BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan peralatan medis adalah kegiatan yang terpola dan menyeluruh untuk bagaimana
mengelola asset alat medis yang dimiliki oleh UPT BLUD Puskesmas Perampuan. Menurut peraturan
menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan , yang dimaksud dengan alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, perkakas, dan
atau implant, reagen in vitro dan kalibratorya, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan
tunggal atau kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro
terhadap specimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama
pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi atau metabolism untuk dapat membantu
fungsi/kinerja yang diinginkan.
BAB II
1
STANDAR KETENAGAAN
BAB III
STANDAR FASILITAS
2
A. Standar Fasilitas
Menurut peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, peralatan di
Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
1. Standar mutu, keamanan dan keselamatan
2. Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
3
A. Inventarisasi peralatan
Inventarisasi peralatan berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap type/model alat
untuk nama dan merk alat yang sama, mencakup:
a. Nama alat
b. Merk
c. Model/type
d. Nama perusahaan (agen)
e. Bila perlu ditambahkan kelengkapan seperti: operating manual dan service manual, jumlah alat
yang type/modelnya sama.
Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara keseluruhan,
sehingga pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan baik.
Inventarisasi peralatan guna kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola
pemeliharaan dan ditinjau secara periodik, paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan
atau penambahan peralatan baru.
B. Penyimpanan peralatan
Setelah peralatan selesai digunakan untuk pelayanan medis kepada pasien, maka peralatan
disimpan dalam kondisi yang baik. Selesai dioperasikan setiap aksesori alat harus dilepaskan,
kemudian alat dan aksesorisnya dibersihkan sebagai kegiatan perawatan yang merupakan bagian
dari kegiatan pemeliharaan peralatan. Pada waktu disimpan dalam keadaan tidak operasional),
setiap alat agar ditutup dengan penutup debu agar terhindar dari debu sehingga peralatan terlihat
selalu dalam keadaan bersih. Peralatan yang mobile sebaiknya diletakkan di bagian ruang tertentu
yang terhindardari jalan keluar masuk personil. Sedangkan peralatan yang bersifat portable
beserta aksesorisnya sebaiknya diletakkan di lemari atau rak.
D. Pemeliharaan peralatan
Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah upaya yang dilakukan agar peralatan kesehatan
selalu dalam kondisi laik pakai. Dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lam.
Dalam pelaksnaan pemeliharaan peralatan terdapat 2 kriteria pemeliharaan yaitu:
a. Pemeliharaan terencana
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah disusun sesuai dengan jadwal dengan memperhatikan jenis peralatan,
jumlah. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif/pencegahan dan
pemeliharaan korektif (perbaikan)
b. Pemeliharaan tidak terencana
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa
perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak/tidak terduga dan harus segera
dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan.
b. Pelaksanaan sterilisasi:
1) Sterilisasi panas kering dilakukan dengan menggunakan oven pensteril. Ditetapkan pada
temperature 160-170˚C dengan waktu 1-2 jam. Umumnya digunakan untuk alat yang
tahan panas tinggi seperti gelas dan alat-alat bedah, tidak dapat digunakan untuk alat-alat
gelas yang membutuhkan keakuratan dan penutup karet atau plastic.
2) Sterilisasi dengan uap panas (autoclave), pada suhu 121˚C. alat yang dapat disterilkan
dengan autoclave antara lain:
Pipet tetes, Gelas ukur, Botol infus, Erlenmeyer, Corong gelas, Gelas beaker, Pinset,
Batang pengaduk
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Pengelolaan peralatan medis dilakukan oleh seluruh staf UPT BLUD Puskesmas Perampuan
sesuai kebutuhan per unit. Dan di pertanggung jawabkan oleh Bendahara Material selaku petugas
yang melaporkan pertanggung jawaban ke Pemimpin UPT BLUD Puskesmas Perampuan. Lingkup
kegiatan pengelolaan peralatan medis meliputi wilayah UPT BLUD Puskesmas Perampuan,
Poskesdes dan PUSTU.
6
B. Langkah Kegiatan
1. Petugasmenyiapkanalatdanbahan :
a. Alat tulis
b. Buku register
2. Petugas memeriksa peralatan medis setiap bulan
3. Petugas melaksanakan uji coba peralatan medis setiap bulan
4. Petugas mengecek jika ada kerusakan yang ditemukan
5. Petugas memastikan apakah jenis kerusakan dapat diperbaiki atau tidak
6. Petugas melakukan perbaikan jika peralatan medis bisa diperbaiki
7. Petugas melaporkan kepada bendahara aset (penanggung jawab alat klinis) jika kerusakan
peralatan tidak dapat diperbaiki
8. Petugas melakukan tindak lanjut sesuai dengan arahan bendahara aset
BAB V
LOGISTIK
Seluruh peralatan medis yang digunakan tiap – tiap unit untuk menunjang pelayanan kesehatan di
wilayah kerja UPT BLUD Puskesmas Perampuan merupakan bahan Logistik yang dikelola oleh bendahara
material. Alat untuk mengontrol peralatan medis tiap – tiap unit adalah Kantu Inventaris Ruangan (KIR)
atas pengetahuan Pemimpin UPT BLUD Puskesmas Perampuan.
7
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Barang – barang baru yang datang ke UPT BLUD Puskesmas Perampuan di inventaris dan didistribusikan
ke masing – masing unit. Sebelumnya diadakan uji coba alat pada petugas agar dapat digunakan
pengoprasiannya pada pasien sesuai dengan Standar Operational Prosedur. Dan dilakukan pemantauan
pemeliharaan secara berkala serta evaluasi pengelolaan peralatan medis.
8
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kewaspadaan terhadap penggunaan alat medis mengacu pada insiden yang dapat terjadi dengan
perangkat kesehatan, ketika peralatan medis tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga
dapat menyebabkan suatu bahaya pada penggunanya. Tujuan dari kewaspadaan penggunaan alat medis
yaitu untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pasien dan petugas, mencegah terjadinya insiden dan
menentukan efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta pemanatauan.
Tindakan untuk mengatasi masalah/insiden dalam penggunaan alat medis:
a. Dengan tindakan koreksi yaitu mengatasi masalah alat medis di tempat alat tersebut digunakan
atau dijual
9
b. Dengan tindakan removal yaitu mengatasi maslah alat medis dengan menarik alat kesehatan
tersebut dari unit pengguna.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengendalian perencanaan kebutuhan, harus memenuhi standar kebutuhan alat medis di Puskesmas.
Usulan dari unit harus sesuai dengan:
a. Pemenuhan standar, pengembangan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan
b. Tingkat pemanfaatan alat medis
c. Jumlah dan jenis kompetensi sumber daya manusia
d. Kesiapan sarana dan prasarana
B. Pengendalian penerimaan
10
Memastikan peralatan akan berfungsi dengan baik dan tidak akan menimbulkan bahaya keamanan.
Pada saat penerimaan, penanggung jawab alat medis melakukan pemeriksaan fisik yaitu mencocokan
alat dengan kontrak dan brosur dan dokumen teknis, melakukan uji fungsi (uji kemampuan alat secara
maksimum), uji keselamatan (arus bocor, radiasi dll), uji coba (operator yang telah mengikuti training
pengoperasian alat).
Semua uji dan pelatihan didokumentasikan dengan baik, pelabelan dan merancang pemeliharaan
preventif.
D. Pengendalian penarikan
Tindakan untuk mengatasi masalah/insiden peralatan kesehatan yang tidak sesuai dengankinerja alat
atau peraturan yang berlaku dan menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya.
BAB IX
PENUTUP
11
PEMIMPIN UPT BLUD PUSKESMAS PERAMPUAN
Zulhana, SKM, MM
Pembina IV/a
NIP. 19690904 19930303 2 009
12