PENDAHULUAN
oksigen, dan hal tersebut telah berlangsung dalam keadaan istirahat, sehingga
ekstraksi oksigen dari aliran darah koroner akan habis dalam keadaan tersebut.
Peningkatan kebutuhan oksigen hanya memungkinkan dengan menambah aliran
dan bukan dengan meningkatkan ekstraksi aliran darah. Meskipun tampaknya
sederhana, bahwa kebutuhan konsumsi oksigen jaringan tergantung pada
pasok arteri koroner, tetapi mekanisme yang mendasari cukup komplek.
Intima
Secara tradisional, intima telah dianggap lapisan paling penting dari
dinding arteri.1 Intima dapat bervariasi dari lapisan endotelial tunggal ke struktur
yang lebih kompleks dari endotelium atasnya tambal sulam matriks ekstraseluler
dan sel-sel otot polos pembuluh darah. Sebagai bagian dari perkembangan normal
banyak arteri besar, sel-sel otot polos mengisi ruang ini dan membentuk sebuah
neointima. Bentuk difus penebalan intima terdiri dari lapisan sel-sel otot polos
dan jaringan ikat, ketebalannya bervariasi. Untuk kenyamanan, rasio intima /
media sering diukur, dan berbagai referensi adalah 0,1 untuk 1.0. Bagaimana
bentuk intima tidak dipahami dengan baik. Intima merupakan adaptasi fisiologis
terhadap perubahan aliran arteri dan ketegangan dinding. Intima ini terdiri dari
dua lapisan berbeda.8 Seperti yang terlihat oleh mikroskop elektron, lapisan dalam
yang terletak di bawah luminal endotel tersebut berisi banyak substansi dasar
proteoglikan. Sel otot polos yang ditemukan dalam lapisan ini biasanya
didistribusikan sebagai sel terisolasi dalam jaringan matriks, bukan di lapisan
yang berdekatan. Beberapa makrofag juga dapat ditemukan dalam lapisan di
bawah monolayer endotel. Di luar, lapisan musculoelastic intima berdekatan
dengan lamina elastis internal dan mengandung otot polos sel dan serat elastis.
Media
Dalam arteri dewasa normal, beberapa sub-populasi sel otot polos dengan
garis keturunan yang berbeda ada dalam media.9 populasi sel yang beragam ini
mungkin memenuhi fungsi yang berbeda untuk mempertahankan homeostasis
sintetis (Tabel 1) dan metabolik (Tabel 2), dan berisi reseptor untuk berbagai zat
vasoaktif. Fungsi endotel memainkan peran penting dalam patofisiologi penyakit
jantung iskemik.
Tabel 1. Substansi yang dihasilkan di endotel pembuluh darah
Antitrombotik
Prokoagulan
Prostasiklin
Antitrombin III
Kolagen
Plasminogen Aktivator
Fibronektin
Protein C
Tromboplastin
2 Makroglobulin
Trombospondin
Glikosaminoglikan(Heparin)
Plasminogen Inhibitor
Platelet aktivating Faktor
Tromboxan A2
Konversi Enzimatik
Norepinefrin
Serotonin
Prostaglandin
Degradasi Bradikinin
Leukotrien
Degradasi Substansi P
Adenosin
Sistem Autoregulasi
Otot
polos
arteriol
mampu
melakukan
adaptasi,
berkontraksi
darah
koroner
tidak
bekerja,
sehingga
aliran
darah
koroner
hanyaditentukan oleh tekanan perfusi itu sendiri. Hal ini menyebabkan kebutuhan
jaringan tidak tercukupi. Dalam klinis keadaan ini menunjukkan suatu fasehipoten
sif
jantung.
Artinya kerja
jantung
Aterosklerosis
Aterosklerosis
merupakan penyakit
yang
cabangnya yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai
darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ dalam utama.
Aterosklerosis tidak menyerang arteriol, dan juga tidak melibatkan sirkulasi vena.
Penyakit ini multifokal, dan lesi unit, atau
ateroma
(juga
dinamakan bercak aterosklerosis), terdiri dari massa bahan lemak dengan jaringan
ikat fibrosa. Sering disertai endapan sekunder dan produk-produk darah. Bercak
aterosklerotik mulai pada lapisan intima atau lapisan dalam dinding pembuluh
tetapi dalam pertumbuhannya dapat meluas sampai melewati tunika media atau
bagian muskuloelastika dinding pembuluh.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital
lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang
menuju ke otak (arteri karotis), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam
arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
Aterosklerosis bermula ketika sel monosit, pindah dari aliran darah ke
dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan
lemak. Pada saatnya monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan
penebalan plak di lapisan dalam arteri. Unsur lemak yang berperan di sini adalah
LDL (low density lipoprotein), tingginya LDL akan berpotensi menumpuk di
sepanjang dinding arteri koroner. Arteri yang terkena arterosklerosis akan
kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan
menyempit.
Lama-lama
ateroma
bisa rapuh dan pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah,
sehingga ateroma menjadi lebih besar dan makin mempersempit arteri. Ateroma
yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya
terjadinya
pembekuan
mempersempit
bahkan
darah
(thrombus).
menyumbat
arteri,
dan
memicu
Selanjutnya bekuan
ini akan
atau
dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di daerah lain
(emboli). Akibat dari penyempitan arteri jantung kesulitan memompa darah dan
timbul rasa nyeri di dada, sering pusing dan berlanjut ke gejala serangan jantung
mendadak. Bila penyumbatan terjadi di otak maka menyebabkan stroke dan
lumpuhan.
Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi berbagai faktor.
Faktor genetik penting dan aterosklerosis serta komplikasinya cenderung terjadi
dalam keluarga. Seseorang penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki
ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak
arteri
tetapi
tidak
selalu mengenai
arteri
koroner.
Sebaliknya,
menyebabkan
terbentuknya
ateroma
yang
lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya. Pada penderita
hipertensi umumnya akan menderita aterosklerosis lebih awal dan lebih berat
dan beratnya penyakit berhubungan dengan tekanan darah, walaupun masih dalam
batas normal.
lumen
beberapa
milimeter,
mengakibatkan penyempitan
atau
aterosklerosis
obstruksi
total
lambat
laun
lumen.
akan
Komplikasi
yang
trombus
ditimbulkan oleh
yang bertumpuk
plak aterosklerosis.
yang
paling
sering
terjadinya
aterosklerosis
yang berat yaitu pada aorta abdominalis, kerusakan pada tunika media
mengakibatkan terbentuknya
aneurisma
10
pada
endotel
sebagai
arteri.
Dimana
daerah
ini
merupakan
daerah yang mudah terserang arteriosklerosis, dan adanya faktor resiko yang
dapat menyebabkan aterosklerosis yang terdiri dari: usia, jenis kelamin, golongan
darah, diabetetes militus, perokok, hipertensi, hiperlipidemia, dan obesitas. b.
Adanya
disfungsi
endotel
menyebabkan
Endotel kehilangan
darah
endotel
kehilangan
11
12
Ringkasan
Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan utama di
negara maju Untuk bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit jantung
koroner, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana fisiologi sirkulasi koroner
dan aterosklerosis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran sifat arus koroner antara lain
keadaan anatomi dan faktor mekanis, sistem autoregulasi, dan tahanan perifer.
Arteri koroner terdiri dari lapisan intima, media, adventisia dan endotel.
Endotel memiliki kemampuan sintetis dan metabolik, dan berisi reseptor untuk
berbagai zat vasoaktif. Fungsi endotel memainkan peran penting dalam
patofisiologi penyakit jantung iskemik.
Aterosklerosis
merupakan penyakit
yang
13
menyempit.
Lama-lama
ateroma
mengumpulkan
endapan kalsium,
14
DAFTAR PUSTAKA
and
15