PENDAHULUAN
Cleft Lip and Palate (CLP) adalah Suatu kelainan bawaan yang terjadi
pada bibir bagian atas serta langit-langit mulut. Gangguan ini dapat terjadi
bersama. Dalam bahasa Indonesia, kelainan ini sering disebut dengan bibir
sumbing. Kelainan ini dapat berupa celah pada bibir (cleft lip), celah pada palatum
atau langit-langit mulut (cleft palate), atau gabungan dari keduanya (cleft lip and
palate). Kelainan ini disebabkan oleh kelainan genetik yang berpengaruh pada
hanya disebutkan terjadi satu kejadian setiap 1000 kelahiran. Hidayat dan kawan-
kawan di propinsi Nusa Tenggara Timur antara April 1986 sampai Nopember
1987 melakukan operasi pada 1004 kasus bibir sumbing atau celah langit-langit
pada bayi, anak maupun dewasa di antara 3 juta penduduk Tingkat kecacatan
kongenital cukup tinggi. Temuan BPS tahun 1980 menyimpulkan hal yang serupa.
genetik dan lingkungan, namun penyebab celah biasanya tidak diketahui. Faktor
dikonsumsi selama kehamilan, gizi ibu yang buruk dan obat-obatan tertentu
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Bibir sumbing dan langit-langit (cleft lip and palate) adalah kelainan
dan gangguan bicara (Sadler, 2006). Bibir sumbing (cleft lip) adalah kelainan
berupa celah pada bibir atas yang didapatkan seseorang sejak lahir. Bila celah
berada pada bagian langit-langit rongga mulut (palate), maka kelainan ini disebut
cleft palate. Pada cleft palate, celah akan menghubungkan langit-langit rongga
mulut dengan rongga hidung. Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan
oleh gagalnya prosesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama
perkembangan embrionik. Cleft palate adalah fissura garis tengah pada palatum
2.2. Epidemiologi
ras serta negara. Diperkirakan 45% dari populasi adalah non-Kaukasia. Fogh
1,47/1000 kelahiran hidup. Hasil yang hampir sama juga dilaporkan oleh Woolf
dan Broadbent di Amerika Serikat serta Wilson untuk daerah Inggris. Neel
2
Rasio jenis kelamin pada pasien dengan celah bervariasi. Pada ras putih,
bibir sumbing dan celah bibir dan langit-langit terjadi secara signifikan lebih
sering pada laki-laki, dan langit-langit terjadi secara signifikan lebih sering pada
wanita. Dalam bibir sumbing dengan atau tanpa langit-langit, rasio jenis kelamin
berkorelasi dengan keparahan dan lateralitas dari sumbing. Sebuah studi besar
8.952 rasio seks pada celah orofacial pria-wanita menjadi 1.5-1.59:1 untuk bibir
untuk sumbing.3
2.3. EMBRIOLOGI
dapat memahami pembentukan dan morfologi dari kecacatan ini, terlebih dahulu
harus dipahami embriologi normal dari bibir dan langit-langit. Terdapat tiga
bagian penting dalam pembentukan bibir atas yaitu; processus frontonasal yang
terletak di sentral dan dua prominensia maxillaris yang terletak di lateral. Bibir
membentuk bagian tengah bibir atas, alveolus anterior dan palatum primer.
dari bibir. Prominensia maxillaris kiri dan kanan akan bertumbuh dari bagian
Kegagalan fusi dapat terjadi di kedua sisi ini dan karena itu cacat bibir sumbing
3
Istilah bibir sumbing adalah menyesatkan karena cacat mungkin
melibatkan lebih dari sekedar bibir. Kegagalan lengkap fusi proses maxillary
lateral dengan elevasi nasal medial menyebabkan belahan bibir atas, alveolus, ala
nasi, lantai hidung, dan palatum mole primer. Langit-langit mulut yang keras
berkembang menjadi sisa dari langit-langit keras serta langit-langit lunak dan
uvula.
palatine lateral yang berkembang dari proses maxillary. Awalnya, proses tulang
Akhirnya, kedua proses tulang langit-langit lateral bertemu di garis tengah dan
dimulai pada alveolar ridge dan berlanjut hingga ke ujung uvula. Oleh karena itu
bentuk paling ringan dari sumbing langit-langit adalah uvula bifida. Fusi selesai
4
Gambar 1. Tahap pertumbuhan wajah manusia
Celah pada palatum merupakan kelemahan fusi parsial atau total dari
5
Gambar 2. A: sketsa gambaran sagital dari kepala embrio pada akhir minggu ke-
menunjukkan proses pertumbuhan medial dan posterior dari palatina lateral. C,E
palatina lateral dan septum nasal, dan sebagian besar nasal dan cavitas oral
6
Terdapat 3 pusat pertumbuhan fasial :
- Sentra prosensefalik
otak, tulang frontal, dorsum nasal dan bagian tengah bibir atas, premaksila
- Rombensefalik
- Diasefalik
Diasefalik borders pertama yaitu sela tursika, orbita dan ala nasi,
2.4 ANATOMI
atas disusun 3 unit kosmetik yaitu 2 lateral dan 1 medial. Cupid bow adalah
proteksi ke bawah dari unit philtrum yang member bentuk bibir yang khas.
Proyeksi linear tipis yang member batas bibir atas dan bawah secara melingkar
pada batas kutaneus dan vermilion disebut white roll. Menurut The American
Joints Comittee on Cancer, bibir merupakan bagian dari cavum oris, mulai dari
7
perbatasan vermilion-kulit dan meliputi seluruh vermilion saja. Tetapi para ahli
bedah menyebutkan bahwa bibir atas meliputi seluruh area di bawah hidung,
ginggivolabialis intraoral.
Vermilion
Bibir atas yang normal mempunyai otot orbicularis oris utuh, 2 buah
philtrum ridge yang sejajar dan sama panjang dengan di tengahnya terbentuk
superior dan inferior, cabang dari a. facialis. Arteri labialis terletak antara
8
tindakan blok anastesi. Innervasi motoric bibir berasal dari N.Cranialis VII
melingkari bibir. Muskulus ini tidak melekat pada tulang, berfungsi sebangai
sfingter rima oris. Dengan gerakan yang kompleks, muskulus ini berfungsi untuk
rongga hidung. Ini terdiri dari anterior palatum durum dan posterior palatum
molle. Palatum molle mulut adalah struktur dinamis yang berfungsi sebagai katup
antara oropharynx dan nasofaring. Platum yang intak dapat secara berkala,
yang utuh penting untuk untuk bicara dan makan yang normal.
Palatum durum terdiri dari palatum bertulang dan mukosa yang melekat
secara utuh kepada periosteum. Palatum durum bertulang ini terdiri dari pasangan
prosesus palatina maksilla dan porsi horizontaldari tulang palatina. Bagian ujung
alveolar dari maksila menunjukkan bahgian anterior dan batas lateral palatum
durum. Aspek posterior dikenal sebagai ujung bebas karena tidak memiliki
sebarang tulang. Dari tepi batas ini palatum molle menempel pada palatum
durum. Palatum terdiri dari palatum durum dan palatum molle yang bersama-
sama membentuk atap mulut dan dasar hidung. Prosesus palatina dari maksila dan
9
lamina horizontal dari tulang palatine membentuk palatum durum. Suplai darah
palatum berasal dari arteri maksilaris interna, arteri palatina yang lebih besar
palatum molle
Palatum molle juga dikenali sebagai velum. Persarafan berasal dari nervus
palatina inferior dan nervus nasopalatina. Palatum molle terjadi dari jaringan
fibromuskular yang terdiri dari otot-otot yang saling melekat pada bagian
posterior palatum durum. Bagian ini menutup nasofaring dengan menekan dan
Palatum molle terdiri dari tensor velli palatini, levator velli palatini, muskulus
Mukosa dari palatum molle menempel pada anterior palatum durum dan
ke lateral dinding faringeal. Sisi posterior palatum molle bebas dari sembarang
pelengketan. Otot dari paltum molle secara selektif dapat mengisolasi nasofaring
10
dari oropharynx. Ketika bernapas, tepi posterior palatum molle berada dalam
posisi hampir vertikal. Hal ini memungkinkan komunikasi antar kavitas oral dan
berbicara dan menelan otot dari palatum molle berkontraksi dan menarik palatum
Palatum molle terdiri dari lima pasangan otot dan pusat aponeurosis.
Pasangan otot uvula berasal dari posterior tulang belakang hidung dan
dimasukkan di anak uvula. Tensor veli palatini yang berasal dari dinding lateral
yang luas. Didalam palatum molle, fiber tensor veli palatini berjalan lateral ke
mengeraskan palatum molle. Tensor veli palatini adalah pembuka utama tuba
estachius. Levator veli palatini berasal dari aspek medial tuba Eustachii dan pada
anterior dan inferior di permukaan atas palatum molle. Kontraksi levator veli
palatini menaikkan palatum molle dan menutup nasofaring. Dua pasang otot
terakhir yang berkontribusi terhadap palatum molle adalah otot palatoglossus dan
11
Palatopharyngeus bersama-sama dengan mukosa membentuk tiang posterior
mencegah aspirasi.
2.5 ETIOLOGI
lain:
1. Insuffisiensi zat-zat atau materi yang diperlukan untuk proses tumbuh kembang
organ-organ terkait selama masa embrional, seperti juga pada anomaly kongenital
kehamilan
vitamin C dan zink, anemi dan kondisi hipoksik. Defisiensi zat-zat atau
mengalami migrasi dan kematian sel terprogram (dan ini dipengaruhi oleh
12
mengakibatkan timbulnya gangguan fusi. Mediator-mediator yang
Factor (IGF 1&2). Pola ekspresi dari gengen ini melibatkan proses replikasi
mRNA dan penurunan jadar protein, sehingga sel yang bersangkutan tidak
4. Factor genetik, yang diduga kuat pada keluarga dengan riwayat kelainan yang
sama. Dugaan mengenai hal ini ditunjang kenyataan, telah berhasil diisolasi suatu
X-linked gen, yaitu Xq13-21 pada lokus Sp243 pada pasien sumbing bibir dan
2.6. PATOGENESIS
tersendiri atau muncul sebagai salah satu bagian dari syndrome. (Emedicine,
2000). Dari seluruh kasus CLP, 70% diantaranya adalah kasus CLP tersendiri
(isolated cleft lip and palate), dan bukan salah satu bagian dari syndrome
13
adalah 22q11.2 deletion syndrome, Patau syndrome (trisomi 13) dan Van der
Woude syndrome
faktor lingkungan. Isolated cleft disebabkan oleh multigen dan atau pengaruh
wajah, faktor lingkungan berperan sama penting. Ada tiga kategori faktor
dan nutrien serta metabolisme kolesterol. Ibu hamil yang merokok menjadi faktor
sel-sel neural crest untuk membentuk jaringan otot dan pengikat, penggabungan
antar komponen pada bibir atas merger procesus maksilaris & nasalis medialis
medialis, dan pembentukan palatum sekunder dari procesus palatal sinistra &
tertentu, yaitu
14
- perlu untuk ekspresi gen Dlx sepanjang neural tube, ectoderm dan
neural crest.
- Famili TGFβ terlibat (1) dalam proliferasi, diferensiasi dan migrasi sel,
mesensimal.
matriks metalloproteinase
CLP diantaranya adalah IRF6 (sebagai gen yang juga berpengaruh dalam Van
der Woude syndrome), P63, PVRL1, TGFA, TBX22, MSX1, FGFR1 dan SATB.
Namun mutasi pada IRF6, MSX1, dan FGFR1 umumnya terkait dengan
kelainan gigi dan CLP yang terjadi lebih dari satu kali di dalam suatu silsilah
keluarga, dalam hal ini ada kemungkinan diturunkan. Gen-gen yang telah
timbulnya CLP adalah TGFA, MSX1, TGFB3, RARA, P450, GST, dan EPHX.
15
2.7. Tanda dan Gejala Cleft Lip and Palate
Tanda yang paling jelas adalah adanya celah pada bibir atas atau langit-
1. Bayi dengan cleft lip dapat mengalami kesulitan saat menghisap ASI
dokter gigi spesialis gigi anak dan dokter spesialis anak, tentunya
16
cairan telinga ini, sehingga menyebabkan gangguan atau bahkan
2.8 Klasifikasi
celah orofacial yang khas (misalnya, bibir sumbing, bibir sumbing dan langit-
transversal, miring, dan lain sumbing. Celah khas dan atipikal berdua dapat
terjadi sebagai anomali terisolasi, sebagai bagian dari urutan cacat primer, atau
sebagai anomali kongenital ganda (MCA). Dalam MCA, anomali sumbing bisa
kromosom, bagian dari asosiasi, atau bagian dari kompleks MCA etiologi tidak
diketahui.
a. Unilateral Incomplete
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak
17
b. Unilateral complete
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang
hingga ke hidung.
c. Bilateral complete
hingga ke hidung.
Bibir sumbing bisa terjadi unilateral (di sisi kiri atau kanan) atau sebagai
anomali bilateral. Garis celah selalu dimulai pada bagian lateral bibir atas dan
berlanjut melalui philtrum ke alveolus antara gigi insisivus lateral dan gigi
anterior untuk foramen tajam (yaitu, bibir dan alveolus) juga didefinisikan
berbagai tingkat keparahan, dari lekukan yang terletak di sisi kiri atau kanan
bibir ke bentuk yang paling parah, bibir sumbing bilateral dan alveolus yang
memisahkan philtrum dari bibir atas dan premaxilla dari sisa lengkungan
maksila. Ketika bibir sumbing terus dari foramen incisivum lebih lanjut
melalui sutura palatina di tengah langit-langit mulut, bibir sumbing dan langit-
18
Gambar 1. Bibir Sumbing
jaringan lunak (kulit atau mukosa), jaringan keras (tulang), atau keduanya,
sesuai dengan diagnosis dari celah yang tidak lengkap. Hal ini terjadi di bibir
19
Gambar3.Contoh sumbing
2.9 DIAGNOSIS
Diagnosis Prenatal
digunakan untuk memberikan gambaran wajah fetus. Akan tetapi teknik ini
demikian, teknik ini mungkin tepat digunakan untuk konfirmasi pada beberapa
20
pemeriksaan-pemeriksaan yang tersebut di atas dibatasi pada biaya, invasifitas
sering digunakan pada deteksi antenatal CLP, yang memberikan keamanan dalam
antenatal.
diri terlebih dahulu terhadap suatu kenyataan bahwa bayi mereka akan
khusus dan memahami apa yang harus diharapkan ketika bayi lahir. Sebagai
mungkin akan lebih merasa bingung dan kewalahan. Deteksi dini juga
perbaikan. Dengan waktu konseling dan rencana yang tepat, dapat menjadi
hal yang mungkin untuk dapat melaksanakan perbaikan dari unilateral cleft
Diagnosa Postnatal
pada saat kelahiran. Celah dapat terlihat seperti sudut kecil pada bibir atau
dapat memanjang dari bibir hingga ke gusi atas dan palatum. Namun tidak
jarang, celah hanya terdapat pada otot palatum molle (soft palate
21
(submucous cleft), yang terletak pada bagian belakang mulut dan tertutupi
oleh mouth's lining. Karena letaknya yang tersembunyi, tipe celah ini tidak
pada bayi misalnya sulit menyusui, gangguan berbicara, infeksi telinga serta
2.10 Komplikasi
untuk melakukan hisapan pada payudara ibu atau dot. Tekanan lembut
reflex hisap dan reflek menelan pada bayi dengan cleft palate tidak
sebaik bayi normal, dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada
ini dapat keluar dengan tenaga hisapan kecil) ini dibuat untuk bayi
22
b. Gangguan dental
malposisi dari gigi geligi pada area dari celah bibir yang terbentuk.
c. Infeksi telinga
d. Gangguan berbicara
mole. Saat palatum mole tidak dapat menutup ruang/ rongga nasal
pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang
ruang atau rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali
23
b, d, t, h, k, g, s, sh, dan ch", dan terapi bicara (speech therapy)
e. Gangguan psikologis
2.11 PENATALAKSANAAN
mendapatkan hasil yang optimal dimulai sejak bayi hingga dewasa. Ini
termasuklah kerjasama dari ahli bedah plastik, spesialis THT, orthodontist, ahli
fisioterapi, speech therapist, ahli psikologis, spesialis anak maupun pekerja sosial.
Penanganan CLP memerlukan rencana terapi yang lama dan panjang mengikut
dalam suatu tim yang akan diatur dalam sebuah protokol Cleft lip, yaitu:1
c. Evaluasi telinga
24
2. Pasien umur 10 - 12bulan
a. Operasi palatum
speech pathologist.
c. Evaluasi pendengaran
a. Final touch untuk operasi-operasi yang dulu pemah dilakukan, bila masih
ada kekurangannya.
25
b. Operasi advancement osteotomy Le Fort I
2.12 Pencegahan
1. Menghindari merokok
terbaik yang telah dipelajari untuk terjadinya celah orofacial. Ibu yang
dapat menjelaskan sebanyak 20% dari celah orofacial yang terjadi pada
2. Menghindari alkohol
26
3. Memperbaiki Nutrisi Ibu
Nutrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester I
4. Modifikasi Pekerjaan
bahwa ada hubungan antara celah orofasial dengan pekerjaan ibu hamil
2.13 PROGNOSIS
menghasilkan perbaikan yang lebih baik, sehingga terlihat sebagai bibir yang
normal. Pada kenyataannya banyak faktor yang berpengaruh di luar dari teknik
perbaikan itu sendiri. Pada akhirnya, hasil yang dicapai tergantung dari
komplikasi yang terjadi, keadaan tulang tengkorak dimana terjadi celah, dan efek
27
BAB III
KESIMPULAN
Clef lip and palate atau celah bibir dan langit-langit adalah celah atau split
di bibir atas atau atap dari mulut, atau keduanya. Penyebab celah orofasial diduga
manifestasi klinis: Terjadi pemisahan bibir dan langit – langit, Infeksi telinga
berulang, Berat badan tidak bertambah serta Pada bayi terjadi regurgitasi nasal
kombinasi faktor genetik dan lingkungan, namun penyebab celah biasanya tidak
alkohol digunakan selama kehamilan, gizi ibu yang buruk dan obat-obatan
tertentu.
menghasilkan perbaikan yang lebih baik, sehingga terlihat sebagai bibir yang
normal. Pada kenyataannya banyak faktor yang berpengaruh di luar dari teknik
perbaikan itu sendiri. Pada akhirnya, hasil yang dicapai tergantung dari
komplikasi yang terjadi, keadaan tulang tengkorak dimana terjadi celah, dan efek
28
DAFTAR PUSTAKA
Agustus 2011.
9. Young, D.L. Schneider, R.A. Hu, D. Helms, J.A. 2000. Genetic and
10. Hopper RA, Cutting C, Grayson B. Cleft Lip and Palate. In: Thorne CH,
29
11. Beasley RW, Aston SJ, Bartlett SP, Gurtner GC, Spear SL, editors.
Grabb&
12. Smith’s Plastic Surgery 6th Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins;
2007.
13. p. 201-205.
16. 3. Randall S.W, Dianne C.D. Cleft lip and palate. In: Townsend C.M.
editor.
Saunders;
2004. p. 2189-2191.
18. Saleh M.S, John W.S, Alan B., Forest S.R, Eser Y. Plastic and
Reconstructive
19. Surgery. In: Brunicardi F.C. Scwartz’s Manual 0f Disease 8th Edition. p.
30