Sesuai dengan amanat UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan PP Nomor 51
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai
lembaga publik memiliki tugas dan tanggung jawab menyediakan data dan informasi
di bidang statistik. Buku Indikator Statistik Terkini Provinsi Jawa Barat 2019
merupakan salah satu wujud pelayanan dalam penyediaan data statistik. Buku ini
berisi berbagai informasi dan indikator penting terkini yang bersumber dari sensus,
survei dan hasil analisis yang disusun oleh BPS Provinsi Jawa Barat.
Indikator Statistik Terkini terwujud berkat kerja sama yang baik antar bidang kerja di
BPS Provinsi Jawa Barat. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
terutama dalam menyusun perencanaan dan kebijakan pembangunan serta berbagai
kajian ilmiah.
Batas wilayah:
Sebelah Utara: Laut Jawa, Provinsi Banten
dan Provinsi DKI Jakarta
Sebelah Timur: Provinsi Jawa Tengah
Sebelah Selatan: Samudera Indonesia
Sebelah Barat: Provinsi Banten
Terdiri dari 34 Provinsi, 416 Kabupaten dan 98 Kota, 7.145 Kecamatan, 82.395 Desa
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Jumlah Kecamatan,
Desa/Kelurahan
Menurut Kabupaten/Kota
di Jawa Barat, 2019
Tahun 2019 Provinsi Jawa
Barat
terdiri dari
18 Kabupaten dan
9 Kota dengan Jumlah
Kecamatan 627 dan
Desa/Kelurahan 5.957
DEMOGRAFI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
49.316.712 Jiwa
Laki-laki Perempuan
24.962.701 Jiwa 24.354.011 Jiwa
Laju Pertumbuhan
Penduduk Jawa
Barat 2018-2019
sebesar 1,30%
46,18
BEKERJA PENGANGGURAN
Mengurus 8,47
Rumahtangga Juta Orang 21,90 1,90
20,91
juta orang juta orang
Sekolah 2,81
Juta Orang
Setengah 1,20
Menganggur Juta Orang
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Struktur Angkatan Kerja Jawa Barat (Juta Orang)
Agustus 2017 – Agustus 2019
JUMLAH
ANGKATAN 22,39 Juta Orang 22,63 Juta Orang 23,80 Juta Orang
KERJA
Naik
1,12 Juta
Orang
20,55 20,78 21,90
Juta Juta Juta
Orang Orang Orang
ANGKATAN
KERJA
PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK
BEKERJA BEKERJA BEKERJA
Naik
1,84 1,85 53,26 ribu 1,90
Juta Juta Juta
Orang Orang
Orang Orang
Agustus 2019, dari 23,80 juta angkatan kerja sekitar 1,90 juta orang diantaranya
masih dalam posisi menganggur (belum tertampung oleh pasar kerja)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
PERKEMBANGAN TPAK (%)
60,65
TPAK
Agustus 2017 (22,39 juta orang) Ags‘18 – Ags19
63,34 + 2,15 poin
Agustus 2018 (22,63 juta orang)
62,92
Agustus 2019 (23,80 juta orang)
65,07
Ags’15
8,89%
8,45% Ags’17 Ags’19
Ags’18
8,72% Ags’16
Ags’14 8,22%
8,17%
7,99%
TPT
Ags‘18 – Ags’19
“Terdapat 799 penganggur
dari 10.000 orang angkatan kerja pada Agustus 2019” - 0,18 poin
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT TPT Menurut Pendidikan, Agustus 2019
SD
KE BAWAH 4,26%
SMP
8,39%
SMA
10,89%
SMK
14,53%
DIPLOMA
7,49%
UNIVERSITAS
6,78% TPT terendah sebesar 4,26 % terdapat pada
penduduk berpendidikan SD ke Bawah,
sementara TPT tertinggi sebesar 14,53 %
pada jenjang pendidikan SMK
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Struktur Lapangan Pekerjaan Utama (Juta Orang),
Agustus 2018 dan Agustus 2019
Agustus 2018 Agustus 2019
22,24% 4,62 Perdagangan 4,94 22.56%
20,93% 4,35 Industri Pengolahan 4,61 21.06%
13,81% 2,87 Pertanian 2,90 13.25%
7,68% 1,60 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,84 8.4%
7,51% 1,31 Konstruksi 1,65 7.53%
6,23% 1,29 Jasa Lainnya 1,40 6.4%
5,46% 1,14 Transportasi dan Pergudangan 1,10 5.01%
4,98% 1,03 Jasa Pendidikan 1,00 4.58%
3,03% 0,63 Administrasi Pemerintahan 0,60 2.75%
2,00% 0,36 Jasa Perusahaan 0,44 2.01%
1,77% 0,37 Jasa Keuangan dan Asuransi 0,37 1.67%
1,44% 0,30 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,32 1.46%
1,12% 0,23 Informasi dan Komunikasi 0,27 1.22%
0,57% 0,12 Pengadaan Air 0,16 0.72%
0,59% 0,12 Pertambangan dan Penggalian 0,13 0.61%
0,61% 0,13 Real Estate 0,11 0.5%
0,27% 0,06 Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0.27%
46,28%
Buruh/Karyawan
(10,14 juta orang)
Berusaha Sendiri
21,54% (4,72 juta orang)
Berusaha Dibantu
10,58% Buruh Tidak Tetap
(2,32 juta orang)
46,28%
7,19 % Pekerja Bebas di Nonpertanian
(1,57 juta orang)
Buruh/Karyawan/Pegawai
Pekerja Keluarga/Tak Dibayar
masih mendominasi tenaga 6,53 %
(1,43 juta orang)
kerja di JAWA BARAT
Pekerja Bebas di Pertanian
4,35% (0,95 juta orang)
Cakupan
9,86 Juta 10,32 Juta 10,76 Juta 10,91 Juta Formal & Informal
51,36 % 50.22% 51,78% 49,82%
Sektor formal mencakup
kategori:
- Berusaha dibantu buruh tetap
- Buruh/karyawan
Informal Formal
~ Persentase Pekerja
Informal Agustus
2019 meningkat 1,96 persen poin
dibandingkan Agustus 2018. ~
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan,
Agustus 2018 – Agustus 2019
PERSENTASE PENDUDUK BEKERJA MENURUT
3 KATEGORI TINGKAT PENDIDIKAN
Agustus 2019
Dipl / Univ 11,51 %
≤ SMP 57,91 %
Agustus 2018
≤ SMP 57,35 %
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan,
Agustus 2018 – Agustus 2019
Sekolah
Menengah
Pertama, 3,87,
(17,68%)
8–14 Jam;
0,87 ; (3,96%)
15–24 Jam;
1,71 ; (7,79%)
25–34 Jam;
1,86 ; (8,51%)
≥ 35 *) Jam;
17,09 ;
(78,02%)
Agustus 2018
Pekerja
Paruh Waktu
3,12 Juta Orang (15,02 %)
Metodologi Kemiskinan
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs
approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan
dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan,
yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).
Metode ini dipakai BPS sejak tahun 1998 supaya hasil penghitungan konsisten dan
terbanding dari waktu ke waktu (apple to apple).
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Penduduk Miskin
Maret 2019 6,91%
3.399,16 ribu jiwa
12 - 0,34 5000
9,44 9,53 9,57 4500
10 9,18 8,95 8,77 8,71 4000
7,83 7,45
8 7,25 6,91 3500
3000
6 2500
2000
4 1500
4.327,07
4.238,96
4.435,70
4.485,65
4.224,33
4.168,11
4.168,44
3.774,41
3.615,79
3.539,40
3.399,16
2 1000
500
0 0
Perubahan
-0,14 -0,18 -0,20 0,008 -0,085 -0,077
Mar18-Sept18
Perubahan
-0,30 -0,28 -0,34 -0,067 -0,073 -0,140
Sept18-Mar19
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
72,94%
Rp 371.376,- per kapita per bulan pada September
2018 menjadi Rp 386.198,- per kapita per bulan
pada Maret 2019.
GK Makanan Peranan komoditi makanan terhadap Garis
Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan
komoditi bukan makanan. Pada Maret 2019,
27,06% komoditi makanan menyumbang sebesar 72,94
persen pada garis kemiskinan.
GK Bukan Makanan
No.
Komoditi Makanan
Jenis Komoditi Perkotaan No. Jenis Komoditi Perdesaan
1 Beras 23,18 1 Beras 29,68
2 Rokok kretek filter 12,58 2 Rokok kretek filter 10,10
3 Telur ayam ras 4,96 3 Telur ayam ras 4,94
4 Daging ayam ras 4,91 4 Daging ayam ras 3,65
5 Kopi bubuk & instan 3,14 5 Kopi bubuk & instan 3,09
1. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan
keparahan dari kemiskinan.
2. Indeks Kedalaman Kemiskinan mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk
miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan
mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
3. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,134 pada September 2018 menjadi,
1,095 pada Maret 2019 Indeks Keparahan Kemiskinan juga turun dari 0,265 menjadi
0,241 pada periode yang sama.
0,446
0,433
0,423 0,418
0,412 0,412 0,413 0.000
0,410
0,426 0,399
0,415 0,413
0,402 0,403 0,407
0,393 0,405 0,402
Mar 2015 Sept 2015 Mar 2016 Sept 2016 Mar 2017 Sept 2017 Mar 2018 Sept 2018 Mar 2019
0 2 4 6 8 10
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
10
-1,85%
2.458,66
2.291,12
Perkembangan m-to-m
(Okt’19 terhadap Sep’19) 4,33% 2.000
2.065,25
1.500
migas
nonmigas
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Nilai Total Ekspor dan Nonmigas
Januari-Oktober 2018 & 2019 (Milyar USD)
Mesin/Pesawat Mekanik
1.000,00 USD 2,42 Milyar
Total Non Migas
(share 9,63%)
Jan-Okt'18 Jan-Okt'19
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Pangsa Ekspor Nonmigas
Januari-Oktober 2019
10,12% 17,30%
JEPANG
USD 2,54 Milyar
AMERIKA SERIKAT
USD 4,34 Milyar
8,02%
7,36%
THAILAND
USD 2,01 Milyar
Filipina
USD 1,85 Milyar
28,83% 10,41%
ASEAN Uni Eropa
USD 7,24 Milyar USD 2,61 Milyar
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT EksporJanuari-Oktober
Jawa Barat Menurut Sektor
2018 & 2019 (Milyar USD)
-0,65%
KONTRIBUSI EKSPOR
Januari-Oktober 2019
25,18 25,01
Pertanian
0,35%
Tambang
0,02%
7,26%
14.385
14.244 14.237
14.215
14.174
14.141
14.072 14.062
93,52% 14.026
14.008
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Ags Sep Oct
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
PERKEMBANGAN IMPOR
Nilai Impor Oktober 2019 Mencapai USD 0,97 Milyar
Naik 10,39 Persen dibanding September 2019
y-o-y: -17,43 %
m-t-m: 10,39 %
1.029,75
-15,57%
940,18 991,22 869,45
600
migas
nonmigas
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Nilai Total Impor dan Impor Non Migas
Januari-Oktober 2018 & 2019 (Milyar USD)
10,67
Mesin/Peralatan Listrik
9,19 9,34
USD 1,76 Milyar
8,39 (share 21,01%)
Mesin/Pesawat Mekanik
USD 0,97 Miliar
(share 11,51%)
Kain Rajutan
Total Non Migas
USD 0,68 Miliar
Jan-Okt'18 Jan-Okt'19 (share 8,16%)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Pangsa Impor Nonmigas
Januari-Oktober 2019
13,61%
33,29%
JEPANG
TIONGKOK USD 1,14 Milyar
USD 2,79 Milyar
KOREA SELATAN
USD 1,27 Milyar
THAILAND 15,11%
4,69% USD 0,39 Milyar
14,60% 3,68%
ASEAN Uni Eropa
USD 1,22 Milyar USD 0,31 Milyar
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Impor Jawa Barat Menurut Penggunaan Barang
Januari-Oktober 2018 & 2019 (Milyar USD)
Struktur
Penggunaan
-15,00%
Komoditas Impor
Januari-Oktober 2019
8,79
7,47 Konsumsi
7,96%
Barang
Modal
10,69%
-18,98%
9,37% Bahan Baku/
Penolong
Bahan Baku/Penolong
0,67 0,73
Barang Konsumsi
1,21 0,98
Barang Modal
81,35%
Jan-Okt'18 Jan-Okt'19
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Impor Jawa Barat Menurut Rincian Penggunaan Barang (BEC)
Januari-Oktober 2018 & 2019
Nilai (Juta USD) Perubahan (%) Share
Kode Okt Sep Okt Thd
Uraian Tujuan Impor Barang Thd Okt
BEC Jan-Okt 2018 Jan-Okt 2019 y-o-y m-t-m y-t-d Jan-Okt
2018 2019 2019 2019
2019
Barang Modal 132,21 1.212,04 99,08 98,54 981,94 (25,47) (0,55) (18,98) 10,17
10,69
410 Barang Modal Kecuali Alat Angkutan 130,72 1.203,40 98,21 98,43 979,08 (24,70) 0,22 (18,64) 10,16
8,99% 10,66
510 Mobil Penumpang 0,82 0,85 0,82 0,00 0,92 (99,97) (99,97) 7,83 0,00
0,01
521 Alat Angkutan Untuk Industri 0,67 7,79 0,04 0,11 1,94 (83,60) 146,52 (75,06) 0,01
0,02
Bahan Baku/Penolong 954,10 8.790,47 698,57 795,58 7.472,30 (16,61) 13,89 (15,00) 82,11
81,35
Makanan & Minuman(Primary), Unt.
111 0,00 0,17 0,01 0,16 4,45 3.609,30 1.940,11 2.506,89 0,02
Industri 0,05
Makanan & Minuman(Process), Unt.
121 2,34 16,63 1,70 1,58 30,35 (32,46) (6,91) 82,57 0,16
Industri 0,33
210 Bahan Baku Untuk Industri (Primary) 50,09 443,57 31,90 23,62 384,24 (52,83) (25,94) (13,37) 2,44
4,18
220 Bahan Baku Untuk Industri (Processed) 524,71 4.670,70 390,78 452,53 4.235,97 (13,76) 15,80 (9,31) 46,71
46,12
322 Bahan Bakar & Pelumas (Processed) 45,68 155,09 2,64 2,46 23,55 (94,61) (6,93) (84,81) 0,25
0,26
Suku Cadang & Perlengkapan Barang
420 200,04 1.916,58 148,30 158,77 1.656,80 (20,63) 7,07 (13,55) 16,39
Modal 18,04
Suku Cadang & Perlengkapan Alat
530 39,04 429,20 39,00 60,29 365,33 54,42 54,60 (14,88) 6,22
Angkutan 3,98
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Impor Jawa Barat Menurut Rincian Penggunaan Barang (BEC)
Januari-Oktober 2018 & 2019
Nilai (Juta USD) Perubahan (%) Share
Kode Okt Sep Okt Thd
Uraian Tujuan Impor Barang Thd Okt
BEC Jan-Okt 2018 Jan-Okt 2019 y-o-y m-t-m y-t-d Jan-Okt
2018 2019 2019 2019
2019
Barang Konsumsi 87,03 668,36 80,01 74,76 730,97 (14,11) (6,57) 9,37 7,72
7,96
Makanan &8,99%
Minuman(Primary), Unt.
112 0,92 6,94 1,40 1,31 10,02 41,48 (6,45) 44,37 0,13
R.Tangga 0,11
Makanan & Minuman(Process), Unt.
122 10,87 66,80 9,39 10,34 93,97 (4,94) 10,09 40,67 1,07
R.Tangga 1,02
322 Bahan Bakar & Pelumas(Processed) 4,96 15,99 0,14 0,13 1,43 (97,31) (5,00) (91,07) 0,01
0,02
510 Mobil Penumpang 0,82 0,85 0,82 0,00 0,92 (99,97) (99,97) 7,83 0,00
0,01
522 Alat Angkutan Bukan Untuk Industri 0,38 2,38 0,06 0,12 2,12 (67,38) 94,51 (10,95) 0,01
0,02
610 Barang Konsumsi Tahan Lama 17,95 139,08 15,42 14,68 142,21 (18,21) (4,84) 2,25 1,51
1,55
Barang Konsumsi Setengah Tahan
620 33,81 239,22 33,60 29,82 313,03 (11,80) (11,26) 30,85 3,08
Lama 3,41
630 Barang Konsumsi Tak Tahan Lama 16,76 184,16 16,10 17,23 153,68 2,81 7,03 (16,55) 1,78
1,67
7,78%
700 Barang Yang Tak Diklasifikasikan 0,55 12,92 3,08 1,13 13,58 104,42 (63,26) 5,11 0,12
0,15
Total 1.173,35 10.670,87 877,67 968,88 9.185,21 (17,43) 10,39 (13,92)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Neraca Perdagangan Oktober 2019
SURPLUS
USD 1,68 Milyar
USD 25,31
Milyar
SURPLUS
USD 16,13 Milyar
Amerika Serikat
0,39
Thailand
Filipina
Jepang
0,21 0,19 0,15
-0,01
Taiwan -0,06
Korea Selatan -0,12
Tiongkok
0,90
0,70
0,50
0,28
0,30
0,21
0,10 0,22
-0,10 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
-0,30
-0,50
2015 • 1,93%
2016 • 2,39%
2017 • 3,06%
2018 • 2,97%
2019 • 2,86%
NILAI TUKAR
PETANI
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Hortikultura
108,00 119,18 120,39 1,02
(NTPH)
106,00 Tanaman
Perkebunan 96,11 95,28 -0,86
104,00 Rakyat (NTPR)
Peternakan
102,00 112,32 112,73 0,36
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des (NTPT)
2017 103,25 102,53 102,37 102,87 103,94 104,46 104,48 105,37 105,98 107,36 108,02 108,39
2018 109,25 109,27 108,26 107,45 107,87 108,57 108,03 108,94 109,61 109,77 110,10 110,90 Perikanan
2019 111,55 111,42 109,91 109,69 109,67 109,52 109,27 110,18 110,97 111,36 112,24 109,26 109,16 -0,09
(NTNP)
NTP
November‘19
Naik 0,79%
(m-to-m )
Perkembangan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
119,00 Hortikultura
131,06 132,33 0,97
(NTPH)
117,00
115,00 Tanaman
Perkebunan 107,14 106,29 -0,80
113,00 Rakyat (NTPR)
111,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Peternakan (NTPT) 124,46 124,84 0,30
2017 112,83 112,18 111,98 112,27 113,73 114,54 114,58 115,54 115,73 117,16 117,86 118,59
2018 120,32 120,07 118,67 117,52 118,13 119,07 119,01 119,72 119,79 120,20 120,40 121,40
2019 121,59 120,89 119,20 119,24 119,6 119,88 120,22 121,21 121,42 121,60 122,55
Perikanan (NTNP) 126,31 126,42 0,08
NTUP
November’19
Naik 0,77%
(m-to-m )
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Perbandingan Komponen NTP dan NTUP
135,00
135,00 139,10
130,00 127,40
125,00
125,00
115,00 120,00
112,24 122,55
115,00
105,00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
IKRT 144,07 143,71 143,80 144,50 145,24 146,05 147,18 147,47 146,51 146,23 146,30
IT 152,94 152,69 150,73 150,90 151,56 151,91 152,39 153,95 154,40 154,81 156,12
BPPBM 125,78 126,30 126,45 126,55 126,72 126,72 126,76 127,01 127,15 127,31 127,40
IB 137,11 137,04 137,14 137,63 138,19 138,70 139,46 139,73 139,13 139,02 139,10
NTUP 121,59 120,89 119,20 119,24 119,6 119,88 120,22 121,21 121,42 121,60 122,55
NTP 111,55 111,42 109,91 109,69 109,67 109,52 109,27 110,18 110,97 111,36 112,24
November 2019
Proxy Inflasi di Pedesaan 0,04 %
INFLASI/DEFLASI DI PEDESAAN
MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN (%)
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 0,24
Sandang 0,15
Kesehatan 0,11
Perumahan 0,03
110,00 109,74
108,00 107,69
106,30
106,00
104,00 104,04
102,79
102,00
100,00
98,00 97,64
96,00
Okt'18 Nov'18 Des'18 Jan'19 Feb'19 Mar'19 Apr'19 Mei'19 Jun'19 Jul'19 Agt'19 Sep'19 Okt'19
5.777
6.000
5.330
4.000
2.000
Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov
2018 2019
GKP 5.225 5.339 5.789 5.725 5.093 4.331 4.200 4.508 4.818 5.163 5.221 5.196 5.330
GKG 5.654 5.652 5.918 6.089 5.809 4.800 4.863 4.954 4.929 5.257 5.359 5.730 5.777
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Perkembangan Harga Beras di Penggilingan
Harga Beras Medium November 2019
di Penggilingan Sebesar Rp 10.041,46 Per Kg,
Naik 2,62 Persen dibanding Oktober 2019
11.000
10.500 10.246
10.000 10.041
9.500
9.267
9.000
8.500
8.000 Nov’19 (m-to-m) Premium naik 0,42% Medium naik 2,62% Rendah naik 0,18%
7.500
Nov’18 (y-on-y) Premium naik 1,14% Medium turun 0,66% Rendah naik 2,39%
7.000
Nov'18 Des'18 Jan'19 Feb'19 Mar'19 Apr'19 Mei'19 Juni'19 Juli'19 Ags'19 Sep'19 Okt'19 Nov'19
Premium 10.131 10.374 10.797 10.505 10.504 9.770 10.012 9.974 9.971 9.955 10.210 10.203 10.246
Medium 10.108 10.178 10.499 10.615 10.274 9.928 9.636 9.490 9.616 10.006 9.731 9.785 10.041
Rendah 9.050 9.300 9.420 9.300 9.350 8.525 8.475 9.000 9.000 9.000 9.050 9.250 9.267
PARIWISATA
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
60,3 60,92
56,99 56,63
55,72
53,47 53,16
49,49 51,8 51,79 56,67
49,34 48,44 49,45 47,57 49,52
51,97 49,03 52,19
51,45 51,47 51,22
48,81 49,19 45,18 47,25 50,97 49,38 50,36
48,08 47,74 47.57
46,26
36,47
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2017 2018 2019
75,00
66,14 66,61
65,00 62,22
60,92 56,07
60,30 54,33 54,69
52,69 53,17 53,13
55,00 56,63 51,57
50,60
49,58
51,45
50,36
48,81 49,19 49,03
45,00 48,08 47,57 47,57
46,26
38,79
36,72 36,35 36,51
35,90
34,66 34,60 34,13 34,33
35,00 32,48 32,90
30,82 36,47
30,20
28,26
-2,51%
3,59 %
Jan-Okt Jan-Okt
124.904 129.391
orang orang
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
800
21.000 700
17.375
16.440 600
15.172 14.830
13.918 14.364
17.311 14.129 13.028 13.569
15.116 500
14.000 12.529 16.397 12.645
13.850 14.779 14.034
14.280 13.438 400
12.496 12.606 12.917
8.881
8.168
300
7.000 8.743
8.052
138 131 200
116
68 84
64 56 51 100
33 43 39
95 111
- -
Okt-18 Nov-18 Des-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Juni-19 Juli-19 Agst-19 Sept-19 Okt-19
Lainnya
12,27%
Tiongkok
1,56% India
Singapura 1,31%
18,81% Tiongkok
1,55% Jepang
1,20%
India Singapura
1,44% 14,05% AmerikaSerikat
0,91%
Malaysia
Jepang 67,73%
1,26% Thailand
AmerikaSerik 0,90%
at
Malaysia Australia
1,02%
62,07% 0,90%
Korea Selatan
0,84%
Korea Selatan
Thailand Lainnya 0,62%
0,74% 10,83%
Catatan : Kunjungan Wisman yang tercatat melalui Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Pelabuhan Muarjati Cirebon
PRODUK
DOMESTIK
REGIONAL BRUTO
PDRB Pertumbuhan Lapangan Usaha
MENURUT
Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB
LAPANGAN
USAHA Sumber Pertumbuhan PDRB
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Catatan Peristiwa Triwulan III-2019 (1)
1. Menurunnya luas panen padi di sebagian besar wilayah kabupaten/kota;
2. Menurunnya produksi komoditas tebu, karet, kelapa sawit, dan teh;
3. Menurunnya produksi kayu;
4. Penurunan lifting migas di area Offshore North West Java (ONWJ) akibat
insiden kebocoran gas dan tumpahan minyak;
5. Menurunnya indeks produksi Industri Karet, Barang dari Karet dan
Plastik, Industri Barang Galian Bukan Logam, Industri Logam Dasar,
Industri Peralatan Listrik, Industri Mesin dan Perlengkapan, Industri
Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer dan Industri Furnitur turut
menekan pertumbuhan total industri pengolahan;
6. Menurunnya volume air yang disalurkan sebagian besar PDAM di Jawa
Barat;
7. Melambatnya pertumbuhan indeks nilai konstruksi yang diselesaikan di
Jawa Barat;
8. Melambatnya pertumbuhan pendapatan perdagangan besar dan eceran;
9. Melambatnya pertumbuhan pendapatan angkutan darat, volume
penumpang-km angkutan rel;
10. Menurunnya volume penumpang domestik angkutan udara;
11. Menurunnya Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel;
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT Catatan Peristiwa Triwulan III-2019 (2)
1,29%
Rp 380,26
Rp 375,41 triliun (ADHK)
Rp 361,66 triliun (ADHK)
triliun (ADHK) Rp 544,56
Rp 535,66 triliun (ADHB)
Rp 503,30 triliun (ADHB)
triliun (ADHB)
Q1/15 Q2/15 Q3/15 Q4/15 Q1/16 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q3/17 Q4/17 Q1/18 Q2/18 Q3/18 Q4/18 Q1/19 Q2/19 Q3/19
4,00
3,83 3,87 3,88
3,58
3,00 3,15
15,04% 14,88%
13,55%
9,72%
8,28%
3,70%
Jasa Kesehatan
Pengadaan Jasa dan Kegiatan Informasi dan
Listrik dan Gas Pendidikan Konstruksi Sosial Komunikasi Real Estate
Industri Pengolahan (41,42 persen) Pertumbuhan didukung Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Perdagangan Besar dan Eceran, hampir semua lapangan usaha, (14,88 persen)
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
kecuali pertanian, kehutanan dan Informasi dan Komunikasi (13,55
(15,38 persen)
Pertanian, Kehutanan, dan perikanan; dan pertambangan persen)
Perikanan (8,91 persen) dan penggalian Real Estate (9,72 persen)
BADAN PUSAT STATISTIK Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Barat
PROVINSI JAWA BARAT
Menurut Lapangan Usaha (y-on-y)
Sumber
Pertumbuhan
Ekonomi
Jawa Barat
Triwulan III-2019
Industri Pengolahan
adalah sumber
pertumbuhan tertinggi
yakni sebesar
2,00%
Keterangan: r) angka revisi
BADAN PUSAT STATISTIK PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha (Triwulanan)
PROVINSI JAWA BARAT
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Triliun Rupiah)
Harga Berlaku Harga Konstan 2010
Lapangan Usaha
Triw II-2019 r) Triw III-2019 Triw II-2019 r) Triw III-2019
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 54,77 48,51 30,57 27,07
B. Pertambangan dan Penggalian 7,02 6,53 6,18 6,14
C. Industri Pengolahan 218,52 225,56 158,87 163,00
D. Pengadaan Listrik dan Gas 2,49 2,93 1,24 1,42
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,48 0,48 0,29 0,29
F. Konstruksi 43,99 45,70 30,73 31,87
G. Perdag. Besar&Eceran, Reparasi Mobil&Spd.Motor 81,75 83,75 58,99 59,87
H. Transportasi dan Pergudangan 29,43 29,09 17,65 17,64
I. Akomodasi dan Makan Minum 15,31 16,08 10,33 10,64
J. Informasi dan Komunikasi 15,65 15,85 16,40 16,60
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 14,01 14,40 8,89 9,14
L. Real Estate 5,63 5,81 4,76 4,89
M,N. Jasa Perusahaan 2,51 2,62 1,72 1,70
O. Adm. Pemerintahan,Pertahanan,Jaminan Sosial 12,54 12,51 7,20 7,20
P. Jasa Pendidikan 16,11 18,61 10,27 11,12
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 4,20 4,47 3,16 3,28
R,S,T,U. Jasa Lainnya 11,24 11,67 8,16 8,38
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 535,66 544,56 375,41 380,26
Keterangan: r) angka revisi
BADAN PUSAT STATISTIK Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Barat
PROVINSI JAWA BARAT
Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 (Persen)
9,80
9,31 9,23
7,52
6,03 5,88
4,94
3,22
2,62
1,20
(1,71)
-5,38
Konsumsi Konsumsi Konsumsi PMTB Ekspor Impor Konsumsi Konsumsi Konsumsi PMTB Ekspor Impor
Rumah LNPRT Pemerintah Rumah LNPRT Pemerintah
Tangga Tangga
Konsumsi
6,35 6,98
Pemerintah
Konsumsi
0,62 3,11
LNPRT
ITK
Trw II-2019
124,97 ITK
Trw III-2019
99,53 Pendapatan Kini
98,78
Pengaruh Inflasi
100,40
Volume Konsumsi
100,20
Perawatan Akomodasi
Rekreasi/
Makanan Makanan jadi Bahan makanan Bukan Makanan Pendidikan Transportasi Pembelian pulsa kesehatan/ (Hotel/ Pakaian
Hiburan
kecantikan Penginapan)
BADAN PUSAT STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen
PROVINSI JAWA BARAT
Wilayah Jabalnusra Triwulan III – 2019
Nasional
101,30
DKI Jakarta
101,67
Jawa Tengah
99,48
Bali
111,91 Nusa Tenggara Nusa Tenggara
106,48 Timur 114,89
Barat 98,09
Banten
99,53
Jawa Barat
103,47 99,44
DI Yogyakarta Jawa Timur
Pendapatan
Mendatang
106,82
Perkiraan ITK
Mendatang Pembelian Barang
ITK 105,34 Tahan Lama
102,77
Trw I-2019
99,53
Kabupaten
Kabupaten/ Subang; 9%
Kota
Lainnya;
71%
PADI BERAS
2015 Luas Panen Padi 14,12 Juta Ha, Produksi Padi 75,40 Juta Ton
Produktivitas Padi 53,41 Kw/Ha
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
2015 Luas Panen Jagung 3,79 Juta Ha, Produksi Jagung 19,61 Juta Ton
Produktivitas Jagung 51,78 Kw/Ha
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
2015 Luas Panen Kedelai 0,61 Juta Ha, Produksi Kedelai 0,96 Juta Ton
Produktivitas Kedelai 15,68 Kw/Ha
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Latar Belakang
Data produksi padi selama beberapa waktu ini diduga tidak
akurat oleh beberapa pihak
Perlu perbaikan metodologi perhitungan data produksi padi
dengan menggunakan objective measurement, teknologi
terkini, metodologi yang transparan, dan up to date
Metode KSA merupakan kerja sama antara BPS, BPPT,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, BIG, LAPAN
Upaya kalibrasi: Luas baku lahan sawah, indeks pertanaman,
konversi gabah ke beras.*) angka potensi padi okt-des 2018
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
LUAS PANEN
× PRODUKTIVITAS
= PRODUKSI
2018 Banten
Bali
198.284
69.078
Nusa Tenggara Barat 227.786
Ketetapan Menteri ATR/Kepala BPN-RI No.399/ Nusa Tenggara Timur 146.071
Kalimantan Barat 155.818
Kep-23.3/X/2018 Tanggal 8 Oktober 2018 Kalimantan Tengah 187.008
Kalimantan Selatan 252.972
METODOLOGI KSA
Dasar
Penggunaan
KSA
Rekomendasi FMS:
Metode KSA
digunakan untuk
mengukur luas
Surat Kepala
panen
KSP:
Penghitungan luas Pengukuran
KSA
panen harus luas panen
dilakukan secara
menggunakan
objective Metode KSA
measurement dikembangkan oleh BPPT
KSA dilakukan
dan telah Mendapat mulai 2018.
Penghargaan dari LIPI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Pembuatan Grid:
(6 km x 6 km) dan (300 m x 300 m)
SETELAH PANEN
PL V2 P PL
Persiapan
Lahan
MENJAGA TRANSPARANSI :
KETERLIBATAN PARA EKONOM
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
LUAS PANEN DAN PRODUKSI GABAH KERING GILING (GKG), HASIL KSA
INDONESIA 2018
Juta Ton Juta Ha
12,00 3,00
Total Luas Panen:
9,46 10,90 Juta Ha
10,00 2,50
Keterangan:
Januari-September merupakan realisasi luas panen dan produksi GKG
*) Potensi Panen : Potensi produksi GKG berdasarkan Luas Panen Oktober (Luas Generatif) ; Luas Panen November (Luas Vegetatif Akhir) ;
Luas Panen Desember (Luas Vegetatif Awal)
Catatan:
1. Produksi = Luas Panen x Produktivitas
Produktivitas menggunakan Angka Ubinan kondisi 18 Oktober 2018
Luas panen menggunakan luas panen bersih setelah memperhitungkan nilai konversi galengan
Konversi GKP ke GKG menggunakan Hasil SKGB 2018
2. Produksi GKG dihitung pada level provinsi
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Catatan:
1. Produksi = Luas Panen x Produktivitas
Produktivitas menggunakan Angka Ubinan kondisi 18 Oktober 2018
Luas panen menggunakan luas panen bersih setelah memperhitungkan nilai konversi galengan
Konversi GKP ke GKG menggunakan Hasil SKGB 2018
2. Produksi GKG dihitung pada level provinsi
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
6.42%
10.53%
Perkembangan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
Menurut Jenis Industri, Tw III-2019 Terhadap Tw II-2019 (q-to-q), Persen
-5.22 -1.82
-2.30
Industri Bahan Kimia, dan Barang
dari Bahan Kimia
Industri Minuman
Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Sedang
Jawa Barat dan Nasional Triwulan III 2019 dan Triwulan II Tahun
2019 (q to q)
12,00 10,53
10,00
8,00
5,13
6,00
Jawa Barat
4,00
Indonesia
2,00 -3.88 -1.91
0,00
-2,00
-4,00
TW II 2019 TW III 2019
Perkembangan Triwulanan
Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil
7,53%
-1,89%
Perkembangan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil
Menurut Jenis Industri, Tw III-2019 Terhadap Tw II-2019(q-to-q), Persen
40,59
36,99
-14.83
-33,53 -7.31
-7,75
-51,94
-61,45
3,00
2,00 1,24
Jawa Barat
1,00 0,29 Indonesia
0,00
-1,00
-2,00 -1,89
TW II 2019 TW III 2019
INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Ukuran Keberhasilan
KECEPATAN IPM
Kecepatan IPM menggambarkan upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan pembangunan
manusia dalam suatu periode
STATUS IPM
Status IPM menggambarkan level pencapaian
pembangunan manusia dalam suatu periode
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT CAPAIAN IPM JAWA BARAT
Tren IPM Jawa Barat, 2010-2018
71,30
70,69
70,05
69,50 Pada tahun 2018,
68,80
68,25 capaian pembangunan
67,32 manusia yang diukur
66,67
66,15 dengan Indeks
Pembangunan Manusia
(IPM)
sebesar 71,30
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rata-rata Lama
Sekolah:
67,32
66,67 2018
66,15
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT TREN KOMPONEN IPM
Pengeluaran Per
Kapita/tahun Disesuaikan
Tahun 2018 tumbuh 4,91 persen
Bali
74,77 Nusa Tenggara Nusa Tenggara
71,95 Timur 64,39
Barat 67,29
Banten
71,30
Jawa Barat
79,53 70,77
DI Yogyakarta Jawa Timur
Indeks Pembangunan Manusia tertinggi tercatat di Provinsi DKI Jakarta sebesar 80,47
Indeks Pembangunan Manusia terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 64,29
BADAN PUSAT STATISTIK
STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT
KABUPATEN/KOTA 2018
INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
KABUPATEN/KOTA,
2017-2018
GINI RATIO
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
0,446
0,45 0,433
0,423 0,418
0,412 0,412 0,413
0,426 0,399
0,415 0,413
0,4 0,407
0,402 0,403
0,393 0,405
0,35
0,324 0,326 0,322
0,316 0,317 0,315
0,310 0,310
0,3
Mar 2015 Sept 2015 Mar 2016 Sept 2016 Mar 2017 Sept 2017 Mar 2018 Sept 2018
0,25
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
25
20,10 20,51
20
10
0
Kota Desa Kota + Desa
Maret 2018 September 2018
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
IPM Laki-laki 70,67 71,38 72,04 72,98 73,52 73,82 74,11 74,88
IPM Perempuan 61,45 62,19 63,25 64,37 64,95 65,79 66,37 66,78
IPG 86,94 87,12 87,79 88,21 88,35 89,11 89,56 89,18
• Semakin kecil jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin setara
pembangunan antara laki-laki dengan perempuan.
• Namun semakin besar jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin
terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan perempuan.
• Angka 100 dijadikan patokan untuk menginterpretasikan angka IPG
karena angka tersebut merupakan nilai rasio paling sempurna.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
88,35
88,21
87,79
87,12
86,94
40,00
0,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dimensi Indikator
Keterwakilan di Parlemen Proporsi keterwakilan di Parlemen Laki-laki dan Perempuan
Pengambilan Keputusan Proporsi dari manager, staf administrasi, pekerja profesional dan teknis Laki-laki dan
Perempuan
Distribusi Pendapatan Upah buruh non-pertanian laki-laki dan perempuan
81,40
76,97
74,27
72,39
70,04
68,08 76,50
65,63 65,90 74,23
63,04 63,67 72,25
65,00
65,68 67,37 68,08
58,84 59,15 63,50 65,45
57,16
55,95 60,20
58,94
58,33
53,98 57,10
47,96
40,00
INDEKS
DEMOKRASI
INDONESIA
KERJA SAMA
100
90 BAIK
80
71,52 73,04 IDI Jawa Barat
71,07
70 66,82 68,78 SEDANG
tahun 2018
66,18 65,18 65,50
59,41 mencapai 65,50
57,05
60 menurun 3,28
poin dibanding
50
tahun 2017
40
Tingkat
BURUK
30
Demokrasi di
Jawa Barat
20 secara umum
masih dalam
10
kategori
0 SEDANG
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PERKEMBANGAN INDEKS ASPEK IDI JAWA BARAT, 2009-2018
100
BAIK 90 85,84 83,95
81,55 79,84 81,89
74,41 73,37 74,90
80 73,61
68,48 78,92 65,93 65,89
SEDANG 70 76,05 79,10
72,34 71,02
60 60,67 64,78
62,51 65,22
50 56,61 59,16
51,37 54,80
40 46,74 46,42 46,58 46,74 49,79
BURUK
30
20
10
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Indeks Aspek Kebebasan Sipil pada 2018 sebesar 74,90, naik 1,29 poin dibanding
2017 dan masuk kategori sedang.
Indeks Aspek Hak-hak Politik pada tahun 2018 sebesar 64,78 turun 6,24 poin
dibanding 2017 dan masuk kategori sedang,
Indeks Aspek Lembaga Demokrasi pada tahun 2018 sebesar 54,80 turun 4,36 poin
dibanding 2017 dan masuk kategori buruk.
PERKEMBANGAN INDEKS VARIABEL IDI JAWA BARAT, 2017-2018
SELISIH
ASPEK VARIABEL 2017 2018
(2018-2017)
I. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 21,09 60,16 39,07
II. Kebebasan Berpendapat 77,06 56,24 -20,82
1,29
III. Kebebasan Berkeyakinan 73,55 75,77 2,22
KEBEBASAN SIPIL
IV. Kebebasan dari Diskriminasi 90,86 85,22 -5,64
V. Hak Memilih dan Dipilih 74,64 75,21 0,57
6,24
VI. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan
HAK-HAK POLITIK 67,39 54,35 -13,04
dan Pengawasan Pemerintahan
VII. Pemilu yang Bebas dan Adil 47,73 47,73 0,00
4,36 VIII. Peran DPRD 36,35 44,07 7,72
IX. Peran Partai Politik 35,54 35,54 0,00
LEMBAGA DEMOKRASI X. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 66,26 40,38 -25,88
XI. Peran Peradilan yang Independen 100,00 100,00 0,00
Kenaikan Penurunan
IX
INDEKS VARIABEL YANG MENGALAMI KENAIKAN : VII XI INDEKS VARIABEL YANG MENGALAMI PENURUNAN:
NAMA INDIKATOR
PERUBAHAN INDEKS INDIKATOR ASPEK KEBEBASAN SIPIL Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah
tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017 1 yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat
Tindakan/pernyataan pejabat yang membatasi kebebasan
50,00 46,87 6 menjalankan ibadah agama
Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal
9 gender, etnis, kelompok
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang
4 menghambat kebebasan berpendapat
Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok
9,37
5 3 10 2
7 terkait ajaran agama
0.00 0.00 0.00 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis,
8 kelompok
Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan
1 6 9 4 7 8 -4.34 5 ibadah agama
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang
3 menghambat kebebasan berpendapat
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena
-25.00 -25.00 10 alasan gender, etnis dan kelompok
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang
-37.50
2 menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat
14 Voters turnout
Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan
17 pemerintahan
Keterangan: -26.08
*) Indikator 11-14 tidak mengalami perubahan karena terkait dengan pemilu tahun 2014
NAMA INDIKATOR
PERUBAHAN INDEKS INDIKATOR ASPEK LEMBAGA DEMOKRASI 22 Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif
tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017
14,29 14,28 21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD
Indikator 2
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh Indikator 21
masyarakat yang menghambat Perda yang merupakan inisiatif DPRD
43,75 kebebasan berkumpul dan berserikat 28,57
Indikator 4
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh Indikator 22
masyarakat yang menghambat Rekomendasi DPRD kepada eksekutif
25,00 kebebasan berpendapat 17,86
Indikator 25
Jumlah kebijakan pejabat pemerintah
Indikator 19
Kecurangan dalam penghitungan suara daerah yang dinyatakan bersalah oleh
0,00 28,95 keputusan PTUN
1 Secara umum, IDI Jawa Barat menurun karena adanya penurunan pada aspek hak-hak politik
dan aspek lembaga demokrasi
Sebanyak 2 dari 10 indikator pada aspek Lembaga Demokrasi menurun tajam yaitu:
4 1. Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN,
2. Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah.
HASIL
SENSUS EKONOMI
2016
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Jumlah usaha
non-
pertanian
4,63
Juta Usaha
SE2016
Meningkat 9,96 persen dibanding SE2006.
SE2016: 26,71 juta usaha, meningkat 17,51% dibandingkan SE2006 (22,73 juta usaha)
Hasil SE2016: 26,26 juta usaha UMK (98,33%) dan 0,45 juta usaha UMB (1,67%)
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
2,19
2191403
Juta
867
Ribu
612
Ribu
866821
611736
302464 216137
39050 123664 91924 57959 94720
21459 17470
BDE C F G H I J K L MN P QRSU
1,35
juta
1.347.363
953.085
585.404
279.006 427.674
109.084 184.944 227.626 140.388 225.150
BDE C F G H I J K L MN P QRSU
BESAR 72,45%
Industri Pengolahan (Kategori C), berjumlah 3,06 juta
(26,91%)
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
(Kategori I), berjumlah 1,35 juta (11,85%)
368.740
Bekasi
333.112 98,49%
Kota Bekasi
Karawan
usaha adalah
Kota Depok
g
Subang UMK
Indramayu
Tasikmalaya Pangandaran
UMB Jawa Barat = 69.849
4.419
usaha
INDEKS
KEBAHAGIAAN
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
SUMBER DATA
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2017.
PELAKSANAAN
Pendataan Lapangan dilakukan pada 5-30 April 2017.
CAKUPAN
Pelaksanaan SPTK 2017 di Jawa Barat mencakup
5.749 rumah tangga sampel yang tersebar di 27
kabupaten/kota di Jawa Barat, untuk estimasi level
nasional dan provinsi.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
69,58
Indeks Kebahagiaan 2017: 70,69 tersusun oleh Dimensi Kepuasan Hidup 71,07 (34,80%),
Dimensi Perasaan 68,59 (31,18%) dan Dimensi Makna Hidup 72,23 (34,02%).
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
100,00
aMetode 2014
69,58b Indeks Kebahagiaan
diukur menggunakan 1
dimensi kepuasan hidup
68,91
67,66a a yang terdiri dari 10
indikator.
50,00
b Metode 2017:
Indeks Kebahagiaan
diukur menggunakan 3
dimensi yaitu: kepuasan
0,00 hidup, perasaan (affect),
dan makna hidup
2014 2017 (eudaimonia).
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Penerimaan
Diri
Keterampilan
Pekerjaan/Usaha/
Kegiatan Utama
TERTINGGI
Tujuan
Indikator Keharmonisan Keluarga
Hidup Pendapatan Rumah
Hubungan Positif
74,79
59,51 66,86
Tangga
79,30
dengan Orang Lain 75,07
Kesehatan Dimensi Kepuasan Hidup
62,26
70,94 70,39 Subdimensi Kepuasan Hidup Sosial
Kondisi Rumah
Pengembangan dan Fasilitas
Diri
TERENDAH
64,18 68,94 Rumah
Penguasaan
Lingkungan
72,54 79,30 Keharmonisan Indikator Pendidikan dan
Keluarga
70,12
Keterampilan
71,38
Kemandirian 68,31
64,33 73,61
Ketersediaan
Waktu Luang 59,51
Dimensi Kepuasan Hidup
Perasaan Tidak 75,06 74,89 75,65 Hubungan
Tertekan Sosial Subdimensi Kepuasan Hidup
Perasaan Tidak Keadaan Personal
Khawatir/Cemas Lingkungan
Perasaan Kondisi Masih terdapat beberapa indikator lain yang
Indeks Indikator Penyusun Keamanan
Indeks Kebahagiaan Indonesia Tahun 2017
Senang/Riang memiliki indeks dibawah 70, yaitu Pendapatan
/Gembira Pendidikan dan Rumah Tangga, Pengembangan Diri, Perasaan
Keterangan: Penerimaan Keterampilan Pekerjaan/Usaha/
Dimensi Kepuasan Hidup Diri Kegiatan Utama Tidak Khawatir/Cemas,
Tujuan
Dimensi Perasaan
Hidup (Affect) PendapatanPekerjaan/Usaha/Kegiatan
Rumah Utama, Perasaan
Subdimensi Personal Tangga
Hubungan PositifMakna Hidup (Eudaimonia)
Dimensi Tidak Tertekan, dan Kondisi Rumah dan
dengan Orang Lain 75,62
Subdimensi Sosial
75,83 59,90 67,15
Fasilitas Rumah
Kesehatan
62,99 Kondisi Rumah
Dimensi Perasaan (Afeksi) Pengembangan 71,93 71,12
dan Fasilitas
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Status Perkawinan
Jenis Kelamin
Indeks
Kebahagiaan
Belum Menikah Cerai Cerai
Menikah Hidup Mati
Laki-laki Perempuan
Indeks
Kebahagiaan 70,83 69,97 67,41 66,84
70,02 69,14 Indeks Kepuasan
Hidup Personal 68,77 65,86 62,97 62,41
Indeks Kepuasan
Hidup Sosial 73,72 75,18 72,80 74,21
75
70
65
60
55
50
Riau
Kalimantan Selatan
Lampung
DI Yogyakarta
Banten
Gorontalo
Kepulauan Riau
Bali
Papua
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Bengkulu
Maluku
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Papua Barat
Sumatera Utara
Jawa Timur
Aceh
Jawa Barat
Sumatera Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Maluku Utara
Kalimantan Barat
Kalimantan Utara
6 (Enam) Provinsi dengan penurunan 2014 2017 6 (Enam) Provinsi dengan peningkatan
Indeks Kebahagiaan Indeks Kebahagiaan tertinggi
1. Jambi 1. Maluku Utara
2. Kalimantan Selatan 2. Gorontalo
3. Kepulauan Riau 3. Papua
4. Sumatera Utara 4. Kep. Bangka Belitung
5. Kalimantan Tengah 5. Sumatera Barat
6. Lampung 6. Aceh
POTENSI
DESA
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Latar Belakang
Pembangunan desa menjadi salah satu prioritas Pemerintah saat ini sebagaimana
dinyatakan dalam Nawacita ketiga, yaitu “membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka kerja negara kesatuan”
5962 5957
627 27 27
626
5905
625 26
Podes 2018: 83.931 wilayah administrasi, terdiri dari 75.436 desa; 8.444 kelurahan dan
51 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT)/SPT dari 7.232 kecamatan/ 514 kabupaten/kota
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
IPD
Ketersediaan Kondisi Aksesibilitas/ Pelayanan Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Dasar Infrastruktur Transportasi Pemerintahan
•Fasilitas Pendidikan •Infrastruktur •Jenis Jalan •Penanganan KLB •Kelengkapan
•Fasilitas Kesehatan Ekonomi •Angkutan Umum dan Gizi Buruk Pemerintahan
•Infrastruktur •Transportasi ke •Fasilitas Olah Desa
Sumber Air Minum Kantor Camat & Raga •Otonomi Desa
•Infrastruktur Bupati •Aset Desa
Komunikasi
•Infrastruktur
Listrik
Desa Mandiri
Desa Berkembang
Desa Tertinggal
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
IPD mengklasifikasikan
desa menjadi 3 Status,
yaitu:
a. Desa Tertinggal
b. Desa Berkembang
c. Desa Mandiri
Desa Berkembang;
4 095; (77,09 %)
Jumlah Desa Menurut Status IPD Jumlah Desa Menurut Status IPD
2014 2018
Banten
1,06
3,88
0,00 72,33
85,53
84,57
13,40
11,55
27,67
dan
Nusa Tenggara Barat 0,90
35,89
90,35
63,81
8,74
0,30 Status IPD, 2018
Kalimantan Barat 39,89 57,16 2,94
22,73 74,90 2,37
Kalimantan Selatan 8,64 87,71 3,65
14,27 81,21 4,52
Kalimantan Utara 61,07 36,69 2,24
9,10 87,32 3,59
Sulawesi Tengah 14,55 82,95 2,50 Desa Tertinggal
7,45 87,23 5,32
Sulawesi Tenggara 20,01 79,02 0,96 Desa Berkembang
3,65 91,17 5,18
Sulawesi Barat 19,65 78,43 1,91 Desa Mandiri
46,42 51,00 2,58
Maluku Utara 37,90 60,32 1,78
82,03 17,81 0,16
Papua 87,12 12,70 0,18
0% 20% 40% 60% 80% 100%
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Keamanan
Penyalahgunaan/ pengedaran Desa yang menjadi lokasi
narkoba yang terjadi di Perkelahian Massal
desa/kelurahan
4,89%
15,98%
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
Kesimpulan
Pembangunan Desa
1. Tahun 2018, terjadi penurunan jumlah desa sebanyak 9 (sembilan) desa dan
penambahan 4 (empat) kelurahan dari tahun 2014
2. Perkembangan pembangunan desa yang diukur melalui IPD, Secara umum
semua dimensi mengalami kenaikan
3. Potensi desa wisata tahun 2018 mencapai 138 desa
Tantangan
1. Masih adanya desa/kelurahan yang terdampak pencemaran lingkungan
2. Adanya desa/kelurahan yang menjadi lokasi
penyalahgunaan/pengedaran Narkoba
3. Adanya desa/kelurahan yang menjadi lokasi perkelahian massal
Disusun oleh:
Vira Wahyuningrum
Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik
Bidang IPDS - BPS Provinsi Jawa Barat