Sirkulasi 1
SISTEM KARDIOVASKULER
Sistem sirkulasi terdiri dari atas sistem kardiovaskuler dan limfe. Sistem
karidovakuler terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:
1. Jantung, yang berfungsi untuk memompa darah.
2. Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah menuju ke jaringan
dan sebaliknya.
3. Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat makanan dsb ke
jaringan dan sebaliknya.
Jantung
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara ritmis,
dan berfungsi memompa darah dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding
jantung terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu,
1. Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi oleh
endotel. Endokardium tersusun atas jaringan penyambung jarang dan banyak
mengandung vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem penghantar
impuls.
2. Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2
kelompok; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan
impuls sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3. Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas viseral
perikardium. Sebelah luar diliputi oleh epitel selapis gepeng (mesotel). Jaringan
adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul dalam lapisan ini.
Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas jaringan
fibrosa padat menyerupai aponeurosis yang pada kedua permukaannya dibatasi
oleh
lapisan endotel.
Persyarafan jantung tersusun atas sistem yang menimbulkan dan
menghantarkan impuls pada jantung. Sistem yang menimbulkan dan
Pada arteri, tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh suatu membrana
elastik interna. Membran ini terdiri atas elastin, biasanya berlubang-lubang
sehingga zat-zat dapat berdifusi melalui lubang-lubang yang terdapat dalam
membran dan memberi makan pada sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding
pembuluh. Pada pembuluh besar, sering ditemukan membrana elstika externa
yang lebih tipis yang memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang
terletak di luar.
3. Tunika adventitia terdiri atas jaringan penyambung dengan serabut-serabut
elastin. Pada pembuluh yang lebih besar, vasa vasorum (pembuluh dalam
pembuluh) bercabang-cabang luas dalam adventitia.
4. Vasa vasorum memberikan metabolit-metabolit untuk adventitia dan tunika
media pembuluh-pembuluh besar, karena lapisan-lapisannya terlalu tebal untuk
diberi makanan oleh difusi dari aliran darah.
Aorta
Tunica intima: endothelium - sel berbentuk poligonal selapis, subendothelium serabut elastis, kolagen, fibroblast, sel-sel otot polos. Serabut elastis
membentuk membrana elastica interna, tidak sejelas pada arteri ukuran
medium, dan terlihat berlubang-lubang.
Tunica media: membrana fenestrata - dibentuk oleh serabut elastis, sel-sel otot
polos tampak pada jaringan ikat diantara membrana fenestrata.
Tunica adventitia: jaringan ikat longgar tipis vasa vasorum
Arteri
Berdasarkan ukurannya, arteri dapat diklasifikasikan menjadi (1) arteri besar atau
arteri elastis; (2) arteri ukuran sedang, arteri muskuler, dan (3) arteriola.
1. Arteri besar (arteri elastin) termasuk aorta dan cabang-cabang besarnya. Arteri
jenis ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: (1) Intima, dibatasi oleh sel-sel
endotel. Pada arteri besar membrana basalis subendotel kadang-kadang tidak
terlihat. Membrana elastika interna tidak selalu ada. (2) Lapisan media terdiri
atas serangkaian membran elastin yang tersusun konsentris. (3) Tunika Handout
Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi Sirkulasi 3
melingkar dalam bentuk tabung, mengelilingi ruang silindris, garis tengah rata-rata
kapiler berkisar dari 7 sampai 9 m. Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis
menurut struktur dinding sel endotel.
1. Kapiler kontinu. Susunan sel endotel rapat.
2. Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori diantara sel
endotel. Kapiler perforata biasanya ditemukan dalam jaringan-jaringan dimana
terjadi pertukaran-pertukaran zat dengan cepat antara jaringan dan darah,
seperti yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar endokrin.
3. Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-40 m),
sirkulasi darah lambat, tidak memiliki dinding yang dibatasi kontinu oleh sel
sel endotel, tetapi terbuka pada ruangruang antara sel, dan adanya sel dengan
dinding bulat selain sel endotel yang biasa dengan aktivitas fogositosis. Kapiler
sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ hemopoetik seperti
sumsum tulang dan limpa. Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid
pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah, sehingga cairan darah
dan makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-balik antara kedua
ruangan tersebut.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan lainnya)
membentuk jala-jala antar arteri-arteri dan vena-vena kecil. Arteriol bercabang
menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang mempunyai lapisan otot polos yang tidak
kontinu, yang disebut metarteriol. Metarteriol bercabang menjadi kapiler-kapiler
yang membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol membantu mengatur, tetapi tidak
menghentikan sama sekali sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan
tekanan dalam dua sistem. Suatu cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter,
terdapat pada tempat asal kapiler dari metarteriol. Sfinkter prekapiler ini dapat
menghentikan sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala tidak
berfungsi semua secara serempak, dan jumlah kapiler yang berfungsi dan terbuka
tidak hanya tergantung pada keadaan kontraksi metarteriol tetapi juga pada
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 5
darah. Cairan ini dinamakan cairan limfe. Limfe hanya beredar dalam satu arah,
yaitu ke arah jantung.
Kapiler limfe berasal dari berbagai jaringan sebagai pembuluh tipis dengan
ujung buntu. Mereka terdiri atas satu lapisan endotel. Pembuluh yang tipis ini
bergabung dan berakhir sebagai 2 batang besar, yaitu ductus thorasicus dan ductus
limphaticus dexter, yang mengosongkan limfe ke dalam peralihan vena jugularis
interna dengan vena jugularis interna dexter. Di antara pembuluh-pembuluh limfe
terdapat kelenjar-kelenjar limfe. Dengan pengecualian sistem syaraf dan sumsum
tulang, sistem limfe ditemukan pada hampir semua organ.
Pembuluh limfe mempunyai struktur yang mirip dengan vena kecuali
mereka mempunyai dinding yang lebih tipis dan tidak mempunyai batas yang nyata
antara ketiga lapisan (intima, media, dan adventitia). Seperti vena, mereka
mempunyai banyak katup-katup interna. Akan tetapi, katup-katup ini lebih banyak
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 6
pada pembuluh limfe. Antara katup-katup pembuluh limfe melebar dan mempunyai
bentuk noduler.
Seperti vena, sirkulasi cairan limfe dibantu oleh kerja gaya eksterna
(misalnya kontraksi otot-otot sekitarnya) pada dindingnya. Gaya-gaya ini bekerja
secara tidak kontinu, dan aliran limfe terutama terjadi sebagai akibat adanya
banyak
katup dalam pembuluh ini dan irama kontraksi otot-otot polos yang terdapat dalam
dindingnya.
Duktus limfaticus ukuran besar mempunyai struktur yang mirip dengan
vena dengan penguatan otot polos pada lapisan media. Pada lapisan ini,
berkasberkas otot tersusun longitudinal dan sirkuler, dengan serabut-serabut
longitudinal
lebih banyak. Tunika Adventitia relatif kurang berkembang.
SEL-SEL DARAH
Darah dibentuk dari 2 bagian yaitu: elemen atau sel-sel darah, dan plasma.
Elemen tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
trombosit. Darah adalah jaringan penyambung khusus yang terdiri atas sel-sel dan
banyak irterstitial ekstrasel. Serum darah susunannya sama seperti plasma kecuali
bahwa ia tidak mempunyai fibrinogen dan beberapa faktor-faktor protein yang
diperlukan untuk pembentukan bekuan dan mengandung serotonin yang jumlahnya
bertambah.
Darah yang dikumpulkan dan dicegah dari pembekuan dengan
menambahkan antikoagulan (heparin, sitrat, dan sebagainya), bila disentrifuge akan
terpisah, menjadi lapisan-lapisan yang menggambarkan heterogenitasnya. Hasil
yang diperoleh dengan sedimentasi ini, yang dilakukan dalam tabung gelas ukuran
standard adalah hematokrit.
Hematokrit memungkinkan memperkirakan volume kumpulan eritrosit per
unit volume darah. Nilai normalnya adalah 40-50% pada laki-laki dewasa, 35-45%
pada perempuan dewasa, kira-kira 35% pada anak-anak sampai berusia 20 tahun,
dan 45-60% pada bayi yang baru lahir. Cairan translusen, kekuningan dan sedikit
kental yang terletak di atas bila hematrokrit diukur adalah plasma darah. Bentuk
elemen darah terpisah dalam 2 lapisan yang mudah dibedakan. Lapisan bawah
menyatakan 42-47% seluruh volume darah terdapat dalam tabung hematrokit. Ia
berwarna merah dan dibentuk dari entrosit. Lapisan tepat di atasnya (1% volume
darah) yang berwarna putih atau kelabu, dinamakan buffy coat yang terdiri atas
leukosit dan trombosit.
Leukosit, sebagian diantaranya adalah fagositik, merupakan salah satu dari
pertahanan utama terhadap infeksi dan beredar ke seluruh tubuh melalui sistem
vaskuler darah. Dengan menembus dinding kapiler, sel-sel ini terkonsentrasi
dengan cepat dalam jaringan dan berpartisipasi pada peradangan.
Sistem vaskuler darah juga merupakan alat transport oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2); yang pertama terutama terikat pada hemoglobin eritrosit,
sedangkan yang terakhir, selain terikat pada protein eritrosit (terutama
hemoglobin), juga diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma sebagai CO2 atau
dalam bentuk HCO3. Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi
Anatomi Sistem Sirkulasi Sirkulasi 7
menyebarkan setetes darah dengan tipis di atas slide mikroskop. Darah harus
tersebar rata di atas slide dan dibiarkan mengering dengan cepat di udara. Pada
lapisan seperti ini sel-sel terlihat dengan jelas dan berbeda satu sama lain.
Sitoplasmanya terentang, sehingga mempermudah observasi inti dan organisasi
sitoplasmanya.
Elemen-Elemen Darah
1. Eritrosit
Eritrosit mamalia tidak memiliki inti, dan pada manusia berbentuk cakram
bikonkav dengan garis tengah 7,2 m (gambar 13-4). Eritrosit dengan garis tengah
yang lebih besar dari 9 m dinamakan makrosit, dan yang mempunyai garis tengah
kurang dari 6 m dinamakan mikrosit. Bentuk bikonkav menyebabkan eritrosit
mempunyai permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas. Eritrosit
manusia dapat hidup (life span) dalam sirkulasi sekitar 120 hari. Eritrosit yang
tidak digunakan dibuang dari sirkulasi oleh sel-sel limpa dan sumsum tulang.
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 8
Konsentrasi normal eritrosit dalam darah sekitar 4,5-5 juta/L pada wanita dan 5
juta/L pada pria. Eritrosit kaya akan hemoglobin. Molekul hemoglobin (suatu
conjugated protein) terdiri atas 4 subunit, masing-masing mengandung gugus heme
yang dihubungkan dengan suatu polipeptida. Gugus heme adalah suatu derivat
porfirin yang mengandung besi dalam bentuk ferro (Fe
2+).
2. Leukosit
Berdasarkan granula (buitran-butiran) spesifik pada sitoplasmanya, sel-sel
darah putih digolongkan dalam 2 kelompok: granulosit dan agranulosit.
Berdasarkan morfologi inti leukosit juga dapat dibagi dalam sel-sel
polimorfonuklear dan mononuklear dipandang. Selain itu, mereka dapat
digolongkan berdasarkan asal mula sebagai sel-sel mieloid atau limfoid, tergantung
dari asalnya.
Granulosit mempunyai bentuk inti tidak teratur, dalam sitoplasma terdapat
dan proliferasi setelah kontak dengan suatu antigen yang sebelumnya mereka
pernah berkontak. Ringkasnya, limfosit T dan B keduanya berperanan dalam
immunologic memory.
7. Monosit
Agranulosit yang berasal dari sumsum tulang ini mempunyai garis tengah
yang berkisar dari 9-12 m. Inti oval, berbentuk tapal kaki kuda, atau berbentuk
ginjal dan umumnya terletak konsentris. Sitoplasma monosit adalah basofilik dan
sering kali mengandung granula azurofilik yang sangat halus, sebagian diantaranya
dalam batas-batas resolusi mikroskop optik. Granula-granula ini dapat tersebar di
seluruh sitoplasma, memberikan warna abu-abu kebiru-biruan pada sediaan hapus
yang diwarnai. Granula azurofilik monosit adalah lisosom. Aparatus Golgi yang
berkembang dengan baik berperanan dalam sintesis granula-granula yang
menyerupai lisosom terdapat dalam sitoplasma. Biasanya ditemukan mikrofilamen
dan mikrotubulus pada daerah dekat identasi inti. Ditemukan banyak mikrovilli dan
vesikel-vesikel pinositotik pada permukaan sel.
Monosit ditemukan dalam darah, jaringan penyambung, dan rongga-rongga
tubuh. Mereka tergolong sistem fagositik mononuklear (sistem retikuloendotel) dan
mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya untuk
imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui aliran darah dan mampu
menembus dinding kapiler, masuk ke dalam jaringan penyambung, dan
berdiferensiasi menjadi sel-sel fagositik sistem makrofag.
TROMBOSIT
Kepingan darah (trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk cakram dengan
garis tengah 2-5 m. Keping darah berasal dari pertunasan sel raksasa berinti
banyak megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Jumlah normal berkisar
dari 150.000 300.000 L darah. Sebagai indikator demam berdarah dengue
(DBD). Setelah masuk aliran darah, kepingan darah mempunyai masa hidup sekitar
8 hari.
Fungsinya untuk penjendalan darah. Mekanismenya: Setelah pembuluh
darah pecah, tombosit pecah dalam daerah cedera mengeluarkan granula yang
3. Tonsila lingualis lebih kecil dan lebih banyak daripada tonsila lain, terletak
pada dasar lidah. Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi
Sistem Sirkulasi Sirkulasi 15
Timus
Timus merupakan organ limfoid utama yang terletak didekat mediastinum
kira-kira setinggi pembuluh-pembuluh besar jantung. Timus terdiri atas
lobuluslobulus tidak sempurna, tidak memiliki pembuluh limfe aferen atau nodulus
limfatikus. Tiap-tiap lobulus mempunyai zona perifer dari jaringan limfoid korteks
yang terdiri atas kelompokan timosit atau limfosit T.
Pada zona korteks terdapat limfosit-limfosit kecil, bagian ini merupakan
tempat yang sangat aktif dalam pembentukan limfosit. Disamping sel-sel tersebut,
timus mempunyai sedikit sel-sel retikuler mesenkim dan banyak makrofag.
Pada zona medula banyak ditemukan limfoblas-limfoblas, limfosit-limfosit
muda, dan sel-sel retikuler. Medula juga mengandung badan-badan Hassel, yang
merupakan gambaran khas timus. Badan-badan Hassel terdiri atas lapisan-lapisan
konsentris dari sel-sel retikuler epitel.
Histofisiologi
Limfosit T meninggalkan timus melalui pembuluh-pembuluh darah dalam
medula, menembus daerah-daerah tertentu dari organ-organ limfoid lain yang
dinamakan organ-organ limfoid sekunder atau perifer. Limfosit T adalah sel yang
hidup lama dan merupakan bagian populasi sel limfosit dari timus, sebagian besar
limfosit limfe dan darah, dan limfosit yang terdapat pada semua zona
timusdependen.
Timektomi waktu lahir
Bila binatang yang baru lahir dilakukan timektomi - atau pada kasus
dimana timus tidak berkembang selama kehidupan embrional - ditemukan efekefek
sebagai berikut: (1) tidak ada pembentukan limfosit T, dengan akibat
pengurangan jumlah limfosit dalam darah dan limfe serta pengurangan zona timus
dependen jaringan limfoid. (2) Tidak terdapat reaksi hipersensitivitas terlambat,
dan penolakan cangkokan tidak terjadi. (3) Terdapat atrofi semua organ-organ
limfoid. (4) Akhirnya, setelah berusia 3-4 bulan, binatang yang dilakukan
timektomi menjadi lemah, pengurangan berat badan, dan mati. Pada manusia,
banyak penyakit dengan gejala-gejala yang dikaitkan dengan keadaan-keadaan
yang
telah dikemukakan, dan pada kasus-kasus seperti ini kematian biasanya terjadi
segera setelah lahir.
Pool limfosit T tidak terdapat pada binatang yang dilakukan timektomi.
Akibatnya, mereka tidak menunjukkan respon-respon imun yang diperantarai sel
karena limfosit T mungkin mensintesis faktor-faktor spesifik dan mempertahankan
mereka melekat pada membrannya.
Sebaliknya, pool limfosit B pada binatang yang dilakukan timektomi
hampir normal. Mereka bereaksi terhadap sebagian besar antigen, membentuk sel
plasma yang mensintesis antibodi.
Limpa
Limpa merupakan sekumpulan jaringan limfoid. Pada manusia limpa
merupakan organ limfatik terbesar dalam sistem sirkulasi, memiliki banyak sel-sel
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 16
fagositik, tempat pertahanan yang penting terhadap mikroorganisme yang
menembus sirkulasi dan tempat destruksi banyak sel-sel darah merah.
Struktur umum: Pada preparat limpa tampak bercak-bercak putih dalam
parenkim yang merupakan nodulus limfatikus bagian dari pulpa putih.
Nodulusnodulus yang terdapat di dalam jaringan merah (gelap), banyak
mengandung darah,
dinamakan pulpa merah. Pulpa limpa terdiri atas jaringan penyambung yang
mengandung serabut-serabut retikuler, sel-sel retikuler dan makrofag.
Pulpa putih terdiri atas jaringan limfatik. Seperti halnya pada jaringan
limfatik pada umumnya, sel-sel retikuler dan serabut-serabut retikuler keduanya
ditemukan dan membentuk jala-jala 3-dimensi dan ditempati oleh limfosit-limfosit
dan makrofag.
Pulpa merah adalah jaringan retikuler dengan sifat-sifat khusus, pulpa
temukan dalam perjalanan mereka ke aliran darah. Bila didalam plasma darah
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 17
terdapat lipid yang berlebihan (hiperlipemia), maka makrofag limpa
mengumpulkan zat ini dalam jumlah yang sangat banyak.
4. Cadangan darah: Karena struktur pulpa merah yang seperti spon, limpa
menyimpan darah, yang dapat masuk ke sirkulasi untuk menambah volume
darah yang beredar.
Splenektomi (pengambilan limpa), walaupun limpa mempunyai fungsi-fungsi
penting, limpa dapat dibuang tanpa membahayakan individu. Organ-organ lain
dengan sel-sel yang sama seperti yang ditemukan dalam limpa akan
mengkompensasi kehilangan limpa ini. Splenektomi bermanfaat pada
penyakitpenyakit dimana terdapat defisiensi fungsi sumsum tulang.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A., and Talaro, K.P. (1999). Anatomy &
Physiology Laboratory Textbook. 7th ed. New York: The McGraw-Hill
Companies.
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical
Publications, Clifornia.
Raven, P.H., and Johnson, G.B. (1986). Biology. Times Mirror/ Mosby College
Publishing.
SOAL LATIHAN:
1. Sebutkan urutan lapisan penyusun pembuluh arteri dari dalam (lumen) ke luar
...
2. Sebutkan urutan lapisan penyusun dinding jantung ...
3. Lapisan pembuluh arteri yang mengalami kerusakan pada arterosklerosis
4. Jelaskan tentang sistem pacu jantung (pace maker)
5. Sebutkan susunan cairan darah ...
6. Jelaskan struktur dan fungsi hemoglobin ....
7. Sebutkan sel-sel yang berperan sebagai makrofag di hati, paru dan ginjal ...
8. Jelaskan tentang hematorkrit
Berikut ini adalah definisi pembuluh darah dan fungsi dari pembuluh darah arteri,
vena dan kapiler :
Pembuluh darah Arteri disebut juga dengan pembuluh nadi. Pembuluh jenis ini
adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang memiliki dinding tebal
dan kaku. Pembuluh darai arteri terdiri dari dua jenis, yaitu pembuluh aorta dan
pembuluh pulmonalis. Pembuluh aorta merupakan pembuluh arteri yang datang
dari bilik jantung sebelah kiri dan bertugas mengangkut oksigen untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya, pembuluh pulmonalis merupakan pembuluh arteri yang
berasal dari bilik kanan. Pembuluh pulmonalis berfungsi membawa darah yang telah
terkontaminasi oleh karbondioksida dari seluruh tubuh menuju ke paru- paru.
Pembuluh darah vena dikenal dengan nama pembuluh balik. Pembuluh darah ini
adalah jenis pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang sifatnya
tipis dan cukup elastis. Sama halnya seperti pembuluh arteri, pembuluh vena terdiri
dari dua bagian, yaitu pembuluh darah vena kava anteriod dan pembuluh darah
vena kava pulmonalis. Pembuluh darah vena kava anterior adalah pembuluh darah
balik yang berasal dari bagian atas tubuh. Sedangkan pembuluh darah vena kava
pulmonalis
Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di bagian akhir dari pembuluh
arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler bekerja membentuk sebuah anyaman yang
terdiri dari suatu jaringan dengan kandungan kurang lebih 2000 kapiler darah per
millimeter.
Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar
60 persen. Protein yang larut dalam air dan mengendap pada pemanasan itu
merupakan salah satu konstituen utama tubuh.
Ia diproduksi oleh hati. Karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu
dalam penilaian fungsi ginjal dan saluran cerna. Kalau Anda sulit membayangkan
rupa albumin, bayangkanlah putih telur.
Albumin bermanfaat dalam pembentukan jaringan sel baru. Karena itu di dalam
ilmu kedokteran, albumin dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel
tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi, pembedahan, atau luka bakar.
Faedah lainnya, albumin bisa menghindari timbulnya sembab paru-paru dan gagal
ginjal serta sebagai carrier faktor pembekuan darah.
Pendeknya, albumin memiliki aplikasi dan kegunaan yang luas dalam makanan atau
pangan serta produk farmasi. Dalam produk industri pangan albumin, antara lain,
berguna dalam pembuatan es krim, bubur manula, permen, roti, dan podeng bubuk.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000). Keadaan dimana
seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler
atau interstisial. (Carpenito, 2000). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan cairan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum mengenai asuhan keperawatan gangguan volume
cairan.
2. Tujuan Khusus
a. Mempelajari diagnosa keperawatan gangguan volume cairan.
b. Mempelajari perncanaan keperawatan gangguan volume cairan.
c. Mempelajari intervensi keperewatan ganggeuan volume cairan.
d. Mempelajari evaluasi keperawatan gangguan volume cairan.
Penyebab Edema
Ada lima mekanisme yang berhubungan secara umum : penurunan tekanan osmotic
koloid, peningkatan tekanan hidrostatik kapiler, peningkatan permeabilitas kapiler,
obstrukso limfatik, dan kelebihan natrium dan air tubuh. Beberapa bentuk edema
diakibatkan oleh lebih dari satu mekanisme.
Penurunan tekanan osmotic koloid. Bila protein plasma di dalam darah menipis,
kekuatan ke dalam menurun, yang memungkinkan gerakan ke dalam jaringan. Ini
menimbulkan akumulasi cairan dalam jaringan dengan penurunan volume plasma
sentral. Ginjal berespons terhadap penurunan volume sirkulasi melalui aktivasi
system aldosteron-renin-angiotensin, yang mengakibatkan reabsorbsi tambahan
terhadap natrium dan air. Volume intravaskuler meningkat sementara. Namun,
karena defidit protein plasma belum diperbaiki, penurunan tekanan osmotic koloid
tetap rendah dalam proporsi terhadap tekanan hidrostatik kapiler. Akibatnya cairan
intravaskuler bergerak kedalam jaringan, memperburuk edema dan status sirkulasi.
Kelebihan air tubuh dan natrium. Pada gagal jantung kongestif, curah jantung
menurun pada saat kekuatan kontraksi menurun. Untuk mengkompensasi,
peningkatan jumlah aldosteron menyebabkan reytensi natrium dan air. Volume
plasma meningkat, begitu juga tekanan kapiler intervaskular vena. Jantung yang
gagal ini tidak mampu memompa peningkatan aliran balik vena ini, dan cairan
dipaksa masuk ke dalam interstisial.
Jenis Edema
Edema pitting mengacu pada perpindahan air interstisial oleh tekanan jari pada
kulit, yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas, memerlukan
beberapa menit bagi cekungan ini untuk kembali pada tekanan semula. Edema
pitting sering terlihat pada sisi dependen, seperti sacrum pada individu yang tirah
baring. Begitu juga tekanan hidrostatik gravitasi meningkatkan akumulasi cairan di
tungkai dan kaki pada individu yang berdiri. Edema non pitting terlihat pada area
lipatan kulit yang longgar seperti ruang periorbital pada wajah. Edema non pitting
dapat terjadi setelah thrombosis vena, khusunya vena supervisial. Edema persisten
menimbulkan perubahan trofik pada kulit.
Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah.
Darah dari ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan
diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta.
Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola / pembuluh kapiler.
Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula -vena - vena cava (pembuluh
balik).
menerima darah dari tubuh yang tekanannya masih besar karena tekanan dari bilik
kiri
memberikan darah ke bilik kanan
begitu seterusnya tugas dan perang masing rongga itu
OK
Sifat istimewa dari miokardium adalah :
Bekerja secara miogenik dan ritmik
Stimulus awal untuk terjadinya kontraksi jantung berasal dari jantung itu sendiri
yaitu dari nodus sinoatrial (SA node), bukan dari sistem saraf.
Pompa jantung ini bersifat otomatis dan bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan
jaringan tubuh terhadap oksigen dan nutrisi.
Setiap menit SA node mencetuskan impuls sekitar 70-80 kali/menit.
Perambatan impuls (interkoneksi) antar sel miokardium terjadi sangat cepat
Miokardium terdiri dari dua bagian besar yaitu sinsitium atrium dan sinsitium
ventrikel.
Setiap sel miokardium dipisahkan oleh diskus interkalaris yang memungkinkan
perambatan terjadi dengan sangat cepat.
Durasi potensial aksi 100 kali lebih lama dari otot rangka
Miokardium mempunyai daya tahan kontraksi lebih lama dari otot rangka.
Apabila dalam satu menit jantung berkontraksi rata-rata 70 kali/menit maka pada
seseorang yang berusia 70 tahun jantung berkontraksi sebanyak 2.540.160.000
kali.
Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan
Pembuluh limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster). Menerima aliran limpha
dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di
pembuluh balik di bawah selangka kanan.
Pembuluh limpha dada kiri (ductus thoracikus). Menerima aliran limpha dari bagian
lain danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh inimerupakan
tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu
pembuluh yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus.
Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang berperan dalam
pemberantasan kuman penyakit.
Sekali lagi
limpha disebut juga getah bening,
limpha merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting dari darah.
Ada beberapa perbedaan antara limfa dengan darah.
Di antaranya dapat dijelaskan di bawah ini.
Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya
kandungan lemak dari usus.
Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu
macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat
menghasilkan antibodi.
Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti pada plasma darah, namun
pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan mengandung lemak yang
dihasilkan oleh usus
Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki katup yang lebih
banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang halus dengan
bagian ujung terbuka.
Dari bagian yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam
pembuluh limfa.
Pembuluh limfa mempunyai fungsi seperti berikut.
Mengangkut cairan dan protein dari jaringan tubuh ke dalam darah.
KESIMPULAN
Aliran vena dari vetrikel dibawa melalui vena koronaria dan langsung masuk ke
atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara.
Sirkulasi darah ditubuh ada dua yaitu sirkulasi paru da sirkulasi sistemis.
Sirkulasi paru dimulai dari venikel ke arteri pulmoalis, arteri besar dan kecil, kapiler
lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vea kecil, vena besar, vena
cave interior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi sistematis dimulai dari vetrikel kiri ke aorta lalu ke arteri besar, arteri kecil,
keseluh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, ven cava interior, vea cava
superior dan akhinya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi sistematik mempunyai fungsi khusus sebgai sumber tekanan yang tinggi
da membawa oksigen ke jaringan yag membutuhkan.
Pada kapiler terjadi pertukara antara O2 dan CO2 dimana pada sirkulasi sistematis
O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler,
Sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler.
Volume darah pada setiap pada setiap sirkulasi berbeda-beda,
84% dari volume darah yang pada tubuh terdapat pada sirkulasi sistematis,
64% pada vena
13% pada arteri dan
7% pada arteriol dan kapiler.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
1.
Pengertian
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi
yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit
serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002).
a. Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler
b. Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)
c. Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES)
2.
Etiologi
3.
Diagnosa keperawatan
Kekurangan volume cairan adalah suatu keadaan pada individu yang mengalami
dehidrasi intrasel, vaskular, atau selular yang behubungan dengan kehilangan yang
aktif ( Kim, McFarland, McLane, 1995 )
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN:
Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes
insipidus.
Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan
melalui evaporasi akibat luka bakar.
Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam, drainase
abnormal, dari luka, diare.
Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alcohol yang
berlebihan.
Berhubungan dengan mual, muntah.
Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi atau
keletihan.
Berhubungan dengan masalah diet.
Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi tinggi.
EVALUASI
Evaluasi pada kekurangan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil
yaitu :
a. Klien minum 2000 ml/hari.
b. Klien mengerti tentang pentingnya meningkatkan masukan cairan selama
stress.
c. Berat jenis urine normal.
d. Tidak terjadi tanda-tanda dehirasi (mukosa bibir lembab, turgor kulit
elastis).
B.
1.
Pengertian
2.
Etiologi
3.
Diagnosa Keperawatan
Kelebihan volume cairan adalah Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :
Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan, sekunder akibat
gagal jantung.
Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunancurah
jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, penyakit katup jantung.
Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat varises vena,
thrombus, imobilitas, flebitis kronis.
Berhubungan dengan retensi natrium dan air, sekunder akibat penggunaan
kortikosteroid.
Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak, malnutrisi.
Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder akibat imobilitas,
bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.
Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat, sekunder akibat
mastetomi.
TUJUAN
Mengurangi cairan dalam tubuh yang berlebih, dan kebutuhan cairan klien dapat
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh klien.
KRITERIA HASIL
Individu akan :
a. Mengungkapkan faktor -faktor penyebab dan metode-metode pencegahan
edema.
b. Memperlihatkan penurunan edema perifer dan sakral.
INTERVENSI
a. Kaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya retensi cairan.
b. Anjurkan individu untuk menurunkan masukan garam.
c. Ajarkan individu untuk.
d. Membaca label untuk kandungan natrium.
e. Hindari makanan yang menyenangkan, makanan kaleng, dan makanan beku.
f. Masak tanpa garam dan gunakan bumbu-bumbu untuk menambah rasa (lemon,
kemangi, mint).
g. Gunakan cuka mengganti garam untuk rasa sop, rebusan, dan lain-lain.
h. Kaji adanya tanda-tanda venostatis pada bagian tergantung.
i. Jaga ekstremitas yang mengalami edema setinggi diatas jantung apabila mungkin
(kecuali jika terdapat kontraindikasi oleh gagal jantung).
j. Instruksikan individu untuk menghindari celana yang terbuat dari kaos/korset,
celana setinggi lutut, dan menyilangkan tungkai bawah dan latihan tetap
meninggikan tungkai bila mungkin.
EVALUASI
Evaluasi pada kelebihan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil yaitu :
a. Klien tahu apa penyebab edema dan sudah mengerti tentang pencegahan
edema.
b. Tidak ada tanda-tanda edema.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
MAKALAH
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000). Keadaan dimana
seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler
atau interstisial. (Carpenito, 2000). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan cairan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup.
B. Rumusan Masalah
- Menjelaskan pengertian Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan Etiologi Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan patofisiologi Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan tanda dan gejala Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan komplikasi Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan asuhan keperawatan Kelebihan Volume Cairan
C. Tujuan
- Mengetahui pengertian Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui Etiologi Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui patofisiologi Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui tanda dan gejala Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui komplikasi Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui asuhan keperawatan Kelebihan Volume Cairan
BAB II
HIPERVOLEMIA (Kelebihan Volume Cairan)
A. Pengertian
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan
cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Kelebihan volume cairan
mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan
natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan
kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air
tubuh total. (Brunner & Suddarth. 2002).
B. Etiologi
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan.
Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran
darah menjadi sangat kecil. Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya
tidak menyebabkan overhidrasi jika kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi
secara normal. Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya
tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung,
ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka
minum dan jumlah garam yang mereka makan.
Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat :
1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
3) Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV).
4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
C.Patofisiologi
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit
dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya
retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan
cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam
serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan / adanya gangguan
mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan.
E.Komplikasi
Akibat lanjut dari kelebihan volume cairan adalah :
1. Gagal ginjal, akut atau kronik
2. Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung
3. Infark miokard
4. Gagal jantung kongestif
5. Gagal jantung kiri
6. Penyakit katup
7. Takikardi/aritmia Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid
plasma rendah, etensi natrium
8. Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker
9. Berhubungan dengan kerusakan arus balik vena
10. Varikose vena
11. Penyakit vaskuler perifer
12. Flebitis kronis
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
G. Penatalaksanaan Medis
Tujuan terapi adalah mengatasi masalah pencetus dan mengembalikan CES pada
normal. Tindakan dapat berupa hal berikut :
1) Pembatasan natrium dan air.
2) Diuretik.
3) Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan
beban cairan yang mengancam hidup.
H. Pedoman Penyuluhan Keluarga
Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut:
1) Tanda dan gejala hipervolemia.
2) Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan dokter setelah pulang dari rumah
sakit; sesak nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
3) Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan pengganti garam; dan hindari
makanan yang mengandung natrium tinggi.
4) Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan
potensial efek samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien menggunakan
diuretik.
5) Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia berlanjut.
6) Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari.
I. Asuhan Keperawatan
DOMAIN 2 : NUTRISI
Kelas :
1) Pengkajian
- Data Subjektif
a) Kaji batasan karakteristik
1. Riwayat gejala
Adanya keluhan :
Napas pendek
Penambahan berat badan
Awitan/durasi
Lokasi
Gambaran
Kelemahan/keletihan
Edema
Data Objektif
2) Diagnosa Keperawatan
Pengertian:
Kelebihan volume cairan adalah Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial.
Batasan karakteristik :
3) NOC
Kelebihan volume cairan
Definisi: peningkatan retensi cairan isotonik
1. Keseimbangan cairan
2. Keparahan Kelebihan cairan
3. Fungsi ginjal
4. Status pernafasan
5. Tanda-tanda vital
6. Berat: massa tubuh
1. Cardiopulmonary status
Definisi: kecukupan volume darah dikeluarkan dari, ventrikel dan pertukaran karbon
dioksida dan oksigen pada tingkat alveolar.
Indikator :
2. Keseimbangan cairan
Definisi: balence air dalam kompartemen intraselular dan ekstraselular tubuh
Indikator :
Tekanan darah
24-jam asupan dan keluaran keseimbangan
Berat badan stabil
Turgor kulit
Selaput lendir basah
Serum elektrolit
Hematokrit
3. Hipotensi ortostatik
Indikator :
Asites
Urat leher destention
Peripheral edema
Lembut, bola mata cekung
Kebingungan
Haus
Kram otot
Pusing
Tangan edema
Sakralis edema
Kaki edema
Malaise
Kejang
Koma
Peningkatan tekanan darah
Urin menurun
5. Fungsi ginjal
Definisi: filtrasi darah dan penghapusan limbah metabolik produk melalui
pembentukan urin
Indikator :
Serum kreatinin
Urine bobot
Warna Urine
Urine protein
Urine PH
Urine elctrolytes
Arteri bikarbonat (HCO 3)
PH arteri
Serum elektrolit
6. Status pernafasan
Definisi: pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru dan pertukaran karbon
dioksida dan oksigen pada tingkat alveolar.
Indikator :
Status pernapasan
Irama pernapasan
Kedalaman inspirasi
Bunyi napas Auscultated
Pencapaian yang diharapkan spirometer insentif
Vital cavacity
Saturasi oksigen
Tes fungsi paru
7. Tanda-tanda vital
Defiition: sejauh mana suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah berada dalam
kisaran normal
Indikator :
Suhu tubuh
Jantung apikal
Apikal irama jantung
Denyut nadi radial
Status pernapasan
Irama pernapasan
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolik
Tekanan nadi
Kedalaman inspirasi
Bobot
Ketebalan lipatan kulit trisep
Pinggang / pinggul lingkar rasio (manusia)
Persentase lemak tubuh
Lingkar kepala persentil (anak)
Tinggi persentil (anak)
Berat persentil (anak)
4) NIC
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
1. Elektrolit Manajemen
Kegiatan:
Memonitor kadar elektrolit serum yang abnormal sebagai tersedia
Monitor untuk manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit
Berikan cairan, yang sesuai
Menjaga akurasi catatan asupan dan keluaran
Menjaga larutan yang mengandung elektrolit intravena pada laju aliran konstan
sesuai
Mendapatkan memerintahkan spesimen untuk analisis laboratorium kadar
elektrolit (misalnya, ABG, urin, dan serum levels), yang sesuai
Sediakan diet sesuai untuk pasien `s ketidakseimbangan elektrolit (mis., kaliumkaya, rendah sodium, dan karbohidrat rendah)
Anjurkan pasien dan atau keluarganya pada modifikasi diet khusus, sesuai
Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab dan jenis pengobatan
ketidakseimbangan elektrolit, sesuai
Monitor pasien `s tanggapan terhadap terapi elektrolit diresepkan
Memantau efek samping dari resep tambahan elektrolit (mis., GI iritasi)
2. Elektrolit Monitoring
Definisi: Pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan
elektrolit
KEGIATAN:
Memantau tingkat serum elektrolit
Memantau albumin serum dan total protein level, seperti ditunjukkan
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
Memonitor neurologis manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit (misalnya,
diubah sensorium dan kelemahan)
Memantau kecukupan ventilasi
Monitor untuk mual, muntah, dan diare
Memonitor penyakit medis yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit
Monitor tanda-tanda / gejala disiorentation hiponatremia, otot twicthing, mual dan
muntah, kram perut, sakit kepala, kejang, lesu dan penarikan diri, dan koma
4. Pemantauan Cairan
Definisi: pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan
cairan
Kegiatan:
Monitor berat
Monitor asupan dan keluaran
Memantau elektrolit serum dan urin nilai-nilai, yang sesuai
Monitor tekanan darah, denyut jantung, dan status pernafasan
6. Shock Pencegahan
Definisi: mendeteksi dan merawat pasien yang beresiko akan terjadinya guncangan
Kegiatan:
Monitor untuk pemahaman, meningkatkan kecemasan dan perubahan status
mental
Monitor suhu dan status pernafasan
Monitor asupan dan keluaran
Monitor nilai laboratorium terutama Hgb dan tingkat HCT, penggumpalan profil,
ABG dan tingkat elektrolit, budaya dan kimia profil
Catatan jumlah dan frekuensi warna kotoran vomitus dan drainase nasogastric
by Finda
BAB I
PENDAHULUAN
2.
3.
2.
3.
Fluida statis
2.
Fluida Dinamis
Tapi yang kita bahas dalam makalah ini hanyalah membahas tentang fluida statis
( fluida diam ).
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya
geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak
dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana
adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai
lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Contoh pada kehidupan sehari-hari, sering digunakan air sebagai contoh. Marilah
kita perhatikan air tenang yang berada di dalam bejana.
Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada dinding gelas
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga
cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah
kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar
bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan
dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan
tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat
berat cairan dalam kolom tersebut.
2.2 Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis,
tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1.
Massa Jenis
yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan
Massa Jenis (g/cm3)
Nama Bahan
Massa Jenis (g/cm3)
Air
1,00
Gliserin
1,26
Aluminium
2,7
Kuningan
8,6
Baja
7,8
Perak
10,5
Benzena
0,9
Platina
21,4
Besi
7,8
Raksa
13,6
Emas
19,3
Tembaga
8,9
Es
0,92
Timah Hitam
11,3
Etil Alkohol
0,81
Udara
0,0012
2.
Tegangan permukaan
Pernahkah kamu melihat sebuah jarum atau silet terapung diatas air? Atau
kamu pasti pernah melihat ada nyamuk atau serangga lain dapat berdiri diatas air.
Fenomena ini erat kaitannya dengan penjelasan tentang tegangan permukaan.
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di
permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan
permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat
cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain
disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas
molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik
molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada
di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau
silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang
arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau
silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam
merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang
jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3.
Kapilaritas
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu,
gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus.
Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung,
sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus
cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah
gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya
saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya.
Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel
dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi
antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya.
Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih
kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara
air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan
dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Viskositas
2.3
Tekanan Hidrostatis
Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak
lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut.
Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
p= F/ A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan
gravitasi Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = Vg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan
di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= (Ah) g / A = h g
ph = gh
Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat
pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya
sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana.
Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat
tekanan sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya
berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli
Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan
udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara
yang tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah
menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam
bukunya yang berjudul A Unit of Measurement, The Torr Tekanan atmosfer (1 atm)
sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara
mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
raksa percepatan gravitasi Bumi panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 105 N/m2
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1.
www.google.com.http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/implikasikeperaw
atan-atas-masalah-cairan-tubuh/
2. Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3).
Jakarta : EGC
3. www.scribd.com
4. www.wikipedia.com
5. http://www.medicastore.com
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air
dan elektrolit). Faktor faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah :
umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak tubuh. Secara umum diketahui, orang
yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional
mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibandingkan dengan wanita. Orang yang
gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang
yang kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.
Kurang lebih dua per tiga dari cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan
intraselular, dan banyak terdapat pada masa otot skeletal. kompartemen cairan
intraselular lebih jauh dibagi menjadi ruang cairan intravaskular, dan trasnselular.
Ruang intravaskular (cairan dalam pembuluh darah) mengandung plasma. Ruang
interstisiel mengandung cairan yang mengelilingi sel dn berjumlah sekitar 8 liter
pada orang dewasa. Ruang transselular merupakan bagian terkecil dari cairan
ekstraseluler dan mengandung kurang lebih 1 leter cairan setiap waktu.
Elektorlit
Elektrolit dalam cairan tubuh merupakan kimia aktif (kation yang mengandung
muatan positif, dan anion, yang mengandung muatan negatif). Kation kation
utama dalam cairan tubuh adalah Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium. Anion
anion utama adalah Klorida, Bikarbonat, Fosfat, Sulfat, dan Proteinat.
Jika dua larutan yang berbeda dipisahkan oleh membran impermeabel menjadi
subtansi terlarut, perpindahan air terjadi melalui membran dari daerah dengan
konsentrasi zat terlarut rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi
sampai larutan tersebut mempunyai konsentrasi yang sama ; difusi air ini
disebabkan oleh gradien konsentrasi air yang dikenal sebagai osmosis. Besarnya
kekuatan ini tergantung pada jumlah partikel yang terlarut dalam larutan dan bukan
pada beratnya. Jumlah partikel yang terlarut dalam satu unit air menentukan
osmolalitas atau konsentrasi suatu larutan, yang mempengaruhi perpindahan air
antara kompartemen cairan. Ada tiga istilah yang dihubungkan dengan osmosis :
tekanan osmotik, tekanan onkotik, dan diuresis osmotik.
v Tekanan onkotik adalah tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein (y.i
..albumin)
v Diuretik osmotik terjadi ketika terdapat peningkatan haluran urin yang diakibatkan
oleh ekskresi subtansi seperti glukosa, manitol, atau agens kontras dalam urin.
Difusi
Difusi didefinisikan sebagai kecenderungan alami dari suatu subtansi untuk
bergerak dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke area dengan
konsentrasi yang lebih rendah. Difusi terjadi melalui perpindahan tidak teratur
(random) dari ion dan malekul.
Filtrasi
Tekanan hidrostatik dalam kapiler cenderung untuk menyaring cairan keluar dari
kompartemen vaskuler ke dalam dairan interstisiel.
Ginjal. Volume urin yang biasa pada orang dewasa adalah antara 1 dan 2 liter per
hari. Sebagai aturan umum adalah haluaran kurang lebih 1 ml urin per kilogram dari
berat badan per jam (1 ml/kg/jam) pada semua kelompok usia.
Kulit. Perspirasi kasat mata mengacu pada kehilangan air dan elektrolit yang dapat
terlihat melalui kulit dengan cara berkeringat. Zat terlarut utama dalam keringat
adalah Natrium, Klorida, dan Kalium. Kehilangan keringat yang nyata dapat
bervariasi dari 0 sampai 1000 ml atau lebih setiap jam, tergantung pada suhu
lingkungan. Kehilangan air yang terus menerus melalui evaporasi (kurang lebih
600 ml/hari) terjdi melalui kulit sebagai perspirasi tidak kasat mata, suatu bentuk
kehilangan air yang tidak tampak. Demam banyak meningkatkan kehilangan air
tidak kasat mata melalui paru paru dan kulit, seperti kehilangan barier kulit alami
melalui luka bakar yang luas.
Paru paru. Paru paru normalnya membuang uap air (kehilangan tidak kasat
mata) pada tingkat antara 300 sampai 400 ml setiap hari. Kehilangannya lebih
besar dengan peningkatan frekuensi atau kedalaman pernapasan, atau keduanya.
Berat jenis urin mengukur kemampuan ginjal untuk mengekskresi atau menghemat
air. Berat jenis urin dibandingkan dengan berat air murni, yang mempunyai berat
jenis 1.000. Rentang normal berat jenis adalah 1.001 sampai 1.040. Berat jenis urin
dapat diukur di tempat tidur dengan dengan meletakkan hidrometer atau
urinometer yang dikalibrasi dalam suatu silinder dengan menggunakan kurang lebih
20 ml urin. Berat jenis merupakan indokator indikator konsentrasi yang kurang
dapat diandalkan dibandingkan osmolalitas urin, peningkatan glukosa atau protein
dalam urin dapat menyebabkan berat jenis tinggi yang palsu. Faktor faktor yang
meningkatkan atau menurunkan osmolalitas urin sama dengan faktor faktor yang
mempengaruhi berat jenis urin.
Nitrogen urea darah (BUN). terbentuk dari urea, yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme protein (keduanya dari otot dan masukan makanan). Pemecahan asam
amino menghasilkan amonia dalam jumlah besar, yang diabsorpsi ke dalam aliran
darah. Molekul amonia diubah menjadi urea dan diekresikan dalam urin.
Serum
*Diabetis Insipidus
Kelebihan natrium
Hiperglikemia
Uremia
SIADH
Gagal ginjal
Penggunaan diuretik
Insufisiensi adrenal
Urin
SIADH
Diabetes insipidus
BUN normal adalah 10 sampai 20 mg/dl (SI : 3,5 mmol/L). Kadar BUN beragam
sesuai haluaran urin. Faktor faktor yang meningkatkan BUN termasuk perdarahan
GI, dehidrasi, peningkatan masukan protein, demam, dan sepsis. Faktor faktor
yang menurunkan BUN termasuk penyakit hati tahap akhir, diet rendah protein,
kelaparan, dan kondisi kondisi lain yang menghasilkan perluasan volume cairan
(mis. Kehamilan).
Kreatin merupakan hasil akhir dari metabolisme otot. Kreatinin merupakan indikator
fungsi ginjal yang lebih baik dibandingkan BUN kerena kreatinin tidak beragam
karena masukan protein dan keadaan metabolik. Kreatinin serum normal berkisar
0,6 sampai 1,5 mg/dl (SI : 53 133 mmol/L), meskipun demikian, konsentrasinya
tergantung pada massa otot dan beragam dari satu orang dengan orang lainnya.
Hemotokrit mengukur persentase volume sel darah merah (eristrosit) dalam seluruh
darah dan secara normal bervariasi dari 40% sampai 54% untuk pria dan 37%
sampai 47% untuk wanita. Kondisi kondisi yang meningkatkan hematokrit adalah
dehidrasi dan polisetemia, kondisi yang menurunkan hematokrit adalah overhidrasi
dan anemia.
Nilai natrium urin berubah sesuai dengan masukan natrium dan status volume
cairan (jika masukan natriummeningkat hasilnya adalah peningkatan ekskresi dan
jika volume cairan yang bersirkulasi menurun, natrium dipertahankan). Natrium urin
normal berkisar antara 50 sampai 130 mEq/L (SI : 50 130 mmol/L). Natrium urin
akan berjumlah kurang dari 20 mEq/L selama periode kehilangan cairan dan lebih
besar dari 40 mEq/L jika ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan
natrium dan memekatkan urin.
Mekanisme Homeostatik
Organ organ Tubuh
v Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan ekskresi selektif
cairan tubuh
v Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif subtansi yang
dibutuhkan dan ekskresi selektif substansi yang tidak dibutuhkan
Jantung dan Pembuluh Darah. Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui
ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilkan urin. kegagalan kerja
pompa ini mengganggu perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air
dan elektrolit.
Paru paru. Paru paru juga vital dalam mempertahankan homeostatis. Paru paru
juga mempunyai peran penting dalam mempertahankan keseimbangan asam
basa, seperti yang akan dibahas dalam bab ini. Perubahan perubahan pada proses
penuaan yang normalmenghasilkan penurunan fungsi pernapasan, menyebabkan
kerusakan dalam pegaturan pH pada individu usia lanjut yang menderita gawat
atau mengalami trauma.
Kelenjar Pituitari. Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yang ikenal dengan
nama hormon anti diuretik (ADH), yang disimpan dalam kelenjar pituitariposterior
dan dilepaskan jika diperlukan. Fungsi ADH termasuk mempertahankan tekanan
osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan
mengatur volume darah.
Kelenjar Adrenalin. Aldesteron, suatu mineralokortikoid yang disekresikan oleh zona
glomerulosa (daerah terluar) dari korteks adrenal, mempunyai efek yang mendalam
pada keseimbangan cairan. Peningkatan sekresi aldosteron menyebabkan retensi
natrium (dan karena itu juga retensi air) dan kehilangan kalium. Sebaliknya
penurunan sekresi aldosteron menyebabkan kehilangan natrium dan air sereta
retensi kalium. Kortisol, hormon adrenokortikoid yang lai, hanya mempunyai
sebagian kemampuan mineralokortikoid dari aldosteron. Meskipun demikian, jika
kortisol disekresi dalam jumlah besar, kortisol juga dapat mengakibatkan retensi
natrium dan cairan serta kekurangan kalium.
Kelenjar Paratiroid. Kelenjar paratiroid yang terdapat di sudut kelenjar tiroid,
mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PHT). PHT
mempengaruhi resorpsi tulang, absorpsi kalsium dari usus halus, dan reabsorpsi
kalsium dari tubulus ginjal.
Mekanisme Homeostatis Lain
Baroteseptor, adalah reseptor saraf kecil, mendeteksi perubahan perubahan pada
tekanan dalam pembuluh darah dan menyampaikan informasi ini kepada sistem
saraf pusat. Baroreseptor bertanggung jawab untuk memonitor volume yang
bersirkulasi dan mengatur aktivitas neural simpatis dan parasimpatis sama halnya
seperti aktivitas endokrin. Baroreseptor dikatagorikan sebagai sistem baroreseptor
tekanan rendah dan tekanan tinggi. Baroreseptor tekanan rendah berada dalam
antrium jantung, terutama di antrium kiri. Baroreseptor tekanan tinggi berada
dalam ujung ujung saraf di arkus aorta dan di sinus kardia. Selain itu baroreseptor
tekanan tinggi yang lain berada di arteriol aferen pada aparatus jukstaglomerular
nefron.
Renin adalah suatu enzim yang mengubah angiotensinogen, suatu substansi tidak
aktif yang dibentuk oleh hepar, menjadi angiotensin I dan angiotensin II, dengan
Hormon Anti Diuretik (ADH) dan mekanisme rasa haus mempunyai peran penting
dalam mempertahankan konsentrasi natrium dan masukan cairan oral. Masukan
oral dikendalikan oleh pusat rasa haus yang berada dalam hipotalamus.
Osmoreseptor, terletak pada permukaan hipotalamus, merasakan perubahan dalam
konsentrasi natrium. Jika tekanan osmotik meningkat, neuron neuron mengalami
dehidrasi dan dengan cepat melepaskan impuls impuls ke pituatari posterior yang
meningkatkan pelepasan ADH.
Dalam tubuh kita mengenal istilah Total Body Water (TBW) atau berat total seluruh
cairan dalam tubuh kita. berat cairan dalam tubuh kita berkisar 60% dari berat
badan kita. Hal ini menunjukan komponen terbesar dalam tubuh kita adalah air,
bukan otot. Perlu diketahui, semakin kurus seseorang TBWnya akan semakin tinggi.
Namun, bila orangnya gemuk, TBW akan semakin rendah. Hal ini disebabkan orang
gemuk berisi lebih banyak lemak, sehingga TBWnya lebih rendah. Itu mengapa
kebanyakan orang gemuk akan lebih mudah haus dan mengalami dehidrasi.
60% air dalam tubuh kita, terbagi dalam 3 komponen utama. cairan intraselular,
cairan interstisium, dan cairan plasma, dengan komponen terbanyaknya yakni
cairan intraselular.
ketiganya bisa berubah karena pengaruh lain, sebagi contoh pasien yang diberikan
terapi cairan secara berlebihan dapat terkena edema paru di cairan
ekstraselulernya. Hal ini akan dijelaskan di bawah.
Setelah berbicara mengenai pembagian cairan dalam tubuh kita, sekarang kita
akan membahas mengenai KOMPOSISI CAIRAN
Cairan Plasma. Cairan plasma mengandung Kation Na & K dimana jumlah ion Na
lebih banyak daripada K, sedangkan untuk anionnya adalah Cl. (transport pasif)
Cairan Interstisium. Mirip dengan plasma kok. (transport pasif)
Cairan Intrasel. Pada cairan ini jumlahnya terbalik, K lebih banyak daripada Na
(transport aktif)
Keseimbangan cairan dalam tubuh digambarkan sebagi berikut:
Misalnya dalam kondisi normal, tekanan hidrostatik di INTRAVASKULER = 40 mmHg
sedangkan di INTERSTISIUM = 30 mmHg. Hal ini berarti terdapat driving force
sebesar 10 mmHg yang akan mendorong cairan dari intravaskular keluar menuju
interstisium.
Namun bila kita masih melakukan rehidrasi pada pasien dengan kondisi normal
seperti ini, misalnya kita beri IV line Ringer Laktat 1000 ml dalam 30 menit maka
akan meningkatkan volume cairan intravaskular (tadinya 40, jadi 70 misalnya).
Namun tekanan di interstisium tetap 30, sebab volumenya tidak bertambah.
Sekarang driving forcenya meningkat, yang tadinya cuma 10 menjadi 40, sehingga
cairan intravas keluar lebih banyak lagi ke interstisium dan terjadilah penumpukan
cairan di interstisium. Hal inilah yang menjelaskan kenapa bisa terjadi edema paru
pada pasien tertentu.
RESUSITASI CAIRAN.
MAINTENANCE
Fungsi maintenance ini mirip dnegan fungsi untuk mempertahankan homeostasis.
Misalnya dnegan menggunakan elektrolit komposisi lengkap (Na, Cl, K, Mg, Zn),
atau cairan bernutrisi seperti dextrose, xylitol, asam amino, lipid dll.
Contoh cairan yang digunakan adalah KNMY, KNIB, KN 3A,triofulsin dll.
Untuk memberikan cairan ini kita harus memperhatikan osmolalitas. Kelebihan dari
cairan kristaloid adalah tidak ada efek samping. Mudah dieliminasi tubuh dan
murah.
DEXTROSE 5%
Dextrose 5% adalah cairan yang tidak mempunyai elektrolit, Na nya 0, Cl nya juga
0, oleh karena itu cairna ini tidak boleh dipergunakan untuk resusitasi, karena justru
dapat menyebabkan swelling. Namun cairan ini dapat digunakan untuk
maintenance.
KOLOID
Cairan koloid mengandung berat molekul yang tinggi sehingga dapat bertahan lebih
lama di intravaskular (albumin 5% dapat bertahan 24 jam). Cairan jenis ini dapat
mempertahankan volume intravaskular lebih lama dibandingkan cairan kristaloid. .
Intinya semakin tinggi BM semakin lama di intravaskular. Namun tidak berarti kita
lantas memberikan cairan yang tinggi BM sebab efek samping dari BM yang tinggi
dapat berupa renal failure atau perdarahan tiba-tiba.
Pertanyaan terakhir. Mana yang lebih baik? Kristaloid tidak berefek smaping, murah
tapi tidak bertahan lama? ataukah cairan koloid yang mampu bertahan lebih lama
di intravaskular?
Menurut dosen saya, sebenernya mereka berdua sama aja, perdebatan mengenai
ini blum selesai hingga sampe sekarang. Ada yang pro kristaloid, ada yang pro
koloid, dan ada jga yang pro kombinasi keduanya
TINJAUAN TEORITIS
Kongesti/Bendungan/Hiperemia
Hyperemia yaitu suatu keadaan yang diserta meningkatnya volume darah dalam
pembuluh darah yang melebar.
1.
a.
b.
Hiperemi kronik, biasanya diikuti oleh oedem, atrofi dan degenerasi kadangkadang sampai nekrosis atau terjadi juga proliferasi jaringan ikat.
2.
a.
Hiperemi aktif, yang terjadi karena jumlah darah arteri pada sebagian tubuh
bertambah, biasanya terjadi secara akut. Hal ini terjadi karena arteriol atau kapiler
mengalami dilatasi akibat terangsangnya syaraf vasodilator atau kelumpuhan
vasokonstriktornya.
b.
Hiperemi pasif, terjadi karena jumlah darah vena atau aliran darah vena
berkurang dan terjadinya dilatasi pembuluh vena dan kapiler.hiperemi jenis ini
biasanya kronik tetapi dapat juga terjadi secara akut. Hiperemi pasif ini disebut juga
Bendungan Hipostatik.
B.
Edema
Hidrothoraks
2.
Hidropericardium
3.
Oedema umum (anasarca) disebut juga dropsy adalah penimbunan cairan dalam
jaringan subkutis dan rongga tubuh.
Ada lima mekanisme yang berhubungan dengan oedema seperti dibawah ini
a.
Tekanan hidrostatik ini merupakan daya untuk menginfiltasi cairan melalui dinding
kapiler.Bila tekanan hidrostatik ini lebih besar dari pada tekanan osmotic dalam
pembuluh darah maka akan terjadi oedema.
c.
Tekanan ostomik darah lebih besar dari pada limfe. Daya atau kesanggupan
permeabilitas ini bergantung kepada substansi semen (cement substance) yang
mengikat sel-sel endotel tersebut.
d.
Obstruksi limfatik
Cairan tubuh sebenarnya berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme sel,
sebagian cairan interstitium dengan zat-zat yang melarut akan diserap lagi melalui
dinding kapiler darah masuk kedalam saluran darah dan sebagian lain yang
mengandung sejumlah protein masuk kedalam saluran limfe.
e.
Natrium adalah zat terlarut utama yang menahan air didalam cairan ekstra sel oleh
karena itu, mekanisme pengaturan seksesi natriun oleh ginjal adalah yang paling
bertanggung jawab bagi pengaturan volume caiaran dalam tubuh.
Macam-macam oedema:
Oedema ada yang setempat dan ada juga yang menyeluruh atau umum disebut
oedema anasarka. Jenis oedema:
a.
Pitting oedema, mengacu pada perpindahan cairan interstitium yaitu tekanan
jari pada kulit yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas memerlukan
waktu 5-30 untuk kembali pada keadaan semula.
b.
Non pitting oedema, kadang-kadang cairan interstitiel yang sudah oedema
berat tidak dapat dipindahkan ke daerah lain dengan jalan penekanan
C.
Perdarahan (Hemorhagi)
Hemorhagi dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri, atau jantung. Hemorhagi dapat
terjadi karena darah keluar dari susunan kardiovaskuler atau karena diapedesis
(artinya eritrosit keluar dari pembuluh darah yang tampak utuh).
1.
a.
1). Petechiae, yaitu perdarahan kecil-kecil bidawah kulit yang terjadi secara
spontan,
biasanya pada kapiler-kapiler.
2). Echymosis, yaitu perdarahan yang lebih besar dari petechiae, yang terjadi
secara
Spontan.
3). Purpura, yaitu perdarahan yang berbentuk bercak, basarnya bercak antara
petechiae dan echymosis.
b.
Mukosa
c.
Serosa
d.
2.
a.
Hematoma, yaitu penimbunan darah setempat, diluar pembuluh darah,
biasanya telah membeku, sering menonjol seperti suatu tumor pada suatu jaringan.
b.
Apopleksi, yaitu penimbunan darah yang dihubungkan dengan perdarahan
otak.
c.
Hemoptysis, yaitu perdarahan pada paru-paru atau salurannya kemudian
dibatukkan keluar.
d.
Hematemesis, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui muntah
(muntah darah).
e.
Melena, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui anus
sehingga feces berwarna hitam
3.
Etiologi perdarahan
a.
b.
Trauma
c.
Proses patoloogik
d.
e.
4.
a.
Perddarahan local
Tergantung lokasi perdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak tampak gejala
(tidak penting), sedangkan bila lokasinya vital, seperti pada:
1). Medulla oblongata, akan timbul kematian.
2). Otak, mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan.
3). Rongga pleura, mengakibatkan volume paru mengecil
b.
Perdarahan sistemik
Tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan. Bila akut dan banyak maka
dapat menyebabkan kollaps sehingga semua organ tubuh akan iskhemi dan tampak
pucat. Bila kronis, sedikit-sedikit dan berulang atau terus menerus akan timbul
kekurangan zat besi sehingga mengakibatkan anemia hipokhrom dan tejadi pula
kelainan sum-sum tulang.
.
D.
Trombosis
Trombus adalah suatu masa yang tersusun dari unsur-unsur darah didalam
pembuluhan darah. Proses pembentukan thrombus dinamakan thrombosis.
Etiologi
a.
c.
a.
b.
Berbentuk saddle (Ridding thrombus), bentuk memanjang masuk ke cabang
pembuluh darah
c.
Yang menempel pada dinding dan bagian lainnya menempel pada lumen
(mural atau parietal)
d.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/2042303-gangguansirkulasi-dan-cairan-tubuh/#ixzz2Ls2Uk1sB
(
Gambar 1
. Alat transportasi )
1.
Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecualitumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yangdibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasilmetabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.Istilah medis yang berkaitan
dengan darah diawali dengan kata
hemoatau
hematoyang berasal dari bahasa Yunani
haima
yang berarti darah.Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalahmengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
jugamenyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme,dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuanmempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari
sistemendokrin juga diedarkan melalui darah.Darah manusia berwarna merah,
antara merah terang apabila kaya oksigensampai merah tua apabila kekurangan
oksigen. Warna merah pada darahdisebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(
respiratory protein
) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnyamolekulmolekul oksigen.Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti
darah mengalirdalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah
dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme
berupa karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis,
lalu dibawakembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah
dikirimkan keseluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah
mengedarkan oksigen keseluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut
pembuluh kapiler. Darahkemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena
cava superior danvena cava inferior.Darah juga mengangkut bahan bahan sisa
metabolisme, obat-obatan danbahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke
ginjal untuk dibuang sebagaiair seni. komposisi darah terdiri dari beberapa jenis
korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa
cairan kekuningan yangmembentuk medium cairan darah yang disebut plasma
darah.(
Gambar 2
. Bagian-bagian dalam darah)Bagian-bagian darah yaitu :a.