Anda di halaman 1dari 3

Jefry Harianto Theo

240210160069

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Pengujian dilakukan terhadap 9 jenis air limbah dan air bersih. Pengujian
dilakukan terhadap karakteristik fisik air limbah (warna, bau, suhu, pH, dan
endapan), pengujian dissolved oxygen (DO) yang kemudian dilanjutkan dengan
pengukuran BOD dan COD, perhitungan total mikroorganisme dengan metode
Standard Plate Count (SPC), dan pengujian bakteri koliform. Air limbah yang
digunakan sebagai sampel terdiri dari air limbah rumah tangga, air limbah industri
sayur buah, air sungai, air limbah industri tekstil, air limbah industri daging, air
limbah industri perikanan, air limbah industri tahu, air limbah industri susu, dan
air limbah industri karbohidrat.
4.1. Pengujian Karakteristik Fisik Air Limbah
Pengetahuan akan sifat-sifat limbah industri pangan sangat penting untuk
mengembangkan suatu sistem pengelolaan limbah yang layak. Metode
penanganan dan pembuangan limbah yang telah berhasil dilakukan untuk limbah
industri lain belum tentu berhasil diterapkan pada limbah pertanian, kecuali bila
dimodifikasi terlebih dahulu. Limbah yang diproduksi oleh industri pertanian
bervariasi dalam kuantitas dan kualitasnya. Limbah dari industri pangan
merupakan limbah yang berbeban rendah, volume cairan tinggi, sedangkan yang
berasal dari peternakan cenderung bereban tinggi tetapi volume rendah (Jenie dan
Rahayu, 1993).
Pengetahuan mengenai sifat-sifat limbah akan sangat membantu dalam
penetapan metode pengananan dan atau pembuangan limbah yang efektif.
Penanganan biologik biasanya cocok dilakukan pada limbah cair yang
mengandung bahan padatan organik terlarut. Limbah padat dengan kadar organik
tinggi cocok untuk pembakaran atau pemupukan (Jenie dan Rahayu, 1993).
Nilai padatan tersuspensi biasanya digunakan untuk memperkirakan
konsentrasi mikroorganisme aktif dalam unit penanganan limbah. Suhu dan pH
merupakan parameter apakah suatu mikroorganisme dapat hidup dalam suatu unit
penanganan limbah.
Hasil pengamatan terhadap karakteristik fisik berbagai air limbah disajikan
pada tabel 1 di bawah ini:
Jefry Harianto Theo
240210160069

Tabel 1. Karakteristik Fisik Berbagai Air Limbah


Karakteristik
Kel. Sampel Suhu Wendapan
pH Warna Bau
(oC) (g)
Limbah
sabun +
1 Rumah 7,72 putih keruh 27 0,0716
sampah
Tangga
asam dan
merah muda busuk
2 Limbah Buah 4,50 28 0,3874
pucat pekat buah-
buahan
sedikit
sedikit bau
3 Air Sungai 8,50 kekungingan 26 0,0057
tanah
(keruh)
Limbah
sampah
4 Industri 8,72 keruh ++ 25 1,0169
menyengat
Tekstil
jingga
Limbah
5 7,88 kecoklatan bau amis 23 0,0264
Daging
(keruh)
kuning
6 Limbah Ikan 8,49 amis ++ 25,8 0,8393
keruh
bau susu
7 Limbah Susu 8,15 putih keruh 28 0,0483
agak asam
tidak
8 Air bersih 7,00 jernih 27 0,0051
berbau
tahu
9 Limbah Tahu 5,90 putih keruh busuk, bau 30 0,0261
selokan
keruh,
Limbah
10 8,33 kuning sulfur ++ 29 0,0084
Karbohidrat
kehijauan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Air bersih yang diamati memiliki pH 7,00, warnanya jernih, tidak berbau,
memiliki suhu 27 dan endapan sebesar 0,0051 gram. Nilai pH yang didapat pada
pengujian terhadap air bersih sudah sesuai dengan standar mutu air minum baik
air mineral maupun air demineral yang dibuat oleh Badan Standardisasi Nasional
(2006) dalam SNI 01-3553 2006. Menurut BSN (2006), pH air mineral berkisar
antara 6,0-8,5 sementara air demineral 5,0-7,5. BSN (2006) menyatakan warna
pada air dalam standar skala TCU maksimum 15. Perbedaan metode dan satuan
membuat tidak dapat dilakukan perbandingan dengan hasil praktikum. Tidak
adanya bau dan rendahnya nilai endapan pada air bersih menandakan bahwa air
yang digunakan sebagai sampel sudah memenuhi standar mutu yang ditetapkan
Jefry Harianto Theo
240210160069

BSN (2006). BSN (2006) menetapkan bahwa air bersih memiliki kadar TSS
maksimum sebesar 1000 mg/L.
Air limbah rumah tangga yang diamati memiliki pH 7,72, warna yang putih
keruh, aroma sabun dan sampah, suhu 27oC, serta endapan sebesar 0,0716 gram.
Menurut Suoth dan Nazir (2016), air limbah rumah tangga memiliki pH antara
6,2-8,5 dan TSS 121-127 mg/L. Tidak ada tetapan khusus untuk warna dan aroma
pada air limbah rumah tangga.
Air limbah industri sayur buah yang diamati memiliki pH 4,50, warna
merah muda pucat pekat, aroma busuk dan asam, suhu 28oC dan endapan sebesar
0,3874 gram. Menurut Jenie dan Rahayu (1993) meskipun industri-industri
mengolah satu bahan baku yang sama (dalam hal ini buah) namun
karakteristiknya bisa saja berbeda. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan
cara-cara pengolahan dari produk yang sama, seperti pengupasan dengan
pembuatan bubur atau pengirisan dengan bentuk utuh. Volume air limbah dan
kekuatan organik bervariasi dengan musim dan hari pengoperasian.
Kebanyakan limbah pengolahan buah dan sayuran mempunyai pH yang
tinggi. Nilai pH yang tinggi karena penggunaan kaustik seperti larutan alkali
dalam pengupasan. Larutan alkali ini memiliki pH sekitar 12-13 dan dibuang
sewaktu-waktu (Jenie dan Rahayu, 1993). Hal ini tidak sesuai dengan pengamatan
di mana nilai pH yang didapat lebih rendah. Kemungkinan industri tempat sampel
diambil tidak menggunakan kaustik.

Anda mungkin juga menyukai