Anda di halaman 1dari 14

1. Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi jantung, hepar dan ginjal!

- Anatomi Ginjal

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan


komposisi kimia darah (dan lingkungan dalam tubuh) dengan
mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif. Apabila kedua ginla
karena sesuatu hal gagal menjalankan fungsinya, akan terjadi kematian
dalam waktu 3 sampai 4 minggu. Fungsi vital ginjal dicapai dengan
filtrasi plasma darah melalui glomerulus diikuti dengan reabsorbsi
sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai disepanjang
tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di ekskresikan keluar dari
tubuh dalam urine melalui sistem pengumpul urine.

Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang


peritoneum, di depan dua iga terakhir dan tiga otot besar-transversus
abdominis, kuadratus lumborum, dan psoas mayor. Ginjal terlindung
dengan baik dari traumanlangsung di sebelah posterior di lindungi oleh
iga dan otot-otot yang meliputi iga, sedangkan di anterior dilindungi oleh
bantalan usus yang tebal.

Pada orang dewasa panjang ginjal adalah sekitar 12-13 cm(4,7-5,1 inci),
lebarnya 6 cm (2,4 inci), dan tebalnya 2,5 cm(1 inci) dan beratnya sekitar
150 gr. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh.
Permukaan anerior dan posterior kutub atas dan bawah serta kutub
lateral ginjal berbentuk cembung sedangkan tepi medialnya berbentuk
cekung karena adanya hilus. Beberapa struktur yang masuk atau keluar
dari ginjal melalui hilus adalah arteri dan vena renalis, saraf, pembuluh
limfatik, dan ureter. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula fibrosa tipis
mengkilat yang berikatan longgar dengan jaringan di bawahnya dan
dapat di lepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal. Potongan
logitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda korteks di
bagian luar dan medula dibagian dalam. Medula terbagi-bagi menjadi
baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut diselingi oleh
bagian korteks yang disebut kolumna bertini. Piramid tersebut tampak
bercorak karena tersususn dari segmen-segmen tubulus dan duktus
pengumpul nefron. Papilla (apeks) dari tiap piramid membentuk duktus
papillaris bellini yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari
banyak duktus pengumpul. Setiap duktus terminalis masuk dalam suatu
perluasan ujung pelvis ginjal berbentuk seperti cawan yang disebut kaliks
minor (L. Calix, cawan). Beberapa kaliks minor membentuk kaliks mayor,
yang selanjutnya bersatu sehingga membentuk pelvis ginjal. Pelvis ginjal
merupakan reservoar utama sistem pengumpul ginjal. Ureter
menghubungkan pelvis ginjal dengan vesika urinaria.

Fisiologi Ginjal

Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi ECF


dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini
dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus.

Fungsi filtrasi ginjal yaitu

Fungsi reabsorbsi ginjal yaitu

Fungsi ekskresi ginjal yaitu mempertahankan osmolalitas plasma


sekitar 285 mOsmol dengan mengubah-ubah ekskresi air,
mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubah-
ubag ekskresi Na+, mempertahankan konsentrasi plasma masing-
masing elektrolit individu dalam rentang normal, mempertahankan Ph
plasma sekitar 7,4, mengekskresikan peoduk akhir nitrogen dari
metabolisme protein (terutama urea, asam urat dan kreatinin), dan
bekerja sebagai jalur ekskretori untuk sebagian besar obat.

Histologi Ginjal
Fotomikkrograf korteks ginjal yang memperlihatkan bagian-bagian dari 2
korpuskel ginjal, makula densa, dan tubulus kontortus distal dan
proksimal. Tampak jelas kolagen tipe IV dari membran basal kapiler
glomerulus (panah). Kolagen dari lapisan parietal kapsula bowman dan
membran basal ditubulus distal ditunjukan oleh mata panah. Pulasan
pikrosirius. Pembesaran sedang.

Bagian ginjal yang terutama terdiri atas tubulus kontortus distal (DCT)
dan segmen tipis ansa henle. Kaplier yang penuh dengan darah terlihat
merah

- Anatomi jantung

Jantung terletak dalam ruang mediastinum rongga dada, yaitu diantara


paru. Perikardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan : lapisan
dalam (perikardium viseralis) dan lapisan luar (perikardium parientalis).
Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan oleh sedikit pelumnas, yang
mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung. Perikardium
parientalis melekat ke depan pada sternum, kebelakang pada kolumna
vertebralis, dan ke kebawah pada diafragma. Perletakan ini
menyebabkan jantung stabil di tempatnya. Perikardium viseralis melekat
secara langsung pada permukaan jantung. Perikardium juga melindungi
terhadap penyebaran infeksi atau heoplasma dari organ-organ
sekitarnya ke jantung. Jantung terdiri atas tiga lapisan. Lapisan terluar
(epikardium), lapisan tengah merupakan lapisan otot yang disebut
miokardium, sedangkan lapisan terdalam adalah lapisan endotel yang
disebut endokardium.

Ruangan jantung bagian atas (atrium) dan pembuluh darah besar (arteria
pulmonalis dan aorta) membentuk dasar jantung. Atrium ini secara
anatomi terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah (ventrikel) oleh
suatu anulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katub jantung dan
tempat melekatnya katup maupun otot). Secara fungsional jantung
dibagi menjadi pompa sisi kana dan sisi kiri, yang memompa darah vena
ke sirkulasi paru, dan darah bersih ke peredaran darah sistematik.

Jantung memutar ke kiri dengan apeks terangkat ke depan. Rotasi ini


menempatkan bagian kanan jantung ke anterior, dibawah sternum, dan
bagian kiri jantung relatif posterior. Apeks jantung dapat dipalpasi di
garis midklavikula pada ruang interkostal keempat atau kelima.

Histologi jantung

Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara ritmik, yang


memompa darah melalui sistem sirkulasi. Jantung juga berfungsi
menghasilkan hormon yang disebut faktor natriuretik atrium. Dindingnya
terdiri dari

a. Endokardium

Yang bersifat homolog dengan intima pembuluh darah.


Endokardium terdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang
berada di atas selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar
yang mengandung serat elastin dan kolagen, selain otot polos.
Yang menghubungkan miokardium pada lapisan subendotel
adalah selapis jaringan ikat atau lapisan subendokardium yang
mengandung vena, saraf, dan cabang-cabang dari sistem
penghantar-impuls jantung (sel-sel purkinje).

b. Miokardium adalah tunika yang paling tebal dari jantug dan


terdiri atas sel-sel otot jantung yang tersusun dalam lapisan
yang mengelilingi bilik-bilik jantung bentuk pilinan yang rumit.
Sejumlah besar lapisan-lapisan ini berinsersi ke dalam skeleton
fibrosa jantung. Susunan sel otot ini sangat bervariasi sehingga
sediaan histologi dari sebagian kecil daerahnya, akan
memperlihatkan sel-sel yang tersusun dalam berbagai arah.

c. Epikardium terdiri atas lapisan jaringan ikat longgar


subepikardium mengandung vena, saraf, dan ganglia saraf.
Jaringan adiposa yang umumnya mengelilingi jantung,
memenuhi lapisan ini. Epikardium dapat disetarakan dengan
lapisan viseral perikardium yaitu membran serosa tempat
jantung berada.

Katub kantung terdiri atas jaringan ikat fibrosa padat di pusat (yang
mengandung serat kolagen maupun elastin), yang dilapisi kedua sisinya
oleh lapisan endotel. Dasar katup melekat pada annulus fibrosus di
skeleton fibrosa.

FISIOLOGI JANTUNG.

Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh


dan membersikan tubuh dari hasil metabolisme. Jantung melaksanakan
fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen
dari seluruh tubuh dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Jantung sebagai pompa memberi tekanan pada darah untuk
menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan
darah ke jaringan.

- Anatomi Hepar
Hepar adalah organ intestina lterbesa rdengan berat antara 1,2 1,8 kg
yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan
merupakan pusat metabolisme tubuh.

Batas atas hati berada sejajar dengan ruang intercostals V kanan dan
batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri
.Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah
transversal sepanjang 5 cm dri system porta hepatis .Sistem porta
terletak di depan kanan vena cava dan dibalik kantung empedu.

Permukaan anterior hepar dibag imenjadi 2 lobus yaitu lobus hepatic


sinitra dan lobus hepatis dextra yang di bentuk oleh adanya perlekatan
ligamentum facivormis. Pada daerah antara ligamentum falcivormis
dengan kandung empedu di lobus dextra terdapat lobus kuadratus dan
sebuah daerah yang disebutlobus kaudatus.

Vascularisasi hepar oleh:

Circulasi portal
Hepatica communis
Vena portae hepatis
Vena hepatica

Arteri hepatica communis berasal dari a.coeliaca. Arteri ini melewati lig.
hepatoduodenale (bersama ductus choledochus, v.portae, pembuluh
lymphe dan serabut saraf) dan bercabang menjadi a. hepatica propria
dextra dan a.hepaticapropria sinistra. Vena portae hepatis dibentuk oleh
v. mesenterica superior dan v.lienalis. Vena ini berjalan melewati
lig.hepatoduodenale, bercabang menjadi ramus dexter dan ramus
sinister.

Innervasi hepar oleh:


Nn. Splanchnici (simpatis)

N. Vagusdexteret sinister (chorda anterior dan chorda posterior), dan

N. Phrenicusdexter (viscero-afferent).

HISTOLOGI HEPAR

Hati terdiri atas bermacam-macam sel. Hepatosit meliputi 60% sel


hati,sedangkan sisanya terdiri atas sel-sel epitelial sistem empedu dalam
jumlah yang bermakna dan sel-sel non parenkimal yang termasuk
didalamnya endotelium,sel kupffer dan sel stellata yang berbentuk
seperti bintang. Hepatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid yang tersusun
melingkari eferen vena hepatika dan duktus hepatikus. Saat darah
memasuki hati melalui arteri hepatika danvena porta serta menuju vena
sentralis maka akan didapatkan pengurangan oksigen secar bertahap.
Sebagai konsekuensinya, akan didapatkan variasi penting kerentanam
jaringan terhadap kerusakan asinus. Membran hepatosit berhadapan
langsung dengan sinusoid yang mempunyai banyak mikrofili. Mikrofili
juga tampak pada sisi lain sel yang membataso saluran empedu dan
merupakan penunjuk tempat permulaan sekresi empedu. Permukaan
lateral hepatosit memiliki sambungan penghubung dan desmosom yang
saling bertautan dengan sebelahnya.

Sinusoid hati memiliki lapisan endotelial berpori yang dipisahkan dari


hepatosit oleh ruang Disse (ruang perisinusoidal). Sel-sel lain yang
terdapat dalam dinding sinusoid adalah sel fagositik kupffer yang
merupakan bagian penting dalam retikuloendotelial dan sel stellata yang
memiliki aktivitas miofibroblastik yang dapat membantu pengaturan
aliran darah sinusoidal disamping sebagai faktor penting dalam
perbaikan kerusakan hati.

Ilmu Penyakit Dalam Edisi Vi Jilid 2 Halaman :1931

Fisiologi Hepar

Fungsi utama hati adalah pembentukan dan ekskresi empedu. Unsur


utama empedu adalah air 97%, elektrolit, garam empedu.

Hasil metabolisme monosakarida dari usus halus diubah menjadi


glikogen dan disimpan di hati. Dari depot glikogen ini disuplai glukosa
secara konstan ke darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian
glukosa dimetabolisme dalam jaringan untuk menghasilkan tenaga dan
sisanya diubah menjadi glikogen atau lemak.

2. Jelaskan kompartemen cairan tubuh!


- Kompartemen cairan tubuh utama terdiri dari cairan tubuh
total,cairan intrasel (cis),cairan ekstrasel (Ces),cairan plasma,cairan
interstisium.Kompertamen cairan intra sel membentuk sekitar dua
pertiga H20 tubuh total. Meskipun setiap sel mengandung
campuran konstituen yang bersifat unik,triliunan kompartemen
cairan kecil ini cukup serupa sehingga secara kolektif dapat
dianggap sebagai satu kompartemen cairan besar. Sepertiga H2o
tubuh sisanya yang dapat dikompartemen CES dapat dibagi lagi
menjadi plasma dan cairan interstisium. Plasma yang membentuk
sekitar sperlima volume Ces,adalah bagian cair darah. Cairan
interstisium yang mewakili empat perlima kompartemen ces,adalah
cairan diruang antar sel. Cairan ini merendam dan melakukan
pertukaran dengan sel jaringan. Cairan limfe dan cairan trans sel
merupakan dua kategori minor dalam kompartemen CES. Limfe
adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstisium ke plasma
melalui sistem pembuluh limfe,tempat cairan ini difiltrasi melalui
kelenjar limfe untuk kepentingan pertahanan imun. Cairan trans-sel
terdiri dari sejumlah volume cairan khusus kecil,yang semuanya
disekresikan oleh sel spesifik ke dalam rongga tubuh tertentu untuk
melakukan fungsi khusus.

Fisiologi Manusia dari sel ke system hal. 587.

Kompartemen cairan tubuh


Kompartemen cairan tubuh adalah Semua cairan tubuh
didistribusikan terutama diantara dua kompartemen : Cairan
ekstraselular dan cairan intraseluler. Cairan ekstraseluler dibagi
menjadi cairan interstisial dan plasma darah. Ada juga
kompartemen cairan lainnya yang kecil yang disebut sebagai cairan
traseluler. Kompartemen ini meliputi caran dalam rongga
synovial,peritoneum,pericardium,dan intraocular,serta cairan
serebrospinal.
Kompatremen cairan intraseluler adalah cairan tubuh ada didalam
100 trilium sel dan secara keseluruhan . Jadi,cairan intraseluler
merupakan 40 persen dari berat badan total pada rata-rata orang.
Kompartemen cairan ektraseluler adalah semua cairan diluar sel
secara keseluruhan. Cairan ini merupakan 20 persen dari berat
badan,atau sekitar 14 L pada laki-laki normal dengan berat badan
70 kilogram.

Buku Guyton dan hall . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi


keduabelas.

3. Jelaskan morfologi bengkak!


- Kaki bengkak dapat bersifat difus atau terjadi ketika tekanan
hidrostatik yang paling tinggi (berat badan). Jaringan ikat yang
longgar terjadi karena adanya pembengkakan sel yang tidak jelas,
dan terpisahnya matriks ekskresi ekstrasel adalah gejala yang
nampak pada penderita ankle edema. Selain itu, kaki bengkak
menyebabkan perubahan ukuran kaki (membesar) dan
pertambahan berat.
Buku saku patologi penyakit; Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009

4. Jelaskan patomekanisme dari edema!


5. Organ apa saja yang mengalami kerusakan ketika terjadi kaki bengkak?
- Gagal Jantung : meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler pada
hambatan aliran darah vena (gagal jantung kongestif), dan diikuti
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapiler. Cairan akan
didorong dari plasma ke ruang interstitial sehingga cairan akan
tertimbun di jaringan interstitial, maka terjadilah edema.
- Gagal ginjal : Edema disebabkan oleh rendahnya kadar albumin
serum atau ketidak mampuan mengekskresikan cairan (sindrom
nefratik).
- Gagal Hati : Edema tungkai disebabkan oleh rendahnya kadar
albumin serum. Pada kerusakan hati (sirosis hepatic), hati tidak
dapat mensintetis protein, sedangkan protein terutama albumin
sangat berperan dalam mempertahankan tekanan koloid plasma.

Davey Patrick.2003.At a Glance Medicine.Jakarta.PT Erlangga

6. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi kaki bengkak!


- Limfedema.Kondisimedisakibatgangguanpadapembuluhgetahbenin
g yang menghambatperedarancairanpada kaki.
Akibatnyacairanmenumpukdanmembuat kaki bengkak.
- Cedera. Pembengkakanpada kaki bisa terjadi karena cedera pada
kaki dan pergelangan kaki. Ketika pergelangan kaki cedera atau
salah melangkah, ligamen (sebuah pita fleksibel yang
menghubungkan tulang dengan tulang) akan merenggang
melampaui batas normal. Hal tersebut menyebabkan kaki bengkak.
- Kehamilan. Kaki bengkak pada wanita hamil adalah hal yang
normal. Hal ini terjadi karena pembuluh darah besar dipangkal paha
menerima tekanan dari bayi dalam kandungan yang tubuhnya kian
membesar. Itu sebabnya di bulan-bulan terakhir kehamilan
umumnya akan terjadi pembengkakan kaki. Namun, kaki bengkak
pada wanita hamil tetap harus diwaspadai, terutama jika betis juga
ikut membengkak dan meninggalkan lekukanketika ditekan. Jika
kondisi ini terjadi di trimester ketiga kehamilan, ada kemungkinan
mengalami preeklamsia.
- Infeksi. Kaki bengkak akibat infeksi lebih sering dialami olehp
enderita diabetes dan yang memiliki masalah saraf pada kaki. Jadi,
jika menderita penyakit tersebut, perlu benar-benar memerhatikan
kondisi kaki, terutama ketika terjadi lecet dan luka.
- Pembekuan darah. Pembekuan darah di pembuluh darah pada kaki
akan mengakibatkan aliran darah dari kaki ke jantung terhambat.
Penumpukan darah beku bisa memicu kaki bengkak.
- Mengidap penyakit. Kaki bengkak bisa mengindikasi bahwa
seseorang menderita penyakit ginjal, jantung atau hati. Ketika ginjal
terganggu atau tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik,
cairan dapat menumpuk di kaki yang mengakibatkan
pembengkakan.
- Insufisiensi vena. Kaki bengkak bisa menjadi gejala awal mengalami
insufisiensi vena, yaitu kondisi ketika darah tidak bisa bergerak
naikdari pembuluh darah di kaki ke jantung. Hal ini mengakibatkan
pembengkakan pada kaki. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat
menyebabkan borok kulit, infeksi, dan perubahan kulit.
- Efek samping obat. Beberapa obat bisa menyebabkan kaki bengkak
di antaranya obat diabetes, obat antiinflamasi non-steroid, obat
antidepresan, obat steroid, obat untuk tekanan darah, dan
penggunaan alat kontrasepsi oral.

artikel ALODOKTER
(http://www.alodokter.com/penyebab-kaki-bengkak-dan-cara-mudah-
mengatasinya)

7. Jelaskan apa yang menyebabkan kaki pada pria tersebut terus


membengkak!
- Faktor yang berperan adalah kadar protein (albumin) dalam darah
yang rendah,fungsi pompa jantung menurun, sumbatan pembuluh
darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis, posisi
tungkai terlalu lama tergantung grativasi. Pada gagal jantung
kekuatan jantung memompa darah jauh menurun sehigga terjadi
water retension yang mencolok. Pada gagal ginjal terjadi penurunan
drastis kemampuan ginjal menyaring darah dan mengubahnya
menjadi air seni (urine) sehingga efeknya juga menyebabkan
penumpukan cairan dalam tubuh khususnya di daerah kaki dan
betis. Beberapa jenis obat-obatan yang diminum dalam waktu
lama diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan
berujung pada gagal ginjal. Pemebekakan kaki ini juga dapat
diakibatkan penyumbatan pada kelenjar limfa pada tungkai bawah.

8. Mengapa bengkaknya hanya dikedua kaki saja?


9. Hal hal apa saja yang mengganggu distribusi kompartemen cairan
tubuh?
- Tersimpannya cairan pada cedera lunak, luka bakar berat, peritonitis,
atau obstruksi saluran cerna. Cairan akan terperangkap dan tidak
dapat dipakai oleh tubuh. Penumpukam volume cairan yang cepat dan
banyak pada ruang ruang seperti ruang non-ECF dan ruang non-ICF
berasal dari volume ECF sehingga hal ini dapat mengurangi volume
darah sirkulasi yang efektif.
- Peningkatan kadar natrium tubuh total. Kelebihan natrium dalam
tubuh menyebabkan terjadinya resistensi air sehingga
keduanyatertahan dengan proporsi yang sama. Terkumpulnya cairan
isotonik berlebihan di ECF, maka cairan akan berpindah ke
kompartemen cairan interstisiel sehungga menyebabkan terjadinya
edema.

Patofisiologi Volume 1. Sylvia A. Price. Penerbit Buku Kedokteran EGC.


10.Apa sumber infeksi yang menyebabkan kaki bengkak?
- Wuchereria Bancroft
- Brugia Malayi
- Brugia Timori

Mikrofili yang terisap nyamuk akan masuk ke dalam lambung,


melepaskan kulit dan menembus dindingnya untuk bersarang pada
otot toraks. Mikrofilia kemudian berkembang menjadi larva stadium 1
kemudian akan bertukar kulit dua kali dan menjadi larva stadium 2 lalu
menjadi stadium 3yang sangat aktif. Bentuk aktif ini bermigrasi sampai
ke alat penusuk nyamuk. Kemudian akan berubah menjadi larva IV dan
V ( cacing dewasa) yang menyebabkan sumbatan di pembuluh limfe.

Penyebarannya di dalam tubuh bermula dari inflamasi saluran limfe


aferen atau sinus-sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi limfe
pada tempat-tempat yang dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan
banyaknya cairan plasma yang terisi dari pembuluh darah yang
menyebabkan penebalan pembuluh darah disekitarnya.

Akibat kerusakan pembuluh darah , akan terjadi infiltrasi sel-sel


plasma, esosinofil, serta makrofag di dalam dan sekitar pembuluh
darah yang terinfeksi. Infiltrasi inilah yang menyebabkan terjadi
proliferasi jaringan ikat dan menyebabkan pembuluh limfe di
sekelilingnya menjadi berkelok-kelok serta menyebabkan rusaknya
katup-katup di sepanjang pembuluh limfe tersebut.

Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV

11.Jelaskan apa hubungan antara bengkak pada kedua kaki dan sesak nafas!
- Awal mulanya yaitu gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri
terjadi Karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri
sehingga curah jantung kiri menurun dengan akibat tekanan akhir
diastolik dalam ventrikel kiri dan volum akhir diastolik dalam ventrikel
kiri meningkat. Keadaan terakhir ini merupakan beban bagi atrium kiri
dalam kerjanya untuk mengisi ventrikel kiri pada waktu diastolik,
dengan akibat terjadinya kenaikan tekanan rata-rata dalam atrium kiri.
Tekanan dalam atrium kiri yang meninggi ini, menyebabkan hambatan
pada aliran masuknya darah dari vena-vena pulmonal, sehingga terjadi
bendungan pada paru-paru (edema paru). Keadaan yang terakhir ini
merupakan hambatan bagi ventrikel kanan yang menjadi pompa darah
untuk sirkulasi kecil. Bila beban pada ventrikel kanan terus bertambah,
akan merangsang ventrikel kanan melakukan kompensasi dengan
mengalami hipertrofi dan dilatasi sampai batas kemampuannya dan
apabila beban di atas tetap meninggi, maka pada suatu saat tidak
teratasi lagi oleh ventrikel kanan maka terjadilah gagal jantung kanan,
sehingga pada akhirnya terjadi gagal jantung kanan dan kiri. Pada
gagal jantung kanan terjadi hambatan daya pompa ventrikel kanan
sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun. Tekanan dan volume
akhir diastolik ventrikel kanan akan meningkat dan keadaan ini akan
menjadi beban untuk atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel
kanan pada waktu diastolik dengan akibat terjadinya kenaikan tekanan
pada atrium kanan. Tekanan dalam atrium kanan yang meninggi
menyebabkan hambatan pada aliran masuknya darah dari vena cava
superior dan inferior ke dalam jantung, sehingga menyebabkan
kenaikan tekanan dan adanya bendungan pada vena-vena sistemik.
Bila keadaan ini berlanjut terus, maka terjadi bendungan sistemik yang
lebih berat dengan akibat timbulnya edema tumit atau tungkai bawah
dana sites.
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 2. Jilid 1
12.Penyakit apa yang kemungkinan terjadi dalam skenario tersebut?
- Penyakit yang kemungkinan terjadi salah satunya adalah gagal
jantung (gagal jantung kongestif). Sebagaimana mekanisme gagal
jantung kongestif yaitu, jantung kita memiliki empat ruang yang
masing-masing memiliki tugas yang berbeda-beda. Gagal jantung
kongestif ada beberapa tipe, sebelah kiri, sebelah kanan, dan juga
campuran. Pada seorang yang menderita gagal jantung kongestif
sebelah kiri, ruang jantung sebelah kiri atau ventrikel kiri jantung tidak
bisa berfungsi dengan bai. Dalam keadaan normal, bagian ini
sebenarnya memiliki tugas untuk mengalirkan darah secara optimal
keseluruh tubuh melalui pembuluh darah arteri. Ketika bilik kiri tidak
bisa berfungsi secara normal, maka terjadilah peningkatan tekanan
pada serambi kiri serta pembuluh darah disekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan adanya penumpukan cairan diparu-paru. selanjutnya
penumpukan cairan tersebut akan berlanjut diorgan perut dan juga
kaki. Kondisi tersebut juga akan mengganggu kinerja ginjal hingga
menyebabkan konsentrasi air dan garam didalam tubuh lebih banyak
dari pada yang dibutuhkan. Dengan demikian dapat disimpulkan
penyakit yang kemungkinan terjadi menyangkut skenario 2 salah
satunya adalah gagal jantung kongestif.

Patologi Robbins

13.Jelaskan epidemiologi penyakit dengan gejala kaki bengkak!


- Sirosis hati
Berdasarkan data WHO (2004) sirosis hati merupakan penyebab
kematian ke delapan belas di dunia, dengan prevalens 1,3%. Cause
Spesifik Death Rate (CSDR) sirosis hati di Inggris tahun 2002 sebesar
26,9 per 100.000 penduduk.Di Amerika Serikat pada tahun 2001 CSDR
sirosis hati sebesar 22,0 per 100.000 penduduk dan dari data WHO
(2007), penyakit hati kronik dan sirosis hati merupakan penyebab
kematian peringkat keduabelas pada tahun 2007 di Amerika Serikat
dengan jumlah 29.165 (1,2%). Pada tahun 2007 prevalensi sirosis hati
di Australia sebesar 2 % dan di Jepang sebesar 2,7 %.

Prevalensi sirosis hati di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,7%.


Menurut hasil observasi selama enam tahun yaitu tahun 1990 sampai
1995 yang dilakukan oleh Aryono, ditemukan bahwa 5,3% dari seluruh
pasien yang dirawat di bagian penyakit dalam Rumah Sakit Pugeran
Yogyakarta menderita sirosis hati. Lesmana dkk melaporkan terdapat
256 pasien sirosis hati di RS Medistra Jakarta selama bulan Agustus
2004 - Juli 2007.

Anonim_karakteristik penderita sirosis hati yang dirawat inap di


Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2006 2010. Skripsi. FK
Universitas Sumatera Utara. 2012

- Malnutrisi
Menurut perkiraan Reutlinger dan Hydn, saat ini terdapat 1 milyar
penduduk dunia yang kekurangan energi sehingga tidak mampu
melakukan aktivitas fisik dengan baik. Disamping itu masih ada 0,5
milyar orang kekurangan protein sehingga tidak dapat melakukan
aktivitas minimal dan pada anak-anak tidak dapat menunjang
terjadinya proses pertumbuhan badan secara normal.

Besar dan luasnya masalah KEP pada balita di tingkat propinsi dan
nasional sudah tersedia secara periodik melalui SUSENAS modul
kesehatan dan gizi. Analisis masalah KEP pada balita berdasarkan data
Susenas 1989, 1992, dan 1995 menunjukkan bahwa secara
keseluruhan terdapat penurunan prevalensi KEP total dari 47,8% tahun
1989 menjadi 41,7% tahun 1982 dan 35% pada tahun 1995. Di sisi
lain, prevalensi gizi lebih meningkat dari 1,1% tahun 1989 menjadi
2,4% tahun 1992 dan 4,6% pada tahun 1995.

evawany. Kurang energi protein (protein energy malnutrition). 2010.


FK USU.

- Penyakit Jantung Kongestif

Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung Kongestif di


Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447
orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5%
atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis
dokter, estimasi jumlah penderita penyakit jantung kongestif
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang
(0,5%), sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita
paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan
diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung kongestif
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang
(1,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di
Provinsi Papua Barat, yaitu sebanyak 6.690 orang (1,2%).

Rikesdas Kementrian Kesehatan RI tahun 2013

- Filariasis
Prevalensi nasional Filariasis (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
dan keluhan responden) adalah 0,11%. Sebanyak 8 provinsi
mempunyai prevalensi Filariasis diatas prevalensi nasional, yaitu
Nangroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Papua Barat dan Papua.
Rikesdas Kementrian Kesehatan RI tahun 2013

- Sindrom nefrotik
Menurut kepustakaan sindrom nefrotik, kasus sindrom nefrotik ini
paling banyak ditemukan pada anak berumur 3-4 tahun. Tetapi
berdasarkan penelitian yang dijalankan di RSCM Jakarta oleh Wila
Wirya I.G.N. dari tahun 1970-1979, didapati sindrom nefrotik pada
umumnya mengenai anak umur 6-7 tahun. Penyakit sindrom nefrotik
dijumpai pada anak mulai umur kurang dari 1 tahun sampai umur 14
tahun (Ngastiyah 2005). Di Indonesia gambaran histopatologik sindrom
nefrotik primer agak berbeda dengan data-data di luar negeri. Wila
Wirya menemukan hanya 44.2% tipe kelainan minimal dari 364 anak
dengan sindrom nefrotik primer yang dibiopsi (Wirya 1997),
sedangkan Noer di Surabaya mendapatkan 39.7% tipe kelainan
minimal dari 401 anak dengan sindrom nefrotik primer yang dibiopsi
(Noer 2005).

Anonim_Sirosis Hepatis. FK USU

Anda mungkin juga menyukai