Anda di halaman 1dari 88

Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi

Sirkulasi 1
SISTEM KARDIOVASKULER
Sistem sirkulasi terdiri dari atas sistem kardiovaskuler dan limfe. Sistem
karidovakuler terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:
1. Jantung, yang berfungsi untuk memompa darah.
2. Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah menuju ke jaringan
dan sebaliknya.
3. Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat makanan dsb ke
jaringan dan sebaliknya.
Jantung
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara ritmis,
dan berfungsi memompa darah dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding
jantung terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu,
1. Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi oleh
endotel. Endokardium tersusun atas jaringan penyambung jarang dan banyak
mengandung vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem penghantar
impuls.
2. Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2
kelompok; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan
impuls sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3. Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas viseral
perikardium. Sebelah luar diliputi oleh epitel selapis gepeng (mesotel). Jaringan
adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul dalam lapisan ini.
Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas jaringan
fibrosa padat menyerupai aponeurosis yang pada kedua permukaannya dibatasi
oleh
lapisan endotel.
Persyarafan jantung tersusun atas sistem yang menimbulkan dan
menghantarkan impuls pada jantung. Sistem yang menimbulkan dan

menghantarkan impuls dari jantung terdiri atas beberapa struktur yang


memungkinkan bagi atrium dan ventrikel untuk berdenyut secara berurutan dan
memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa yang efisien. Sistem ini terdiri
atas:
1. Simpul sinoatrial (dari Keith dan Flack) sebagai alat pacu (pace maker) jantung.
2. Simpul atrioventrikuler (dari Tawara).
3. Juga terdapat berkas atrioventrikuler (berkas His) yang berasal dari simpul
atrioventrikuler dan berjalan ke ventrikel, bercabang dan mengirimkan
cabangcabang ke kedua ventrikel.
Otot jantung mempunyai kemampuan autostimulasi, tidak tergantung dari
impuls syaraf. Sel-sel otot jantung yang telah diisolasi dapat berdenyut dengan
iramanya sendiri. Pada otot jantung, sel-sel ini sangat erat berhubungan dan terjadi
pertukaran informasi dengan adanya gap junction pada discus interkalaris.
Bagian parasimpatis dan simpatis sistem autonom mempersyarafi jantung
membentuk pleksus-pleksus yang tersebar luas pada basis jantung. Pada
daerahdaerah yang dekat dengan simpul sinoatrial dan atrioventrikuler, terdapat
sel-sel Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem
Sirkulasi Sirkulasi 2
syaraf ganglion dan serabut-serabut syaraf. Syaraf-syaraf ini mempengaruhi irama
jantung, dimana perangsangan bagian parasimpatis (nervus vagus) menimbulkan
perlambatan denyut jantung, sedangkan perangsangan syaraf simpatis
mempercepat
irama pace maker.
Pembuluh Darah
Struktur Umum Pembuluh-Pembuluh Darah
Pembuluh darah biasanya terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut:
1. Tunika intima (tunika interna) terdiri atas selapis sel endotel yang membatasi
permukaan dalam pembuluh. Di bawah endotel adalah lapisan subendotel,
terdiri atas jaringan penyambung jarang halus yang kadang-kadang mengandung
sel otot polos yang berperan untuk kontraksi pembuluh darah.
2. Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos yang tersusun melingkar (sirkuler).

Pada arteri, tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh suatu membrana
elastik interna. Membran ini terdiri atas elastin, biasanya berlubang-lubang
sehingga zat-zat dapat berdifusi melalui lubang-lubang yang terdapat dalam
membran dan memberi makan pada sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding
pembuluh. Pada pembuluh besar, sering ditemukan membrana elstika externa
yang lebih tipis yang memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang
terletak di luar.
3. Tunika adventitia terdiri atas jaringan penyambung dengan serabut-serabut
elastin. Pada pembuluh yang lebih besar, vasa vasorum (pembuluh dalam
pembuluh) bercabang-cabang luas dalam adventitia.
4. Vasa vasorum memberikan metabolit-metabolit untuk adventitia dan tunika
media pembuluh-pembuluh besar, karena lapisan-lapisannya terlalu tebal untuk
diberi makanan oleh difusi dari aliran darah.
Aorta
Tunica intima: endothelium - sel berbentuk poligonal selapis, subendothelium serabut elastis, kolagen, fibroblast, sel-sel otot polos. Serabut elastis
membentuk membrana elastica interna, tidak sejelas pada arteri ukuran
medium, dan terlihat berlubang-lubang.
Tunica media: membrana fenestrata - dibentuk oleh serabut elastis, sel-sel otot
polos tampak pada jaringan ikat diantara membrana fenestrata.
Tunica adventitia: jaringan ikat longgar tipis vasa vasorum
Arteri
Berdasarkan ukurannya, arteri dapat diklasifikasikan menjadi (1) arteri besar atau
arteri elastis; (2) arteri ukuran sedang, arteri muskuler, dan (3) arteriola.
1. Arteri besar (arteri elastin) termasuk aorta dan cabang-cabang besarnya. Arteri
jenis ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: (1) Intima, dibatasi oleh sel-sel
endotel. Pada arteri besar membrana basalis subendotel kadang-kadang tidak
terlihat. Membrana elastika interna tidak selalu ada. (2) Lapisan media terdiri
atas serangkaian membran elastin yang tersusun konsentris. (3) Tunika Handout
Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi Sirkulasi 3

adventitia tidak menunjukkan membrana externa, relatif tidak berkembang dan


mengandung serabut-serabut elastin dan kolagen.
2. Arteri ukuran sedang dan kecil memiliki lapisan muskuler yang tebal. Sel-sel
ini bercampur dengan sejumlah serabut elastin serta kolagen dan proteoglikan.
3. Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus), bergaris tengah
kurang dari 0,5 mm dan relatif mempunyai lumen yang sempit. Memiliki tunika
intima dengan tanpa lapisan subendotel dan umumnya tidak mempunyai
membrana elastik interna. Lapisan media adalah lapisan sel-sel otot polos yang
tersusun melingkar. Lapisan adventitia tipis, tidak berkembang dengan baik dan
tidak menunjukkan adanya membrana elastik externa.
Histofisiologi Arteri
Arteri besar juga dinamakan pengangkut karena fungsi utamanya adalah
mengangkut darah. Fungsi arteri ukuran sedang sebagai arteri penyalur yaitu untuk
menyediakan darah pada berbagai organ.
Perubahan arteriosklerosis pada umumnya mulai pada lapisan subendotel,
berjalan ke tunika media. Lesi lapisan intima dan lapisan tengah yang ditemukan
pada arteriosklerosis yang disertai dengan destruksi jaringan elastin dan akibatnya
kehilangan elastisitas adalah akibat gangguan sirkulasi yang berat.
Anastomosis Arteriovenosa
Hubungan langsung antara sirkulasi arteri dan vena. Anastomosis
arteriovenosa ini tersebar di seluruh tubuh dan umumnya terdapat pada
pembuluhpembuluh kecil berfungsi mengatur sirkulasi pada daerah tertentu,
terutama pada
jari, kuku, dan telinga. Sistem ini mempunyai peranan pengaturan sirkulasi pada
berbagai organ dan berperanan pada beberapa fenomena fisiologi seperti
menstruasi, perlindungan terhadap suhu yang rendah, dan ereksi. Anastomosis
arteriovenosa banyak dipersyarafi oleh sistem syaraf simpatis dan parasimpatis.
Selain mengatur aliran darah pada berbagai organ, anastomosis ini mempunyai
fungsi termoregulator yang khususnya terbukti pada kulit ekstremitas.
Vena

Tunica intima: endothelium - selnya pipih selapis, subendothelium - jaringan


ikat tipis langsung berhubungan dengan tunica adventitia.
Tunica media: tidak ada.
Tunica adventitia: jaringan ikat longgar dengan serabut colagen yang
membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblast tampak diantaranya. selsel
otot polos tampak pula.
Vena biasanya digolongkan menjadi:
1. Venula, garis tengah 0,2 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri atas
endotel, tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel otot polos, dan lapisan
adventitia merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas jaringan
penyambung yang kaya akan serabut-serabut kolagen.
2. Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 9 mm. Tunika
intima biasanya mempunyai lapisan subendotel yang tipis, tetapi hal ini pada
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 4
suatu saat mungkin tidak ada. Tunika media terdiri atas berkas-berkas kecil otot
polos yang bercampur dengan serabut-serabut kecil kolagen dan jala-jala halus
serabut elastin. Lapisan kolagen adventitia berkembang dengan baik.
3. Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan baik. Tunika
media jauh lebih kecil, dengan sedikit sel-sel otot polos dan banyak jaringan
penyambung. Tunika adventitia adalah lapisan yang paling tebal dan pada
pembuluh yang paling besar dapat mengandung berkas-berkas longitudinal otot
polos. Di samping perbedaan lapisan ini, vena ukuran-kecil atau sedang
menunjukkan adanya katup-katup di dalamnya. Struktur ini terdiri atas 2 lipatan
semilunaris dari lapisan dalam pembuluh yang menonjol ke dalam lumen.
Mereka terdiri atas jaringan penyambung elastin dan dibatasi pada kedua sisinya
oleh endotel. Katup-katup khususnya banyak pada vena anggota badan (lengan
dan tungkai). Mereka mendorong darah vena ke arah jantung--- berkat kontraksi
otot-otot rangka yang terletak di sekitar vena.
Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim,

melingkar dalam bentuk tabung, mengelilingi ruang silindris, garis tengah rata-rata
kapiler berkisar dari 7 sampai 9 m. Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis
menurut struktur dinding sel endotel.
1. Kapiler kontinu. Susunan sel endotel rapat.
2. Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori diantara sel
endotel. Kapiler perforata biasanya ditemukan dalam jaringan-jaringan dimana
terjadi pertukaran-pertukaran zat dengan cepat antara jaringan dan darah,
seperti yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar endokrin.
3. Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-40 m),
sirkulasi darah lambat, tidak memiliki dinding yang dibatasi kontinu oleh sel
sel endotel, tetapi terbuka pada ruangruang antara sel, dan adanya sel dengan
dinding bulat selain sel endotel yang biasa dengan aktivitas fogositosis. Kapiler
sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ hemopoetik seperti
sumsum tulang dan limpa. Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid
pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah, sehingga cairan darah
dan makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-balik antara kedua
ruangan tersebut.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan lainnya)
membentuk jala-jala antar arteri-arteri dan vena-vena kecil. Arteriol bercabang
menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang mempunyai lapisan otot polos yang tidak
kontinu, yang disebut metarteriol. Metarteriol bercabang menjadi kapiler-kapiler
yang membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol membantu mengatur, tetapi tidak
menghentikan sama sekali sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan
tekanan dalam dua sistem. Suatu cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter,
terdapat pada tempat asal kapiler dari metarteriol. Sfinkter prekapiler ini dapat
menghentikan sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala tidak
berfungsi semua secara serempak, dan jumlah kapiler yang berfungsi dan terbuka
tidak hanya tergantung pada keadaan kontraksi metarteriol tetapi juga pada
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 5

anastomosis arteriovenosa yang memungkinkan metarteriol langsung


mengosongkan darah kedala vena-vena kecil. Antar hubungan ini banyak sekali
pada otot rangka dan kulit tangan dan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis
arteriovenosa berkontraksi, semua darah harus berjalan melalui jala-jala kapiler.
Bila ia relaksasi, sebagian darah mengalir langsung ke vena bukan mengalir ke
dalam kapiler. Sirkulasi kapiler diatur oleh rangsang syaraf dan hormon.
Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati 6000 m. Garis
tengah totalnya kira-kira 800 kali lebih besar daripada garis tengah aorta. Suatu
unit
volume cairan dalam kapiler berhubungan dengan luas permukaan yang lebih besar
daripada volume yang sama dalam bagian sistem lain. Aliran darah dalam aorta
rata-rata 320 mm/detik; dalam kapiler sekitar 0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat
dimisalkan dengan suatu danau di mana sungai-sungai masuk dan keluar;
dindingnya yang tipis dan alirannya yang lambat, kapiler merupakan tempat yang
cocok untuk pertukaran air dan solut antara darah dan jaringan-jaringan.
Morfologi Dasar Permeabilitas Kapiler
Tempat pertukaran zat-zat antara darah dan jaringan dan sebaliknya.
Permeabilitas kapiler dalam berbagai organ berbeda bermakna. Misalnya, pada
glomerulus ginjal, mereka kira-kira 100 kali lebih permeabel daripada kapilerkapiler
jaringan otot. Pada keadaan-keadaan abnormal, seperti peradangan,
penyuntikan bisa ular atau lebah, dan sebaginya, permeabilitas kapiler sangat
meningkat. Keadaan ini jelas merubah permeabilitas hubungan antara sel-sel
endotel. Dalam keadaan seperti ini, zat-zat koloid setebal elektron dapat ditemukan
berjalan dari lumen kapiler dan venula kecil masuk ke jaringan sekitarnya dengan
menembus hubungan sel-sel endotel. Leukosit dapat meninggalkan aliran darah
dengan lewat antara sel-sel endotel, dan masuk ruang jaringan dengan proses yang
dinamakan diapedesis.
Sistem Vaskuler Limfe
Pembuluh limfe, merupakan saluran tipis yang dibatasi endotel berperan
dalam pengumpulan cairan dari ruang-ruang jaringan dan mengembalikannya ke

darah. Cairan ini dinamakan cairan limfe. Limfe hanya beredar dalam satu arah,
yaitu ke arah jantung.
Kapiler limfe berasal dari berbagai jaringan sebagai pembuluh tipis dengan
ujung buntu. Mereka terdiri atas satu lapisan endotel. Pembuluh yang tipis ini
bergabung dan berakhir sebagai 2 batang besar, yaitu ductus thorasicus dan ductus
limphaticus dexter, yang mengosongkan limfe ke dalam peralihan vena jugularis
interna dengan vena jugularis interna dexter. Di antara pembuluh-pembuluh limfe
terdapat kelenjar-kelenjar limfe. Dengan pengecualian sistem syaraf dan sumsum
tulang, sistem limfe ditemukan pada hampir semua organ.
Pembuluh limfe mempunyai struktur yang mirip dengan vena kecuali
mereka mempunyai dinding yang lebih tipis dan tidak mempunyai batas yang nyata
antara ketiga lapisan (intima, media, dan adventitia). Seperti vena, mereka
mempunyai banyak katup-katup interna. Akan tetapi, katup-katup ini lebih banyak
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 6
pada pembuluh limfe. Antara katup-katup pembuluh limfe melebar dan mempunyai
bentuk noduler.
Seperti vena, sirkulasi cairan limfe dibantu oleh kerja gaya eksterna
(misalnya kontraksi otot-otot sekitarnya) pada dindingnya. Gaya-gaya ini bekerja
secara tidak kontinu, dan aliran limfe terutama terjadi sebagai akibat adanya
banyak
katup dalam pembuluh ini dan irama kontraksi otot-otot polos yang terdapat dalam
dindingnya.
Duktus limfaticus ukuran besar mempunyai struktur yang mirip dengan
vena dengan penguatan otot polos pada lapisan media. Pada lapisan ini,
berkasberkas otot tersusun longitudinal dan sirkuler, dengan serabut-serabut
longitudinal
lebih banyak. Tunika Adventitia relatif kurang berkembang.
SEL-SEL DARAH
Darah dibentuk dari 2 bagian yaitu: elemen atau sel-sel darah, dan plasma.
Elemen tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan

trombosit. Darah adalah jaringan penyambung khusus yang terdiri atas sel-sel dan
banyak irterstitial ekstrasel. Serum darah susunannya sama seperti plasma kecuali
bahwa ia tidak mempunyai fibrinogen dan beberapa faktor-faktor protein yang
diperlukan untuk pembentukan bekuan dan mengandung serotonin yang jumlahnya
bertambah.
Darah yang dikumpulkan dan dicegah dari pembekuan dengan
menambahkan antikoagulan (heparin, sitrat, dan sebagainya), bila disentrifuge akan
terpisah, menjadi lapisan-lapisan yang menggambarkan heterogenitasnya. Hasil
yang diperoleh dengan sedimentasi ini, yang dilakukan dalam tabung gelas ukuran
standard adalah hematokrit.
Hematokrit memungkinkan memperkirakan volume kumpulan eritrosit per
unit volume darah. Nilai normalnya adalah 40-50% pada laki-laki dewasa, 35-45%
pada perempuan dewasa, kira-kira 35% pada anak-anak sampai berusia 20 tahun,
dan 45-60% pada bayi yang baru lahir. Cairan translusen, kekuningan dan sedikit
kental yang terletak di atas bila hematrokrit diukur adalah plasma darah. Bentuk
elemen darah terpisah dalam 2 lapisan yang mudah dibedakan. Lapisan bawah
menyatakan 42-47% seluruh volume darah terdapat dalam tabung hematrokit. Ia
berwarna merah dan dibentuk dari entrosit. Lapisan tepat di atasnya (1% volume
darah) yang berwarna putih atau kelabu, dinamakan buffy coat yang terdiri atas
leukosit dan trombosit.
Leukosit, sebagian diantaranya adalah fagositik, merupakan salah satu dari
pertahanan utama terhadap infeksi dan beredar ke seluruh tubuh melalui sistem
vaskuler darah. Dengan menembus dinding kapiler, sel-sel ini terkonsentrasi
dengan cepat dalam jaringan dan berpartisipasi pada peradangan.
Sistem vaskuler darah juga merupakan alat transport oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2); yang pertama terutama terikat pada hemoglobin eritrosit,
sedangkan yang terakhir, selain terikat pada protein eritrosit (terutama
hemoglobin), juga diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma sebagai CO2 atau
dalam bentuk HCO3. Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi
Anatomi Sistem Sirkulasi Sirkulasi 7

Plasma mentransport metabolit-metabolit dari tempat absropsi atau


sintesisnya, menyalurkannya ke berbagai daerah organisma. Ia juga mentransport
sisa-sisa metabolisme, yang dibuang dari darah oleh organ-organ ekskresi. Darah,
merupakan alat distribusi hormon-hormon, memungkinkan pertukaran pesan-pesan
kimia antara organ-organ yang jauh untuk fungsi normal sel. Selanjutnya ia
berperanan dalam pengaturan distribusi panas dan keseimbangan asam-basa dan
osmotik.
Susunan plasma
Plasma adalah suatu larutan aqueous yang mengandung zat-zat dengan berat
molekul besar dan kecil yang merupakan 10% volumenya.
1. Protein-protein plasma merupakan 7%
2. Garam-garam anorganik 0,9%
3. Sisanya yang 10% terdiri atas beberapa senyawa organik dari berbagai asal
asam amino, vitamin, hormon, lipid, dan sebagainya.
Melalui dinding kapiler plasma berada dalam keadaan keseimbangan
dengan cairan interstitial jaringan. Susunan plasma biasanya merupakan indikator
susunan rata-rata cairan ekstrasel pada umumnya.
Protein-protein plasma dapat dipisahkan pada ultrasentrifuge atau dengan
elektroforesis menjadi albumin; alfa, beta dan gama globulin; dan fibrinogen.
Albumin adalah komponen utama dan mempunyai peranan utama
mempertahankan
tekanan ostomotik darah. Gama globulin adalah antibodi dan dinamakan
imunoglobulin. Fibrinogen diperlukan untuk pembentukan fibrin dalam langkah
terakhir pembekuan.
Beberapa zat yang tidak larut, atau hanya sedikit larut dalam air dapat
ditransport oleh plasma karena mereka berikatan dengan albumin atau dengan alfa
dan beta globulin. Misalnya, lipid tidak larut dalam plasma, tetapi berikatan dengan
bagian hidrofobik molekul protein. Karena molekul ini juga mempunyai bagian
hidrofilik, kompleks lipid-protein larut dalam air.
Sel-sel darah umumnya dipelajari dalam sediaan apus atau sediaan dengan

menyebarkan setetes darah dengan tipis di atas slide mikroskop. Darah harus
tersebar rata di atas slide dan dibiarkan mengering dengan cepat di udara. Pada
lapisan seperti ini sel-sel terlihat dengan jelas dan berbeda satu sama lain.
Sitoplasmanya terentang, sehingga mempermudah observasi inti dan organisasi
sitoplasmanya.
Elemen-Elemen Darah
1. Eritrosit
Eritrosit mamalia tidak memiliki inti, dan pada manusia berbentuk cakram
bikonkav dengan garis tengah 7,2 m (gambar 13-4). Eritrosit dengan garis tengah
yang lebih besar dari 9 m dinamakan makrosit, dan yang mempunyai garis tengah
kurang dari 6 m dinamakan mikrosit. Bentuk bikonkav menyebabkan eritrosit
mempunyai permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas. Eritrosit
manusia dapat hidup (life span) dalam sirkulasi sekitar 120 hari. Eritrosit yang
tidak digunakan dibuang dari sirkulasi oleh sel-sel limpa dan sumsum tulang.
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 8
Konsentrasi normal eritrosit dalam darah sekitar 4,5-5 juta/L pada wanita dan 5
juta/L pada pria. Eritrosit kaya akan hemoglobin. Molekul hemoglobin (suatu
conjugated protein) terdiri atas 4 subunit, masing-masing mengandung gugus heme
yang dihubungkan dengan suatu polipeptida. Gugus heme adalah suatu derivat
porfirin yang mengandung besi dalam bentuk ferro (Fe
2+).
2. Leukosit
Berdasarkan granula (buitran-butiran) spesifik pada sitoplasmanya, sel-sel
darah putih digolongkan dalam 2 kelompok: granulosit dan agranulosit.
Berdasarkan morfologi inti leukosit juga dapat dibagi dalam sel-sel
polimorfonuklear dan mononuklear dipandang. Selain itu, mereka dapat
digolongkan berdasarkan asal mula sebagai sel-sel mieloid atau limfoid, tergantung
dari asalnya.
Granulosit mempunyai bentuk inti tidak teratur, dalam sitoplasma terdapat

granula spesifik yang dinamakan neutrofil, eosinofil, basofil. Agranulosit


mempunyai inti dengan bentuk teratur, sitoplasma tidak mempunyai
granulagranula nonspesifik, tetapi mungkin mempunyai granula-granula nonspesifik
khas
seperti granula azurofilik yang juga terdapat dalam leukosit lainnya. Tergantung
pada bentuk intinya dan sifat pewarnaan sitoplasma, agranulosit dapat digolongkan
sebagai limfosit atau monosit.
Leukosit berperanan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap zat-zat asing. Bila tersuspensi dalam sirkulasi darah mereka berbentuk
sferis tetapi mampu berubah menjadi seperti amoeba bila menemukan substrat
padat. Melalui proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan
menerobos antara sel-sel endotel dan menembus ke dalam jaringan penyambung.
Jumlah leukosit dalam jaringan penyambung demikian banyak sehingga mereka
dianggap merupakan komponen seluler normal jaringan tersebut. Jumlah leukosit
per mikroliter (L) darah pada orang dewasa normal adalah 4-11 ribu.
3. Neutrofil
Neutrofil memiliki satu inti yang terdiri atas 2-5 lobus (bersegmen)
biasanya 3 lobus satu sama lain saling dikaitkan oleh benang-benang halus
kromatin. Neutrofil berperan didalam garis depan pertahanan seluler terhadap
invasi kuman-kuman. Neutrofil mengfagosit partikel-partikel kecil dengan aktif,
dan hal ini mungkin disebabkan spesialisasi membrannya untuk proses ini. Sel-sel
yang tidak aktif berbentuk sferis, tetapi waktu beredar bentuknya berubah, dimana
mereka bermigrasi dengan pseudopodia.
4. Eosinofil
Eosinofil jumlahnya jauh lebih sedikit daripada neutrofil, hanya 1- 4%
leukosit dalam darah normal. Inti biasanya berlobus dua. Ciri khas eosinofil adalah
adanya granula ovoid yang diwarnai merah oleh eosin (granula asidofilik).
Eosinofil mampu melakukan gerakan amoeboid dan mampu melakukan fagositosis,
walaupun fagositosisnya lebih lambat tetapi lebih selektif daripada neutrofil. Fungsi
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 9

eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap kompleks antigen-antibodi.


Infeksi oleh parasit.
5. Basofil
Jumlah basofil hanya 0-1% dari leukosit darah. Basofil mempunyai satu inti
besar dengan bentuk pilinan ireguler, umumnya dalam bentuk huruf S. Sitoplasma
basofil terisi oleh granula-granula yang lebih besar daripada granula yang terdapat
dalam granulosit lainnya. Granula-granula ini bentuknya ireguler. Dalam keadaan
tertentu, basofil merupakan jenis sel utama pada tempat peradangan. Keadaan ini
dinamakan hipersensitivitas kulit (alergi) basofil. Seperti granulosit lainnya, basofil
mampu bergerak amoeboid dan melakukan fagositosis, walaupun dalam hal ini
mereka tidak sangat aktif.
6. Limfosit
Limfosit merupakan sel sferis dengan garis tengah 6-8 m, dikenal sebagai
limfosit kecil. Sitoplasma limfosit kecil sedikit sekali, dan pada sediaan apus darah
tampak sebagai lingkaran sekitar inti. Klasifikasi limfosit berdasarkan tanda-tanda
molekuler khusus pada permukaan membran sel-sel tersebut. Beberapa
diantaranya
membawa reseptor seperti imunoglobulin yang mengikat antigen spesifik pada
membrannya yang tidak terdapat pada lainnya, dan mereka juga menunjukkan
perbedaan letak dan kelas imunoglobulin yang mereka kandung.
Terdapat pembagian fungsi limfosit. Sel-sel prekursor yang terdapat dalam
sumsum tulang pada kehidupan fetus yang lanjut dan postnatal mampu
mengadakan perbedaan dan menjadi sel-sel imunokompeten pada tempat-tempat
di
luar sumsum tulang. Pada burung, diferensiasi ini terjadi dalam 2 tempat yang
berbeda : bursa Fabricius dan timus. Bursa Fabricius merupakan suatu massa
jaringan limfoid dalam kloaka burung progenitor limfosit berdiferensiasi menjadi
sel-sel plasma, yang menghasilkan antibodi imunoglobulin terhadap antigen
spesifik. Mereka berperanan dalam kekebalan humoral tubuh. Limfosit-limfosit ini
dinamakan limfosit B (bursa-dependent). Pada mamalia, bursa Fabricius tidak ada,

tetapi sel-sel progenitor sumsum berdiferensiasi menjadi sel-sel B dalam daerah


yang bursa equivalen, suatu daerah yang belum diketahui dengan pasti yang
dihubungkan dengan saluran pencernaan atau dengan sumsum tulang itu sendiri.
Sel plasma dan sel memori yang dapat menghasilkan antibodi (immunoglobulin).
Timus, undifferentiated lymphosites yang berasal dari sumsum tulang
dirangsang menjadi sel-sel progenitor yang berfungsi dalam kekebalan seluler
organisma. Limfosit-limfosit ini dinamakan limfosit T (Thymus dependent).
Timus dan bursa ekuivalen pada mamalia dinamakan organ limfoid sentral,
dan limfosit berdiferensiasi dalam daerah-daerah koloni organ tubuh lain ini di
mana jaringan limfoid ditemukan berkapsul, difus, atau dalam bentuk organ.
Dalam darah, sebagian besar limfosit adalah sel-sel T dan bertanggung
jawab terhadap reaksi-reaksi imun yang diperantarai sel tidak tergantung pada
antibodi yang beredar bebas.
Penolakan cangkokan adalah suatu contoh reaksi imun yang diperantarai
sel. Pada jenis respon imun ini. Limfosit T langsung mengikat sel-sel asing dan
menghasilkan faktor-faktor yang bekerja pada cangkokan sel yang terdapat di
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 10
sekitarnya. Berdasarkan alasan ini, reaksi-reaksi yang diperantarai sel yang
berlangsung bila limfosit T itu sendiri terdapat mengeluarkan faktor-faktor tersebut
dalam lingkungan sekitarnya. Limfosit T memegang peranan penting dalam
penentuan tipe dan jumlah antibodi yang dihasilkan oleh beberapa limfosit B.
Limfosit B menimbulkan memory cells. Ini adalah limfosit yang
sebelumnya telah terkena antigen tetapi tidak berdiferensiasi menjadi sel-sel
plasma. Bila mereka kelak mengadakan kontak dengan antigen yang sama lagi,
selsel yang teraktivitas ini dengan cepat membelah beberapa kali secara mitosis
dan
menghasilkan sel-sel plasma yang mensintesis antibodi terhadap antigen.
Memory cells menerangkan mengapa penyuntikan ke dua antigen diikuti
oleh suatu pembentukan antibodi yang lebih tinggi dan lebih cepat daripada
penyuntikan pertama. Memory cells juga berasal dari limfosit T, yang juga bereaksi

dan proliferasi setelah kontak dengan suatu antigen yang sebelumnya mereka
pernah berkontak. Ringkasnya, limfosit T dan B keduanya berperanan dalam
immunologic memory.
7. Monosit
Agranulosit yang berasal dari sumsum tulang ini mempunyai garis tengah
yang berkisar dari 9-12 m. Inti oval, berbentuk tapal kaki kuda, atau berbentuk
ginjal dan umumnya terletak konsentris. Sitoplasma monosit adalah basofilik dan
sering kali mengandung granula azurofilik yang sangat halus, sebagian diantaranya
dalam batas-batas resolusi mikroskop optik. Granula-granula ini dapat tersebar di
seluruh sitoplasma, memberikan warna abu-abu kebiru-biruan pada sediaan hapus
yang diwarnai. Granula azurofilik monosit adalah lisosom. Aparatus Golgi yang
berkembang dengan baik berperanan dalam sintesis granula-granula yang
menyerupai lisosom terdapat dalam sitoplasma. Biasanya ditemukan mikrofilamen
dan mikrotubulus pada daerah dekat identasi inti. Ditemukan banyak mikrovilli dan
vesikel-vesikel pinositotik pada permukaan sel.
Monosit ditemukan dalam darah, jaringan penyambung, dan rongga-rongga
tubuh. Mereka tergolong sistem fagositik mononuklear (sistem retikuloendotel) dan
mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya untuk
imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui aliran darah dan mampu
menembus dinding kapiler, masuk ke dalam jaringan penyambung, dan
berdiferensiasi menjadi sel-sel fagositik sistem makrofag.
TROMBOSIT
Kepingan darah (trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk cakram dengan
garis tengah 2-5 m. Keping darah berasal dari pertunasan sel raksasa berinti
banyak megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Jumlah normal berkisar
dari 150.000 300.000 L darah. Sebagai indikator demam berdarah dengue
(DBD). Setelah masuk aliran darah, kepingan darah mempunyai masa hidup sekitar
8 hari.
Fungsinya untuk penjendalan darah. Mekanismenya: Setelah pembuluh
darah pecah, tombosit pecah dalam daerah cedera mengeluarkan granula yang

mengandung serotonin. Serotonin akan menyebabkan mengakibatkan Handout


Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi Sirkulasi
11
vasokonstriksi kontraksi otot polos vaskuler, menghambat atau menghentikan
aliran darah dalam daerah cedera. Trombosit dengan mudah melekat pada kolagen
yang terbuka pada tempat cedera dan, bersamaan dengan kerusakan sel-sel
endotel,
mengeluarkan enzim tromboplastin (trombokinase). Dalam suatu rangkaian reaksi,
tromboplastin secara enzimatik mengubah protombin plasma menjadi trombin,
yang selanjutnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Protrobin dan fibrinogen
keduanya disintesis oleh hati dan dikeluarkan ke dalam darah. Setelah
pembentukannya, fibrin berpolimerisasi menjadi matriks fibriler yang menangkap
trombosit-trombosit dan sel-sel darah dan menimbulkan sumbatan hemostatik,
dasar dari bekuan darah (trombus).
Trombosit juga mengeluarkan trombotenin, suatu protein kontraktil yang
digabungkan dalam bekuan dan menyebabkan retraksi bekuan. Lisosom trombosit
selanjutnya dapat memegang peranan dalam lisis bekuan setelah penyembuhan
SISTEM FAGOSIT MONOKULER
(Sistem retikuloendotel, RES)
Sel-sel sistem fagosit mononuklear yang mempunyai tempat-tempat
reseptor bagi imunoglobulin pada membran plasmanya, berasal dari sumsum tulang
dalam bentuk promonosit dan monosit. Apakah sel-sel mikroglia jaringan syaraf
sebaiknya dimasukkan sebagai bagian dari sistem fagositik mononuklear masih
belum pasti. Sel-sel fagositik bulat yang ditemukan dalam jaringan syaraf yang
meradang diduga berasal dari sel-sel mikroglia, tetapi pandangan ini tidak diterima
secara universal. Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa sel-sel fagositik ini
adalah makrofag yang berasal dari monosit darah yang bermigrasi melalui dinding
pembuluh darah.
Sistem Limfe
Sistem limfe tersusun atas:
1. Saluran-saluran berujung buntu, kapiler-kapiler limfe yang lambat laun

beranastomosis dalam pembuluh-pembuluh yang secara teratur ukurannya


bertambah dan berakhir pada sistem vaskuler darah, bermuara ke dalam venavena
besar dekat jantung.
2. Fungsi dari limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang
jaringan ke dalam darah, yang pada penembusan kapiler-kapiler limfe
menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan melewatkan melalui
organ-organ limfoid, menambah limfosit dan faktor-faktor imunologis lain ke
dalam sirkulasi.
Sistem Limfoid
Sistem limfoid terdiri atas sel-sel dan organ-organ yang melindungi
lingkungan interna dari invasi dan kerusakan oleh zat-zat asing, sehingga sel-sel
sistem ini dikenal sebagai sel-sel imunokompeten, karena mempunyai kemampuan
membedakan miliknya sendiri dari yang bukan miliknya sendiri (benda-benda
asing) dan menyelenggarakan inaktivasi atau destruksi benda-benda asing. Sistem
ini terdiri atas sel-sel yang bergerak dan menetap. Limfosit dan makrofag Handout
Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi Sirkulasi
12
merupakan sel-sel utama yang bergerak, sedangkan retikuloendotel dan sel-sel
plasma adalah unsur utama sel yang menetap. Organ-organ limfatik umumnya
terdiri atas jaringan penyambung yang diliputi jala-jala sel dan serabut-serabut
retikuler di mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel plasma, makrofag, dan
dalam arti yang lebih sempit, sel-sel imunokompeten lainnya.
Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus, limpa, tonsil, kelenjar limfe),
limfosit darah dan cairan limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma yang
tersebar di seluruh jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas
saluran pencernaan dan pernapasan. Sistem ini melindungi tubuh terhadap
bendabenda asing (bukan miliknya sendiri) yang menembus barier pertahanan lain
(misalnya, kulit) dan masuk sebagai molekul-milekul bebas atau sebagai bagian
dari mikroorganisme invasif. Ia juga mengenal struktur-struktur yang menyimpang
dari kebiasaan yang bukan miliknya sendiri yang berasal dalam tubuh seperti sel-sel
maligna. Akibat dari makromolekul yang tidak biasa ini (bukan miliknya sendiri)

sistem ini menimbulkan reaksi imun.


Jaringan Limfoid
Noduli limfatisijuga dinamakan folikel-folikel limfatikdapat
ditemukan terisolasi dalam jaraingan penyambung jarang beberapa jaringan,
terutama dalam lamina prpria saluran pencernaan, saluran pernapasan bagian atas,
dan saluran kemih. Noduli tidak mempunyai kapsul jaringan penyambung dan
dapat ditemukan dalam kelompokan yang membentuk timbunan seperti agmen
Peyer dalam ileum. Nodulus adalah struktur sementara dan dapat menghilang dan
timbul kembali pada tempat yang sama.
Tiap-tiap noduli limfatisi adalah suatu struktur bulat yang dapat mempunyai
garis tengah 0,2-1 mm (gambar 15-1 dan 15-2). Pada potongan histologis, noduli
sangat diwarnai oleh hematoksilin sebagai akibat adanya limfosit dalam jumlah
yang banyak, mempunyai inti basofilik dengan kromatin padat dan korona dari
sitoplasma basofilik yang sempit. Bagian dalam nodulus sering menunjukkan
daerah yang lebih pucat pada pewarnaan yang dinamakan sentrum germinativum
(gambar 15-1). Perbedaan dalam pewarnaan pada sentrum germinativum ini
disebabkan karena adanya limfosit yang aktif (imunoblast) yang menunjukkan
sitoplasma yang banyak, berwarna pucat pada pewarnaan dan inti yang besar,
aktif,
eukromatik; berdasarkan alasan ini, ia berbeda dengan limfosit yang lebih kecil
yang mempunyai inti yang lebih gelap dan menyolok di pinggir nodulus, yang tidak
berbatas jelas. Sekarang, banyak sel-sel dalam sentrum germinativum dapat
menunjukkan gambaran mitosis. Adanya sentrum germinativum dapat timbul dan
hilang dari nodulus sesuai dengan tingkat fungsionalnya.
Dalam nodulus yang fase kematangannya berbeda, terdapat sel-sel bebas
yang menyolok, terutama limfoblast; limfosit kecil, sedang, dan besar; imunoblast;
dan sel-sel plasma.
Aktivitas nodulus limfatikus tergantung pada beberapa faktor termasuk efek
flora bakteri. Pada binatang yang diletakkan dalam keadaan steril, noduli dengan

sentrum germinativum jarang ditemukan. Keadaan yang berlawanan terjadi pada


Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 13
beberapa infeksi, di mana pembentukan limfosit meningkat dan sentrum
germinativum sering ditemukan.
Pada bayi yang baru lahir serta pada binatang yang tumbuh dalam
lingkungan aseptik, noduli limfatisi sangat jarang, yang menunjukkan bahwa
pembentukannya tergantung pada rangsang antigenik. Pada peradangan lokal,
terdapat peningkatan jumlah noduli limfatisi yang dekat dengan tempat yang
meradang, dan sebagian besar noduli mempunyai sentrum germinativum.
Kelenjar Limfe
Kelenjar limfe adalah organ berkapsul yang berbentuk seperti kacang yang
terdiri atas jaringan limfoid. Kelenjar limfe tersebar di seluruh tubuh, sepanjang
perjalanan pembuluh limfe yang membawa cairan limfe ke dalam duktus thoracicus
dan duktus limphaticus dexter. Kelenjar limfe ditemukan dalam axilla dan
sktrotum, sepanjang pembuluh-pembuluh besar leher, dan dalam jumlah besar
dalam thorax, abdomen dan khususnya dalam mesenterium.
Kelenjar limfe terdiri atas serangkaian garis-garis filter, di mana semua
cairan jaringan yang berasal dari cairan limfe difiltrasi paling tidak pada satu
kelenjar, sebelum ia kembali ke sistem sirkulasi. Kelenjar limfe berbentuk ginjal
mempunyai bagian yang konveks dan suatu depresi, hilus, melalui mana arteri dan
syaraf menembus menembus dan vena meninggalkan organ. Cairan limfe
menembus kelenjar limfe melalui pembuluh limfe aferen yang masuk pada
permukaan konfeks organ, dan cairan limfe ke luar melalui pembuluh limfe eferen
hilus. Tiap nodus limfatikus mempunyai bagian korteks dan medula. Korteks nodus
limfatikus mengandung kelompokan limfosit dan sel-sel retikuler yang padat, yang
dikenal sebagai noduli limfatisi. Di samping daerah korteks dan medula yang
merupakan 2 daerah yang secara klasik dikemukakan, terdapat zona parakorteks,
secara morfologis sukar didefinisikan tetapi secara fungsional jelas. Pada dasarnya,
zona parakorteks terdiri atas jaringan limfoid padat yang terletak pada daerah

juxtamedula (yaitu pada perbatasan koerteks dan medula). Limfosit zona


parakortekslimfosit Tmempunyai sifat-sifat khusus yang membuat mereka
berbedar dari limfosit-limfosit nodus limfatikus lainnya, limfosit B.
Histofisiologi
Nodus limfatikus berperan sebagai suatu filter yang mana limfe mengalir
dan dibersihkan dari partikel-partikel asing sebelum ia kembali ke sistem sirkulasi.
Karena nodus limfatikus tersebar di seluruh tubuh, cairan limfe yang terbentuk
dalam jaringan paling tidak harus melalui satu nodus limfatikus sebelum masuk
dalam aliran darah. Tiap-tiap nodus menerima cairan limfe dari daerah tubuh
tertentu, karena itu ia dinamakan nodus satelit. Tumor ganas sering mengadakan
metastatis melalui nodus satelit.
Pada noduli limfatikus, antigen yang jumlahnya besar diproses oleh
makrofag, dan sebagian antigen terjebak pada permukaan sel-sel retikuler khusus
yang dikenal sebagai sel-sel dendritik. Antigen yang terikat ini tidak difagositosis
tetapi dikenakan pada permukaan sel-sel dendritik dimana ia mungkin dikenal dan
ditindak oleh limfosit yang kompoten secara imunologik. Bila sel B mengenali
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 14
antigen, dalam keadaan yang sesuai (yang mungkin membutuhkan peranan sel-sel
T) limfosit B dapat diaktifkan. Sel-sel ini selanjutnya membelah dan menghasilkan
sel-sel plasma dan limfosit B aktif. Sel-sel plasma kemudian secara aktif
mensintesis antibodi spesifik dan mengeluarkannya ke dalam cairan limfe yang
sedang mengalir melalui sinus-sinus medula. Sel-sel B aktif, yang dapat
mengsekresi beberapa antibodi dan juga mengikat sebagian antibodi ini pada
permukaannya, meninggalkan medula dan mengalir dengan cairan limfe untuk
masuk kembali dalam sistem sirkulasi. Bila dalam perjalanannya sel-sel B
menemukan antigen perangsang yang lebih banyak, ia dapat meninggalkan darah,
masuk ke dalam jaringan penyambung, dan berdiferensiasi menjadi sel-sel plasma
bersekresi yang tidak bergerak. Sebagai akibat infeksi dan perangsangan antigen
nodus limfatikus yang terserang menunjukkan pembengkakan, menggambarkan

pembentukan banyak sentrum germinativum dan proliferasi aktif sel-sel. Pada


nodus yang istirahat, sel-sel plasma merupakan 1-3% populasi sel; akan tetapi,
jumlah mereka sangat meningkat dan mereka berperanan sebagian akan
pembesaran nodus limfatikus yang terangsang.
Sel-sel dalam cairan limfe kembali ke aliran dan melalui ductus thorasicus.
Limfosit yang berasal dari darah dapat mendiami kembali nodus limfatik dengan
meninggalkan melalui venula spesifik dalam zona parakorteks nodus limfatikus.
Pembuluh-pembuluh ini, venula postkapilaris, menunjukkan endotel yang terdiri
atas sel-sel kubis tinggi yang tidak seperti pada umumnya. Limfosit mampu
berjalan antara sel-sel endotel pembuluh tersebut. Diduga bahwa kemampuan
migrasi ini dihubungkan dengan interaksi spesifik reseptor-reseptor (mungkin
polisakarida) pada permukaan limfosit dan sel-sel endotel venula postkapiler.
Limfosit yang menembus antara sel-sel endotel venula menembus zona parakortikal
sinus-sinus medula dan meninggalkan nodul melalui eferen pembuluh limfatik
bersama-sama dengan limfosit yang baru dibentuk. Dengan jalan ini, sebagian
besar
limfosit T berresirkulasi banyak kali.
Tonsila
Tonsila adalah organ yang terdiri atas sekelompok jaringan limfoid
berkapsul tidak sempurna yang terletak di bawah tetapi bersentuhan dengan epitel
usus. Menurut lokasinya, tonsila dalam mulut dan pharynx dinamakan tonsila
palatina, tonsila pharyngea, dan tonsils lingualis. Pada usus, noduli limfatisi yang
terletak dibawah epitel usus merupakan satu bentuk tonsila usus yang dikenal
sebagai agmen Peyer. Appendix vermifornis, juga terdiri atas noduli limfatisi yang
berhubungan dengan epitel, menggambarkan bentuk tonsila usus lain. Berbeda
dengan nodus limfatikus, tonsila tidak terletak sepanjang perjalanan
pembuluhpembuluh limfe. Tonsila menghasilkan limfosit, banyak diantara mereka
menembus epitel dan terkumpul dalam mulut, pharynx, dan usus.
1. Tonsila palatina, terdiri atas 2 buah yang terletak pada pars oralis pharynx.
2. Tonsila pharingea, tunggal yang terletak pada bagian superoposterior pharynx.

3. Tonsila lingualis lebih kecil dan lebih banyak daripada tonsila lain, terletak
pada dasar lidah. Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi
Sistem Sirkulasi Sirkulasi 15
Timus
Timus merupakan organ limfoid utama yang terletak didekat mediastinum
kira-kira setinggi pembuluh-pembuluh besar jantung. Timus terdiri atas
lobuluslobulus tidak sempurna, tidak memiliki pembuluh limfe aferen atau nodulus
limfatikus. Tiap-tiap lobulus mempunyai zona perifer dari jaringan limfoid korteks
yang terdiri atas kelompokan timosit atau limfosit T.
Pada zona korteks terdapat limfosit-limfosit kecil, bagian ini merupakan
tempat yang sangat aktif dalam pembentukan limfosit. Disamping sel-sel tersebut,
timus mempunyai sedikit sel-sel retikuler mesenkim dan banyak makrofag.
Pada zona medula banyak ditemukan limfoblas-limfoblas, limfosit-limfosit
muda, dan sel-sel retikuler. Medula juga mengandung badan-badan Hassel, yang
merupakan gambaran khas timus. Badan-badan Hassel terdiri atas lapisan-lapisan
konsentris dari sel-sel retikuler epitel.
Histofisiologi
Limfosit T meninggalkan timus melalui pembuluh-pembuluh darah dalam
medula, menembus daerah-daerah tertentu dari organ-organ limfoid lain yang
dinamakan organ-organ limfoid sekunder atau perifer. Limfosit T adalah sel yang
hidup lama dan merupakan bagian populasi sel limfosit dari timus, sebagian besar
limfosit limfe dan darah, dan limfosit yang terdapat pada semua zona
timusdependen.
Timektomi waktu lahir
Bila binatang yang baru lahir dilakukan timektomi - atau pada kasus
dimana timus tidak berkembang selama kehidupan embrional - ditemukan efekefek
sebagai berikut: (1) tidak ada pembentukan limfosit T, dengan akibat
pengurangan jumlah limfosit dalam darah dan limfe serta pengurangan zona timus
dependen jaringan limfoid. (2) Tidak terdapat reaksi hipersensitivitas terlambat,
dan penolakan cangkokan tidak terjadi. (3) Terdapat atrofi semua organ-organ
limfoid. (4) Akhirnya, setelah berusia 3-4 bulan, binatang yang dilakukan

timektomi menjadi lemah, pengurangan berat badan, dan mati. Pada manusia,
banyak penyakit dengan gejala-gejala yang dikaitkan dengan keadaan-keadaan
yang
telah dikemukakan, dan pada kasus-kasus seperti ini kematian biasanya terjadi
segera setelah lahir.
Pool limfosit T tidak terdapat pada binatang yang dilakukan timektomi.
Akibatnya, mereka tidak menunjukkan respon-respon imun yang diperantarai sel
karena limfosit T mungkin mensintesis faktor-faktor spesifik dan mempertahankan
mereka melekat pada membrannya.
Sebaliknya, pool limfosit B pada binatang yang dilakukan timektomi
hampir normal. Mereka bereaksi terhadap sebagian besar antigen, membentuk sel
plasma yang mensintesis antibodi.
Limpa
Limpa merupakan sekumpulan jaringan limfoid. Pada manusia limpa
merupakan organ limfatik terbesar dalam sistem sirkulasi, memiliki banyak sel-sel
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 16
fagositik, tempat pertahanan yang penting terhadap mikroorganisme yang
menembus sirkulasi dan tempat destruksi banyak sel-sel darah merah.
Struktur umum: Pada preparat limpa tampak bercak-bercak putih dalam
parenkim yang merupakan nodulus limfatikus bagian dari pulpa putih.
Nodulusnodulus yang terdapat di dalam jaringan merah (gelap), banyak
mengandung darah,
dinamakan pulpa merah. Pulpa limpa terdiri atas jaringan penyambung yang
mengandung serabut-serabut retikuler, sel-sel retikuler dan makrofag.
Pulpa putih terdiri atas jaringan limfatik. Seperti halnya pada jaringan
limfatik pada umumnya, sel-sel retikuler dan serabut-serabut retikuler keduanya
ditemukan dan membentuk jala-jala 3-dimensi dan ditempati oleh limfosit-limfosit
dan makrofag.
Pulpa merah adalah jaringan retikuler dengan sifat-sifat khusus, pulpa

merah sebenarnya merupakan spon, rongga-rongga yang terdiri atas


sinusoidsinusoid. Pulpa merah limpa mengandung makrofag, limfosit, sel-sel
plasma, dan
banyak unsur-unsur darah (eritrosit, trombosit, dan granulosit).
Histofisiologi
Limpa merupakan organ limfatik dengan sifat-sifat khusus dan fungsi utama
sbb.: (1) pembentukan limfosit, (2) destruksi eritrosit, (3) pertahanan terhadap
partikel-partikel asing, dan (4) cadangan darah.
1. Penghasil sel-sel darah: Pulpa putih limpa menghasilkan limfosit yang
bermigrasi ke pulpa merah. Pada saat fetus, limpa menghasilkan granulosit
(neutrofil, basofil, dan eosinofil) dan eritrosit, dan berhenti pada akhir fase
fetal. Pada keadaan-keadaan patologis tertentu (misalnya, leukemia), limpa
mulai lagi membentuk granulosit dan eritrosit, jadi mengalami proses yang
dikenal sebagai metaplasia mieloid (perubahan patologis dari satu jenis sel
menjadi sel lainnya).
2. Destruksi eritrosit: Sel-sel darah merah mempunyai masa hidup rata-rata 120
hari, setelah itu mereka dihancurkan, terutama dalam limpa. Makrofagmakrofag
dalam pulpa merah menelan seluruh keping-keping eritrosit,
kemudian dicerna oleh lisosom. Hemoglobin dicerna menjadi pigmen bilirubin,
dan feritin yang mengandung besi. Senyawa-senyawa ini kemudian
dikembalikan kedalam darah. Bilirubin dikeluarkan oleh sel-sel hati bersama
dengan empedu. Feritin digunakan oleh eritrosit-eritrosit sumsum tulang untuk
sintesis hemoglobin baru.
3. Pertahanan: limfosit B dan T dan makrofag di dalam limpa memiliki peranan
penting dalam pertahanan tubuh. Limpa dianggap sebagai saringan darah
terhadap kuman. Limfosit T yang ditemukan dalam selubung periarterial pulpa
putih berproliferasi dan masuk aliran darah berperanan dalam mekanisme
kekebalan yang diperantarai sel (kekebalan seluler). Limfosit B berproliferasi
dan menghasilkan sel-sel plasma yang menghasilkan antibodi (kekebalan
humoral). Makrofag limpa paling aktif mengfagosit partikel-partikel hidup
(bakteri dan virus) dan partikel-partikel yang tidak berdaya yang mereka

temukan dalam perjalanan mereka ke aliran darah. Bila didalam plasma darah
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi
Sirkulasi 17
terdapat lipid yang berlebihan (hiperlipemia), maka makrofag limpa
mengumpulkan zat ini dalam jumlah yang sangat banyak.
4. Cadangan darah: Karena struktur pulpa merah yang seperti spon, limpa
menyimpan darah, yang dapat masuk ke sirkulasi untuk menambah volume
darah yang beredar.
Splenektomi (pengambilan limpa), walaupun limpa mempunyai fungsi-fungsi
penting, limpa dapat dibuang tanpa membahayakan individu. Organ-organ lain
dengan sel-sel yang sama seperti yang ditemukan dalam limpa akan
mengkompensasi kehilangan limpa ini. Splenektomi bermanfaat pada
penyakitpenyakit dimana terdapat defisiensi fungsi sumsum tulang.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A., and Talaro, K.P. (1999). Anatomy &
Physiology Laboratory Textbook. 7th ed. New York: The McGraw-Hill
Companies.
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical
Publications, Clifornia.
Raven, P.H., and Johnson, G.B. (1986). Biology. Times Mirror/ Mosby College
Publishing.
SOAL LATIHAN:
1. Sebutkan urutan lapisan penyusun pembuluh arteri dari dalam (lumen) ke luar
...
2. Sebutkan urutan lapisan penyusun dinding jantung ...
3. Lapisan pembuluh arteri yang mengalami kerusakan pada arterosklerosis
4. Jelaskan tentang sistem pacu jantung (pace maker)
5. Sebutkan susunan cairan darah ...
6. Jelaskan struktur dan fungsi hemoglobin ....
7. Sebutkan sel-sel yang berperan sebagai makrofag di hati, paru dan ginjal ...
8. Jelaskan tentang hematorkrit

9. Hormon yang berpran dalam produksi eritrosit


10. Jelaskan tentang struktur dan fungsi eritrosit
11. Jelaskan tentang struktur dan fungsi leukosit
12. Jelaskan tentang struktur dan fungsi monosit
13. Jelaskan tentang struktur dan fungsi kepingan darah (trombosit) ..
14. Jelaskan tentang struktur dan fungsi sistem retikuloendotelial ...
15. Jelaskan tentang komponen sistem limfoid dan fungsinya
16. Sebutkan mengenai struktur sistem limfe, dan kelenjar limfe
17. Jelaskan struktur dan fungsi kelenjar limfe ...
18. Jelaskan struktur dan fungsi timus
19. Jelaskan perbedaan limfosit T dan B ...
20. Jelaskan struktur dan fungsi limpa Handout Mikroskopi Anatomi Sistem
Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Sirkulasi Sirkulasi 18
1. Jika: 1) Tunika media, 2) endotel, 3) tunika muskularis, 4) tunika adventitia,
maka urutan lapisan penyusun pembuluh arteri dari dalam (lumen) ke luar yang
benar adalah ...
A, 1-2-3-4 B, 1-3-2-4
C, 2-1-3-4 D, 2-1-4-3
2. Lapisan penyusun dinding jantung yang paling tebal adalah ...
A, Epikardium B, Myokardium
C, Endokardium D, Perikardium
3. Asal mula pacu jantung (pace maker) terdapat pada ...
A, His B, NAV
C, NSA D, Purkinje
4. Secara struktural, ciri karakteristik eritrosit adalah ...
A, Sitoplasma bergranula B, Tidak memiliki inti sel
C, Bagian tengah cembung D, Inti berlobus
5. Peran penting limfosit B adalah ...
A, Pembentukan antibodi B, Fagositosis
C, Melawan kanker D, Penghasil eritropoetin

Fungsi Pembuluh Darah bagi Tubuh


Posted on 05/12/2012 by iksan
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi dan berfungsi mengalirkan
darah ke seluruh tubuh. Jenis-jenis yang paling penting, arteri dan vena, juga
disebut demikian karena mereka membawa darah keluar atau masuk ke jantung.
Kerja pembuluh darah membantu jantung tuk mengedarkan sel darah merah atau
eritrosit ke seluruh tubuh.dan mengedarkan sarimakanan, oksigen dan membawa
keluar karbon dioksida. Fungsi pembuluh darah arteri adalah mengedarkan darah
dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan fungsi pembuluh darah vena adalah
mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh

Berikut ini adalah definisi pembuluh darah dan fungsi dari pembuluh darah arteri,
vena dan kapiler :

Pembuluh Darah Arteri ( Pembuluh Nadi )

Pembuluh darah Arteri disebut juga dengan pembuluh nadi. Pembuluh jenis ini
adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang memiliki dinding tebal
dan kaku. Pembuluh darai arteri terdiri dari dua jenis, yaitu pembuluh aorta dan
pembuluh pulmonalis. Pembuluh aorta merupakan pembuluh arteri yang datang
dari bilik jantung sebelah kiri dan bertugas mengangkut oksigen untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya, pembuluh pulmonalis merupakan pembuluh arteri yang
berasal dari bilik kanan. Pembuluh pulmonalis berfungsi membawa darah yang telah
terkontaminasi oleh karbondioksida dari seluruh tubuh menuju ke paru- paru.

Pembuluh Darah Vena ( Pembuluh Balik )

Pembuluh darah vena dikenal dengan nama pembuluh balik. Pembuluh darah ini
adalah jenis pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang sifatnya
tipis dan cukup elastis. Sama halnya seperti pembuluh arteri, pembuluh vena terdiri
dari dua bagian, yaitu pembuluh darah vena kava anteriod dan pembuluh darah
vena kava pulmonalis. Pembuluh darah vena kava anterior adalah pembuluh darah
balik yang berasal dari bagian atas tubuh. Sedangkan pembuluh darah vena kava
pulmonalis

Pembuluh Darah Kapiler

Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di bagian akhir dari pembuluh
arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler bekerja membentuk sebuah anyaman yang
terdiri dari suatu jaringan dengan kandungan kurang lebih 2000 kapiler darah per
millimeter.

Manfaat Albumin Bagi Tubuh Kita


Posted by yoedi Jr on March 25, 2011 in Etalase, Kesehatan & Seks | 0 Comment
(jurnalberita.com) Banyak orang yang tak asing dengan istilah albumin. Namun,
sedikit yang mengenal apa dan manfaat albumin bagi tubuh kita dan bagi produksi
makanan serta bagi dunia farmasi. Berikut ulasan tentang albumin.

Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar
60 persen. Protein yang larut dalam air dan mengendap pada pemanasan itu
merupakan salah satu konstituen utama tubuh.

Ia diproduksi oleh hati. Karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu
dalam penilaian fungsi ginjal dan saluran cerna. Kalau Anda sulit membayangkan
rupa albumin, bayangkanlah putih telur.

Berat molekulnya bervariasi tergantung spesiesnyaterdiri dari 584 asam amino.


Golongan protein ini paling banyak dijumpai pada telur (albumin telur), darah
(albumin serum), dalam susu (laktalbumin). Berat molekul albumin plasma manusia
69.000, albumin telur 44.000, dalam daging mamalia 63.000.

Albumin memiliki sejumlah fungsi. Pertama, sebagai pengangkut molekul-molekul


kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan
metabolismeasam lemak bebas dan bilirubuindan berbagai macam obat yang
kurang larut dalam air tetapi harus diangkat melalui darah dari satu organ ke organ
lainnya agar dapat dimetabolisme atau diekskresi. Fungsi kedua yakni memberi
tekanan osmotik di dalam kapiler.

Albumin bermanfaat dalam pembentukan jaringan sel baru. Karena itu di dalam
ilmu kedokteran, albumin dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel
tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi, pembedahan, atau luka bakar.
Faedah lainnya, albumin bisa menghindari timbulnya sembab paru-paru dan gagal
ginjal serta sebagai carrier faktor pembekuan darah.

Pendeknya, albumin memiliki aplikasi dan kegunaan yang luas dalam makanan atau
pangan serta produk farmasi. Dalam produk industri pangan albumin, antara lain,
berguna dalam pembuatan es krim, bubur manula, permen, roti, dan podeng bubuk.

Sedangkan dalam produk farmasi, antara lain, dimanfaatkan untuk pengocokan


(whipping), ketegangan, atau penenang dan sebagai emulsifier. Kadar albuminpun
bisa menurun karena faktor medis, dan ini dapat dijumpai pada penderita penyakit
hati kronik, ginjal, saluran cerna kronik dan infeksi tertentu.

MAKALAH DIAGNOSA GANGGUAN VOLUME CAIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000). Keadaan dimana
seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler
atau interstisial. (Carpenito, 2000). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan cairan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup.

B.

Tujuan

1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum mengenai asuhan keperawatan gangguan volume
cairan.
2. Tujuan Khusus
a. Mempelajari diagnosa keperawatan gangguan volume cairan.
b. Mempelajari perncanaan keperawatan gangguan volume cairan.
c. Mempelajari intervensi keperewatan ganggeuan volume cairan.
d. Mempelajari evaluasi keperawatan gangguan volume cairan.

HUBUNGAN ANTARA EDEMA DENGA SIRKULASI DARAH


Istilah edema berarti perluasan atau pengumpulan volume cairan interstisial.
Keadaan ini dapat setempat atau umum, tergantung dasar etiologinya. Edema
biasanya dikatakan sebagai akumulasi kelebihan cairan dalam kulit. Namun cairan
ini dapat pindah ke tempat lain, seperti menjadi asites, efusi pleural, efusi
pericardial, dan edema paru.

Penyebab Edema
Ada lima mekanisme yang berhubungan secara umum : penurunan tekanan osmotic
koloid, peningkatan tekanan hidrostatik kapiler, peningkatan permeabilitas kapiler,
obstrukso limfatik, dan kelebihan natrium dan air tubuh. Beberapa bentuk edema
diakibatkan oleh lebih dari satu mekanisme.
Penurunan tekanan osmotic koloid. Bila protein plasma di dalam darah menipis,
kekuatan ke dalam menurun, yang memungkinkan gerakan ke dalam jaringan. Ini
menimbulkan akumulasi cairan dalam jaringan dengan penurunan volume plasma
sentral. Ginjal berespons terhadap penurunan volume sirkulasi melalui aktivasi
system aldosteron-renin-angiotensin, yang mengakibatkan reabsorbsi tambahan
terhadap natrium dan air. Volume intravaskuler meningkat sementara. Namun,
karena defidit protein plasma belum diperbaiki, penurunan tekanan osmotic koloid
tetap rendah dalam proporsi terhadap tekanan hidrostatik kapiler. Akibatnya cairan
intravaskuler bergerak kedalam jaringan, memperburuk edema dan status sirkulasi.

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler. Penyebab paling umum dari peningkatan


tekanan kapiler adalah gagal jantung kongestif dimana peningkatan tekanan vena
sistemik dikombinasi dengan peningkatan volume darah. Manifestasi ini adalah
karakteristik untuk gagal ventrikel kanan, atau gagal jantung kanan. Bila tekanan ini
melebihi 30mmHg terjadi edema paru. Penyebab lain dari peningkatan tekanan
hidrostatik adalah gagal ginjal dengan peningkatan volume darah total, peningkatan
kekuatan gravitasi akibat dari berdiri lama, kerusakan sirkulasi vena, dan obstruksi
hati. Obstruksi vena biasanya menimbulkan edema local daripada edema umum
karena hanya satu vena atau kelompok vena yang terkena.

Peningkatan permeabilitas kapiler. Kerusakan langsunga pada pembuluh darah,


seperti pada trauma luka bakar, dapat meyebabkan peningkatan permeabilitas
hubungan endothelium. Edema local dapat terjadi pada respons terhadap allergen,
seperti sengatan lebah. Pada individu tertentu, allergen ini dapat mencetuskan
respons anafilaktik dengan edema luas yang ditimbulkan oleh reaksi tipe histamine.
Inflamasi menyebabkan hyperemia dan vasodilatasi, yang menyebabkan akumulasi
cairan, protein, dan sel pada area yang sakit. Ini mengakibatkan pembengkakan
edema (eksudasi) area yang terkait.

Obstruksi limfatik. Penyebab paling umum dari obstruksi limfatik adalah


pengangkatan limfonodus dan pembuluh darah melalui pembedahan untuk
mencegah penyebaran keganasan. Terapi radiasi, trauma, metastasis keganasan,
dan inflamasi dapat juga menimbulkan obstruksi luas pada pembuluh darah.
Obstruksi limfatik menimbulkan retensi kelebihan cairan dan protein plasma dalam
cairan interstisial. Pada saat protein mengumpul dalam ruang interstisial, lebih
banyak air bergerak ke dalam area. Edema biasanya lokal.

Kelebihan air tubuh dan natrium. Pada gagal jantung kongestif, curah jantung
menurun pada saat kekuatan kontraksi menurun. Untuk mengkompensasi,
peningkatan jumlah aldosteron menyebabkan reytensi natrium dan air. Volume
plasma meningkat, begitu juga tekanan kapiler intervaskular vena. Jantung yang
gagal ini tidak mampu memompa peningkatan aliran balik vena ini, dan cairan
dipaksa masuk ke dalam interstisial.

Jenis Edema
Edema pitting mengacu pada perpindahan air interstisial oleh tekanan jari pada
kulit, yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas, memerlukan
beberapa menit bagi cekungan ini untuk kembali pada tekanan semula. Edema
pitting sering terlihat pada sisi dependen, seperti sacrum pada individu yang tirah
baring. Begitu juga tekanan hidrostatik gravitasi meningkatkan akumulasi cairan di
tungkai dan kaki pada individu yang berdiri. Edema non pitting terlihat pada area
lipatan kulit yang longgar seperti ruang periorbital pada wajah. Edema non pitting
dapat terjadi setelah thrombosis vena, khusunya vena supervisial. Edema persisten
menimbulkan perubahan trofik pada kulit.

MEKANISME PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA


02.22 MATERI IPA No comments

Peredaran darah dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu


1. Sistem kardiovaskuler
merupakan sub sistem sirkulasi yang bertugas mengedarkan darah ke seluruh
tubuh.
2. Sistem sirkulasi limfatik
Terdiri dari kelenjar limfe, pembuluh limfe dan cairan limfe atau getah bening.
Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana darah
mengandung oksigen dan nutrisi berupa sari makanan yang diperlukan sel/jaringan
untuk metabolisme.
Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme berupa ekskret untuk
dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskuler ini mempunyai karakter yang khas yaitu : selalu cairan
berupa darah pada manusia berada di dalam pembuluh darah sehingga
peredarannya tertutup
Sistem Peredaran Darah

Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem


peredaran darah (sirkulasi darah).

Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu


sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar)
Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil).
Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil).
Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi
darah antara jantung dan paru-paru. ( Jantung - Paru paru - Jantung lagi)
Detailnya darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis, darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa
metabolisme untuk dibuang melalui alveolus paru-paru ke atmosfer.
Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung
(atrium kiri) melalui vena pulmonalis.
Dari pemahaman itu maka
Arteri Pulmonalis adalah satu satunya aretri yang kaya Carbon dioksida
Vena Pulmonalis adalah satu satunya pembuluh darah vena / balik yang kaya akan
Oksigen

sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar)


Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar / Magna sirkulatoria adalah srikulasi
darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru).( Jantung Tubuh - Jantung )
Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian
pembuluh darah Aorta bercabang-cabang menjadi arteri dan arteri bercabang lagii
membentuk aeteriol / arteri yang lebih kecil yang tersebar dan bisa mengakses ke
seluruh sel tubuh kita .
Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung bagian kanan tepatnya ke serambi
kanan)/ ventrikel dexter melalui vena cava baik Vena cava superior ( tubuh sebelah
atas jantung ) maupun Vena cava inferior

Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah.

Darah dari ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan
diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta.
Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola / pembuluh kapiler.
Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula -vena - vena cava (pembuluh
balik).

Jantung Sebagai Pompa

Darah diedarkan ke seluruh tubuh dengan cara dipompa oleh jantung.


Artinya darah dari tubuh masuk ke rongga jantung , kemudian dengan melakukan
kontraksi - relaksasi ( berdetak ) memungkinkan darah dari rongga jantung keluar
dari jantung
Jadi adanya detakan itulah jantung bisa membesar dan mengecil sehingga dalam
rongganya terjadi perubahan tekanan , ketika rongga itu membesar maka tekanan
di dalam rongga kecil sehingga rongga bisa menerima darah. OK
Secara fungsional pompa jantung dibagi menjadi pompa jantung kanan yang
memompa darah ke sirkulasi pulmonal dan pompa jantung kiri yang memompa
darah ke sirkulasi sistemik / ke seluruh tubuh .
Jantung memompa darah dengan cara kontraksi (sistol) dan (diastol). Jantung dapat
bekerja dengan cara memompa karena mempunyai lapisan miokardium yang
sangat istimewa dan tentu sekali lagi berongga dalamnya
Ada 4 rongga pada jantung kita meliputi serambi kanan dan kiri serta bilik kanan
dan kiri
Masing masing rongga terjadi kontraksi dan relaksasi maka tugas masing nasing
rongga itu tentu mempunyai 2 peran menerima dan memberi artinya menerima
ketika rongga jantung besar dan memberi ketika rongga itu dikecilkan karena otot
jantungnya berkontraksi
misalnya secara mudah tugas serambi kanan , jika ruang jantung serambi kanan itu
besar maka tekanan rongga serambi itu kecil sehingga darah dari tubuh lewat
pembuluh darah vena cava masuk keserambi ,
Namun ketika serambi kanan itu berkontraksi maka ruang jantung itu mengecil
rongganya akibatnya darah yang ada di dalamnya akan tertekan keluar rongga ,
maka mengalirlah darah dari serambi kanan ke bilik kanan melalui valvula
trikuspidalis mengingat tekanan di bilik kanan itu kecil karena ruangannya masih
besar
Jadi tugas serambi kanan adalah

menerima darah dari tubuh yang tekanannya masih besar karena tekanan dari bilik
kiri
memberikan darah ke bilik kanan
begitu seterusnya tugas dan perang masing rongga itu
OK
Sifat istimewa dari miokardium adalah :
Bekerja secara miogenik dan ritmik
Stimulus awal untuk terjadinya kontraksi jantung berasal dari jantung itu sendiri
yaitu dari nodus sinoatrial (SA node), bukan dari sistem saraf.
Pompa jantung ini bersifat otomatis dan bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan
jaringan tubuh terhadap oksigen dan nutrisi.
Setiap menit SA node mencetuskan impuls sekitar 70-80 kali/menit.
Perambatan impuls (interkoneksi) antar sel miokardium terjadi sangat cepat
Miokardium terdiri dari dua bagian besar yaitu sinsitium atrium dan sinsitium
ventrikel.
Setiap sel miokardium dipisahkan oleh diskus interkalaris yang memungkinkan
perambatan terjadi dengan sangat cepat.
Durasi potensial aksi 100 kali lebih lama dari otot rangka
Miokardium mempunyai daya tahan kontraksi lebih lama dari otot rangka.
Apabila dalam satu menit jantung berkontraksi rata-rata 70 kali/menit maka pada
seseorang yang berusia 70 tahun jantung berkontraksi sebanyak 2.540.160.000
kali.

Macam-macam peredaran darah :


Peredaran darah kecil, melalui : Ventrikel kanan ke arteri pulmonalis ke paru-paru ke
vena pulmonalis ke atrium kiri. Ringkasnya Jantung ke paru-paru ke jantung
Peredaran darah besar, melalui : Ventrikel kiri ke aorta ke arteri ke arteriola ke
kapiler ke venula ke vena ke vena cava superior dan vena cava inferior ke atrium
kanan.Atau : Ringkasnya dari Jantung ke seluruh tubuh ke jantung
Sistem portae Darah sebelum masuk kembali ke jantung terlebih dahulu masuk ke
dalam suatu organ yang disebut sistem portae . Pada mamalia/ manusia hanya
terdapat satu sistem portae yaitu sistem portae hepatica. pembuluh ini kaya
makanan karena mendapatkan makanan dengan menyerap makanan dari jonjot
usus , di katak terdapat sistem porta berupa Venaporta renalis dari tungkai
belakang ( Kaki) ke ginjal di saring darahnya baru ke jantung

Pembuluh limpha (pembuluh getah bening)

Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan
Pembuluh limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster). Menerima aliran limpha
dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di
pembuluh balik di bawah selangka kanan.
Pembuluh limpha dada kiri (ductus thoracikus). Menerima aliran limpha dari bagian
lain danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh inimerupakan
tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu
pembuluh yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus.
Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang berperan dalam
pemberantasan kuman penyakit.

Sekali lagi
limpha disebut juga getah bening,
limpha merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting dari darah.
Ada beberapa perbedaan antara limfa dengan darah.
Di antaranya dapat dijelaskan di bawah ini.
Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya
kandungan lemak dari usus.
Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu
macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat
menghasilkan antibodi.
Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti pada plasma darah, namun
pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan mengandung lemak yang
dihasilkan oleh usus
Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki katup yang lebih
banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang halus dengan
bagian ujung terbuka.
Dari bagian yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam
pembuluh limfa.
Pembuluh limfa mempunyai fungsi seperti berikut.
Mengangkut cairan dan protein dari jaringan tubuh ke dalam darah.

Menghancurkan kuman penyakit.


Menghasilkan zat antibodi.
Mengangkut emulsi lemak dari usus ke dalam darah.
Pembuluh limfa utama dalam tubuh terdiri atas bagian-bagian berikut.
Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan) Pembuluh ini terletak pada
pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe kanan merupakan
tempat muara dari semua cairan limfe yang berasal dari kepala, leher, dada, paruparu, jantung, dan lengan kanan.
Duktus toraksikus (pembuluh limfa dada) Pembuluh ini terletak pada pembuluh
balik di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh ini merupakan tempat muara
pembuluh lemak dari usus. Pembuluh limfe ini juga mengumpulkan cairan limfe
yang berasal dari bagian lain selain yang disebutkan di atas. Peredaran limfe
dimulai dari seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Pada tempat-tempat
pertemuan pembuluh limfe terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini menghasilkan zat
antibodi yang disebut limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit penyakit. Kelenjar
limfa yang terdapat dalam tubuh manusia, antara lain terdapat pada ketiak, leher,
paha, lipatan siku, tonsil, amandel, adenoid.

KESIMPULAN

Jadi Pembuluh darah adalah saluran khusus utuk mengalirkan darah.


Darah merupakan cairan dalam pembuluh darah yang beredar keseluruh tubuh
mulai dari jantung da kembali ke jantung.
Darah mengalir dalam pembuluh yag elastis ( arteri - kapiler -vena) dan akan
kembali lagi ke jantung tanpa menigglakan sistem pembuluh yang disebut sebagai
sistem sirkulasi tetutup ( selalu dalam pembuluh)
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkonstraksi dan memenuhi
kebutuha tubuh,
Maka jatung membutuhkan darah yag lebih bayak dibandingkan dengan organ yang
lain.
Aliran darah untuk jantug diperoleh dari arteri koroner (nadi tajuk) kanan dan kiri.
Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira 1/2 inchi di atas katup aorta dan
berjalan dipermukaan perikardrium.
Lalu bercabang menjadi arteriol dan kapiler kecil ke dalam dinding venikel.
Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler,

Aliran vena dari vetrikel dibawa melalui vena koronaria dan langsung masuk ke
atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara.
Sirkulasi darah ditubuh ada dua yaitu sirkulasi paru da sirkulasi sistemis.
Sirkulasi paru dimulai dari venikel ke arteri pulmoalis, arteri besar dan kecil, kapiler
lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vea kecil, vena besar, vena
cave interior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi sistematis dimulai dari vetrikel kiri ke aorta lalu ke arteri besar, arteri kecil,
keseluh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, ven cava interior, vea cava
superior dan akhinya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi sistematik mempunyai fungsi khusus sebgai sumber tekanan yang tinggi
da membawa oksigen ke jaringan yag membutuhkan.
Pada kapiler terjadi pertukara antara O2 dan CO2 dimana pada sirkulasi sistematis
O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler,
Sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler.
Volume darah pada setiap pada setiap sirkulasi berbeda-beda,
84% dari volume darah yang pada tubuh terdapat pada sirkulasi sistematis,
64% pada vena
13% pada arteri dan
7% pada arteriol dan kapiler.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.

HIPOVOLEMIA (Kekurangan Volume Cairan)

1.

Pengertian

Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi
yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit
serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002).
a. Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler
b. Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)
c. Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES)

2.

Etiologi

Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :


a. Penurunan masukan.
b. Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal
abnormal, dan l
lain-lain.
c. Perdarahan.

3.

Diagnosa keperawatan

Kekurangan volume cairan adalah suatu keadaan pada individu yang mengalami
dehidrasi intrasel, vaskular, atau selular yang behubungan dengan kehilangan yang
aktif ( Kim, McFarland, McLane, 1995 )
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN:
Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes
insipidus.
Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan
melalui evaporasi akibat luka bakar.
Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam, drainase
abnormal, dari luka, diare.
Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alcohol yang
berlebihan.
Berhubungan dengan mual, muntah.
Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi atau
keletihan.
Berhubungan dengan masalah diet.
Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi tinggi.

Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri akibat


nyeri mulut.
TUJUAN
Menyeimbangkan volume cairan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan tubuh.
KRITERIA HASIL
Individu akan :
a.Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali bila ada
kontraindikasi).
b.Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stress atau
panas.
c.Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal.
d.Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi.
INTERVENSI
a. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai, beri minuman kesukaan dalam batas
diet.
b. Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian (mis; 1000 ml
selama pagi, 800 ml sore, dan 200 ml malam hari).
c.Kaji pengertian individu tentang alasan-alasan untuk mempertahankan hidrasi
yang adekuat dan metoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan cairan.
d. Untuk anak-anak, tawarkan :
(1) Bentuk-bentuk cairan yang menarik (es krim bertangkai, jus dingin, es
berbentuk kerucut)
(2) Wadah yang tidak biasa (cangkir berwarna, sedotan)
(3) Sebuah permainan atau aktivitas (suruh anak minum jika tiba giliran anak)
e. Suruh individu mempertahankan laporan yang tertulis dari masukan cairan
an haluaran urine, jika perlu.
f. Pantau masukan; pastikan sedikitnya 1500 ml peroral setiap 24 jam.
g. Pantau haluaran; pastikan sedikitnya 1000-1500 ml setiap 24 jam.
h. Pantau berat jenis urine
i. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, kehilangan berat
badan 2%-4% menunjukan dehidrasi ringan, 5% - 9% dehidrasi sedang.
j. Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan dapt
menambah kehilangan cairan.

k. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan muntah,


diare, demam, selang drein.
l. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urine dan serum osmolalitas,
kreatinin, hematokrit, dan hemoglobin.

EVALUASI
Evaluasi pada kekurangan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil
yaitu :
a. Klien minum 2000 ml/hari.
b. Klien mengerti tentang pentingnya meningkatkan masukan cairan selama
stress.
c. Berat jenis urine normal.
d. Tidak terjadi tanda-tanda dehirasi (mukosa bibir lembab, turgor kulit
elastis).

B.

HIPERVOLEMIA (Kelebihan Volume Cairan)

1.

Pengertian

Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan


cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Kelebihan volume cairan
mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan
natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan
kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air
tubuh total. (Brunner & Suddarth. 2002).

2.

Etiologi

Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat :


a. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV).
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

3.

Diagnosa Keperawatan

Kelebihan volume cairan adalah Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :
Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan, sekunder akibat
gagal jantung.
Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunancurah
jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, penyakit katup jantung.
Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat varises vena,
thrombus, imobilitas, flebitis kronis.
Berhubungan dengan retensi natrium dan air, sekunder akibat penggunaan
kortikosteroid.
Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak, malnutrisi.
Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder akibat imobilitas,
bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.
Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat, sekunder akibat
mastetomi.
TUJUAN
Mengurangi cairan dalam tubuh yang berlebih, dan kebutuhan cairan klien dapat
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh klien.
KRITERIA HASIL
Individu akan :
a. Mengungkapkan faktor -faktor penyebab dan metode-metode pencegahan
edema.
b. Memperlihatkan penurunan edema perifer dan sakral.
INTERVENSI
a. Kaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya retensi cairan.
b. Anjurkan individu untuk menurunkan masukan garam.
c. Ajarkan individu untuk.
d. Membaca label untuk kandungan natrium.
e. Hindari makanan yang menyenangkan, makanan kaleng, dan makanan beku.

f. Masak tanpa garam dan gunakan bumbu-bumbu untuk menambah rasa (lemon,
kemangi, mint).
g. Gunakan cuka mengganti garam untuk rasa sop, rebusan, dan lain-lain.
h. Kaji adanya tanda-tanda venostatis pada bagian tergantung.
i. Jaga ekstremitas yang mengalami edema setinggi diatas jantung apabila mungkin
(kecuali jika terdapat kontraindikasi oleh gagal jantung).
j. Instruksikan individu untuk menghindari celana yang terbuat dari kaos/korset,
celana setinggi lutut, dan menyilangkan tungkai bawah dan latihan tetap
meninggikan tungkai bila mungkin.
EVALUASI
Evaluasi pada kelebihan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil yaitu :
a. Klien tahu apa penyebab edema dan sudah mengerti tentang pencegahan
edema.
b. Tidak ada tanda-tanda edema.

BAB III

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:


volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air
dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion
hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut
berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan
mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam
cairan tubuh.

B.

Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa


saran untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan volume cairan sebagai berikut :
1. Perlunya ditingkatkan dan dipertahankan komunikasi yang efektif antara klien,
keluarga dan perawat agar terbina hubungan saling percaya dalam memberikan
asuhan keperawatan sehingga perawat dapat mendapatkan data-data yang
dibutuhkan.
2. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan dipertahankan dan dilengkapi
dengan respon klien agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih efektif.

MAKALAH
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000). Keadaan dimana
seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler
atau interstisial. (Carpenito, 2000). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan cairan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup.
B. Rumusan Masalah
- Menjelaskan pengertian Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan Etiologi Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan patofisiologi Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan tanda dan gejala Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan komplikasi Kelebihan Volume Cairan
- Menjelaskan asuhan keperawatan Kelebihan Volume Cairan

C. Tujuan
- Mengetahui pengertian Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui Etiologi Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui patofisiologi Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui tanda dan gejala Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui komplikasi Kelebihan Volume Cairan
- Mengetahui asuhan keperawatan Kelebihan Volume Cairan

BAB II
HIPERVOLEMIA (Kelebihan Volume Cairan)
A. Pengertian
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan
cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Kelebihan volume cairan
mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan
natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan
kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air
tubuh total. (Brunner & Suddarth. 2002).

B. Etiologi
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan.
Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran
darah menjadi sangat kecil. Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya
tidak menyebabkan overhidrasi jika kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi
secara normal. Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya
tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung,
ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka
minum dan jumlah garam yang mereka makan.
Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat :
1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
3) Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV).
4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

C.Patofisiologi
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit
dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya
retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan
cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam
serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan / adanya gangguan
mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan.

D. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipervolemia
antara lain : sesak nafas, ortopnea. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi
hiperlemia adalah berupa pelepasan Peptida Natriuretik Atrium (PNA), menimbulkan
peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan penurunan
pelepasan aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisis elektrolit,
keseimbangan asam-basa dan osmolalitas sering menyertai hipervolemia.
Hipervolemia dapat menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya
pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler

E.Komplikasi
Akibat lanjut dari kelebihan volume cairan adalah :
1. Gagal ginjal, akut atau kronik
2. Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung
3. Infark miokard
4. Gagal jantung kongestif
5. Gagal jantung kiri
6. Penyakit katup
7. Takikardi/aritmia Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid
plasma rendah, etensi natrium
8. Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker
9. Berhubungan dengan kerusakan arus balik vena
10. Varikose vena
11. Penyakit vaskuler perifer
12. Flebitis kronis

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik

Oedema, peningkatan berat badan, peningkatan TD (penurunan TD saat jantung


gagal) nadi kuat, asites, krekles (rales). Ronkhi, mengi, distensi vena leher, kulit
lembab, takikardia, irama galop
2. Protein rendah
3. Anemia
4. Retensi air yang berlebihan
5. Peningkatan natrium dalam urine

G. Penatalaksanaan Medis
Tujuan terapi adalah mengatasi masalah pencetus dan mengembalikan CES pada
normal. Tindakan dapat berupa hal berikut :
1) Pembatasan natrium dan air.
2) Diuretik.
3) Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan
beban cairan yang mengancam hidup.
H. Pedoman Penyuluhan Keluarga
Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut:
1) Tanda dan gejala hipervolemia.
2) Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan dokter setelah pulang dari rumah
sakit; sesak nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
3) Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan pengganti garam; dan hindari
makanan yang mengandung natrium tinggi.
4) Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan
potensial efek samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien menggunakan
diuretik.
5) Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia berlanjut.
6) Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari.

I. Asuhan Keperawatan

DOMAIN 2 : NUTRISI
Kelas :
1) Pengkajian
- Data Subjektif
a) Kaji batasan karakteristik
1. Riwayat gejala
Adanya keluhan :
Napas pendek
Penambahan berat badan
Awitan/durasi
Lokasi
Gambaran
Kelemahan/keletihan
Edema

b) Kaji faktor-faktor yang berhubungan

(1) Riwayat faktor-faktor penyebab dan penunjang


Riwayat diabetes pada keluarga atau perorangan
Kehamilan
Awal menstruasi
Penyakit jantung atau gagal ginjal
Penyakit hati
Alkoholik
Hiper atau hipertiroidisme
Terapi steroid
Malnutrisi
Masukan garam berlebihan
Penggunaan enema air hangat yang berlebihan
Obstruksi limfatik

Penggantian cairan yang berlebihan

(2) Masukan nutrisi


Perkiraan masukan protein (adekuat/tak adekuat)
Perkiraan masukan kalori (adekuat/tak adekuat/kelebihan)
Perkiraan masukan cairan (adekuat/tak adekuat/kelebihan)
Konsumsi alcohol setiap hari (jenis dan jumlah)
Masukan dan haluaran dalam 24-72 jam

Data Objektif

Nadi (kuat atau tidak teratur).


Pernapasan : frekuensi (takipnea), kualitas dangkal, bunyi paru ronki, tekanan
darah meningkat.
Edema : Tekan ibu jari paling sedikit 5 detik, catat sisa sisa lekukannya. Catat
derajat dan lokasi (kaki, tumit, tangan, sacrum, keseluruhan secara umum).
Penambahan berat badan
Distensi vena leher (distensi vena setinggi 45 derajat mungkin ada indikasi
terjadinya kelebihan cairan atau berkurangnya curah jantung.

2) Diagnosa Keperawatan
Pengertian:
Kelebihan volume cairan adalah Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial.

Batasan karakteristik :

Peningkatan berat badan cepat


Intake lebih banyak dari output
Perubahan tekanan darah, tekanan arteri pulmonal, peningkatan tekananvena
sentral (CVP)

Edema,dapat berkambang ke anasarka


Distensi vena jugularis
Perubahan pola respirasi, dispnea, napas pendek, ortopnea, suara abnormal :
rales atau crakles, kongesti paru, efusi fleura .
Penurunan Hb dan hemato krit, gangguan elekrolit, khususnya berat jenis.
Bunyi jantung
Reflek hepatojugular positif
Oliguria, azotemia
Perubahan status mental, gelisah cemas

Faktor Yang Berhubungan :

Mekanisme pengaturan melemah


Kelebihan intake cairan
Kelebihan intake sodium

3) NOC
Kelebihan volume cairan
Definisi: peningkatan retensi cairan isotonik
1. Keseimbangan cairan
2. Keparahan Kelebihan cairan
3. Fungsi ginjal
4. Status pernafasan
5. Tanda-tanda vital
6. Berat: massa tubuh
1. Cardiopulmonary status
Definisi: kecukupan volume darah dikeluarkan dari, ventrikel dan pertukaran karbon
dioksida dan oksigen pada tingkat alveolar.

Indikator :

Tekanan darah sistolik


Tekanan darah diastolik
Irama jantung
Status pernapasan
Irama pernapasan
Kedalaman inspirasi
Sianosis
Memerah
Diaphoresis

2. Keseimbangan cairan
Definisi: balence air dalam kompartemen intraselular dan ekstraselular tubuh
Indikator :

Tekanan darah
24-jam asupan dan keluaran keseimbangan
Berat badan stabil
Turgor kulit
Selaput lendir basah
Serum elektrolit
Hematokrit

3. Hipotensi ortostatik
Indikator :

Bunyi napas Adventitious

Asites
Urat leher destention
Peripheral edema
Lembut, bola mata cekung
Kebingungan
Haus
Kram otot
Pusing

4. Kelebihan cairan keparahan


Definisi: keparahan kelebihan cairan di dalam kompartemen intraselular dan
ekstraselular tubuh
Indikator :

Tangan edema
Sakralis edema
Kaki edema
Malaise
Kejang
Koma
Peningkatan tekanan darah
Urin menurun

5. Fungsi ginjal
Definisi: filtrasi darah dan penghapusan limbah metabolik produk melalui
pembentukan urin
Indikator :

Serum kreatinin
Urine bobot
Warna Urine
Urine protein
Urine PH
Urine elctrolytes
Arteri bikarbonat (HCO 3)
PH arteri
Serum elektrolit

6. Status pernafasan
Definisi: pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru dan pertukaran karbon
dioksida dan oksigen pada tingkat alveolar.
Indikator :
Status pernapasan
Irama pernapasan
Kedalaman inspirasi
Bunyi napas Auscultated
Pencapaian yang diharapkan spirometer insentif
Vital cavacity
Saturasi oksigen
Tes fungsi paru

7. Tanda-tanda vital
Defiition: sejauh mana suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah berada dalam
kisaran normal

Indikator :

Suhu tubuh
Jantung apikal
Apikal irama jantung
Denyut nadi radial
Status pernapasan
Irama pernapasan
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolik
Tekanan nadi
Kedalaman inspirasi

8. Berat: massa tubuh


Definisi: sejauh mana berat badan otot dan lemak kongruen dengan bingkai hei
jenis kelamin dan usia.
Indikator :

Bobot
Ketebalan lipatan kulit trisep
Pinggang / pinggul lingkar rasio (manusia)
Persentase lemak tubuh
Lingkar kepala persentil (anak)
Tinggi persentil (anak)
Berat persentil (anak)

4) NIC
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
1. Elektrolit Manajemen

Kegiatan:
Memonitor kadar elektrolit serum yang abnormal sebagai tersedia
Monitor untuk manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit
Berikan cairan, yang sesuai
Menjaga akurasi catatan asupan dan keluaran
Menjaga larutan yang mengandung elektrolit intravena pada laju aliran konstan
sesuai
Mendapatkan memerintahkan spesimen untuk analisis laboratorium kadar
elektrolit (misalnya, ABG, urin, dan serum levels), yang sesuai
Sediakan diet sesuai untuk pasien `s ketidakseimbangan elektrolit (mis., kaliumkaya, rendah sodium, dan karbohidrat rendah)
Anjurkan pasien dan atau keluarganya pada modifikasi diet khusus, sesuai
Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab dan jenis pengobatan
ketidakseimbangan elektrolit, sesuai
Monitor pasien `s tanggapan terhadap terapi elektrolit diresepkan
Memantau efek samping dari resep tambahan elektrolit (mis., GI iritasi)

2. Elektrolit Monitoring
Definisi: Pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan
elektrolit
KEGIATAN:
Memantau tingkat serum elektrolit
Memantau albumin serum dan total protein level, seperti ditunjukkan
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
Memonitor neurologis manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit (misalnya,
diubah sensorium dan kelemahan)
Memantau kecukupan ventilasi
Monitor untuk mual, muntah, dan diare
Memonitor penyakit medis yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit
Monitor tanda-tanda / gejala disiorentation hiponatremia, otot twicthing, mual dan
muntah, kram perut, sakit kepala, kejang, lesu dan penarikan diri, dan koma

Monitor untuk tanda-tanda dan gejala ekstrem hypernatremia haus, kering,


selaput lendir lengket, diubah mentation: dan kejang
Monitor untuk tanda-tanda dan gejala hyperphosphatemia: takikardia, mual, diare,
perut, kram, kelemahan otot, flaccid paralysis, dan peningkatan reflexses
Mengajarkan pasien cara-cara untuk mencegah atau meminimalkan
ketidakseimbangan elektrolit
3. Manajemen Cairan
Definisi: promosi keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi yang dihasilkan
dari cairan yang tidak normal atau tidak dikehendaki tingkat
Kegiatan:
Berat setiap hari dan memantau tren
Count atau berat popok, sesuai
Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (egincreased
gravitasi spesifik, peningkatan BUN, penurunan hematokrit, dan peningkatan
tingkat osmolatily urin)
Monitor tanda-tanda vital sesuai
Monitor untuk indikasi kelebihan cairan / retensi
memantau perubahan berat badan sebelum dan setelah dialisis jika diperlukan
Menilai lokasi dan memperluas edema, jika ada
Monitor status gizi
Berikan cairan, yang sesuai
Konsultasikan dengan dokter, jika tanda-tanda dan gejala dari kelebihan volume
cairan menetap atau woesen

4. Pemantauan Cairan
Definisi: pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan
cairan
Kegiatan:
Monitor berat
Monitor asupan dan keluaran
Memantau elektrolit serum dan urin nilai-nilai, yang sesuai
Monitor tekanan darah, denyut jantung, dan status pernafasan

monitor tekanan darah dan perubahan irama jantung, yang sesuai


Monitor mocous membran, turgor kulit, dan haus
Catatan kehadiran atau tidak adanya vertigo pada naik
5. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Definisi: pengumpulan dan analisis kardiovaskular pernapasan dan data suhu tubuh
untuk menentukan dan mencegah komplikasi
Kegiatan:
Monitor tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan status repiratory sebagaimana
mestinya
Auscultate tekanan darah pada kedua lengan dan membandingkan, yang sesuai
Monitor irama jantung dan laju
Memantau frekuensi dan irama pernafasan (misalnya, kedalaman dan simetri)
Monitor suara paru
Memonitor pernapasan abnormal patterms (mis., Cheyne-stoke, kussmaul, Biot,
apneustic, ataxic, repiration dan berlebihan mendesah)
Monitor warna kulit, suhu, dan kelembaban
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab perubahan dalam tanda-tanda vital

6. Shock Pencegahan
Definisi: mendeteksi dan merawat pasien yang beresiko akan terjadinya guncangan
Kegiatan:
Monitor untuk pemahaman, meningkatkan kecemasan dan perubahan status
mental
Monitor suhu dan status pernafasan
Monitor asupan dan keluaran
Monitor nilai laboratorium terutama Hgb dan tingkat HCT, penggumpalan profil,
ABG dan tingkat elektrolit, budaya dan kimia profil
Catatan jumlah dan frekuensi warna kotoran vomitus dan drainase nasogastric

Monitor tanda-tanda / gejala asites


Melakukan tes kulit untuk menentukan agen menyebabkan anafilaksis dan / atau
reaksi alergi yang sesuai
Anjurkan pasien dan / atau keluarganya pada faktor menimbulkan guncangan

by Finda

SABTU, 05 MEI 2012


Makalah Fluida Statis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah
salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak
partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas
juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga
diabaikan.
Dengan demikian kerapatannya akan lebih kecil. Karena itu, fluida dapat ditinjau
sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan menggunakan
konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap
untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air tempayan.
Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida
statis.
1.2 Perumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa


pertanyaan yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian
makalah. Diantaranya yaitu :
1.

Apa pengertian dari Fluida Statis

2.

Apa sifat- sifat Fluida Statis

3.

Apa itu Tekanan Hidrostatis

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah konsep dasar Fisika SD II, juga bertujuan antara lain :
1.

Mengetahui pengertian dari Fluida Statis

2.

Mengetahui sifat- sifat Fluida Statis

3.

Mengetahui Tekanan Hidrostatis

1.4 Manfaat Penulisan


Agar mengetahui, memahami dalam penerapkan sifat- sifat fluida yang ada yang
sering kita tidak sadari pemanfaatannya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fluida Statis
Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu fluida. Fluida adalah zat yang dapat
mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat
mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak
digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu
dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas
juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut
mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi
di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1.

Fluida statis

2.

Fluida Dinamis

Tapi yang kita bahas dalam makalah ini hanyalah membahas tentang fluida statis
( fluida diam ).
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya
geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak
dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana
adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai
lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Contoh pada kehidupan sehari-hari, sering digunakan air sebagai contoh. Marilah
kita perhatikan air tenang yang berada di dalam bejana.
Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada dinding gelas
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga
cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah
kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar
bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan
dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan
tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat
berat cairan dalam kolom tersebut.
2.2 Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis,
tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1.

Massa Jenis

Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah


pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya
kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada
sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi
tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa
setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat
alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda
homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis
adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis ratarata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah
benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume

yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.

dengan: m = massa (kg atau g),


V = volume (m3 atau cm3), dan
= massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).

Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan
Massa Jenis (g/cm3)
Nama Bahan
Massa Jenis (g/cm3)
Air
1,00
Gliserin
1,26
Aluminium
2,7
Kuningan
8,6
Baja
7,8
Perak

10,5
Benzena
0,9
Platina
21,4
Besi
7,8
Raksa
13,6
Emas
19,3
Tembaga
8,9
Es
0,92
Timah Hitam
11,3
Etil Alkohol
0,81
Udara
0,0012

2.

Tegangan permukaan

Pernahkah kamu melihat sebuah jarum atau silet terapung diatas air? Atau
kamu pasti pernah melihat ada nyamuk atau serangga lain dapat berdiri diatas air.
Fenomena ini erat kaitannya dengan penjelasan tentang tegangan permukaan.
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di
permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan
permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat
cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain
disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas
molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik

molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada
di bagian bawah permukaan cairan.

Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau
silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang
arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau
silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.

Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam
merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang
jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3.

Kapilaritas

Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena


menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah
minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah
kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.
Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan
diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam
bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan
naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air
raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada
permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala
kapilaritas.

Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu,
gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus.
Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung,
sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus
cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah
gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya
saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya.
Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel
dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.

Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi
antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya.
Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih
kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara
air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan
dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.

Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam


kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut
ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas
sehingga dinding rumah lembab.
4.

Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik


dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu,
air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal",
memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas
suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas
menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan
sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh
karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan
tegangan disebut fluide ideal.

2.3

Tekanan Hidrostatis

Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak
lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut.
Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.

p= F/ A

dengan: F = gaya (N),


A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas
permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas
bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas
bidang yang besar. Dapatkah Anda memberikan beberapa contoh penerapan
konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari?
Gambar 7.1 Dasar bejana yang terisi dengan fluida setinggi h akan mengalami
tekanan hidrostatis sebesar pA
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis
disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu
titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik
tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut
konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat
fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A

Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan
gravitasi Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = Vg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan
di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= (Ah) g / A = h g

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai


berikut.

ph = gh

dengan: ph = tekanan hidrostatis (N/m2),


= massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau,
tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut
disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah
mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya
ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika
ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan
bertambah jika kedalaman bertambah.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis
Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis
pada dasar tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan
c. gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya : a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air:
Ph = gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2

b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:

Ph = gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2


c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2

Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat
pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya
sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana.
Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat
tekanan sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya
berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0).

b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli
Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan
udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara
yang tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah
menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam
bukunya yang berjudul A Unit of Measurement, The Torr Tekanan atmosfer (1 atm)
sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara
mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
raksa percepatan gravitasi Bumi panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 105 N/m2

c. Pengukur Tekanan Ban


Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa
silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada
pentil ban, tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan
menekan pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke
ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi
sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan
tekanan udara dalam ban.

BAB III
KESIMPULAN

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:


volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal juga
turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan
mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan.
Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paruparu dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia
dalam cairan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1.
www.google.com.http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/implikasikeperaw
atan-atas-masalah-cairan-tubuh/
2. Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3).
Jakarta : EGC
3. www.scribd.com
4. www.wikipedia.com
5. http://www.medicastore.com

KONSEP KONSEP DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Jumlah dan Komposisi Cairan Tubuh

Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air
dan elektrolit). Faktor faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah :

umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak tubuh. Secara umum diketahui, orang
yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional
mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibandingkan dengan wanita. Orang yang
gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang
yang kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.

Kurang lebih dua per tiga dari cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan
intraselular, dan banyak terdapat pada masa otot skeletal. kompartemen cairan
intraselular lebih jauh dibagi menjadi ruang cairan intravaskular, dan trasnselular.
Ruang intravaskular (cairan dalam pembuluh darah) mengandung plasma. Ruang
interstisiel mengandung cairan yang mengelilingi sel dn berjumlah sekitar 8 liter
pada orang dewasa. Ruang transselular merupakan bagian terkecil dari cairan
ekstraseluler dan mengandung kurang lebih 1 leter cairan setiap waktu.

Elektorlit
Elektrolit dalam cairan tubuh merupakan kimia aktif (kation yang mengandung
muatan positif, dan anion, yang mengandung muatan negatif). Kation kation
utama dalam cairan tubuh adalah Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium. Anion
anion utama adalah Klorida, Bikarbonat, Fosfat, Sulfat, dan Proteinat.

Pengaturan Kompartemen Cairan Tubuh


Osmosis dan Osmolalitas

Jika dua larutan yang berbeda dipisahkan oleh membran impermeabel menjadi
subtansi terlarut, perpindahan air terjadi melalui membran dari daerah dengan
konsentrasi zat terlarut rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi
sampai larutan tersebut mempunyai konsentrasi yang sama ; difusi air ini
disebabkan oleh gradien konsentrasi air yang dikenal sebagai osmosis. Besarnya
kekuatan ini tergantung pada jumlah partikel yang terlarut dalam larutan dan bukan
pada beratnya. Jumlah partikel yang terlarut dalam satu unit air menentukan
osmolalitas atau konsentrasi suatu larutan, yang mempengaruhi perpindahan air
antara kompartemen cairan. Ada tiga istilah yang dihubungkan dengan osmosis :
tekanan osmotik, tekanan onkotik, dan diuresis osmotik.

v Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan


aliran air oleh osmosis

v Tekanan onkotik adalah tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein (y.i
..albumin)

v Diuretik osmotik terjadi ketika terdapat peningkatan haluran urin yang diakibatkan
oleh ekskresi subtansi seperti glukosa, manitol, atau agens kontras dalam urin.

Difusi
Difusi didefinisikan sebagai kecenderungan alami dari suatu subtansi untuk
bergerak dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke area dengan
konsentrasi yang lebih rendah. Difusi terjadi melalui perpindahan tidak teratur
(random) dari ion dan malekul.

Filtrasi

Tekanan hidrostatik dalam kapiler cenderung untuk menyaring cairan keluar dari
kompartemen vaskuler ke dalam dairan interstisiel.

Pompa Natrium Kalium


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsentrasi Natrium lebih besar dalam
CES dibandingkan dengan dalam CIS ; karena ini, ada kecenderungan Natrium
untuk memasuki sel dengan cara difusi. Kecenderungan ini diimbangi oleh pompa
Natrium Kalium, yang terdapat pada membran sel dan secara aktif memindahkan
Natrium dari sel ke dalam CES. Sebaliknya, konsentrasi Kalium intraseluler yang
tinggi dipertahankan dengan memompakan Kalium ke dalam sel. Per definisi,
transpor aktif menunjukkan bahwa pengeluaran energi harus terjadi agar terjadi
perpindahan terhadap gradien konsentrasi.

Rute Pemasukan dan Kehilangan

Ginjal. Volume urin yang biasa pada orang dewasa adalah antara 1 dan 2 liter per
hari. Sebagai aturan umum adalah haluaran kurang lebih 1 ml urin per kilogram dari
berat badan per jam (1 ml/kg/jam) pada semua kelompok usia.

Kulit. Perspirasi kasat mata mengacu pada kehilangan air dan elektrolit yang dapat
terlihat melalui kulit dengan cara berkeringat. Zat terlarut utama dalam keringat
adalah Natrium, Klorida, dan Kalium. Kehilangan keringat yang nyata dapat
bervariasi dari 0 sampai 1000 ml atau lebih setiap jam, tergantung pada suhu
lingkungan. Kehilangan air yang terus menerus melalui evaporasi (kurang lebih
600 ml/hari) terjdi melalui kulit sebagai perspirasi tidak kasat mata, suatu bentuk
kehilangan air yang tidak tampak. Demam banyak meningkatkan kehilangan air
tidak kasat mata melalui paru paru dan kulit, seperti kehilangan barier kulit alami
melalui luka bakar yang luas.

Paru paru. Paru paru normalnya membuang uap air (kehilangan tidak kasat
mata) pada tingkat antara 300 sampai 400 ml setiap hari. Kehilangannya lebih
besar dengan peningkatan frekuensi atau kedalaman pernapasan, atau keduanya.

Traktus gastrointestinal. Kehilangan yang lazim melalui saluran gastrointestinal


hanya 100 sampai 200 ml setiap hari, meskipun kurang lebih 8 liter cairan
bersirkulasi melalui sistem gastrointestinal setiap 24 jam (disebut sirkulasi
gastrointestinal). Karena cairan dalam jumlah besar direabsorpsi dalam usus halus,
jelas bahwa kehilangan yang besar dapat terjadi melalui saluran gastrointestinal
jika terjadi diare atau fistula.

Tes Laboratorium untuk Mengevaluasi Status Cairan


Osmolalitas mencerminkan konsentrasi cairan yang mempengaruhi perpindahan air
antara kompartemen kompartemen cairan yang melalui osmosis. Osmolalitas
mengukur konsentrasi zat terlarut per kilogram dalam darah dan urin. Osmolalitas
juga ukuran kemampuan larutan untuk menciptakan tekanan osmotik dan
mempengaruhi perpindahan air. Osmolalitas serum mencerminkan konsentrasi
natrium dan anionnya. Osmolalitas urin ditentukan oleh urea, kreatinin, dan asam
urat. Hal ini merupakan indikator yang paling dipercaya untuk konsentrasi urin.
Osmolalitas dicatat sebagai miliosmol per kg air (mOsm/Lkg).

Berat jenis urin mengukur kemampuan ginjal untuk mengekskresi atau menghemat
air. Berat jenis urin dibandingkan dengan berat air murni, yang mempunyai berat
jenis 1.000. Rentang normal berat jenis adalah 1.001 sampai 1.040. Berat jenis urin
dapat diukur di tempat tidur dengan dengan meletakkan hidrometer atau
urinometer yang dikalibrasi dalam suatu silinder dengan menggunakan kurang lebih
20 ml urin. Berat jenis merupakan indokator indikator konsentrasi yang kurang
dapat diandalkan dibandingkan osmolalitas urin, peningkatan glukosa atau protein
dalam urin dapat menyebabkan berat jenis tinggi yang palsu. Faktor faktor yang
meningkatkan atau menurunkan osmolalitas urin sama dengan faktor faktor yang
mempengaruhi berat jenis urin.

Nitrogen urea darah (BUN). terbentuk dari urea, yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme protein (keduanya dari otot dan masukan makanan). Pemecahan asam
amino menghasilkan amonia dalam jumlah besar, yang diabsorpsi ke dalam aliran
darah. Molekul amonia diubah menjadi urea dan diekresikan dalam urin.

Tabel . Perbandingan Osmolalitas Serum dan Urin

Faktor yang Meningkatkan Osmolalitas

Faktor faktor yang menurunkan Osmolalitas

Serum

Kehilangan air bebas

*Diabetis Insipidus

Kelebihan natrium

Hiperglikemia

Uremia

SIADH

Gagal ginjal

Penggunaan diuretik

Insufisiensi adrenal

Urin

Kekurangan volume cairan

SIADH

Kelebihan volume cairan

Diabetes insipidus

* Syndrome of inappropriate antidiuretik hormone

BUN normal adalah 10 sampai 20 mg/dl (SI : 3,5 mmol/L). Kadar BUN beragam
sesuai haluaran urin. Faktor faktor yang meningkatkan BUN termasuk perdarahan
GI, dehidrasi, peningkatan masukan protein, demam, dan sepsis. Faktor faktor
yang menurunkan BUN termasuk penyakit hati tahap akhir, diet rendah protein,
kelaparan, dan kondisi kondisi lain yang menghasilkan perluasan volume cairan
(mis. Kehamilan).

Kreatin merupakan hasil akhir dari metabolisme otot. Kreatinin merupakan indikator
fungsi ginjal yang lebih baik dibandingkan BUN kerena kreatinin tidak beragam
karena masukan protein dan keadaan metabolik. Kreatinin serum normal berkisar
0,6 sampai 1,5 mg/dl (SI : 53 133 mmol/L), meskipun demikian, konsentrasinya
tergantung pada massa otot dan beragam dari satu orang dengan orang lainnya.

Hemotokrit mengukur persentase volume sel darah merah (eristrosit) dalam seluruh
darah dan secara normal bervariasi dari 40% sampai 54% untuk pria dan 37%
sampai 47% untuk wanita. Kondisi kondisi yang meningkatkan hematokrit adalah
dehidrasi dan polisetemia, kondisi yang menurunkan hematokrit adalah overhidrasi
dan anemia.

Nilai natrium urin berubah sesuai dengan masukan natrium dan status volume
cairan (jika masukan natriummeningkat hasilnya adalah peningkatan ekskresi dan
jika volume cairan yang bersirkulasi menurun, natrium dipertahankan). Natrium urin
normal berkisar antara 50 sampai 130 mEq/L (SI : 50 130 mmol/L). Natrium urin
akan berjumlah kurang dari 20 mEq/L selama periode kehilangan cairan dan lebih
besar dari 40 mEq/L jika ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan
natrium dan memekatkan urin.

Mekanisme Homeostatik
Organ organ Tubuh

Ginjal. Fungsi fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan


yang normal termasuk berikut ini :

v Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan ekskresi selektif
cairan tubuh

v Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif subtansi yang
dibutuhkan dan ekskresi selektif substansi yang tidak dibutuhkan

v Pengaturan pH CES melalui retensi ion ion hidrogen

v Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik

Jantung dan Pembuluh Darah. Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui
ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilkan urin. kegagalan kerja
pompa ini mengganggu perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air
dan elektrolit.
Paru paru. Paru paru juga vital dalam mempertahankan homeostatis. Paru paru
juga mempunyai peran penting dalam mempertahankan keseimbangan asam
basa, seperti yang akan dibahas dalam bab ini. Perubahan perubahan pada proses
penuaan yang normalmenghasilkan penurunan fungsi pernapasan, menyebabkan
kerusakan dalam pegaturan pH pada individu usia lanjut yang menderita gawat
atau mengalami trauma.
Kelenjar Pituitari. Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yang ikenal dengan
nama hormon anti diuretik (ADH), yang disimpan dalam kelenjar pituitariposterior
dan dilepaskan jika diperlukan. Fungsi ADH termasuk mempertahankan tekanan
osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan
mengatur volume darah.
Kelenjar Adrenalin. Aldesteron, suatu mineralokortikoid yang disekresikan oleh zona
glomerulosa (daerah terluar) dari korteks adrenal, mempunyai efek yang mendalam
pada keseimbangan cairan. Peningkatan sekresi aldosteron menyebabkan retensi
natrium (dan karena itu juga retensi air) dan kehilangan kalium. Sebaliknya
penurunan sekresi aldosteron menyebabkan kehilangan natrium dan air sereta
retensi kalium. Kortisol, hormon adrenokortikoid yang lai, hanya mempunyai
sebagian kemampuan mineralokortikoid dari aldosteron. Meskipun demikian, jika
kortisol disekresi dalam jumlah besar, kortisol juga dapat mengakibatkan retensi
natrium dan cairan serta kekurangan kalium.
Kelenjar Paratiroid. Kelenjar paratiroid yang terdapat di sudut kelenjar tiroid,
mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PHT). PHT
mempengaruhi resorpsi tulang, absorpsi kalsium dari usus halus, dan reabsorpsi
kalsium dari tubulus ginjal.
Mekanisme Homeostatis Lain
Baroteseptor, adalah reseptor saraf kecil, mendeteksi perubahan perubahan pada
tekanan dalam pembuluh darah dan menyampaikan informasi ini kepada sistem
saraf pusat. Baroreseptor bertanggung jawab untuk memonitor volume yang
bersirkulasi dan mengatur aktivitas neural simpatis dan parasimpatis sama halnya
seperti aktivitas endokrin. Baroreseptor dikatagorikan sebagai sistem baroreseptor
tekanan rendah dan tekanan tinggi. Baroreseptor tekanan rendah berada dalam
antrium jantung, terutama di antrium kiri. Baroreseptor tekanan tinggi berada
dalam ujung ujung saraf di arkus aorta dan di sinus kardia. Selain itu baroreseptor
tekanan tinggi yang lain berada di arteriol aferen pada aparatus jukstaglomerular
nefron.

Renin adalah suatu enzim yang mengubah angiotensinogen, suatu substansi tidak
aktif yang dibentuk oleh hepar, menjadi angiotensin I dan angiotensin II, dengan

kemampuan vasokontriktornya, meningkatkan tekanan perfusi arteri dan


menstimulasi rasa haus.

Hormon Anti Diuretik (ADH) dan mekanisme rasa haus mempunyai peran penting
dalam mempertahankan konsentrasi natrium dan masukan cairan oral. Masukan
oral dikendalikan oleh pusat rasa haus yang berada dalam hipotalamus.
Osmoreseptor, terletak pada permukaan hipotalamus, merasakan perubahan dalam
konsentrasi natrium. Jika tekanan osmotik meningkat, neuron neuron mengalami
dehidrasi dan dengan cepat melepaskan impuls impuls ke pituatari posterior yang
meningkatkan pelepasan ADH.

Keseimbangan Cairan Tubuh & Terapi Cairan (Kristaloid, Koloid, etc)


9:35 AM ginjal, Interna, kedokteran 2 comments
TEORI KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH

Dalam tubuh kita mengenal istilah Total Body Water (TBW) atau berat total seluruh
cairan dalam tubuh kita. berat cairan dalam tubuh kita berkisar 60% dari berat
badan kita. Hal ini menunjukan komponen terbesar dalam tubuh kita adalah air,
bukan otot. Perlu diketahui, semakin kurus seseorang TBWnya akan semakin tinggi.
Namun, bila orangnya gemuk, TBW akan semakin rendah. Hal ini disebabkan orang
gemuk berisi lebih banyak lemak, sehingga TBWnya lebih rendah. Itu mengapa
kebanyakan orang gemuk akan lebih mudah haus dan mengalami dehidrasi.

60% air dalam tubuh kita, terbagi dalam 3 komponen utama. cairan intraselular,
cairan interstisium, dan cairan plasma, dengan komponen terbanyaknya yakni
cairan intraselular.

Untuk memudahkan cairan plasma dan interstisium dipisahkan oleh membran


kapiler. sedangkan cairan interstisium dan intrasel dipisahkan oleh membran sel.
Walaupun punya memiliki kompartemen masing-masing, namun komposisi diantara

ketiganya bisa berubah karena pengaruh lain, sebagi contoh pasien yang diberikan
terapi cairan secara berlebihan dapat terkena edema paru di cairan
ekstraselulernya. Hal ini akan dijelaskan di bawah.

Setelah berbicara mengenai pembagian cairan dalam tubuh kita, sekarang kita
akan membahas mengenai KOMPOSISI CAIRAN

Cairan Plasma. Cairan plasma mengandung Kation Na & K dimana jumlah ion Na
lebih banyak daripada K, sedangkan untuk anionnya adalah Cl. (transport pasif)
Cairan Interstisium. Mirip dengan plasma kok. (transport pasif)
Cairan Intrasel. Pada cairan ini jumlahnya terbalik, K lebih banyak daripada Na
(transport aktif)
Keseimbangan cairan dalam tubuh digambarkan sebagi berikut:
Misalnya dalam kondisi normal, tekanan hidrostatik di INTRAVASKULER = 40 mmHg
sedangkan di INTERSTISIUM = 30 mmHg. Hal ini berarti terdapat driving force
sebesar 10 mmHg yang akan mendorong cairan dari intravaskular keluar menuju
interstisium.
Namun bila kita masih melakukan rehidrasi pada pasien dengan kondisi normal
seperti ini, misalnya kita beri IV line Ringer Laktat 1000 ml dalam 30 menit maka
akan meningkatkan volume cairan intravaskular (tadinya 40, jadi 70 misalnya).
Namun tekanan di interstisium tetap 30, sebab volumenya tidak bertambah.
Sekarang driving forcenya meningkat, yang tadinya cuma 10 menjadi 40, sehingga
cairan intravas keluar lebih banyak lagi ke interstisium dan terjadilah penumpukan
cairan di interstisium. Hal inilah yang menjelaskan kenapa bisa terjadi edema paru
pada pasien tertentu.

Sekarang mari kita bahas TEKANAN ONKOTIK


tekanan onkotik dipengaruhi oleh molekul besar, seperti albumin. Tekanan onkotik
itu berfungsi untuk mempertahankan cairan agar tetap berada di kompartemenya,
sehingga pada kondisi dimana tek.onkotik meningkat, tekanan onkotik ini akan
menarik cairan untuk masuk. Hal ini terlihat pada penambahan misalnya pada
penambahan koloid/albumin yang akan menyebabkan cairan intravaskular
meningkat karena albumin ini akan meningkatkan tekanan onkotik sehingga
menarik cairan di kompartemen sebelahnya (dalam hal ini interstisium).

RESUSITASI CAIRAN.

Terapi cairan terdiri dari 2 fungsi, yaitu resusitasi (mengembalikan) dan


maintenance (mempertahankan). Resusitasi berarti memberikan cairan dalam
jumlah banyak dalam waktu singkat dengan tujuan merestorasi cairan. Jenis cairan
yang dapat digunakan koloid atau kristaloid . Cairan koloid dan kristaloid
mengandung elektrolit yang sesuai dnegan osmolalitas plasma, sehingga dapat
diberikan dalam waktu cepat dengan jumlah yang banyak.

KAPAN perlu dilakukan resusitasi?


Pada percobaan bunuh diri dengan memotong arteri radialis yag kemudian
menyebabkan perdarahan hebat, pada pasien2 diare, kolera, dan pada masien
muntah2 hebat. dimana pada kondisi yang disebutkan terjadi kehilangan cairan
yang banyak.

Contoh cairan koloid: hidroksi, gelatin, albumin 5%, hesteril


Contoh cairan kristaloid: RL, Ringer asetat, Normal Saline atau NaCl 0,9%.

MAINTENANCE
Fungsi maintenance ini mirip dnegan fungsi untuk mempertahankan homeostasis.
Misalnya dnegan menggunakan elektrolit komposisi lengkap (Na, Cl, K, Mg, Zn),
atau cairan bernutrisi seperti dextrose, xylitol, asam amino, lipid dll.
Contoh cairan yang digunakan adalah KNMY, KNIB, KN 3A,triofulsin dll.

Sederhananya, untuk membedakan cairan untuk resusitasi dan untuk maintenance


kita bisa melihat komposisi cairan itu. Bila mengandung glukosa, protein, dan
lipidnya berarti digunakan untuk MAINTENANCE, sedangkan bila berisi albumin,
NaCl, berarti untuk RESUSITASI
Pada aplikasinya bila ada pasien shock, kita lakukan dahulu resusitasi cairan
(misalnya dengan RL). Bila pasien sudah dalam kondisi stabil, kita segera
mengganti cairan RL dengan cairan untuk maintenance seperti triofulsin. Bila
pasien tiba-tiba shock lagi, kita dapat mengganti lagi dengan RL.

Sekarang kita akan membahas lebih dalam jenis cairan..


KRISTALOID

Untuk memberikan cairan ini kita harus memperhatikan osmolalitas. Kelebihan dari
cairan kristaloid adalah tidak ada efek samping. Mudah dieliminasi tubuh dan
murah.

DEXTROSE 5%
Dextrose 5% adalah cairan yang tidak mempunyai elektrolit, Na nya 0, Cl nya juga
0, oleh karena itu cairna ini tidak boleh dipergunakan untuk resusitasi, karena justru
dapat menyebabkan swelling. Namun cairan ini dapat digunakan untuk
maintenance.

KOLOID
Cairan koloid mengandung berat molekul yang tinggi sehingga dapat bertahan lebih
lama di intravaskular (albumin 5% dapat bertahan 24 jam). Cairan jenis ini dapat
mempertahankan volume intravaskular lebih lama dibandingkan cairan kristaloid. .
Intinya semakin tinggi BM semakin lama di intravaskular. Namun tidak berarti kita
lantas memberikan cairan yang tinggi BM sebab efek samping dari BM yang tinggi
dapat berupa renal failure atau perdarahan tiba-tiba.

Pertanyaan terakhir. Mana yang lebih baik? Kristaloid tidak berefek smaping, murah
tapi tidak bertahan lama? ataukah cairan koloid yang mampu bertahan lebih lama
di intravaskular?
Menurut dosen saya, sebenernya mereka berdua sama aja, perdebatan mengenai
ini blum selesai hingga sampe sekarang. Ada yang pro kristaloid, ada yang pro
koloid, dan ada jga yang pro kombinasi keduanya

TINJAUAN TEORITIS

Gangguan Sirkulasi Dan Cairan Tubuh (air dan elektrolit)


A.

Kongesti/Bendungan/Hiperemia

Hyperemia yaitu suatu keadaan yang diserta meningkatnya volume darah dalam
pembuluh darah yang melebar.
1.

Menurut timbulnya, maka hiperemi dibedakan atas:

a.

Hiperemi akut, tidak ada perubahan yang nyata

b.
Hiperemi kronik, biasanya diikuti oleh oedem, atrofi dan degenerasi kadangkadang sampai nekrosis atau terjadi juga proliferasi jaringan ikat.
2.

Jenis Hiperemi yang lain adalah

a.
Hiperemi aktif, yang terjadi karena jumlah darah arteri pada sebagian tubuh
bertambah, biasanya terjadi secara akut. Hal ini terjadi karena arteriol atau kapiler
mengalami dilatasi akibat terangsangnya syaraf vasodilator atau kelumpuhan
vasokonstriktornya.
b.
Hiperemi pasif, terjadi karena jumlah darah vena atau aliran darah vena
berkurang dan terjadinya dilatasi pembuluh vena dan kapiler.hiperemi jenis ini
biasanya kronik tetapi dapat juga terjadi secara akut. Hiperemi pasif ini disebut juga
Bendungan Hipostatik.
B.

Edema

Pada umumnya oedema berarti meningkatnya volume cairan extra seluler,


khususnya cairan extra vaskuler yang dapat bersifat setempat atau umum. Dalam
rongga pleura dan rongga pericard normal terdapat sekitar cairan (5-25 ml), Bila
jumlah cairan rongga serosa sangat berlebihan maka terjadi:
1.

Hidrothoraks

2.

Hidropericardium

3.

Hidroperitonium atau ascites.

Oedema umum (anasarca) disebut juga dropsy adalah penimbunan cairan dalam
jaringan subkutis dan rongga tubuh.

Ada lima mekanisme yang berhubungan dengan oedema seperti dibawah ini
a.

Penurunan tekanan osmotic koloid

Protein plasma yang berkurang mengakibatkan tekanan osmotic koloid intra


vasculer menurun, sedangkan tekanan osmotic koloid pada jaringan interstitium
relative lebih tinggi yang berakibat meningkatkan volume cairan interstitium
sehingga terjadilah oedema.
b.

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler

Tekanan hidrostatik ini merupakan daya untuk menginfiltasi cairan melalui dinding
kapiler.Bila tekanan hidrostatik ini lebih besar dari pada tekanan osmotic dalam
pembuluh darah maka akan terjadi oedema.
c.

Peningkatan permeabilitas kapiler

Tekanan ostomik darah lebih besar dari pada limfe. Daya atau kesanggupan
permeabilitas ini bergantung kepada substansi semen (cement substance) yang
mengikat sel-sel endotel tersebut.
d.

Obstruksi limfatik

Cairan tubuh sebenarnya berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme sel,
sebagian cairan interstitium dengan zat-zat yang melarut akan diserap lagi melalui
dinding kapiler darah masuk kedalam saluran darah dan sebagian lain yang
mengandung sejumlah protein masuk kedalam saluran limfe.
e.

Kelebihan Natrium dan Cairan tubuh.

Natrium adalah zat terlarut utama yang menahan air didalam cairan ekstra sel oleh
karena itu, mekanisme pengaturan seksesi natriun oleh ginjal adalah yang paling
bertanggung jawab bagi pengaturan volume caiaran dalam tubuh.

Macam-macam oedema:
Oedema ada yang setempat dan ada juga yang menyeluruh atau umum disebut
oedema anasarka. Jenis oedema:
a.
Pitting oedema, mengacu pada perpindahan cairan interstitium yaitu tekanan
jari pada kulit yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas memerlukan
waktu 5-30 untuk kembali pada keadaan semula.
b.
Non pitting oedema, kadang-kadang cairan interstitiel yang sudah oedema
berat tidak dapat dipindahkan ke daerah lain dengan jalan penekanan
C.

Perdarahan (Hemorhagi)

Hemorhagi dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri, atau jantung. Hemorhagi dapat
terjadi karena darah keluar dari susunan kardiovaskuler atau karena diapedesis
(artinya eritrosit keluar dari pembuluh darah yang tampak utuh).

1.

Tempat terjadinya perdarahan

a.

Kulit, dapat berupa:

1). Petechiae, yaitu perdarahan kecil-kecil bidawah kulit yang terjadi secara
spontan,
biasanya pada kapiler-kapiler.
2). Echymosis, yaitu perdarahan yang lebih besar dari petechiae, yang terjadi
secara
Spontan.
3). Purpura, yaitu perdarahan yang berbentuk bercak, basarnya bercak antara
petechiae dan echymosis.
b.

Mukosa

c.

Serosa

d.

Selaput rongga sendi

2.

Perdarahan mempunyai nama tersendiri tergantung lokasi

a.
Hematoma, yaitu penimbunan darah setempat, diluar pembuluh darah,
biasanya telah membeku, sering menonjol seperti suatu tumor pada suatu jaringan.
b.
Apopleksi, yaitu penimbunan darah yang dihubungkan dengan perdarahan
otak.
c.
Hemoptysis, yaitu perdarahan pada paru-paru atau salurannya kemudian
dibatukkan keluar.
d.
Hematemesis, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui muntah
(muntah darah).
e.
Melena, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui anus
sehingga feces berwarna hitam

3.

Etiologi perdarahan

a.

Kerusakan pembuluh darah

b.

Trauma

c.

Proses patoloogik

d.

Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah.

e.

Kelainan pembuluh darah.

4.

Perdarahan dapat bersifat local atau sistemik

a.

Perddarahan local

Tergantung lokasi perdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak tampak gejala
(tidak penting), sedangkan bila lokasinya vital, seperti pada:
1). Medulla oblongata, akan timbul kematian.
2). Otak, mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan.
3). Rongga pleura, mengakibatkan volume paru mengecil

b.

Perdarahan sistemik

Tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan. Bila akut dan banyak maka
dapat menyebabkan kollaps sehingga semua organ tubuh akan iskhemi dan tampak
pucat. Bila kronis, sedikit-sedikit dan berulang atau terus menerus akan timbul
kekurangan zat besi sehingga mengakibatkan anemia hipokhrom dan tejadi pula
kelainan sum-sum tulang.
.
D.

Trombosis

Trombus adalah suatu masa yang tersusun dari unsur-unsur darah didalam
pembuluhan darah. Proses pembentukan thrombus dinamakan thrombosis.

Pada keadaan tertentu (aliran darah melambat), trombosit melekat pada


permukaan endotel pembuluh darah. Tumpikan trombosi ini makin lama makin
banyak dan saling melekat sehingga terbentuk suatu massa yang menonjol
kedalam lumen
1.

Etiologi

a.

Perubahan pada permukaan endotel pembuluh darah.

Kerusakan endotel ini dapat terjadi pada:


1). Aterosklerosis, (lapisan dalam pembuluh darah menjadi tidak rata
dan menebal)
2). Poliarteritis nodosa
3). trombophlebitis
b.

Perubahan pada aliran darah

c.

Perubahan pada konstitusi darah

Perubahan dalam jumlah dan sifat trombosit dapat mempermudah thrombosis


sehingga trombusit mudah melekat.
2.

Macam-macam bentuk thrombus

a.

Yang oklusif yakni menyumbat lumen pembuluh darah

b.
Berbentuk saddle (Ridding thrombus), bentuk memanjang masuk ke cabang
pembuluh darah
c.
Yang menempel pada dinding dan bagian lainnya menempel pada lumen
(mural atau parietal)
d.

Pedunculated (mural bertangkai)

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/2042303-gangguansirkulasi-dan-cairan-tubuh/#ixzz2Ls2Uk1sB

Peredaran Darah pada Manusia( Sistem Transportasi )


Transportasi adalah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan keseluruh
tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan daritubuh.
Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh
darahberedar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh
darah.Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah
bening)dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe. Pada hewan alat transpornya
adalahcairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah
darah danbagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung dan pembuluh
darah.Sistem kardiovaskular adalah sistem yang memberi fasilitas
prosespengangkutan berbagai substansi menuju sel-sel tubuh dan dari sel-sel
tubuh. Sistemini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem
saluran yang terdiridari arteri dan vena.Peredaran darah manusia merupakan
peredaran darah tertutup dan ganda ataurangkap. Peredaran darah tertutup artinya
dalam peredarannya darah selalu mengalirdi dalam pembuluh darah. Peredaran
darah ganda artinya dalam satu kali beredar,darah melalui jantung sebanyak dua
kali sehingga terdapat peredaran darah besar danperedaran darah kecil. Peredaran
darah kecil yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju ke paru-paru,
kemudian kembali ke jantung. Pada saat darah beradadi paru-paru, terjadi
pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) secaradifusi. Oksigen dari
udara berdifusi ke darah, sedangkan karbon dioksida dari darahberdifusi ke udara.
Darah yang meninggalkan paru-paru kaya akan oksigen.Kemudian masuk ke atrium
kiri melalui vena pulmonalis.Peredaran darah besar yaitu peredaran darah dari bilik
kiri jantung ke seluruhtubuh, kemudian kembali ke serambi kanan jantung. Pada
saat darah berada dikapiler, terjadi pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon

dioksida (CO2). Oksigen daridarah berdifusi ke sel-sel tubuh sedangkan karbon


dioksida dari selsel tubuh berdifusike dalam darah. Kemudian darah yang miskin
oksigen dan kaya karbon dioksidamenuju vena. Darah dari tubuh bagian atas
menuju atrium kanan melalui pembuluhbalik besar atas (
vena cava superior
) sedangkan darah dari tubuh bagian bawahmasuk ke atrium kanan melalui
pembuluh balik besar bawah (
vena cava inferior
).

(
Gambar 1
. Alat transportasi )
1.

Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecualitumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yangdibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasilmetabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.Istilah medis yang berkaitan
dengan darah diawali dengan kata
hemoatau
hematoyang berasal dari bahasa Yunani
haima
yang berarti darah.Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalahmengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
jugamenyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme,dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuanmempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari
sistemendokrin juga diedarkan melalui darah.Darah manusia berwarna merah,
antara merah terang apabila kaya oksigensampai merah tua apabila kekurangan
oksigen. Warna merah pada darahdisebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(
respiratory protein

) yang

mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnyamolekulmolekul oksigen.Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti
darah mengalirdalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah
dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme
berupa karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis,
lalu dibawakembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah
dikirimkan keseluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah
mengedarkan oksigen keseluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut
pembuluh kapiler. Darahkemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena
cava superior danvena cava inferior.Darah juga mengangkut bahan bahan sisa
metabolisme, obat-obatan danbahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke
ginjal untuk dibuang sebagaiair seni. komposisi darah terdiri dari beberapa jenis
korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa
cairan kekuningan yangmembentuk medium cairan darah yang disebut plasma
darah.(
Gambar 2
. Bagian-bagian dalam darah)Bagian-bagian darah yaitu :a.

Sel-sel darah (bagian yg padat)


(1)

Eritrosit (sel darah merah)


(sekitar 99%)

Anda mungkin juga menyukai