Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena
tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri. Gangguan harga diri rendah
adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tidak langsung (Keliat, 2010).

B. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalanyang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya.Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang
sensitive, kuranghangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan
standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya
maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahanstruktur
sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan anak
menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui
rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu.
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara
umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter
diotak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien
mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai
oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya

C. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yangdihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat
mempengaruhi komponen. Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah
hilangnya bagian tubuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan
pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri
adalah penolakan dankurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan
saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
tanggung jawab sendiri.
Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

D. Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah Core Problem

Gangguan citra tubuh

E. Tanda dan Gejala


a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker;
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri;
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa;
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri;
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan;
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

F. Akibat yang Ditimbulkan


Harga diri yang rendah menyebabkan klien merasa malu sehingga
klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang lain, klien mengurung
diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak realistik.

G. Penatalaksanaan Medis
a. Psikofarmako
1) Cloppromazine (CPZ)
Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam kemampuan
menilairealistis, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
gangguan perasaandan perilaku aneh
Efek samping sedasi, gangguan otonomik dan endokrin
2) Haloperidol (HPL)
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realistis dalam
fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
3) Trihexypheridyl (THP)
Indikasi : Segala jenis penyakit parkinson, termasuk pasca
enchepalitis danidiopatik
Efek samping : hpersensitive terhadap trihexyphenidyl, psinosis
berat, psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna

H. Asuhan Keperawatan
1. Data yang perlu dikaji:
 Isolasi sosial: menarik diri
a. Data Obyektif : Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam
diri di kamar, banyak diam;
b. Data Subyektif : Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan
dan tidak jelas.
 Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Data yang perlu dikaji:
a. Data Subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
b. Data Obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
 Gangguan citra tubuh
Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif : Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan
sedih karena keadaan tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan
orang lain, karena keadaan tubuhnya yang cacat
b. Data obyektif : Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak
bicara, suara pelan dan tidak jelas, tampak menangis.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri;
2. Harga diri rendah;
3. Gangguan citra tubuh.

3. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa I : Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi


terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal;
b. Perkenalkan diri dengan sopan;
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai;
d. Jelaskan tujuan pertemuan;
e. Jujur dan menepati janji;
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya;
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri


Intervensi:
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya;
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul;
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul;
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan


kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Intervensi :
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll);
b. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain;
c. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain;
d. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain;
e. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain;
f. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain;
g. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain;
h. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain;
i. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial


Intervensi:
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain;
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai;
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan;
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu;
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan;
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang


lain
Intervensi:
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain;
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan
orang lain;
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan orang lain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Intervensi:
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
1) Salam, perkenalan diri;
2) Jelaskan tujuan;
3) Buat kontrak;
4) Eksplorasi perasaan klien
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
1) Perilaku menarik diri;
2) Penyebab perilaku menarik diri;
3) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi;
4) Cara keluarga menghadapi klien menarik diri;
5) Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain;
6) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu;
7) Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga

Diagnosa II : harga diri rendah.


Tujuan umum :
Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik:
1) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal;
2) Perkenalkan diri dengan sopan;
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien;
4) Jelaskan tujuan pertemuan;
5) Jujur dan menepati janji;
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya;
7) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien;
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien;
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien;
c. Utamakan memberi pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
a. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan;
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya;
4. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari;
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien;
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan;
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan;
b. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien
dengan harag diri rendah;
b. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat;
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Diagnosa III : gangguan citra tubuh.


Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat
harga dirinya.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik pembicaraan);
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya;
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien;
d. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


Intervensi:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki;
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis;
c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki;

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan


Intervensi:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki;
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah

4. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan


yang dimiliki
Intervensi:
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan;
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien;
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Intervensi:
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan;
b. Beri pujian atas keberhasilan klien;
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Intervensi:
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien;
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat;
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah;
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi Ana. 2010. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC
Keliat Budi Ana. 2010. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial : Menarik Diri.
Jakarta : FIK UI
Keliat Budi Ana. 2010. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC
Aziz R, dkk, 2013. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.

Nama & Tanda Tangan Nama & Tanda Tangan Nama & Tanda tangan
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

( .............................) (……………………) (.............................)

Anda mungkin juga menyukai