dan potensi alam untuk kepentingan hidupnya, selain itu juga dapat
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Indonesia menempati urutan ke-102 pada tahun 1996, ke-99 pada tahun
1997, ke-105 pada tahun 1998, dan ke-109 pada tahun 1999. Selain itu
bukti nyata dari kemerosotan pendidikan di Indonesia adalah terjadinya
seluruh dunia akan menyaksikan baik lewat media cetak maupun elektronik
saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara
yang disurvei di dunia. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga
dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di
dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036
SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia
belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk
menjadi tolok ukur dari tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
tertentu yang telah diberikan, setelah peserta didik mengalami proses
belajar pada jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk nilai.
intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar. Sedangkan
sekitar.
penghasilan orang tua, keakraban, serta perhatian dan bimbingan orang tua
umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas lebih banyak
mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka.
Anak-anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang mendapatkan
bimbingan dan pengarahanyang cukup dari orang tua mereka, karena orang
sehari-hari.
(orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak
juga sangat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangat tinggi, tetapi
juga terkadang sulit untuk fokus dan konsentrasi. Demikian kenyataan yang
sering dijumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam
kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang
belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau
siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang dinamakan
kesulitan belajar.
peserta didik antara lain ialah pada awal sekolah, mereka kerap
keraguan memilih bidang studi yang sesuai, memilih mata pelajaran yang
cocok. Pada tahun-tahun terakhir mereka dalam suatu sekolah sering kali
1991: 107-108).
maupun orang tua siswa yang mengirimkan anak mereka untuk mengikuti
mampu membawa anak mereka bisa lebih berprestasi. Siswa yang ikut
yang kemampuan akademiknya justru relatif baik. Ini berarti sekolah gagal
meningkatkan mutu mereka. Akhirnya siswa mengikuti bimbingan belajar
agar tetap dapat menjaga prestasi mereka melalui materi yang diberikan
memberi layanan pendidikan yang baik sehingga hak siswa tidak tertinggal.
pendidikan dan membebankan hal itu kepada orang tua. Maka mereka
pertama dan utama bagi seorang anak. Dalam lingkungan keluarga, ada
pihak orang tua dan anak. Orang tua memiliki pengaruh yang besar
seorang anak menjadi dewasa. Pada masa ini, seorang remaja sedang
berusaha mencari jati dirinya dan peran orang tua sangat dibutuhkan untuk
karena dorongan atau paksaan dari orang tua. Seperti diketahui bahwa hal-
hal yang dilakukan bukan atas dasar keinginan sendiri akan berdampak
bimbel oleh ayahnya, padahal siswa tersebut tidak ingin mengikuti bimbel.
Dorongan dari orang tua yang takut anaknya tidak lulus membuat siswa
beranggapan bahwa jam belajar siswa di sekolah masih kurang. Maka dari
belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
ini karena sebagian besar siswa berasal dari keluarga menengah ke atas,
tetapi prestasi mereka kurang memuaskan. Oleh karena itu, penelitian ini
dibatasi pada analisis pengaruh status sosial ekonomi orang tua, dan
D. Rumusan Masalah
SMAN 1 Bukittinggi?
SMA N 1 Bukittinggi?
SMA N 1 Bukittinggi.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
ekonomi.
2. Praktis
pendidikan di sekolah.
b. Bagi peneliti
wawasan.