Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Lansia adalah proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai 55 tahun ke atas.

Pada lansia akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial. Salah satu contoh

kemunduran fisik adalah rentannya lansia terhadap penyakit, khususnya penyakit

degeneratif. Penyakit degeneratif yang umum di derita lansia salah satunnya adalah

hipertensi( nugroho,2008)

Hipertensi merupakan masalah besar dan serius di seluruh dunia karena

prevalensinya tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang. Hipertensi

dapat menyerang hampir semua golongan masyarakat di dunia. Jumlah lansia yang

menderita hipertensi terus bertambah dari tahun ke tahun. Di indonesia sendiri

hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkolosis,

yakni 6,7% dari populasi kematian pada semua umur (Arora,2008).

Pada umumnya untuk lansia dalam pola makannya masih salah. Kebanyakan

lansia masih menyukai makanan –makanan yang asin dan gurih, terutama makanan –

makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak jenuh serta garam dengan kadar

tinggi. Mereka yang senang makan makanan asin dan gurih berpeluang besar terkena

hipertensi.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana konsep dasar lanjut usia (lansia)?

2. Bagaimana konsep dasar hipertensi?

3. Konsep asuhan keperawatan pada penderita hipertensi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar lanjut usia (lansia)


2. Untuk mengetahui konsep dasar hipertensi

3. Untuk mengetahui Konsep asuhan keperawatan pada penderita hipertensi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Lanjut Usia (Lansia)

1. Defenisi lanjut usia (lansia)

Stanley and beare (2007 dalam azizah 2011), mendefenisikan lansia

berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang mengaggap bahwa orang telah tua

jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut berubah, kerutan kulit dan hilangnya gigi.

Stanley and Beare (2007 dalam Azizah 2011). Menganalisis kriteria lanjut usia dari

57 negara di dunia dan menemukan bahwa kriteria lansia yang palng umum adalah

gabungan antara usia kronologis dengan perubahan dalam peran sosial, dan diikuti

oleh perubahan status fungsional seseorang. Proses menua merupakan suatu hal

yang fisiologis, yang akan di alami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut

usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.

Dari beberapa defenisi dapat di simulkan bahwa lansia adalah gabungan antara

usia kronologis degan perubahan dalam peran sosial ,serta ditandai ciri fisik seprti

rambut berubah ,kerutan kulit dan hilang nya gigi.

2. Klasifikasi lansia

Klasifikasi berikut menurut depkes ri (2015)

a. Usia lanjut presenilis yaitu abtara usian45-59 tahun

b. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas

c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atauusia60 tahun ke atas

dengan masalah kesehatan.

3. Karakteristik lansia

Menurut budi anna keliat (1999). Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) uu no. 13 tentang

kesehatan).

b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,

darikebutuhan biopsikososial sampe spritual, serta dari kondisi adaptif hingga

kondisi maladaptif.

c. Lingkungan tempat tingal yang berfariasiproses penuaan pada lansia.

4. Perubahan sistem kardiovaskular pada lansia dan implikasi klinik

a. Perubahan pada sistem kardiovaskular

Jantung dan pembulu darah mengalami perubahan baik struktual maupun

fungsional. Penuunan yang terjadi berangsur-angsur sering tejadi ditandai

dengan penurunan tingkat aktifitas, yang mengakibatkan penurunan kebutuhan

darah yang teroksigenasi. Jumlah detak jantung saat istirahat pada orang tua

yang sehat tidak adah perubahan, namun detak jantung maksimum yang di

capai di capai selama latihan berat berkurang. Pada dewasa muda, kecepatan

jantung dibawah tekanan yaitu , 180 – 200x/ menit kecepatan janutng pada

usia 70 – 75 tahun menjadi 140 – 160 x/menit.

Berikut ini merupakan perubahan struktur yang terjadi pada sistem

kardiovaskular akibat proses menua:

- Penebalan dinding ventrikel kiri karena peningkatan densitas kolagen

dan hilangnya fungsi serat – serat elastis. Implikasi dari hal ini adalah

ketidakmampuan jantung untuk distensi dan penurunan kekuatan

kontraktil.

- Jumlah sel – sel peacemaker menjalani penurunan dan berkas his

kehilangan serat konduksi yang membawa impuls ke ventrikel. Implikasi

dari hal ini adalah terjadinya disritmia.


- Sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus karena

penigkatan serat kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan

medial arteri. Implikasi dari hal ini adalah penumpulan respon

beroreseptor dan penumpulan respon terhadap panas dan dingin.

- Vena meregang dan mengalami dilatasi. Implikasi dari hal ini adalah

vena menjadi tidak kompeten atau gagal dalam menutup secara

sempurna sehingga mengakibatkan terjadinya edema pada ekstremitas

baah dan penumpukan darah

B. Konsep Dasar Hipertensi

a. Defenisi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko

tinggi menderita penyakit jantung. Tetapi juga menderita penyakit lain seperti

penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin

besar resikonya (NANDA,2015). Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi

menjadi dua golongan yaitu:

1. Hipertensi primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karenan tidak di ketahui penyebabnya. Faktor

yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis

sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor – faktor

yang meningkatkan resiko : obesitas merokok, alkohol dan polisitemia.

2. Hipertensi sekunder

Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom chusing dan

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Menurut NANDA 2015, hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi:


- Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau

tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg

- hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg

dan tekanan diastolik lebih renda dari 90 mmHg.

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140 – 159 90 – 99

Sub grup : perbatasan 140 – 149 90 – 94

Tingkkat 2 (hipertensi sedang) 160 – 179 100 – 109

Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥180 ≥110

Hipertensi sistol terisolasi ≥140 <90

Sub grop: perbatasan 140 - 149 <90

b. Etiologi

penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan – perubahan pada:

- elastisitas dinding aorta menurun

- katub jantung menebal dan menjadi kaku

- kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun kemudian jantung memompa darah menurun menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumennya


- kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini teradi karena kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk okesigenasi

- meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

etiologi hipertensi

genetik Penyakit ginjal Gaya hidup Perubahan


gerontologis

Kelainan Adrenalin meningkat arteriosklerosis


Transport Na+ Umur (lansia)

Pelepasan renin Terjadi penyumbatan


Retensi Na+
arteri
degeneratif
TD meningkat
Produksi urine
Jantung memompa
menurun Kekakuan
darah melewati jalan
yang sempit pembuluh darah

Resistensi
perifer
meningkat

TD meningkat

HIPERTENSI

c. Tanda dan gejalah

tanda dan gejalah hipertensi di bedakan menjadi :

1. tidak ada gejalah

tidak ada gejalah yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berart hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak

teratur

2. gejalah yang lazim

sering dikatakan bahwa gejalah terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejalah terlazim yang

mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis beberapa pasien

yang menderita hipertensi yaitu:

- mengeluh sakit kepala, pusing

- lemas, kelelahan

- sesak nafas

- gelisah

- mual

- muntah

- epistaksis

- kesadaran menurun

d. Patofisiologi hipertensi

meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa terjadi melalui

beberapa cara,yaitu: jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih

banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan

menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung

memompa darah melalui arteri tersebut, karenanya arah pada setiap denyut jantung

dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit dari pada biasanya dan

menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lajut, dimana dinding

arterinya telah menebal dan kaku karena arterioskloresis.


Dengan cara yang sama tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi

vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut

karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam

sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat

kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air

dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah

juga meningkat, sebaliknya jika aktifitas memompa jantung berkurang, arteri

mengalami pelebaran, banyak cairan yang keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah

akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut di laksanakan oleh

perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (sebagian dari sistem saraf

yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).


Pathway hipertensi

HIPERTENSI

Vasokonstriksi pembuluh Vasokontriksi Penyumbatan Retensi ventrikel


darah jantung pembuluh darah pembuluh progresif kiri
keotak

Suplai O2 ke miokardium Beban kerja jantung


Penurunan aliran Gangguan mikroinfark meningkat
menurun
darah keotak di jaringan

hipertropi
Hipertropi ventrikel Penurunan suplai 02
Obstruksi pembuluh
keotak
darah otak
Kompensasi
Angina pectoris Penurunan metabolisme dilatasi
anaerob Gangguan perfusi
jaringan cerebral
Gagal jantung
Nyeri dada Penumpukan asam laktat

Curah jantung menurun


Nyeri kepala
Nyeri akut

Penurunan curah Suplai O2 menurun


jantung

Kelemahan/kelelahan

Intoleransi aktivitas
e. Manifestasi klinis

Adapun manifestasi klinisnya yaitu:

- Sakit kepala dan pusing

- Nyeri kepala berputar

- Rasa berat di tengkuk

- Marah/ emosi tidak stabil

- Mata berkunang – kunang

- Telinga berdengung

- Sukar tidur

- Kesulitan berbicara

- Rasa mual / mntah

- Migren

- Mudah lelah

f. Pemeriksaan diagnostic

- Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas

dan anemia

- BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal

- Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan

oleh pengeluaran kadar ketokolamin

- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM

- CT Scan: mengkajinadanya tumor cerebral, encelopati

- EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang

p adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

g. Penatalaksanaan medis
- Terapi

Terapi non farmakologis yaitu pencegahan dan manajemen hipertensi lebih

utama ditekankan pada perubahan gaya hidup dan pengaturan diet.

- Olahraga

Selaian mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk olahraga secara

teratur dan mengontrol tekanan darah, dan juga berhenti merokok untuk

mencegah kemungkinan komplikasi

- Terapi obat

Tujuan pengobatan adalah memperkecil kerusakan organ target akibat tekanan

darah dan menghindari pengaruh buruk akibatpengobatan.

h. Komplikasi

Hipertensi akan lebih membebani jantung dan pembuluh darah anda jika tidak

ditangani dengan seksama. Jenis – jenis komplikasi yang berpotensi terjadi meliputi:

- Serangan jantung atau stroke

Hipertensi berpotensi menyebabkan penebalan dan pengerasan dinding arteri

sehingga dapat memicu serangan jantung serta stroke.

- Aneurisme atau pelebaran abnormal pada arteri

Peningkatan tekanan darah dapat memicu pelebaran dinding pembuluh darah

9seperti menggelembung). Dinding yang menggelembung akan menjadi lemah

saat menahan tekanan aliran darah. Komplikasi ini berpotensi mengancam

jiwa, terutama jika pembuluh darrah pecah.

- Pembluh darah kecil pada ginjal yang rusak akibat hipertensi

Kondisi ini bisa menghalangi ginjal untuk berfungsi baik. Beberapa gejalahnya

adalah pembengkakan kedua tungkai bawah, keinginan ntuk membuang air


kecil di malam hari meningkat tapi volume urine sedikit, dan hipertensi yang

semakin parah.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PENDERITA HIPERTENSI

A. PENGKAJIAN

Hari/Tgl : senin, 11 desember 2019

Jam : 06 : 35

Nama Mhs : putri sudarmin

1. Identitas

a. Nama : halija

b. Umur : 64

c. Tempat/tgl lahir :bosso, 25 juni 1955

d. Jenis Kelamin : perempuan

e. Status Perkawinan : janda

f. Agama : islam

g. Suku : tojara

2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

a. Pekerjaan saat ini :-

b. Pekerjaan sebelumnya :-

c. Sumber pendapatan :-

d. Kecukupan pendapatan : pasien pendapatan bersumber dari anak - anaknya

3. Lingkungan tempat tinggal

Kebersihan dan kerapihan ruangan? kerapian ruangan bersih, penerangan? cukup

baik karna terdapat jendelah di setiap ruangan, sirkulasi udara? baik , keadaan

kamar mandi & WC? sedikit agak kotor, pembuangan air kotor?kurang baik, sumber
air minum? untuk saat ini pasien mengeluh terhadap sumber air karna adanya

pergantian musim (kemarau), pembuangan sampah? kurang baik, sumber

pencemaran?, privasi?, risiko injuri? Tidak ada

4. Riwayat Kesehatan

a. Status kesehatan saat ini

1. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir: mengeluh kepala sering pusing dan

sakit daerah tengkuk leher

2. Gejala yang dirasakan : sulit dalam beraktifitas, lemas dan cepat lelah

3. Faktor pencetus : pola makan dan gaya hidup kurang baik

4. Timbulnya keluhan : (√) Mendadak ( ) Bertahap

5. Upaya mengatasi : meminum obat

6. Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter praktek/bidan/perawat ? nyonya H

mengatakan jarang pergi memeriksakan kesehatannya

7. Mengkomsumsi obat-obatan sendiri ?, obat tradisional ? nyonya H sering

mengkonsumsi obat – obatan tradisional

8. Lain-lain…..

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Penyakit yang pernah diderita : hipetensi

2. Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, debu dll ) : nyonya H mengatakan

tidak pernah mengalami alergi obat – obatan maupun makanan

3. Riwayat kecelakaan : nyonya H mengatakan tidak pernah mengalami

kecelakaan

4. Riwayat pernah dirawat di RS : nyonya H mengatakan pernah di rawat di RS

selama semingu

5. Riwayat pemakaian obat :


5. Pemeriksaan Fisik

a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan

Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan misal merokok, minuman keras,

ketergantungan terhadap obat ( jenis/frekuensi/jumlah/ lama pakai): nyonya

H mengatakan sering mengomsumsi obat – obatan, dan tidak pernah

merokok

b. Nutrisi metabolik

Frekuensi makan ? 3 kali sehari, nafsu makan? Baik, jenis makanan? 4

sehat 5 sempurna, makanan yg tdk disukai ?tidak ada, alergi terhadap

makanan? Tidak ada, pantangan makanan?, keluhan yg berhubungan

dengan makan?

c. Eliminasi

BAK: Frekuensi & waktu?2 – 3 kali sehari semalam, kebiasaan BAK pada

malam hari?tidak ada, keluhan yang berhubungan dengan BAK? Tidak ada

BAB : Frekuensi & waktu? 2 kali sehari, konsistensi?normal, keluhan yang

berhubungan dg BAB?pengalaman memakai pencahar? Belum pernah

d. Aktifitas Pola Latihan

Rutinitas mandi? 2 kali sehari, kebersihan sehari-hari?mandi memakai

sabun mandi, aktifitas sehari-hari? Tidur, apakah ada masalah dengan

aktifitas?, kemampuan kemandirian? baik

e. Pola istirahat tidur

Lama tidur malam? 5 – 6 jam, tidur siang? 2 – 3 jam, keluhan yang

berhubungan dengan tidur?tidak ada

f. Pola Kognitif Persepsi


Masalah dengan penglihatan (Normal?, terganggu (ka/ki)?,kabur?,pakai

kacamata?.Masalah pendengaran normal?,terganggu (ka/ki)?memakai alat

bantu dengar ?, tuli ( ka/ki) ? dsbnya. Kesulitan membuat keputusan ?

g. Persepsi diri-Pola konsep diri

Bagaimana klien memandang dirinya ( Persepsi diri sebagai lansia?), klien

mengatakan bahwa penyakit yang di derita mungkin karena faktor usia,

bagaimana persepsi klien tentang orang lain mengenai dirinya?

h. Pola Peran-Hubungan

Peran ikatan? nyonya H berperan sebagai ibu IRT, kepuasan?,pekerjaan/

sosial/hubungan perkawinan? Nyonya H sebagai istri dan juga nenek

i. Sexualitas

Riwayat reproduksi, nyonya H memiliki 11 anak, kepuasan sexual,

masalah? Tidak ada masalah

j. Koping-Pola Toleransi Stress

Apa yang menyebabkan stress pada lansia, karna tidak ada yang menemani

di usianya yang sudah tua. bagaimana penanganan terhadap masalah?

Selalu mengajaknya untuk bercerita

k. Nilai-Pola Keyakinan

Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya ( spirituality : menganut suatu

agama, bagaimana manusia dengan penciptanya ), keyakinan akan

kesehatan, keyakinan agama? Klien mengatakan rajin beribadah dan selalu

berdoah kepada allah SWT agar penyakitnya cepat sembuh

6. Pengkajian Khusus (Format Terlampir)

a. Keadaan umum : kurang baik

b. TTV : 160 / 100


c. BB/TB : 66 kg / 163 cm

d. Kepala

Rambut : berubah

Mata : simetris, kecoklatan, penglihatan kurang jelas

Telinga : bersih dan simetris

Mulut, gigi, dan bibir: mulut bersih dan gigi sudah ompong

e. Dada :pergerakan dada simetris, tidak terdapat palpitasi, suara

mur – mur (-)

f. Abdomen :tidak di dapatkan adanya pemeriksaan hepar, dan tidak

kembung

g. Kulit : sawo matang dan kering

h. Ekstremitas Atas :ekstremitas baik

7. Pengkajian Khusus (Format Terlampir)

a. Fungsi kognitif SPMSQ:

Nama klien : Ny. H

Umur : 63

Tanggal pengkajian : 11 desember 2019

Nama pewawancara : putri sudarmin

Benar Salah No Pertanyaan

√ 1 Tanggal berapa hari ini?

√ 2 Hari apa sekarang?

√ 3 Apa nama tempat ini?

√ 4 Dimana alamat anda?


√ 5 Dimana alamat anda?

√ 6 Kapan anda lahir?

√ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang?

√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

√ 9 Siapa nama ibu anda?

√ 10 Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3

dari setiap angka baru, semua secara

berurutan

9 1 Jumlah

Total Skor: 9 Fungsi intelektual tubuh

b. Status fungsional (Katz Indeks):

1. Katz indext

No Kegiatan Mandiri Bantuan Bantuan

sebagian penuh

1. Mandi V

2. Berpakaian V

3. Ke Kamar V

Kecil

4. Berpindah V

Tempat

5. BAK/BAB V

6. Makan/Minum V

Ket :

Ny. H dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan,

atau bantuan dari orang lain.


2. Barthel index

No Kegiatan Dengan Mandiri

bantuan

1. Makan/Minum 0 10

2. Berpindah dari kursi roda 0 15

ke tempat tidur/sebaliknya

3. Kebersihan diri (cuci 0 5

muka, gosok gigi, menyisir

rambut)

4 Keluara masuk kamar 0 10

mandi (menyeka tubuh,

menyiram, mencuci baju)

5. Mandi 0 15

6. Jalan-jalan di permukaan 0 5

datar

7. Naik turun tangga 0 10

8. Memakai baju 0 10

9. Kontrol BAK 0 10

10. Kontrol BAB 0 10

Jumlah 0 100

Kesimpulan : skor 100 = mandiri


c. MMSE:

No. Aspek Nilai Nilai Klien Kriteria

Kognitif Maksimal

1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan

benar

a. Tahun

b. Musim

c. Tanggal

d. Hari

e. Bulan

Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan

benar

a. Negara

Indonesia

b. Propinsi Jabar

c. Kota Bogor

d. Panti

2. Registrasi 5 5 Pemeriksa

mengatakan nama 3

objek selama 1 detik

kemudian klien

mengulang nama

objek tersebut

a. kursi
b. meja

c. buku

3. Perhatian 5 5 Minta klien untuk

& memulai dari angka

Kalkulasi 100 kemudian

dikurangi 7 sampai 5

tahap

a. 100

b. 93

c. 86

d. 79

e. 72

4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk

menyebutkan atau

mengulang ketiga

objek pada no.2

a. kursi

b. meja

c. buku

5. Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien

suatu benda (2 objek)

tanyakan namanya!

a. Objek sepatu

b. Objek sandal

Minta klien untuk


mengikuti perintah

berikut:

a. Ambil kertas

di tangan anda

b. Lipat dua

c. Taruh di lantai

Perintahkan pada

klien untuk hal

berikut (bila aktifitas

sesuai perintah nilai

1)

a. Tutup mata

anda

Perintahkan pada

klien menilai satu

kalimat dan menyalin

gambar:

a. Tulis satu kalimat

b. Menyalin gambar

Total Nilai 30

Ket skor :kognitif Nilai 24-30: normal

Nilai 17-23 : probable gangguan kognitif

Nilai 0- 6 :definitif gangguan

Interpretasi hasil : Nilai >23 = aspek kognitif dari fungsi

mental baik
d. APGAR keluarga:

Nama klien : Ny.H

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pendidikan : SMA

Alamat : bosso

Tanggal : 11 / 12 / 2019

Gol darah :O

NO. URAIAN FUNGSI SKORE

1. Saya puas karna dapat kembali

pada keluarga (teman-teman) saya ADAPTATION 2

untuk membantu pada waktu

sesuatu menyusahkan saya.

2. Saya puas dengan cara keluarga

(teman-teman) saya membicarakan PARTNERSHIP 2

sesuatu dengan saya &

mengungkap- kan masalah dengan

saya

3. Saya puas dengan cara keluarga

(teman-teman) saya menerima & GROWTH 1

mendukung keinginan saya untuk

melakukan aktivitas / arah baru


4. Saya puas dengan cara keluarga

(teman-teman) saya AFFECTION 2

mengekspresikan afek & berespons

terhadap emosi-emosi saya seperti

marah, sedih / mencintai.

5. Saya puas dengan cara teman-

teman saya & saya menyediakan RESOLVE 1

waktu bersama-sama.

Total 9

PENILAIAN :

a. Selalu : Skore 2

b. Kadang-kadang : Skore 1

c. Hampir Tidak Pernah : Skore 0

e. Skala Depresi:

NO Pertanyaan Jawaban yang sesuai

1 Apakah anda sebenarnya puas dengan Tidak

kehidupan anda

2 Apakah anda telah meninggalkan banyak Ya

kegiatan dan minat/kesenangan anda?

3 Apakah anda merasa kehidupan anda Ya

kosong ?

4 Apakah anda merasa sering bosan? Ya

5 Apakah anda mempunyai semangat yang Ya


baik setiap saat?

6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang Ya

buruk akan terjadi pada anda?

7 Apakah anda merasa bahagia untuk Tidak

sebagian besar hidup anda?

8 Apakah anda sering tidak berdaya? Ya

9 Apakah anda lebih sering dirumah Ya

daripada pergi keluar dan mengerjakan

sesuatu hal yang baru?

10 Apakah anda mempunyai banyak Tidak

masalah dengan daya ingat anda di

bandingkan kebanyakan orang?

11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang Tidak

menyenangkan?

12 Apakah anda merasa tidak berharga Ya

seperti perasaan anda saat ini?

13 Apakah anda merasa penuh semangat? Ya

14 Apakah anda merasa bahwa keadaan Ya

anda tidak ada harapan?

15 Apakah anda pikir bahwa orng lain lebih Tidak

baik keadaanya dari pada anda?

Kriteria hasil

Skor <5 :tidak depresi

Skor 5-9 :kemungkinan depresi

Skor 10 atau lebih :depresi


Interpretasi/kesimpulan

Klien mengalami depresi

f. Screening Fall:

NO LANGKAH

1 Minta pasien berdiri di sisi tembok dengan tangan direntangkan

kedepan

2
Beri tanda letak tangan I

Minta pasien condong kedepan tanpa melangkah selama


3
1-2 menit, dengan tangan direntangkan ke depan

4 Beri tanda letak tangan ke II pada posisi condong

5
Ukur jarak antara tanda tangan I & ke II

Interpretasi :

Usia lebih 70 tahun : kurang 6 inchi : resiko roboh

g. Skala Norton:

No Aspek yang dikaji Tanggal Skor Skor pasien

1 Kondisi fisik umum 12

a. Baik 4

b. Lumayan 3 4

c. Buruk 2

d. Sangat buruk 1
2 Kesadaran 12

a. Komposmentis 4

b. Apatis 3 4

c. Sopor 2

d. Koma 1

3 Aktivitas 13

a. ambulan 4

b. ambulan dengan 3 4

bantuan 2

c. hanya bisa duduk 1

d. tiduran

4 Mobilitas 14

a. bergerak bebas 4

b. sedikit terbatas 3 3

c. sangat terbatas 2

d. tidak bisa gerak 1

5 Inkontensia 14

a. tidak ada 4

b. kadang – kadang 3 3

c. sering inkontensia urin 2

d. tidak bisa gerak 1

Total skor 18

Kategori skor :

16-20 : kecil sekali kemungkinan terjadi dikubitus / tak terjadi


12-15 : kemungkinana terjadi kecil

<12 : kemungkinan besar terjadi

Interprestasi / kesimpulan : Kemungkinan besar terjadi

B. ANALISA DATA

symptom etiologi problem

DS : Peningkatan tekanan Nyeri akut

- Kepala mengeluh sering vaskuler serebral

sakit kepala dan terasa berat

dibagian belakang.

- P : nyeri bertambah saat

beraktivitas dan berkurang

saat istrahat

- Q : nyeri seperti di tusuk –

tusuk

- R : nyeri di bagian kepala

- S : skala nyeri 6

- T : nyeri hilang timbul

DO:

- Ny. H tampak menahan

nyeri dan memegangi kepala

bagian belakang.

- Tanda – tanda vital:

TD : 160 / 100

S:
N : 87 x/ menit

P: 20 x/ menit

DS : Ketidakefektifan Kurangnya pengetahuan

Klien mengatakan belum manajemen

mengetahui tentang penyakitnya kessehatan

DO :

- Klien selalu bertanta tentang

penyakitnya.

- Tanda – tanda vital:

TD : 160 / 100

S:

N : 87 x/ menit

P: 20 x/ menit

C. PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral

KRITERIA SKORE PEMBENARAN


Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Ny.H mengatakan nyeri
(bobot 1) seperti tertusuk - tusuk
Skala :
3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Ny.H mengeluh sering sakit
dapat diubah (bobot 2) kepala dan terasa berat di
Skala : bagian belakang
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Tidak dapat
Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1 Ny.H mengatakan nyeri
dicegah (bobot 1) bertambah saat beraktifitas
3 : Tinggi dan berkurang saat istirahat
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Ny.H mengatakan nyeri di
(bobot 1) bagian kepala dan hilang
2 : Berat, segera timbul
ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total 4

2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan pengetahuan tentang

hipertensi

KRITERIA SKORE PEMBENARAN


Sifat masalah 2/3x1=2/3 Ny.H mengatakan tidak
(bobot 1) mengetahui penyebab dan
Skala : cara pencegahan penyakit
3 : Aktual hipertensi
2 : Resiko
1 : Sejahtera
Kemungkinan masalah 2/2x2=2 Jika Ny. H sakitnya lebih
dapat diubah (bobot 2) parah maka ia harus ke RS
Skala : terdekat
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Tidak dapat
Potensial masalah untuk 2/3x1=2/3 Ny.H belum tau makanan apa
dicegah (bobot 1) yang harus dihindari
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya masalah 2/2x1=1 Ny.H mengatakan
(bobot 1) penyakitnya menggangu
2 : Berat, segera aktivitas geraknya sehingga
ditangani menyusahkan 0rang lain
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total 3 4
/
3

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral

2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan pengetahuan tentang

hipertensi

E. INTERVENSI

NO. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi rasional

keperawatan hasil (NOC) (NIC)

1. Nyeri akut NOC : Pain 1. Mengetahui

berhubungan pain level, management kondisi umum


dengan pain control 1. Kaji tanda 2. Memantau skala

peningkatan comfort level – tanda nyeri yang di

tekanan vaskuler kriteria hasil : vital rasakan

serebral - Mampu mengontrol 2. Lakukan 3. Mengetahui

nyeri (tahu pengkajia respon pasien

penyebab nyeri, n nyeri

mampu secara

menggunakan telnik komppreh

nonfarmalogi untuk ensif

mengurangi nyeri termasuk

- Melaporkan bahwa lokasi,

nyerinya berkurang karakterist

dengan k.

menggunakan 3. Observasi

manajemen nyeri reaksi non

- Mampu mengenali verbal

nyeri (skala, dari

intensitas, frekuensi ketidakny

dan tanda nyeri). amanan

2. Ketidakefektifan - Keluarga dapat Verbal 1

manajemen menjelaskan pengetahuan .

kesehatan b.d tentang pengertian,

kurang penyebab, tanda


pengetahuan dan gejalah, serta

tentang hipertensi penatalaksanaan

tentang penyakit

- Keluarga dapat

melakukan

perawatan dengan

mengontrol

makanan –

makanan yang

harus di hindari

lansia

F. IMPLEMENTASI EVALUASI

NO. Hari / tgl jam IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

1. Kamis 12 - mengkaji tanda – tanda S :

desember vital - Ny H

2019 Hasil: mengatakan sakit

09. 00 TD : 160 / 100mmHg kepala dan daerah

Nadi : 87x/ menit tengkuk leher

RR : 20x/ mnt - p: nyeri

- Melakukan pengkajian bertambah saat

09 :15 nyeri secara berkala beraktivitas

Hasil : Ny .s - Q : nyeri seperti

mengatakan sakit di tusuk – tusuk


kepala dan daerah O:

tengkuk leher dengan - Ny H tampak

skala nyeri 6 menahan

nyeri dan

memegangi

kepala

A: masalah

belum teratasi

P: intervensi di

lanjutkan

2. Jumat 13 - Mengkaji tanda – S: ny H

desember tanda vital, Mengatakan

2019 Hasil : masih sakit

09.00 TD : 150 / 100mmHg kepala

Nadi : 80x/ mnt P: nyeri

RR: 20x/mnt bertambah saat

- Melakukan beraktivitas

09.15 pengkajian nyeri Q: nyeri seperti di

secara berkala tusuk – tusuk

Hasil : ny H tampak O: masalah belum

menahan nyeri teratasi

P: intervensi

dilanjutkan

3. Saptu 14 - Mengkaji tanda – S: Ny H


septembar tanda vital, Mengatakan sakit

2019 Hasil : kepalah

09 .00 TD : 140 / 100mmHg berkurang

Nadi : 80x/ mnt O: Ny H tampak

RR: 20x/mnt nyaman

- Melakukan A: masalah

pengkajian nyeri teratasi sebagian

secara berkala P: lanjutkan

Hasil : intervensi

Ny H mengatakan

nyerinya berkurang
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas, lansia merupakan

kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase

kehidupannya. Kelompok yang di kategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang

di sebut Aging process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan

yang di tandai dengan tahapan – tahapan menurutnya berbagai fungsi organ tubuh, yang

di tandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang

dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh

darah, pernafasan, pencernaan endkrin dan lain sebagainya.

2. Saran

Dengan tersusunya asuhan keperawatan ini saya mengharapkan kepada para

pembaca dan teman – teman agar mampu memahami konsep keluarga dan konsep

penyakit yang terkait, karena dengan memahami hal tersebut, akan lebih memudahkan

anda dalam melakukan pengkajian.


PENDOKUMENTASIAN:
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, PS Budi. 2016. Faktor resiko kejadian hipertensi sistolik terisolasi pada lansia

Depkes RI, 2011. Profil indonesia sehat. Jakarta

Nugroho, 2008. Panduan kesehatan untuk lansia. Jakarta gramedia

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologis konsep klinis proses – proses penyakit. Jakarta

:EGC

Anda mungkin juga menyukai