TEORI AKUNTANSI
PSAK Syariah
1
GALUH TIARAMURTI - NPM 19062020002
2
RATNA ACHJUNINGRUM – NPM 19062020004
PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan syariah, antara lain
terkait:
1. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK;
2. Dasar akrual;
3. Materialitas dan penggabungan;
4. Saling hapus;
5. Frekuensi pelaporan;
6. Informasi komparatif; dan
7. Konsistensi Penyajian
PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi pada laporan keuangan syariah, mencakup:
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
PSAK 102: Akuntansi Murabahah mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi murabahah.
Penyajian
- Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang
murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.
- Marjin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah.
1
- Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) utang murabahah.
Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi salam, baik sebagai penjual atau
pembeli.
- Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yang
menggunakan akad salam.
- Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari
oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati
sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
PSAK 104 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi istishna’.
- Pernyataan ini diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang melakukan
transaksi istishna’, baik sebagai penjual maupun pembeli.
- Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan
penjual (pembuat, shani’).
2
Penjual menyajikan:
a. Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh
pembeli akhir.
b. Termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagihan termin penjual
kepada pembeli akhir.
Pembeli menyajikan:
a. Utang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.
b. Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
1. Persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna’
paralel; atau
2. Kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’ (bukan istishna’ paralel).
PSAK ini juga memberikan pengungkapan minimum bagi penjual dan pembeli, termasuk metode
akuntansi yang digunakan dalam pencatatan akuntansi istishna’.
Selain mengatur transaksi istishna’, PSAK ini mengatur ketentuan akuntansi transaksi istishna’ paralel.
PSAK 105 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi mudharabah.
- Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi mudharabah baik sebagai
pemilik dana (shahibul maal) maupun pengelola dana (mudharib).
- Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yang
menggunakan akad mudharabah.
- Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana)
menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola,
dan
- Keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya
ditanggung oleh pemilik dana.
Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat
pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana.
- Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah
temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima.
- Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya.
PSAK 105 juga memberikan ketentuan penyajian dan pengungkapan bagi pemilik dana dan pengelola
dana mudharabah.
PSAK 106 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi musyarakah,
tetapi tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan
akad musyarakah.
3
- Untuk pertanggungjawaban pengelolaan usaha musyarakah dan sebagai dasar penentuan bagi
hasil, maka mitra aktif atau pihak yang mengelola usaha musyarakah harus membuat catatan
akuntansi yang terpisah untuk usaha musyarakah tersebut.
- Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di
mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
- Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenankan oleh syariah.
PSAK 106 juga memberikan ketentuan pengakuan akuntansi untuk mitra aktif dan mitra pasif, pada saat
akad, selama akad, dan saat akhir akad.
- Pernyataan ini juga memberikan ketentuan minimum penyajian bagi mitra aktif dan mitra pasif.
- Untuk mendukung transparansi pelaporan transaksi Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait
transaksi musyarakah, seperti isi kesepakatan utama usaha musyarakah, pengelola usaha, dan
pengungkapan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan.
PSAK 107 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi ijarah. Ijarah
adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran
sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan.
- Aset ijarah adalah aset baik berwujud maupun tidak berwujud, yang atas manfaatnya disewakan.
- PSAK 107 memberikan pengaturan akuntansi baik dari sisi pemilik (mu’jir) dan penyewa
(Musta’jir).
Pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban yang terkait, misalnya beban
penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya.
PSAK 108 mengatur mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi
asuransi syariah.
- Transaksi asuransi syariah yang dimaksud dalam Pernyataan ini adalah transaksi yang terkait
dengan kontribusi peserta, surplus dan defisit underwriting, penyisihan teknis, dan saldo dana
tabarru’.
- Berbeda dengan PSAK 108 yang disahkan di tahun 2009, PSAK 108 (revisi 2016) memberikan
definisi asuransi jangka pendek dan jangka panjang.
- Klasifikasi tersebut mengacu ke PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36:
Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa.
4
Akad asuransi syariah jangka pendek adalah akad asuransi syariah yang memberi proteksi untuk periode
sampai dengan dua belas bulan, atau memberi proteksi untuk periode lebih dari dua belas bulan dan
memungkinkan penyesuaian persyaratan akad pada ulang tahun polis.
- Akad asuransi syariah jangka panjang adalah akad asuransi syariah selain akad asuransi syariah
jangka pendek.
- Dalam hal pengakuan awal, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk akad asuransi syariah jangka pendek, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan
dari dana tabarru’ sesuai periode akad asuransi;
b. Untuk akad asuransi syariah jangka panjang, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan
dari dana tabarru’ pada saat jatuh tempo pembayaran dari peserta.
Penyisihan Teknis
Penyisihan teknis diukur sebagai berikut:
a. Kontribusi yang belum menjadi hak dihitung secara individual dari setiap pertanggungan dan
besarnya penyisihan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan.
b. Manfaat polis masa depan dihitung dengan mencerminkan estimasi pembayaran seluruh manfaat
yang diperjanjikan dan penerimaan kontribusi peserta di masa mendatang, dengan
mempertimbangkan estimasi tingkat imbal hasil investasi dana tabbaru’.
c. Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar estimasi jumlah klaim yang masih dalam proses
oleh entitas pengelola. Jumlah perkiraan tersebut harus mencukupi untuk mampu memenuhi
klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir periode pelaporan.
d. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar estimasi jumlah klaim yang akan
dibayarkan pada tanggal pelaporan berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang terkait dengan
klaim paling kini yang dilaporkan.
e. Perhitungan penyisihan teknis tersebut memasukan bagian reasuransi atas klaim.
Dari sisi pengungkapan, revisi PSAK 108 menambah persyaratan pengungkapan yang mengacu ke
PSAK 36.
PSAK 109 ini akan menyeragamkan pencatatan pada lembaga pengelola zakat yang selama ini sebagian
besar menggunakan PSAK 45 untuk organisasi non laba
a. Laporan keuangan amil menurut PSAK 109 adalah laporan posisi keuangan (neraca), laporan
perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan
b. Neraca dan laporan penerimaan, pengeluaran dan perubahan dana untuk organisasi zakat, infak,
dan sedekah ini merupakan gabungan dari dua dana tersebut, yaitu dana zakat dan dana sedekah,
c. Sedangkan laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan perlu
ditambahkan sehingga menjadi laporan keuangan yang menyeluruh yang menggambarkan kondisi
keuangan organisasi pengelola zakat.
d. Dalam catatan ini menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi dan prosedur yang
diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan sehingga diperoleh angka-angka dalam laporan
keuangan tersebut.
Berdasarkan PSAK 109 Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima dan diakui
sebagai penambah dana zakat. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah diterima tetapi jika
dalam bentuk non kas sebesar nilai wajar aset
5
10. PSAK 110: Akuntansi Sukuk
PSAK 110 mengatur mengaturpengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi sukuk
ijarah dansukuk mudharabah.
a. Pernyataan iniditerapkan untuk entitas yang melakukan transaksi sukuk ijarah dan
sukukmudharabah, baik sebagai penerbit sukuk maupun investor sukuk.
b. Sukuk adalah efek syariahberupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagianyang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas:
- Aset berwujud tertentu;
- Manfaat atas asetberwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada;
- Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
- Aset proyek tertentu;atau
- Kegiatan investasi yang telah ditentukan.
Berbeda dengan PSAK 110 yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2011, PSAK 110 (revisi 2015)
memberikan perubahan terkait :
a. Klasifikasi sukuk pada laporan keuangan investor.Investasi sukuk kini diklasifikasikan
berdasarkan model usaha dan arus kaskontraktual.
b. Pada sisi investor,investasi sukuk diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan jika:
- Investasi tersebutdimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh
arus kaskontraktual; dan
- Persyaratan kontraktualmenentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.