b. Eosinofil
Walaupun eosinofil sedikit efisien dibandingkan netrofil, namun ia elicit fungsi efektor
yang hamper sama. Aktifitas eosinofil diatur terutama melawan invasi se lasing besar seperti
Helminth dan parasit lain yang tidak dapat difagosit. Selama reaksi alergi, aktivasi sel mast
mensekresikan zat kimia yang menarik dan menstimulan eosinofil yang kemudian menciptakan
zat-zat yang menetralisir atau mendegradasi produk reaksi sel mast. Sayangnya, konstituen
eosinofil dapat merusak jaringan normal dan menyebabkan pelepasan histamine kedua.
Konsentrasi eosinofil yang tinggi untuk waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada
jantung dan system syaraf pusat dengan kemungkinan pilmonari dan dermatologis.
d. Monosit / Makrofag
Berasal dari unit pembentukan koloni monosit-granulosit. Monosit adalah sel peripheral
dalam perpindahan dari sumsum tulang ke jaringan. Saat berada dalam jaringan, dibawah
pengaruh faktor lokal, monosit menjadi makrofag. Makrofag dihasilkan dalam hati (sel
Kupffer), spleen, nodus limfa, sel mikroglial (CNS), kulit (sel Langerhans) dan tulang.
Monosit dan makrofag mempunyai fungsi beragam termasuk permulaan dari respon imun
dalam pengenalan oleh limfosit, pengaturan intensitas respon imun, fagositosis se lasing, tumor
sitotoksisitas, degradasi debris selular, dan sekresi molekul peptida yang dinamakan monokin
(subklas dari sitokin). Contoh monokin antara lain interferon, tumor necrosis factor dan
interleukin-1 (IL-1). Monokin dan sitokin lainnya mengatur aktifitas sel-sel ini.
e. Limfosit
Fungsi utama limfosit adalah mengontrol dan menjadi sel efektor dalam system imun.
Banyak dari sel-sel ini juga merupakan faktor sintetis penting untuk beragam jenis sitokin.
Limfosit dapat dibagi secara fungsional menjadi sel yang menghasilkan sel mediasi imunitas
(sel-T) dan juga bertanggung jawab dalam proses imunitas humoral (sel-B).
Beberapa perbedaan subtype sel-T dapat ditemukan dalam pembuluh darah perifer antara
lain sel T-supresor sitotoksik (CD4). Sel ini bertanggung jawab dalam mencegah reaksi
hipersensitifitas, menstimulasi diferensiasi (pematangan) sel-B dan pembentukan antibody yang
selanjutnya mengatur reaksi inflamasi. Limfosit B akan menjadi sel plasma yang memproduksi
immunoglobulin spesifik untuk antigen pada permukaan sel.
Sel null adalah bagian limfosit yang tidak mengandung sel B atau sel T asli. Sel ini
mengacu pada limfosit granular besar yang diperkirakan berfungsi dalam sitotoksik langsung
untuk kesatuan asing dan bekerja sendiri (natural killer cells) atau dalam prosesnya dengan
immunoglobulin (antibodi-sel sitotoksik terikat).
Platelet