Anda di halaman 1dari 60

KULIAH HISTOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR

DISAMPAIKAN OLEH

Dr. H.Nizamuddin, MS.

KULIAH HISTOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR


Oleh : Dr.H.Nizamuddin, MS.

Sistem sirkulasi terdiri dari sistem pembuluh darah dan limf. Sistem pembuluh darah terdiri dari : Jantung Serangkaian pembuluh yaitu arteri, kapiler dan vena Sistem pembuluh darah berguna untuk : Membagikan bahan nutritif, oksigen dan hormon ke seluruh bagjan tubuh Mengangkut limbah metabolisme sel.

Jantung merupakan pompa ganda untuk mendorong darah dari tubuh masuk ke jantung kanan dan dipompa ke kedua paru.

Jantung kiri menerima darah dari paru dan membaginya ke seluruh jaringan organ tubuh.
Semua pembuluh darah yang mengalirkan darah ke paru dan dari paru menuju ke atrium kiri, membentuk sirkulasi paru.

Semua pembuluh darah yang membagikan darah ke bagian lain tubuh dan mengumpulkan darah dari bagian lain tubuh menuju ke atrium kanan, membentuk sirkulasi sistemik.

Arteri mengantar darah dari jantung ke jaring-jaring kapiler. Hampir semua pertukaran zat antara darah dan jaringan lainnya terjadi pada pembuluh kapiler yang membentuk jaring-jaring pembuluh yang berhubungan satu sama lain Darah dari jaring-jaring kapiler kembali ke jantung melalui vena Sistem pembuluh limf, mulai di dalam jaringan sebagai pembuluh buntu terdiri atas kapiler limf dan pembuluh limf dari berbagai ukuran yang mengembalikan cairan limf dari ruang jaringan ke dalam aliran darah melalui vena besar di leher.

Berkas saraf sering berjalan seiring dengan arteri atau vena sepanjang perjalanannya melewati berbagai jaringan, yang disebut berkas neurovaskuler. PEMBULUH KAPILER

Pembuluh kapiler merupakan tabung endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari sistem peredaran darah. Garis tengan rata-rata 7-9 mikrometer, dan membentuk jaring-jaring saluran-saluran halus. Dinding kapiler terdiri dari selapis sel endotel gepeng, yang dipisahkan dari jaringan di sekitarnya oleh lamina basal atau membran basal.

Dua atau tiga sel endotel (biasanya satu sel endotel), membatasi seluruh keliling pembuluh kapiler pada berbagai tempat potongan. Kapiler dikelilingi selubung tipis terdiri dari serat kolagen dan elastin tipis dan disertasi sel perivaskuler (perisit) di sana sini. Perisit kemungkinan merupakan sel yang belum berkembang dan dapat berkembang menjadi sel jenis lain, termasuk alat polos. Tingkat metabolisme suatu kepadatan jaring-jaring kapiler. organ menentukan

Jaring-jaring kapiler padat terdapat pada paru, hati, ginjal, membran mukosa, kelenjar, otot rangka dan substansia grisea otak. Jaring-jaring kapiler yang tidak padat (sedikit) terdapat pada tendo, saraf, jaringan otot polos dan membran serosa. PENGGOLONGAN KAPILER Kapiler digolongkan menjadi tiga jenis yang utama yaitu: Kapiler sempurna (Jenis I) Kapiler bertingkap (Jenis II) Kapiler sinusoidal (tidak sempurna)

KAPILER SEMPURNA (JENIS I)


Kapiler ini memiliki sitoplasma sel endotel menebal di tempat yang berinti dan menipis di tempat lainnya. Di dalamnya terdapat filamen halus dan banyak vesikel kecil (vesikel pinositotik/Kaveol intrasel) sepanjang permukaan sel yang menghadap lumen maupun membran basal. Dijumpai celah sempit di antara membran sel yang berhadapan yang mengandung bahan kedap elektron. Terapi pada tempat tertentu misalnya pada susunan saraf pusat, membran sel yang berhadapan bersatu membentuk taut kedap (tight junctions)

Kapiler sempurna (Jenis I) ini dijumpai pada banyak jaringan termasuk otot, paru, susunan saraf pusat dan kulit. Secara fungsional terlibat dalam transpor cairan melewati dinding kapiler.

KAPILER BERTINGKAP (JENIS II)


Pada kapiler ini, pada endotel di sekitar inti, sitoplasmanya sangat tipis dan ditembusi oleh pori-pori yang bergaris tengah 30-50 nm. Pori-pori atau tingkap bundar tersebut satu sama lain dengan jarak tertentu dan ditutup oleh katup tipis, kecuali pada kapiler glomerulus ginjal.

Katup ini lebih tipis daripada membran sel, mempunyai struktur yang kompleks dan komposisi kimianya belum diketahui. Sel-sel endotel kapiler ini dipisahkan satu sama lain oleh taut rekah (gap junction) Kapiler bertingkap (Jenis II) dijumpai di dalam mukosa usus, berbagai kelenjar endokrin, glomerulus ginjal dan pakreas KAPILER SINUSOIDAL (TIDAK SEMPURNA) Kapiler ini mempunyai garis tengah lumen lebih besar dari normal. Garis tengahnya 30 mikrometer atau lebih dan mempunyai dinding berkelok-kelok tak beraturan.

Terdapat celah-celah yang lebar di antara sel-sel endotel. Membran sel tidak utuh dan dinding sinusoid dipisahkan dari parenkim organ hanya oleh jala-jala halus serat retikulin. Kapiler sinusoidal terdapat di dalam hati dan organ hemopoietik seperti sumsum tulang dan limpa.

PERMEABILITAS
Permeabilitas adalah kemampuan untuk memindahkan zat-zat melewati dinding kapiler. Permeabilitas berbeda pada berbagai tempat dan berubah sesuai dengan perubahan keadaan setempat.

Masih belum jelas benar, apakah pemindahan ini melalui sitoplasma endotel ataukah melewati celah di antara sel-sel endotel.

KAPILER ARTERI DAN KAPILER VENA


Kapiler arteri atau arteriol prakapiler atau metarteriol merupakan wujud peralihan arteri dan kapiler. Kapiler vena atau venula pasca kapiler merupakan wujud peralihan kapiler dan vena. Kapiler arteri atau arteriol prakapiler atau metarteriol berlumen lebih lebar daripada jaring-jaring kapiler dan mempunyai serat otot polos bertebar di sana-sini pada

dindingnya. Dindingnya terdiri atas selapis sel endotel. Sel-sel otot polos disini tersusun memanjang, tidak seperti otot polos pada arteriol yang tersusun melingkar. Kapiler vena atau venula pasca kapiler mempunyai garis tengah cukup besar sampai 30 mikrometer atau lebih dan panjangnya mencapai 500 mikrometer. Dindingnya terdiri atas selapis sel endotel dengan membran basal dan dibungkus oleh jaringan ikat tipis yang mengandung perisit.

ARTERI Dinding arteri pada umumnya terdiri atas tiga lapis atau tunika yaitu :

1. Tunika intima (interna) : Adalah lapis paling dalam yang terdiri dari: Selapis sel endotel : disebelah dalam Lapisan subendotel : yang merupakan jaringan ikat fibroelastis halus Tunika elastika interna : berupa sabuk serat elastis, disebelah luar
2. Tunika Media: Lapis tengah, terutama terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun melingkar.

di antara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin dan kolagen dalam jumlah yang beragam. 3. Tunika adventisia: Lapis luar, terutama terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh. Berbatasan dengan tunika media, mungkin terdapat tunika elastika eksterna yang jelas PENGGOLONGAN ARTERI

Arteri digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: 1. Arteriol : arteri yang paling kecil 2. Arteri sedang : mempunyai banyak unsur otot polos 3. Arteri besar : terutama terdiri atas serat elastin.

ARTERIOL Arteriol bergaris tengah 100 mikrometer atau kurang. Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel dan tunika elastika interna yang tidak kontinu. Tidak terdapat lapisan sub endotel. Tunika media terdiri atas satu sampai lima lapis sel otot polos dengan serat-serat elastin bertebar di antaranya. Tunika adventisia lebih tipis dari tunika medianya, berupa selapis jaringan ikat yang mengandung serat kolagen dan elastin yang tersusun memanjang. Lapisan ini menyatu dengan jaringan ikat di sekitarnya. Arteriol merupakan pengendali utama tekanan darah sistemik

ARTERI SEDANG Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel, lapisan subendotel yang mengandung serat kolagen dan elastin halus, beberapa fibroblas, dan serat otot polos yang tersusun memanjang. Tunika elastika interna sangat jelas dan membentuk sabuk tebal yang kontinu dan bergelombang. Tunika media hampir semuanya dibentuk oleh sel-sel otot polos yang tersusun melingkar yang sampai mencapai 40 lapis, dan sejumlah kecil jaringan ikat yang mengandung serat elastin, kolagen dan retikulin serta sedikit fibroblas.

Tunika adventisia sering setebal tunika media yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung serat kolagen dan elastin, yang hampir seluruhnya tersusun memanjang. Terdapat tunika elastika eksterna yang tidak kontinu, berbatasan dengan tunika media.

Arteri sedang disebut juga arteri tipe muskular karena tebalnya sel-sel otot polos di tunika media.
Arteri sedang disebut juga arteri distribusi atau arteri pembagi karena mereka membagi darah ke berbagai organ dan mengatur suplai darah sesuai dengan tuntutan faal yang berlainan.

ARTERI BESAR Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel yang berbentuk poligonal, lapisan subendotel yang terdiri atas serat elastin dan kolagen, serta tebaran fibroblas. Di bagian dalam tunika intima, terdapat berkas-berkas kecil otot polos. Tidak terdapat tunika elastika interna. Tunika media sebagian besar mengandung serat-serat elastin yang tersusun melingkar. Di antara serat serat elastin mengandung fibroblas, bahan dasar amorf, jalajala serat elastin halus, dan serat otot polos yang berjalan melingkar.

Tunika adventisia terdiri atas jaringan menyatu dengan jaringan ikat di sekitarnya. Tidak terdapat tunika elastika eksterna.

ikat yang

Arteri besar disebut juga arteri tipe elastis karena banyaknya kandungan serat elastin pada tunika medianya. Arteri besar disebut juga arteri penghubung untuk menjelaskan fungsinya sebagai pengantar darah ke dalam cabang-cabang kecil sistem pembuluh darah

Yang termasuk arteri besar adalah aorta dan cabangcabang utamanya yaitu arteri brakiosefalik, arteri karotis komunis, arteri subklavia, dan arteri iliaka komunis.
ARTERI KHUSUS

Adalah arteri-arteri tertentu yang memperlihatkan penyimpangan struktur yang mencolok dari susunan yang lazim.
Variasi ini untuk penyesuaian terhadap tempatnya yang khusus dan tuntutan akan fungsinya.

Yang termasuk arteri khusus adalah: Arteri yang terlindung di dalam tengkorak berdinding tipis dengan tunika elastika interna yang sangat berkembang Arteri paru yang berdinding tipis akibat berkurangnya jumlah otot dan jaringan elastisnya. Hal ini terkait dengan rendahnya tekanan darah di dalam sirkulasi paru.

Arteri umbilikalis mempunyai tunika media terdiri atas dua lapis otot polos tebal, yang memanjang di sebelah dalam dan melingkar di sebelah luar. Tidak mempunyai tunika elastika interna

Arteri penis mempunyai tunika intima sangat tebal dan mengandung banyak serat otot memanjang. PERUBAHAN ATERI KARENA USIA Arteri tipe elastis berubah lebih nyata dengan bertambahnya usia daripada arteri tipe muskular. Dalam proses menua, perubahan utama terjadi pada tunika intima dan tunika media, dimana jaringan elastis menebal tidak teratur, serat-serat elastisnya putusputus, lemak masuk ke dalam substansi interstisialnya. Pada arteri sedang, terjadi pengapuran di dalam tunika media.

VENA Tekanan darah vena sepersepuluh dari tekanan darah arteri dan karena itu harus menampung volume darah lebih besar daripada sistem arteri. Kaliber vena umumnya lebih besar daripada arteri, tapi dinding vena jauh lebih tipis, yang terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan elastis. PENGGOLONGAN VENA

Vena digolongkan menjadi tiga golongan yaitu : 1. Venula 2. Vena Sedang 3. Vena besar

VENULA Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel

Tunika media terdiri dari serat otot polos melingkar setebal 1-3 lapis, yang tersusun lebih renggang daripada arteriol yang setara dan terpisahkan oleh berkas serat kolagen dan elastin
Tunika adventisia tebal dibandingkan keseluruhan dindingnya yang tipis dan terdiri atas serat kolagen yang tersusun memanjang dan tebaran serat elastin serta fibroblas.

VENA SEDANG Garis tengahnya antara 1-9 mm

Tunika intimanya tipis terdiri dari selapis sel endotel pendek dan berbentuk poligonal. Lapisan subendotel tidak jelas. Tunika elastika interna tidak jelas
Tunika medianya tipis, terdiri dari berkas kecil serat otot polos yang tersusun melingkar, dipisahkan oleh seratserat kolagen dan serat elastin. Tunika media lebih berkembang pada vena anggota gerak bawah Tunika adventisianya sangat berkembang dan membentuk sebagian besar dindingnya yang terdiri atas

jaringan ikat longgar dengan berkas serat kolagen kasar tersusun memanjang dan mengandung sedikit otot polos yang tersusun memanjang.

VENA BESAR
Tunika intimanya terdiri dari selapis sel endotel dan tampak sedikit lebih tebal dari vena sedang. Tunika medianya kurang berkembang dan otot polosnya sangat kurang atau tidak ada. Tunika adventisianya paling tebal dan terdiri atas tiga lapis:

Tepat di luar tunika media, mengandung jaringan ikat padat fibroelastis dengan serat kolagen kasar Daerah tengah mengandung banyak serat otot memanjang Daerah paling luar hanya terdiri atas jaringan serat kolagen kasar dan serat elastin KATUP VENA Banyak vena kecil dan vena sedang terutama pada anggota gerak bawah dilengkapi dengan katup, yang mencegah aliran balik menjauhi jantung Katup berupa lipatan bulan sabit atau kantung sebagai akibat lipatan tunika intima setempat

Kedua permukaan katup diliputi sel endotel VENA KHUSUS

Beberapa vena tidak mempunyai otot polos, sehingga tidak mempunyai tunika media. Misalnya vena-vena serebral dan meningeal, sinus duramater dan venavena retina, tulang, jaringan erektil penis, dan bagian maternal plasenta.
Vena yang mempunyai lapisan otot polos tebal ialah vena pada rahim yang hamil dan anggota gerak, vena umbilikalis dan beberapa vena mesenterika

ANASTOMOSIS ARTERIOVENOSA Pada daerah tertentu, arteri dihubungkan langsung dengan vena oleh anastomosis arteriovenosa. Pada anastomosis itu, endotel langsung terletak di atas tunika media khusus yang berfungsi sebagai sfingter.

Anastomosis ini banyak terdapat di dalam kulit tubuh yang tidak tertutup, misalnya : telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan hidung serta bagian tubuh yang kegiatan metabolismenya berbeda, seperti : kelenjar tiroid, dan sistem pencernaan.

VASA VASORUM Arteri dan vena dengan garis tengah lebih dari 1 mm, disuplai oleh pembuluh nutrisi kecil yang disebut vasa vasorum. Pembuluh ini masuk ke dalam tunika adventisia dan berakhir sebagai jalinan kapiler padat yang masuk jauh ke dalam lapisan terdalam tunika media. Umumnya tidak mencapai tunika intima.

Pada beberapa vena besar, mungkin karena rendahnya tekanan vena dan oksigen, vasa vasorum mencapai tunika intima.

JANTUNG Jantung merupakan bagian dari sistem vaskuler yang sangat khusus, memompa mengalirkan darah di dalam pembuluh darah. Jantung mempunyai empat ruangan utama yaitu atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Vena cava superior dan inferior mencurahkan darah vena yang berasal dari seluruh bagian tubuh ke dalam atrium kanan, dan selanjutnya masuk ke dalam ventrikel kanan.

Darah di dorong dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis menuju kedua paru, tempat pertukaran gas terjadi, dan kemudian kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah mengalir dari atrium kiri menuju ventrikel kiri, dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh oleh aorta, beserta seluruh percabangannya. DINDING JANTUNG Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu : 1. Endokardium : 2. Miokardium : massa utama jantung lapis dalam lapis tengah, yang membentuk

3. Epikardium ENDOKARDIUM

: lapis luar

Terdiri dari selapis sel endotel, lapisan subendotel yang mengandung serat kolagen halus. Lebih ke dalam terdapat lapisan yang lebih kuat yang mengandung banyak seral elastin dan serat otot polos. Lapisan yang paling jauh dari lumen yang menyatu dengan miokardium di bawahnya, adalah lapis subendokardial yang terdiri dari jaringan ikat longgar. Lapisan subendokardial mengandung banyak pembuluh darah dan saraf dan cabang-cabang sistem hantar rangsang jantung

MIOKARDIUM Terdiri dari otot jantung yang ketebalannya beragam pada tempat yang berbeda. Otot jantung yang paling tipis terdapat pada kedua atrium, dan yang paling tebal terdapat pada ventrikel kiri. Di dalam ventrikel, otot jantung tersusun dalam dua lapis yaitu lapis permukaan dan lapis dalam. Lapis permukaan berjalan spiral dari dasar ventrikel ke apeks, dan berakhir di dalam muskulus papilaris.

Lapis dalam berjalan melingkari dinding setiap ventrikel dengan beberapa serat membentuk jalur berbentuk S, berjalan dari saru ventrikel ke ventrikel lainnya, melewati sekat interventrikel.

Lembar otot atrium dan ventrikel melekat berikut jaringan interstisialnya (endomisium) ke kerangka jantung (bangunan pejangga utama jantung).

Kerangka jantung berupa jaringan ikat padat fibrosa, tempat melekat otot jantung dan katup-katupnya.
Komponen utama kerangka jantung adalah : Septum membranaseum Trigonum fibrosum Anulus fibrosus (cincin fibrosa)

SEPTUM MEMBRANASEUM Adalah bagian fibrosa sekat interventrikel, merupakan tempat melekat ujung bebas beberapa serat otot jantung. TRIGONUM FIBROSUM Adalah berupa massa jaringan fibrosa di antara pintupintu arteri dan pintu-pintu atrioventrikuler. ANULUS FIBROSUS ATAU CINCIN FIBROSA Melingkari pangkal aorta dan arteri pulmonalis dan pintu atrioventrikuler. Cincin-cincin ini merupakan tempat penambat utama serat-serat otot atrium dan ventrikel, dan juga sebagai tempat tambatan katup atrioventrikuler

EPIKARDIUM Selubung luarnya disebut juga perikardium viseral yaitu berupa suatu membran serosa yang dilapisi selapis sel mesotel. Di bawah mesotel terdapat lapisan tipis jaringan ikat yang mengandung banyak serat elastin. Lapisan subperikardial terdiri atas jaringan ikat longgar mengandung pembuluh darah, saraf, dan lemak, yang menyatukan epikardium dengan miokardium. KATUP JANTUNG Katup atrioventrikuler (trikuspid dan mitral) merupakan lipatan endokardium bertulangkan jaringan ikat fibrosa yang menyatu dengan anulus fibrosus.

Endokardiumnya lebih tebal pada permukaan yang menghadap atrium daripada yang menghadap ventrikel dan lebih banyak mengandung serat elastin.

Semua katup dihubungkan dengan muskulus papilaris ventrikel oleh benang fibrosa yang disebut korda tendinea, yang mengendalikan katup.
Katup semilunaris aorta dan arteri pulmonalis strukturnya sama dengan katup atrioventrikuler. Setiap katup terdiri atas tiga daun. Bagian tengahnya, lempeng fibrosa setiap katup membentuk penebalan (nodulus Arantius) pada pinggir bebasnya.

SISTEM HANTAR RANGSANG Jantung dilengkapi dengan sistem yang terdiri atas serat jantung khusus yaitu serat Purkinje yang berfungsi untuk mengatur denyut jantung dengan cara mengatur kontraksi kedua atrium dan ventrikel. Serat Purkinje mempunyai kecepatan hantar rangsang lebih daripada serat otot jantung biasa yang berjalan di dalam lapisan subendokardium.

Serat Purkinje bergaris tengah lebih besar dibandingkan dengan serat otot jantung biasa dan relatif mengandung lebih banyak sarkoplasma.

Sarkoplasmanya mengandung lebih banyak glikogen. Jumlah miofibril lebih sedikit dan biasanya terletak di tepi serat. Impuls timbul pada nodus sinotrial, yang terletak pada pertemuan antara vena cava superior dan atrium kanan. Dari sini impuls merambat ke nodus atrioventrikuler yang terletak di dalam dinding tengah atrium kanan. Dari sini impuls merambat melalui berkas His yang berjalan melalui kerangka jantung di daerah trigonum fibrosum kanan menuju pinggir posterior sekat interventrikel pars membranosa.

Berkas His kemudian bercabang dua masing-masing menuju ke setiap ventrikel. Setiap cabang menuju ke serat Purkinje, yang akhirnya bercabang banyak yang akan menuju ke seluruh bagian ventrikel dan berakhir di dalam miokardium tempat mereka bergabung degnan serat otot jantung biasa. PEMBULUH DARAH JANTUNG

Dua arteri koronaria mensuplai darah ke jantung, dan vena jantung mengalirkannya kembali. Arteri koronaria bercabang-cabang di miokardium membentuk jalinan kapiler padat. dalam

Jalinan kapiler ini mengalirkan darah kembali ke dalam vena kardiaka yang kemudian bermuara ke dalam sinus koronarius dan akhirnya tercurah kembali langsung ke dalam atrium kanan.

Beberapa vena bermuara langsung ke dalam lumen jantung.


Sistem hantar rangsang disuplai banyak cabang halus khusus arteria koronaria. SISTEM PEMBULUH LIMF Pengaliran limf searah jalannya dan bukan sirkulasi.

Pembuluh limf yang paling kecil yaitu kapiler limf, berujung buntu. Pembuluh limf menuju satu atau dua pembuluh utama yaitu duktus torasikus yang lebih besar atau ke duktus limfatikus dextra yang lebih kecil. Kemudian bermuara ke dalam vena-vena besar. Kapiler limf dan pembuluh limf terdapat pada hampir seluruh jaringan dan organ.

Mereka tidak terdapat pada susunan saraf pusat, sumsum tulang, telinga tengah dan selubung bola mata.

KAPILER LIMF / KAPILER GETAH BENING

Kapiller limf merupakan tabung halus tapi agak lebih lebar dan garis tengahnya tidak seragam. Dindingnya terdiri dari selapis sel endotel yang utuh dengan banyak vesikel pinositotik kecil.
Kapiler limf tidak memiliki membran basal yang sempurna dan diliputi oleh lapisan tipis serat kolagen dan retikulin.

Pembuluh ini membentuk jalinan padat dan sering berjalan seiring dengan kapiler darah.

PEMBULUH LIMF SEDANG / PEMBULUH GETAH BENING SEDANG Tunika intima terdiri atas selapis sel endotel dan lapisan halus serat elastin dan kolagen.

Tunika medianya terdiri dari serat otot polos yang tersusun melingkar dan di antaranya terdapat sedikit serat elastin. Tunika adventisianya merupakan lapisan yang paling tebal dan terdiri dari jalinan serat kolagen dan elastin dan sedikit serat otot polos.
Pembuluh limf mempunyai banyak katup yang berjarak lebih berdekatan daripada katup pada vena

Katupnya berpasangan dan tepi bebasnya mengarah ke pusat . Setiap katup merupakan lipatan tunika intima. PEMBULUH LIMF BESAR / PEMBULUH GETAH BENING BESAR

Terdapat dua pembuluh limf besar yaitu duktus torasikus dan duktus limfatikus dextra.
Tunika intimanya terdiri atas selapis sel endotel, lapis subendotel yang mengandung sedikit otot longitudinal, membran elastis tipis yang tidak sempurna. Tunika media merupakan lapis paling tebal yang terdiri atas berkas serat otot polos memanjang dan melingkar yang dipisahkan oleh jaringan ikat tebal

Tunika adventisia terdiri atas serat kolagen kasar dan sedikit serat otot memanjang tidak berbatas tegas dan menyatu dengan jaringan ikat di sekitarnya. Vasa vasorum memperdarahi dinding pembuluh limf besar dengan cara yang sama seperti pada pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai