Efek utama dari gigitan ular menyerang sistem saraf, ginjal, jantung, proses
pembekuan darah, endotel vaskular dan efek lokalis gigitan ular.
Kebanyakan korban gigitan ular mencari pengobatan tradisional, hanya
kasus berat yang akhirnya mencari pertolongan medis.[2] Hampir sebagian
besar metode pengobatan tradisional yang ada menyebabkan bahaya yang
lebih besar dibandingkan manfaat.[3]
Referensi
[1] Warrell, DA.Snake bite. Seminar, Vol 375, January 2 2010; p. 78-85
[2] Ludhiana, GS. Snake Envenomation. Medicine Update Vol 22, 2012; p.
733-6
[3] WHO. Guidelines for Management of Snake-bites, 2nd Edition. World
Health Organization, 2016
Lebih dari 90% bisa ular adalah protein. Setiap bisa mengandung ratusan
protein berbeda, seperti enzim (80-90% pada jenis ular viperid dan 25-70%
pada racun elapid), racun non-enzimatik polipeptida, dan protein non-toksin
seperti growth factor neuron. Bisa ular juga bisa mengandung bahan
nonprotein termasuk karbohidrat dan logam (sering bagian dari enzim
glikoprotein metaloprotein), lipid, asam amino bebas, nukleosida, dan amin
biogenik seperti serotonin dan asetilkolin.
Zinc metaloproteinase/metaloprotease hemorrhagin (metaloprotease bisa
ular) mendegradasi komponen membran basal, mengakibatkan kerusakan
sel dan perdarahan sistemik spontan. Fosfolipase A2 (lesitinase) merusak
mitokondria, sel darah merah, leukosit, trombosit, ujung saraf bebas, otot
skeletal, endotel vaskular, dan membran lainnya. Mekanisme ini
mengakibatkan aktivitas neurotoksik presinaptik, kardiotoksik, miotoksik,
nekrosis, hipotensi, hemolisis, hemoragik, kebocoran plasma (edema), efek
sedatif mirip opiat, dan pelepasan histamin dan autosida lainnya.
Asetilkolinesterase yang ditemukan pada bisa elapid, dapat menyebabkan
fasikulasi. Hialuronidase selain mendorong penyebaran bisa ular pada
jaringan karena meningkatkan permeabilitas, juga berkontribusi pada
kerusakan jaringan. Nerurotoksin mengikat reseptor asetilkolin pada motor
endplate dan merusak ujung saraf bebas yang melepaskan asetilkolin
sehingga mengganggu transmisi saraf.[3]
Gigitan Kering
Kebocoran plasma atau darah pada tungkai yang digigit, atau perdarahan
masif gastrointestinal dapat menyebabkan hipovolemia. Vasodilatasi dan
efek langsung ke miokardium dapat menyebabkan hipotensi. Pada beberapa
kasus, efek langsung pada miokardium dapat terdeteksi di perubahan
elektrokardografi (EKG).[3]
Perdarahan Dan Gangguan Pembekuan Darah