Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan 1

Anatomi , fisiologi dan proses biokimiawi pada


sistem kardiovaskuler dari anak-lansia
Oleh : Ns. I Made Sudarma Adiputra, S.kep
Metode : Lecture

A. Anatomi Jantung
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang
memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang.
Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia untuk
jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran
darah.
1. Struktur Internal Jantung
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua
belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak
lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang
dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung
terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.

2. Cara Kerja Jantung


Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar
dari ruang jantung (disebutsistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi
secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke
dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-
paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya
dihembuskan.

1
3. Sel eksitable
Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial
aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi
respon berupa potensial aksi.
Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam
sel dengan lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif
permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti
glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan analisis kimiawi
dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein
dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu
berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh
fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri
atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala
bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekorbersifat hidrofobik (tidak
suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.

4. Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran darah. Pembuluh
darah biasa di sebut oleh orang awam dengan sebutan urat. Pembuluh darah
merupakan jaringan elastis membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh,
kemudian mengembalikannya lagi kedalam jantung. Pembuluh darah termasuk
kedalam sistem pembuluh darah,yang mana pada mamalia, sistem ini terdiri
jantung, arteri besar, arteriol (arteri kecil), kapiler (pembuluh darah kecil di
ujung jaringan dan sel), venula (vena kecil) dan vena. Fungsi utama sistem ini
adalah menyalurkan darah yang mengandung oksigen ke sel dan jaringan dan
mengembalika darah vena ke paru-paru untuk pertukaran gas oksigen (O2)
dengan karbon dioksida (CO2). Pembuluh darah terbagi dua, yaitu arteri dan
vena.
a. Arteri
Arteri membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh darah
arteri  terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut:
1) Tunika intima adalah lapisan terdalam dari pembuluh darah yang terdiri
atas selapis sel endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh. Di
bawah lapisan endotel adalah lapisan subendotel, terdiri atas jaringan
2
penyambung jarang halus yang kadang-kadang mengandung sel otot
polos yang berperan untuk kontraksi pembuluh darah.
2) Tunika media ini adalah lapisan tengah yang terdiri dari serat otot polos
yang tersusun melingkar. Pada arteri yang lebih besar, tunika media
dipisahkan dari tunika intima oleh suatu lamina elastik interna.
Membran ini terdiri atas serat elastik, biasanya berlubang-lubang
sehingga zat-zat dapat masuk melalui lubang-lubang yang terdapat
dalam membran dan memberikan supply O2 dan makanan lainnya
kepada sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding pembuluh. Pada
pembuluh besar, sering ditemukan lamina elastika eksterna yang lebih
tipis yang memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang terletak
di luar.
3) Tunika adventitia atau lapisan terluar terdiri atas dengan jaringan ikat
kolagen dan elastik, terutama kolagen tipe I. Pada pembuluh yang lebih
besar, terdapat vasa vasorum bercabang-cabang luas dalam adventitia.
4) Anastomosis Arteriovenosa adalah hubungan langsung antara sirkulasi
arteri dan vena. Anastomosis arteriovenosa ini tersebar di seluruh tubuh
dan umumnya terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil berfungsi
mengatur sirkulasi pada daerah tertentu, terutama pada jari, kuku, dan
telinga. Sistem ini mempunyai peranan pengaturan sirkulasi pada
berbagai organ dan berperanan pada beberapa fenomena fisiologi
seperti menstruasi, perlindungan terhadap suhu yang rendah, dan ereksi.
Anastomosis arteriovenosa banyak dipersarafi oleh sistem saraf simpatis
dan parasimpatis (sistem saraf otonom). Selain mengatur aliran darah
pada berbagai organ, anastomosis ini mempunyai fungsi termoregulator
atau pengatur suhu yang khususnya terbukti pada kulit anggota gerak
(ekstremitas).

b. Vena
Vena  berfungsi membawa darah dari perifer (ujung) kembali ke jantung
dan paru-paru. Vena terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :
1) Tunica intima:  terdiri dari lapisan endothelium yang mengandung sel
pipih selapis, dan lapisan subendothelium yang berisi jaringan ikat tipis
langsung berhubungan dengan tunica adventitia.
3
2) Tunica media:  lapisan ini tipis, otot polosnya bercampur dengan
jaringan ikat.
3) Tunica adventitia:  adalah lapisan paling tebal pada vena, lapisan ini juga
lapisan yang paling berkembang. Jaringan ikat longgar dengan serabut
kolagen yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblas
tampak diantaranya. Sel-sel otot polos juga sering tampak pula.
4) Vasa vasorum adalah pembuluh darah kecil yang memberikan pasokan
metabolit-metabolit untuk sel-sel di tunika
adventitia dan tunika media pembuluh-pembuluh darah besar, apakah itu
vena besar maupun arteri besar, karena lapisan-lapisannya terlalu tebal
untuk diberi makanan oleh difusi langsung dari aliran darah.
Pembuluh darah berfungsi membawa darah yang dipompa dari
ventrikel kiri jantung ke seluruh tubuh, darah tersebut mengandung oksigen
yang diikat oleh hemoglobin atau Hb didalam darah. Didalam darah juga
terdapat protein dan glukosa yang mana komponen tersebut dibutuhkan
oleh jaringan dan sel nantinya. Setelah sampai ke seluruh tubuh atau organ
targetnya melalui anastomosis arteriovenosa dan juga kapiler
5. Pembuluh Limfe
Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan system vascular. Susunan
limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil.
Kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu
sangat besar didalam saluran limfe. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh
kontraksi oleh otot disekitarnya dan dalam beberapa sal.limfe yang
gerakkannya besar itu dibantu oleh katup. Fungsi kelenjar limfe, adalah :
a. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
b. Mengangkut limfosit dari kelenjar  limfe ke sirkulasi darah
c. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah  yang melaksanakan fungsi ini adalah sal.lakteal.
d. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya dalam
jaringan, ke bagian lain di tubuh.
e. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibody) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi

4
Pembuluh limfatik berasal dari kantong tertutup mikroskopik yang
disebut kapilare limfatik ( bersal dari vilus usus halus yang  disebut lacteal ).
a. Kapilar limfatik berukuran lebih besar dan lebih tidak beraturan
dibandingkan kapiler darah, tetapi struktur dasarnya sama.
b. Limfe adalah cairan jaringan yang diabsorbsi ke dalam kapiler limfatik.
Sirkulasi Limfe
Limfe mengalir dari kapilar limfatik utama menuju limfatik penampung
selanjutnya masuk ke pembuluh yang lebih besar yang akan bergabung untuk
memnbentuk trunkus limfatik utama.
a. Duktus Toraks adalah sirkulasi limfatik utama yang mengumpulkan cairan
dari seluruh tubuh, kecuali kuadran kanan atas. Duktus ini memasuki
v.subclavia kiri pada sisi pertemuan vena tersebut dengan vena jugularis
interna. Duktus ini berasal dari system chili yang menyerupai kantong
terdilatasi pada region lumbar rongga abdomen. Sistem ini  adalah duktus
pengumpul untuk semua system limfe yang berasal dari hati, usus, pelvis,
dan tungkai bawah
b. Nodus Limfe
Struktur: tersusun dari saluran-saluran sejumlah pembuluh limfe. Pembuluh
ini menyaring limfe sebelum cairan tersebut kembali ke sirkulasi vena.
c. Nodus Limfe atau kelenjar adalah saluran berbentuk oval atau menyerupai
buncis yang berukuran antara 1 mm sampai 20 mm. Korteks adalah bagian
terluar suatu nodus, medulla adalah bagian dalamnya.
d. Limfe memasuki sebuah nodus melalui suatu kapsul fibrosa yang melewati
beberapa pembuluh limfe aferen dan keluar melalui sebuah pembuluh limfe
eferen.
e. Katup-katup berfungsi menjaga limfe tetap mengalir ke satu arah.
System saluran limfe berhubungan erat dengan system vascular. Susunan
limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil.
Kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu
sangat besar didalam saluran limfe. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh
kontraksi oleh otot disekitarnya dan dalam beberapa sal.limfe yang
gerakkannya besar itu dibantu oleh katup. Fungsi kelenjar limfe, adalah :
a. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
b. Mengangkut limfosit dari kelenjar  limfe ke sirkulasi darah
5
c. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah  yang melaksanakan fungsi ini adalah sal.lakteal.
d. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya dalam
jaringan, ke bagian lain di tubuh.
Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibody) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi. Lokasi nodus Limfe berdasarkan
kepentingan klinis:
a. Nodus Submaksilaris : di bagian dasar mulut
b. Nodus serviks : pada leher di sepanjang otot sternokleidomastoideus.
c. Nodus supratoklear : tepat di atas lekukan siku Nodus
aksilaris :  terakumulasi jauh di dalam lengan bawah dan regia atas dada
d. Nodus inguinalis :  di lipat paha

B. Fisiologi jantung
1. Hemodinamika Jantung
Hemodinamik adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh kita
baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva
( sirkulasi dalam paru-paru). Hemodinamik monitoring adalah pemantauan
dari hemodinamik status.Pentingnya pemantauan terus menerus terhadap
status hemodinamik, respirasi, dan tanda-tanda vital lain akan menjamin early
detection bisa dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mecegah pasien jatuh
kepada kondisi lebih parah.
Hemidinamik status adalah indeks dari tekanan dan kecepatan aliran
darah dalam paru dan sirkulasi sistemik. Pasien dengan gagal jantung,
overload cairan, shock, hipertensi pulmonal dan banyak kasus lain adalah
pasien dengan masalah perubahan status hemodinamik.
Dalam hal ini, Kritikal Care Nurse bukan hanya dituntut mampu
mengoperasikan alat pemantauan hemodinamik saja melainkan harus mampu
menginterpretasikan hasilnya.

2. Elektrofisiologi jantung
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada
permiabelitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan
6
masuknya ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu
mengalami perubahan relative. Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting
sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu : kalium, natrium dan kalsium. Adalah
kation intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada
lingkungan ekstrasel. Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada
dalam polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian
dalam selisih potensial ini disebut potensial membrane. Bila membran otot
jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam
sel, yang menyebabkan potensial membrane. Perubahan potensial membran
karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai,
maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu proses
repolarisasi.

3. Sistem konduksi
Untuk memastikan rangsangan ritmik dan sinkron, serta kontraksi otot
jantung, terdapat jalur konduksi khusus dalam miokardium, jaringan konduksi
ini memiliki sifat-sifat berikut ini:
a. Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b. Ritmisasi, pembangkitan impuls yang teratur.
c. Konduktivitas, kemampuan menghantarkan impuls.
d. Daya rangsang, kemampuan berespons terhadap stimulan.
Aktivitas pemacu sel otoritmik jantung: paruh pertama potensial pemacu
disebabkan oleh menutupnya saluran K+, sedangkan paruh kedua disebabkan
oleh terbukanya saluran Ca2+tipe T. Jika ambang telah tercapai maka fase naik
pada potensial aksi disebabkan oleh pembukaan Ca2+ tipe L, sedangkan fase
turun disebabkan oleh membukanya saluran K+. Sel-sel jantung non-kontraktil
yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempat-tempat berikut:
a. Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium
kanan dekat pintu masuk vena kava superior.
b. Nodus atrioventrikular (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung
khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas
pertemuan atrium dan ventrikel.
c. Berkas His (berkas atrioventrikular), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal
dari nodus AV dan masuk dan masuk ke septum antarventrikel. Di sini
7
berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun
menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel dan
berjalan balik ke arah atrium di sepanjang dinding luar.
d. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu
cabang pohon
4. Pembuluh Nadi (arteri)
Pembuluh nadi memiliki lapisan elastis yang tebal,menjadikan
pembuluh darah tersebut kuat dan elastis. Pembuluh nadi besar bercabang-
cabang menjadi pembuluh nadi yang lebih kecil, kemudian bercabang-cabang
lagi sampai mencapai pembuluh nadi paling kecil, disebut arteriol. Aliran
darah dalam arteri berarah menjauhi jantung. Aliran darah dipengaruhi oleh
kekuatan kontraksi otot jantung.

5. Pembuluh Balik (vena)


Tidak seperti pembuluh nadi, lapisan elastic pada vena lebih tipis dari
arteri, sehingga pembuluh balik ini tidak sekuat dan selentur pembuluh nadi.
Pembuluh balik besar bercang-cabang menjadi pembuluh balik yang lebih
kecil, kemudian bercabang-cabang lagi sampai mencapai pembuluh balik
paling kecil, disebut venula. Dari dinding bagian dalam pembuluh balik
muncul katup yang menahan aliran balik darah. Aliran darah vena berarah
mendekati jantung. Gerakan darah dalam vena sangat dipengaruhi oleh
kontraksi otot rangka.

6. Sistem Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah terkecil dengan diameter kira-kira
sebesar sel darah merah yang berukuran 7,5 mikron. Jumlah pembuluh kapiler
pada manusia sangat banyak, secara telah dihitung panjang total kapiler
manusia adalah 90.000 km, suatu jumlah yang sangat besar untuk pertukaran
bahan-bahan antara darah dengan jaringan. Darah mengalir ke organ-organ
tubuh secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda vital penting selain
denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas
8
fisik, akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tanda vital ini mencerminkan aspek dasar kesehatan seseorang,
bahkan juga kemampuan seseorang untuk bertahan hidup. Tekanan darah dan
denyut nadi seringkali dijadikan acuan sebagai tolak ukur untuk menentukan
takaran latihan, khususnya latihan yang sifatnya melatih sistem kardiorespirasi
atau latihan aerobik.

7. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan dari cairan (darah) terhadap dinding
pembuluh darah. Cairan akan bergerak dari daerah tinggi ke tekanan
hidrostatik rendah. Dalam arteri, tekanan hidrostatik denyut jantung sangat
tinggi. Darah mengalir ke arteriol (arteri kecil) di mana laju aliran diperlambat
oleh bukaan sempit arteriol.
Definisi tekanan sistolik adalah tekanan puncak pada arteri selama
siklus jantung, tekanan diastolik adalah tekanan terendah pada fase istirahat
dari siklus jantung. Selama sistol, ketika darah baru memasuki arteri, dinding
arteri meregang untuk mengakomodasi peningkatan tekanan darah ekstra.
Selama diastol, dinding kembali normal karena sifat elastis mereka.
Nilai tekanan darah secara universal dinyatakan dalam milimeter
merkuri (mm Hg). Tekanan darah dari fase sistol dan fase diastol memberikan
dua pembacaan tekanan darah. Sebagai contoh, nilai yang umum pada saat
beristirahat, orang dewasa sehat adalah 120/80, yang menunjukkan pembacaan
120 mm Hg selama sistol dan 80 mm Hg selama diastol.

8. Bagaimana regulasi tekanan darah


Sepanjang siklus jantung, darah terus membuang ke arteriol pada
tingkat yang relatif lebih. Namun, tindakan tekanan darah ini tidak statis,
mereka mengalami variasi alami dari satu ke detak jantung yang lain dan
sepanjang hari. Pengukuran tekanan darah juga berubah dalam respon terhadap
stres, faktor gizi, obat-obatan, atau penyakit. Tubuh mengatur tekanan darah
dengan perubahan dalam menanggapi curah jantung dan denyut jantung.

9
Curah jantung dapat diartikan sebagai banyaknya volume darah yang
dipompa oleh jantung dalam hitungan satu menit. Curah jantung dihitung
dengan mengalikan jumlah kontraksi jantung yang terjadi per menit (denyut
jantung) kali curah jantung (volume darah yang dipompa ke dalam aorta per
kontraksi dari ventrikel kiri). Oleh karena itu, curah jantung dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan denyut jantung, seperti saat berolahraga. Namun, curah
jantung juga dapat ditingkatkan dengan meningkatkan curah jantung, seperti
jika jantung itu melakukan kontraksi dengan kekuatan yang lebih besar.
Volume Stroke juga dapat ditingkatkan dengan mempercepat sirkulasi darah
ke seluruh tubuh sehingga lebih banyak darah memasuki jantung antara
kontraksi. Selama beraktivitas berat, pembuluh darah rileks dan meningkatkan
diameter, mengimbangi denyut jantung meningkat dan memastikan darah
beroksigen yang cukup sampai ke otot. Stres memicu penurunan diameter
pembuluh darah, akibatnya meningkatkan tekanan darah. Perubahan ini juga
bisa disebabkan oleh sinyal saraf atau hormon, bahkan berdiri atau berbaring
dapat memiliki efek yang besar pada tekanan darah.

C. Biofisika
1. Electrical System
Sistem listrik dalam hati Anda mengontrol kecepatan detak jantung
Anda. Hati Anda memiliki tiga komponen utama pada sistem, ini terdiri dari:
a. S-Sebuah simpul (node sinoatrial)
b. A-V node (atrioventrikular node)
c. Sistem Purkinje
SA node, juga disebut "alat pacu jantung alami", dari hati Anda, karena
ia mengendalikan detak jantung Anda. SA node ini terbuat dari sel-sel
khusus yang terletak di atrium kanan jantung. Nodus SA menciptakan
listrik yang membuat jantung anda berdetak. Nodus SA biasanya
menghasilkan sinyal listrik 60-100 per menit - ini adalah detak jantung
Anda.AV node seikat sel antara atrium dan ventrikel. Sinyal listrik yang
dihasilkan oleh SA node adalah "tertangkap" dan ditahan selama milidetik
sebelum dikirim ke berkas HIS (HIS sistem Purkinje).
HIS sistem Purkinje dalam ventrikel jantung. Listrik bergerak melalui
sistem Purkinje-Nya untuk membuat kontrak ventrikel Anda. Listrik dari
10
nodus AV hits berkas HIS sebelum diarahkan ke kanan dan kiri
bungkusan cabang dan akhirnya ke serat Purkinje yang terletak di otot
jantung. Ini merangsang ventrikel berkontraksi. S-Sebuah simpul (node
sinoatrial) A-V node (atrioventrikular node) Sistem Purkinje. SA node,
juga disebut "alat pacu jantung alami", dari hati Anda, karena ia
mengendalikan detak jantung Anda. SA node ini terbuat dari sel-sel
khusus yang terletak di atrium kanan jantung. Nodus SA menciptakan
listrik yang membuat jantung anda berdetak. Nodus SA biasanya
menghasilkan sinyal listrik 60-100 per menit - ini adalah detak jantung
Anda.

2. Sistem Konduksi jantung


Sistem konduksi listrik jantung di awali dari sebuah implus (rangsang)
yang bertujuan untuk menstimulasi otot jantung untuk berkontraksi. Aktivitas
listrik ini dapat dilihat pada kardiak monitor atau hasil perekaman  EKG
(elektrokardiogram).
Sinoatrial (SA) Node berlokasi  di bagian posterior atas dinding atrium
kanan. Merupakanpacemaker (pacu jantung ) utama pada jantung. Normalnya
memacu jantung dengan kecepatan 60-100 kali/ permenit. Ditempat lain,
sebagai mekanisme pertahanan jika SA node tidak berfungsi secara
baik, Atrioventrikular (AV) node akan mengambil alih pacu jantung dengan
kecepatan 40-60 kali/menit.  Ritme ini biasa disebut Nodal
rhytm atau juctional rhytm. Tubuh masih dapat berfungsi
secara adequate dengan kecepatan ritme tersebut. Jika AV node tidak mampu
untuk berfungsi dengan baik, ventrikel akan mengambil alih dengan kecepatan
denyut 20-40 kali/menit. Ketika ventikel mengambil alih inilah yang disebut
dengan irama jantung derajat tiga atau complete heart block atau  ventricular
escape rhytm. Ventricular rhytm inilah yang menjadi kompensais akhir
jantung  bila mengalami kehilangan impulse yang berasal dari SA node dan
AV node. Dengan kecepatan denyut ventrikel (Ventricular Rate) 20-40
kali/menit, tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adequate
sehingga seseorang dengan kondisi tersebut mulai memperlihatkan ketidak
adekuatan cardiac output (curah jantung) seperti dyspnea (sesak nafas),
perubahan tanda-tanda vital, dan perubahan pada tingkat kesadaran. Sehingga
11
perawatan medis dibutuhkan untuk mengembalikan denyut jantung normal
segera dan sebisa mungkin.

3. Viskositas pembuluh jantung


Tahanan terhadap aliran darah ditentukan tidak hanya oleh jari-jari
pembuluh darah tetapi juga oleh viskositas darah. Plasma kira-kira 1,8 kali
lebih kental dibanding air, sedangkan darah 3-4 kali lebih kental dibanding air.
Jadi viskositas bergantung sebagian besar pada hematokrit yaitu persentase
volume darah yang ditempati oleh sel darah merah.  Efek viskositas in vivo
menyimpang dari yang diperkirakan oleh rumus Poiseuille-Hagen.Di
pembuluh besar, peningkatan hematokrit mwenyebabkan peningkatan
viskositas yang cukup besar. Namun dipembuluh yang diameter lebih kecil,
yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah lebih sedikit per satuan
perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di pembuluh besar.
Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh kecil.
Oleh sebab itu perubahan nettoviskositas persatuan perubahan
hematokrit jauh lebih kecil ditubuh dibandingkan perubahannya secara invitro.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa perubahan hematokrit memiliki
pengaruh yang relatif kecil pada tahanan perifer kecuali pada berubahan
tersebut besar. Pada polisitemia berat, peningkatan tahannan jelas
meningkatkan kerja jantung. Sebaliknyan, pada anemia, tahanan perifer
manurun, sebagai akibat penurunan viskositas. Tentu saja penurunan
hemoglobin menurunkan kemampuan darah mengangkut O2, tetapi perbaikan
aliran darah viskositas relatif.

D. Biokimia
1. Struktur dan Fungsi Enzim
Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil
diagnostic, yang meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk
mendiagnosa infark miokard. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami
cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam
12
hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun berbagai isoenzim
hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel mengalami
kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim bocor
ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke peredaran
darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan
peningkatan kadar dalam darah.
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode
yang berbeda setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi
kadar enzim yang dihubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala
lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim
paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut, dan
merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat dehidrogenase (LDH) dan
isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang datang terlambat berobat,
karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari,
jauh lebih lambat dibandingkan CK.

2. Apoptosis, Injury Sel dan adaptasi sel


Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = “dari” dan ptosis = “jatuh”)
adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel
terprogram. Apoptosis berbeda dengan nekrosis.Apoptosis pada umumnya
berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi tubuh. Contoh
nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada
embrio.Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari
menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.Bila sel
kehilangan kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut dapat
membelah secara tak terbatas dan akhirnya menjadi kanker.
Apoptosis memiliki ciri morfologis yang
khasseperti blebbing membran plasma, pengerutan sel,
kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA,dan dimulai
dengan enzim kaspase dari kelompok sisteina
protease membentuk kompleks aktivasi protease multi sub-unit yang
disebut apoptosom. Apoptosom disintesis di dalam sitoplasma setelah terjadi
peningkatan permeabilitas membran mitokondria sisi luar dan

13
pelepasan sitokrom c ke dalam sitoplasma,setelah terjadi interaksi
antara membran ganda sardiolipinmitokondria
dengan fosfolipid anionik yang memicu aktivitas peroksidase. Apoptosom
merupakan kompleks protein yang terdiri dari sitokrom c, Apaf-
1 dan prokaspase-9.
Fungsi apoptosis :
Berhubungan dengan kerusakan sel atau infeksi. Dimana terjadinya
apoptosis ketika sel mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki
lagi. Keputusan untuk melakukan apoptosis berasal dari sel itu sendiri,
dari jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel yang berasal dari sistem
imun.Sebagai respon stress atau kerusakan DNA.
Kondisi yang mengakibatkan sel mengalami stress, misalnya
kelaparan, atau kerusakan DNA akibat racun atau paparan terhadap
ultraviolet atau radiasi (misalnya radiasi gamma atau sinar X), dapat
menyebabkan sel memulai proses apoptosis
3. Kematian Jaringan atau Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya
kerusakan selakut atau trauma (misalnya: kekurangan oksigen, perubahan
suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi
secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon
peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang
serius. Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi
kapasitas adaptif sel akan menyebabkan kematian sel di mana sel tidak mampu
lagi mengompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami
kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan
berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu
mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-
perubahan secara morfologis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus
yang bersifat patologis. Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga
dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang sudah terprogram di mana
setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini
disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh
diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.

14
Pertanyaan :
1. Coba jelaskan peredaran darah ke seluruh tubuh!
2. Coba jelaskan bagaimana cara kerja jantung!
3. Coba jelaskan apa saja fungsi kelenjar limfe!
4. Coba jelaskan apa itu hemodinamika jantung!
5. Coba jelaskan bagaimana sistem konduksi pada jantung!

15

Anda mungkin juga menyukai