Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA PERAWATAN TELINGA DI POLI THT RSU DR. H. KOESNADI


BONDOWOSO

OLEH KELOMPOK 3:
BELA MUTIARA A (17037140988)
DELA SAFARINGGA (17037141016)
ERNA SARI (17037141039)
NUR ANIM O (17037141046)
REZA SATRIA A (17037141042)

PRODI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO
TAHUN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Masalah Hygiene Perawatan Telinga


Bahasan : Perawatan Telinga Di Rumah
Sasaran : Pasien Dan Keluarga Pasien
Hari/tanggal : Kamis/24 oktober 2019
Tempat : Poli Tht Rsu Dr. H. Koesnadi Bondowoso
Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

I. Analisis Situasi
1.1 Peserta diskusi : Pasien dan Keluarga pasien di poli THT
1.2 Ruangan Diskusi : Poli THT
1.3 Pemberi Materi : Mahasiwa D3 Keperawatan Universitas Bondowoso

II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan penjelasan perawatan telinga di rumah, diharapkan masyarakat
dapat mengerti akan perawatan telinga di rumah.
2.2 Tujuan Khusus :
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perawatan telinga di Rumah selama 20 menit,
diharapkan masyarakat mampu:
1. Menjelaskan pengertian telinga
2. Menjelaskan jenis kotoran serumen
3. Menjelaskan cara ear coning
4. Menjelaskan tips merawat telinga

III. Materi
3.1 Definisi pengertian telinga
3.2 cara menjaga telinga
3.3 cara merawat teliga

IV. Metode dan Media


4.1 Metode : Diskusi kelompok
4.2 Media : Leaflet

V. Kegiatan Diskusi
No Waktu Kegiatan Sasaran
 Pendahuluan
 Menyampaikan salam  Membalas Salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
1 2 menit
 Kontrak waktu  Memberi Respon
 Tes Awal

 Menjelaskan pengertian telinga


 Menjelaskan cara
membersihkan telinga
 Menjelaskan jenis kotoran  Mendengarkan dengan penuh
2 10 menit serumen perhatian
 Menjelaskan cara ear coning  Menanyakan yang belum jelas
 Menjelaskan tips merawat
telinga
 Tanya Jawab

 Penutup  Aktif bersama menyimpulkan


3 3 menit  Menyimpulkan hasil penyuluhan  Membalas salam
 Memberi salam penutup
VI. Kriteria Evaluasi
6.1 Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Peserta hadir di tempat diskusi
e. Penyelenggaraan diskusi dilaksanakan di poli THT
6.2 Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta menyampaikan
pendapatnya.
c. Suasana menyenangkan
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi selesai
6.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan
b. Peserta dapat memahami tentang cara membersihkan telinga

VII. Daftar Pustaka


Japardi,iskandar.2007.Fakultas kedokteran bagian bedah.jakarta: Balai pustaka.
Potter & perry.2005.Fundamental keperawatan vol 2.jakarta : EGC
Brunner & sudarti.2006.Keperawatan Medikal Bedah jilid 8.jakarta : EGC

VIII. Pengorganisasian
8.1 Pemimpin Diskusi
Tugas : Bela Mutiara A
a. Pembawa acara
b. Membuka tanya jawab antara pemandu dan peserta yang bertanya
c. Mengatur jalannya acara yang disajikan
d. Menyajikan kesimpulan tentang topik yang telah dibahas
e. Menutup acara
8.2 Pemandu Diskusi Kelompok
Tugas : - Erna Sari
- Nur Anim O
- Reza Satria A
- Dela Safaringga
a. Menyiapkan topik atau pokok yang akan dibahas
b. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta yang bertanya
Tata Cara Berdiskusi yang Benar:

Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Saling bertukar
pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan
diperoleh jalan keluarnya. Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari
hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.
Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan:
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu
permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman
(sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini,
harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga
terlahir pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.
3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi
menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan
baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh
karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator,
notulis, dan tata tertib. Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat
secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika
proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.
Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasan yang logis dalam diskusi . Inti dari
kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikran antar peserta diskusi . peserta diharap
menyampaikan pendapatnya terhadap permasalahan yang di hadapi selanjutnya pendapat
tersebut harus disampaikan oleh peserta lain . bermacam- macam bentuk tanggapan dapat
disampaikan , misalnya dengan mempertahankan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap
belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan menyatakan sikap setujuatau tidak
setuju/ mendukung atau tidank mendukung terhadap pendapat yang telah di kemukakan.
Munculnya berbagai sikap dan pikiran dan tanggapan yg berbeda – beda itu merupakan hal yang
positif dalam kegiatan berdiskusi.
\
MATERI

A. PENGERTIAN
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga
luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh
telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang
kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.

B. JAGA TELINGA KITA


1. Jangan Asal Membersihkan
Untuk menjaga kebersihanya, kita cukup membersihkan bagian luarnya saja, nggak perlu
sampai ke bagian dalam telinga. Karena di bagian liang telinga terdapat kelenjar minyak
(serumen) yang berfungsi mencegah masuknya serangga, kotoran atau bakteri. Di saat
normal, kelenjar ini akan mengeluarkan minyak sedikit demi sedikit, yang kemudian
membentuk kotoran yang lembek dan akan mongering dengan sendirinya. Mekanisme kerja
ini akan membersihkan liang telinga kita secara alami.
2. Kenali Jenis Kotoranya
Menurut dr. Jenny Bashirudin Sp.THT, spesialis THT dari RS Bedah THT Proklamasi,
Jakarta, kita haru mengenal dulu jenis kotoranya. Kalo jenis kotoranya lunak dan jumlahnya
sedikit, kotoran itu akan menguap dengan sendirinya. Sedangakan kalau jumlahnya banyak,
kita bisa bersihkan dengan cotton bud di bagian daun telinga dan menggunakan cotton bud
yang salah satu ujungnya berbentuk sendok untuk bagian agak dalam. Tapi kalo kotoranya
jenis kering, sebaiknya meminta dokter THT untuk membersihkanya. Soalnya, kotoran ini
harus di sedot atau diberi obat tetes penghancur. Kalau kita nekad membersihkanya sendiri,
kotoran malah akan terdorong masuk lebih dalam sampai ke gendang telinga, lalu menumpuk
dan membatu disana.

C. CARA MERAWAT TELINGA


1. Bersihkan kotoran yang terlihat dari luar saja, jangan terlalu kedalam.
2. Gunakan cotton buds untuk membersihkannya.
3. Mintalah bantuan orang lain waktu membersihkan.
4. Bersihkan dengan pelan, dikorek - korek dengan kencang.
5. Jika telinga kemasukan air, jangan dikorek dengan apapun. Lakukan loncat - loncat atau
gunakan tidur miring sampai air keluar.
6. Hindari berada dalam lingkungan bising.
7. Jika berenang gunakan penutup telinga.
8. Hindari memakai cairan pembersih telinga tanpa petunjuk dokter.
9. Setiap enam bulan sekali sebaiknya periksa ke dokter THT.

Anda mungkin juga menyukai