Anda di halaman 1dari 194

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI JAWA BARAT


KATA PENGANTAR

Sesuai dengan amanat UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan PP Nomor 51
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai
lembaga publik memiliki tugas dan tanggung jawab menyediakan data dan informasi
di bidang statistik. Buku Indikator Statistik Terkini Provinsi Jawa Barat 2019
merupakan salah satu wujud pelayanan dalam penyediaan data statistik. Buku ini
berisi berbagai informasi dan indikator penting terkini yang bersumber dari sensus,
survei dan hasil analisis yang disusun oleh BPS Provinsi Jawa Barat.
Indikator Statistik Terkini terwujud berkat kerja sama yang baik antar bidang kerja di
BPS Provinsi Jawa Barat. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
terutama dalam menyusun perencanaan dan kebijakan pembangunan serta berbagai
kajian ilmiah.

Bandung, Desember 2019


BPS Provinsi Jawa Barat
Kepala,

Ir. Dody Herlando, M. Econ


DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
1 GEOGRAFI....................................................................................................................................................... 1
2 DEMOGRAFI................................................................................................................................................... 5
3 KETENAGAKERJAAN...................................................................................................................................... 11
4 KEMISKINAN.................................................................................................................................................. 25
5 EKSPOR IMPOR.............................................................................................................................................. 35
6 INFLASI........................................................................................................................................................... 53
7 NILAI TUKAR PETANI...................................................................................................................................... 59
8 PARIWISATA.................................................................................................................................................... 67
9 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO....................................................................................................... 73
10 INDEKS TENDENSI KONSUMEN................................................................................................................... 93
11 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI..................................................................................................... 97
12 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR................................................................................ 117
13 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA.............................................................................................................. 125
14 GINI RATIO..................................................................................................................................................... 135
15 INDEKS PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN GENDER......................................................................... 139
16 INDEKS DEMOKRASI INDONESIA................................................................................................................. 145
17 HASIL SENSUS EKONOMI 2016................................................................................................................... 159
18 INDEKS KEBAHAGIAAN................................................................................................................................. 165
19 POTENSI DESA............................................................................................................................................... 175
GEOGRAFI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Provinsi Jawa Barat terletak antara


5°50'-7°50' Lintang Selatan dan
104°48'-108°48' Bujur Timur

Batas wilayah:
 Sebelah Utara: Laut Jawa, Provinsi Banten
dan Provinsi DKI Jakarta
 Sebelah Timur: Provinsi Jawa Tengah
 Sebelah Selatan: Samudera Indonesia
 Sebelah Barat: Provinsi Banten

Luas Wilayah : 35.377,76 Km2

Luas Wilayah : 1.916.862,20 Km2


(Statistik Indonesia 2019)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Barat 2019


meliputi 18 Kabupaten dan 9 Kota

Sumber: Perubahan Wilayah Kerja Statistik


Provinsi Jawa Barat, 2016-2017

Terdiri dari 34 Provinsi, 416 Kabupaten dan 98 Kota, 7.145 Kecamatan, 82.395 Desa
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah Kecamatan,
Desa/Kelurahan
Menurut Kabupaten/Kota
di Jawa Barat, 2019
Tahun 2019 Provinsi Jawa
Barat
terdiri dari
18 Kabupaten dan
9 Kota dengan Jumlah
Kecamatan 627 dan
Desa/Kelurahan 5.957
DEMOGRAFI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Penduduk Jawa Barat, 2019

49.316.712 Jiwa

Laki-laki Perempuan
24.962.701 Jiwa 24.354.011 Jiwa

SEX RATIO 102,50

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS

Proyeksi 2019: 268,07 Juta Jiwa


Proyeksi Penduduk Indonesia 2005-2025
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Penduduk Jawa Barat Menurut Kabupaten/Kota, 2019


KARAWANG
4,77% BANDUNG BARAT
PURWAKARTA 3,45%

SUBANG 1,95% BEKASI PANGANDARAN


3,24% 7,63% 0,81% KOTA BOGOR
INDRAMAYU 2,25%
3,50% KOTA SUKABUMI
SUMEDANG 0,67%
2,34% KOTA
BANDUNG
MAJALENGKA 5,09% KOTA CIREBON
2,44% 0,65%

CIREBON KOTA BEKASI


4,45% 6,09%
KUNINGAN
2,19% KOTA DEPOK
CIAMIS 4,88%
2,42%
KOTA CIMAHI
TASIKMALAYA 1,25%
3,56% KOTA TASIKMALAYA
GARUT KOTA 1,35%
5,32% BANJAR
BOGOR 0,37%
12,10%
BANDUNG
7,66%
5 Kabupaten/Kota dengan Jumlah Penduduk
CIANJUR SUKABUMI Terbanyak di Jawa Barat : Kabupaten Bogor,
4,59% 5,00% Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kota
Bekasi dan Kabupaten Garut

Sumber : Proyeksi Penduduk, BPS


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Tren Perkembangan Penduduk Jawa Barat,


1971-2019 (dalam Juta)
49,32
Juta
LPP=
1,88%
LPP= Jumlah Penduduk
1,96% Jawa Barat
LPP=
2,3% meningkat pada
2019 dari 48,68
LPP=
2,61% Juta Jiwa menjadi
49,32 Juta Jiwa.

Laju Pertumbuhan
Penduduk Jawa
Barat 2018-2019
sebesar 1,30%

Sumber : Proyeksi Penduduk, BPS


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Piramida Penduduk Jawa Barat, 2019


perempuan
Laki-laki
377.040 75+ 498.760

372.746 70-75 413.028

605.934 65-69 593.587

882.308 60-64 856.075

1.146.119 55-59 1.122.713

1.426.780 50-54 1.377.890

1.678.203 45-49 1.617.102

1.839.707 40-44 1.802.637

1.898.998 35-39 1.885.988

1.939.901 30-34 1.893.803

2.011.048 25-29 1.971.289

2.105.160 20-24 2.039.168

2.109.794 15-19 2.020.185

2.137.707 10-14 2.023.494

2.220.399 5-9 2.122.338

2.210.857 0-4 2.115.954

Populasi Jawa Barat memasuki Fase Ageing Population,


dimana Jumlah Penduduk Tua akan semakin banyak.
Sumber: Proyeksi Penduduk Badan Pusat Statistik, 2019
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Nilai Rasio Ketergantungan


(Dependency Ratio) Jawa Barat, 2010-2035

46,18

Window of opportunity di Jawa Barat akan


terjadi pada tahun 2030
KETENAGAKERJAAN
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Struktur Ketenagakerjaan Jawa Barat,
Agustus 2019

BUKAN ANGKATAN KERJA ANGKATAN KERJA

12,78 juta orang 23,80 juta orang


36,58
juta orang
PENDUDUK
USIA KERJA
(15 TAHUN KE ATAS)

BEKERJA PENGANGGURAN
Mengurus 8,47
Rumahtangga Juta Orang 21,90 1,90
20,91
juta orang juta orang
Sekolah 2,81
Juta Orang

Pekerja Penuh 17,09


Lainnya 1,50 Juta Orang
Juta Orang
Pekerja Paruh 3,61
waktu Juta Orang

Setengah 1,20
Menganggur Juta Orang
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Struktur Angkatan Kerja Jawa Barat (Juta Orang)
Agustus 2017 – Agustus 2019
JUMLAH
ANGKATAN 22,39 Juta Orang 22,63 Juta Orang 23,80 Juta Orang
KERJA
Naik
1,12 Juta
Orang
20,55 20,78 21,90
Juta Juta Juta
Orang Orang Orang

ANGKATAN
KERJA
PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK
BEKERJA BEKERJA BEKERJA

Naik
1,84 1,85 53,26 ribu 1,90
Juta Juta Juta
Orang Orang
Orang Orang

PENGANGGURAN PENGANGGURAN PENGANGGURAN

AGUSTUS 2017 AGUSTUS 2018 AGUSTUS 2019

Agustus 2019, dari 23,80 juta angkatan kerja sekitar 1,90 juta orang diantaranya
masih dalam posisi menganggur (belum tertampung oleh pasar kerja)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
PERKEMBANGAN TPAK (%)

TPAK ANGKATAN KERJA


Agustus 2016 (21,07 juta orang)

60,65
TPAK
Agustus 2017 (22,39 juta orang) Ags‘18 – Ags19
63,34 + 2,15 poin
Agustus 2018 (22,63 juta orang)
62,92
Agustus 2019 (23,80 juta orang)
65,07

“ Angkatan Kerja Agustus 2019 sebesar 23,80 juta orang,


Meningkat 1,17 juta orang dibanding Agustus 2018

BADAN PUSAT STATISTIK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
PROVINSI JAWA BARAT
Menurut Jenis Kelamin, Agustus 2016–Agustus 2019 (Persen)

80,62 82,40 83,09 83,38

63,34 62,92 65,07


60,65
49,30 46,45
43,89 42,37

Agt 16 Agt 17 Agt 18 Agt 19


Laki-laki Perempuan Total

“ Masih Ada Kesenjangan yang Tinggi Antara Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja Laki-laki & Perempuan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT),
Agustus 2014 – Agustus 2019

Ags’15
8,89%
8,45% Ags’17 Ags’19
Ags’18
8,72% Ags’16
Ags’14 8,22%
8,17%
7,99%
TPT
Ags‘18 – Ags’19
“Terdapat 799 penganggur
dari 10.000 orang angkatan kerja pada Agustus 2019” - 0,18 poin
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT TPT Menurut Pendidikan, Agustus 2019

SD
KE BAWAH 4,26%

SMP
8,39%

SMA
10,89%

SMK
14,53%

DIPLOMA
7,49%

UNIVERSITAS
6,78% TPT terendah sebesar 4,26 % terdapat pada
penduduk berpendidikan SD ke Bawah,
sementara TPT tertinggi sebesar 14,53 %
pada jenjang pendidikan SMK
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Struktur Lapangan Pekerjaan Utama (Juta Orang),
Agustus 2018 dan Agustus 2019
Agustus 2018 Agustus 2019
22,24% 4,62 Perdagangan 4,94 22.56%
20,93% 4,35 Industri Pengolahan 4,61 21.06%
13,81% 2,87 Pertanian 2,90 13.25%
7,68% 1,60 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,84 8.4%
7,51% 1,31 Konstruksi 1,65 7.53%
6,23% 1,29 Jasa Lainnya 1,40 6.4%
5,46% 1,14 Transportasi dan Pergudangan 1,10 5.01%
4,98% 1,03 Jasa Pendidikan 1,00 4.58%
3,03% 0,63 Administrasi Pemerintahan 0,60 2.75%
2,00% 0,36 Jasa Perusahaan 0,44 2.01%
1,77% 0,37 Jasa Keuangan dan Asuransi 0,37 1.67%
1,44% 0,30 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,32 1.46%
1,12% 0,23 Informasi dan Komunikasi 0,27 1.22%
0,57% 0,12 Pengadaan Air 0,16 0.72%
0,59% 0,12 Pertambangan dan Penggalian 0,13 0.61%
0,61% 0,13 Real Estate 0,11 0.5%
0,27% 0,06 Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0.27%

LAPANGAN PEKERJAAN TERBESAR DALAM MENYERAP TENAGA KERJA, AGS 2019


1. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (22,56 persen)
2. Industri Pengolahan (21,06 persen)
3. Pertanian (13,25 persen)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Status Pekerjaan Utama, Agustus 2019
Agustus 2019
Jumlah Penduduk Bekerja: 21,90 Juta Orang

46,28%
Buruh/Karyawan
(10,14 juta orang)
Berusaha Sendiri
21,54% (4,72 juta orang)

Berusaha Dibantu
10,58% Buruh Tidak Tetap
(2,32 juta orang)
46,28%
7,19 % Pekerja Bebas di Nonpertanian
(1,57 juta orang)
Buruh/Karyawan/Pegawai
Pekerja Keluarga/Tak Dibayar
masih mendominasi tenaga 6,53 %
(1,43 juta orang)
kerja di JAWA BARAT
Pekerja Bebas di Pertanian
4,35% (0,95 juta orang)

3,54% Berusaha Dibantu Buruh Tetap


(0,78 juta orang)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Pekerja Formal dan Informal,
Agustus 2016– Agustus 2019

Cakupan
9,86 Juta 10,32 Juta 10,76 Juta 10,91 Juta Formal & Informal
51,36 % 50.22% 51,78% 49,82%
 Sektor formal mencakup
kategori:
- Berusaha dibantu buruh tetap
- Buruh/karyawan

 Sektor informal mencakup


kategori:
9,34 Juta 10,23 Juta 10,02 Juta 10,99 Juta - Berusaha sendiri
- Berusaha dibantu buruh tidak
48,64% 49,78% 48,22% 50,18% tetap
- Pekerja bebas
- Pekerja tak dibayar

Agt 16 Agt 17 Agt 18 Agt 19

Informal Formal
~ Persentase Pekerja
Informal Agustus
2019 meningkat 1,96 persen poin
dibandingkan Agustus 2018. ~
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan,
Agustus 2018 – Agustus 2019
PERSENTASE PENDUDUK BEKERJA MENURUT
3 KATEGORI TINGKAT PENDIDIKAN
Agustus 2019
Dipl / Univ 11,51 %

SMA / SMK 30,58 %

≤ SMP 57,91 %

Agustus 2018

Dipl / Univ 12,04 %

SMA / SMK 30,61 %

≤ SMP 57,35 %
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan,
Agustus 2018 – Agustus 2019

Menurut Tingkat Pendidikan


(Juta Orang), Agustus 2019
SD Ke Bawah,
8,81, (40,23%)
Universitas,
1,92,
(8,76%)

Sekolah
Menengah
Pertama, 3,87,
(17,68%)

Diploma Sekolah Sekolah


I/II/III, Menengah Menengah
0,60, Kejuruan; Atas;
(2,75%) 3,09;(14,11%) 3,61; (16.47%)

Sekitar 11,51 % dari total penduduk


bekerja berpendidikan tinggi
(Diploma ke Atas)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja,
Agustus 2018 – Agustus 2019
Menurut Jam Kerja
(Juta Orang)
1–7 Jam;
0,38 ; (1,72%)

8–14 Jam;
0,87 ; (3,96%)
15–24 Jam;
1,71 ; (7,79%)

25–34 Jam;
1,86 ; (8,51%)
≥ 35 *) Jam;
17,09 ;
(78,02%)

*) Termasuk sementara tidak bekerja

Sebagian besar penduduk bekerja,


yaitu sekitar 17,09 juta orang (78,02%)
merupakan pekerja penuh
(jam kerja minimal 35 jam per minggu)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja,
Agustus 2018 – Agustus 2019
Pekerja Paruh
Agustus 2019 Waktu
3,61 Juta Orang
(16,47 %)

Pekerja Penuh Setengah


17,09 Juta Orang Penganggur
(78,02 %) 1,21 Juta
Orang
(5,51 %)

Agustus 2018
Pekerja
Paruh Waktu
3,12 Juta Orang (15,02 %)

Pekerja Penuh Setengah


Penganggur
16,54 Juta Orang
(79,61 %)
1,12 Juta
Orang
(5,37 %)

“Pekerja paruh waktu Agustus 2019 meningkat


dibandingkan Agustus 2018.”
KEMISKINAN
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Metodologi Kemiskinan
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs
approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan
dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan,
yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).

Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan


(setara 2100 kkalori per kapita per hari)
Garis kemiskinan bukan makanan adalah nilai minimum pengeluaran untuk
perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan pokok non makanan
lainnya.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Metode ini dipakai BPS sejak tahun 1998 supaya hasil penghitungan konsisten dan
terbanding dari waktu ke waktu (apple to apple).
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Penduduk Miskin
Maret 2019 6,91%
3.399,16 ribu jiwa
12 - 0,34 5000
9,44 9,53 9,57 4500
10 9,18 8,95 8,77 8,71 4000
7,83 7,45
8 7,25 6,91 3500
3000
6 2500
2000
4 1500
4.327,07

4.238,96

4.435,70

4.485,65

4.224,33

4.168,11

4.168,44

3.774,41

3.615,79

3.539,40

3.399,16
2 1000
500
0 0

Jumlah penduduk miskin (ribu jiwa) Persentase penduduk miskin (%)


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Jawa Barat


Menurut Daerah, Maret 2018 – Maret 2019

Persentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (Juta)


Tahun
Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total
Maret 2018 6,47 10,25 7,45 2,328 1,288 3,616
September 2018 6,33 10,07 7,25 2,336 1,203 3,539
Maret 2019 6,03 9,79 6,91 2,269 1,130 3,399

Perubahan
-0,14 -0,18 -0,20 0,008 -0,085 -0,077
Mar18-Sept18

Perubahan
-0,30 -0,28 -0,34 -0,067 -0,073 -0,140
Sept18-Mar19
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Garis Kemiskinan di Jawa Barat


September 2018 – Maret 2019

 Selama September 2018 – Maret 2019, Garis


Kemiskinan naik sebesar 3,99 persen, yaitu dari

72,94%
Rp 371.376,- per kapita per bulan pada September
2018 menjadi Rp 386.198,- per kapita per bulan
pada Maret 2019.
GK Makanan  Peranan komoditi makanan terhadap Garis
Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan
komoditi bukan makanan. Pada Maret 2019,
27,06% komoditi makanan menyumbang sebesar 72,94
persen pada garis kemiskinan.
GK Bukan Makanan

Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan) Sumbangan Garis Kemiskinan (%)


Tahun Bukan Bukan
Makanan Total Makanan Total
Makanan Makanan
September
269.065 102.312 371.376 72,45 27,55 100,00
2018
Maret 2019 281.693 104.505 386.198 72,94 27,06 100,00
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Lima Komoditi yang Memberi Sumbangan Terbesar Terhadap Garis


Kemiskinan Maret 2019 (Persen)


No.
Komoditi Makanan
Jenis Komoditi Perkotaan No. Jenis Komoditi Perdesaan
1 Beras 23,18 1 Beras 29,68
2 Rokok kretek filter 12,58 2 Rokok kretek filter 10,10
3 Telur ayam ras 4,96 3 Telur ayam ras 4,94
4 Daging ayam ras 4,91 4 Daging ayam ras 3,65
5 Kopi bubuk & instan 3,14 5 Kopi bubuk & instan 3,09

 Komoditi Bukan Makanan


No. Jenis Komoditi Perkotaan No. Jenis Komoditi Perdesaan
1 Perumahan 8,78 1 Perumahan 8,90
2 Bensin 4,37 2 Bensin 2,92
3 Listrik 3,44 3 Listrik 2,12
4 Pendidikan 1,67 4 Pendidikan 1,14
5 Perlengkapan mandi 1,19 5 Perlengkapan mandi 1,09
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) & Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)


di Jawa Barat, September 2018 – Maret 2019

1. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan
keparahan dari kemiskinan.
2. Indeks Kedalaman Kemiskinan mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk
miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan
mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
3. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,134 pada September 2018 menjadi,
1,095 pada Maret 2019 Indeks Keparahan Kemiskinan juga turun dari 0,265 menjadi
0,241 pada periode yang sama.

Kota Desa Kota+Desa


Tahun
P0 P1 P2 P0 P1 P2 P0 P1 P2
September 2018 6,33 1,060 0,261 10,07 1,363 0,277 7,25 1,134 0,265
Maret 2019 6,03 1,028 0,238 9,79 1,311 0,251 6,91 1,095 0,241
Perubahan -0,30 -0,032 -0,023 -0,28 -0,052 -0,026 -0,34 -0,039 -0,024
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Gini Ratio, Maret 2015 – Maret 2019

0,446
0,433
0,423 0,418
0,412 0,412 0,413 0.000
0,410
0,426 0,399
0,415 0,413
0,402 0,403 0,407
0,393 0,405 0,402

0,324 0,326 0,322 0,319


0,316 0,317 0,315
0,310 0,310

Mar 2015 Sept 2015 Mar 2016 Sept 2016 Mar 2017 Sept 2017 Mar 2018 Sept 2018 Mar 2019
0 2 4 6 8 10
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran ketimpangan Bank Dunia


Persentase 40 % Persen terbawah :
< 12 %  Ketimpangan Tinggi
12 – 17 % - Ketimpangan Sedang
 17 % -- Ketimpangan Rendah

Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah


di Jawa Barat (September 2018 dan Maret 2019)
25
20,51 20,42
20
15,74 16,09 16,37 16,67
15

10

Kota Desa Kota + Desa


September 2018 Maret 2019
EKSPOR
IMPOR
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
PERKEMBANGAN EKSPOR
Nilai Ekspor Oktober 2019 Mencapai USD 2,65 Milyar
naik 4,90 Persen dibanding September 2019
y-o-y: -1,41 %
m-t-m: 4,90 %

USD 2,51 USD 2,62


USD 2,69 milyar 4,33 % milyar
milyar

USD 14,84 USD 30,00


juta 102,17 % juta

Oktober September Oktober


2018 2019 2019 Nonmigas
Migas
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Perkembangan Ekspor Non Migas (USD Juta)
Ramadhan
Ekspor Non Migas -
Lebaran
1440
Oktober 2019 3.500

USD 2,62Miliar 3.000


2.672,47 2.712,05
2.687,17 2.623,04

Perkembangan y-on-y 2.892,04

-1,85%
2.458,66

(Okt’19 terhadap Okt’18) 2.500


2.340,47
2.527,31
2.567,61
2.297,06
2.514,18

2.291,12
Perkembangan m-to-m
(Okt’19 terhadap Sep’19) 4,33% 2.000
2.065,25

1.500

 Penyumbang Pertumbuhan m-t-m:


1.000
Terbesar:
- Mesin / Peralatan Listrik (naik 16,95%)
- Alas Kaki (naik 16,55%) 500

- Kendaraan dan Bagiannya (naik


14,69%) 18,63 17,99 27,63 13,84 17,04 30,35 15,39 17,05 15,21 17,03 33,49 14,84 30,00
0
Okt-18 Nov-18 Des-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Jun-19 Jul-19 Agu-19 Sep-19 Okt-19

migas
nonmigas
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Nilai Total Ekspor dan Nonmigas
Januari-Oktober 2018 & 2019 (Milyar USD)

Nilai dan Share


Ekspor Non Migas
-0,56% -0,59%
Terbesar
26.000,00
Januari-Okt 2019
25,45 25,31 25,26 25,11

21.000,00  Kendaraan dan Bagiannya


USD 3,97 Milyar
16.000,00 (share 15,82%)
 Mesin/Peralatan Listrik
11.000,00
USD 3,28 Milyar
(share 13,05%)
6.000,00

 Mesin/Pesawat Mekanik
1.000,00 USD 2,42 Milyar
Total Non Migas
(share 9,63%)
Jan-Okt'18 Jan-Okt'19
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Pangsa Ekspor Nonmigas
Januari-Oktober 2019

10,12% 17,30%
JEPANG
USD 2,54 Milyar
AMERIKA SERIKAT
USD 4,34 Milyar
8,02%
7,36%
THAILAND
USD 2,01 Milyar
Filipina
USD 1,85 Milyar

28,83% 10,41%
ASEAN Uni Eropa
USD 7,24 Milyar USD 2,61 Milyar
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT EksporJanuari-Oktober
Jawa Barat Menurut Sektor
2018 & 2019 (Milyar USD)

-0,65%
KONTRIBUSI EKSPOR
Januari-Oktober 2019
25,18 25,01
Pertanian
0,35%

Tambang
0,02%

3,89% 24,18% -34,22%


Industri
98,82%
0,197 0,204
0,072 0,089 0,007 0,004
Migas
Migas Pertanian Industri Tambang & 0,81%
Pengolahan Lainnya
Jan-Okt'18 Jan-Okt'19
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT KURS TENGAH USD
Januari - Oktober 2019 (Rupiah)

7,26%

14.385

14.244 14.237
14.215
14.174
14.141

14.072 14.062
93,52% 14.026
14.008

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Ags Sep Oct
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
PERKEMBANGAN IMPOR
Nilai Impor Oktober 2019 Mencapai USD 0,97 Milyar
Naik 10,39 Persen dibanding September 2019
y-o-y: -17,43 %
m-t-m: 10,39 %

USD 1,17 USD 0,87


Milyar USD 0,79 10,25% Milyar
Milyar

USD 89,09 USD 99,43


juta 11,61% Juta

Oktober September Oktober Non Migas


2018 2019 2019 Migas
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Impor (USD Juta)

Impor Non Migas Ramadhan


-
Lebaran
Oktober 2019 1440

USD 0,87 Milyar


1.200

1.029,75

Perkembangan y-on-y 1.000

-15,57%
940,18 991,22 869,45

(Okt’19 terhadap Okt’18) 862,54 939,93 931,44


825,77
799,47
800
Perkembangan m-to-m 701,55 827,44 788,58

(Okt’19 terhadap Sep’19) 10,25% 714,64

600

 Penyumbang Peningkatan m-t-m: 400


Terbesar:
- Besi dan Baja (naik 45,75%)
- Kain Rajutan (naik 33,55%) 200 143,60 119,81

- Serat Stafel Buatan (naik 19,26%) 93,52


51,57
89,09 99,43
64,06
59,44
104,56 53,35 92,97 85,18
80,83
0
Okt-18 Nov-18 Des-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Jun-19 Jul-19 Agu-19 Sep-19 Okt-19

migas
nonmigas
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Nilai Total Impor dan Impor Non Migas
Januari-Oktober 2018 & 2019 (Milyar USD)

Impor Non Migas


Terbesar
-13,92% -10,19% Januari-Oktober
2019

10,67
 Mesin/Peralatan Listrik
9,19 9,34
USD 1,76 Milyar
8,39 (share 21,01%)
 Mesin/Pesawat Mekanik
USD 0,97 Miliar
(share 11,51%)
 Kain Rajutan
Total Non Migas
USD 0,68 Miliar
Jan-Okt'18 Jan-Okt'19 (share 8,16%)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Pangsa Impor Nonmigas
Januari-Oktober 2019

13,61%
33,29%
JEPANG
TIONGKOK USD 1,14 Milyar
USD 2,79 Milyar
KOREA SELATAN
USD 1,27 Milyar
THAILAND 15,11%
4,69% USD 0,39 Milyar

14,60% 3,68%
ASEAN Uni Eropa
USD 1,22 Milyar USD 0,31 Milyar
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Impor Jawa Barat Menurut Penggunaan Barang
Januari-Oktober 2018 & 2019 (Milyar USD)

Struktur
Penggunaan
-15,00%
Komoditas Impor
Januari-Oktober 2019
8,79

7,47 Konsumsi
7,96%
Barang
Modal
10,69%
-18,98%
9,37% Bahan Baku/
Penolong

Bahan Baku/Penolong
0,67 0,73
Barang Konsumsi
1,21 0,98
Barang Modal
81,35%
Jan-Okt'18 Jan-Okt'19
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Impor Jawa Barat Menurut Rincian Penggunaan Barang (BEC)
Januari-Oktober 2018 & 2019
Nilai (Juta USD) Perubahan (%) Share
Kode Okt Sep Okt Thd
Uraian Tujuan Impor Barang Thd Okt
BEC Jan-Okt 2018 Jan-Okt 2019 y-o-y m-t-m y-t-d Jan-Okt
2018 2019 2019 2019
2019

Barang Modal 132,21 1.212,04 99,08 98,54 981,94 (25,47) (0,55) (18,98) 10,17
10,69

410 Barang Modal Kecuali Alat Angkutan 130,72 1.203,40 98,21 98,43 979,08 (24,70) 0,22 (18,64) 10,16
8,99% 10,66

510 Mobil Penumpang 0,82 0,85 0,82 0,00 0,92 (99,97) (99,97) 7,83 0,00
0,01

521 Alat Angkutan Untuk Industri 0,67 7,79 0,04 0,11 1,94 (83,60) 146,52 (75,06) 0,01
0,02

Bahan Baku/Penolong 954,10 8.790,47 698,57 795,58 7.472,30 (16,61) 13,89 (15,00) 82,11
81,35
Makanan & Minuman(Primary), Unt.
111 0,00 0,17 0,01 0,16 4,45 3.609,30 1.940,11 2.506,89 0,02
Industri 0,05
Makanan & Minuman(Process), Unt.
121 2,34 16,63 1,70 1,58 30,35 (32,46) (6,91) 82,57 0,16
Industri 0,33

210 Bahan Baku Untuk Industri (Primary) 50,09 443,57 31,90 23,62 384,24 (52,83) (25,94) (13,37) 2,44
4,18

220 Bahan Baku Untuk Industri (Processed) 524,71 4.670,70 390,78 452,53 4.235,97 (13,76) 15,80 (9,31) 46,71
46,12

310 Bahan Bakar & Pelumas (Primary) - 508,50 - - - (100,00) -


-

321 Bahan Bakar Motor


7,78%
92,19 650,05 84,25 96,16 771,61 4,30 14,13 18,70 9,92
8,40

322 Bahan Bakar & Pelumas (Processed) 45,68 155,09 2,64 2,46 23,55 (94,61) (6,93) (84,81) 0,25
0,26
Suku Cadang & Perlengkapan Barang
420 200,04 1.916,58 148,30 158,77 1.656,80 (20,63) 7,07 (13,55) 16,39
Modal 18,04
Suku Cadang & Perlengkapan Alat
530 39,04 429,20 39,00 60,29 365,33 54,42 54,60 (14,88) 6,22
Angkutan 3,98
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Impor Jawa Barat Menurut Rincian Penggunaan Barang (BEC)
Januari-Oktober 2018 & 2019
Nilai (Juta USD) Perubahan (%) Share
Kode Okt Sep Okt Thd
Uraian Tujuan Impor Barang Thd Okt
BEC Jan-Okt 2018 Jan-Okt 2019 y-o-y m-t-m y-t-d Jan-Okt
2018 2019 2019 2019
2019

Barang Konsumsi 87,03 668,36 80,01 74,76 730,97 (14,11) (6,57) 9,37 7,72
7,96
Makanan &8,99%
Minuman(Primary), Unt.
112 0,92 6,94 1,40 1,31 10,02 41,48 (6,45) 44,37 0,13
R.Tangga 0,11
Makanan & Minuman(Process), Unt.
122 10,87 66,80 9,39 10,34 93,97 (4,94) 10,09 40,67 1,07
R.Tangga 1,02

322 Bahan Bakar & Pelumas(Processed) 4,96 15,99 0,14 0,13 1,43 (97,31) (5,00) (91,07) 0,01
0,02

510 Mobil Penumpang 0,82 0,85 0,82 0,00 0,92 (99,97) (99,97) 7,83 0,00
0,01

522 Alat Angkutan Bukan Untuk Industri 0,38 2,38 0,06 0,12 2,12 (67,38) 94,51 (10,95) 0,01
0,02

610 Barang Konsumsi Tahan Lama 17,95 139,08 15,42 14,68 142,21 (18,21) (4,84) 2,25 1,51
1,55
Barang Konsumsi Setengah Tahan
620 33,81 239,22 33,60 29,82 313,03 (11,80) (11,26) 30,85 3,08
Lama 3,41

630 Barang Konsumsi Tak Tahan Lama 16,76 184,16 16,10 17,23 153,68 2,81 7,03 (16,55) 1,78
1,67
7,78%
700 Barang Yang Tak Diklasifikasikan 0,55 12,92 3,08 1,13 13,58 104,42 (63,26) 5,11 0,12
0,15
Total 1.173,35 10.670,87 877,67 968,88 9.185,21 (17,43) 10,39 (13,92)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Neraca Perdagangan Oktober 2019

USD 2,65 Milyar

SURPLUS
USD 1,68 Milyar

USD 0,97 Milyar


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2019

USD 25,31
Milyar

SURPLUS
USD 16,13 Milyar

USD 9,19 Milyar


BADAN PUSAT STATISTIK Neraca Perdagangan Non Migas Jawa Barat Menurut Negara
PROVINSI JAWA BARAT
Oktober 2019 (Milyar USD)

Amerika Serikat
0,39

Thailand
Filipina
Jepang
0,21 0,19 0,15

-0,01
Taiwan -0,06
Korea Selatan -0,12
Tiongkok

ASEAN Uni Eropa


Surplus USD 0,67 Milyar Surplus USD 0,22 Milyar
Tiongkok
INFLASI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

DARI 7 KOTA IHK


NOVEMBER 2019
7 Kota Mengalami Inflasi
Inflasi 0,22 % 0 Kota Mengalami Deflasi

Kota Bogor 0,24


IHK Gabungan di 7 Kota 137,25
Kota Sukabumi 0,28

Kota Bandung 0,14


Inflasi Tahun Kalender 2,86 % Kota Cirebon 0,26
Inflasi Tertinggi Kota Bekasi 0,37

Inflasi Tahun ke Tahun 3,42 % Kota Depok 0,13


Inflasi Terendah Kota Tasikmalaya 0,07
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

ANDIL INFLASI/DEFLASI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN, NOVEMBER 2019


Transport, Komunikasi & Pengiriman 0,001%
Pendidikan, Rekreasi, & Olah Raga 0,001%
Kesehatan 0,014%
Sandang 0,011%
Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan Bakar 0,029%
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau 0,042%
Bahan Makanan 0,112%

ANDIL INFLASI/DEFLASI MENURUT BARANG & JASA, NOVEMBER 2019


BAWANG MERAH 0,096%
DAGING AYAM RAS 0,045%
TELUR AYAM RAS 0,022%
BATAKO 0,016%
ROKOK KRETEK FILTER 0,016%
BUAH PIR -0,009%
KENTANG -0,010%
JENGKOL -0,012%
CABE RAWIT -0,020%
CABE MERAH -0,067%
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN INFLASI GABUNGAN 7 KOTA


DI JAWA BARAT
1,10

0,90

0,70

0,50
0,28
0,30
0,21

0,10 0,22

-0,10 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

-0,30

-0,50

2017 2018 2019


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

INFLASI JANUARI – NOVEMBER GABUNGAN 7 KOTA


DI JAWA BARAT, 2015-2019

2015 • 1,93%

2016 • 2,39%

2017 • 3,06%

2018 • 2,97%

2019 • 2,86%
NILAI TUKAR
PETANI
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Series NTP Persentase


112,24 NTP Subsektor Okt’19 Nov’19
Perubahan
112,00
Tanaman
111,90 113,47 1,40
110,00 Pangan (NTPP)

Hortikultura
108,00 119,18 120,39 1,02
(NTPH)
106,00 Tanaman
Perkebunan 96,11 95,28 -0,86
104,00 Rakyat (NTPR)
Peternakan
102,00 112,32 112,73 0,36
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des (NTPT)
2017 103,25 102,53 102,37 102,87 103,94 104,46 104,48 105,37 105,98 107,36 108,02 108,39
2018 109,25 109,27 108,26 107,45 107,87 108,57 108,03 108,94 109,61 109,77 110,10 110,90 Perikanan
2019 111,55 111,42 109,91 109,69 109,67 109,52 109,27 110,18 110,97 111,36 112,24 109,26 109,16 -0,09
(NTNP)

NTP
November‘19
Naik 0,79%
(m-to-m )
Perkembangan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Series NTUP Persentase


125,00 NTUP Subsektor Okt’19 Nov’19
Perubahan
123,00 122,55
Tanaman Pangan
119,50 121,12 1,36
121,00 (NTPP)

119,00 Hortikultura
131,06 132,33 0,97
(NTPH)
117,00

115,00 Tanaman
Perkebunan 107,14 106,29 -0,80
113,00 Rakyat (NTPR)
111,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Peternakan (NTPT) 124,46 124,84 0,30
2017 112,83 112,18 111,98 112,27 113,73 114,54 114,58 115,54 115,73 117,16 117,86 118,59
2018 120,32 120,07 118,67 117,52 118,13 119,07 119,01 119,72 119,79 120,20 120,40 121,40
2019 121,59 120,89 119,20 119,24 119,6 119,88 120,22 121,21 121,42 121,60 122,55
Perikanan (NTNP) 126,31 126,42 0,08

NTUP
November’19
Naik 0,77%
(m-to-m )
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Perbandingan Komponen NTP dan NTUP

Series NTP Series NTP


155,00 145,00
156,12 146,30
145,00 140,00

135,00
135,00 139,10
130,00 127,40
125,00
125,00

115,00 120,00
112,24 122,55
115,00
105,00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
IKRT 144,07 143,71 143,80 144,50 145,24 146,05 147,18 147,47 146,51 146,23 146,30
IT 152,94 152,69 150,73 150,90 151,56 151,91 152,39 153,95 154,40 154,81 156,12
BPPBM 125,78 126,30 126,45 126,55 126,72 126,72 126,76 127,01 127,15 127,31 127,40
IB 137,11 137,04 137,14 137,63 138,19 138,70 139,46 139,73 139,13 139,02 139,10
NTUP 121,59 120,89 119,20 119,24 119,6 119,88 120,22 121,21 121,42 121,60 122,55
NTP 111,55 111,42 109,91 109,69 109,67 109,52 109,27 110,18 110,97 111,36 112,24

IKRT : Indeks Konsumsi Rumat Tangga


BPPM : Biaya Produksi dan Penambahan Modal
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

November 2019
Proxy Inflasi di Pedesaan 0,04 %
INFLASI/DEFLASI DI PEDESAAN
MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN (%)
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 0,24

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,17

Sandang 0,15

Kesehatan 0,11

Perumahan 0,03

Transportasi dan Komunikasi -0,02

Bahan Makanan -0,06


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa


dan Nasional, [2012 = 100]
112,00
111,36

110,00 109,74

108,00 107,69
106,30
106,00

104,00 104,04
102,79
102,00

100,00

98,00 97,64

96,00
Okt'18 Nov'18 Des'18 Jan'19 Feb'19 Mar'19 Apr'19 Mei'19 Jun'19 Jul'19 Agt'19 Sep'19 Okt'19

DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten Nasional


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Perkembangan Harga Gabah di Petani

Harga Rata-Rata Tingkat Petani

GKP naik 2,58% GKG naik 0,81%


8.000

5.777
6.000

5.330
4.000

2.000
Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov
2018 2019
GKP 5.225 5.339 5.789 5.725 5.093 4.331 4.200 4.508 4.818 5.163 5.221 5.196 5.330
GKG 5.654 5.652 5.918 6.089 5.809 4.800 4.863 4.954 4.929 5.257 5.359 5.730 5.777
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Perkembangan Harga Beras di Penggilingan
Harga Beras Medium November 2019
di Penggilingan Sebesar Rp 10.041,46 Per Kg,
Naik 2,62 Persen dibanding Oktober 2019

11.000
10.500 10.246
10.000 10.041

9.500
9.267
9.000
8.500
8.000 Nov’19 (m-to-m)  Premium naik 0,42% Medium naik 2,62% Rendah naik 0,18%
7.500
Nov’18 (y-on-y)  Premium naik 1,14% Medium turun 0,66% Rendah naik 2,39%
7.000
Nov'18 Des'18 Jan'19 Feb'19 Mar'19 Apr'19 Mei'19 Juni'19 Juli'19 Ags'19 Sep'19 Okt'19 Nov'19
Premium 10.131 10.374 10.797 10.505 10.504 9.770 10.012 9.974 9.971 9.955 10.210 10.203 10.246
Medium 10.108 10.178 10.499 10.615 10.274 9.928 9.636 9.490 9.616 10.006 9.731 9.785 10.041
Rendah 9.050 9.300 9.420 9.300 9.350 8.525 8.475 9.000 9.000 9.000 9.050 9.250 9.267
PARIWISATA
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel


Oktober 2019 Mencapai 50,36 Persen

60,3 60,92

56,99 56,63
55,72
53,47 53,16
49,49 51,8 51,79 56,67
49,34 48,44 49,45 47,57 49,52
51,97 49,03 52,19
51,45 51,47 51,22
48,81 49,19 45,18 47,25 50,97 49,38 50,36
48,08 47,74 47.57
46,26

36,47

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2017 2018 2019

(Okt’19 thd Sept’19) (Okt’19 thd Okt’18)

2,79 poin -6,27 poin


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK)


Jawa Barat

75,00

66,14 66,61

65,00 62,22

60,92 56,07
60,30 54,33 54,69
52,69 53,17 53,13
55,00 56,63 51,57
50,60
49,58

51,45
50,36
48,81 49,19 49,03
45,00 48,08 47,57 47,57
46,26
38,79
36,72 36,35 36,51
35,90
34,66 34,60 34,13 34,33
35,00 32,48 32,90
30,82 36,47
30,20
28,26

Total Non Bintang Bintang


25,00
Okt-18 Nov-18 Des-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Jun-19 Jul-19 Agu-19 Sep-19 Okt-19
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah Kunjungan Wisman


2018 2019

Oktober September 4,15% Oktober


13.918 13.028 13.569
orang orang orang

-2,51%

3,59 %
Jan-Okt Jan-Okt
124.904 129.391
orang orang
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Kunjungan Wisman


Ke Jawa Barat
1.000
28.000
900

800

21.000 700
17.375
16.440 600
15.172 14.830
13.918 14.364
17.311 14.129 13.028 13.569
15.116 500
14.000 12.529 16.397 12.645
13.850 14.779 14.034
14.280 13.438 400
12.496 12.606 12.917
8.881
8.168
300
7.000 8.743
8.052
138 131 200
116
68 84
64 56 51 100
33 43 39
95 111
- -
Okt-18 Nov-18 Des-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Juni-19 Juli-19 Agst-19 Sept-19 Okt-19

Husein Sastranegara Total Muarajati


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Kunjungan Wisman Menurut Asal Negara

SEPTEMBER 2019 OKTOBER 2019

Lainnya
12,27%
Tiongkok
1,56% India
Singapura 1,31%
18,81% Tiongkok
1,55% Jepang
1,20%
India Singapura
1,44% 14,05% AmerikaSerikat
0,91%
Malaysia
Jepang 67,73%
1,26% Thailand
AmerikaSerik 0,90%
at
Malaysia Australia
1,02%
62,07% 0,90%
Korea Selatan
0,84%
Korea Selatan
Thailand Lainnya 0,62%
0,74% 10,83%

Catatan : Kunjungan Wisman yang tercatat melalui Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Pelabuhan Muarjati Cirebon
PRODUK
DOMESTIK
REGIONAL BRUTO
PDRB Pertumbuhan Lapangan Usaha
MENURUT
Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB
LAPANGAN
USAHA Sumber Pertumbuhan PDRB
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Catatan Peristiwa Triwulan III-2019 (1)
1. Menurunnya luas panen padi di sebagian besar wilayah kabupaten/kota;
2. Menurunnya produksi komoditas tebu, karet, kelapa sawit, dan teh;
3. Menurunnya produksi kayu;
4. Penurunan lifting migas di area Offshore North West Java (ONWJ) akibat
insiden kebocoran gas dan tumpahan minyak;
5. Menurunnya indeks produksi Industri Karet, Barang dari Karet dan
Plastik, Industri Barang Galian Bukan Logam, Industri Logam Dasar,
Industri Peralatan Listrik, Industri Mesin dan Perlengkapan, Industri
Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer dan Industri Furnitur turut
menekan pertumbuhan total industri pengolahan;
6. Menurunnya volume air yang disalurkan sebagian besar PDAM di Jawa
Barat;
7. Melambatnya pertumbuhan indeks nilai konstruksi yang diselesaikan di
Jawa Barat;
8. Melambatnya pertumbuhan pendapatan perdagangan besar dan eceran;
9. Melambatnya pertumbuhan pendapatan angkutan darat, volume
penumpang-km angkutan rel;
10. Menurunnya volume penumpang domestik angkutan udara;
11. Menurunnya Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel;
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Catatan Peristiwa Triwulan III-2019 (2)

12. Meningkatnya inflasi di pendidikan, kesehatan, sandang, makanan jadi


dan bahan makanan terutama bumbu-bumbuan dan sayuran mendorong
melemahnya konsumsi rumah tangga.
13. Adanya penerimaan gaji ke -13 dan peningkatan jumlah PNSD mendorong
peningkatan konsumsi pemerintah
14. Telah berakhirnya kegiatan kampanya dan pemungutan suara pemilihan
umum legislatif dan presiden memicu penurunan pada konsumsi LNPRT.
15. Adanya Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Islam dan Peringatan hari
kemerdekaan.
16. Adanya aktivitas ibadah dan peningkatan jumlah jamaah Haji.
17. Kebijakan kenaikan tarif dagang antara Amerika dan Tiongkok dan lesunya
perdagangan dunia berdampak pada kontraksinya kinerja ekspor luar
Provinsi Jawa Barat
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Ekonomi Jawa Barat Triwulan III-2019 Tumbuh


Persen (Y-on-Y)
5,14%

1,29%

Rp 380,26
Rp 375,41 triliun (ADHK)
Rp 361,66 triliun (ADHK)
triliun (ADHK) Rp 544,56
Rp 535,66 triliun (ADHB)
Rp 503,30 triliun (ADHB)
triliun (ADHB)

Triwulan III Triwulan II Triwulan III


2018 2019 r) 2019
Keterangan: r) angka revisi
BADAN PUSAT STATISTIK Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Barat Triwulanan
PROVINSI JAWA BARAT
Tahun 2015-2019 (persen)
Laju Pertumbuhan y-on-y
5,85 5,92 5,90
5,72 5,70
5,61 5,57
5,45 5,50
5,38 5,41 5,40
5,24
5,15 5,16
5,05
4,94 4,95
5,14

Q1/15 Q2/15 Q3/15 Q4/15 Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17 Q4/17 Q1/18 Q2/18 Q3/18 Q4/18 Q1/19 Q2/19 Q3/19

Laju Pertumbuhan q-to-q


5,00

4,00
3,83 3,87 3,88
3,58
3,00 3,15

2,00 2,04 2,11 1,86 1,83


1,00
0,48 0,40 0,50 0,40 1,29
0,00 0,07
Q1/15 Q2/15 Q3/15 Q4/15 Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17 Q4/17 Q1/18 Q2/18 Q3/18 Q4/18 Q1/19 Q2/19 Q3/19
-1,00 -0,50 -0,68 -0,40 -0,47
BADAN PUSAT STATISTIK Pertumbuhan PDRB Jawa Barat Tertinggi
PROVINSI JAWA BARAT
Menurut Lapangan Usaha, Triwulan III-2019

15,04% 14,88%
13,55%

9,72%
8,28%

3,70%

Jasa Kesehatan
Pengadaan Jasa dan Kegiatan Informasi dan
Listrik dan Gas Pendidikan Konstruksi Sosial Komunikasi Real Estate

Pertumbuhan Q-to-Q Pertumbuhan Y-on-Y


Tertinggi Tertinggi
BADAN PUSAT STATISTIK Struktur PDRB dan Pertumbuhan PDRB Jawa Barat
PROVINSI JAWA BARAT
Menurut Lapangan Usaha, Triwulan III-2019 (y-on-y)
Struktur PDRB (%) Pertumbuhan Ekonomi (%)
Industri Pengolahan
Perdagangan
Pertanian
Konstruksi
Transportasi
Jasa Pendidikan
Akomodasi & Mamin
Infokom
Jasa Keuangan & Asuransi
Adm Pem
Jasa lainnya
Pertambangan
Real Estate
Jasa Kesehatan & Sos
Listrik & Gas
Jasa Perusahaan
Pengadaan Air

DISTRIBUSI TERBESAR TRIWULAN III-2019 PERTUMBUHAN TERTINGGI

 Industri Pengolahan (41,42 persen) Pertumbuhan didukung  Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
 Perdagangan Besar dan Eceran, hampir semua lapangan usaha, (14,88 persen)
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
kecuali pertanian, kehutanan dan  Informasi dan Komunikasi (13,55
(15,38 persen)
 Pertanian, Kehutanan, dan perikanan; dan pertambangan persen)
Perikanan (8,91 persen) dan penggalian  Real Estate (9,72 persen)
BADAN PUSAT STATISTIK Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Barat
PROVINSI JAWA BARAT
Menurut Lapangan Usaha (y-on-y)

Sumber
Pertumbuhan
Ekonomi
Jawa Barat
Triwulan III-2019
Industri Pengolahan
adalah sumber
pertumbuhan tertinggi
yakni sebesar

2,00%
Keterangan: r) angka revisi
BADAN PUSAT STATISTIK PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha (Triwulanan)
PROVINSI JAWA BARAT
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Triliun Rupiah)
Harga Berlaku Harga Konstan 2010
Lapangan Usaha
Triw II-2019 r) Triw III-2019 Triw II-2019 r) Triw III-2019
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 54,77 48,51 30,57 27,07
B. Pertambangan dan Penggalian 7,02 6,53 6,18 6,14
C. Industri Pengolahan 218,52 225,56 158,87 163,00
D. Pengadaan Listrik dan Gas 2,49 2,93 1,24 1,42
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,48 0,48 0,29 0,29
F. Konstruksi 43,99 45,70 30,73 31,87
G. Perdag. Besar&Eceran, Reparasi Mobil&Spd.Motor 81,75 83,75 58,99 59,87
H. Transportasi dan Pergudangan 29,43 29,09 17,65 17,64
I. Akomodasi dan Makan Minum 15,31 16,08 10,33 10,64
J. Informasi dan Komunikasi 15,65 15,85 16,40 16,60
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 14,01 14,40 8,89 9,14
L. Real Estate 5,63 5,81 4,76 4,89
M,N. Jasa Perusahaan 2,51 2,62 1,72 1,70
O. Adm. Pemerintahan,Pertahanan,Jaminan Sosial 12,54 12,51 7,20 7,20
P. Jasa Pendidikan 16,11 18,61 10,27 11,12
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 4,20 4,47 3,16 3,28
R,S,T,U. Jasa Lainnya 11,24 11,67 8,16 8,38
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 535,66 544,56 375,41 380,26
Keterangan: r) angka revisi
BADAN PUSAT STATISTIK Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Barat
PROVINSI JAWA BARAT
Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 (Persen)

Triw III-2019 Triw III-2019 Kumulatif Trw III-2019 Sumber


Terhadap Terhadap terhadap Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Triw II-2019 Triw III-2018 Kumulatif Trw III-2018 Triw III-2019
(q-to-q) (y-on-y) ( C-to-C ) (y-on-y)
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan -11,43 -1,52 1,54 -0,12
B. Pertambangan dan Penggalian -0,66 -1,70 -1,09 -0,03
C. Industri Pengolahan 2,60 4,64 4,74 2,00
D. Pengadaan Listrik dan Gas 15,04 2,02 -4,09 0,01
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah -1,35 0,34 2,27 0,00
F. Konstruksi 3,70 5,18 6,46 0,43
G. Perdag. Besar & Eceran, Reparasi Mobil &
1,49 7,76 7,60 1,19
Spd.Motor
H. Transportasi dan Pergudangan -0,07 0,30 4,64 0,01
I. Akomodasi dan Makan Minum 3,04 8,61 9,20 0,23
J. Informasi dan Komunikasi 1,21 13,55 11,98 0,55
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 2,77 1,28 -0,40 0,03
L. Real Estate 2,89 9,72 9,08 0,12
M,N. Jasa Perusahaan -1,26 9,12 9,03 0,04
O. Adm. Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial 0,04 8,46 6,35 0,16
P. Jasa Pendidikan 8,28 8,31 4,33 0,24
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 3,61 14,88 11,49 0,12
R,S,T,U. Jasa Lainnya 2,72 7,36 7,45 0,16
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 1,29 5,14 5,41 5,14
PDRB Pertumbuhan Komponen

MENURUT Sumber Pertumbuhan PDRB

PENGELUARAN Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB


BADAN PUSAT STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan III-2019
PROVINSI JAWA BARAT
Menurut Pengeluaran (persen)

9,80
9,31 9,23
7,52
6,03 5,88
4,94

3,22
2,62
1,20

(1,71)

-5,38
Konsumsi Konsumsi Konsumsi PMTB Ekspor Impor Konsumsi Konsumsi Konsumsi PMTB Ekspor Impor
Rumah LNPRT Pemerintah Rumah LNPRT Pemerintah
Tangga Tangga

Pertumbuhan Q-to-Q Pertumbuhan Y-on-Y


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Sumber Pertumbuhan Year on Year PDRB Menurut


Pengeluaran Provinsi Jawa Barat (persen) Sumber
5,70
5,40
5,14 Pertumbuhan
Ekonomi
3,10
3,10
3,03
Jawa Barat
Triwulan III Tahun
1,05 2019
1,31 0,65
Konsumsi rumah
1,54 1,46 Konsumsi rumah
0,98 tangga sumber
tangga sumber
pertumbuhan
TRW I'19 TRW II'19 TRW III'19 pertumbuhan
ekonomi tertinggi,
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga ekonomi tertinggi,
yakni sebesar
Pembentukan Modal Tetap Bruto yakni sebesar
Lainnya 3,03 persen
Pertumbuhan PDRB
2,91 persen
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

STRUKTUR PDRB DAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI C to C TRIWULAN III


TAHUN 2019 MENURUT PENGELUARAN PROVINSI JAWA BARAT
Konsumsi
64,90 4,98
Rumah Tangga

45,48 Ekspor 7,81

25,15 PMTB 4,11

Konsumsi
6,35 6,98
Pemerintah

Konsumsi
0,62 3,11
LNPRT

45,88 Impor 6,09

Struktur PDRB (%) Pertumbuhan Ekonomi C to C (%)


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

PDRB Menurut Pengeluaran Provinsi Jawa Barat


Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Triliun rupiah)
Atas Dasar Atas Dasar
Komponen Harga Berlaku Harga Konstan 2010
Triw II-2019 Triw III-2019 Triw II-2019 Triw III-2019
(1) (2) (3) (4) (5)
1, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 345,23 353,41 229,86 232,63
2, Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,58 3,40 2,40 2,27
3, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 31,83 34,56 18,89 20,65
4, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 130,57 136,97 89,54 92,42
5, Perubahan Inventori 18,33 18,40 10,70 10,74
6, Ekspor Barang dan Jasa 232,39 247,65 146,17 154,98
7, Dikurangi Impor Barang dan Jasa 226,28 249,83 122,15 133,43
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
535,66 544,56 375,41 380,26
(PDRB)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran


Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 (Persen)
Triw III-
Kumulatif Triw
Triw III- 2019 2019 Sumber Sumber
III-2019 thd
Terhadap terhadap Pertumbuhan Pertumbuhan
Komponen Kumulatif Triw
Triw II-2019 Triw III- Triw III-2019 Triw III-2019
III-2018
( Q-to-Q ) 2018 ( Y-o-Y ) ( C-to-C )
( C-to-C )
( Y-on-Y )
(1) (2) (3) (4)
1, Pengeluaran Konsumsi Rumah
1,20 4,94 4,98 3,03 3,08
Tangga
2, Pengeluaran Konsumsi LNPRT (5,38) (1,71) 3,11 (0,01) 0,02
3, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,31 9,80 6,98 0,51 0,31
4, Pembentukan Modal Tetap Domestik
3,22 2,62 4,11 0,65 1,00
Bruto
5, Perubahan Inventori 0,35 0,49 (0,27) 0,01 (0,01)
6, Ekspor Barang dan Jasa 6,03 7,52 7,81 3,00 3,03
7, Dikurangi Impor Barang dan Jasa 9,23 5,88 6,09 2,05 2,02
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
1,29 5,14 5,41 5,14 5,41
BRUTO (PDRB)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

PDRB/Kapita/Tahun Provinsi Jawa Barat, 2010-2018

PDRB PER KAPITA


(RIBU RUPIAH)
TAHUN
ADH BERLAKU ADH KONSTAN 2010

2010 20974.94 20974.94


2011 23251.17 21976.53
2012 25272.29 23036.00
2013 27767.25 24118.31
2014 30107.21 24966.86
2015 32648.02 25845.50
2016 34893.62 26923.51
2017 37228.59 27975.13
2018 40305.59 29161.39
BADAN PUSAT STATISTIK PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (TAHUNAN)
PROVINSI JAWA BARAT
ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN KONSTAN 2010 (TRILIUN RUPIAH)

ADHB ADHK 2010


Lapangan Usaha
2016 r) 2017 r) 2018 2016 r) 2017 r) 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 146,77 152,94 170,19 98,10 99,67 101,78
B. Pertambangan dan Penggalian 25,35 25,48 26,62 27,14 26,59 25,50
C. Industri Pengolahan 703,52 755,39 827,30 549,47 578,86 616,44
D. Pengadaan Listrik dan Gas 11,92 10,86 10,92 6,14 5,44 5,44
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 1,34 1,59 1,79 1,01 1,08 1,13
F. Konstruksi 134,11 147,55 165,61 103,51 111,00 119,31
G. Perdag. Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Spd.Motor 249,24 269,73 291,74 198,87 207,91 216,61
H. Transportasi dan Pergudangan 94,85 103,49 111,62 61,30 64,26 67,70
I. Akomodasi dan Makan Minum 43,01 48,40 54,64 32,56 35,29 38,16
J. Informasi dan Komunikasi 45,46 51,85 56,27 47,86 53,53 58,42
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 46,10 50,12 54,71 33,03 34,18 35,73
L. Real Estate 16,81 18,66 20,76 14,74 16,11 17,66
M,N. Jasa Perusahaan 6,65 7,34 8,30 5,33 5,78 6,28
O. Adm. Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial 39,16 43,31 46,47 25,74 26,93 27,36
P. Jasa Pendidikan 44,68 51,39 59,54 34,89 37,91 40,08
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 12,06 13,47 14,88 9,72 10,54 11,37
R,S,T,U. Jasa Lainnya 32,21 36,82 40,89 26,23 28,79 30,72
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 1.653,24 1.788,38 1.962,23 1.275,62 1.343,86 1.419,69
Keterangan: r) Angka Revisi
BADAN PUSAT STATISTIK LAJU DAN SUMBER PERTUMBUHAN PDRB JAWA BARAT
PROVINSI JAWA BARAT
MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN DASAR 2010 (PERSEN)

Q-to-Q Y-on-Y C-to-C


Lapangan Usaha Triw IV-2018 Triw IV-2018 Laju Sumber
Terhadap Terhadap Pertumbuhan Pertumbuhan
Triw III-2018 Triw IV-2017 Tahun 2018 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan -26,99 13,49 2,11 0,16
B. Pertambangan dan Penggalian 8,46 -1,97 -4,11 -0,08
C. Industri Pengolahan 0,79 5,40 6,49 2,80
D. Pengadaan Listrik dan Gas -5,63 0,85 0,02 0,00
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,30 4,58 4,96 0,00
F. Konstruksi 7,99 7,13 7,48 0,62
G. Perdag. Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Spd.Motor 0,09 3,03 4,19 0,65
H. Transportasi dan Pergudangan -0,45 7,37 5,36 0,26
I. Akomodasi dan Makan Minum 1,24 8,88 8,15 0,21
J. Informasi dan Komunikasi 3,36 5,92 9,14 0,36
K. Jasa Keuangan dan Asuransi -2,99 -1,38 4,53 0,12
L. Real Estate 3,19 9,80 9,64 0,12
M,N. Jasa Perusahaan 4,59 6,74 8,64 0,04
O. Adm. Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial 16,83 6,47 1,59 0,03
P. Jasa Pendidikan -2,13 3,35 5,71 0,16
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 3,07 5,84 7,90 0,06
R,S,T,U. Jasa Lainnya 1,32 5,80 6,69 0,14
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) -0,47 5,50 5,64 5,64
Keterangan: r) Angka Revisi
INDEKS TENDENSI
KONSUMEN
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Indeks Tendensi Konsumen
Triwulan III - 2019

ITK
Trw II-2019
124,97 ITK
Trw III-2019
99,53 Pendapatan Kini
98,78

Pengaruh Inflasi
100,40

Volume Konsumsi
100,20

Kondisi ekonomi triwulan III-2019 lebih


rendah dibandingkan triwulan II-2019

Indeks Volume Konsumsi Barang/Jasa Triwulan III-2019

Perawatan Akomodasi
Rekreasi/
Makanan Makanan jadi Bahan makanan Bukan Makanan Pendidikan Transportasi Pembelian pulsa kesehatan/ (Hotel/ Pakaian
Hiburan
kecantikan Penginapan)
BADAN PUSAT STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen
PROVINSI JAWA BARAT
Wilayah Jabalnusra Triwulan III – 2019

Nasional
101,30

DKI Jakarta
101,67

Jawa Tengah
99,48

Bali
111,91 Nusa Tenggara Nusa Tenggara
106,48 Timur 114,89
Barat 98,09
Banten
99,53
Jawa Barat

103,47 99,44
DI Yogyakarta Jawa Timur

 Indeks Tendensi Konsumen tertinggi tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Timur


sebesar 114,89

 Indeks Tendensi Konsumen terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar


98,09
BADAN PUSAT STATISTIK
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen
PROVINSI JAWA BARAT Triwulan IV - 2019

Pendapatan
Mendatang
106,82

Perkiraan ITK
Mendatang Pembelian Barang
ITK 105,34 Tahan Lama
102,77
Trw I-2019
99,53

Kondisi ekonomi konsumen triwulan IV-2019


diprediksi lebih baik dari triwulan sebelumnya
dengan tingkat optimisme lebih tinggi jika
dibandingkan triwulan III-2019
PRODUKSI PADI,
JAGUNG DAN
KEDELAI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS


DAN PRODUKSI 2013-2016
Komoditi 2013 2014 2015 2016*

Luas Panen (Ha)


Padi 2.029.891 1.979.799 1.857.612 2.073.202
Jagung 152.923 142.964 126.828 199.586,5
Kedelai 35.682 70.719 60.172 55.090
Produktivitas (Ku/Ha)
Padi 59,53 58,82 61,22 60,49
Jagung 72,06 73,24 75,69 81,68
Kedelai 14,34 16,30 16,44 16,74
Produksi (Ton)
Padi 12.083.162 11.644.899 11.373.144 12.540.550
Jagung 1.101.998 1.047.077 959.933 1.630.238
Kedelai 51.172 115.261 98.938 92.078
Sumber : Publikasi PRODUKSI TANAMAN PANGAN JAWA BARAT 2013-2015

2016* : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

PENGHASIL PADI TERBESAR DI JAWA BARAT 2016


Kabupaten
Indramayu;
11%
Kabupaten
Karawang;
9%

Kabupaten
Kabupaten/ Subang; 9%
Kota
Lainnya;
71%

• 3 Kabupaten penghasil padi terbesar di Jawa Barat adalah Kab.


Indramayu, Kab. Subang dan Kab. Karawang. Ketiganya menyumbang
28,98 persen padi yang dihasilkan di Jawa Barat
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Produksi Padi dan Beras Jawa Barat, 2013-2016


(Juta Ton)

PADI BERAS

2015 Luas Panen Padi 14,12 Juta Ha, Produksi Padi 75,40 Juta Ton
Produktivitas Padi 53,41 Kw/Ha
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Produksi Jagung Jawa Barat, 2013-2016 (Ton)

2015 Luas Panen Jagung 3,79 Juta Ha, Produksi Jagung 19,61 Juta Ton
Produktivitas Jagung 51,78 Kw/Ha
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Produksi Kedelai Jawa Barat, 2013-2016

2015 Luas Panen Kedelai 0,61 Juta Ha, Produksi Kedelai 0,96 Juta Ton
Produktivitas Kedelai 15,68 Kw/Ha
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

PERBAIKAN METODOLOGI PERHITUNGAN


DATA PRODUKSI BERAS
DENGAN METODE
KERANGKA SAMPEL AREA (KSA)
Kerja sama antara BPS dan BPPT
dengan dukungan Kementerian ATR/BPN, BIG, dan LAPAN
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Latar Belakang
 Data produksi padi selama beberapa waktu ini diduga tidak
akurat oleh beberapa pihak
 Perlu perbaikan metodologi perhitungan data produksi padi
dengan menggunakan objective measurement, teknologi
terkini, metodologi yang transparan, dan up to date
 Metode KSA merupakan kerja sama antara BPS, BPPT,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, BIG, LAPAN
 Upaya kalibrasi: Luas baku lahan sawah, indeks pertanaman,
konversi gabah ke beras.*) angka potensi padi okt-des 2018
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Proses Perhitungan Produksi Beras

LUAS PANEN
× PRODUKTIVITAS
= PRODUKSI

Hektar Ton/Hektar Ton

- Verifikasi Luas Lahan Baku SawahMetode Ubinan Konversi Gabah ke Beras


- Metode Kerangka Sampel Area (KSA)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
LUAS LAHAN BAKU SAWAH NASIONAL
TAHUN 2018
VERIFIKASI LUAS LAHAN BAKU SAWAH Provinsi
(1)
Jumlah (Ha)
(2)
Aceh 193.308
2013 Sumatera Utara
Sumatera Barat
245.801
197.800
Riau 86.247
Jambi 111.147
SK Kepala BPN-RI No.3296/ Sumatera Selatan
Bengkulu
387.237
47.968
Kep-100.18/IV/2013 Tanggal 23 April 2013 Lampung 253.583
Kepulauan Bangka Belitung 5.409
7.750.999 Ha Kepulauan Riau
DKI Jakarta
1.220
451

Jawa Barat 930.334


Jawa Tengah 980.618
DI Yogyakarta 75.990
Jawa Timur 1.287.356

2018 Banten
Bali
198.284
69.078
Nusa Tenggara Barat 227.786
Ketetapan Menteri ATR/Kepala BPN-RI No.399/ Nusa Tenggara Timur 146.071
Kalimantan Barat 155.818
Kep-23.3/X/2018 Tanggal 8 Oktober 2018 Kalimantan Tengah 187.008
Kalimantan Selatan 252.972

7.105.145 Ha Kalimantan Timur


Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
36.399
14.265
52.236
Sulawesi Tengah 119.670
Sulawesi Selatan 641.457
Sulawesi Tenggara 79.910
Gorontalo 29.067
Catatan: Sulawesi Barat 42.216
 Provinsi Warna Merah adalah 16 Provinsi Maluku 13.660
Maluku Utara 9.041
yang sudah diverifikasi. Papua Barat 4.239
Papua 21.498
 18 Provinsi belum dilakukan verifikasi. JUMLAH 7.105.145
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

CONTOH HASIL VERIFIKASI LEGENDA


LUAS LAHAN BAKU SAWAH DI JAWA BARAT WARN 2013 2018
A
X √
√ X
√ √
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

METODOLOGI KSA
Dasar
Penggunaan
KSA
Rekomendasi FMS:
Metode KSA
digunakan untuk
mengukur luas
Surat Kepala
panen
KSP:
Penghitungan luas Pengukuran
KSA
panen harus luas panen
dilakukan secara
menggunakan
objective Metode KSA
measurement dikembangkan oleh BPPT
KSA dilakukan
dan telah Mendapat mulai 2018.
Penghargaan dari LIPI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

TAHAPAN PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL AREA


Pengumpulan Data:
 Peta Rupa Bumi (BIG)
 Peta Administrasi
 PETA LAHAN BAKU SAWAH Seleksi Segmen
 Peta Tutupan Lahan

Pembuatan Kerangka Sampel Sawah


Pemberian Atribut: Segmen Peta-peta
(Stratifikasi Sawah)
ID, admin, dll Terpilih Lokasi Segmen

Pembuatan Grid:
(6 km x 6 km) dan (300 m x 300 m)

Pembuatan Model Sampling


(Random Sampling)

Ekstraksi Sampel Segmen


(Stratified Random Sampling)

Overlay Kerangka Sampel Sawah dengan KOORDINAT SEGMEN TERPILIH


Ekstraksi Sampel Segmen DIKUNCI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

PENGAMATAN FASE TUMBUH PADI DI SEGMEN TERPILIH


MENGAMATI FASE TUMBUH PADI PADA SEGMEN TERPILIH
DENGAN MENGGUNAKAN HP BERBASIS ANDROID

CARA PENGAMBILAN FOTO FASE PERTUMBUHAN PADI


PADA TITIK PENGAMATAN

 Setiap petugas lapangan akan mengamati 9 titik


amatan setiap segmennya. Total target segmen
seluruh Indonesia adalah 24.223 segmen.
 Jumlah total titik amatan pada bulan September
2018 yang telah dikunjungi oleh petugas adalah
24.117 × 9 = 217.053 titik amatan.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

FASE PERTUMBUHAN PADI YANG DIAMATI


Persiapan Lahan Vegetatif Akhir Panen

SETELAH PANEN

PL V2 P PL
Persiapan
Lahan

SAWAH BUKAN PADI


V1 G
Sawah Tidak
LL
Ditanami Padi
Vegetatif Awal Generatif
Sawah
B Tidak Ditanami
Apapun
KETERANGAN
HASIL AMATAN
LAINNYA
Rusak/Puso Bukan Sawah
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

MENJAGA TRANSPARANSI :
KETERLIBATAN PARA EKONOM
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

LUAS PANEN DAN PRODUKSI GABAH KERING GILING (GKG), HASIL KSA
INDONESIA 2018
Juta Ton Juta Ha
12,00 3,00
Total Luas Panen:
9,46 10,90 Juta Ha
10,00 2,50

7,32 Total Produksi GKG:


8,00 2,00
56,54 Juta Ton
5,60 5,35 5,21
6,00 1,72 4,74 4,84 1,50
4,43
4,00 1,35 1,00
2,71 2,66
1,04 0,96 1,05 1,05 0,96 2,10 2,13
2,00 0,87 0,50
0,53 0,53 0,43
0,41
0,00 0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt * Nov * Des *
Produksi GKG Luas Panen

Keterangan:
Januari-September merupakan realisasi luas panen dan produksi GKG
*) Potensi Panen : Potensi produksi GKG berdasarkan Luas Panen Oktober (Luas Generatif) ; Luas Panen November (Luas Vegetatif Akhir) ;
Luas Panen Desember (Luas Vegetatif Awal)
Catatan:
1. Produksi = Luas Panen x Produktivitas
 Produktivitas menggunakan Angka Ubinan kondisi 18 Oktober 2018
 Luas panen menggunakan luas panen bersih setelah memperhitungkan nilai konversi galengan
 Konversi GKP ke GKG menggunakan Hasil SKGB 2018
2. Produksi GKG dihitung pada level provinsi
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

LUAS PANEN DAN PRODUKSI GABAH KERING GILING (GKG),


Ribu Ton JAWA BARAT 2018

1.600 Total Luas Panen:


1.479
1.400 1.692 ribu Ha
1.200 1.196 Total Produksi GKG:
1.021 9.539 Ribu Ton
1.000 882
833
800 836
730 830
600 521
466
445
400 254
302 202 150 153 183 159
200 151 95
128 83 80
0 54
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Luas Panen (Ribu Ha) Produksi (Ribu Ton)


Keterangan:
Januari-September merupakan realisasi luas panen dan produksi GKG
*) Potensi Panen : Potensi produksi GKG berdasarkan Luas Panen Oktober (Luas Generatif) ; Luas Panen November (Luas Vegetatif Akhir) ;
Luas Panen Desember (Luas Vegetatif Awal)

Catatan:
1. Produksi = Luas Panen x Produktivitas
 Produktivitas menggunakan Angka Ubinan kondisi 18 Oktober 2018
 Luas panen menggunakan luas panen bersih setelah memperhitungkan nilai konversi galengan
 Konversi GKP ke GKG menggunakan Hasil SKGB 2018
2. Produksi GKG dihitung pada level provinsi
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jawa Timur 10.537.922


Jawa Barat 9.539.330
Jawa Tengah 9.512.434
Sulawesi Selatan 5.740.730
Sumatera Selatan 2.646.566
Sumatera Utara 1.907.725
Lampung 1.901.041
Aceh 1.697.756
Banten 1.603.550
Sumatera Barat
NTB
1.511.538
1.399.495 PRODUKSI GKG
Kalimantan Selatan 1.136.511
Sulawesi Tengah
NTT
954.794
800.980
MENURUT
PROVINSI,
Kalimantan Tengah 742.758
Bali 650.245
Kalimantan Barat 622.041
Jambi
Sulawesi Tenggara
DI Yogyakarta
500.021
499.007
497.599
JAN-DES*) 2018
Sulawesi Utara
Riau
366.722
365.293 (TON)
Sulawesi Barat 326.169
Bengkulu 254.218
Gorontalo 241.948
Kalimantan Timur 241.398 *) Berdasarkan produksi GKG Jan-Sep 2018
Papua 130.718 dan potensi produksi GKG Okt-Des 2018
Maluku 90.892
Kalimantan Utara 45.323
Maluku Utara 35.360
Kep. Bangka Belitung 18.951
Papua Barat 13.916
DKI Jakarta 3.990
Kep. Riau 833
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

[3212] INDRAMAYU 1.391.928


[3215] KARAWANG 1.124.447
[3213] SUBANG 991.003
[3203] CIANJUR 670.473
[3210] MAJALENGKA 557.968
[3209] CIREBON 546.274
[3216] BEKASI 527.004
[3206] TASIKMALAYA
[3202] SUKABUMI
508.272
507.095
PRODUKSI GKG
[3205] GARUT
[3201] BOGOR
450.062
354.290
MENURUT
KAB/KOTA,
[3208] KUNINGAN 341.482
[3211] SUMEDANG 331.316
[3207] CIAMIS 308.122
[3204] BANDUNG
[3218] PANGANDARAN
260.280
206.506
JAN-DES*) 2018
[3214] PURWAKARTA
[3217] BANDUNG BARAT
182.663
177.050 (TON)
[3278] TASIKMALAYA 46.277
[3279] BANJAR 30.840
[3272] SUKABUMI 14.262 *) Berdasarkan produksi GKG Jan-Sep 2018
[3273] BANDUNG 7.792 dan potensi produksi GKG Okt-Des 2018
[3274] CIREBON 1.383
[3275] BEKASI 1.375
[3277] CIMAHI 693
[3276] DEPOK 360
[3271] BOGOR 113
PERTUMBUHAN
PRODUKSI
INDUSTRI
MANUFAKTUR
Perkembangan Triwulanan
Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

6.42%

Triwulan III Triwulan II Triwulan III


2018 2019 2019

10.53%
Perkembangan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
Menurut Jenis Industri, Tw III-2019 Terhadap Tw II-2019 (q-to-q), Persen

Industri Farmasi, Produk Obat


kimia dan Obat Tradisional

Industri Logam, Bukan Mesin


dan Peralatannya

Industri Logam Dasar


24,67
23.37
18,74

-5.22 -1.82
-2.30
Industri Bahan Kimia, dan Barang
dari Bahan Kimia

Industri Barang Galian Bukan


Logam

Industri Minuman
Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Sedang
Jawa Barat dan Nasional Triwulan III 2019 dan Triwulan II Tahun
2019 (q to q)

12,00 10,53

10,00
8,00
5,13
6,00
Jawa Barat
4,00
Indonesia
2,00 -3.88 -1.91
0,00
-2,00
-4,00
TW II 2019 TW III 2019
Perkembangan Triwulanan
Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil

7,53%

Triwulan III Triwulan II Triwulan III


2018 2019 2019

-1,89%
Perkembangan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil
Menurut Jenis Industri, Tw III-2019 Terhadap Tw II-2019(q-to-q), Persen

Industri Pengolahan Tembakau

Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin


dan Peralatan

Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan


88,55 Obat Tradisional

40,59
36,99
-14.83
-33,53 -7.31

Industri Peralatan Listrik

Industri Pakaian Jadi

Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki


Perkembangan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil
Menurut Jenis Industri, Tw III-2019 Terhadap Tw III-2018 (y-o-y), Persen

Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL

Industri Kertas dan Barang dari Kertas

Industri Pengolahan Tembakau


56,25 55.78
46,31

-7,75
-51,94
-61,45

Industri Peralatan Listrik

Industri Alat Angkutan Lainnya

Industri Karet, Barang dari Karet


dan Plastik
Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan Kecil Jawa
Barat dan Nasional Triwulan III 2019 dan Triwulan II Tahun 2019
(q to q)
3,90
4,00

3,00

2,00 1,24
Jawa Barat
1,00 0,29 Indonesia
0,00

-1,00

-2,00 -1,89
TW II 2019 TW III 2019
INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

IPM METODE BARU DI INDONESIA


Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH)
Dimensi Standar Hidup Layak
Pengeluaran per Kapita per tahun yang disesuaikan
(96 Komoditas PPP)
Dimensi Pengetahuan
• Harapan Lama Sekolah (HLS)
• Rata-Rata Lama Sekolah (RLS 25 th +)
Agregasi Indeks
Rata-Rata Ukur/Geometrik

Ukuran Keberhasilan

APA IPM merupakan indikator penting untuk MENGUKUR KEBERHASILAN dalam


upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)

MANFAAT Target Pembangunan

IPM ? IPM merupakan salah satu indikator TARGET PEMBANGUNAN


pemerintah dalam pembahasan asumsi makro di DPR-RI

Dana Alokasi Umum


IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator dalam penentuan DANA
ALOKASI UMUM (DAU)

Dana Insentif Daerah


Komponen IPM (HLS, RLS, dan Pengeluaran) merupakan indikator yang
digunakan dalam penghitungan Dana Insentif Daerah (DID)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

BAGAIMANA MEMAKNAI IPM?

IPM merupakan indikator jangka panjang sehingga


perlu kehati-hatian dalam memaknainya.
PERINGKAT (RANKING) BUKAN SATU-SATUNYA
ukuran kemajuan pembangunan manusia.
Kemajuan pembangunan manusia dapat dilihat dari:

KECEPATAN IPM
Kecepatan IPM menggambarkan upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan pembangunan
manusia dalam suatu periode

STATUS IPM
Status IPM menggambarkan level pencapaian
pembangunan manusia dalam suatu periode
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT CAPAIAN IPM JAWA BARAT
Tren IPM Jawa Barat, 2010-2018
71,30
70,69
70,05
69,50 Pada tahun 2018,
68,80
68,25 capaian pembangunan
67,32 manusia yang diukur
66,67
66,15 dengan Indeks
Pembangunan Manusia
(IPM)
sebesar 71,30
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Rata-rata Lama
Sekolah:

71,30 8,15 tahun


IPM Jawa IPM
Harapan Lama Sekolah:

Barat 12,45 tahun

2018: Usia Harapan Hidup


Pengeluaran per
Kapita per tahun yang
saat Lahir: Disesuaikan:
72,66 tahun Rp 10.790 ribu
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

TREN PERTUMBUHAN IPM 2010-2018


Pada tahun 2018, IPM Jawa Barat tumbuh 0,86 persen.
Pertumbuhan tahun ini lebih rendah dibanding tahun 2017.
Selama periode 2010 – 2018, IPM Jawa
Barat mencatat pertumbuhan rata-rata 0,86%
per tahun sebesar 0,94 persen. 0,91%
0,79%
1,01 %
71,30
0,80% 70,69
1,39% 70,05
69,50
0,97%
68,80
0,79%
68,25

67,32

66,67 2018
66,15
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT TREN KOMPONEN IPM

Usia Harapan Hidup saat


Lahir
Tahun 2018 tumbuh 0,26 persen

 Harapan Lama Sekolah


Tahun 2018 tumbuh 0,24
persen
 Rata-rata Lama Sekolah
Tahun 2018 tumbuh 0,12 HLS RLS
persen

Pengeluaran Per
Kapita/tahun Disesuaikan
Tahun 2018 tumbuh 4,91 persen

Meningkatnya IPM disebabkan oleh peningkatan pada semua komponen pembentuk


indeks. Kecepatan persentase Pengeluaran per Kapita dan Usia Harapan Hidup saat
lahir tercatat paling menonjol
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT KECEPATAN IPM 2017-2018
Pertumbuhan IPM Tertinggi 2017-2018

Cianjur Garut Kab. Tasikmalaya

1,44% 1,39% 1,34%

Pertumbuhan IPM Terendah 2017-2018

Kota Banjar Kota Depok Kota Cirebon

0,65% 0,58% 0,47%


BADAN PUSAT STATISTIK
STATUS PEMBANGUNAN
PROVINSI JAWA BARAT
MANUSIA 2017-2018
Kabupaten yang Mengalami Perubahan
• Status pembangunan
Status Pembangunan Manusia manusia Jawa Barat pada
tahun 2018 berada pada
2017 2018 taraf TINGGI.

• 1 Kota yang mengalami


Kota Depok Kota Depok perubahan status adalah
“Tinggi” “Sangat Tinggi” Kota Depok.

Indeks Pembangunan Manusia


Nasional
DKI Jakarta Wilayah Jabalnusra 2018 71,39
80,47
Jawa Tengah
71,12

Bali
74,77 Nusa Tenggara Nusa Tenggara
71,95 Timur 64,39
Barat 67,29
Banten
71,30
Jawa Barat

79,53 70,77
DI Yogyakarta Jawa Timur

 Indeks Pembangunan Manusia tertinggi tercatat di Provinsi DKI Jakarta sebesar 80,47

 Indeks Pembangunan Manusia terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 64,29
BADAN PUSAT STATISTIK
STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT
KABUPATEN/KOTA 2018

Sangat Tinggi (>80) Sedang (60-70)

Kota Bandung, Kota Bekasi dan Terdapat 15 kab/kota yang


Kota Depok termasuk masuk kelompok “sedang”
kelompok “sangat tinggi”

Tinggi (70-80) Rendah (<60)


Terdapat 9 Kab/Kota yang masuk Tidak terdapat kab/kota yang
kelompok “tinggi” masuk kelompok “rendah”
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
KABUPATEN/KOTA,
2017-2018
GINI RATIO
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Gini Ratio, Maret 2015 – September 2018


0,5

0,446
0,45 0,433
0,423 0,418
0,412 0,412 0,413
0,426 0,399
0,415 0,413
0,4 0,407
0,402 0,403
0,393 0,405

0,35
0,324 0,326 0,322
0,316 0,317 0,315
0,310 0,310
0,3

Mar 2015 Sept 2015 Mar 2016 Sept 2016 Mar 2017 Sept 2017 Mar 2018 Sept 2018
0,25
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Gini Ratio September 2018: 0,384 Maret 2018: 0,389


GR Tertinggi DI Yogyakarta 0,422, Terendah Bangka Belitung 0,272
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Gini Ratio/Koefisien Gini /Indeks Gini merupakan


indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan
secara menyeluruh. Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0
hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya
pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang
memiliki pendapatan yang sama.

Ukuran ketimpangan Bank Dunia


Persentase 40 % Persen terbawah :
< 12 % -- Ketimpangan Tinggi
12 – 17 % - Ketimpangan Sedang
>17 % --- Ketimpangan Rendah
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah


di Jawa Barat (Maret 2018 dan September 2018)

25

20,10 20,51
20

15,62 15,74 16,33 16,37


15

10

0
Kota Desa Kota + Desa
Maret 2018 September 2018

Gini Ratio September 2018: Perkotaan 0,391 dan Perdesaan 0,319


INDEKS
PEMBANGUNAN
DAN
PEMBERDAYAAN
GENDER
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Tren Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Jawa Barat, 2010-2017
100,00

90,00

80,00

70,00

60,00

50,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
IPM Laki-laki 70,67 71,38 72,04 72,98 73,52 73,82 74,11 74,88
IPM Perempuan 61,45 62,19 63,25 64,37 64,95 65,79 66,37 66,78
IPG 86,94 87,12 87,79 88,21 88,35 89,11 89,56 89,18

• Semakin kecil jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin setara
pembangunan antara laki-laki dengan perempuan.
• Namun semakin besar jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin
terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan perempuan.
• Angka 100 dijadikan patokan untuk menginterpretasikan angka IPG
karena angka tersebut merupakan nilai rasio paling sempurna.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Tren Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Jawa Barat, 2010-2017
89,56
89,11 89,18

88,35
88,21
87,79

87,12
86,94

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Tren yang meningkat selama periode 2010 – 2016 menunjukkan


kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan di Jawa
Barat semakin kecil, namun pada 2017 terjadi sedikit penurunan IPG.

IPG 2017 : 90,96


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2017


Bandung Barat 79,11
Garut 81,96
Cirebon 82,51
Cianjur 83,56
Majalengka 85,43
Ciamis 85,60
Tasikmalaya 85,63
Kuningan 86,34
Sukabumi 86,90
Kota Banjar 86,93
Purwakarta 87,18
Indramayu 87,91
Bekasi 88,00
Bogor 88,69
JAWA BARAT 89,18
Pangandaran 89,30
Karawang 90,42
Subang 90,52
Kota Bogor 90,90
Kota Sukabumi 90,95
Kota Tasikmalaya 91,06
Kota Cimahi 92,33
Kota Depok 93,05
Kota Bekasi 93,09
Bandung 93,43
Kota Cirebon 93,94
Sumedang 94,60
Kota Bandung 95,03
70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Tren Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


Jawa Barat, 2010-2017
80,00

68,62 68,87 69,02 71,15 70,04


67,01 68,08 67,57

40,00

0,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Keterlibatan Perempuan di Parlemen (%) Perempuan sebagai Tenaga Profesional (%)


Sumbangan Pendapatan Perempuan (%) IDG

Dimensi Indikator
Keterwakilan di Parlemen Proporsi keterwakilan di Parlemen Laki-laki dan Perempuan
Pengambilan Keputusan Proporsi dari manager, staf administrasi, pekerja profesional dan teknis Laki-laki dan
Perempuan
Distribusi Pendapatan Upah buruh non-pertanian laki-laki dan perempuan

IDG 2017 : 71,74


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2017


90,00

81,40
76,97
74,27
72,39
70,04
68,08 76,50
65,63 65,90 74,23
63,04 63,67 72,25
65,00
65,68 67,37 68,08
58,84 59,15 63,50 65,45
57,16
55,95 60,20
58,94
58,33
53,98 57,10
47,96

40,00
INDEKS
DEMOKRASI
INDONESIA
KERJA SAMA

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA

IDI merupakan usaha bersama sejak tahun 2009 antara:

Badan Pusat Statistik (BPS)

Kementerian Koordinator Bidang Politik


Hukum dan Keamanan
(KEMENKOPOLHUKAM)

Badan Perencanaan Pembangunan


Nasional (BAPPENAS)

Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI)


LATAR BELAKANG

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan


demokrasi di Indonesia

IDI adalah Fact-Based Information, bagian dari upaya mengembangkan


a culture of evidence-based decision making, yang sesuai deklarasi dunia
tentang statistik di Istanbul, Turki 2008

Setiap angka IDI mempunyai makna yang terkandung di balik semua


indikator yang digunakan
KOMPONEN PENGHITUNGAN IDI

KOMPONEN IDI TERDIRI ATAS 3 ASPEK, 11 VARIABEL, DAN 28 INDIKATOR

ASPEK VARIABEL INDIKATOR

Kebebasan Sipil 1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 2 indikator


2. Kebebasan Berpendapat 2 indikator
3. Kebebasan Berkeyakinan 3 indikator
4. Kebebasan dari Diskriminasi 3 indikator
Hak-Hak Politik 5. Hak Memilih dan Dipilih 5 indikator
6. Partisipasi Politik dalam Pengambilan 2 indikator
Keputusan dan Pengawasan Pemerintahan
7. Pemilu yang Bebas dan Adil 2 indikator
Lembaga Demokrasi 8. Peran DPRD 3 indikator
9. Peran Partai Politik 2 indikator
10. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 2 indikator
11. Peradilan yang Independen 2 indikator
SUMBER DATA
Surat Kabar
Satu per provinsi dengan oplah
terbesar atau jangkauan terluas
Dokumen
Berupa Perda, Pergub, Perbup,
Surat Edaran, dsb

Focus Group Discussion (FGD)


Untuk mengkonfirmasi dan
menambah informasi dari
stakeholder

Wawancara Mendalam (WM)


Untuk mengkonfirmasi dan
menambah informasi dari
narasumber/ahli
PERKEMBANGAN IDI JAWA BARAT, 2009-2018

100

90 BAIK

80
71,52 73,04 IDI Jawa Barat
71,07
70 66,82 68,78 SEDANG
tahun 2018
66,18 65,18 65,50
59,41 mencapai 65,50
57,05
60 menurun 3,28
poin dibanding
50
tahun 2017
40
Tingkat
BURUK
30
Demokrasi di
Jawa Barat
20 secara umum
masih dalam
10
kategori
0 SEDANG
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PERKEMBANGAN INDEKS ASPEK IDI JAWA BARAT, 2009-2018

100
BAIK 90 85,84 83,95
81,55 79,84 81,89
74,41 73,37 74,90
80 73,61
68,48 78,92 65,93 65,89
SEDANG 70 76,05 79,10
72,34 71,02
60 60,67 64,78
62,51 65,22
50 56,61 59,16
51,37 54,80
40 46,74 46,42 46,58 46,74 49,79
BURUK
30
20
10
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kebebasan Sipil Hak-hak Politik Lembaga Demokrasi

Indeks Aspek Kebebasan Sipil pada 2018 sebesar 74,90, naik 1,29 poin dibanding
2017 dan masuk kategori sedang.
Indeks Aspek Hak-hak Politik pada tahun 2018 sebesar 64,78 turun 6,24 poin
dibanding 2017 dan masuk kategori sedang,
Indeks Aspek Lembaga Demokrasi pada tahun 2018 sebesar 54,80 turun 4,36 poin
dibanding 2017 dan masuk kategori buruk.
PERKEMBANGAN INDEKS VARIABEL IDI JAWA BARAT, 2017-2018

SELISIH
ASPEK VARIABEL 2017 2018
(2018-2017)
I. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 21,09 60,16 39,07
II. Kebebasan Berpendapat 77,06 56,24 -20,82
1,29
III. Kebebasan Berkeyakinan 73,55 75,77 2,22
KEBEBASAN SIPIL
IV. Kebebasan dari Diskriminasi 90,86 85,22 -5,64
V. Hak Memilih dan Dipilih 74,64 75,21 0,57
6,24
VI. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan
HAK-HAK POLITIK 67,39 54,35 -13,04
dan Pengawasan Pemerintahan
VII. Pemilu yang Bebas dan Adil 47,73 47,73 0,00
4,36 VIII. Peran DPRD 36,35 44,07 7,72
IX. Peran Partai Politik 35,54 35,54 0,00
LEMBAGA DEMOKRASI X. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 66,26 40,38 -25,88
XI. Peran Peradilan yang Independen 100,00 100,00 0,00

Kenaikan Penurunan
IX
INDEKS VARIABEL YANG MENGALAMI KENAIKAN : VII XI INDEKS VARIABEL YANG MENGALAMI PENURUNAN:

I III V VIII Tetap II IV VI X


ASPEK KEBEBASAN SIPIL
NAIK 1,29 POIN DIBANDINGKAN TAHUN 2017

NAMA INDIKATOR
PERUBAHAN INDEKS INDIKATOR ASPEK KEBEBASAN SIPIL Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah
tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017 1 yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat
Tindakan/pernyataan pejabat yang membatasi kebebasan
50,00 46,87 6 menjalankan ibadah agama
Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal
9 gender, etnis, kelompok
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang
4 menghambat kebebasan berpendapat
Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok
9,37
5 3 10 2
7 terkait ajaran agama
0.00 0.00 0.00 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis,
8 kelompok
Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan
1 6 9 4 7 8 -4.34 5 ibadah agama
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang
3 menghambat kebebasan berpendapat
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena
-25.00 -25.00 10 alasan gender, etnis dan kelompok
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang
-37.50
2 menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

 3 dari 10 indikator dalam Aspek Kebebasan Sipil mengalami


peningkatan

 Peningkatan tertinggi pada indikator ancaman/penggunaan


kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan
berkumpul dan berserikat (50,00 poin) sedangkan penurunan
tertinggi pada indikator ancaman/penggunaan kekerasan oleh
masyarakat yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat
(turun 37,50 poin).
ASPEK HAK-HAK POLITIK
TURUN 6,24 POIN DIBANDINGKAN TAHUN 2017

PERUBAHAN INDEKS INDIKATOR ASPEK HAK-HAK POLITIK


tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017
NAMA INDIKATOR
Persentase perempuan terpilih terhadap total anggota
5,93 15 DPRD Provinsi
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16 11 Hak memilih atau dipilih terhambat
Ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga penyandang
12 cacat tidak dapat menggunakan hak pilih

15 11 12 13 14 17 13 Kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT)

14 Voters turnout
Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan
17 pemerintahan

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan

Keterangan: -26.08
*) Indikator 11-14 tidak mengalami perubahan karena terkait dengan pemilu tahun 2014

 1 dari 7 indikator dalam Aspek Hak-hak Politik mengalami peningkatan


 Peningkatan terjadi pada indikator persentase perempuan terpilih
terhadap total anggota DPRD provinsi (5,93 poin) sedangkan penurunan
terjadi pada indikator demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan (turun
26,08 poin).
ASPEK LEMBAGA DEMOKRASI
TURUN 4,36 POIN DIBANDINGKAN TAHUN 2017

NAMA INDIKATOR
PERUBAHAN INDEKS INDIKATOR ASPEK LEMBAGA DEMOKRASI 22 Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif
tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017
14,29 14,28 21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD

20 Alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan


4,32
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26 25 18 Keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu

19 Kecurangan dalam penghitungan suara


Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai peserta
22 21 20 18 19 23 24 27 28 23 pemilu

24 Persentase perempuan pengurus partai politik


-16.66
27 Keputusan hakim yang kontroversial
Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa
28 atau polisi
Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah
Keterangan: -36.84 26 daerah
*) Indikator 18-19 tidak mengalami perubahan karena terkait dengan Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan
pemilu tahun 2014 25 bersalah oleh keputusan PTUN

 3 dari 11 indikator dalam Aspek Lembaga Demokrasi mengalami


peningkatan

 Peningkatan tertinggi pada indikator rekomendasi DPRD kepada


eksekutif (14,29 poin) sedangkan penurunan tertinggi pada indikator
kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh
keputusan PTUN (turun 36,84 poin).
TANTANGAN IDI 2018

Masih ada 10 indikator yang berkategori buruk yaitu:

Indikator 2
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh Indikator 21
masyarakat yang menghambat Perda yang merupakan inisiatif DPRD
43,75 kebebasan berkumpul dan berserikat 28,57

Indikator 4
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh Indikator 22
masyarakat yang menghambat Rekomendasi DPRD kepada eksekutif
25,00 kebebasan berpendapat 17,86

Indikator 16 Demonstrasi/mogok yang bersifat Indikator 23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan


8,70 kekerasan 28,57 peserta pemilu

Indikator 25
Jumlah kebijakan pejabat pemerintah
Indikator 19
Kecurangan dalam penghitungan suara daerah yang dinyatakan bersalah oleh
0,00 28,95 keputusan PTUN

Indikator 20 Indikator 26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh


Persentase alokasi anggaran pendidikan
55,09 dan kesehatan terhadap total APBD 50,00 pemerintah daerah
PERKEMBANGAN IDI PROVINSI 2017-2018
84,73 DKI Jakarta 85,08
78,80 Bali 82,37
75,51 Nusa Tenggara Timur 82,32
81,06 Kalimantan Utara 81,07
83,61 DI Yogyakarta 80,82
79,97
IDI 70,93
76,25
Aceh
Kalimantan Selatan 79,92 IDI
2017 76,33
75,76
Kep. Riau
Sulawesi Utara
79,19
77,77
2018
73,41 Riau 77,59
74,04 Sumatera Selatan 77,14
79,13 Kalimantan Barat 76,14
77,45 Maluku 75,51
69,79 Sulawesi Tengah 75,29
68,51 Sulawesi Tenggara 74,32
72,86 Kalimantan Timur 73,88
73,72 Banten 73,78
76,04 Nusa Tenggara Barat 73,63
80,11 Kep. Bangka Belitung 73,43
70,92 Jawa Timur 72,86
73,92 Gorontalo 72,59
72,11 INDONESIA 72,39
70,85 Jawa Tengah 72,17
70,73 Maluku Utara 72,10
67,74 Sulawesi Barat 71,46
76,12 Kalimantan Tengah 71,27 > 80 (Baik)
70,79 Sulawesi Selatan 70,88 60 – 80 (Sedang)
72,73 Bengkulu 70,71 < 60 (Buruk)
74,12 Jambi 68,71
72,01 Lampung 68,67
69,50 Sumatera Barat 67,06
68,78 Jawa Barat 65,50
68,08 Sumatera Utara 64,33
61,34 Papua 62,20
62,76 Papua Barat 58,29
KESIMPULAN

1 Secara umum, IDI Jawa Barat menurun karena adanya penurunan pada aspek hak-hak politik
dan aspek lembaga demokrasi

Sebanyak 3 dari 10 indikator pada aspek Kebebasan Sipil meningkat, yaitu:


1. Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan
2 berkumpul dan berserikat,
2. Tindakan/pernyataan pejabat yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama,
3. Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok.

3 Aspek Hak-Hak Politik menurun disebabkan oleh bertambahnya demonstrasi/mogok yang


bersifat kekerasan.

Sebanyak 2 dari 10 indikator pada aspek Lembaga Demokrasi menurun tajam yaitu:
4 1. Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN,
2. Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah.
HASIL
SENSUS EKONOMI
2016
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha Sensus Ekonomi 2016


Provinsi Jawa Barat

4,21 Juta Usaha 4,63 Juta Usaha


(SE2006) (SE2016)

Jumlah usaha
non-
pertanian
4,63
Juta Usaha
SE2016
Meningkat 9,96 persen dibanding SE2006.
SE2016: 26,71 juta usaha, meningkat 17,51% dibandingkan SE2006 (22,73 juta usaha)
Hasil SE2016: 26,26 juta usaha UMK (98,33%) dan 0,45 juta usaha UMB (1,67%)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah Usaha Menurut Kategori

2,19
2191403
Juta
867
Ribu
612
Ribu
866821
611736
302464 216137
39050 123664 91924 57959 94720
21459 17470

BDE C F G H I J K L MN P QRSU

Tiga aktivitas ekonomi yang paling banyak dijalankan adalah:


SHARE
3 BESAR 79,18%  Perdagangan (Kategori G), berjumlah 2,19 juta (47,28%)
 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
(Kategori I), berjumlah 867 ribu (18,70%)
 Industri Pengolahan (Kategori C), berjumlah 612 ribu (13,20%)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah Tenaga Kerja Menurut Kategori


3,06 3,83
3.830.824
juta juta
3.060.185

1,35
juta

1.347.363
953.085
585.404
279.006 427.674
109.084 184.944 227.626 140.388 225.150

BDE C F G H I J K L MN P QRSU

Penyerapan Tenaga Kerja yang paling banyak adalah:


Perdagangan (Kategori G), berjumlah 3,83 juta (33,69%)
SHARE

BESAR 72,45% 


Industri Pengolahan (Kategori C), berjumlah 3,06 juta
(26,91%)
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
(Kategori I), berjumlah 1,35 juta (11,85%)

Jumlah Tenaga Kerja SE2016: 70,32 juta orang


Tenaga Kerja UMK 53,64 juta orang (76,28%) dan UMB 16,68 juta orang (23,72%)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah Usaha Mikro Kecil

368.740
Bekasi
333.112 98,49%
Kota Bekasi
Karawan
usaha adalah
Kota Depok
g
Subang UMK
Indramayu

Bogor Kota Bogor Purwakarta


Cirebon
Kota
Cianjur Sumedang Majalengka Cirebon
Kota Cimahi
Kota Sukabumi Kota Bandung
Bandung Barat Kuningan
Bandung
Sukabumi Ciamis
Kota Tasikmalaya Kota Banjar
Garut

266.945 Tasikmalaya Pangandaran


348.858
UMK Jawa Barat = 4.564.958
257.858
usaha
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah Usaha Menengah Besar


5.198
9.437
6.308
10.826 1,51% usaha
Kota Bekasi BekasiKarawang
adalah UMB
Kota Depok Subang
Indramayu

Bogor Kota Bogor Purwakarta


Cirebon
Kota
Cianjur Sumedang Majalengka Cirebon
Kota Cimahi
Kota Sukabumi Kota Bandung
Bandung Barat Kuningan
Bandung
Sukabumi Ciamis
Kota Tasikmalaya Kota Banjar
Garut

Tasikmalaya Pangandaran
UMB Jawa Barat = 69.849
4.419
usaha
INDEKS
KEBAHAGIAAN
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Kebahagiaan Jawa Barat 2017


TUJUAN
Untuk mendapatkan informasi rinci tentang tingkat kebahagiaan yang
diukur dengan berbagai variabel objektif dan subjektif yang relevan.

SUMBER DATA
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2017.

PELAKSANAAN
Pendataan Lapangan dilakukan pada 5-30 April 2017.

CAKUPAN
Pelaksanaan SPTK 2017 di Jawa Barat mencakup
5.749 rumah tangga sampel yang tersebar di 27
kabupaten/kota di Jawa Barat, untuk estimasi level
nasional dan provinsi.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Kerangka Kerja Indeks Kebahagiaan, 2017


3 (Tiga) Dimensi KEBAHAGIAAN
1. Kepuasan Hidup 3. Makna Hidup
Subdimensi Kepuasan Hidup (Eudaimonia)
Personal 2. Perasaan (Affect) Kemandirian
Pendidikan dan Keterampilan Perasaan Penguasaan
Pekerjaan/Usaha/Kegiatan Utama Senang/Riang/Gembira Lingkungan
Perasaan Tidak Pengembangan Diri
Pendapatan Rumah Tangga
Khawatir/Cemas
Kesehatan
Hubungan Positif
Perasaan Tidak dengan Orang Lain
Kondisi Rumah dan Fasilitas Tertekan
Rumah Tujuan Hidup
Subdimensi Kepuasan Penerimaan Diri
Hidup Sosial Kerangka Kerja Indeks Kebahagiaan
Keharmonisan Keluarga tahun 2017 lebih lengkap
Ketersediaan Waktu Luang dibandingkan Kerangka Kerja 2014
Hubungan Sosial yang hanya mencakup Dimensi
Keadaan Lingkungan Kepuasan Hidup saja.
Kondisi Keamanan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks dan Dimensi Penyusun Indeks Kebahagiaan JawaBarat, 2017

69,58

Dimensi Penyusun Indeks Kebahagiaan 2017

Dimensi Kepuasan Hidup : 70,22 dengan kontribusi 34,80%


- Subdimensi Personal : 65,48
- Subdimensi Sosial : 74,96

Dimensi Perasaan (Affect) : 66,83 dengan kontribusi 31,18%


Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia) : 71,43 dengan kontribusi 34,02%

Indeks Kebahagiaan 2017: 70,69 tersusun oleh Dimensi Kepuasan Hidup 71,07 (34,80%),
Dimensi Perasaan 68,59 (31,18%) dan Dimensi Makna Hidup 72,23 (34,02%).
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Indeks Kebahagiaan Jawa Barat Tahun 2014 dan 2017

100,00
aMetode 2014
69,58b Indeks Kebahagiaan
diukur menggunakan 1
dimensi kepuasan hidup
68,91
67,66a a yang terdiri dari 10
indikator.
50,00

b Metode 2017:
Indeks Kebahagiaan
diukur menggunakan 3
dimensi yaitu: kepuasan
0,00 hidup, perasaan (affect),
dan makna hidup
2014 2017 (eudaimonia).
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Indikator Penyusun Indeks Kebahagiaan Jawa Barat, 2017


Pendidikan dan

Penerimaan
Diri
Keterampilan
Pekerjaan/Usaha/
Kegiatan Utama
TERTINGGI
Tujuan
Indikator Keharmonisan Keluarga
Hidup Pendapatan Rumah

Hubungan Positif
74,79
59,51 66,86
Tangga
79,30
dengan Orang Lain 75,07
Kesehatan Dimensi Kepuasan Hidup
62,26
70,94 70,39 Subdimensi Kepuasan Hidup Sosial
Kondisi Rumah
Pengembangan dan Fasilitas
Diri
TERENDAH
64,18 68,94 Rumah

Penguasaan
Lingkungan
72,54 79,30 Keharmonisan Indikator Pendidikan dan
Keluarga
70,12
Keterampilan
71,38
Kemandirian 68,31
64,33 73,61
Ketersediaan
Waktu Luang 59,51
Dimensi Kepuasan Hidup
Perasaan Tidak 75,06 74,89 75,65 Hubungan
Tertekan Sosial Subdimensi Kepuasan Hidup
Perasaan Tidak Keadaan Personal
Khawatir/Cemas Lingkungan
Perasaan Kondisi Masih terdapat beberapa indikator lain yang
Indeks Indikator Penyusun Keamanan
Indeks Kebahagiaan Indonesia Tahun 2017
Senang/Riang memiliki indeks dibawah 70, yaitu Pendapatan
/Gembira Pendidikan dan Rumah Tangga, Pengembangan Diri, Perasaan
Keterangan: Penerimaan Keterampilan Pekerjaan/Usaha/
Dimensi Kepuasan Hidup Diri Kegiatan Utama Tidak Khawatir/Cemas,
Tujuan
Dimensi Perasaan
Hidup (Affect) PendapatanPekerjaan/Usaha/Kegiatan
Rumah Utama, Perasaan
Subdimensi Personal Tangga
Hubungan PositifMakna Hidup (Eudaimonia)
Dimensi Tidak Tertekan, dan Kondisi Rumah dan
dengan Orang Lain 75,62
Subdimensi Sosial
75,83 59,90 67,15
Fasilitas Rumah
Kesehatan
62,99 Kondisi Rumah
Dimensi Perasaan (Afeksi) Pengembangan 71,93 71,12
dan Fasilitas
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Kebahagiaan Jawa Barat Menurut Karakteristik, 2017 (1)

Klasifikasi Wilayah Kelompok Umur

Perdesaan Perkotaan ≤ 24 25-40 40-64 ≥ 65


68,23 Indeks 70,08 Tahun Tahun Tahun Tahun
Kebahagiaan Indeks
Kebahagiaan 70,28 70,41 69,40 67,50
63,01 Indeks Kepuasan 66,41
Hidup Personal Indeks Kepuasan
Hidup Personal
67,44 66,77 65,10 62,47
Indeks Kepuasan
75,37 Hidup Sosial
74,80
Indeks Kepuasan
“ Penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan Hidup Sosial 74,28 74,79 75,13 74,90
LEBIH BAHAGIA, namun terdapat pola yang
berbeda, yaitu
penduduk wilayah perdesaan memiliki “ Penduduk usia 25-40 tahun PALING

Indeks Kepuasan Hidup Sosial yang BAHAGIA,
LEBIH TINGGI. namun terdapat pola yang berbeda, yaitu
Indeks Kepuasan Hidup Sosial cenderung
SEMAKIN MENINGKAT
hingga batas umur

64 tahun.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Kebahagiaan Jawa Barat Menurut Karakteristik, 2017 (2)

Status Perkawinan
Jenis Kelamin
Indeks
Kebahagiaan
Belum Menikah Cerai Cerai
Menikah Hidup Mati
Laki-laki Perempuan
Indeks
Kebahagiaan 70,83 69,97 67,41 66,84
70,02 69,14 Indeks Kepuasan
Hidup Personal 68,77 65,86 62,97 62,41
Indeks Kepuasan
Hidup Sosial 73,72 75,18 72,80 74,21

“ Penduduk yang belum menikah PALING


BAHAGIA,
namun terdapat pola yang berbeda, yaitu
penduduk yang menikah memiliki
Indeks Kepuasan Hidup Sosial yang

PALING TINGGI.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Kebahagiaan Menurut Provinsi, 2017


Papua 67,52
Sumatera Utara 68,41
Nusa Tenggara… 68,98
Lampung 69,51
Jawa Barat 69,58 Provinsi Maluku Utara
Banten 69,83
Sulawesi Barat 70,02 77,09 70,48 79,00
Kalimantan Barat 70,08
Jambi 70,45 Kepuasan Perasaan Makna Hidup
Bengkulu 70,61 Hidup (Afeksi) (Eudaimonia)
Indonesia 70,69
Nusa Tenggara… 70,7 72,86 Kepuasan Hidup
Jawa Timur 70,77 Personal
Kalimantan Tengah 70,85
Jawa Tengah 70,92 81,33 Kepuasan Hidup Sosial
Sulawesi Tenggara 71,22
DKI Jakarta 71,33
Papua Barat 71,73
Kep. Bangka… 71,75 63,04 Kepuasan Hidup
Riau 71,89
Sulawesi Selatan 71,91 Personal
Sulawesi Tengah 71,92
Aceh 71,96
73,80 Kepuasan Hidup
Sumatera Selatan 71,98 Sosial
Kalimantan Selatan 71,99
Sumatera Barat 72,43
Provinsi Papua
Bali 72,48
DI Yogyakarta 72,93 68,42 63,82 69,98
Kepulauan Riau 73,11
Gorontalo 73,19 Kepuasan Perasaan Makna Hidup
Kalimantan Utara 73,33 Hidup (Afeksi) (Eudaimonia)
Kalimantan Timur 73,57
Sulawesi Utara 73,69
Maluku 73,77
Maluku Utara 75,68
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Perbandingan Indeks Kebahagiaan 2014 dan 2017 (Metode 2014)


80

75

70

65

60

55

50

Riau
Kalimantan Selatan

Lampung
DI Yogyakarta

Banten

Gorontalo
Kepulauan Riau

Bali

Papua
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan

DKI Jakarta

Jawa Tengah

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung


Kalimantan Tengah

Maluku
Sulawesi Barat

Sulawesi Tenggara
Papua Barat
Sumatera Utara

Jawa Timur

Aceh
Jawa Barat

Sumatera Barat
Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Nusa Tenggara Timur


Sumatera Selatan

Maluku Utara
Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Barat

Kalimantan Utara
6 (Enam) Provinsi dengan penurunan 2014 2017 6 (Enam) Provinsi dengan peningkatan
Indeks Kebahagiaan Indeks Kebahagiaan tertinggi
1. Jambi 1. Maluku Utara
2. Kalimantan Selatan 2. Gorontalo
3. Kepulauan Riau 3. Papua
4. Sumatera Utara 4. Kep. Bangka Belitung
5. Kalimantan Tengah 5. Sumatera Barat
6. Lampung 6. Aceh
POTENSI
DESA
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Latar Belakang
Pembangunan desa menjadi salah satu prioritas Pemerintah saat ini sebagaimana
dinyatakan dalam Nawacita ketiga, yaitu “membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka kerja negara kesatuan”

Pembangunan Desa dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan Undang-


Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa serta mengawal pencapaian target-
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Pendataan Potensi Desa (Podes) merupakan kegiatan sensus terhadap seluruh


wilayah administrasi terendah setingkat desa/kelurahan, termasuk pendataan di
kecamatan dan kabupaten/kota.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Pendataan Potensi Desa

 Pendataan Podes dilakukan


3 kali setiap 10 tahun
mendahului kegiatan
Sensus yang dilakukan oleh
BPS.
 Pendataan Podes terakhir
pada tahun 2018, yaitu 2
tahun menjelang Sensus
Penduduk 2020.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Tujuan Pendataan Podes 2018


Menghasilkan data potensi desa/kelurahan: sosial, ekonomi,
sarana, prasarana wilayah.

Menyediakan karakteristik infrastruktur yang ada di daerah-


daerah pinggiran.

IPD Membentuk Indeks Pembangunan Desa (IPD).

Menghasilkan data klasifikasi/tipologi desa.

Sumber data pemutakhiran peta wilayah kerja statistik.

Informasi dasar untuk Sensus Penduduk 2020.


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Cakupan Hasil Podes 2018


• Pendataan Podes 2018 dilaksanakan pada bulan Mei 2018 di
seluruh wilayah se Jawa Barat
• Pendataan Podes 2018 mencakup seluruh:
 Desa/Kelurahan
 Kecamatan
 Kabupaten/Kota
Syarat desa/kelurahan yang didata :
 ada wilayah,
 ada penduduk,
 ada pemerintahan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Cakupan dan Perkembangan Wilayah Administrasi


Hasil Pendataan Podes 2018:
• Sebanyak 5.957 wilayah administrasi setingkat desa meliputi:
 5.312 desa, dan
 645 kelurahan,
• Sebanyak 627 kecamatan dan 27 kabupaten/kota.

Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota

5962 5957
627 27 27

626
5905
625 26

2011 2014 2018


2011 2014 2018 2011 2014 2018

Podes 2018: 83.931 wilayah administrasi, terdiri dari 75.436 desa; 8.444 kelurahan dan
51 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT)/SPT dari 7.232 kecamatan/ 514 kabupaten/kota
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

IPD terdiri dari 5 dimensi, yaitu:

IPD
Ketersediaan Kondisi Aksesibilitas/ Pelayanan Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Dasar Infrastruktur Transportasi Pemerintahan
•Fasilitas Pendidikan •Infrastruktur •Jenis Jalan •Penanganan KLB •Kelengkapan
•Fasilitas Kesehatan Ekonomi •Angkutan Umum dan Gizi Buruk Pemerintahan
•Infrastruktur •Transportasi ke •Fasilitas Olah Desa
Sumber Air Minum Kantor Camat & Raga •Otonomi Desa
•Infrastruktur Bupati •Aset Desa
Komunikasi
•Infrastruktur
Listrik

IPD MEMBAGI DESA MENJADI TIGA KATEGORI:

Desa Mandiri
Desa Berkembang
Desa Tertinggal
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Indeks Pembangunan Desa (IPD), 2018


Indeks Pembangunan Desa (IPD) adalah indeks komposit yang menggambarkan tingkat
kemajuan atau perkembangan desa pada suatu waktu.

Jumlah Desa Menurut Status IPD 2018


Catatan: Jumlah Desa 2018 sebesar 5 312

Desa Mandiri; Desa Tertinggal;


1 194; (22,48%) 23; (0,43%)

IPD mengklasifikasikan
desa menjadi 3 Status,
yaitu:
a. Desa Tertinggal
b. Desa Berkembang
c. Desa Mandiri
Desa Berkembang;
4 095; (77,09 %)

Desa Mandiri 5.606 (7,43%); Desa Berkembang 55.369 (73,40%);


Desa Tertinggal 14.461 (19,17%)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah Desa Menurut Status IPD Jumlah Desa Menurut Status IPD
2014 2018

Desa Mandiri; Desa Tertinggal; Desa Mandiri; Desa Tertinggal;


97; (1,83%) 23; (0,43%)
598; (11,26%) 1 194; (22,48%)

Desa Berkembang; Desa Berkembang;


4 622; (86,92%) 4 095; (77,09 %)

desa tertinggal berkurang sebanyak 74 desa


desa mandiri bertambah sebanyak 596 desa
*) Penghitungan berdasarkan desa-desa yang match sejumlah 5 312 desa pada PODES 2014
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Aceh 12,36 84,17 3,47


27,02 69,30 3,68
Sumatera Barat 2,97 76,94 20,10
5,48 87,43 7,09
Jambi 4,93 87,78 7,29
12,10 86,02 1,88
Bengkulu 12,75 85,76 1,49
2,98 90,72 6,30
Kep. Bangka Belitung 1,29
14,55
88,67
84,36
10,03
1,09
Persentase Desa
Menurut Provinsi
Jawa Barat 0,43 77,09 22,48
0,56 84,93 14,51
DI Yogyakarta 0,00 59,69 40,31

Banten
1,06
3,88
0,00 72,33
85,53
84,57
13,40
11,55
27,67
dan
Nusa Tenggara Barat 0,90
35,89
90,35
63,81
8,74
0,30 Status IPD, 2018
Kalimantan Barat 39,89 57,16 2,94
22,73 74,90 2,37
Kalimantan Selatan 8,64 87,71 3,65
14,27 81,21 4,52
Kalimantan Utara 61,07 36,69 2,24
9,10 87,32 3,59
Sulawesi Tengah 14,55 82,95 2,50 Desa Tertinggal
7,45 87,23 5,32
Sulawesi Tenggara 20,01 79,02 0,96 Desa Berkembang
3,65 91,17 5,18
Sulawesi Barat 19,65 78,43 1,91 Desa Mandiri
46,42 51,00 2,58
Maluku Utara 37,90 60,32 1,78
82,03 17,81 0,16
Papua 87,12 12,70 0,18
0% 20% 40% 60% 80% 100%
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

IPD Menurut Dimensi


86,58
80,89 79,75
73,92
68,40 69,36 66,45 69,78
59,88 63,34
51,87 55,23

0,96 3,36 5,68 3,46 5,83 3,33

Pelayanan Dasar Kondisi Infrastruktur Transportasi Pelayanan Umum Penyelenggaraan IPD


Pemerintah Desa
2014 2018

 Secara umum semua dimensi mengalami kenaikan


 Dimensi yang kenaikannya paling tinggi IPD-nya adalah Dimensi
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 Dimensi yang kenaikannya paling kecil IPD-nya adalah Dimensi Pelayanan Dasar
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

POTENSI DAN TANTANGAN 2018


Potensi Wisata

Jumlah desa wisata tahun 2018 mencapai 138 desa

Desa Terdampak Pencemaran Setahun Terakhir

1.890 desa 144 desa 869 desa


Sebanyak 3.723 desa tidak ada pencemaran
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

POTENSI DAN TANTANGAN 2018 (2)

Keamanan
Penyalahgunaan/ pengedaran Desa yang menjadi lokasi
narkoba yang terjadi di Perkelahian Massal
desa/kelurahan
4,89%
15,98%
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Desa/Kelurahan terdampak Bencana Alam 3 Tahun Terakhir : SDGs Goal 13 Target 3

Banjir Kekeringan Banjir bandang


1.185 desa 958 desa 220 desa
Angin puyuh/puting
Tanah longsor Gelombang pasang laut
beliung/Topan
1.824 desa 884 desa 70 desa

Gempa bumi Kebakaran hutan


1.427 desa dan lahan
200 desa

Jumlah Desa/Kelurahan menurut Upaya Mitigasi Bencana Alam 2018


Sistem Peringatan Dini Bencana Alam Sistem Peringatan Dini Khusus Tsunami
823 Desa 29 Desa

Perlengkapan Keselamatan Jalur Evakuasi


265 Desa 464 Desa
Catatan: Desa adalah wilayah administrasi setingkat desa, yaitu desa/kelurahan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT

Kesimpulan
Pembangunan Desa
1. Tahun 2018, terjadi penurunan jumlah desa sebanyak 9 (sembilan) desa dan
penambahan 4 (empat) kelurahan dari tahun 2014
2. Perkembangan pembangunan desa yang diukur melalui IPD, Secara umum
semua dimensi mengalami kenaikan
3. Potensi desa wisata tahun 2018 mencapai 138 desa

Tantangan
1. Masih adanya desa/kelurahan yang terdampak pencemaran lingkungan
2. Adanya desa/kelurahan yang menjadi lokasi
penyalahgunaan/pengedaran Narkoba
3. Adanya desa/kelurahan yang menjadi lokasi perkelahian massal
Disusun oleh:
Vira Wahyuningrum
Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik
Bidang IPDS - BPS Provinsi Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai