Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Gizi Dasar
Disusun oleh:
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI D III GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
TASIKMALAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memlihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan. Zat gizi terdiri dari karbohidrat, lipid
atau lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Lipida adalah senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti hidrokarbon
atau dietil eter. Lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak
dan minyak yang umum dikenal di dalam makanan, malam, dan tubuh
manusia.
Lipid berperan penting dalam komponen struktur membrane sel. Lemak
dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpanan energi,
lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh. Beberapa jenis lipid
berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon.
B. Tujuan
A. Pengertian Lipida
Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut
dalam air.Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,
eter dan benzena. Unsur penyusun lemak antara lain adalah Karbon(C)
,Hidrogen(H) ,Oksigen(O) dan kadang-kadang Fosforus(P) serta Nitrogen(N).
Molekul lemak terdiri dari empat bagian, yaitu satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai Hidrokarbon(CH) dan
gugus Karboksil(-COOH). Molekul gliserol memiliki tiga gugus Hidroksil(-
OH) dan tiap gugus hidroksil berinteraksi dengan gugus karboksil asam
lemak.
C. Fungsi Lemak
1. Lemak yang berasal dari tumbuhan atau lemak Nabati. Beberapa bahan
yang mengandung lemak nabati adalah kelapa, kemiri, zaitun, kacang
tanah, mentega, kedelai, dll.
2. Lemak yang berasal dari hewan(disebut lemak hewani). Beberapa bahan
yang mengandung lemak hewani adalah daging, keju, susu, ikan segar,
ayam, telur, dll.
Kolesterol di dalam tubuh diperoleh dari hasil sintesis di dalam hati. Bahan
bakunya diperoleh dari karbohidrat, protein, atau lemak. Jumlah yang
disintesis bergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh dari
makanan. Kolesterol hanya terdapat pada makanan dari hewan. Sumber
utama kolesterol adalah hati, ginjal,dan kuning telur. Selain itu, daging, susu,
keju, udang,dan kerang.
1. Pencernaan
Pencernaan lemak yang utama terjadi di usus halus. Sebelum proses
pencernaan lemak, perlu proses emulsifikasi lemak terlebih dahulu agar
lemak dapat dicerna dan di absorpsi.
Proses emulsifikasi diawali ketika lemak mulai memasuki usus halus,
hormon kolesistokinin merangsang kantung empedu untuk mensekresikan
cairan empedu ke dalam usus. Empedu mengandung garam empedu yang
memegang peranan penting dalam mengemulsikan lemak.
Sebagian besar pencernaan trigliserida terjadi di dalam usus halus.
Enzim utama yang berperan dalam pencernaan lemak adalah enzim lipase.
Ukuran lemak yang lebih kecil yang teremulsi akan memudahkan
hidrolisis lemak oleh lipase menjadi digliserida, monogliserida, gliserol,
dan asam lemak. Hampir setengah dari trigliserida terhidrolisis secara
sempurna menjadi asam lemak dan gliserol. Selebihnya menjadi
digliserida, monogliserida, dan asam lemak.
Fosfolipida dicerna oleh enzim fosfolipase yang dikeluarkan oleh
pankreas. Hasil pencernaannya adalah dua asam lemak dan
lisofosfogliserida. Ester kolesterol dihidrolisis oleh enzim kolesterol
esterse yang dikeluarkan oleh pankreas.
2. Absorpsi dan Transportasi
Absorpsi lipada terutama terjadi dalam jejunum. Hasil pencernaan
lipida diabsorpsi ke dalam membrane mukosa usus halus dengan cara
difusi pasif. Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida
dan asam lemak rantai panjang di dalam membrane mukosa usus diubah
kembali menjadi trigliserida. Asam lemak rantai pendek dan rantai sedang
diabsorpsi langsung ke dalam vena porta dan dibawa ke hati untuk segera
dioksidasi. Kolesterol dan fosfolipida yang terbentukdi dalam usus halus
dikemas untuk diabsorpsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah.
Bahan-bahan ini bergabung dengan protein-protein khusus dan
membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Tubuh
membentuk empat jenis lipoprotein,yaitu kilomikron, Very Low Density
Lipoprotein (VLDL), Low Density Lipoprotein (LDL), High Density
Lipoprotein (HDL).
a. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang mengangkut lipida dari saluran
cerna ke dalam tubuh. Kilomikron diabsorpsi melalui dinding usus
halus ke dalam sistem limfe untuk kemudian melalui ductus
thoracicus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar di
tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.
Kilomikron adalah lipoprotein paling besar dan mempunyai densitas
paling rendah. Lipida yang diangkut terutama trigliserida. Kilomikron
merupakan tetesan besar lipida berupa trigliserida,kolesterol, dan
fosfolipida dengan sedikit protein yang membentuk selaput pada
permukaannya.
Kilomikron pada dasarnya mengemulsi lemak sebelum masuk ke
dalam aliran darah. Dalam aliran darah, trigliserida yang ada pada
kilomikron dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim
lipoprotein lipase yang berada pada sel-sel endotel kapiler.
Sebagian besar asam lemak yang terbentuk di dalam tubuh diabsorpsi
oleh sel-sel otot, lemak, dan sel-sel lain. Asam lemak ini dapat
langsung digunakan sebagai zat energy atau diubah kembali menjadi
trigliserida. Sel-sel otot cenderung menggunakannya sebagai zat
energy, sedangkan lemak menyimpannya sebagai trigliserida. Bila
sebagian besar trigliserida telah dipisahkan dari kilomikron, sisanya
sebagian besar terdiri atas kolesterol dan protein dibawa ke hati dan
mengalami metabolisme. Sementara itu, hati mensintesis trigliserida
dan kolesterol dari kelebihan protein dan karbohidrat yang ada. Hati
merupakan alat memproduksi lipida utama didalam tubuh. Sel-sel
lemak tidak membuat lemak tetapi hanya menyimpan lemak.
b. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
Di dalam hati lipida dipersiapkan menjadi lipoprotein sehingga
dapat diangkut melalui aliran darah. Lipoprotein yang dibentuk dalam
hati ini adalah VLDL (Very Low Density Lipoprotein), yaitu
lipoprotein dengan densitas sangat rendah yang terutama terdiri atas
trigliserida.
Bila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali bekerja
dengan memecah trigliserida yang ada pada VLDL. VLDL kemudian
mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi
darah. Dengan berkurangnya trigliserida, VLDL bertambah berat dan
menjadi LDL (Low Density Lipoprotein).
c. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL yang terutama terdiri dari atas kolesterol bersirkulasi dalam
tubuh dan dibawa ke sel-sel otot, lemak, dan sel-sel lain. Kolesterol
dan fosfolipida akan digunakan untuk membuat membrane sel,
hormon-hormon atau ikatan lain, atau disimpan. Reseptor LDL yang
ada di dalam hati akan mengeluarkan LDL dari sirkulasi.
Pembentukan LDL oleh reseptor LDL ini penting dalam
pengontrolan kolesterol darah. Di samping itu, dalam pembuluh darah
terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui jalur sel-sel
perusak ini molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk
kembali ke aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL
akan menumpuk dalam sel-sel perusak. Bila hal ini terjadi selama
bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh
darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan
ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat
berkembang menjadi arterosklerosis. Pengatur utama kolesterol darah
adalah hati, karena sebagian besar reseptor LDL terdapat di dalam hati.
d. High Density Lipoprotein
Bila sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak,
kemungkinan kolesterol dan fosfolipid akan dikembalikan pula ke
dalam aliran darah. Hati dan usus halus akan memproduksi HDL yang
masuk ke dalamaliran darah. HDL mengambil kolesterol dan
fosfolipida yang ada di dalam aliran darah, lalu menyerahkan ke
lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke hati guna diedarkan
kembali atau dikeluarkan oleh tubuh.
Nilai LDL dan HDL mempunyai implikasi terhadap kesehatan
jantung dan pembuluh darah. Nilai LDL yang tinggi dikaitkan dengan
resiko tinggi terhadap serangan jantung. Sebaliknya, HDL tinggi
dikaitkan dengan resiko rendah serangan jantung. Oleh sebab itu, LDL
dikatakan juga sebagai “kolesterol jahat”, sedangkan HDL “kolesterol
baik”.
3. Metabolisme
Simpanan lemak dalam tubuh terutama dilakukan di dalam sel lemak
dalam jaringan adiposa. Sel-sel adiposa mempunyai enzim khusus pada
permukaannya, yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang dapat melepas
trigliserida dan lipoprotein, menghidrolisisnya dan meneruskan hasil
hidrolisis ke dalam sel. Di dalam sel terdapat enzim lain yang merakit
kembali bahan-bahan hasil hidrolisis menjadi trigliserida untuk disimpan
sebagai cadangan energy. Sel-sel adipos menyimpan lemak setelah makan
bilamana kilomikron dan VLDL yang mengandung lemak melewati sel-sel
tersebut.
Bila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel adiposa
menghidrolisis simpanan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
serta melepaskannya ke dalam pembuluh darah. Di sel-sel yang
membutukan, komponen-komponen ini kemudian dibakar dan
menghasilkan energi, CO2, H2O. Pada tahap akhir hidrolisis, setiap
pecahan dari lemak menhikat pecahan berasal dari glukosa sebelum
akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi CO2 dan H2O. Lemak tubuh
tidak dapat dihidrolisis sempurna tanpa karbohidrat. Tanpa karbohidrat
akan diperoleh hasil pembakaran lemak berupa bahan-bahan keton yang
dapat menimbulkan ketosis.
Tubuh mempunyai kapasitas tak terhingga untuk menyimpan lemak.
Namun, lemak tidak dapat sepenuhnya dapat menggantikan karbohidrat
sebagai sumber energi.
Kekurangan asam lemak esensial (omega-3 dan omega-6) pada masa janin
mengakibatkan penurunan pada pertumbuhan, sehingga mengakibatkan
penurunan fungsi otak, yaitu kemampuan kognitif rendah yang tidak dapat
diperbaiki kemudian.
Kekurangan asam linoleat pada anak-anak dan orang dewasa
mengakibatkan kelainan pada kulit, yaitu ekzema. Pada ekzema kulit
mengalami inflamasi yaitu radang disertai panas, kering, dan bersisik. Ekzema
terjadi pada bayi yang mendapatkan makanan mengandung asam linoleat
kurang dari 0,1% dari energi makanan. Pada orang dewasa ekzema terjadi jika
makan makanan yang tidak mengandung lemak.
Kekurangan lemak juga mengakibatkan perubahan pada komposisi asam
lemak diberbagai jaringan, terutama membrane sel. Selain itu, terjadi
penuruana efisiensi produksi energi di dalam sel. Penyerapan vitamin larut
dalam lemak rendah jika makanan yang dimakan mengandung sedikit lemak.
Konsumsi lemak berlebih akan mengakibatkan kegemukan karena kadar
energy di dalam lemak lebih dari 2 kali kadar energi di dalam karbohidrat.
Kegemukan berkaitan dengan timbulnya penyakit kronis seperti penyakit
jantung dan hipertensi. Konsumsi berlebih asam linoleat dan perubahan pada
keseimbangan asam lemak esensial yang dikonsumsi mengakibatkan tubuh
hiperaktif terhadap berbagai zat penyebab alergi. Meningkatnya rasio asam
lemak omega-3 atau omega-6 di dalam sel yang berperan dalam alergi dan
inflamasi akan menurunkan reaktifitas tubuh terhadap alergi dan inflamasi.
Asam lemak omega-3 ternyata berpengaruh baik terhadap kesehatan.
Asam lemak omega-3 dapat mencegah penyakit kanker. Sebaliknya, asam
lemak tidak jenuh ganda yang berasal dari minyak sayuran, terutama omega-6
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menimbulkan penyakit kanker
daripada asam lemak jenuh.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Anonim. 2011. Proses Pencernaan Lemak. (online) tersedia:
https://chemedu.09.wordpress.com/2011/11/06/proses-pencernaan-
lemak-lengkap/ (12 September 2015)
Fatimah, Siti. 2013. Metabolisme Lipid. (online) tersedia:
http://sitifatimah842.blogspot.com/2013/04/metabolisme-
lipid.html?m=1 (12 September 2015)
Jamaludin. 2012. Defisiensi Lemak. (online) tersedia:
http://gusjamell.blogspot.com/2012/05/defisiensi-lemak.html?m=1 (14
September 2015)