Anda di halaman 1dari 3

Anggota Kelompok :

1. Dwi Fitri Surya Desita (06101181823001)


2. Noti zulita ( 0610118123015)
3. Galluh Apda ( 0610118123067)
4. Tatik Yulia ( 06101281823022)

1. PENGERTIAN MAKROMOLEKUL ?
Jawab :
Makromolekul adalah senyawa yang memiliki ukuran sangat besar, dapat
berupa siklik (cincin), rantai, atau gabungan siklik dan rantai. Makromolekul adalah
sebuah molekul yang sangat besar seperti protein, polisakarida, asam nukleat, atau
lipid. Makromolekul biasanya digunakan untuk merujuk kepada polimer biologis
yang besar, seperti asam nukleat dan protein, yang terdiri dari monomer kecil yang
dihubungkan bersama -sama. Makromolekul memiliki massa molekul (berat molekul)
dan struktur relatif tinggi. Massa makromolekul pada dasarnya terdiri dari
pengulangan beberapa unit asal dari makromolekul tersebut, sebenarnya atau
konseptual, dari molekul massa molekul relatif rendah. Mereka umumnya berbasis
karbon dan sering penting secara biologis. Contoh Makromolekul : Polimer,
Karbohidrat, Lemak, Protein, Plastik, dan Minyak.

2. KARAKTERISTIK MAKROMOLEKUL ?
Jawab :
SIFAT-SIFAT MAKROMOLEKUL
Sifat fisik bahan makromolekul (polimer), misal keras, kekakuan, dapat tidaknya
berubah bentuk yang tergantung pada struktur molekul, jenis polimer. Jika polimer
dilarutkan dapat membentuk larutan koloid sejati yang bersifat stabil Sifat fisik
polimer berbeda dengan mediumnya, dan dapat terjadi interaksi antara polimer
dengan mediumnya. Karakteristik utama yang sangat menarik dari struktur
makromolekul ini
adalah konstruksi moduler yang dimilikinya. Konstruksi ini dibangun oleh
unit-unit penyusunnya yang satu sama lain dihubungkan oleh ikatan ester
atau amida. Perakitan makromolekul dari unit penyusun sederhananya ini
merupakan proses yang reversibel.
Perhatikan sifat sifat senyawa makro molekul berikut ini!
1. Sukar larut dalam air
2. Bersifat ampoter
3. Mengalami denaturasi jika di panaskan
4. Mengalami koagulasi jika ditambahkan asam,basa maupun pemanasan senyawa
makromolekul yang dimaksud adalah karbohidrat, protein, lipid, asam nukleat, dan
steroid.

3. CARA MENENTUKAN BERAT MOLEKUL ?


Jawab :
Untuk menetapkan berat molekul senyawa yang sederhana digunakan teknik
spektrometri massa, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan ketika hadir gugus
fungsi yang cocok. Teknik kovensiaonak dari spektrometri massa tidak banyak lagi
digunakan dalam bidang polimer di luar karakterisasi produk-produk degradasi
polimer karena syarat-syarat pengukurannya untuk sampel yang mudah menguap.
Akhir-akhir ini telah ditemukan beberapa perkembangan baru yang menarik dalam
desorpsi medan yang telah memperluas sprektrometri massa ke dalam daerah
makromolekul. Namun perkembangan demikian masih dalam fase awal dan tidak
memiliki pemakaian rutin dari metode-metode yang lebih tradisional dalam penetapan
berat molekul. Teknik yang umum digunakan untuk menetapkan berat molekul
polimer adalah osmometri, hamburan cahaya dan ultrasentrifugasi. Meskipun titrasi,
krioskopi, dan ebulliometri juga digunakan dalam beberapa aplikasi. Metode yang
paling mudah untuk menetapkan berat molekul melibatkan pengukuran viskositas
larutan, tetapi ini bukan metode yang mutlak dan hanya bisa digunakan bersama salah
satu dari teknik pengukuran berat molekul mutlak. Nilai berat molekul yang diperoleh
tergantung pada besarnya ukuran dalam metode pengukurannya. Metode yang
bergantung pada analisis gugus ujung atau sifat-sifat koligatif menimbulkan apa yang
dikenal sebagai berat molekul rata-rata jumlah karena bilangan atau jumlah molekul
dari setiap berat dalam sampel yang bersangkutan dihitung. Berat total dari suatu
sampel polimer, W adalah jumlah berat dari setiap spesies yang ada, dimana N dan M
menunjukkan jumlah mol dan berat molekul setiap spesies.
Berat molekul rata-rata adalah berat sampel per mol. hamburan cahaya dan
ultrasentrifugasi merupakan metode untuk menetapkan berat molekul yang didasarkan
pada massa dan polarisabilitas spesies polimer yang ada. Polimer dengan massa yang
lebih besar maka kontribusinya ke pengukuran menjadi lebih besar. Berbeda dengan
berat molekul rata-rata jumlah, metode ini menjumlahkan fraksi berat masing-masing
spesies dikalikan dengan berat molekulnya.
Metode Pengukuran Ada beberapa metode pengukuran yang digunakan
untuk menentukan berat molekul suatu polimer, dalam hal ini adalah berat
molekul rata-rata jumlah dan berat molekul rata-rata berat.
1. Berat Moleku Rata-Rata Jumlah
Berat molekul rata –rata jumlah diperoleh dari perhitungan bilangan atau jumlah
molekul dari setiap berat dalam sampel bersangkutan. Berat total suatu sampel
polimer adalah jumlah berat dari setiap spesies molekul yang ada. Dalam
pengukuran berat molekul rata –rata jumlah semua molekul yang terdispersi
dianggap memiliki berat yang sama pada suatu rantai polimer, namun antara
rantai polimer yang satu dengan rantai polimer yang lain memiliki jumlah
molekul yang berbeda sesuai dengan derajat polimerisasi dari suatu proses polimer.
Jumlah molekul setiap spesies.Jadi berat molekul rata-rata jumlah adalah berat sampel
per mol.
2. Berat Molekul Rata –Rata Berat
Berat molekul rata-rata berat dihitung berdasarkan pada massa dan polarisibilitas
spesies polimer yang ada. Polimer dengan masa yang lebih besar maka kontribusinya
ke pengukuran menjadi lebih besar.

Rumus Berat Molekul


Teknik yang umum digunakan untuk menetapkan berat molekul polimer adalah
osmometri, hamburan cahaya dan ultrasentrifugasi. Meskipun titrasi, krioskopi, dan
ebulliometri juga digunakan dalam beberapa aplikasi. Metode yang paling mudah untuk
menetapkan berat molekul melibatkan pengukuran viskositas larutan, tetapi ini bukan metode
yang mutlak dan hanya bisa digunakan bersama salah satu dari teknik pengukuran berat
molekul mutlak. Nilai berat molekul yang diperoleh tergantung pada besarnya ukuran dalam
metode pengukurannya. Metode yang bergantung pada analisis gugus ujung atau sifat-sifat
koligatif menimbulkan apa yang dikenal sebagai berat molekul rata-rata jumlah karena
bilangan atau jumlah molekul dari setiap berat dalam sampel yang bersangkutan dihitung.
Berat total dari suatu sampel polimer, W adalah jumlah berat dari setiap spesies yang ada,
dimana N dan M menunjukkan jumlah mol dan berat molekul setiap spesies.

Berat molekul rata-rata adalah berat sampel per mol.

Sementara itu, hamburan cahaya dan ultrasentrifugasi merupakan metode untuk


menetapkan berat molekul yang didasarkan pada massa dan polarisabilitas spesies polimer
yang ada. Polimer dengan massa yang lebih besar maka kontribusinya ke pengukuran
menjadi lebih besar. Berbeda dengan berat molekul rata-rata jumlah, metode ini
menjumlahkan fraksi berat masing-masing spesies dikalikan dengan berat molekulnya.

Dengan demikian nilai yang diperoleh disebut berat molekul rata-rata berat dan rumusnya
sebagai berikut:

Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang
disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer adalah hasil kali berat molekul
unit ulangan dan Dpn.
Contohnya :
polimer poli (vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (Mn) adalah :
M0 (– CH2CHCl -) = 63, DP = 1000
Mn = DP x M0
Mn = 63 x 1000
= 63000.

Anda mungkin juga menyukai