Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1IDENTITAS PEMRAKARSA
Pemrakarsa dari rencana usaha dan/atau kegiatan Pengembangan
Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kupang Baru dari 2
x 15 MW menjadi 2 x 18 MW, di Kawasan Industri Bolok, Desa Bolok,
Kecamatan Barat, Kabupaten Kupang adalah sebagai berikut:
A. Nama Perusahaan
Nama
Perusahaan/Usaha : PT. SANTOSA MAKMUR SEJAHTERA ENERGY
Wisma Milenia Lantai 2 Jl. MT. Haryono kav. 16
Alamat Perusahaan :
Jakarta Selatan 12810, Indonesia
No Telp. Perusahaan : (+62-21) 83782577

Alamat di Kupang : Jl. R.W. Monginsidi Raya No. 6 Kupang - Nusa


Tenggara Timur (NTT)
Telepon : (+62-380) 834255
Faximili (+62-380) 820321
Email sncenter@setyanovanto

B. NamaPemrakarsa
Nama : Punjul Prabowo
Jabatan : Direktur Utama
Wisma Milenia Lantai 2 Jl. MT. Haryono kav.
Alamat :
16 Jakarta Selatan 12810, Indonesia
Telepon : (+62-21) 83782577
Faximili (+62-21) 83782588
Email : info@smsenergy.co.id

1.2LATAR BELAKANG
Indonesia masih menghadapi persoalan dalam mencapai target
pembangunan di bidang energy. Masalah utama yang menjadi
pekerjaan rumah pemerintah hingga saat ini adalah rasio elektrifikasi
yang masih relatif rendah. Secara nasional hingga pertengahan tahun

UKL- UPL Pengembangan PLTU Kupang Baru 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW di Kawasan


Industri Bolok I-1
2016, rasio elektrifikasi Indonesia baru mencapai 89,5%. Pemerintah
menargetkan rasio elektrifikasi 97,4% pada tahun 2019.
Sektor ketenagalistrikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari tumbuh kembangnya suatu daerah, karena ketersediaan energi
listrik berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi, yang selanjutnya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah yang
bersangkutan.
Sebagaimana wilayah Indonesia lainnya, Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) dihadapkan pada persoalan kelistrikan. Masalah utama kelistrikan
di NTT adalah rasio elektrifikasi listrik di NTT masih jauh di bawah rata-
rata tingkat elektrifikasi nasional. Rasio elektrifikasi Provinsi NTT pada
akhir tahun 2015 tercatat sebesar 61,24%. Kota Kupang memiliki rasio
elektrifikasi tertinggi di Provinsi NTT yaitu 97,52%, sedangkan
Kabupaten Sabu Raijua rasio elektrifikasinya terendah, yaitu 23,23%.
Kabupaten Kupang, meskipun telah dialiri listrik namun masih
menghadapi kekurangan energi listrik dengan nilai rasio elektrifikasi
baru mencapai 51,55% pada akhir tahun 2015. Sebagai Provinsi
kepulauan, masalah kelistrikan NTT merupakan masalah yang cukup
pelik di mana baru 14 dari 42 pulau yang menikmati aliran listrik. Hal ini
merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah mengingat untuk
pengembangan listrik di NTT. Pemerintah telah mendorong pihak swasta
untuk terlibat aktif dalam pembangunan kelistrikan.
Melihat kebutuhan energi di Provinsi NTT yang belum terpenuhi, sejak
tahun 2013 kami PT. Santosa Makmur Sejahtera Abadi (PT SMSE)
sebagai salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang
energi, telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 15
MW yang kapasitasnya akan dikembangkan menjadi 2 x 18 MW. Pada
saat memulai pembangunan PLTU 2 x 15 MW telah terlebih dahulu
dilengkapi dengan dokumen UKL UPL (terlampir). Sebenarnya PLTU yang
telah dibangun sejak tahun 2013 adalah PLTU dengan kapasitas 2 x 18
MW, namun terdapat kesalahan interpretasi, sehingga yang tertera
pada dokumen UKL UPL adalah kapasitas yang akan dijual yaitu 2 x 15
MW, bukan kapasitas totalnya, yaitu 2 x 18 MW.

UKL- UPL Pengembangan PLTU Kupang Baru 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW di Kawasan


Industri Bolok I-2
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan pasal 50 ayat 1 dan 2 serta Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (K3.
Ketenagalistrikan, point 2a) : energi yang akan dihasilkan dari
pembangkit adalah 2 x 18 MW (< 100 MW), WAJIB AMDAL, namun
PLTU ini terletak di dalam Kawasan Industri Bolok yang sebelumnya
telah dilengkapi dengan dokumen AMDAL, dan sebelum dibangun telah
pula dilengkapi dengan Dokumen UKL UPL, maka UKL UPL baru yang
dimaksud pada PP 27 tahun 2012 pasal 50 ayat 1 dan 2 adalah UKL
UPL Pengembangan Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Kupang Baru 2 x 18 MW. Secara administratif lokasi PLTU ini masuk
dalam wilayah Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten
Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi PLTU yang terletak di
dalam Kawasan Industri Bolok, menunjukkan bahwa kegiatan
pengembangan Kapasitas PLTU Kupang Baru dari 2 x 15 MW menjadi 2 x
18 MW tersebut telah sesuai dengan RTRW (Rencana Tata Ruang
Wilayah) Kabupaten Kupang. Di dalam rencana kegiatan pengembangan
Kapasitas PLTU Kupang Baru dari 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW di
Kabupaten Kupang ini di bangun di atas lahan seluas 4 ha (tidak ada
perubahan luas), tidak dilakukan kegiatan pembangunan jetty, karena
akan menggunakan jetty eksisting yang telah ada di sekitar lokasi
proyek.
Pengembangan kapasitas PLTU Kupang Baru dari 2 x 15 MW menjadi 2 x
18 MW di Kabupaten Kupang ini diperkirakan akan menimbulkan
dampak positif dan negatif terhadap lingkungan hidup di daerah sekitar
baik secara langsung maupun tak langsung. Kebijaksanaan
pembangunan yang saat ini dilaksanakan di Indonesia adalah
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan yaitu
membangun dengan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan.
Melalui dokumen UKL-UPL ini dampak-dampak yang diprakirakan akan
timbul dapat diidentifikasi dan diupayakan langkah-langkah

UKL- UPL Pengembangan PLTU Kupang Baru 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW di Kawasan


Industri Bolok I-3
penanganannya dalam rangka meminimalkan dampak negatif serta
memaksimalkan dampak positif yang bermanfaat bagi masyarakat dan
lingkungan hidup. Selain itu, dokumen ini dapat menjadi pedoman bagi
pemrakarsa dan instansi/lembaga yang terlibat dan terkait serta dapat
bermanfaat dalam menentukan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan
hidup baik pada skala tapak kegiatan maupun skala regional.
Pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang harus dikelola
secara beriringan dan tidak dapat dipertentangkan. Pembangunan
berada di dalam suatu lingkungan hidup sehingga keberlanjutannya
memerlukan dukungan dari lingkungannya. Tanpa dukungan dari
lingkungannya maka pembangunan tidak akan dapat berkelanjutan,
sehingga setiap dampak yang timbul dari pembangunan harus dapat
dikelola dengan baik demi tercapainya manfaat yang optimum. Dalam
rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup agar tetap dapat
mendukung kehidupan masa kini dan masa mendatang serta
melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, maka pemerintah membuat instrumen pengelolaan
lingkungan berupa UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Adapun pedoman penyusunan dokumen UKL-UPL tersebut berdasarkan
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

1.3MAKSUD, TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL DAN UPL


1.3.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan UKL dan UPL
Maksud dilaksanakannya studi UKL dan UPL Pengembangan
Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW adalah:
a. Merumuskan tindakan pengelolaan dampak yang mungkin timbul
dan upaya pemantauannya untuk menilai keberhasilan upaya
pengelolaan yang telah dilakukan.
b. Memberikan informasi kepada instansi dan masyarakat tentang
pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan sebagai akibat
kegiatan yang telah dilaksanakan.

UKL- UPL Pengembangan PLTU Kupang Baru 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW di Kawasan


Industri Bolok I-4
c. Melaksanakan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sebagai wujud upaya menunjang konsep pembangunan yang
berwawasan lingkungan.

Adapun tujuan penyusunan dokumen UKL dan UPL Pengembangan


Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW adalah:
a. Mengidentifikasikan rona lingkungan hidup, yang diprakirakan akan
terkena dampak akibat Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15
MW menjadi 2 x 18 MW.
b. Mengidentifikasikan kegiatan yang diprakirakan berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
c. Menyusun dokumen UKL dan UPL sebagai pedoman dalam
melaksanakan pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap
lingkungan hidup baik bersifat positif maupun negatif berkenaan
dengan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2
x 15 MW menjadi 2 x 18 MW.
1.3.2 Kegunaan UKL dan UPL
Adapun kegunaan dari dokumen UKL - UPL ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Pemerintah
Bahan masukan bagi stakeholder dalam mengambil kebijakan
terhadap kegiatan Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW
menjadi 2 x 18 MW di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat,
Kabupaten Kupang. Membantu proses pengambilan keputusan
tentang kelayakan lingkungan hidup rencana usaha dan/atau
kegiatan Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2
x 18 MW.
Sebagai alat/instrumen pengikat bagi penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW
menjadi 2 x 18 MW.
Untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
secara terarah, efisien dan efektif.
Sebagai pedoman bagi dinas/instansi terkait di Pemerintah
Kabupaten Kupang dalam melaksanakan pengawasan dan
pemantauan dampak lingkungan dari rencana kegiatan

UKL- UPL Pengembangan PLTU Kupang Baru 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW di Kawasan


Industri Bolok I-5
Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2 x 18
MW.
b. Bagi Pemrakarsa
Memberi masukan untuk evaluasi teknis dan operasional dari
rencana kegiatan Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW
menjadi 2 x 18 MW dari pertimbangan lingkungan.
Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dari rencana kegiatan
Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2 x 18
MW.
Sebagai sarana dalam memberikan informasi kepada masyarakat
atas dampak yang ditimbulkan dari berbagai kegiatan
Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2 x 18
MW.

c. Bagi Masyarakat
Meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat kegiatan
Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2 x 18
MW, sehingga dampak tersebut tidak akan mengganggu
kehidupan masyarakat sekitar.
Memaksimalkan dampak positif yang akan terjadi akibat adanya
kegiatan Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2
x 18 MW.
Sebagai sarana informasi atas dampak yang ditimbulkan dari
kegiatan Pengembangan Kapasitas PLTU dari 2 x 15 MW menjadi 2
x 18 MW yang akan berlangsung.

UKL- UPL Pengembangan PLTU Kupang Baru 2 x 15 MW menjadi 2 x 18 MW di Kawasan


Industri Bolok I-6

Anda mungkin juga menyukai