Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERUSAHAAN PRODUKSI

GAS DAN PEMBANGKIT LISTRIK

FIRE PROTECTION ANALYSIS ON GAS PRODUCTION COMPANY AND


POWER PLANT

Bery Romadhon
PT. PJB Service
E-mail: rbery13@gmail.com

ABSTRACT
PT. Gresik Gases Indonesia and PT. Gresik Power Indonesia is a company engaged in the production of gas and power

the workplace based on with several standards such as the SNI 03-3985-2000, NFPA 13, Permenaker no. 04/1980, Permen
PU no. 26/PRT/M/2008, SNI 03-1745-2000. Observational data collection used regulated checklists, with cross-sectional

results active protection system such as alarm with enough categories, detector with enough categories, sprinkler with

Keywords:

ABSTRAK
PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi
gas dan pembangkit listrik yang memiliki potensi bahaya kebakaran. Oleh karena itu, harus dilaksanakan sistem proteksi
kebakaran. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian system proteksi kebakaran aktif dan pasif pada tempat
kerja berdasarkan beberapa standar seperti SNI 03-3985-2000, NFPA 13, Permenaker no. 04/1980, Permen PU no. 26/
PRT/M/2008, dan SNI 03-1745-2000. Pengumpulan data secara observasional menggunakan checklist dengan rancangan
penelitian cross-sectional. Tempat produksi ini memiliki potensi bahaya berat dapat menimbulkan kebakaran area besar
fuel oil storage
tank, T 80 C, T 80 D, MCC 20 KV, SHEQ, kantor admin, ware house, gas compressor area, gas engine, combustion
turbine, control room, centrifuge pump, dan regent heater. Proteksi kebakaran aktif memiliki beberapa penilaian seperti
alarm, detektor, sprinkler, alat pemadam api ringan, serta hidran. Pada proteksi kebakaran pasif, penilaian berdasarkan
pada bangunan gedung. Observasi di lapangan memperoleh hasil menunjukkan bahwa system proteksi aktif seperti alarm
dalam kategori cukup, detector dalam kategori baik, sprinkler dalam kategori cukup, Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
dalam kategori baik, hidran dalam kategori baik, dan pada sistem proteksi kebakaran pasif dalam kategori cukup.

Kata kunci: pembangkit listrik, produksi gas, proteksi kebakaran

PENDAHULUAN kebakaran yang tinggi pada setiap proses produksi


dan pembangkit listrik serta di tempat penyimpanan
Perkembangan dunia menuntut perusahaan
juga memiliki risiko kebakaran yang besar.
memberikan produk/jasa dengan jumlah besar dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
kualitas baik. Listrik dan gas (oksigen, nitrogen,
adalah setiap usaha yang dilaksanakan agar setiap
dan argon) merupakan kebutuhan manusia baik
pekerja atau semua orang yang berada di tempat
untuk industry maupun perorangan. Proses produksi
kerja terlindungi dan tidak mendapat kecelakaan
gas dan pembangkit listrik mempunyai risiko
Bery Romadhon, Analisis Proteksi Kebakaran pada Perusahaan… 143

sehingga korban dan kerugian dapat dicegah.


perusahaan. Keselamatan kerja adalah keselamatan Selain langkah pemadaman ada juga langkah
yang berkaitan antara bahan baku pesawat kerja dan melakukan evakuasi kepada orang yang berada
lingkungan kerja (Suma’mur, 2009). di tempat tersebut menuju ke tempat yang aman.
Penggunaan teknologi dan bahan mudah Kegiatan pasca kebakaran adalah langkah yang
terbakar yang digunakan, sudah seharusnya diiringi dilakukan setelah kebakaran terjadi yaitu fase
pula dengan peningkatan perlindungan terhadap rehabilitasi dan rekonstruksi dampak kebakaran.
pekerja yang sebagaimana telah diatur pada UU Item yang akan dinilai dalam penelitian ini
No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Hal adalah tahap persiapan sebelum terjadinya kebakaran.
ini berarti mencakup jaminan keselamatan kerja dari Tahap tersebut terdiri dari beberapa perlengkapan
bahaya kebakaran seperti yang tertuang pada pasal 3 yaitu proteksi aktif dan pasif. Perlengkapan yang
ayat 1 dan pasal 9 ayat 3 yang berbunyi mencegah, terdapat pada lapangan akan dibandingkan dengan
mengurangi, dan memadamkan kebakaran. beberapa standard yang berlaku yaitu SNI 03-3985-
Hingga beberapa tahun ini, bencana kebakaran 2000, NFPA 13, Permenaker No. 04/1980, Permen
sering terjadi baik di luar maupun di dalam negeri. PU No. 26/PRT/M/2008, dan SNI 03-1745-2000.
Angka kejadian kebakaran di Amerika masih tinggi, Kebakaran merupakan reaksi antar komponen
yaitu sebesar 1.375.000 kasus kebakaran yang yang saling mendukung menyebabkan terjadinya
dilaporkan pada tahun 2012, mengakibatkan 2.855 api. Kebakaran tidak langsung terjadi dalam keadaan
penduduk meninggal, 16.500 cidera, dan kerugian besar kebanyakan kebakaran diawali dari api kecil,
properti kurang lebih sebesar $12.400.00.00. kemudian membesar. Kebakaran yang terjadi dalam
Kejadian kebakaran di sektor nonresidential, pada skala besar dan waktu singkat biasa berbahan bakar
tahun 2011 terjadi 85.400 kasus kebakaran dengan gas atau kebakaran jenis ledakan.
80 korban jiwa, 1.100 cidera dan kerugian uang Seiring berkembangnya teknologi teori segitiga
sebesar $2.435.700.000 (National Fire Protection api berkembang dengan ditemukannya unsur ke
Association, 2013). empat terjadinya kebakaran yaitu rantai reaksi
PT. PJB UP Brantas pernah terjadi kebakaran kimia (Chemical Chain Reaction). Teori ini disebut
pada unit PLTU dan menimbulkan korban sebanyak teori ini ditemukan berdasarkan
7 orang meninggal. Unit PLTA Sutami juga penelitian bahan pemadam kebakaran tepung
pernah terjadi kebakaran tetapi dalam skala kecil kimia (dry chemical) dan halon (halongeneted
menyebabkan kebakaran akibat arus pendek turbin hydrocarbon) yang memiliki prinsip memecah ikatan
pada tahun 1996 (Kowara, 2016). kimia pada saat terjadinya kebakaran. Perlengkapan
Kebakaran di bangunan bertingkat seperti kebakaran juga berkembang sehingga memudahkan
gedung depan menyebabkan terjadinya korban tim petugas kebakaran. Salah satu perkembangan
jiwa dan korban materi dalam jumlah yang tidak yaitu nozzle memiliki 2 tipe yaitu jet (
sedikit. Tahun 2009 terjadi kebakaran di gedung dan nozzle kombinasi). Jenis jet digunakan untuk
PT. Kedaung Indah Can (KICI) Surabaya semprotan jarak jauh, sedangkan kombinasi dapat
mengakibatkan kerugian mencapai Rp. 20 Miliar diatur dengan bentuk pancaran lurus dan spray
(Firdani, 2014). (Estria, 2008).
Sistem manajemen kebakaran adalah upaya Setiap tempat kerja memiliki potensi kebakaran
terpadu untuk mengelola risiko kebakaran mulai dari yang dapat terjadi. Setiap tempat kerja dapat
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tindak digolongkan dalam klasifikasi kebakaran sesuai
lanjutnya. Ada berbagai elemen atau kegiatan kunci
yang harus dijalankan dalam mengelola bahaya menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
kebakaran (Ramli, 2010). Kegiatan pra kebakaran Indonesia No: Kep.186/MEN/1999 Tentang Unit
adalah langkah-langkah yang dilakukan sebelum Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja,
kebakaran terjadi, atau disebut juga pencegahan yaitu:
kebakaran (fire prevention). Langkah ini seperti
pemenuhan peralatan yang dibutuhkan sesuai 1. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran
standard yang ada sehingga dapat mencegah ringan
terjadinya pembesaran api. Kegiatan saat kebakaran Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
( ) adalah langkah untuk menanggulangi kemudahan terbakar rendah, saat terjadi
dan memadamkan kebakaran secepat mungkin kebakaran dapat melepaskan panas rendah,
144 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 2 Mei–Agustus 2018: 142–151

sehingga api menjalar dengan lambat. Biasanya dengan tingkat risiko yang terdapat pada tempat
terjadi pada tempat ibadah, gedung/ruang kerja tertentu. Peraturan Kepmen PU Nomor 26/PRT/
perkantoran, gedung/ ruang pendidikan, gedung/ M/2008 menyatakan bahwa setiap bangunan gedung
ruang perumahan, gedung/ ruang perawatan, harus mempunyai pengelolaan proteksi kebakaran
gedung/ ruang rumah sakit, dan lainnya. untuk mencegah terjadinya penyebaran kebakaran ke
ruangan ataupun ke bangunan lain. Sistem proteksi
2. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran kebakaran terbagi 2 yaitu sistem proteksi aktif dan
sedang 1 sistem proteksi pasif. Sistem proteksi kebakaran
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan aktif adalah alat atau instalasi yang digunakan
kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan mendekteksi dan memadamkan kebakaran seperti
dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan sistem deteksi alarm, APAR, Hidran, dan Sprinkler
apabila terjadi kebakaran dapat melepaskan dan Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem
panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. yang digunakan untuk melindungi setiap orang
Contohnya tempat parkir, pabrik elektronika, yang berada di lokasi dengan pembuatan komponen
pabrik susu, pabrik roti, pabrik barang gelas, dan konstruksi dan desain yang sedemikian rupa.
lainnya. PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik
Gases Indonesia merupakan perusahaan yang
3. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran bergerak di bidang produksi listrik, gas oksigen, gas
sedang 2 argon, dan gas nitrogen. Lingkungan kerja memiliki
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan beberapa lokasi mudah terbakar dan sangat fatal
kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan apabila terjadi kebakaran. Lokasi tersebut tersebar
dengan tinggi lebih dari 4 meter, dan apabila di beberapa tempat seperti fuel oil storage tank,
terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, T-80C (oksigen strorage), natural gas comp stasion,
sehingga menjalarnya api sedang. Contohnya gas engine 1-4, HRSG 1-3, centrifuge. Pelaksanaan
bengkel mesin, penggilingan padi, gudang sistem proteksi kebakaran harus dijalankan secara
pendinginan, pengolahan logam, perakitan kayu, menyeluruh agar dapat mencegah terjadi kebakaran
pabrik tembakau, dan lainnya. dan mengurangi kerugian apabila terjadi kebakaran
(Romadhon, 2017).
4. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran
sedang 3
METODE
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi Metode pengumpulan data yang digunakan pada
kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga api penelitian ini bersifat observasional karena penelitian
cepat menjalar. Contoh tempat kerja: pabrik ban, tidak memberikan intervensi terhadap sampel yang
pabrik karung, bengkel mobil, pabrik tembakau,
pabrik lilin, pergudangan, pabrik pakaian, dan variabel yang diteliti dengan menggunakan pedoman
lainnya. peraturan yang menjadi patokan. Sedangkan,
berdasarkan waktu penelitiannya bersifat cross-
5. Klasifikasi tingkat potensi risiko kebakaran sectional yaitu pengambilan data berdasarkan
berat variabel yang diteliti secara bersamaan pada suatu
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan saat tertentu.
kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan Penelitian ini dilaksanakan di PT. Gresik Gases
cair, serat atau bahan lainnya dan apabila terjadi Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia. Lokasi
kebakaran apinya cepat membesar dengan tersebut dijadikan penelitian dikarenakan memiliki
melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya potensi kebakaran tinggi yang terdapat di beberapa
api cepat. Contoh tempat kerja: pabrik kembang tempat produksi. Waktu pengumpulan data pada
api, pabrik korek api, pabrik cat, pabrik bahan 1–28 Februari 2017. Variabel dalam penelitian
peledak, dan lainnya. ini adalah pada aspek sistem proteksi kebakaran
aktif dan pasif. Cara pengumpulan data diperoleh
Sistem proteksi kebakaran atau sumber daya dengan menggunakan checklist yang berpedoman
yang direncanakan untuk mencegah atau untuk dengan SNI 03-3985-2000, NFPA 13, Permenaker
penanggulangan pada kejadian kebakaran sesuai No. 04/1980, Permen PU No. 26/PRT/M/2008, dan
Bery Romadhon, Analisis Proteksi Kebakaran pada Perusahaan… 145

SNI 03-1745-2000. Peralatan proteksi kebakaran


yang akan dinilai memiliki jumlah sesuai kebutuhan
perusahaan antara lain 76 buah smoke detector,
26 buah heat detector, dan 91 Alat Pemadam Api
Ringan (APAR). Penggolongan kesesuaian dapat
dikategorikan 81–100% termasuk kategori baik.
60–80% kategori cukup dan < 60% dalam kategori
jelek.

HASIL
Hasil penelitian yang diperoleh mengenai
sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif kebakaran
yang dilakukan dengan observasi, pengukuran, dan
telaah dokumen di PT. Gresik Gases Indonesia dan
PT. Gresik Gases Indonesia (Linde) menjelaskan Gambar 1. Potensi Kebakaran.
bahwa pabrik pembangkit tenaga listrik. Kontruksi
Pabrik telah dimulai sejak Februari tahun 1997 kebakaran. Faktor penyebab kebakaran dapat
ditandai dengan kegiatan penyiapan tanah hingga dikelompokkan sesuai dengan teori segitiga api yang
pembangunan dan selesai seluruhnya pada Oktober berasal dari udara (oksigen), panas, dan bahan-bahan
1998. Produksi listrik pertama kali dicapai mudah terbakar yang digunakan saat proses produksi
pada November tahun 1998 dan di supply ke berlangsung. Area dengan potensi kebakaran dapat
PT. Smelting untuk membantu proses produksi dilihat dalam peta informasi area potensi kebakaran
pabrik peleburan dan pemurnian tembaga. pada Gambar 1.
PT. Gresik Power Indonesia merupakan Sumber udara berasal dari oksigen yang terdapat
perusahaan pembangkit tenaga listrik dengan pada udara sekitar lingkungan dan penyimpan liquid
kapasitas energi listrik yang dihasilkan sebesar oksigen di PT. Gresik Power Indonesia dan PT
43 MW melalui 4 unit Gas Engiene, 3 unit Gresik Gases Indonesia. Sumber panas berasal dari
Combustion Turbin, dan 2 unit Steam Turbin untuk mesin pembangkit listrik. Sumber bahan berasal
membangkitkan tenaga listrik serta 1 unit Steam dari bentuk padat (kertas, karet, kayu, karton, dan
Turbine lainnya di pasang pada air separation Unit plastik); bentuk cair (solar); bentuk gas (LPG, gas
(ASU). PT. Gresik Gases Indonesia memproduksi oksigen, gas karbondioksida). Hasil identifikasi
gas industri berupa nitrogen, argon, dan oksigen. berdasarkan teori segitiga api di atas menunjukkan
Kapasitas produksi gas industri yang dihasilkan oleh potensi bahaya kebakaran yang ada di PT. Gresik
PT. Gresik Gases Indonesia adalah Low Pressure Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia
Gas Oxygen (LPGO) = 29.280 Nm 3/hr, High sudah cukup untuk memicu terjadinya kebakaran.
Presusure Gas Oxygen (HPGO) = 478 Nm3/hr, Gas
Nitrogen = 5630 Nm3/hr, Liquid Oxygen (LOX) = PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
70 TPD, Liquid Nitrogen (LIN) = 870 Nm3/hr, dan Indonesia termasuk pada potensi bahaya tinggi
Liquid argon (Lar) = 384 Nm3/hr. berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
PT. Gresik Power Industri dan PT. Gresik Gases Republik Indonesia No:Kep.186/MEN/1999 Tentang
Indonesia mempunyai pembangkit dan fasilitas- Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis Indonesia memiliki potensi kebakaran tinggi. Jika
komputer dengan menggunakan beragam energi terjadi kebakaran, apinya cepat membesar dengan
primer seperti air, bahan bakar gas, bahan bakar melepaskan panas tinggi sehingga menjalarnya api
solar, dan sebagainya. cepat.
Hasil observasi di lapangan menunjukkan
bahwa dari beberapa variabel sistem kebakaran
Hasil observasi dan wawancara di PT. Gresik aktif yang diteliti adalah alarm, detektor, APAR,
Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia dan hidran. Alarm dan detektor akan dibandingkan
menunjukkan beberapa hal yang dapat menyebabkan dengan SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara
146 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 2 Mei–Agustus 2018: 142–151

Tabel 1. Tabel 2. Hasil Observasi Alarm di PT. Gresik Power


Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia
Tahun 2017 yang dibandingkan dengan SNI 03-3985-
2000 Tahun 2017
Lokasi Potensi Jenis
fuel oil storage tank – Solar B Lokasi Tingkat Pemenuhan %
– T 80 C – Gas B Seluruh tempat PT. 4 dari 5 penilaian 80%
– T 80 D Gresik Gases indonesia
dan PT. Gresik Power
MCC 20KV – Listrik C
Indonesia
SHEQ dan kantor – Listrik A
admin – kertas C
Ware house – kertas A
– listrik C Alarm yang terpasang di PT. Gresik Power
Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia yang telah
– Kertas A
memenuhi komponen penilaian yaitu terpasangnya
administration – Listrik C
building alarm di tempat kerja, peletakan alarm yang mudah
dilihat kemudian dijangkau serta suara alarm dapat
Gas compressor – gas B
terdengar ke seluruh tempat kerja, sinyal suara alarm
area – minyak
berbeda dengan sinyal suara yang lain, dan peletakan
Gas engine – Gas B
alarm pada jalur keluar dengan ketinggian 1,4 meter
– Solar
dari atas lantai. Kemudian 1 komponen yang belum
Combustion turbine – Gas B terpenuhi yaitu alarm otomatis terhubung dengan
– Solar C
sprinkler.
Control room – Kertas B PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik
– Listrik C Gases Indonesia memiliki smoke detector sebanyak
Centrifuge Pump – Solar B 76 buah dan heat detector sebanyak 20 buah
Regent heater – Solar B yang tersebar di seluruh tempat indoor. Penilaian
terhadap komponen detektor berupa penempatan
sistem deteksi kebakaran pada titik-titik tertentu,
Perencanaan, Pengujian dan Pemasangan Sistem penempatan detektor harus dapat dijangkau untuk
Deteksi dan Alarm Kebakaran. Kesesuaian APAR dilaksanakan pemeliharaan berkala, terdapat
akan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Tenaga perlindungan detektor untuk menghindari kerusakan
Kerja No. 04/1980 dan Peraturan Menteri Pekerjaan akibat gangguan mekanis, jarak antar detektor
Umum No.26/PRT/M/2008. Sedangkan hidran akan maksimal 9,1 meter dan dilaksanakan inspeksi,
dibandingkan dengan SNI 03-1745-2000 tentang pengujian serta pemeliharaan secara berkala
Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem kemudian melakukan pengarsipan.
Pipa Tegak Dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Tabel 3, menunjukkan hasil penilaian menurut
Kebakaran. SNI 03-3985-2000, detektor kebakaran di PT. Gresik
Penilaian terhadap komponen alarm berupa Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia
terpasangnya alarm di tempat kerja, peletakan alarm mendapatkan nilai skoring 100%, sehingga tingkat
yang mudah dilihat kemudian dijangkau serta suara pemenuhan adalah baik. Detektor yang terpasang
alarm dapat terdengar ke seluruh tempat kerja, sinyal di PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik
suara alarm berbeda dengan sinyal suara yang lain, Power Indonesia telah memenuhi penilaian berupa
alarm otomatis terhubung dengan sprinkler dan penempatan sistem deteksi kebakaran pada titik-
peletakan alarm pada jalur keluar dengan ketinggian titik tertentu, penempatan detektor dapat dijangkau
1,4 meter dari atas lantai. untuk dilaksanakan pemeliharaan berkala, terdapat
Tabel 2, menunjukkan bahwa penilaian alarm pelindung detektor untuk menghindari kerusakan
di PT Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases akibat gangguan mekanis, jarak antar detektor
Indonesia dengan mengunakan SNI 03-3985-2000 maksimal 9,1 meter dan dilaksanakan inspeksi,
mendapatkan pemenuhan 80% artinya termasuk pengujian serta pemeliharaan secara berkala
kategori cukup. Perlu dilakukan sedikit perbaikan kemudian melakukan pengarsipan artinya telah
terhadap komponen yang belum memenuhi. memenuhi standard yang ada.
Bery Romadhon, Analisis Proteksi Kebakaran pada Perusahaan… 147

Tabel 3. Hasil Observasi Detektor di PT. Gresik kedalam sprinkler, jarak antar sprinkler tidak lebih
Power Indonesia dan PT. Gresik Gases dari 4,6 meter, kepala sprinkler dalam keadaan
Indonesia yang di bandingkan dengan SNI baik dan tidak terhalang, dan memiliki prosedur
03-3985-2000 Tahun 2017 pemeriksaan serta uji coba. Komponen yang belum
memenuhi adalah sistem penyediaan air dikelola
Lokasi Tingkat %
oleh perusahaan sendiri, memiliki cadangan kepala
Pemenuhan
sprinkler
Seluruh tempat 5 dari 5 penilaian 100% alarm.
PT. Gresik
PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik
Gases indonesia
dan PT. Gresik
Gases Indonesia memiliki 91 titik peletakan APAR.
Power Indonesia Jenis APAR yang tersedia berjenis CO2, dry powder,
AFF Foam, FE 36. Sesuai dengan jenis kebakaran
yang terdapat pada tempat ini jenis kebakaran A, B,
Penilaian terhadap komponen sprinkler dan C penggolongan ini berdasarkan Permenaker
berupa terpasangnya sprinkler di tempat kerja, no. 04/1980 dan Permen PU no. 26/PRT/M/2008.
sprinkler tidak diberi warna serta ornamen atau Penilaian terhadap APAR berupa tersedianya
lapisan tambahan, jaringan air untuk sprinkler alat pemadam api ringan (APAR), penempatan
bebas dari lumpur, sistem penyediaan air dikelola
oleh perusahaan sendiri, terdapat sambungan yang APAR diletakkan pada tempat yang mudah dilihat,
digunakan untuk memompa air kedalam sprinkler, dicapai dan tidak terhalang, terpasang tanda
jarak antar sprinkler tidak lebih dari 4,6 meter, peletakan APAR, APAR diletakkan menggantung
kepala sprinkler dalam keadaan baik dan tidak atau di letakkan di lemari tidak terkunci, bagian
terhalang, memiliki cadangan kepala sprinkler atas APAR diletakkan 120 cm dari lantai, jarak
alarm dan antar APAR maksimal 15 meter, APAR diperiksa 2
memiliki prosedur pemeriksaan serta uji coba. kali dalam setahun, arsip seluruh APAR diperiksa
Tabel 4, menunjukkan hasil penilaian sringkler dan disimpan, dan setiap APAR memiliki kartu
menurut SNI 03-3989-2000 dan NFPA 13. Sprinkler kendali dengan menunjukkan bulan serta waktu
di PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases pemeliharaan.
Indonesia mendapatkan nilai skoring 70%. Sehingga Tabel 5, menunjukkan penilaian terhadap
tingkat pemenuhan adalah cukup artinya terpasang APAR menurut Permenaker no. 04/1980 dan
tetapi ada sebagian kecil yang tidak sesuai dengan Permen PU no. 26/PRT/M/2008, APAR di
standar yang berlaku. PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
Sprinkler yang terpasang di PT. Gresik Power Indonesia mendapatkan nilai skoring 96,7%. Tingkat
Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia telah pemenuhannya tergolong baik artinya terpasang
memenuhi 7 komponen penilaian yaitu terpasangnya tetapi ada sebagian kecil yang tidak sesuai dengan
sprinkler di tempat kerja, sprinkler tidak diberi standar yang berlaku.
warna serta ornamen atau lapisan tambahan, jaringan APAR yang terpasang di PT. Gresik Power
air untuk sprinkler bebas dari lumpur, terdapat Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia telah
sambungan yang digunakan untuk memompa air memenuhi penilaian berupa tersedianya alat

Tabel 4. Hasil Observasi Sprinklerdi PT. Gresik Tabel 5. Hasil Observasi APAR di PT. Gresik Gases
Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia
Indonesia yang Dibandingkan dengan SNI yang dibandingkan dengan Permenaker
03-3989-2000 Tahun 2017 No. 04/1980 dan Permen PU no. 26/PRT/
M/2008 Tahun 2017
Lokasi Tingkat %
Pemenuhan Lokasi Tingkat Pemenuhan %
Seluruh tempat 7 dari 10 penilaian 70% Seluruh tempat 87 apar dari 91 96%
PT. Gresik PT. Gresik apar memenuhi 10
Gases Indonesia Gases Indonesia penilaian
dan PT. Gresik dan PT. Gresik
Power Indonesia Power Indonesia
148 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 2 Mei–Agustus 2018: 142–151

Tabel 6. Hasil Observasi Hidrandi PT. Gresik Power Tabel 7. Tingkat Pemenuhan Sistem Proteksi
Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia Kebakaran Aktif Tahun 2017
yang dibandingkan dengan SNI 03-1745-
Komponen Persentase Pemenuhan
2000 Tahun 2017
Alarm 80%
Tingkat Detektor 100%
Lokasi %
Pemenuhan
Sprinkler 70%
Seluruh tempat 10 dari 12 hidran 83%
PT. Gresik Gases memenuhi 10 APAR 96%
Indonesia dan penilaian Hidran 83%
PT. Gresik Power
Indonesia
kopling, nozzle dan kran pembuka) berjumlah 9
hidran (75%), serta hidran terletak sepanjang jalur
pemadam api ringan (APAR), penempatan APAR mobil pemadam kebakaran berjumlah 1 hidran
(8,4%).
diletakkan pada tempat yang mudah dilihat, dicapai PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik
dan tidak terhalang, jarak antar APAR maksimal 15 Gases Indonesia memiliki 12 buah hidran yang
meter, APAR diperiksakan 2 kali dalam setahun, arsip tersebar pada beberapa lokasi di seluruh perusahaan.
seluruh APAR diperiksa dan disimpan, dan setiap Tabel 6 menunjukkan hasil penilaian kelengkapan
APAR memiliki kartu kendali dengan menunjukkan hidran menurut SNI 03-1745-2000. Hidran di
bulan serta waktu pemeliharaan. Penilaian APAR PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
yang belum memenuhi secara keseluruhan berupa Indonesia mendapatkan nilai skoring 83% sehingga
terpasang tanda peletakan APAR berjumlah tingkat pemenuhan adalah baik artinya terpasang
6 APAR (6,6%), APAR diletakkan menggantung sesuai dengan standar yang berlaku.
atau di letakkan di lemari tidak terkunci berjumlah Tabel 7 menunjukkan tingkat pemenuhan sistem
12 (13,2%), bagian atas APAR diletakkan 120cm proteksi kebakaran di PT. Gresik Power Indonesia
dari lantai berjumlah 12 (13,2%). dan PT. Gresik Gases Indonesia. Komponen sistem
Penilaian terhadap hidran berupa tersedianya proteksi kebakaran aktif yang masih perlu perhatian
hidran yang cukup di lokasi pabrik, kotak hidran khusus untuk dilakukan upaya pengembangan ialah
mudah dibuka kemudian mudah terlihat serta tidak sprinkler dengan persentase pemenuhan standar
terhalang benda apapun, peralatan di cat warna sebesar 70%.
merah kemudian tulisan hidran berwarna merah, Sistem proteksi kebakaran pasif di PT. Gresik
terdapat petunjuk penggunaan hidran, terdapat Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia
kelengkapan hidran (selang, kopling, nozzle, dan dianalisis menggunakan lembar observasi dan
kran pembuka), terdapat hidran halaman, hidran dibandingkan dengan Permen PU No.26/PRT/
terletak sepanjang jalur mobil pemadam kebakaran, M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
jarak antar hidran kurang dari 50 meter, hidran Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
halaman memiliki tekanan 3,5 bar dan dilakukan uji dan SNI 03-1736-2000. Hasil observasi sistem
operasional setiap 1 tahun sekali. proteksi kebakaran pasif di PT. Gresik Power
Hidran yang terpasang di PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia dapat
Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia telah dilihat dalam Tabel 8.
memenuhi penilaian berupa tersedianya hidran yang Penilaian terhadap sistem proteksi kebakaran
cukup di lokasi pabrik, terdapat hidran halaman, pasif berupa adanya dinding penghalang api, adanya
jarak antar hidran kurang dari 50 meter, hidran pintu tahan api, pemeliharaan berkala terhadap
halaman memiliki tekanan 3,5 bar dan dilakukan uji konstruksi tahan api, pintu tahan api dapat menutup
operasional setiap 1 tahun sekali. Hidran yang belum secara otomatis, dan terdapat jendela tahan api.
memenuhi kriteria penilaian secara keseluruhan Sistem proteksi kebakaran pasif yang terdapat
berupa kotak hidran mudah dibuka kemudian mudah di PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
terlihat serta tidak terhalang benda apapun berjumlah Indonesia telah memenuhi penilaian berupa terdapat
1 hidran (8,4%), peralatan dicat warna merah dinding penghalang api, terdapat pintu tahan api,
kemudian tulisan hidran berwarna merah berjumlah pintu tahan api dapat menutup secara otomatis
4 hidran (33%), terdapat kelengkapan hidran (selang, dan terdapat jendela tahan api. Komponen sistem
Bery Romadhon, Analisis Proteksi Kebakaran pada Perusahaan… 149

Tabel 8. Hasil Observasi Sistem Proteksi kebakaran


Pasif Tahun 2017
Bangunan PT. Gresik Power Indonesia dan
Tingkat PT. Gresik Gases Indonesia termasuk dalam
Lokasi % klasifikasi tingkat risiko bahaya berat karena
Pemenuhan
Seluruh tempat 4 dari 5 penilaian 80% apabila terjadi kebakaran pada tempat produksi akan
PT. Gresik Gases menghasilkan ledakan atau menjalar dengan cepat
Indonesia dan dan melepaskan api dengan suhu tinggi.
PT. Gresik Power Hasil identifikasi potensi bahaya kebakaran
Indonesia yang terdapat di PT. Gresik Power Indonesia dan
PT. Gresik Gases Indonesia terdapat 3 jenis kelas
kebakaran, yaitu golongan A (kebakaran akibat
proteksi kebakaran yang belum memenuhi penilaian
bahan padat selain logam), golongan B (kebakaran
berupa pemeliharaan berkala terhadap konstruksi
yang diakibatkan bahan bakar jenis cair dan gas),
tahan api.
serta golongan jenis C (kebakaran pada listrik
Tabel 8 menunjukkan bahwa penilaian sistem
tegangan tinggi). Hal tersebut sesuai dengan
proteksi kebakaran pasif di PT. Gresik Power
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia menurut
No: Per.04/MEN/1980. Hasil observasi dan telaah
Permen PU No. 26/PRT/M/2008 mendapatkan nilai
dokumen kemudian dilakukan analisis perbandingan
80%. Tingkat pemenuhan adalah cukup artinya
sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif pada
terpasang tetapi ada sebagian kecil yang tidak sesuai
PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
dengan standar yang berlaku.
Indonesia dengan SNI 03-3985-2000, NFPA 13,
Permenaker No. 04/1980, Permen PU No. 26/PRT/
PEMBAHASAN M/2008, serta SNI 03-1745-2000.

Analisis Proteksi Kebakaran Aktif


Analisis Pemasangan Alarm
Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia
Hasil perbandingan penerapan dan penyediaan
secara umum terdapat 3 jenis sumber daya yang
alarm di PT. Gresik Gases Indonesia dan PT.
dapat menyebabkan kebakaran di PT. Gresik Power
Gresik Power Indonesia dengan SNI 03-3985-
Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia. Di PT.
2000 terdapat unsur yang belum terpenuhi yaitu
Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
belum tersambungnya alarm secara otomatis
Indonesia terdapat bahan-bahan mudah terbakar
dengan sprinkler, tetapi alarm kebakaran langsung
yang di gunakan selama proses kegiatan produksi
tersambung dengan ruang kontrol pusat sehingga
bahan padat (kertas, karton, plastik), bahan cair
jika terjadi kebakaran dapat dilaporkan segera dan
(solar dan bensin), serta gas (gas oksigen, gas alam)
ditangani secara manual. Cara seperti ini kurang
yang dapat bereaksi dengan sumber panas seperti
efektif apabila asal kebakaran di tempat kerja jarang
nyala api, energi listrik, temperatur tinggi, dan udara
di lalui pekerja atau terletak di ketinggian.
yang mengandung oksigen dapat menghasilkan api
sehingga dapat terjadi kebakaran.
Analisis Pemasangan Detektor
Teori segitiga api menyebutkan bahwa
api dapat muncul apabila 3 unsur terdapat pada Hasil perbandingan penerapan dan penyediaan
suatu tempat dan saling bereaksi. Unsur tersebut detektor di PT. Gresik Gases Indonesia dan PT.
terdiri dari bahan bakar, oksigen, dan panas. Gresik Power Indonesia dengan SNI 03-3985-
PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases 2000 menunjukkan bahwa telah memenuhi seluruh
Indonesia dalam proses produksinya terdapat 3 unsur. Detektor yang terdapat di PT. Gresik Gases
unsur tersebut, sehingga akan sangat rawan terjadi Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia telah
kebakaran. Suma’mur (1989) menyebutkan bahwa memenuhi semua aspek penilaian dari segi peletakan,
pengelompokan ketiga unsur tersebut adalah bahan perawatan tidak ada penghalang, mekanis, inspeksi
mudah terbakar, panas, dan oksigen. rutin juga telah dilakukan oleh perusahaan.
150 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 2 Mei–Agustus 2018: 142–151

Analisis Pemasangan Sprinkler Analisis Pemasangan Hidran


Hasil perbandingan penerapan dan penyediaan Hasil perbandingan hidran ada di PT. Gresik
sprinkler di PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gases Indonesia dan PT. Gresik Power Indonesia
Gresik Power Indonesia dengan SNI 03-3989- dengan SNI 03-1745-2000 menunjukkan terdapat
2000 menunjukkan bahwa beberapa unsur belum beberapa hidran yang tidak memenuhi unsur yaitu
memenuhi standar, seperti tidak memiliki cadangan sebanyak 9 hidran tidak memiliki perlengkapan
dan kepemilikan pompa sendiri untuk akses air, tidak pemadam, tidak ada petunjuk penggunaan hidran,
adanya cadangan kepala sprinkler minimal 36 kepala serta 4 kotak tidak memiliki kotak hidran. Kerusakan
sprinkler di perusahaan. Cadangan kepala sprinkler pada kotak hidran banyak terjadi pada cooling tower
diperlukan untuk penggantian sewaktu-waktu setelah yang menggunakan air asin untuk mendinginkan
kepala sprinkler rusak. Kekurangan cadangan kepala mesin air yang tersiram di area cooling tower
sprinkler mengakibatkan penggantian terhadap tersebut mengakibatkan korosi pada besi kotak
kepala sprinkler akan terhambat sehingga dapat hidran. Selain pada cooling tower, area penyimpanan
berpotensi fungsi sprinkler tidak sempurna. gas juga banyak terjadi kerusakan karena besi kotak
Kepemilikan pompa air untuk akses sprinkler hidran menerima suhu sangat rendah hingga di
merupakan syarat yang harus dipenuhi. Perusahaan bawah nol sehingga mempercepat kerusakan pada
PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik perlengkapan hidran.
Power Indonesia tidak memiliki pompa sendiri Petunjuk penggunaan hidran juga tidak
yang didirikan di wilayah pabrik. Perusahaan tertera pada seluruh kotak hidran sehingga akan
ini menggunakan sistem pompa bersama dengan menyulitkan bagi pekerja yang akan mengoperasikan
perusahaan mitra dengan pompa yang memiliki hidran tersebut. Kelengkapan untuk kotak hidran
tekanan 8 bar. Pompa berfungsi untuk men-supply seperti selang, kopling, nozzle, dan keran pembuka
air ke seluruh lokasi sehingga apabila tidak memiliki pada 9 dari 12 hidran belum terpenuhi pada saat
rumah pompa sendiri akan sulit untuk melakukan pemakaian darurat akan menghambat proses
pengecekan terhadap kondisi pompa. pemadaman api pada perusahaan.

Analisis Pemasangan APAR Analisis Proteksi Kebakaran Pasif


PT. Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Hasil perbandingan sistem proteksi kebakaran
Gases Indonesia menggunakan beberapa jenis alat pasif di PT. Gresik Gases Indonesia dan PT. Gresik
pemadam api ringan seperti dry powder, CO2, foam, Power Indonesia dengan Permen PU no.26/PRT/
FE36 yang diletakkan di seluruh tempat kerja. Hasil M/2008 dan SNI 03-1736-2000 menunjukkan
perbandingan APAR di PT. Gresik Gases Indonesia terdapat unsur yang belum memenuhi yaitu
dan PT. Gresik Power Indonesia dengan Permenaker perawatan berkala terhadap bangunan tahan api.
No. 04/1980 dan Permen PU No. 26/PRT/M/2008 Unsur penilaian yang telah terpenuhi seperti terdapat
menunjukkan terdapat beberapa APAR belum pintu tahan apa di setiap ruang kantor di lokasi
memenuhi unsur. perusahaan. Pintu tahan api dapat menutup secara
Unsur yang belum terpenuhi, seperti peletakan otomatis dan memiliki kaca jendela yang tahan api.
kurang dari 120 cm, peletakan APAR di lantai
sehingga pada saat pengambilan APAR dalam
keadaan darurat akan sedikit menghambat. Tanda SIMPULAN
petunjuk penempatan APAR pada beberapa titik Potensi risiko kebakaran yang ada di PT.
mengalami kerusakan dapat mengakibatkan Gresik Power Indonesia dan PT. Gresik Gases
bertambahnya waktu pencarian oleh pekerjaan pada Indonesia berdasarkan tabel AS/NZS 4360:2004
saat terjadi kebakaan. Unsur pada penilaian alat termasuk dalam kategori V untuk severity dan D
pemadam api ringan yang telah terpenuhi seperti untuk likehood. Berdasarkan sumber bahayanya,
penempatan apar tidak terhalang oleh benda, beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadi
penempatan dalam lemari tidak dalam kondisi kebakaran antara lain sumber udara yaitu oksigen
terkunci, jarak setiap alat pemadam api ringan tidak dan penyimpan liquid oksigen; sumber panas yaitu
lebih dari 15 meter dan kartu kendali pemeriksaan gas engiene, combustion turbine, steam turbine; dan
alat pemadam api ringan pada tabung atau lemari sumber bahan seperti kertas, solar, gas alam, dan
penyimpanan.
Bery Romadhon, Analisis Proteksi Kebakaran pada Perusahaan… 151

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


kebakaran A, B, dan C. No. Per 04/MEN/1980 Tentang Syarat-Syarat
Sistem proteksi kebakaran aktif di PT. Gresik Pemasangan dan Pemeliharaan APAR. Jakarta:
Power Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
mendapatkan hasil alarm dengan kategori cukup, RI.
detektor dengan kategori baik, sprinkler dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
kategori cukup, alat pemadam api ringan dengan No. Kep 186/MEN/1999 tentang Penanggulangan
kategori baik dan hidran dengan kategori baik. Kebakaran di Tempat Kerja. Jakarta: Kementerian
Sistem proteksi kebakaran pasif di PT. Gresik Power Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.
Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia termasuk Ramli, S., 2010. Seri Manajemen K3: Pedoman
dalam kategori cukup. Praktis Manajemen Kebakaran. 3–4 ed. Jakarta:
Dian Rakyat.
Romadhon, B., 2017. Analisis Sistem Proteksi
DAFTAR PUSTAKA
Kebakaran dan Safety Sign di PT. Gresik Power
Estria, C., 2008. Evaluasi Sistem Penanggulangan Indonesia dan PT. Gresik Gases Indonesia.
Kebakaran di Kapal Penumpang KM. Lambelu Laporan Magang. Surabaya: Universitas
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. PELNI) Airlangga.
Tahun 2008. Skripsi. Depok Universitas Suma’mur., 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Indonesia. Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung.
Firdani, L., 2014. Analisis Penerapan Alat Pemadam Suma’mur, P. K., 2009. Higiene Perusahaan dan
Api Ringan (APAR) Di PT. X Pekalongan. Jurnal. Kesehatan Kerja. Cetakan XII. Jakarta: PT. Toko
Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Gunung Agung.
Universitas Diponegoro. SNI 03-1736-2000 Tata Cara Perencanaan Sistem
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/ Proteksi Pasif untuk Pencegahan Bahaya
KPTS/2000 Ketentuan Teknis Pengamanan Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
Terhadap Bahaya Gedung dan Lingkungan. Jakarta: Badan Standar Nasional Indonesia.
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum RI. SNI 03-1745-2000 Tata Cara Perencanaan dan
Kowara, R.A., 2016. Analisis Sistem Proteksi Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk
Kebakaran Sebagai Upaya Pencegahan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran. Jakarta: Badan
Penanggulangan Kebakaran di PT. PJB Up Standar Nasional Indonesia.
Brantas Malang. Skripsi. Surabaya: Universitas SNI 03-3985-2000 Tata Cara Perencanaan,
Airlangga. Pengujian dan Pemasangan Sistem Deteksi
National Fire Proctetion Association., 2012. NFPA 13 dan Alarm Kebakaran. Jakarta: Badan Standar
Installation of Sprinkler Systems. USA: NFPA. Nasional Indonesia.
National Fire Protection Association., 2013. Fire SNI 03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan dan
loss in the United States. [Online] Tersedia di: Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik untuk
<www.nfpa. org/research/reports-and-statistics/ Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung. Jakarta: Badan Standar Nasional
the-united-states>[Diakses 27 April 2017]. Indonesia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/ Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Keselamatan Kerja. Jakarta: Ditjen Pembinaan
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Pengawasan Ketenagakerjaan.
Lingkungan. Jakarta: Badan Penerbit PU.

Anda mungkin juga menyukai