Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR STUDY ISLAM

“SISTEM KEAMANAN DALAM ISLAM”

DOSEN PEMBIMBING:

M. NURHAMID, M.Pd

DISUSUN OLEH:

AJAT KHILMAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SALAHUDDIN AL-AYYUBI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdu lillai robbil ‘alamiin wabihi nasta’iin wa ‘ala umurid dunya wad diin wa
‘ala aalihi wa shohbihi ajma’iin. Alhamdulillah segala puji dan syukur kami kepada Allah
SWT. Yang mana telah memberikan nikmat tiada henti-hentinya. ”Wahai Tuhanku!
Kapankah aku harus memuji dan bersyukur kepada-Mu?, sedangkan pujian dan syukurku
adalah nikmat dari-Mu?” Allah menyeru kepadanya, “Ketika kamu mengetahui bahwa kamu
tidak mampu memuji kepada-Ku maka sungguh kamu telah memuji kepada-Ku.”
Shalawat dan salam terlimpah curahkan kepada habibana wa nabiyyana kariim
Muhammad SAW. “Jika bukan karena engkau (Muhammad), Aku tidak akan menciptakan
semuanya (yang ada di alam semesta).”
Dengan adanya makalah ini kami mohon maaf bila ada yang salah karena kami tahu
bahwa ciptaan kami jauh dari kata sempurna. Sebuah bacaan tentang system keamanan dalam
islam yang telah saya rangkum didalam makalah ini. Terimakasih juga kepada pembimbing
kami dalam hal pembelajaran, M.NURHAMID,M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar
Study Islam. Beliaulah yang memberi tugas ini kepada saya.
Harapan saya, semoga makalah ini membawa manfaat dan dapat membantu kita
semuanya, serta mampu mengetahui tentang system keamanan dalam islam.

Cileungsi, 9 Mei 2019

penyusun 1

I
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................... I

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ II

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..III

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Balakang Masalah ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

2.1. Pengertian keamanan dalam pandangan islam .................................................. 2

2.2. Unsur yang mendukung keamanan dalam islam ............................................... 4

2.3. Cara untuk menciptakan keamanan dalam islam.............................................. 6

2.4. Pengaruh terciptanya keamanan dalam islam…………………………………7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11

A. Simpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................................... 12

III
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Dengan Mewujudkan Tauhid, Akan Tercipta Keamanan Islam adalah agama


tauhid yang mengajak manusia untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya
sesembahan yang disembah dengan penuh ketundukan dan kerendahan. Kemudian,
dengan mewujudkan tauhid ini maka akan tercipta keamanan baik di dunia dan di
akherat. Allah berfirman: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan
keimanan mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang
mendapat kemanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Al-An’am, 82) Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan bahwa
keamanan tersebut bermakna umum baik di dunia maupun di akherat. Beliau juga
menjelaskan bahwa di antara manfaat tauhid adalah menetapnya kemanan. (Qoulul
Mufid, 1/62-63)

1.2. Rumusan Masalah


 Bagaimanakah pengertian keamanan dalam islam ?
 Apa sajakah unsur yang mendukung sistem keamanan dalam islam ?
 Cara penting apa yang digunakan untuk menciptakan keamanan ?
 Bagaimanakah pengaruh terciptanya keamanan ?
1.3. Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian keamanan dalam islam
 Untuk mengetahui unsur yang mendukung sistem keamanan dalam islam
 Untuk mengetahui cara penting yang digunakan untuk menciptakan keamanan
 Untuk mengetahui pengaruh terciptanya keamanan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Keamanan Dalam Pandangan Islam
Keamanan merupakan nikmat dari Allah, Allah berfirman: “Karena kebiasaan
orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan
musim panas. Maka hendaknya mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini
(Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (Al-Quraisy, 1-4) Syaikh ‘Abdurrahman
Bin Nashir As-Sa’dy berkata: “….sehingga rizki yang luas serta keamanan dari rasa
takut termasuk nikmat duniawi yang paling besar dan mewajibkan (atas kita) untuk
bersyukur kepada Allah….” (Taisiirul Karimir Rahman) Nabi bersabda: “Barangsiapa
di antara kalian berada di pagi hari (dalam keadaan) aman di tengah-tengah kaumnya,
selamat dari segala penyakit pada badannya, dan dia memiliki apa yang dia butuhkan
pada hari itu maka (orang yang keadaannya demikian) seolah-olah telah memiliki
dunia dengan semua sisinya.” (HR. At-Tirmidzy, riyadhus shalihin no. 511,
dihasankan oleh Imam At-Tirmidzy dan syaikh Al-Hilaly) Syaikh Salim Bin ‘Id Al-
Hilaly berkata: “Kebutuhan seorang hamba di dunia adalah keamanan dan kecukupan,
maka barangsiapa telah memiliki keduanya seolah-olah dia telah memiliki dunia
dengan semua sisinya.” (Bahjatun Nazhirin (1/524))
Hal ini diperkuat dengan firman Allah: “Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu serta mengerjakan amal-amal shalih bahwa
Dia (Allah) sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana Dia (Allah) telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,
dan sungguh Dia (Allah) akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai
Nya untuk mereka, dan Dia (Allah) benar-benar akan menukar keadaan mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembah Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.” (An
Nuur, 55)
Dengan ini, kita juga mengetahui bahwa orang yang mendakwahkan dakwah
tauhid pada hakekatnya dia adalah perintis keamanan dan bukan perusak keamanan.
Dimana Ajaran Islam Diterapkan Maka Di Situ Tercipta Kemanan Nabi bersabda:
“Sungguh di zaman dahulu sebelum kalian ada seseorang yang ditangkap lalu
dibuatkan untuknya lubang di tanah lalu dimasukkan ke dalamnya, kemudian
didatangkan gergaji, diletakkan di atas kepalanya lalu orang itu dibelah menjadi dua

2
bagian, kemudian disisir dengan sisir besi hingga terpisah daging dari
tulangnya, ini semua tidak menghalanginya dari agamanya, demi Allah kelak Allah
benar-benar menyempurnakan perkara (Islam) ini hingga ada seseorang yang safar
dari daerah Shan’a (Dimasyq) ke Hadhramaut (Yaman) tidak takut kecuali (kepada)
Allah dan serigala atas kambingnya, akan tetapi sayang sekali kalian tergesa-gesa.”
(HR. Bukhari, riyadhus shalihin no. 41)
Syaikh Salim Bin ‘Id Al-Hilaly mengatakan: “Islam adalah agama keamanan
dan keselamatan, di mana Islam berada dan diterapkan ajaran-ajarannya serta
ditegakkan hukum-hukum nya maka akan tercipta keamanan, kesejahteraan,
ketenangan serta kesejahteraan. Namun ketika manusia merubah (tidak menerapkan
ajaran Islam) maka Allah akan merasakan kepada mereka ‘pakaian’ kelaparan dan
ketakutan dengan sebab perbuatan (dosa) yang telah mereka lakukan.” (Bahjatun
Nazhirin (1/88))
Negeri Mekkah Negeri Yang Aman “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata:
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku
beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim, 35)
Hukuman Bagi Orang Yang Berbuat Kerusakan Di Muka Bumi, Merusak
Stabilitas Keamanan Allah berfirman: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-
orang yang memerangi Allah dan Rasul Nya dan membuat kerusakan di muka bumi,
hanyalah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan
bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu
sebagai bentuk penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akherat mereka beroleh
siksaan yang besar.” (Al-Maaidah: 33) Yang dimaksud dengan orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi adalah mereka yang membuat kerusakan di bumi
dengan kekafiran, pembunuhan, perampasan harta serta menyebarkan rasa takut di
jalan-jalan. Syaikh ‘Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’dy berkata: “Jika demikian
besarnya keburukan dari kejahatan ini maka dapat diketahui bahwa membersihkan
bumi dari para perusak, serta mengamankan jalan-jalan dari pembunuhan, dari
perampasan harta, dan dari menakut-nakuti manusia termasuk sebesar-besar kebaikan
dan juga semulia-mulianya ketaatan, dan merupakan perbaikan di muka bumi,
sebagaimana kebalikannya adalah perusakan di muka bumi.” (Lihat Kitab Tafsir
Taisirul Karimir Rahman Fi Tafsiri Kalamil Mannan) Islam Melarang Perbuatan
Menakut-nakuti Muslim Lainnya Nabi bersabda: “Barangsiapa yang lewat sebagian
dari masjid-masjid maupun pasar-pasar kami dan dia membawa anak panah maka

3
wajib baginya menyimpannya atau menggenggam ujung anak panah tersebut dengan
telapak tangannya (karena dikhawatirkan anak panah itu) menimpakan sesuatu
(bahaya ) atas seseorang dari kaum muslimin” (HR. Bukhari Muslim, riyadhus
shalihin 223) Syaikh Salim Bin ‘Id Al-Hilaly berkata : “Kesungguhan Islam dalam
menjaga keamanan seorang muslim dan tidak melukainya meskipun dengan luka yang
kecil; dalam rangka mengagungkan kehormatan muslim dan meninggikan
kedudukannya. Mengajarkan seorang muslim tentang adab berjalan di pasar-pasar dan
adab membawa senjata, di dalamnya ada jaminan keselamatan orang lain dan tidak
memerangi mereka serta tidak menakut-nakuti mereka.” (Bahjatun Nazhirin (1/287))
2.2. Unsur yang mendukung keamanan dalam islam
Keamanan Sangat Erat Hubungannya Dengan Keimanan. Ketika Keimanan
lenyap, niscaya keamanan akan tergoncang. Dua unsur ini saling mendukung.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
َ‫ظ ْل ٍم أُو َٰ َلئِكَ لَ ُه ُم ْاْل َ ْمنُ َو ُه ْم ُم ْهتَد ُون‬ ُ ِ‫الَّذِينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلب‬
ُ ِ‫سوا إِي َمانَ ُه ْم ب‬

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan


dengan kezhaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan, dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” [al-An’am/6 : 82]

Allah Azza wa Jalla memberikan jaminan kepada orang yang mengimani bahwa
Allah adalah Rabbnya. Islam adalah agamanya dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah nabiNya. Allah Azza wa Jalla memberikan jaminan akan memelihara
keamanan serta keimanannya dan menetapkan hidayah baginya. Mereka itulah, insan-insan
yang memperoleh keamanan serta mendapatkan hidayah dariNya.
Bagaimana mungkin seorang muslim dapat melaksanakan amalan sesuai dengan
tuntunan petunjuk, jika ia merasa takut. Begitu pentingnya, sampai-sampai Nabi Ibrahim
Alaihissallam memohon kepada Allah curahan keamanan sebelum meminta kemudahan rizki.
Sebab orang yang didera rasa takut, tidak akan bisa menikmati lezatnya makan dan minum.
Allah Azza wa Jalla menceritakan permohonan Nabi Ibrahim Alaihissallam dalam firman-
Nya.
‫اّللِ َو ْال َي ْو ِم ْاْل ِخ ِر‬ ْ ‫ب اجْ َع ْل َٰ َهذَا َبلَدًا ِآمنًا َو‬
ِ ‫ار ُز ْق أ َ ْهلَهُ ِمنَ الث َّ َم َرا‬
َّ ‫ت َم ْن آ َمنَ ِم ْن ُه ْم ِب‬ ِ ‫َو ِإذْ قَا َل ِإب َْراهِي ُم َر‬

4
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim bedo’a : Wahai, Rabbku, jadikanlah negeri ini negeri
aman sentausa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman
diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian”.[al-Baqarah/2 : 126]

Secara eksplisit, beliau mendahulukan permohonan keamanan daripada permohonan


rizki. Dari sini, generasi Salaf telah memaklumi betapa mahal nilai keamanan. Sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla benar-benar telah memberikan anugerah besar kepada bangsa Arab,
(yaitu) dengan menjadikan tanah mereka sebagai tanah haram (suci), membebaskan mereka
dari rasa ketakutan, memberi makan mereka dari kelaparan. Allah Azza wa Jalla berfirman.

ْ َ ‫﴾الَّذِي أ‬٣﴿ِ‫فَ ْليَ ْعبُد ُوا َربَّ َٰ َهذَا ْالبَ ْيت‬


ٍ‫طعَ َم ُه ْم ِم ْن ُجوعٍ َوآ َمنَ ُه ْم ِم ْن َخ ْوف‬

“Maka hendaklah mereka menyembah Rabb pemilik rumah ini (Ka’bah) yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka
dari ketakutan”. [Quraisy/106 : 3-4]
Orang-orang yang meneriakan slogan untuk mewujudkan keamanan tanpa mengusung
nilai-nilai Islam, tidak akan berhasil. Stabilitas keamanan hanya akan tercipta dengan kembali
ke syari’at Islam, menegakkan hukum-hukum Islam dan mengaplikasikan etika Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam sebuah ayat, Allah menjanjikan orang-orang yang beriman -yang


mengamalkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah- untuk menggantikan rasa takut mereka
dengan curahan rasa aman. Ingatlah janji Allah pasti terlaksana.

Allah Azza wa Jalla berfirman.

‫ف ا َّلذِينَ ِم ْن َق ْب ِل ِه ْم َولَيُ َم ِكن ََّن لَ ُه ْم دِينَ ُه ُم الَّذِي‬ ِ ‫ت َليَ ْست َْخ ِلفَنَّ ُه ْم فِي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض َك َما ا ْست َْخ َل‬ ِ ‫صا ِل َحا‬ َّ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا ال‬
َّ َ‫َو َعد‬
َ‫ش ْيئًا ۚ َو َم ْن َكفَ َر َب ْعدَ َٰذَلِكَ فَأُو َٰلَئِكَ ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬ َ ‫ض َٰى لَ ُه ْم َولَيُ َب ِدلَنَّ ُه ْم ِم ْن َب ْع ِد َخ ْو ِف ِه ْم أ َ ْمنًا ۚ َي ْعبُد ُونَ ِني ََل يُ ْش ِر ُكونَ ِبي‬
َ َ ‫ارت‬
ْ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia akan menjadikan mereka berkuasa dan sungguh
Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang diridhaiNya untuk mereka dan Dia
benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi
aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun
dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik”. [an-Nur/24 : 55]

5
2.3. Cara untuk menciptakan keamanan dalam islam
Jadi, cara penting yang harus ditempuh dalam menciptakan keamanan, (ialah dengan)
menyebarkan dakwah menuju aqidah yang benar kepada umat manusia dan membasmi
kesyirikan, besar maupun kecil. Dengan inilah akan tercapai janji Allah. Allah Azza wa Jalla
tidak mengingkari janjiNya.
Keamanan dikumandangkan setiap individu, masyarakat dan negara. Sebab kehidupan
mereka tidak akan normal, kecuali dengan terciptanya stabilitas kemanan.

Ada sekian mekanisme yang ditempuh berbagai negara demi terciptanya keamanan.
Sebagian negara mempraktekkan bahasa pukulan, penganiayaan dan memaksakan kehendak
kepada rakyat demi mengais kemanan. Pendekatan ini dikenal dengan diktatorisme.
Sebaliknya, ada negara mengira dapat meraih keamanan dengan melepaskan kendali dan
membebaskan para penjahat dan orang-orang perusak norma dengan slogan liberalisme.
Negara lain mencoba merengkuh keamanan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir dalam
mendeteksi dan mengejar para pelaku kriminal.
Cara-cara diatas tidak efektif. Sebab kemanan yang hakiki hanya akan terwujud
dengan menghidupkan spirit totalitas penghambaan kepada Allah Azza wa Jalla, menegakkan
syari’at Allah Azza wa Jalla, menebarkan qaidah yang benar dan penanaman moral Islam. Ini
akan memberikan pengekangan pada jiwa. Orang yang tidak takut kepada Allah Azza wa
Jalla dan tidak memiliki rasa muraqabah (rasa selalu dalam pengawasan Allah,-red) kepada
Allah, langkahnya tidak terbatas dan berhenti dihadapan larangan Allah Azza wa Jalla.
Bukankah hudud digariskan untuk mejaga keamanan masyarakat ? Bukankah mengqishash
orang yang telah membunuh bertujuan untuk memelihara darah manusia ? Bukankah
pemotongan tangan pencuri untuk menjaga harta milik umat ? Bukankah rajam ditegakkan
untuk memelihara kehormatan ?

Allah Azza wa Jalla berfirman.

ِ ‫اص َحيَاة ٌ يَا أُو ِلي ْاْل َ ْلبَا‬


َ‫ب لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ِ ‫ص‬َ ‫َولَ ُك ْم فِي ْال ِق‬

“Dan dalam (pelaksanaan) qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa”.[al-Baqarah/2 : 179]

Jadi, keamanan hanya akan tercipta dengan keimanan dan dengan realisasi mewujudkan nilai-
nilainya dalam kehidupan bermasyrakat. Dalam menggambarkan pentingnya keamanan, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

6
ْ َ‫س ِد ِه ِعندَهُ قُوتُ َي ْو ِم ِه فَ َكأ َ نَ َما ِحيز‬
‫ت لَهُ الد ُ ْن َيا‬ ْ َ ‫َم ْن أ‬
َ ‫ص َب َح ِم ْن ُك ْم ِآمنًا فِ ْي ِس ْر ِب ِه ُم َعافُى فِي َج‬

“Barangsiapa merasa aman di tempat tinggalnya, tubuhnya sehat dan mempunyai bekal
makan hari itu, seolah-olah dunia telah ia kuasai dengan keseluruhannya”.[Hadits Riwayat
Tirmidzi No. 2268]

Tolong sebutkan, adakah seorang pemimpin negara yang mampu menguasai seluruh
dunia, atau seperempatnya saja. Tentu tidak ada ! Tetapi orang yang telah terpenuhi rasa
aman, pangan dan papannya, seolah-olah ia telah menguasai dunia. Seolah-olah ia telah
menguasai seluruh isi dunia. Maka bersyukurlah dengan nikmat keamanan. Sebab terciptanya
keamanan dalam masyarakat menuntut rasa syukur. Dengan syukur, nikmat Allah Azza wa
Jalla akan senantiasa didapatkan. Allah memerintahkan Nabi Dawud Alaihisallam untuk
bersyukur.

Allah Azza wa Jalla berfirman.

ُ ‫ش ُك‬
‫ور‬ َّ ‫ِي ال‬ ُ َ‫ا ْع َملُوا آ َل دَ ُاوود‬
َ ‫ش ْك ًرا ۚ َوقَ ِلي ٌل ِم ْن ِعبَاد‬

“Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari
hamba-hambaKu yang berterima kasih”.[Saba/34 : 13]

Allah Azza wa Jalla berfirman.

َ َ‫شك َْرت ُ ْم َْل َ ِزيدَنَّ ُك ْم ۖ َو َلئِ ْن َكفَ ْرت ُ ْم إِ َّن َعذَابِي ل‬


ٌ ‫شدِيد‬ َ ‫تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَئِ ْن‬

“Jika kamu bersyukur, nscaya Aku benar-benar akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya siksaKu sangat pedih”.[Ibrahim/14 : 7]

Jika sebuah pemerintahan atau masyarakat benar-benar mencita-citakan terciptanya


keamanan di lingkungannya, hendaknya mengacu kepada agama Allah Azza wa Jalla yang
memberikan perhatian ekstra terhadapnya dalam banyak ayat. Sebenarnya ini telah disadari
sebagian Lembaga Pemasyarakatan. Para nara pidana dianjurkan untuk masuk Islam, karena
ditengarai akan memperbaiki akhlak mereka.

2.4.Pengaruh terciptanya keamanan dalam islam


Ada Beberapa Hal Yang Dapat Mempengaruhi Terciptanya Keamanan.
1. Penyebaran Aqidah Yang Benar Kepada Umat.
Sebab, aqidah yang benar, iman dan tauhid akan menghalangi berkeliarannya orang yang
bermaksiat, penjahat dan orang yang mengintimidasi. Islam telah menetapkan hukuman

7
yang berat bagi orang yang mengancam keamanan masyarakat. Misalnya, hukuman untuk
muharabah (memerangi Allah dan RasulNya dengan cara berbuat onar) sangat tegas
dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

‫ط َع أ َ ْيدِي ِه ْم‬
َّ َ‫صلَّبُوا أَ ْو تُق‬
َ ُ‫سادًا أَ ْن يُقَتَّلُوا أ َ ْو ي‬
َ َ‫ض ف‬ ِ ‫سولَهُ َو َي ْس َع ْونَ ِفي ْاْل َ ْر‬ َّ َ‫اربُون‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ ِ ‫ِإنَّ َما َجزَ ا ُء ا َّلذِينَ يُ َح‬
‫ي فِي الدُّ ْنيَا ۖ َولَ ُه ْم فِي ْاْل ِخ َرةِ َعذَابٌ َع ِظي ٌم‬ َٰ ِ ‫وأ َ ْر ُجلُ ُه ْم ِم ْن ِخ ََلفٍ أ َ ْو يُ ْنفَ ْوا ِمنَ ْاْل َ ْر‬
ٌ ‫ض ۚ ذَلِكَ لَ ُه ْم ِخ ْز‬ َ

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan
membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atu disalib, atau dipotong
tangan kanan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat
kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di
akhirat mereka beroleh siksaan yang besar”.[al-Ma’idah/5 : 33]

Inilah pidana muharabah bagi orang yang mengayunkan senjata, seperti orang yang
melakukan pembajakan pesawat, pembunuhan, merampok harta orang, mengintimidasi
masyarakat.

Tidak menegakkan syariat Allah Azza wa Jalla termasuk faktor terbesar runtuhnya
keamanan.

2. Penegakan Shalat Juga Melahirkan Efek Balik Tertahannya Kemungkaran Dan Kekejian
Di antaranya akan mempertaruhkan keamanan. Allah Azza wa Jalla berfirman.

‫َاء َو ْال ُم ْنك َِر‬


ِ ‫ص ََلة َ ت َ ْن َه َٰى َع ِن ْالفَحْ ش‬
َّ ‫ِإ َّن ال‬

“Sesungguhnya shalat akan mampu mencegah dari perbuatan keji dan kemungkaran”.[al-
Angkabut/29 : 45]

Shalat akan mengatur seorang muslim menjadi hamba yang baik.

3. Membayar Zakat
Jika para orang kaya enggan membayar zakat, niscaya akan menimbulkan rasa iri dan
dengki di kalangan orang miskin, mencuri hartanya, mencongkel rumahnya. Orang kaya
pun tidak akan merasa aman dengan harta yang ia miliki. Dengan dibayarnya zakat, maka
akan terjalin ukhuwah antara mereka.
4. Penegakkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Allah Azza wa Jalla berfirman.

َ‫علَى ْال َعالَ ِمين‬


َ ‫ض ٍل‬ َّ ‫ض َو َٰلَ ِك َّن‬
ْ َ‫َّللاَ ذُو ف‬ ُ ‫ت ْاْل َ ْر‬ َ َ‫ض لَف‬
ِ َ ‫سد‬ ٍ ‫ض ُه ْم ِب َب ْع‬ َّ ‫َولَ ْو ََل دَ ْف ُع‬
َ َّ‫َّللاِ الن‬
َ ‫اس َب ْع‬

8
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain,
pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta
alam”.[al-Baqarah/2 : 251]

Juga firmanNya.

‫يرا‬ َّ ‫اجدُ يُذْك َُر فِي َها ا ْس ُم‬


ً ‫َّللاِ َك ِث‬ ِ ‫س‬َ ‫صلَ َواتٌ َو َم‬
َ ‫ص َو ِام ُع َوبِيَ ٌع َو‬ ْ ‫ض لَ ُه ِد َم‬
َ ‫ت‬ ٍ ‫ض ُه ْم ِببَ ْع‬
َ ‫اس بَ ْع‬ َّ ‫َولَ ْو ََل دَ ْف ُع‬
َ َّ‫َّللاِ الن‬

“Sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain,
tentulah dirobohkan biara-biara Nasharni, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi
dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah”.[al-Hajj/22 : 40]

Sehingga, amar ma’ruf nahi mungkar menjadi tonggak penting dalam mendukung terciptanya
keamanan.

5. Penegakan Hukum Allah


Allah Azza wa Jalla berfirman.

ِ ‫اص َح َياة ٌ َيا أُو ِلي ْاْل َ ْل َبا‬


َ‫ب لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ِ ‫ص‬َ ‫َولَ ُك ْم فِي ْال ِق‬

“Dan dalam (pelaksanaan) qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-
orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa”. [al-Baqarah/2 : 179]

Utsman berkata: “Sesungguhnya Allah tidak menahan dengan penguasa apa yang tidak bisa
ditahan oleh Al-Qur’an”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

ً‫ط ِر أَ ْر َبعِينَ لَ ْيلَة‬ َّ ‫ِإقَا َمةُ َح ٍد ِم ْن ُحد ُو ِد‬


َ ‫َّللاِ َخي ٌْر ِم ْن َم‬

“Penegakkan satu hukum Allah lebih baik dari hujan selama empat puluh hari”.[As-Shahihah
No. 231]

6. Taat Kepada Pemimpin Negara Dalam Perkara Yang Bukan Maksiat, Tidak
Mengobarkan Api Pembangkangan, Tidak Memprovokasi Rakyat, Tidak Melakukan
Penghinaan Kepada Pemerintah, Ataupun Dengan Pembangkangan Secara Verbal Atau
Dengan Takfir Sebelum Sampai Pada Level Pembangkangan Dengan Senjata.

Karena ini termasuk faktor dominan yang mengancam keamanan. Di beberapa komunitas,
kita telah melihat fakta-fakta ini. Adapun madzhab Ahli Sunnah Wal Jama’ah, tidak
memperkenankan melakukan pemberontakan (tidak taat) kepada mereka, kecuali jika mereka
jelas terbukti kekufurannya dan memiliki kemampuan untuk menggantinya. Sedangkan
dakwah Salafiyah adalah dakwah yang sarat dengan berkah, menyebarkan Islam, keselamatan

9
dan keamanan. Pada masa ini, lokomotif dakwahnya ialah Syaikh Al-Albani, Syaikh Bin Baz
dan Syaikh Al-Utsaimin. Mereka dengan tulisan, ucapan dan perguruannya telah menjadi
gerbang keamanan. Betapa sering mereka, demikian juga kami memperingatkan akan fitnah
ini.

7. Mentaati Ulama Rabbani Dan Selalu Berhubungan Dengan Mereka


Sebab, mereka merupakan pondasi keamanan masyarakat. Seharusnya, mereka selalu
didepankan dan diminta bimbingannya.

Alangkah menyejukkan pemandangan di masjid yang terbesar di negara ini, menunjukkan


adanya indikasi semangat untuk mencari ilmu dari ulama. Taatlah kepada ulama rabbani yang
berada di atas manhaj Salafush Shalih sepanjang masa. Tradisi mereka selalu berkata
berdasarkan firman Allah dan sabda Nabi, serta pedapat sahabat. Mereka adalah insan-insan
yang mampu mendeteksi fitnah sebelum mengoyak umat. Mereka itulah ulama yang mampu
mengendalikan emosi generasi muda yang ingin cepat menuai hasil. Mereka itulah yang
harus diminta nasihat. Mereka adalah orang yang menasihati umat dengan jujur.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Islam bukan agama perusak bahkan dia adalah agama yang memperbaiki
kerusakan dan mendatangkan kebaikan.
2. Islam berlepas diri dari segala perbuatan yang merusak keamanan baik yang
mengatasnamakan Islam ataupun tidak mengatasnamakan Islam. DR. ‘Abdussalam
Bin Barjas berkata: “Amar Ma’ruf Nahi Mungkar jika tidak diatur dengan aturan-
aturan syari’ah yang ditegaskan dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah serta petunjuk
dari salafusshalih maka dia adalah petaka bagi umat dan pintu fitnah bagi yang
melakukannya dan jama’ah kaum muslimin. Ketika khawarij dan Mu’tazilah dalam
amar ma’ruf nahi mungkar bertolak dari pemikiran bid’ah yang jauh dari nash-nash
syar’I, atsar-atsar sahabat, (jauh dari) memperhatikan masalah maslahat dan
mencegah kerusakan; maka muncul darinya kerusakan yang terang, dan perpecahan
yang besar di tubuh umat; lalu darah ditumpahkan, kehormatan dirusak, harta
dirampas, dan para wanita serta anak-anak dibunuh. Ini semua di bawah slogan ‘Amar
Ma’ruf Nahi Mungkar….” (Kitab ‘Al-Amru Bi Luzumi Jama’atil Muslimin Wa
Imamihim Wat Tahdzir Min Mufaraqatihim: 97-98) Syaikhul Islam termasuk ulama
yang dikenal giat dalam amar ma’ruf nahi mungkar, suatu ketika beliau bersama
temannya melewati ahli maksiat yang sedang mabuk-mabukan dan berbuat kefasikan,
lalu temannya bertanya kepada beliau: “Kenapa engkau tidak melarang mereka?”
Syaikhul Islam menjawab: “Seandainya aku melarang mereka pasti mereka nanti akan
menyerang rumah-rumah penduduk, merampasnya, lalu merusak kehormatan mereka.
Dan yang seperti ini jauh lebih parah dari kondisi mereka (ahli maksiat) yang
sekarang.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah syaikh Ibnu ‘Utsaimin: 282)

3. Islam berlepas diri dari tuduhan musuh-musuh Islam yang menuduh bahwa Islam
adalah agama kekerasan dan mengajarkan kerusakan. (Fajri)

11
B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah semua pihak
harus faham tentang system keamanan dalam islam. Penting bagi kita untuk mengetahui
sejarah,sejarah islam.

Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan


memahami.bahwa keamanan ini sangat penting terutama keamanan di islam. Agar anak
didik mengetahui seberapa penting nya keamanan dalam islam. Dan jangan sampai pula
mengajarkan yang dianggap betul oleh pendidik tapi sebenarnya salah.

12

Anda mungkin juga menyukai