Anda di halaman 1dari 61

ANATOMI &

HISTOLOGI
PEMBULUH DARAH
R. Siti Farahnur Syaiful Rhamadani
1310211106

ANATOMI

Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri

dan memiliki 4 ruang, 2 atrium & 2 ventrikel


Atrium, menerima darah yg kembali ke jantung

dan memindahkannya ke ruang2 bawah


Ventrikel, memompa darah dari jantung
Ruang2 ini dipisahkan oleh jaringan ikat yg di

sebut annulus fibrosus

Katup
Jantung
Antara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat
katup trikuspidalis
Antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup
mitralis atau bikuspid
katup atrioventrikularis (AV) : Katup mitral dan
trikuspid
Valvula semilunaris aortic: katup pintu keluar dr
ventrikel kiri ke aorta
Valvula semilunaris pulmonalis: katup pintu keluar
dr ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
Vena cava superior et inferior: pintu masuk dr
vena cava superior dan inferior ke atrium kanan

Chorda tendinae: tendo yg melekat pd katup2

jantung & m Papilaris, shg jika M papilaris


berkontraksi maka chorda tendinae akan
menarik katup2 jantung (membuka &
menutup )
Trabecula carnae: berada di pangkal M.
Papilaris

HISTOLOGI

Rancangan Struktural
Tunika Intima
Tunika Media
Tunika Adventitia

Tunika Intima
Suatu lapisan yang memiliki satu lapis endotel

yang ditopang oleh selapis tipis subendotel


jaringan ikat longgar yang kadang kadang
mengandung sel otot polos
Tunika intima dipisahkan dengan tunika media
oleh lamina elastica interna
Lamina elastica ini terdiri atas elastin, memiliki
celah (fenestra), yang memungkinkan
terjadinya difusi zat untuk memberikan nutrisi
ke sel sel bagian dalam dinding pembuluh

Tunika Media
Merupakan lapisan tengah yang terutama

terdiri atas lapisan konsentris sel sel otot


polos , terdapat berbagai serat, lamela elastin,
serat retikular kolagen tipe 3, proteoglikan
dan glikoprotein
Pada arteri, tunika media memiliki lamina
elastica eksterna yang memisahkan tunika
media dengan tunika adventitia ( eksterna )

Tunika Adventitia
Terdiri atas serat kolagen tipe 1 dan elastin
Berangsur menyatu dengan jaringan ikat

stromal organ tempat pembuluh darah berada

Vasa Vasorum
Pembuluh dari pembuluh yang terdiri dari

arteriol, kapiler dan venula biasanya dimiliki


pembuluh darah besar
Vena-vena besar memiliki lebih banyak vasa
vasorum

Suplai Saraf
Disuplai oleh serabut saraf simpatis tak

bermielin dengan neurotransmitter berupa


norepinefrin
Pada otot rangka, arteri juga dipersarafi oleh
vasodilator kolinergik (Parasimpatis)

Klasifikasi Arteri
A. elastik (konduksi)
A. muskular (distribusi)
Arteriol

Arteri Elastis Besar


Membantu menstabilkan aliran darah
Bila dipotong dalam keadaan segar, arteri ini berwarna

kekuningan karena banyaknya elastin dibagian media


Tunika intima yang lebih tebal dibandingkan lapisan intima di
arteri muskular
Tunika medianya terdiri atas serat elastin dan sederetan
lamina elastica yang berlubang lubang yang jumlahnya
bertambah seiring bertambahnya usia
Peranan sejumlah lamina elastica agar aliran darah tetap
stabil :
1. Selama ventrikel berkontraksi, lamina elastica arteri besar
teregang sehingga mengurangi daya tekanan
2. Selama ventrikel berelaksasi, tekanan ventrikel menurun ke
nilai yang rendah, tetapi daya elastis arteri besar membantu
mempertahankan tekanan arterial

Arteri Muskular
Arteri muskular dapat mengendalikan banyaknya

darah yang menuju organ dengan


mengkontraksikan atau merelaksasikan sel sel
otot polos tunica media
Semakin jauh dari jantung , arteri berangsur
angsur memiliki lebih sedikit elastin dan lebih
banyak otot polos didindingnya oleh karena itu
Tunika Media dapat memiliki hingga 40 lapisan
sel otot polos
Tunica Adventitia terdiri atas jaringan ikat dan
terdapat kapiler limfe, vasa vasorum serta saraf

Arteriol
Arteriol berasal dari arteri muskular yang bercabang

berulang kali menjadi arteri yang berukuran lebih


kecil
Arteriol memiliki sebuah atau dua lapisan otot polos
yang mengindikasikan awal suatu mikrovaskular,
yang mana merupakan tempat terjadinya
pertukaran antara darah dan cairan jaringan
Tidak terdapat lamina elastica interna , tunika
media umumnya terdiri atas sel otot polos yang
tersusun melingkar, tunika eksternanya tidak
terlihat jelas

Kapiler
Kapiler memungkinkan berbagai tingkat pertukaran

metabolik antara darah dan jaringan sekitar


Kapiler terdiri atas selapis sel endotel yang tergulung
membentuk suatu saluran
Kapiler membentuk lebih dari 90% dari semua
pembuluh darah dalam tubuh dengan panjang total
yang mendekati 96.000 KM
Kecepatan aliran darah dikapiler hanya 0.3 mm/detik
Karena dindingnya yang tipis dan aliran darah yang
lambat, kapiler menjadi tempat yang mendukung
untuk pertukaran air, zat, dan makromolekul diantara
darah dan jaringan

Molekul kecil, baik hidrofobik maupun hidrofilik ( diameter

kurang dari 1,5 nm dan dengan masa molekul dibawah 10kDa


dapat menyeberangi dinding kapiler dengan berdifusi melalui
taut antarsel
Sementara yang berukuran besar dapat melewati pori pori
dikapiler berfenestra ( bercelah ), ruang diantara sel sel
endotel kapiler sinusoid dan vesikel pinositotik dan jalur
lainnya
Diberbagai tempat sepanjang kapiler dan venula pasca kapiler
terdapat sel yang berasal dari mesenkim dengan prosesus
sitoplasma panjang yang mengelilingi lapisan endotel yang
disebut sel perisit
Pada sel perisit ini terdapat miosin, aktin dan tropomiosin
yang berkembang baik yang mengindikasikan fungsi utama
kontraktilitas disel tersebut
Jika terjadi cedera jaringan, perisit akan berproliferasi dan
berdiferensiasi membentuk tunica media pembuluh darah
baru dan sel sel dengan berbagai fungsi lain dalam membetuk
kembali mikrovaskular dan matriks

Klasifikasi Kapiler
1. Kapiler kontinu atau

somatik
.Memungkinkan pertukaran zat
dan ditandai dengan kontinuitas
khusus sel endotel di dindingnya
.Kapiler ini merupakan kapiler
tersering yang ditemukan pada
semua jaringan otot, jaringan
ikat, kelenjar eksokrin dan saraf
.Disejumlah tempat tetapi tidak
disistem saraf, sejumlah besar
vesikel pinositotik terdapat
dikedua permukaan sel endotel
yang berperan pada transitosis
makromolekul

2. Kapiler berfenestra
.Memungkinkan pertukaran

molekul yang lebih luas


melalui endotel dan ditandai
dengan adanya fenestra
sirkular kecil
.Lamina basal pada kapiler
berfenestra bersifat kontinu
yang menutupi fenestra
.Kapiler ini dapat dijumpai
dijaringan tempat
berlangsungnya pertukaran
zat secara cepat antara
jaringan dan darah seperti
ginjal, usus, plexus
choroideus, dan kelenjar
endokrin

3. Kapiler sinusoid
.Memungkinkan pertukaran

makromolekul secara maksimal


diantara jaringan dan darah
serta memiliki karakteristik
berikut : selnya terpisah satu
sama lain oleh ruang yang
lebar, lamina basal bersifat
diskontinu
.Kapiler sinusoid bebentuk
irregular dan diameter 30-40
mikrometer yang lebih besar
ketimbang diameter kapiler lain
yang memungkinkan aliran
darah yang lambat ditempat ini
.Kapiler ini ditemukan di hati,
limpa, seumlah organ endokrin
dan sumsum tulang

Venula
Venula terbentuk dari transisi kapiler yang

diperantarai dengan terbentuknya venula


pascakapiler
Venula pascakapiler merupakan tempat utama
sel darah putih meninggalkan sirkulasi ditempat
infeksi atau kerusakan jaringan
Venula paskakapiler ini nanti akan berkumpul
menjadi venula pengumpul sehingga ukurannya
menjadi lebih besar dan dikelilingi oleh tunika
media yang dapat dikenali dengan 2 atau 3
lapisan otot polos yang disebut venula muskular

Vena
Sebagian besar vena berukuran kecil dan sedang, dengan diameter

kurang dari 1 cm
Tunika intima pada vena kecil dan sedang memiliki lapisan
subendotel yang tipis dan terdiri atas berkas berkas kecil sel otot
polos yang berbaur dengan serat retikular dan elastin
Lapisan tunika eksternanya berkembang baik
Vena besar memiliki tunika intima yang berkembang baik, tetapi
tunika medianya tipis, sedangkan tunika eksternanya tebal dan
mengandung berkas memanjang otot polos
Sebagian vena memiliki katup tetapi paling mencolok divena besar
Katup terdiri atas lipatan semilunar tunica intima yang menonjol
melalui bagian lumen dan kaya akan serat elastin dan dilapisi oleh
endotel
Katup vena ini terutama berjumlah banyak divena tungkai yang
membantu menjaga aliran darah vena yang menuju jantung

Struktur Sensorik Arteri


Sinus karotid
Badan karotid
Badan aortik

Sinus Karotid
Baroreseptor untuk deteksi peningkatan

tekanan darah
Pada daerah a. karotis interna di bagian distal
percabangan a. karotis komunis
T. adventisia relatif tebal + ujung saraf
sensoris dari saraf glosofaringeal (saraf
kranial IX)
T. media tipis untuk peregangan
Baroreseptor kecil juga terdapat pada aorta/
p. drh besar lainnya

Badan Karotis
Pada percabangan a. karotis komunis
diameter 3 - 5 mm, mengandung katekolamin
Memiliki ujung saraf kemoreseptor khusus

yang memonitor perubahan tingkat O2 & CO2


sesuai dengan perubahan konsentrasi ion
hidrogen
Terdiri dari:
Sel glomus (tipe I)
Sheath cell (tipe II)

Badan Aorta
Pada arkus aorta antara a. subklavia kanan &

a. karotis komunis kanan dan antara a. karotis


komunis kiri & a. subklavia kiri
Struktur & fungsi = badan karotid

Perubahan Degeneratif
Arteri
Arteri mengalami perubahan progresif secara

berangsur-angsur
Lesi aterosklerotik ditadai dengan penebalan
intima setempat, proliferasi otot polos, dan unsur
jaringan ikat ekstrasel, dan pengendapan
kolesterol dalam sel otot polos dan makrofag

Proses Penuaan Pembuluh Darah


Dikaitkan dengan fungsi dan struktur pembuluh

darah seperti lumen, ketebalan dinding,


peningkatan kekakuan dinding dan perubahan
fungsi endotel
Pembuluh darah yang paling sering terkena
adalah yang bersifat elastis seperti aorta
sentralis dan arteri carotis
Lumen pembuluh darah besar akan mengalami
dilatasi, dindingnya semakin tebal dan semakin
kaku

Perubahan Selular Arteri


Perubahan biomolekuler yang terjadi oleh karena

penuaan pembuluh darah bersumber terutama dari sel


endotel dan selain itu juga dari tunika intima dan
tunika media
Sel endotel arteri yang tua mensekresi lebih banyak
plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) yang
mempermudah munculnya trombosis.
Terjadi peningkatan dari endotelin dan
vasoconstricting growth factors yang diproduksi
oleh sel endotel, antara lain Angiotensin II.
Sebaliknya faktor vasodilatasi, seperti NO, prostacyclin
dan endothelium hyperpolarising factor menurun.

Pada Tunika Intima, inflamatory chemokine

yaitu monocyte chemocontractant protein1 (MCP-1) dan reseptornya juga


meningkat yang menyebabkan penebalan
dan invasi sel otot polos ke dalam intima
aktivitas faktor pertumbuhan multifungsi
(multifunctional growth factor),
transforming growth factor-1 (TGF-1) di
intima juga meningkat
keberadaan Nitric Oxide (NO) di intima
arteri yang menua juga berkurang

Pada tunika media yang menua, perubahan yang

menonjol antara lain deposisi dari matriks protein


ekstraseluler seperti Fibronectin dan type 2 matrix
metalloprotease (MMP-2)
mendorong degradasi matriks protein dan
memfasilitasi migrasi dari sel otot polos vaskuler
Penurunan jaringan elastin oleh karena umur lebih
disebabkan karena menurunnya sintesis elastin.
Penurunan ini disebabkan oleh karena represi
terhadap ekspresi gen elastin oleh B-Myb dan
degradasi serabut elastin yang kejadiannya
dipercepat oleh adanya proses enzymatis seperti
MMP-2 yang tingkat dan aktivitasnya meningkat
dengan bertambahnya usia

REFERENSI
Histologi Dasar JUNQUEIRA Edisi 12
Atlas Anatomi Manusia Sobotta
Jurnal Universitas Udayana

http://www.pps.unud.ac.id/disertasi/pdf_thesis/
unud-29-2075511676-bab%20ii_penuaan
%20pembuluh%20darah_laporan
%20disertasi_terbuka.pdf

Anda mungkin juga menyukai