Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization) (2010), tidak kurang dari

450 juta orang di seluruh dunia manderita gangguan jiwa. Pada tahun (2016)

rencana WHO (Kesehatan Mental Action 2013-2020), disahkan oleh Majelis

Kesehatan Dunia (2013), mengakui peran penting dari kesehatan jiwa dalam

mencapai kesehatan bagi semua orang. Rencana tersebut meliputi empat

tujuan utama: kepemimpinan yang lebih efektif dan pemerintahan untuk

kesehatan jiwa, penyediaan komprehensif, kesehatan jiwa dan kepedulian

sosial layanan terpadu dalam pengaturan berbasis masyarakat, pelaksanaan

strategi promosi dan pencegahan dan sistem informasi diperkuat, bukti dan

penelitian.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) (2010),

menyatakan bahwa hampir 2,5 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan

jiwa. Berdasarkan hasil penelitian dari Rusdi (2013) prevalensi masalah

kesehatan jiwa di Indonesia sebesar (6,55%). Angka tersebut tergolong sedang

dibandingkan dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita

gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Penderita gangguan jiwa berat

dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia mencapai (0,46%). Hal ini berarti

terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia yang menderita gangguan jiwa

berat.

1
2

Berdasarkan data Riskesdas (2018) menunjukkan prevalensi ganggunan

mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan

kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar (13.8%) dari jumlah

penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti

skizofrenia mencapai sekitar 1,7 per 1.000 penduduk. Dari data tersebut dapat

dilihat bahwa hanya (1,7%) penduduk Indonesia yang mengalami gangguan

jiwa berat dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan selebihnya masalah kesehatan

jiwa di Indonesia mulai dari yang beresiko gangguan jiwa sampai yang

menderita gangguan jiwa terdapat di masyarakat atau komunitas.

Di Sumatera Barat terdapat (4,5 %) yang menderita gangguan mental

emosional dan (1,9 %) yang mengalami gangguan jiwa berat. Berdasarkan

hasil Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat tahun (2015) jumlah

penduduk Sumatera Barat sekitar 5.383.988 jiwa, jadi berarti sekitar 242.279

jiwa yang menderita gangguan mental emosional dan sekitar 102.295 jiwa

yang menderita gangguan jiwa berat. Kota Padang tahun (2015), pasien yang

melakukan kunjungan dengan gangguan jiwa adalah sebanyak 11.995 orang,

yang terdiri dari laki-laki 7.026 orang dan perempuan 4.969 orang (DKK

Padang, 2015).

Masalah kesehatan jiwa masyarakat dewasa saat ini semakin meningkat,

yaitu dengan semakin meningkatnya tindak kekerasan, tingginya kenakalan

remaja, meningkatnya penyalah gunaan NAPZA, meningkatnya tawuran,

pengangguran dan perselingkuhan juga merupakan faktor penyebab gangguan

jiwa di masyarakat. Untuk penanganan masalah ini, masyarakat perlu

mendapatkan informasi yang luas tentang kesehatan jiwa baik dalam


3

permasalahan maupun pencegahan dan penangananya. (Kusumawati &

Hartoni, 2010)

Dalam keperawatan jiwa terdapat beberapa diagnosa, salah satu

diantaranya adalah perilaku kekerasan. Menurut Kusumawati & Hartono

(2010) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan yang tak terkontrol yang

dapat menyebabkan seseorang dapat melakukan tindakan yang

membahayakan diri sendiri dan orang lain, dengan mengamuk dan melukai,

baik secara fisik maupun psikologis.

Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik

berupa injuri secara fisik, psikis atau ancaman. Beberapa faktor pencetus

perilaku kekerasan adalah sebagai berikut, rasa frustasi, kekerasan dalam

rumah tangga, masa lalu yang tidak menyenangkan, kehilangan orang yang

berarti, kehidupan yang penuh dengan agresif (Kusumawati & Hartono,

2010). Berikut ini yang merupakan tanda dan gejala perilaku kekerasan

diantaranya mata melotot, pandangan tajam, berbicara dengan nada keras,

menyerang orang lain, wajah memerah dan tegang (Hartono, 2010). Adapun

dampak dari perilaku kekerasan diantaranya menciderai diri sendiri, orang

lain bahkan lingkungan. Contohnya seperti melempar barang, merusak barang

bahkan memukul orang lain.

Salah satu cara untuk mengatasi pasien gangguan jiwa selain dengan

obat dari dokter juga dapat dilakukan dengan cara hubungan terapeutik antara

perawat dengan pasien. Hubungan terapeutik perawat-pasien merupakan

pengalaman timbal balik dan pengalaman emosional bagi pasien. Dalam

hubungan ini perawat menggunakan diri dan tekhnik-tekhnik klinis tertentu


4

dalam menangani pasien untuk meningkatkan pemahaman dan perubahan

perilaku pasien. Dalam berlangsungnya hubungan terapeutik, perawat dapat

menggali berbagai aspek pengalaman hidup pasien yang dikaji selama

berlangsungnya hubungan. Perawat memberikan kesempatan kepada pasien

untuk mengekspresikan persepsi, pikiran dan perasaannya. Juga penting bagi

perawat untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan kekuatan ego pasien

serta mendukung sosialisasi dan hubungan dengan keluarga (Fitria, 2009).

Berdasarkan data pasien rawat inap di ruangan cendrawasih pada tiga

bulan terakhir terhitung sebanyak 32 dari -- orang mengalami perilaku

kekerasan, selebihnya ada pasien yang mengalami halusinasi, harga diri

rendah, isolasi sosial dan defisit perawatan diri.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan

komprehensif pada Tn. D dengan perilaku kekerasan di ruangan

cendrawasih rumah sakit jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang.

2. Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada Tn. D

dengan perilaku kekerasan di ruangan cendrawasih rumah sakit jiwa

Prof. HB. Sa’anin Padang.


5

b. Mampu membuat rencana keperawatan pada Tn. D dengan perilaku

kekerasan di ruangan cendrawasih rumah sakit jiwa Prof. HB. Sa’anin

Padang.

c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

yang telah dibuat pada Tn. D dengan perilaku kekerasan di ruangan

cendrawasih rumah sakit jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang.

d. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah

dilaksankan pada Tn. D dengan perilaku kekerasan di ruangan

cendrawasih rumah sakit jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang.

e. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah

dilakukan pada Tn. D dengan perilaku kekerasan di ruangan

cendrawasih rumah sakit jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang.

C. Manfaat

Laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Mahasiswa

Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik pada pasien

dengan gangguan jiwa khususnya perilaku kekerasan.

2. Penderita

Dapat memaksimalkan kemampuannya sehingga dapat mengontrol

kemarahannya sehingga dapat sembuh dari gangguan jiwa.

3. Rumah Sakit/ Lahan Praktik

Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan

dalam Rumah Sakit Jiwa sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat

ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii Fix
    Bab Iii Fix
    Dokumen18 halaman
    Bab Iii Fix
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Petunjuk Tugas
    Petunjuk Tugas
    Dokumen1 halaman
    Petunjuk Tugas
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • BAB I PK Sudah
    BAB I PK Sudah
    Dokumen5 halaman
    BAB I PK Sudah
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • KELUARGA
    KELUARGA
    Dokumen11 halaman
    KELUARGA
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Ayu Undangan
    Ayu Undangan
    Dokumen1 halaman
    Ayu Undangan
    Krisna Ayuda Asmi
    Belum ada peringkat
  • Bab V Penutup
    Bab V Penutup
    Dokumen2 halaman
    Bab V Penutup
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen18 halaman
    Manajer Rerefernsi
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Materi 03
    Materi 03
    Dokumen45 halaman
    Materi 03
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • LP Dan Askep Hiv Pada Ibu Hamil
    LP Dan Askep Hiv Pada Ibu Hamil
    Dokumen24 halaman
    LP Dan Askep Hiv Pada Ibu Hamil
    AldinAdityaFareza
    Belum ada peringkat
  • LP SC
    LP SC
    Dokumen9 halaman
    LP SC
    Evi Noviyani
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen7 halaman
    Jurnal
    Denny Lukas
    Belum ada peringkat
  • Materi 01
    Materi 01
    Dokumen6 halaman
    Materi 01
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen18 halaman
    Naskah Publikasi
    Aris Prastyo
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen36 halaman
    Manajer Rerefernsi
    komala syafira efinda
    Belum ada peringkat
  • Materi 03
    Materi 03
    Dokumen45 halaman
    Materi 03
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen36 halaman
    Manajer Rerefernsi
    komala syafira efinda
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen36 halaman
    Manajer Rerefernsi
    komala syafira efinda
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen18 halaman
    Manajer Rerefernsi
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen16 halaman
    Tugas
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen36 halaman
    Manajer Rerefernsi
    komala syafira efinda
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen18 halaman
    Manajer Rerefernsi
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen6 halaman
    Manajer Rerefernsi
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen18 halaman
    Naskah Publikasi
    Aris Prastyo
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen36 halaman
    Manajer Rerefernsi
    komala syafira efinda
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen18 halaman
    Manajer Rerefernsi
    Ayu Saputri
    Belum ada peringkat
  • Manajer Rerefernsi
    Manajer Rerefernsi
    Dokumen36 halaman
    Manajer Rerefernsi
    komala syafira efinda
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen7 halaman
    Jurnal
    Denny Lukas
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi
    Patofisiologi
    Dokumen18 halaman
    Patofisiologi
    zakiahf
    Belum ada peringkat