HEMOSTASIS
Disusun untuk memenuhi tugas “Hematologi II”
Disusun Oleh :
TLM 2A
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Hematologi II yang berjudul “Hemostasis”, ini dengan baik tanpa
halangan.
Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
terlibat dalam membantu penyusunan makalah kami.
Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun
dan dapat menjadikan makalah ini jauh lebih baik lagi. Kami mohon maaf setulus-
tulusnya atas kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan makalah yang kami
susun ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hemostasis.
2. Untuk mengetahui peran hemostasis.
3. Untuk mengetahui komponen-komponen hemostasis.
4. Untuk mengetahui mekanisme hemostasis primer dan hemostasis
sekunder.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hemostasis
Hemostasis adalah mekanisme alamiah tubuh untuk menghentikan
perdarahan akibat trauma atau mencegah perdarahan spontan. Menurut Howell,
proses pembekuan darah di bagi menjadi 3 stadium (tahap), yaitu:
Tahap I : pembentukan tromboplastin
Tahap II : perubahan dari protombin menjadi thrombin
Tahap III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin
Faal hemostasis ialah suatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk
mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam
pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembuluh darah sehingga
mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah.
Sistem trombosit
Apabila pembuluh darah luka, maka sel endotel akan rusak sehingga
jaringan ikat di bawah endotel akan terbuka. Hal ini akan mencetuskan adhesi
trombosit yaitu suatu proses dimana trombosit melekat pada permukaan asing
terutama serat kolagen. Adhesi trombosit sangat tergantung pada protein plasma
yang disebut faktor von Willebrand’s (vWF) yang disintesis oleh sel endotel dan
megakariosit. Faktor ini berfungsi sebagai jembatan antara trombosit dan
jaringan subendotel. Di samping melekat pada permukaan asing, trombosit akan
melekat pada trombosit lain dan proses ini disebut sebagai agregasi trombosit.
Agregasi trombosit mula-mula dicetuskan oleh ADP yang dikeluarkan oleh
trombosit yang melekat pada serat subendotel. Agregasi yang terbentuk disebut
agregasi trombosit primer dan bersifat reversibel. Trombosit pada agregasi
primer akan mengeluarkan ADP sehingga akan terjadi agregasi trombosit
sekunder yang bersifat irreversible. Di samping ADP, untuk agregasi diperlukan
ion kalsium dan fibrinogen. Agregasi trombosit terjadi karena adanya
pembentukan ikatan diantara fibrinogen yang melekat pada dinding trombosit
dengan perantara ion kalsium. Mula-mula ADP akan terikat pada reseptornya di
permukaan trombosit dan interaksi ini menyebabkan reseptor untuk fibrinogen
terbuka sehingga memungkinkan ikatan antara fibrinogen dengan reseptor
tersebut. Kemudian ion kalsium akan menghubungkan fibrinogen tersebut
sehingga terjadi agregasi trombosit. Selain itu akan terjadi aktifasi enzim
fosfolipase A2 sehingga fosfolipid yang terdapat pada dinding trombosit akan
dipecah dan melepaskan asam arakhidonat. Asam arakhidonat akan diubah oleh
enzim siklo-oksigenase menjadi prostaglandin G2 (PGG2) yang kemudian akan
diubah menjadi prostaglandin H2 (PGH2) oleh enzim peroksidase. PGH2 akan
diubah oleh enzim tromboksan sintetase menjadi tromboksan A2 (TxA2) yang
akan merangsang agregasi trombosit. TxA2 akan segera doubah mejadi bentuk
tidak aktif TxB2. Di dalam sel endotel akan terjadi proses yang sama, akan tetapi
PGH2 akan diubah oleh enzim prostasiklin sintetase menjadi prostasiklin (PGI2)
yang mempunyai efek berlawanan dengan TxA2.
Selama proses agregasi, terjadi perubahan bentuk trombosit dari bentuk
cakram menjadi bulat disertai dengan pembentukan pseudopodi. Akibat
perubahan bentuk ini maka granula trombosit akan terkumpul di tengah dan
akhirnya akan melepaskan isinya. Proses ini disebut sebagai reaksi pelepasan dan
memerlukan adanya enersi. Zat agregator lain seperti trombin, kolagen, epinefrin
dan TxA2 dapat menyebabkan reaksi pelepasan. Tergantung zat yang
merangsang, akan dilepaskan bermacam-macam substansi biologik yang
terdapat di dalam granula padat dan granula alfa. Trombin dan kolagen
menyebabkan pelepasan isi granula padat, alfa, dan lisosom. Dari granula padat
dilepaskan ADP, ATP, ion kalsium, serotonin, epinefrin dan nor-epinefrin. Dari
granula alfa dilepaskan fibrinogen, vWF, F, V, platetet faktor 4 (PF,4), beta
tromboglobulin (BTG), sedangkan dari lisosom dilepaskan bermacam-macam
enzim hidrolase asam.
Masa agregasi trombosit akan melekat pada endotel, sehingga akan
terbentuk sumbat trombosit yang dapat menutup luka pada pembuluh darah.
Walaupun mash permeabel terhadap cairan, sumbat trombosit mungkin dapat
menghentikan perdarahan pada pembuluh darah kecil. Tahap terakhir akan
menghentikan perdarahan adalah pembentukkan sumbat trombosit yang stabil
melalui pembentukan fibrin.
Sistem koagulasi
Proses pembekuan darah terdiri dari rangkaian reaksi enzimatik yang
melibatkan protein plasma yang disebut sebagai faktor pembekuan darah,
fosfolipid dan ion kalsium. Faktor pembekuan darah dinyatakan dalam angka
romawi yang sesuai dengan urutan ditemukannya.
1. Faktor koagulasi
Faktor koagulasi atau faktor pembekuan darah adalah protein yang
terdapat dalam darah (plasma) yang berfungsi dalam proses koagulasi.
Protein ini dalam keadaan tidak aktif (proensim atau zymogen) jika
terjadi aktivasi, protein aktif ini (enzim) akan mengaktifkan rangkaian
aktivasi berikutnya secara berurutan, seperti sebuah tangga (kaskade)
atau, seperti air terjun (waterfall). Beberapa faktor yang terlibat dalam
proses pembekuan darah adalah sebagai berikut :
Faktor Kontak Aktivasi :
Kofaktor :
III : Jaringan tromboplastin (Kofaktor untuk FVII & VIIa)
Platelet procoagulant : (Kofaktor untuk FIXa dan FXa)
Phospholipid (PF 3)
VIII : AHG (Anti-hemophilic Globulin) fungsinya kofaktor
untuk FIXa
V : Proaccelerin
Protein S : (Kofaktor untuk protein C)
IV : Ion kalsium
VI :-
2. Kaskade koagulasi
Fibrinolisis
Bertujuan untuk membentuk plasmin yang berguna untuk menghancurkan
bekuan fibrin yang berlebihan atau menghancurkan fibrin setelah proses reparasi
dinding pembuluh darah selesai sehingga pembuluh darah tersebut kembali
paten.
Adanya injury (melalui kalikrein) mengaktifkan t-PA yang selanjutnya
mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Plasmin akan memecah fibrin
menjadi FDP. Untuk mengendalikan proses fibrinolisis terdapat faktor
pengendali: plasminogen aktivator inhibitor yang menghambat kerja t-PA dan
alpha-2 antiplasmin yang menghambat kerja plasmin.
2. Hemostasis sekunder
Selama hemostasis sekunder, sumbat platelet lunak terbentuk selama
hemostasis primer dibuat lebih kuat dengan pembentukan mesh fibrin
di atasnya. Fibrin adalah protein plasma yang tidak larut yang berfungsi
sebagai polimer kain dasar dari bekuan darah. Fibrin mesh memperkuat
dan menstabilkan steker platelet lunak yang terbentuk di lokasi cidera.
Pembentukan fibrin terjadi melalui faktor koagulasi melalui koagulasi
kaskade. Berbagai jenis faktor koagulasi disintesis oleh hati dan
dilepaskan ke dalam darah. Awalnya mereka tidak aktif dan kemudian
di aktifkan oleh kolagen subendotel atau oleh tromboplastin. Kolagen
subendotel dan tromboplastin dilepaskan karena adanya luka yang
terjadi di endotel pembuluh darah. Ketika dilepaskan kedalam darah,
mereka mengaktifkan faktor koagulasi dalam darah. Faktor koagulasi
ini di aktifkan satu demi satu, dan akhirnya, mengubah fibrinogen
menjadi fibrin. Kemudian link fibrin di bagian atas sumbat trombosit
dan membuat jala dengan membuat sumbat trombosit lebih kuat. Fibrin,
bersama dengan sumbat trombosit, membentuk bekuan darah pada
akhir proses hemostasis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemostasis adalah mekanisme alamiah tubuh untuk menghentikan
perdarahan akibat trauma atau mencegah perdarahan spontan. Komponen-
komponen hemostasis berhubungan satu sama lain tidak dapat bekerja sendiri.
Tubuh manusia memiliki mekanisme hemostasis primer dan hemostasis
sekunder dimana semuanya saling melengkapi satu sama lain.
3.2 Saran
Kami berharap dengan ini pembaca dapat memahami mengenai
hemostasis dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Fajar. 2016. Hematologi Praktikum Analis
Kesehatan.Jakarta: EGC
Prof. Dr. I Made Bakta. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC
Setiabudy, Rahajuningsih. 2012. Hemostasis dan Trombosis. Jakarta: UI
Press
https://id.betweenmates.com
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/CurrentUnderstandingofHemostasis