PENDAHULUAN
Aterosklerosis merupakan penyebab kematian utama baik di negara maju
maupun negara berkembang. Aterosklerosis merupakan penyakit degeneratif arteri
besar dan menengah, bersifat dinamik dan progresif yang berasal dari kombinasi
disfungsi endotel dan proses inflamasi, yang ditandai dengan penimbunan lipid dan
fibrosis.1 Penyakit ini telah dikenal di beberapa negara, yang jumlahnya
menunjukkan kenaikan dengan cepat selama 50 tahun terakhir. Pada beberapa
negara, terutama USA, insiden penyakit ini telah mencapai puncaknya. Sedangkan
di Inggris dan beberapa negara Eropa, aterosklerosis, atau paling tidak
komplikasinya, terus meningkat.2
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa adanya perubahan yang
signifikan pada struktur dan komposisi matriks ekstraselular (Extracellular Matrix/
ECM) memegang peranan yang sangat penting pada proses aterogenik.3,4 Matriks
ekstraseluler merupakan suatu media yang senantiasa mengalami perubahan secara
dinamis dan interaktif yang secara kritis mempengaruhi fungsi sel.
Telah banyak diketahui bahwa dari sekian banyak proteinase, matriks
metalloproteinase (MMPs) memegang peran yang besar pada degradasi kolagen
dan komponen ECM yang lain. MMPs terekspresi pada kadar yang rendah pada
jaringan normal, tetapi mengatur proses remodeling baik secara fisiologis mauipun
patologis.4 MMPs adalah enzim yang secara khusus mempengaruhi banyak proses
seperti penyembuhan luka, tetapi penelitian yang membuktikan peran MMPs pada
pembuluh darah semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian
aterosklerosis.
Aktivitas enzim proteolitik merupakan suatu tahapan yang kecepatannya
sangat terbatas pada proses degradasi matriks ekstraseluler.3 Degradasi matriks
ekstraseluler merupakan ciri yang penting pada perkembangan, morfogenesis,
tissue repair dan remodelling. Remodelling ECM yang tidak terkontrol pada
pembuluh darah merupakan salah satu sebab berkembangnya aterosklerosis.4
Pada tulisan ini akan dibahas peran MMPs pada aterosklerosis dan
pemeriksaan laboratorium untuk MMPs sehingga proses aterosklerosis dapat
dipahami secara lebih mendalam.
Endotel vascular merupakan organ parakrin, endokrin dan autokrin aktif yang
tidak dapat dipisahkan dari regulasi tonus vascular dan pemeliharaan homeostasis
vascular. Fungsi endotel diatur secara dinamik, dan sifat vasodilator, antiinflamasi
serta antitrombotik endotel sangat berkurang dengan adanya berbagai injury
termasuk aterosklerosis, hipertensi, diabetes, inflamasi dan aging.2
Disfungsi endotel yang ditandai dengan adanya gangguan fisiologi endotel,
merupakan tahap awal penentu dalam perkembangan aterosklerosis dan juga
terlibat dalam perkembangan plak, pembentukan thrombus, myocardial ischemiareperfusion injury dan remodelling dinding arteri patologis setelah prosedur
koroner.2,4 Disfungsi endotel merupakan gangguan sistemik dan merefleksikan
kecenderungan vascular untuk mengalami aterogenesis sehingga dapat digunakan
sebagai sebagai penenda resiko atersklerotik pada individu.
Disfungsi endotel merupakan istilah yang luas yang menunjukkan
berkurangnya produksi atau avaibilitas nitric oxide(NO) dan/atau ketidakseimbangan
kontribusi relative endothelium- derived relaxing dan contracting factors (seperti
endotelin-1/ ET-1, angiotensin dan oksidan). NO dihasilkan dari konversi asam amino
L-arginin menjadi NO dan L-citrulline dengan bantuan NO sintase, merupakan
endothelium- derived relaxing factor yang berperan penting dalam regulasi tonus
vascular dan fungsi vasomotor.1,2,4
Pada saat sel endotel mengalami aktivasi inflamasi, peningkatan ekspresi
selektin, VCAM-1 dan ICAM-1 menunjang adhesi monosit.2 Ekspresi adhesion
molecule diinduksi oleh sitokin-sitokin proinflamasi (seperti IL-1 dan TNF- ), oleh
protease fase akut CRP (yang diproduksi oleh hati sebagai respon terhadap IL-6),
oleh protease- activated receptor signalling, oleh uptake oxLDL melalui oxLDL
receptor-1 (LOX-1) dan oleh interaksi CD4-0/CD40ligan (CD40L dan CD154). Di
dalam intima arteri, monosit akan berubah menjadi makrofag dan mulai
mengekspresikan reseptor scavenger (seperti SR-A, CD36 dan LOX-1) yang akan
10
diferensiasi, pertumbuhan, proses inflamasi, neovaskularisasi, apoptosis, dan lainlain seperti dapat dilihat pada tabel 2.10,11
Tabel 2 Aktivitas biologis yang diperantarai oleh pelepasan MMPs.10,11
11
fibronektin dan proteoglikan. Bagian terluar, yaitu tunika adventitia, kaya akan
fibroblast, kolagen tipe I,III dan elastin. 1,12
12
13
14
reseptor (R). MMPs dapat pula melepaskan IGF-1 aktif dengan cara
mendegradasi/menguraikan binding protein. Bersama dengan sinyal dari focal
adhesion kinase (FAK), hal ini akan mengatur dan/atau menstabilkan banyak
regulator kunci dari siklus sel. Satu jalur proksimal menggunakan ubiquitin ligase
subunit Skp-2. Penguraian cadherin yang diinduksi MMP menyebabkan pelarutan
dari sambungan perlekatan dan menyebabkan translokasi -catenin ke nukleus di
mana dia akan berperan sebagai suatu faktor transkripsi untuk selanjutnya
menyebabkan proliferasi. Banyak growth factor (GF) juga bereperan sebagai fkator
survival untuk VSMC. GF dan sinyal matriks yang sebagian berassal dari FAK
sama-sama memiliki kemampuan untuk meng-upregulasi PI3 kinase yang
mengaktifkan satu jalur survival melalui protein kinase Akt. Data mutakhir
menunjukkan bahwa survival dari VSMC juga dikendalikan oleh kontak cadherin
yang dapat dipengaruhi penguraian yang dimediasi MMP (Gambar 7).
15
16
4.3 MMPs dan progresifitas aterosklerotik plak dan pembentukan fibrous cap
MMPs menyebabkan infiltrasi seluler plak dengan cara membersihkan barier
ECM untuk migrasi sel, MMPs juga mengatur akumulasi ECM yang dapat
berdampak pada ukuran plak. Penelitian telah membuktikan bahwa beberapa MMPs
bersifat aterogenik, yang lainnya bersifat anti-aterogenik, dan ada juga yang tidak
berdampak terhadap ukuran plak. Beberapa studi menunjukkan bahwa dengan
menghilangkan MMP-2 dan MMP-9, ukuran plak akan menurun, meskipun masih
terdapat perselisihan apakah infiltrasi SMC atau makrofag ke dalam plak dipengaruhi
oleh adanya defisiensi proteinase. Sehingga dapat dikatakan bahwa MMP-2 dan
MMP-9 bersifat pro-aterogenik, berdasarkan kemampuannya untuk memperantarai
infiltrasi SMC dan sel-sel inflamasi pada plak.12,13
Sebaliknya MMP-1 dan MMP-3 telah terbukti bersifat anti-aterogenik
berdasarkan penelitian yang membuktikan bahwa adanya over-ekspresi MMP-1 dan
MMP-3 dapat mengurangi ukuran plak dan menurunkan akumulasi kolagen pada
17
plak. Sedangkan MMP-12 dan MMP-13 terbukti tidak berdampak terhadap ukuran
plak dan komposisi seluler plak. 12,13
Jadi dapat dikatakan bahwa setiap jenis MMP mempunyai peran yang
berbeda terhadap perkembangan plak, baik itu kemampuannya dalam meningkatkan
pertumbuhan plak dengan memfasilitasi migrasi SMC pada intima, ataupun
mencegah akumulasi berlebihan dari ECM.
4.4 MMPs dan ruptur Plak
Telah diketahui bersama bahwa baik MMPs maupun TIMP berperan penting
pada perkembangan plak, tetapi hanya sedikit penelitian yang membuktikan peran
keduanya terhadap ruptur plak. Penelitian membuktikan bahwa hilangnya MMP-12
menurunkan jumlah fibrous cap, sedangkan penghapusan MMP-3 dan MMP-9
menambah jumlah fibrous cap, sedangkan MMP-7 tidak berefek terhadap fibrous
cap.5,12,13 Tetapi penelitian lain menunjukkan bahwa overekspresi MMP-9 pada
ApoE-null mice justru meningkatkan jumlah plak yang ruptur, meningkatkan resiko
perdarahan plak dan menipiskan fibrous cap. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil
penelitian sangat tergantung pada gen yang mana penghapusan MMP-9 dilakukan.
Kemungkinan hasil dapat berbeda antara manusia dengan mencit percobaan,
sehingga peran MMPs pada ruptur plak masih perlu penelitian lebih lanjut.
18
VI. KESIMPULAN
MMPs adalah suatu famili dari zinc-dependent protease yang diproduksi oleh
berbagai macam sel, termasuk sel endotel, sel otot polos dan monosit. MMPs
disebut juga matrixins
19
Sebagian besar MMPs terdapat dalam bentuk inaktif. Secara invitro, MMPs
dapat diaktivasi dengan cara modifikasi fisik (pH rendah, penambahan sodium
dedosil sulfat) ataupun secara kimia (4-aminophenylmercuric acid). Reactive Oxygen
Species (ROS) yang secara potensial dilepaskan oleh makrofag, juga dapat
mengaktivasi MMPs.
Fungsi utama matrixins adalah degradasi dan pindahnya molekul ECM dari
jaringan. MMPs mempunyai bermacam aksi antara lain mempengaruhi migrasi sel,
diferensiasi, pertumbuhan, proses inflamasi, neovaskularisasi, apoptosis, dan lainlain
Peran MMPs pada aterosklerosis sangat kompleks. MMPs dapat dibagi
dalam beberapa bagian berdasarkan perannya pada perkembangan aterosklerosis,
yaitu: MMPs yang mendukung ekspansi plak dengan cara memfasilitasi infiltrasi
SMC ataupun sel-sel inflamasi pada plak (MMP 2,9); MMP yang bersifat antiaterogenik dan menaikkan respon kompensasi degradasi untuk mencegah
akumulasi matriks pada plak (MMP 3, 13); MMP yang memperantarai degradasi
kolagen pada fibrous cap dan oleh karenanya terjadi ruptur plak (MMP 9, 12); dan
MMP yang mendegradasi matriks dan memungkinkan disrupsi lamella elastik dan
kolagen yang mendasarinya, menyebabkan dilatasi aneurisma.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Underwood. Patologi Umum dan Sistematik (General & Systematic
Pathology), Vol.2 Edisi 2, Editor edisi Indonesia: Prof.Dr. Sarjadi,dr,SpPA,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC,1994
2. Bonetti PO, Lerman LO, Lerman A. Endothelial Dysfunction: A Marker of
Atherosclerotik Risc. Arterioscler Thromb Vasc Biol 2003; 23: 168-175
3. Paramo AJ, Orbe Josune, Rodriguez. The Role of Matrix Metalloproteinases
in Atherosclerosis: Pathophysiology and Therapeutic Implications,
Atherosclerosis Research 2006
4. Szmitko PE, Wang CH, Weisel RD, et.al.,New markers of Inflammation and
Endothelial Cell Activation. Circulation 2003; 108: 1917-1923
5. Newby AC. Matrix metalloproteinases regulate migration, proliferation, and
death of Vascular Smooth Muscle cells by Degrading matrix and non-matrix
substrates. Cardiovascular research 2006; 69: 614-624
6. Ana Fortuno, GorkaSanJose, Mara Moreno, Oxydative Stress and Vascular
remodelling, Exp Physiol 2005, 90.4: 457462
7. Consigny P Macke, The Pathogenesis of Atherosclerosis. Advances in
Clinical Medicine, AJR,1995: 563-569
8. Newby AC, Dual Role of Matrix Metalloproteinases in Intimal Thickening and
Atherosclerotic Plaque Rupture. Physiol Rev 2005; 85: 1-31
9. Galis ZS, Khatri JJ. Matrix Metalloproteinases in Vascular Remodelling and
Atherogenesis: the good, the bad and the ugly. Circ Research 2002; 90: 25162
10. Visse R, Nagase H. Matrix Metalloproteinases and tissue inhibitors of
Metalloproteinases: structure function and biochemistry. Cir Research 2003;
90: 827-39
11. Nagase H, Visse R, Murphy G. Structure and Function of matrix
metalloproteinases. Cardiovascular Research 2006; 69: 562-573
21
22
TINJAUAN PUSTAKA
Oleh:
Agustin Iskandar,dr,MKes
Pembimbing:
DR.dr. Tinny, E.H, SpPK(K)
23