,
sehingga menjalarnya api sedang. Contohnya gas engine 1-4, HRSG 1-3, centrifuge. Pelaksanaan
bengkel mesin, penggilingan padi, gudang sistem proteksi kebakaran harus dijalankan secara
pendinginan, pengolahan logam, perakitan kayu, menyeluruh agar dapat mencegah terjadi kebakaran
pabrik tembakau, dan lainnya. dan mengurangi kerugian apabila terjadi kebakaran
(Romadhon, 2017).
4. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran
sedang 3
METODE
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi Metode pengumpulan data yang digunakan pada
kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga api penelitian ini bersifat observasional karena penelitian
cepat menjalar. Contoh tempat kerja: pabrik ban, tidak memberikan intervensi terhadap sampel yang
pabrik karung, bengkel mobil, pabrik tembakau,
pabrik lilin, pergudangan, pabrik pakaian, dan variabel yang diteliti dengan menggunakan pedoman
lainnya. peraturan yang menjadi patokan. Sedangkan,
berdasarkan waktu penelitiannya bersifat cross-
5. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran sectional yaitu pengambilan data berdasarkan
berat variabel yang diteliti secara bersamaan pada suatu
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan saat tertentu.
kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan Penelitian ini dilaksanakan di PT. Gresik Gases
cair, serat atau bahan lainnya dan apabila terjadi Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia. Lokasi
kebakaran apinya cepat membesar dengan tersebut dijadikan penelitian dikarenakan memiliki
melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya potensi kebakaran tinggi yang terdapat di beberapa
api cepat. Contoh tempat kerja: pabrik kembang tempat produksi. Waktu pengumpulan data pada
api, pabrik korek api, pabrik cat, pabrik bahan 1–28 Februari 2017. Variabel dalam penelitian
peledak, dan lainnya. ini adalah pada aspek sistem proteksi kebakaran
aktif dan pasif. Cara pengumpulan data diperoleh
Sistem proteksi kebakaran atau sumber daya dengan menggunakan checklist yang berpedoman
yang direncanakan untuk mencegah atau untuk dengan SNI 03-3985-2000, NFPA 13, Permenaker
penanggulangan pada kejadian kebakaran sesuai No. 04/1980, Permen PU No. 26/PRT/M/2008, dan
Bery Romadhon, Analisis Proteksi Kebakaran pada Perusahaan… 145
HASIL
Hasil penelitian yang diperoleh mengenai
sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif kebakaran
yang dilakukan dengan observasi, pengukuran, dan
telaah dokumen di PT. Gresik Gases Indonesia dan
PT. Gresik Gases Indonesia (Linde) menjelaskan Gambar 1. Potensi Kebakaran.
bahwa pabrik pembangkit tenaga listrik. Kontruksi
Pabrik telah dimulai sejak Februari tahun 1997 kebakaran. Faktor penyebab kebakaran dapat
ditandai dengan kegiatan penyiapan tanah hingga dikelompokkan sesuai dengan teori segitiga api yang
pembangunan dan selesai seluruhnya pada Oktober berasal dari udara (oksigen), panas, dan bahan-bahan
1998. Produksi listrik pertama kali dicapai mudah terbakar yang digunakan saat proses produksi
pada November tahun 1998 dan di supply ke berlangsung. Area dengan potensi kebakaran dapat
PT. Smelting untuk membantu proses produksi dilihat dalam peta informasi area potensi kebakaran
pabrik peleburan dan pemurnian tembaga. pada Gambar 1.
PT. Gresik Power Indonesia merupakan Sumber udara berasal dari oksigen yang terdapat
perusahaan pembangkit tenaga listrik dengan pada udara sekitar lingkungan dan penyimpan liquid
kapasitas energi listrik yang dihasilkan sebesar oksigen di PT. Gresik Power Indonesia dan PT
43 MW melalui 4 unit Gas Engiene, 3 unit Gresik Gases Indonesia. Sumber panas berasal dari
Combustion Turbin, dan 2 unit Steam Turbin untuk mesin pembangkit listrik. Sumber bahan berasal
membangkitkan tenaga listrik serta 1 unit Steam dari bentuk padat (kertas, karet, kayu, karton, dan
Turbine lainnya di pasang pada air separation Unit plastik); bentuk cair (solar); bentuk gas (LPG, gas
(ASU). PT. Gresik Gases Indonesia memproduksi oksigen, gas karbondioksida). Hasil identifikasi
gas industri berupa nitrogen, argon, dan oksigen. berdasarkan teori segitiga api di atas menunjukkan
Kapasitas produksi gas industri yang dihasilkan oleh potensi bahaya kebakaran yang ada di PT. Gresik
PT. Gresik Gases Indonesia adalah Low Pressure Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia
Gas Oxygen (LPGO) = 29.280 Nm 3/hr, High sudah cukup untuk memicu terjadinya kebakaran.
Presusure Gas Oxygen (HPGO) = 478 Nm3/hr, Gas
Nitrogen = 5630 Nm3/hr, Liquid Oxygen (LOX) = PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
70 TPD, Liquid Nitrogen (LIN) = 870 Nm3/hr, dan Indonesia termasuk pada potensi bahaya tinggi
Liquid argon (Lar) = 384 Nm3/hr. berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
PT. Gresik Power Industri dan PT. Gresik Gases Republik Indonesia No:Kep.186/MEN/1999 Tentang
Indonesia mempunyai pembangkit dan fasilitas- Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis Indonesia memiliki potensi kebakaran tinggi. Jika
komputer dengan menggunakan beragam energi terjadi kebakaran, apinya cepat membesar dengan
primer seperti air, bahan bakar gas, bahan bakar melepaskan panas tinggi sehingga menjalarnya api
solar, dan sebagainya. cepat.
Hasil observasi di lapangan menunjukkan
bahwa dari beberapa variabel sistem kebakaran
Hasil observasi dan wawancara di PT. Gresik aktif yang diteliti adalah alarm, detektor, APAR,
Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia dan hidran. Alarm dan detektor akan dibandingkan
menunjukkan beberapa hal yang dapat menyebabkan dengan SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara
146 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 2 Mei–Agustus 2018: 142–151
Tabel 3. Hasil Observasi Detektor di PT. Gresik kedalam sprinkler, jarak antar sprinkler tidak lebih
Power Indonesia dan PT. Gresik Gases dari 4,6 meter, kepala sprinkler dalam keadaan
Indonesia yang di bandingkan dengan SNI baik dan tidak terhalang, dan memiliki prosedur
03-3985-2000 Tahun 2017 pemeriksaan serta uji coba. Komponen yang belum
memenuhi adalah sistem penyediaan air dikelola
Lokasi Tingkat %
oleh perusahaan sendiri, memiliki cadangan kepala
Pemenuhan
sprinkler
Seluruh tempat 5 dari 5 penilaian 100% alarm.
PT. Gresik
PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik
Gases indonesia
dan PT. Gresik
Gases Indonesia memiliki 91 titik peletakan APAR.
Power Indonesia Jenis APAR yang tersedia berjenis CO2, dry powder,
AFF Foam, FE 36. Sesuai dengan jenis kebakaran
yang terdapat pada tempat ini jenis kebakaran A, B,
Penilaian terhadap komponen sprinkler dan C penggolongan ini berdasarkan Permenaker
berupa terpasangnya sprinkler di tempat kerja, no. 04/1980 dan Permen PU no. 26/PRT/M/2008.
sprinkler tidak diberi warna serta ornamen atau Penilaian terhadap APAR berupa tersedianya
lapisan tambahan, jaringan air untuk sprinkler alat pemadam api ringan (APAR), penempatan
bebas dari lumpur, sistem penyediaan air dikelola
oleh perusahaan sendiri, terdapat sambungan yang APAR diletakkan pada tempat yang mudah dilihat,
digunakan untuk memompa air kedalam sprinkler, dicapai dan tidak terhalang, terpasang tanda
jarak antar sprinkler tidak lebih dari 4,6 meter, peletakan APAR, APAR diletakkan menggantung
kepala sprinkler dalam keadaan baik dan tidak atau di letakkan di lemari tidak terkunci, bagian
terhalang, memiliki cadangan kepala sprinkler atas APAR diletakkan 120 cm dari lantai, jarak
alarm dan antar APAR maksimal 15 meter, APAR diperiksa 2
memiliki prosedur pemeriksaan serta uji coba. kali dalam setahun, arsip seluruh APAR diperiksa
Tabel 4, menunjukkan hasil penilaian sringkler dan disimpan, dan setiap APAR memiliki kartu
menurut SNI 03-3989-2000 dan NFPA 13. Sprinkler kendali dengan menunjukkan bulan serta waktu
di PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases pemeliharaan.
Indonesia mendapatkan nilai skoring 70%. Sehingga Tabel 5, menunjukkan penilaian terhadap
tingkat pemenuhan adalah cukup artinya terpasang APAR menurut Permenaker no. 04/1980 dan
tetapi ada sebagian kecil yang tidak sesuai dengan Permen PU no. 26/PRT/M/2008, APAR di
standar yang berlaku. PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
Sprinkler yang terpasang di PT. Gresik Power Indonesia mendapatkan nilai skoring 96,7%. Tingkat
Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia telah pemenuhannya tergolong baik artinya terpasang
memenuhi 7 komponen penilaian yaitu terpasangnya tetapi ada sebagian kecil yang tidak sesuai dengan
sprinkler di tempat kerja, sprinkler tidak diberi standar yang berlaku.
warna serta ornamen atau lapisan tambahan, jaringan APAR yang terpasang di PT. Gresik Power
air untuk sprinkler bebas dari lumpur, terdapat Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia telah
sambungan yang digunakan untuk memompa air memenuhi penilaian berupa tersedianya alat
Tabel 4. Hasil Observasi Sprinklerdi PT. Gresik Tabel 5. Hasil Observasi APAR di PT. Gresik Gases
Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia
Indonesia yang Dibandingkan dengan SNI yang dibandingkan dengan Permenaker
03-3989-2000 Tahun 2017 No. 04/1980 dan Permen PU no. 26/PRT/
M/2008 Tahun 2017
Lokasi Tingkat %
Pemenuhan Lokasi Tingkat Pemenuhan %
Seluruh tempat 7 dari 10 penilaian 70% Seluruh tempat 87 apar dari 91 96%
PT. Gresik PT. Gresik apar memenuhi 10
Gases Indonesia Gases Indonesia penilaian
dan PT. Gresik dan PT. Gresik
Power Indonesia Power Indonesia
148 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 2 Mei–Agustus 2018: 142–151
Tabel 6. Hasil Observasi Hidrandi PT. Gresik Power Tabel 7. Tingkat Pemenuhan Sistem Proteksi
Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia Kebakaran Aktif Tahun 2017
yang dibandingkan dengan SNI 03-1745-
Komponen Persentase Pemenuhan
2000 Tahun 2017
Alarm 80%
Tingkat Detektor 100%
Lokasi %
Pemenuhan
Sprinkler 70%
Seluruh tempat 10 dari 12 hidran 83%
PT. Gresik Gases memenuhi 10 APAR 96%
Indonesia dan penilaian Hidran 83%
PT. Gresik Power
Indonesia
kopling, nozzle dan kran pembuka) berjumlah 9
hidran (75%), serta hidran terletak sepanjang jalur
pemadam api ringan (APAR), penempatan APAR mobil pemadam kebakaran berjumlah 1 hidran
(8,4%).
diletakkan pada tempat yang mudah dilihat, dicapai PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik
dan tidak terhalang, jarak antar APAR maksimal 15 Gases Indonesia memiliki 12 buah hidran yang
meter, APAR diperiksakan 2 kali dalam setahun, arsip tersebar pada beberapa lokasi di seluruh perusahaan.
seluruh APAR diperiksa dan disimpan, dan setiap Tabel 6 menunjukkan hasil penilaian kelengkapan
APAR memiliki kartu kendali dengan menunjukkan hidran menurut SNI 03-1745-2000. Hidran di
bulan serta waktu pemeliharaan. Penilaian APAR PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
yang belum memenuhi secara keseluruhan berupa Indonesia mendapatkan nilai skoring 83% sehingga
terpasang tanda peletakan APAR berjumlah tingkat pemenuhan adalah baik artinya terpasang
6 APAR (6,6%), APAR diletakkan menggantung sesuai dengan standar yang berlaku.
atau di letakkan di lemari tidak terkunci berjumlah Tabel 7 menunjukkan tingkat pemenuhan sistem
12 (13,2%), bagian atas APAR diletakkan 120cm proteksi kebakaran di PT. Gresik Power Indonesia
dari lantai berjumlah 12 (13,2%). dan PT. Gresik Gases Indonesia. Komponen sistem
Penilaian terhadap hidran berupa tersedianya proteksi kebakaran aktif yang masih perlu perhatian
hidran yang cukup di lokasi pabrik, kotak hidran khusus untuk dilakukan upaya pengembangan ialah
mudah dibuka kemudian mudah terlihat serta tidak sprinkler dengan persentase pemenuhan standar
terhalang benda apapun, peralatan di cat warna sebesar 70%.
merah kemudian tulisan hidran berwarna merah, Sistem proteksi kebakaran pasif di PT. Gresik
terdapat petunjuk penggunaan hidran, terdapat Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia
kelengkapan hidran (selang, kopling, nozzle, dan dianalisis menggunakan lembar observasi dan
kran pembuka), terdapat hidran halaman, hidran dibandingkan dengan Permen PU No.26/PRT/
terletak sepanjang jalur mobil pemadam kebakaran, M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
jarak antar hidran kurang dari 50 meter, hidran Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
halaman memiliki tekanan 3,5 bar dan dilakukan uji dan SNI 03-1736-2000. Hasil observasi sistem
operasional setiap 1 tahun sekali. proteksi kebakaran pasif di PT. Gresik Power
Hidran yang terpasang di PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia dapat
Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia telah dilihat dalam Tabel 8.
memenuhi penilaian berupa tersedianya hidran yang Penilaian terhadap sistem proteksi kebakaran
cukup di lokasi pabrik, terdapat hidran halaman, pasif berupa adanya dinding penghalang api, adanya
jarak antar hidran kurang dari 50 meter, hidran pintu tahan api, pemeliharaan berkala terhadap
halaman memiliki tekanan 3,5 bar dan dilakukan uji konstruksi tahan api, pintu tahan api dapat menutup
operasional setiap 1 tahun sekali. Hidran yang belum secara otomatis, dan terdapat jendela tahan api.
memenuhi kriteria penilaian secara keseluruhan Sistem proteksi kebakaran pasif yang terdapat
berupa kotak hidran mudah dibuka kemudian mudah di PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
terlihat serta tidak terhalang benda apapun berjumlah Indonesia telah memenuhi penilaian berupa terdapat
1 hidran (8,4%), peralatan dicat warna merah dinding penghalang api, terdapat pintu tahan api,
kemudian tulisan hidran berwarna merah berjumlah pintu tahan api dapat menutup secara otomatis
4 hidran (33%), terdapat kelengkapan hidran (selang, dan terdapat jendela tahan api. Komponen sistem
Bery Romadhon, Analisis Proteksi Kebakaran pada Perusahaan… 149