BAB I
PENDAHULUAN
geo – fisik – kimia, biologi, sosial – ekonomi – budaya dan kesehatan masyarakat.
Dampak positif diantaranya adalah terbukanya peluang kerja dan kesempatan usaha;
sedangkan dampak negatif diantaranya gangguan keanekaragaman jenis hayati dan
kemungkinan berpindahnya fauna. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
sebagai pemrakarsa telah menyadari sepenuhnya kondisi dan konsekuensi dari
kegiatan ini dan berkomitmen mengikuti seluruh persyaratan yang ditetapkan
pemerintah. Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan
lingkungan sebagai upaya untuk mengelola sumber daya secara bijaksana untuk
menghasilkan pola kehidupan dan sosial yang baik, perlu dijaga keseimbangan antara
kondisi lingkungan dengan kegiatan. Meningkatnya usaha dan/atau kegiatan
pembangunan di berbagai bidang akan memberikan konsekuensi logis timbulnya
dampak (perubahan) terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pemrakarsa berusaha
selalu mengedepankan masalah lingkungan khususnya berkaitan dengan rencana
Pembangunan Observatorium Nasional di Kecamatan Amfoang Tengah Kabupaten
Kupang.
Dalam rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup agar tetap dapat
mendukung kehidupan masa kini dan masa mendatang serta melaksanakan
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah
membuat instrumen pengelolaan lingkungan berupa UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Seiring dengan rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan Observatorium Nasional dan sesuai dengan PP No.
27 tahun 2012; PerMen LH No. 5 Tahun 2012, bahwa luas lahan yang dialokasikan:
30,25 ha, luas bangunan < 10.000 m2, namun terletak di dalam kawasan hutan
lindung, maka WAJIB dilengkapi dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) yaitu kajian yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting
terhadap lingkungan hidup, sehingga diharapkan dengan pendekatan tersebut akan
memperkecil kerusakan-kerusakan lingkungan dan lebih terpantaunya pemanfaatan
terhadap sumber daya alam. Secara umum studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) terdiri dari KA - ANDAL, ANDAL, RKL-RPL, dimaksudkan
sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan
yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas yang sedang dilaksanakan
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup Lampiran I Huruf A Nomor 5 bahwa kegiatan
pembangunan bangunan gedung pada lahan > 5 ha dan/atau dengan luas lantai
bangunan > 10.000 m2 wajib memiliki AMDAL. Sebenarnya rencana usaha kegiatan
Pembangunan Obsevatorium Nasional ini tidak Wajib Amdal, namun apabila merujuk
pada Lampiran III Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012, maka
kegiatan ini menjadi WAJIB AMDAL karena terletak di dalam kawasan hutan lindung.
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Pasal 8 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (2), maka pendekatan studi yang digunakan di dalam
kajian kegiatan penyusunan AMDAL rencana usaha dan/atau Pembangunan
Observatorium nasional adalah pendekatan studi AMDAL Tunggal.
B. Tenaga Ahli
1. Metodologi Amdal : Dr. Dwi P. Sasongko, M.Si.
2. Geologi : Dr. Herry Z. Kotta, ST, MT
3. Geofisik-Kimia : Dr. Suwari, M.Si.
4. Bising dan Getaran : Drs. Theo da Cunha, M.Si
5. Fisiografi : Fanny Serangmo,S.T., M,Si
6. Air, Udara, Tanah : Harti Umbu Malla,S.Si.,M.Si
7. Lingkungan : Thomas Balalembang, ST, M.Si
8. Astronomi : Dr.Dhani Herdiwijaya
9. Biologi : Drs. Paul Bhuja, SU, Ph.D
10. Kehutanan : Dr. Ir. L. Michael Riwu Kaho, M.Si