Anda di halaman 1dari 7

Sistem Kardiovaskuler

(Pembuluh Darah)

Kelompok 5
Yuliana Ratih Kamara Dewi

128114017

Monika Gita Kurniasih

158114021

Stefanus Leonardo Jonhalim

158114031

Sistem kardiovaskuler adalah sistem dalam tubuh yang mengedarkan darah untuk
keperluan pertukaran zat dan gas. Sistem ini juga merupakan sistem transpor tubuh yang
membawa gas gas pernafasan, nutrisi, hormon dan zat zat lain ke dan dari jaringan tubuh.
Komponen sistem kardiovaskuler terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah.
Pembuluh darah manusia merupakan pembuluh darah tertutup, karena darah manusia
selalu beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Pembuluh darah manusia terdiri dari
pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena) dan kapiler.
1. Aorta
Aorta adalah pembuluh darah besar yang merupakan bagian dari sistem sirkulasi
sistemik yang keluar dari jantung dan berfungsi untuk membawa darah dari jantung yang
berisi oksigen ke pembuluh arteri. Dari pembuluh aorta yang besar kemudian bercabang
menjadi beberapa pembuluh darah arteri yang ukurannya lebih kecil dan membawa darah dari
percabangan aorta ke seluruh tubuh, kecuali arteri paru paru.
2. Arteri
Pembuluh nadi (arteri) adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung
ke seluruh tubuh, selalu membawa darah segar berisi oksigen kecuali arteri pulmonalis yang
membawa darah kotor yang memerlukan oksigenisasi. Fungsinya sebagai saluran transit
tercepat bagi darah dari jantung ke berbagai organ serta berperan sebagai reservoir tekanan.

Macam macam arteri :


a. Arteri pulmonalis
Merupakan arteri yang berdinding tebal, terbesar dan paling elastis dari semua
arteri karena berperan mengakomodasikan darah dengan cara meregang ketika
ventrikel berkontraksi. Selain itu keelastisitasannya digunakan untuk meredam
tekanan ketika meninggalkan jantung.
b. Arteri otot
Merupakan arteri yang elastis dan bercabang menjadi lebih kecil. Arteri ini
membawa darah ke organ tertentu. Secara proporsional, arteri ini memiliki tunika
media paling tebal, setiap sisi media dilapisi oleh serat elastis. Arteri otot memainkan
peran utama dalam mengatur atau mengontrol tekanan darah dengan vasodilatasi dan
penyempitan. Vasodilatasi ditimbulkan oleh penurunan aktivitas vasokonstiktor
simpatis di bawah tingkat toniknya. Ketika tekanan arteri rata rata meningkat di atas
normal, timbul refleks berupa reduksi aktivitas vasokonstriksi simpatis yang
menyebabkan vasodilatasi arteriol umum yang membantu menurunkan tekanan
pendorong ke tingkat normal.
c. Arteriol
Berfungsi sebagai katup pengatur dari sistem arteri, memiliki dinding otot yang
kuat yang dapat menutup sehingga memungkinkan untuk berdilatasi beberapa kali,
dengan demikian dapat mengubah aliran darah ke kapiler.
Dinding pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan, yaitu : lapisan terdalam yang disebut
sebagai tunika intima; lapisan tengah disebut tunika media; dan yang terluar disebut tunika
adventisia atau tunika eksterna. Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel yang
bersentuhan langsung dengan darah yang mengalir dalam lumen dan selapis jaringan elastin
yang berpori (biasa disebut membran basalis). Sel endotel berbentuk pipih, poligonal dengan
ukuran sekitar 10 x 50mikrometer dan tebalnya 1 3 mikrometer, dengan sumbu panjang sel
sejajar dengan aliran darah. Sel endotel berfungsi untuk mengatur aliran darah yang dipompa
oleh jantung menuju ke seluruh tubuh. Jaringan kolagen yang ada dalam tunika intima adalah
jaringan kolagen tipe IV, sedangkan yang tipe V ada di membran basal.
Tunika media terdiri dari sel sel otot polos, jaringan elastin, proteoglikan,
glikoprotein dan jaringan kolagen. Dalam keadaan biasa, jumlah jaringan elastin yang
membentuk tunika media aorta dan pembuluh darah besar lainnya lebih menonjol
dibandingkan dengan otot polosnya. Sebaliknya, di pembuluh darah arteri lebih banyak
dijumpai sel otot polos yang membentuk tunika medianya. Elastin yang bersifat hidrofobik
berperan dalam mempertahankan elastisitas dinding pembuluh darah, sedangkan jaringan

kolagen berperan dalam mempertahankan struktur dan bentuk pembuluh darah. Jaringan
kolagen pada tunika media terdiri dari 3 tipe, tipe I dan tipe II mengandung sel sel fibril
dengan diameter 20 90nm, dan tipe III bersifat lebih elastik. Tunika adventisia atau tunika
eksterna bertindak sebagai pelindung dan terdiri dari banyak jaringan ikat, saraf otonom,
pembuluh darah limfa dan vasa vasorum.
Struktur arteri dari dalam ke luar:
1. Endotelium
2. Membran Basal
3. Jaringan Elastis
4. Jaringan Otot Polos
5. Jaringan Elastis
6. Jaringan Konektif (penghubung)
Struktur dinding pembuluh arteri, terdiri dari tiga lapis:

Lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat fibrus disebut tunika adventisia. Lapisan

ini merupakan lapisan pelindung.


Lapisan tengah yang berotot dan elastis disebut tunika media. Lapisan ini adalah
lapisan yang paling kuat, membuat pembuluh darah tetap terbuka dan dengan

kontraksi serabut ototnya memberikan tekanan yang tetap terhadap darah.


Lapisan dalam yang endotelial disebut tunika intima. Lapisan ini terbentuk oleh
endotelium sangat licin, dibatasi selapis tunggal sel epitel gepeng.

Berdasarkan ukuran, arteri dibagi menjadi 3 :


a. Arteri elastic (arteri besar)
Diameternya 1 2,5cm pada orang dewasa dan tebal dindingnya sekitar
1,5cm. Disebut juga arteri konduksi karena fungsi utamanya adalah mengangkut
darah keluar dari jantung, serta berfungsi meredakan fluktuasi besar dalam tekanan
yang ditimbulkan oleh denyut jantung.
b. Arteri muscular (arteri sedang)
Diameternya bervariasi berkisar antara 0,5 1cm. Disebut juga arteria
distribusi karena fungsinya untuk mengontrol distribusi darah arteri ke berbagai
bagian tubuh. Tipe ini merupakan bagian arteria yang terbanyak yang terdapat
dalam tubuh.
c. Arteriol
Diameternya kurang dari 0,5. Dindingnya hanya terdiri atas 1 3 lapis otot
polos yang tersusun sirkular. Fungsinya untuk mengatur aliran darah dari arteri ke
kapiler.
3. Vena

Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah dari
seluruh tubuh kembali ke jantung dan selalu membawa darah yang berisi karbondioksida
kecuali vena pulmonalis yang membawa darah kaya akan oksigen. Pembuluh ini berfungsi
sebagai reservoir (penampung) darah. Vena adalah pembuluh berdinding tipis yang sangat
mudah diregangkan serta dapat teregang pasif untuk menampung volume darah dalam jumlah
besar. Vena juga memiliki dinding 3 lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih
tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes dan kurang elastis daripada arteri.
Struktur dari dalam ke luar:
1. Katup
2. Endotelium
3. Membran basal
4. Jaringan otot polos
5. Jaringan Konektif
Disepanjang pembuluh vena terdapat banyak katup (valvula semi lunaris) yang
disusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kembali ke
arah sebaliknya. Katup ini berbentuk lipatan setengah bulan yang terdiri atas lapisan dalam
vena yaitu endotelium, yang diperkuat sedikit dengan jaringan fibrus. Lipatan lipatan itu
satu sama lain berhadapan, pinggiran yang bebas menghadap ke arah darah mengalir.
Secara garis besar, pembuluh vena dibagi atas 2, yaitu

Vena Pulmonalis, membawa darah kaya oksigen kembali ke serambi kiri jantung.
Vena Kava, membawa darah kaya CO2 dari tubuh menuju serambi kanan jantung.
Terdiri atas:
a. Vena Kava Superior : dari tubuh bagian atas
b. Vena Kava Inferior : dari tubuh bagian bawah

Darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu karena oksigennya sudah banyak
diberikan pada jaringan. Bila sebuah vena terpotong, darah mengalir keluar dengan arus yang
rata.
Berdasarkan ukuran, vena dibagi menjadi 3 :
a. Vena besar : diameternya 1,5 3cm
b. Vena sedang : diameternya 0,1 1cm
c. Venula : diamternya kurang dari 0,1cm dan terlibat dalam pertukaran metabolit
antar arah darah dan jaringan.
Tabel perbedaan arteri dan vena :

4. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil dan lebih halus serta merupakan
tempat arteri berakhir dan vena memulai. Pada ujung pembuluh kapiler, pembuluh nadi dan
pembuluh balik saling bertemu. Kapiler membentuk jalinan pembuluh darah dan bercabang
cabang di dalam sebagian besar jaringan tubuh. Kapiler berfungsi sebagai tempat pertukaran
bahan antara darah dengan sel jaringan dan berperan penting sebagai distributor zat-zat
penting ke jaringan yang memungkinkan berbagai proses dalam tubuh.
Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan warnanya karena terjadi
pertukaran gas. Perdarahan kapiler dikenal dari mengalirnya darah perlahan lahan ke
permukaan. Dinding kapiler tidak mempunyai otot polos maupun adventisia hanya tersusun
oleh satu lapisan yang disebut lapisan endotelium.
Struktur berdinding tipis memungkinkan transport nutrisi cepat dan efisien ke sel
dan mengangkut sisa metabolisme. Diameter kapiler berkisar antara 5 10 mikrometer,
sehingga sel darah merah harus menyesuaikan bentuknya untuk melalui kapiler. Perubahan
diameter kapiler bersifat pasif dan dipengaruhi oleh perubahan konstruksi pembuluh darah
yang mengalirkan darah ke dan dari kapiler. Diameter kapiler juga berubah sebagai respon
dari rangsangan kimia.
Penyebaran kapiler sepanjang jaringan bervariasi tergantung pada jenis jaringannya.
Misalnya jaringan skeleton, yang metabolismenya aktif maka mempunyai jaringan kapiler
yang lebih padat dibandingkan jaringan yang kurang aktif seperti kartilago. Pada beberapa
daerah tubuh seperti pada ujung jari dan ibu jari terdapat hubungan langsung dengan arteri
dan vena tanpa diperantarai oleh kapiler. Tempat seperti ini dinamakan anastomisis
arteriovenosa.

Ada 3 jenis kapiler, yaitu :


a. Kapiler kontinu
Kapiler yang tersusun dari sel sel endotel yang rapat
b. Kapiler fenestrata atau perforata
Ditandai oleh adanya pori pori diantara sel endotel. Kapiler perforata biasanya
ditemukan dalam jaringan jaringan dimana terjadi pertukaran pertukaran zat
dengan cepat antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal, usus,
dan kelenjar endokrin
c. Kapiler sinusoid
Kapiler ini berkelok kelok dan garis tengahnya sangat besar (30
40mikrometer), sirkulasi darah agak lambat, tidak memiliki dinding yang dibatasi
kontinu oleh sel sel endotel, tetapi terbuka pada ruang ruang antar sel. Kapiler
ini terutama ditemukan pada hati dan organ organ homopoetik seperti sumsum
tulang dan limpa.
5. Tekanan darah
Tekanan sistole dalah tekanan yang terjadi pada saat ventrikel berkontraksi
sedangkan atrium berelaksasi, sehingga tekanan intraventrikularis meninggi. Hal ini
menyebabkan valva atrioventrikularis menutup, darah akan terpompa menuju aorta dan arteri
pulmonalis karena valva semilunaris aorta dan valva semilunaris pulmonalis terbuka.
Kemudian, penutupan valva atrioventrikularis inilah yang menyebabkan bunyi jantung I atau
menunjukkan tekanan sistole.
Tekanan diastole dalah tekanan yang terjadi pada saat ventrikel berelaksasi sedangkan
atrium kontraksi, sehingga tekanan intrastrial meninggi. Hal ini menyebabkan valva
atrioventrikularis terbuka dan darah dari atrium masuk ke ventrikel, sedangkan valva
semilunaris aorta dan pulmonaris tertutup. Penutupan valva semilunaris aorta inilah yang
menyebabkan bunyi jantung II atau tekanan diastole.
6. Katup
a. Katup pulmonary : memungkinkan darah mengalir dalam satu arah
b. Katup trikuspid : memungkinkan darah mengalir dalam satu arah, terletak antara
atrium kanan dan ventrikel kanan
c. Katup aorta : terletak antara ventrikel kiri dan aorta
d. Katup atrioventrikular : struktur tipis yang terdiri dari endokardium dan jaringan
ikat
e. Katup semilunar : terdiri dari endokardium dan jaringan ikat yang diperkuat oleh
serat yang mencegah darah yang sudah masuk ke aorta agar tidak kembali ke
jantung lagi

Anda mungkin juga menyukai