Anda di halaman 1dari 8

DINAS KESEHATAN KOTA PEKANBARU

RUMAH SAKIT DAERAH MADANI


Jalan Garuda Sakti KM. 2 Kota Pekanbaru

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI KOTA PEKANBARU
NOMOR :
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
TAHUN 2019

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh


pasien di rumah sakit, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan hiv/ aids;
b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a perlu ditetapkan Kebijakan Pelayanan
Penanggulangan HIV – AIDS di Rumah Sakit Daerah Madani Kota
Pekanbaru, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No : 1045/ MENKES/ PER/ XI/
2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan
Departemen Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 tahun 2012 tentang
Rahasia Kedokteran
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21
tahun 2013 tentang penanggulangan HIV/ AIDS
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51
tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari
Ibu ke Anak
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 436/ MENKES/ SK/ VI/
1993 tentang Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
Standar Pelayanan Medis;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1285/ MENKES/ SK/ X/
2002 tentang Pedoman Layanan Komprehensif HIV-AIDS dan
penyakit menular seksual;
9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor : Kep.68/MENKES/ IV/ 2004 tentang
Pencegahan dan penanggulangan HIV/ AIDS di Tempat Kerja
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1507/
MENKES/ SK/ X/ 2005 Tentang Pedoman Pelayan Konseling
dan testing HIV/ AIDS secara sukarela;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 241/ MENKES/ SK/ IV/
2006 tentang Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan
Pemeriksaan HIV dan Infeksi Oportunistik;
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 760/ MENKES/ SK/ VI/
2007 tentang penetapan lanjutan Rumah Sakit Rujukan bagi
orang dengan HIV dan AIDS (ODHA);
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1278/ MENKES/ SK/ XII/
2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi pengendalian
Penyakit TB dan HIV;
14. Peraturan Walikota No.14 tahun 2018 tentang penunjukan
kedudukan sesuai organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja
unit pelaksanaan teknis rumah sakit daerah madani kota
Pekanbaru;
15. Keputusan Walikota Pekanbaru No. Kpts. 821.4/BKPSDM-
MP/1682 tentang pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam
Jabatan Direktur Rumah Sakit Daerah Madani Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru.

MENETAPKAN : DIREKTUR RUMAH SAKIT MADANI KOTA PEKANBARU


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PENANGGULANGAN HIV-
AIDS DI RUMAH SAKIT DAERAH MADANI KOTA PEKANBARU

PASAL I
PENDAHULUAN

KESATU : Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru membentuk TIM


HIV- AIDS.
KEDUA : Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru melaksanakan
Pelayanan Penanggulangan HIV- AIDS.
KETIGA : Pelayanan Penanggulangan HIV- AIDS yang dimaksud adalah:
a. Pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing).
b. Pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision).
c. Pelayanan IO (Infeksi Oportunistik).
d. Pelayanan Penunjang.
e. Pelaksanaan Rujukan

PASAL II
PELAYANAN VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING)

KESATU : Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru memberikan


Pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS
(Konseling dan Tes HIV Sukarela) dan TIPK (Tes HIV Atas Inisiatif
Pemberi Pelayanan Kesehatan Dan Konseling).
KEDUA : Pelayanan VCT/KTS adalah : proses konseling sukarela dan tes
HIV atas inisiatif individu yang bersangkutan
KETIGA : Pelayanan VCT dilakukan di Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Darurat dan Instalasi Rawat Inap & Intensif.
KEEMPAT : Pelayanan VCT dilakukan oleh tenaga kesehatan atau konselor
terlatih. Pemeriksaan Diagnosis HIV-AIDS dilakukan melalui KTS
/TIPK.
KELIMA : Pemeriksaan Diagnosis HIV-AIDS dilakukan berdasarkan prinsip
konfidentialitas, persetujuan, konseling, pencatatan pelaporan,
dan rujukan
KEENAM : KTS hanya dilakukan pada pasien yang memberikan persetujuan
secara tertulis, kecuali dalam hal :
a. Penugasan tertentu dalam kedinasan tentara atau polisi
b. Keadaan gawat darurat medis untuk tujuan pengobatan pada
pasien yang secara klinis telah menunjukkan gejala yang
mengarah pada AIDS
c. Pasien dalam rencana tindakan pembedahan, kebidanan, dan
hemodialisa yang sifatnya screening
KETUJUH : KTS dilakukan dengan tatap muka atau tidak tatap muka dan
dapat dilaksanakan bersama pasangan (couple counseling) atau
dalam kelompok (group counseling).
KEDELAPAN : Konselor yang terlatih harus memiliki sertifikat pelatihan konselor
HIV-AIDS yang masih berlaku.
KESEMBILAN : Tes HIV untuk diagnosis dilakukan oleh tenaga medis dan atau
teknisi laboratorium yang terlatih
KESEPULUH : Setiap pasien TB (Tuberculosis) dilakukan TIPK (Tes HIV Atas
Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan Dan Konseling).atas
inisiatif petugas kesehatan dan konseling.

PASAL III
PELAYANAN PMTCT (Prevention Mother To Child Transmision)

KESATU : Pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision)


adalah Upaya Pencegahan penularan dari Ibu ke Anak (PPIA).
KEDUA : Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya dilaksanakan
melalui 4 (empat) kegiatan yang meliputi :
a. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif.
b. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada
perempuan dengan HIV.
c. Pencegahan penularan HIV dari Ibu hamil dengan HIV ke bayi
yang dikandungnya.
d. Pemberian dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kepada
ibu dengan HIV beserta anak dan keluarganya.
KETIGA : Pada pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care/ANC) pada
kunjungan pertama kali, klien diberikan informasi tentang
pemeriksaan test HIV-AIDS, Jika setuju, maka dipersilahkan
mengisi lembar informed consent

PASAL IV
PELAYANAN IO (Infeksi Oportunistik)

KESATU : Pelayanan IO (Infeksi Oportunistik) adalah Pelayanan Infeksi


Oportunistik yang terjadi pada pasien HIV-AIDS.
KEDUA : Pasien HIV-AIDS dengan IO dirawat di ruang Isolasi, dengan
sarana dan fasilitas sesuai standar.
KETIGA : Tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan terhadap
pasien HIV-AIDS harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
KEEMPAT : Pengobatan pasien HIV-AIDS dengan Infeksi Oportunistik yang
dilakukan di Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru hanya
terbatas pada kasus stadium klinis 1 dan 2 atau jumlah sel
limfosit T CD4 lebih dari 350 sel/mm3 (belum memerlukan terapi
ARV).
KELIMA : Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru tidak bisa
memberikan pelayanan IO pada Ibu hamil dengan HIV-AIDS
dikarenakan memerlukan terapi ARV, sehingga dilakukan proses
rujukan.
KEENAM : Rumah Sakit Daerah Madani kota Pekanbaru tidak bisa
memberikan pelayanan IO Tuberculosis pada penderita pasien
HIV-AIDS dikarenakan memerlukan terapi ARV, sehingga
dilakukan proses rujukan.

PASAL V
PELAYANAN PENUNJANG

KESATU : Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru memberikan


Pelayanan penunjang pada pasien HIV-AIDS yang meliputi :
pelayanan Gizi, Laboratorium, Radiologi, Pencatatan dan
Pelaporan.
KEDUA : Pelayanan Gizi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
status gizi dengan pemberian nutrisi yang sesuai kebutuhan
pasien HIV-AIDS.
KETIGA : - Pelayanan Laboratorium untuk pemeriksaan screening HIV
- 1/2 dari sampel dengan metode serial dengan menggunakan
kombinasi Reagensi yang didasarkan pada instruksi Permenkes
dengan memperhatikan sensitifitas dan spesifitas reagen dan
pabrikan dan selalu didahului dengan konseling pra tes atau
informasi singkat.
- Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan HIV
- 1/2 dilakukan secara khusus yaitu hasil dicatat sesuai kode
pasien dan diserahkan langsung kepada konselor
KEEMPAT : Pelayanan Radiologi dilakukan sesuai prosedur.
KELIMA : Semua kegiatan penanggulangan HIV-AIDS harus dilakukan
Pencatatan dan Pelaporan sesuai dengan pedoman yang
berlaku, dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
KEENAM : Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru melakukan
pencatatan perawatan, tindak lanjut perawatan pasien HIV-AIDS
serta mendokumentasikannya dalam Rekam Medik.
PASAL VI
PELAKSANAAN RUJUKAN

KESATU : Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru akan melayani


pasien sesuai kemampuan sumberdaya yang dimiliki.
KEDUA : Apabila rumah sakit tidak mampu melayani pasien dengan HIV-
AIDS maka dilakukan rujukan atau alih rawat ke rumah sakit lain
yang memiliki fasilitas/sumber daya yang diperlukan oleh pasien.
KETIGA : Pasien HIV yang dirawat di Rumah Sakit Daerah Madani Kota
Pekanbaru dilakukan pemeriksaan screening TB (Tuberculosis)
KEEMPAT : Kriteria Pasien HIV-AID yang harus dirujuk adalah yang
memerlukan terapi antiretroviral (ARV), yang di indikasikan pada:
a. kasus stadium klinis 3 dan 4 atau jumlah sel limfosit T CD4
kurang dari 350 sel/mm3 .
b. Ibu hamil dengan HIV.
c. Penderita HIV dengan Tuberculosis.

PASAL VII
KETENTUAN PENUTUP

Keputusan direktur ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan akan di evaluasi setiap 3
(tiga) tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada tanggal : 2019
Direktur RSD Madani
Kota Pekanbaru

Dr. MULYADI, SpBP


NIP19751011 200501 1 005

Anda mungkin juga menyukai