Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi dan menular
secara langsung ataupun tidak langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara saat
seseorang pasien tuberculosis batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat
bernapas serta melalui cairan dengan terkena ludah dari penderita
ketika menggunakan peralatan makan/minum yang sama dengan
penderita (Mardiono,2013).
Berdasarkan penelitian (Siti Maimuna) setelah dilakukan
fisioterapi dada (Clapping dan Vibrasi) pada kelompok perlakuan
nilai Sp02 pasien laki-laki meningkat rata-rata 3,5%,pasien
perempuan meningkat rata-rata 4,2% ada pengaruh fisioterapi
dada (Claping dan Vibrasi) terhadap saturasi oksigen sebelum
dan sesudah perlakuan.

World Health Organization (WHO) pada tahun 2017


menyebutkan terdapat 10 juta kasus TB paru di dunia 87% kasus
terjadi di daerah Asia Tenggara. Tiga Negara dengan insiden
kasus terbanyak tahun 2017 yaitu India (23%), Indonesia (10%).
Dan China (9%). Indonesia sekarang berada pada ranking kedua
dengan beban TB tertinggi di dunia (WHO 2017). di Indonesia
setiap tahunnya terjadi 420.994 kematian akibat TB dan terdapat
450.000 kasus TB paru, tiga perempat kasus TB ini terjadi pada
usia produktif (14-49 tahun). Indonesia telah berhasil mencapai
dan mempertahankan angka kesembuhan sesuai dengan target
global yaitu minimal 85% penemuan kasus TB di Indonesia pada
tahun 2006 adalah 76% (Pranowo, 2017).

1
2

Data Dinas Kesehatan Povinsi NTB tahun 2018


menunjukkan bahwa Provinsi NTB pada tahun 2017 dilaporkan
bahwa jumlah seluruh pasien TB mencapai 6.156 orang dan
sebanyak 4,127 orang diantaranya merupakan kasus baru BTA
Positif sedangkan pada tahun 2017, jumlah seluruh pasien TB
adalah 5.931 orang dengan 4.511 orang diantaranya merupakan
kasus TB paru BTA positif. (Depkes Provinsi NTB 2018).
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Patut Patuh Patju
Gerung,jumlah pasien TB paru di ruang Irna Paru RSUD Patut
Patuh Patju Gerung dari dari tanggal 2 Januari – 17 Desember
2019 sebanyak 228 pasien TB paru.
Penatalaksanaan pada pasien TB paru dapat menggunakan
terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis
contohnya seperti obat espektoran dan Obat Anti Tuberkulosis
(OAT), sedangkan yang non farmakologis salah satunya adalah
fisioterapi dada. (Setiyabudi,2008).
Pasien TB paru bisanya mengalami gangguan bersihan
jalan nafas (penumpukan secret), pengobatan secara medis tidak
bisa menyembuhkan secara tuntas 100%, untuk mengencerkan
mukus biasnya diberikan inhalasi atau nebulizer dan terapi
fisioterapi dada (Aditama, 2003).
Fisioterapi dada merupakan kumpulan teknik terapi atau
tindakan pengeluaran sekret yang dapat di kombinasikan dengan
batuk efektif, agar terjadi penumpukan sekret yang tersumbatnya
jalan napas dan komplikasi penyakit lain sehingga menurunkan
fungsi ventilasi paru-paru (Setiyabudi, 2008). Fisioterapi dada
dapat digunakan untuk pengobatan penyakit paru obstruksi kronik
salah satunya adalah TB (Soemantri,2009). Tehnik ini walaupun
caranya tidak terlalu istimewa tetapi efektif dalam mengeluarkan
sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan gangguan
fungsi paru (Garison, 2001).
3

Darah bertugas membawa oksigen ke sel-sel di dalam


tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Jika oksigen dalam darah
jumlahnya tak mencukupi, atau kurang dari 80 mmHg. Maka sel
tubuh tidak dapat berfungsi sebagaiman mestinya. Jika tak segera
ditangani,kekurangan oksigen dalam darah menimbulkan dampak
fatal. Mulai dari nafas menjadi pendek pendek ,mudah
lelah,sampai menurunya kinerja jantung dan otak. Efek yang
paling mudah terdeteksi jika kadar oksigen dalam darah tak
mencukupi adalah gangguan pada system pernapasan (Putri,
2013).
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “ Pengaruh fisioterapi dada (Clapping dan
vibrasi) terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien
tuberculosis paru di ruang irna paru RSUD Patut Patuh Patju
Gerung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka
dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh
fisioterapi dada (Clapping dan Vibrasi) terhadap peningkatan
saturasi oksigen pada pasien TB paru di Ruang Irna Paru Rumah
Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Gerung.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh fisioterapi dada (clapping dan
vibrasi) terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien TB
di ruang Irna Paru Rumah Sakit Umum Dareah Patut Patuh
Patju Gerung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi saturasi oksigen sebelum fisioterapi dada
pada pasien Tuberkulosis (TB) di Ruang Rawat Irna Paru
Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Gerung.
4

b. Mengidentifikasi saturasi oksigen sesudah fisioterapi dada


pada pasien Tuberkulosis (TB) di Ruang Rawat Irna Paru
Rumah Sakit Umum Darah Patut Patuh Patju Gerung.
c. Menganalisis pengaruh fisioterapi dada (Clapping dan
Vibrasi) terhadap peningkatan saturasi oksigen pad pasien
Tuberkulosis (TB) di Ruang Rawat Irna Paru Rumah Sakit
Umum Daerah Patut Patuh Patju Gerung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
mengembangkan. Pengetahuan dalam pengembangan ilmu
keperawatan sehingga memiliki wawasan yang lebih luas
tentang terapi non farmakologis yang salah satunya adalah
terapi fisioterapi dada.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan
bagi ketersediaan evidence based bagi implementasi
keperawatan terutama penggunaan fisioterapi dada pada
pasien TB Paru untuk mengeluarkan sekret dan
peningkatan saturasi oksigen.
b. Bagi responden
Meningkatkan pengetahuan pasien tentang fisioterapi
dada (Clapping & Vibrasi) dan peningkatan saturasi
oksigen.
c. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kerangka acuan
untuk penelitian selanjutnya serta memberikan informasi
awal bagi pengembangan penelitian serupa khususnya
fisioterapi dada.

Anda mungkin juga menyukai