Anda di halaman 1dari 37

TUGAS PENELITIAN SOSIOLOGI

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN BELAJAR SISWA


KELAS XII SMAN 01 KEPAHANG TAHUN PELAJARAN 2019\2020

Oleh : SALMAN REDO SATRIA

Kelas : XII IPS 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 KEPAHIANG


TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............. ii


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Tentang Belajar .................................................................... 4

2.2 Kajian Tentang Disiplin Belajar ....................................................... 6

2.3 Penelitian yang Relevan ................................................................... 12

2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................. 14

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 15

3.2 Variabel Penelitian............................................................................ 15

3.3 Metode Analisis Instrumen Penelitian .............................................. 15

3.4. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 16

3.5 Metode Analisis Data ....................................................................... 17

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................ 20

4.2. Pembahasan ..................................................................................... 23

BAB 5 PENUTUP

ii
iii

5.1. Simpulan .......................................................................................... 31

5.2. Saran ................................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 33


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan


kehidupan masyarakat telah membawa pengaruh bagi dunia pendidikan agar
segera melakukan berbagai upaya penyesuaian untuk mampu menyiapkan
siswa dalam menghadapi berbagai tantangan. Usaha meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia dewasa ini mendapat perhatian yang cukup besar. Hal
ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan sarana prasarana pendidikan,
profesionalisme tenaga pendidik, maupun peningkatan mutu siswa. Salah satu
bentuk peningkatan mutu siswa yaitu ditetapkannya batas minimal kelulusan
Ujian Akhir Nasional (UAN) yang terus meningkat tiap tahunnya. Menurut
Republika edisi 11 Maret 2012, siswa harus mencapai angka minimal 5,5 untuk
semua mata pelajaran agar dapat lulus ujian. Adanya hal tersebut diharapkan
dapat meningkatkan mutu siswa.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seorang siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik
dimungkinkan mempunyai disiplin belajar yang baik pula. Siswa yang
memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap
perannya sebagai seorang siswa yaitu belajar secara terarah dan teratur. Pada
akhirnya siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan
mengendalikan perilakunya.

1
2

Disiplin belajar merupakan salah satu sikap atau perilaku yang harus
dimiliki oleh siswa. Tu’u (2004:93) menyatakan pencapaian hasil belajar yang
baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat
baik, juga didukung oleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten,
disiplin individu dalam belajar, dan juga karena perilaku yang baik. Disiplin
sangatlah diperlukan bagi setiap orang, dimanapun dan kapanpun. Hal tersebut
dikarenakan disiplin menentukan kelancaran seseorang di dalam menggapai
tujuannya. Permasalahan disiplin jika dikaitkan dengan dunia pendidikan,
maka disiplin tersebut akan menentukan bagaimana proses pembelajaran di
lingkungan pendidikan berjalan dengan baik
Proses pembelajaran siswa terdapat hal-hal yang mempengaruhi
disiplin belajar. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
menurut Suradi (2011) dijelaskan sebagai berikut: Faktor – faktor yang
mempengaruhi disiplin belajar adalah faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor yang pertama yaitu faktor instrinsik, meliputi faktor psikologi, seperti
minat, motivasi, bakat, konsentrasi, dan kemampuan kognitif. Faktor fisiologis,
yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain pendengaran, penglihatan,
kesegaran jasmani, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang diderita.
Faktor yang kedua yaitu faktor ekstrinsik meliputi faktor non-sosial, seperti
keadaan udara, waktu, tempat dan peralatan maupun media yang dipakai untuk
belajar. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.
Berdasarkan paparan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar dan disiplin belajar, artinya faktor-faktor tersebut selain
mempengaruhi disiplin belajar siswa, masing-masing faktorpun saling
berhubungan satu sama lain. Faktor-faktor yang akan diteliti yaitu berkaitan
dengan disiplin belajar siswa kelas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Disiplin Belajar Siswa Kelas XII SMA N 01 Kepahiang”
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah :
3

apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas


XII di SMA N 01 Kepahiang tahun pelajaran 2019/2020?
1.3. Tujuan Penelitian
Meninjau dari permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas
XII di SMA N 01 Kepahiang tahun pelajaran 2019/2020.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Masukan bagi pihak sekolah untuk lebih meningkatkan kualitas hasill
belajar siswanya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
disiplin belajar siswa.
2. Bagi Guru
Memberikan masukan bagi pihak guru dalam usaha meningkatkan hasil
belajar siswa dengan memperhatikan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi disiplin belajar
3. Bagi Siswa
Memberikan masukan bagi siswa dalam usaha meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan memperhatikan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi displin belajar siswa terutama tentang kondisi dalam diri
siswa yang meliputi bakat, minat dan motivasi, serta lingkungan yang
mempengaruhi hasil belajarnya.
4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Tentang Belajar


2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Setiap orang, baik disadari maupun tidak selalu
melaksanakan aktivitas belajar. Kegiatan harian yang dimulai dari bangun
tidur sampai dengan tidur kembali akan selalu diwarnai oleh aktivitas belajar.
Belajar membuat manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada.
Beberapa pengertian belajar menurut para ahli:
a.Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, and to follow direction (Harold Spears dalam Sardiman, 2011:20).
Artinya belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu
sendiri, mendengar, dan mengikuti petunjuk.
b.Belajar merupakan aktvitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan dalam dirinya melalui pelatihan – pelatihan atau pengalaman –
pengalaman (Baharuddin, 2008:12).
c.Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 2011:20).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar di atas yang
dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mengadakan perubahan
dalam dirinya secara keseluruhan baik berupa pengalaman, ketrampilan,
sikap dan tingkah laku sebagai akibat dari latihan serta interaksi dengan
lingkungannya.
2.1.2. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar adalah “hal-hal yang sangat penting yang


harus ada dalam suatu proses belajar dan pembelajaran” (Darsono,
5

2000:26). Prinsip-prinsip tersebut jika diabaikan akan membuat semua hal


yang berhubungan dengan proses belajar menjadi terhambat, dan pada
akhirnya pencapaian hasil belajar tidak optimal. Prinsip-prinsip belajar
diantaranya adalah:

a. Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal
suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yang tidak kondusif seperti sakit akan
mengganggu proses belajar. Demikian pula kondisi psikologis yang
kurang baik seperti gelisah, tertekan merupakan kondisi awal yang tidak
menguntungkan bagi kelancaran belajar siswa.
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek. Belajar
sebagai suatu aktivitas yang kompleks sangat membutuhkan perhatian
dari siswa yang belajar. Siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik
jika siswa mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
Bahan pelajaran jika tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan yang mengakibatkan siswa malas belajar.

c. Motivasi
Motivasi siswa dalam belajar terkadang sangat tinggi, terkadang tidak
timbul sama sekali. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang baik
dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya dalam
mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam
belajar akan memberi dampak kurang baik pula bagi prestasi belajarnya.

d. Keaktifan Siswa
Siswa merupakan subjek dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu
siswa harus aktif dan tidak boleh pasif. Siswa harus mampu mencari,
menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dengan
bantuan Guru.
6

2.1.3. Ciri-ciri Belajar


Proses belajar yang baik sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, untuk mencapai tujuan tersebut, siswa perlu
memahami ciri-ciri belajar yang baik. Ciri-ciri belajar yang baik
diantaranya adalah:
a.Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar dapat diamati dari tingkah laku,
yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak terampil menjadi terampil.
a.Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
atau tidak berubah-ubah
b.Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
c.Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

2.2. Kajian Tentang Disiplin Belajar


2.2.1. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Disiplin
merupakan titik pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada
kesepakatan antara guru dan siswa yang mengakibatkan prestasi yang dicapai
kurang optimal terutama dalam belajar.
Berikut adalah pendapat disiplin menurut para ahli.
a. Disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau
masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap
peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul
dari dalam hatinya (Rachman dalam bukunya Tu’u, 2004:32).
b. Disiplin adalah satu aspek kehidupan yang mesti wujud dalam masyarakat.
Oleh itu ia hendaklah mendapat perhatian berat dari semua pihak sama
ada di sekolah atau di luar sekolah (Zainal, 2009:2).
7

c. Disiplin belajar adalah hal yang sangatlah diperlukan bagi setiap siswa,
dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan lebih mudah
tercapai (Sanjaya, 2005:9).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
disiplin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah
serangkaian perilaku seseorang yang menunjukan ketaatan dan kepatuhan
terhadap peraturan, tata tertib norma kehidupan yang berlaku karena
didorong adanya kesadaran dari dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan
belajar yang diinginkan.

2.2.2. Pentingnya Disiplin


Perilaku disiplin sangatlah diperlukan oleh siapapun, dimanapun dan
kapanpun, begitu juga siswa yang harus disiplin dalam mentaati tata tertib
sekolah, ketaatan dalam belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas dan
disiplin dalam belajar di rumah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berikut pendapat-pendapat para ahli mengenai pentingnya disiplin.
a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil
dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang kerap kali melanggar
ketentuan sekolah pada umumnya akan terganggu optimalisasi potensi
dan prestasinya.
b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan kelas menjadi kurang
kondisif bagi kegiatan pembelajaran.
c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan
norma-norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan demikian
anakanaknya dapat menjadi individu yang teratur, tertib dan disiplin.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai pentingnya
disiplin, dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin sangatlah penting dan
dibutuhkan oleh setiap siswa. Berbagai manfaat disiplin belajar bagi siswa
sangatlah terlihat, terutama disiplin yang tumbuh secara sadar akan
membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan
menjadikan siswa meraih kesuksesan dalam belajar.
8

2.2.3. Fungsi Disiplin


Disiplin belajar yang diterapkan berulang-ulang akan memberikan
kebiasaan yang baik bagi siswa. Berbagai macam fungsi disiplin belajar
dapat bermanfaat bagi kehidupan siswa maupun orang-orang disekitarnya.
Beberapa fungsi disiplin antara lain:
1. Menata kehidupan bersama
Disiplin mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu
atau dalam masyarakat. Hubungan atara satu dengan yang lainnya akan
menjadi baik dan lancar dengan adanya disiplin.
2. Membangun kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik akan sangat berpengaruh pada
kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh
kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang,
tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
3. Melatih kepribadian
Kepribadian yang tertib, teratur, taat, dan patuh perlu dibiasakan serta
dilatih.
4. Pemaksaan
Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.
5. Hukuman
Sanksi disiplin berupa hukuman tidak boleh dilihat hanya sebagai cara
untuk menakut-nakuti atau untuk mengancam supaya orang tidak
berani berbuat salah. Ancaman atau hukuman sangat penting karena
dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan
mematuhinya.
6. Mencipta lingkungan kondusif
Peraturan sekolah yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik,
memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan
9

pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran (Tu’u,


2004:3844).

2.2.4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar


Permasalahan disiplin belajar siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau hasil belajarnya. Permasalahan-
permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada umumnya
berasal dari faktor intern yaitu dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern
yang berasal dari luar. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin adalah
sebagai berikut:
a. Kesadaran diri, berfungsi sebagai pemahaman diri bahwa disiplin
dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain
kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terbentuknya disiplin.
b. Pengikut dan ketaatan, sebagai langkah penerapan dan praktik atas
peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini
sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh
kemampuan dan kemauan diri yang kuat.
c. Alat pendidikan, untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan
diajarkan.
d. Hukuman, sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan
yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan
harapan (Tu’u, 2004:48-49).
Hal senada menurut pendapat Suradi (2011) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut:
1.Faktor Intrinsik
a. Faktor non-sosial, seperti keadaan udara, waktu, tempat dan peralatan
maupun media yang dipakai untuk belajar. Pendapat lain menyatakan
bahwa: Faktor – faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah
lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan
tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/ kuat, atau tidak terlalu lemah/
10

gelap, suasana yang sejuk dan senang. Kedua yaitu faktor instrumental,
yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar dan lain sebagainya. Kedua software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku dan lain sebagainya. Faktor materi
pelajaran termasuk dalam lingkungan nonsosial yang terakhir. Faktor ini
hendaknya disesuaikan dengan perkembangan siswa, begitu juga dengan
metode mengajar guru (Baharuddin, 2008:27-28).
Lingkungan nonsosial dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,
meliputi keadaan ruang belajar dan peralatan mengajar. Keadaan ruang
belajar dijabarkan menjadi kondisi udara yang baik, pencahayaan yang
cukup, dan keadaan ruang belajar yang nyaman. Peralatan mengajar
dapat dibedakan menjadi keadaan ruang kelas, fasilitas di dalam ruang
kelas, kurikulum dan peraturan yang telah dibuat.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.
Pendapat lain menyatakan bahwa:
1) Lingkungan Sosial Sekolah
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan temanteman
sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan
yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk
belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi
teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi
siswa untuk belajar.
2) Lingkungan Sosial Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
11

3) Lingkungan Sosial Keluarga


Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap
aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua,
anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik (Baharuddin, 2008:26-27).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa lingkungan sosial mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Hubungan
yang baik antar lingkungan sosial sekolah yang terdiri dari guru, dengan
teman – teman sekelas, serta administrasi mampu memberikan dorongan
yang baik bagi siswa untuk belajar lebih giat. Lingkungan sosial masyarakat
merupakan lingkungan dimana siswa berinteraksi dengan warga sekitar
rumahnya. Siswa harus dapat membatasi diri dari pengaruh lingkungan yang
buruk. Lingkungan sosial yang terakhir berasal dari keluarga, peran serta
orangtua dalam proses belajar anaknya sangatlah dibutuhkan. Aturan – aturan
yang ada di dalam lingkungan keluarga hendaknya dilaksanakan dengan baik
guna menjalin hubungan yang baik antar anggota keluarga.
2.Faktor instrinsik
a.Faktor psikologi, seperti minat, motivasi, bakat, konsentrasi, dan
kemampuan kognitif. Pendapat lain mengatakan bahwa: Secara sederhana
minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu (Baharuddin, 2008:24). Seseorang
yang tidak mempunyai minat untuk belajar dapat membuat gairah ataupun
semangat belajar yang kurang. Munculnya minat belajar yang baik biasanya
akan disertai dengan aktivitas belajar yang baik pula.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat yang besar akan mendukung
kelancaran proses belajar siswa. Minat belajar siswa dapat ditunjukkan
dengan perasaan senang pada suatu pelajaran, perhatian siswa terhadap
12

pelajaran, konsentrasi siswa terhadap pelajaran, dan kesadaran siswa untuk


belajar
b.Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain
pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, kekurangan gizi, kurang tidur
dan sakit yang diderita.
Dalam penelitian ini, kondisi fisiologis dikategorikan menjadi dua,
yaitu kondisi fisik dan fungsi jasmani. Kondisi fisik siswa yang baik dapat
memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar. Kondisi fisik yang
dimaksud di atas dapat diperoleh dengan menjaga pola makan, rajin
berolahraga, dan dengan istirahat yang cukup. Fungsi jasmani yang diteliti
lebih kepada fungsi pancaindera yang digunakan dalam aktivitas belajar,
dalam hal ini adalah mata dan telinga.

2.3. Penelitian yang Relevan

1) Atifah, Nur (2006) dengan judul “Hubungan Tingkat Kedisiplinan


dengan Prestasi Belajar Sosiologi Bagi Siswa Kelas XI IPS Madrasah
Aliyah Negeri Babakan Lebaksiu Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006”,
menunjukkan hasil hubungan disiplin yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat kedisiplinan siswa dalam kategori tinggi, terbukti
sebanyak 74,5% siswa mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi
selebihnya 19,1% dengan kedisiplinan sangat tinggi dan 6,4% dalam
kategori rendah. Dilihat tingkat pelanggarannya, sebanyak 48,9%
siswa tidak melakukan pelanggaran, 23,4% melakukan 1 kali,
selabihnya melakukan 2-5 kali pelanggaran. Prestasi belajar sosiologi
yang dicapai siswa dalam kategori cukup, terbukti dari 46,8% siswa
memperoleh nilai 70-80 dalam kategori cukup, 27,7% siswa
memperoleh nilai kurang dari 70 dalam kategori kurang dan 25,5%
dengan nilai antara 80-90 dalam kategori baik. Hasil analisis regresi
diperoleh nilai Fhitung sebesar 21,18 > Ftabel (4,06) pada taraf kesalahan
13

5% dengan dk = 1 dan dk = 45, sehingga Ho ditolak, yang berarti ada


hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan dengan prestasi
belajar sosiologi yang dicapai siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah
Negeri Babakan Lebaksiu Tegal.

2) Khafid, Muhammad dan Suroso (2007) dengan judul “Pengaruh


Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar
Ekonomi”, menunjukkan hasil analisis deskriptif persentase dan
analisis statistik yang telah dilaksanakan, maka dapat dirumuskan
pokok-pokok simpulan hasil penelitian sebagai berikut: (1) Disiplin
belajar siswa dalam kategori tinggi dengan presentase 77,25% dan
lingkungan keluarga dalam kategori baik dengan presentase 71,02%,
(2) Secara simultan disiplin belajar dan lingkungan keluarga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 14,8% dan sisanya
sebesar 85,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap
dalam penelitian ini, dan (3) Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil
belajar siswa adalah sebesar 8,17% sedangkan besarnya pengaruh
lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa adalah 8,76%.

2.4. Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku.


Perubahan perilaku yang didapat melalui belajar bersifat permanen yang akan
bertahan relatif lama. Kegiatan belajar mengajar yang baik berasal dari disiplin
belajar yang baik pula, sebaliknya apabila disiplin belajar tidak dioptimalkan
maka akan timbul masalah disiplin. Adapun alur atau kerangka berfikir dalam
penelitian “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Siswa Kelas
XII Sma N 01 Kepahiang”
14

Disiplin Belajar
15

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1. Populasi Penelitian
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat
perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” yang menjadi populasi
adalah semua siswa kelas XII di SMA N 01 Kepahiang.
3.1.2Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pada penelitian
ini diambil sampel pada kelas XII IPS 2
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.. “Variabel pada analisis faktor tidak dikelompokkan menjadi
variabel bebas dan variabel terikat, sebaliknya sebagai penggantinya seluruh
set hubungan interdependent antar variabel diteliti.
3.3Metode Analisis Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya
instrumen tersebut digunakan dalam pengambilan data penelitian.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengambilan data
angket uji coba adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Membuat kisi-kisi angket/kuesioner dengan beberapa variabel dan
subvariabel yang akan diungkap dengan batasan sesuai dengan judul
penelitian.
b. Membuat pernyataan sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada 30 siswa 15 siswa kelas XII
IPS 1 dan 15 siswa kelas XII IPS 2 di SMA N 01 Kepahiang.
3. Tahap Analisis instrumen
16

a. Validitas Instrumen
“Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
Suatu kuesioner.Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tngkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Suharsimi (2006:170) menuliskan rumus digunakan untuk mengukur
validitas sebagai berikut:

Keterangan:

= Validitas instrumen

= Jumlah skor tiap butir soal

= Skor total

= Jumlah subjek

b.Reliabilitas instrumen
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” “Reliabilitas
sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu” (Ghozali, 2011:47).
instrumen memperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,915 artinya instrumen
yang digunakan reliabel sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data
dalam penelitian
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Metode dokumentasi
17

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel


yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda, dan sebagainya”
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan data siswa, tata tertib, dan kondisi sekolah SMA N01
Kepahiang
3.4.2. Metode angket atau kuesioner
Metode Kuesioner atau angket yang digunakan dalam pengumpulan data
dalam penelitian ini tergolong dalam kuesioner tertutup karena sudah tersedia
jawaban dan responden tinggal memberi tanda pada jawaban yang dikehendaki.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari butir-butir pertanyaan yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan
dengan disiplin belajar siswa XII SMA N 01 Kepahiang
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor, karena faktor-
faktor yang mempengaruhi suatu variabel dapat direduksikan menjadi beberapa set
indikator, tanpa kehilangan informasi yang berarti.Analisis faktor ialah analisis
yang menentukan variabel baru yang disebut faktor yang jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah variabel asli yang tidak berkolerasi satu sama lainnya.
Supranto, (2004:117-118), mengemukakan langkah – langkah analisis
faktor sebagai berikut:
1. Keiser-Mayer-Olkin (KMO)
KMO mengukur kecukupan sampel (sampling adequacy), yaitu suatu indek yang
digunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor-faktor yang menyebabkan
disiplin belajar pada siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK
NU 01 Kendal. “Apabila koefisien KMO antara 0,50 – 1,0 berarti analisis faktor
tepat, sedangkan apabila kurang dari 0,50 analisis faktor dinyatakan tidak tepat”
18

2. Anti-Image Matrices
Pada Anti-Image Correlation terdapat sejumlah angka yang membentuk diagonal
(bertanda “a”). Jika ada variabel yang bernilai korelasi < 0,50, maka variabel
tersebut dikeluarkan.
3. Communality
“Analisis ini merupakan jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel
dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis”. Analisis ini menunjukkan
seberapa jauh suatu variabel terukur memiliki ciri yang dimilki oleh variabel-
variabel yang lain. Koefisien communality disebut cukup efektif apabila bernilai
> 50%.
4. Total Variance Explained
Total Variance Explained digunakan untuk mengetahui banyaknya faktor yang
terbentuk, faktor yang terbentuk harus memiliki Eigenvalue > 1. Eigenvalue
merupakan koefisien yang menunjukkan jumlah varian yang berasosiasi dengan
masing-masing faktor kesulitan belajar. Faktor yang mempunyai eigenvalue > 1
akan dimasukkan ke dalam model.
5. Rotated Componen Matrix
Rotated Componen Matrix merupakan distribusi variabel-variabel yang telah di
ekstrak ke dalam faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loading setelah
melalui proses rotasi faktor. Factor loading merupakan besarnya muatan suatu
item. Factor loading yang > 0,50 akan dimasukkan sebagai indikator suatu faktor.
Variabel yang memiliki factor loading <50 dianggap memiliki konstribusi yang
lemah terhadap faktor yang terbentuk sehingga harus direduksi atau digugurkan
(Supranto, 2004:124).

3.6. Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase dalam penelitian ini digunakan untuk


mengetahui besarnya persentase faktor-faktor baru yang terbentuk yang
mempengaruhi disiplin belajar pada siswa kelas XII di SMA N 01 Kepahiang.
. Rumus yang digunakan untuk menghitung deskripsi persentase adalah
sebagai
19

berikut:

(Ali, 1994:184)

Keterangan:

n = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai

Penentuan tabel kategori sebagai berikut:

a. Nilai tertinggi = x(skor tertinggi)

b. Nilai terendah = x(skor terendah)

c. Menetapkan rentangan = x(skor tertinggi) – x(skor terendah)

d. Interval skor =
20

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum SMA N 01 Kepahiang
Secara letak geografis SMA N 01 Kepahiang Jalan Hutan Konak
Mempunyai tanah seluas ± 4781 m2. SMA N 01 Kepahiang sulit dijangkau karena
letaknya yang tidak strategis.
1. Tenaga pendidik di SMA N 01 Kepahiang
Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA N 01 Kepahiang
No Status Total
1 Tenaga Pendidik 58
2 Tenaga Kependidikan 42
Jumlah 100
Total tenaga pendidik di SMA N 01 Kephiang adalah 58 orang. Total
tenaga kependidikan 42 orang yang semuanya bukan pegawai negeri sipil. Jumlah
semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA N 01 Kepahiang adalah
100 orang.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana seperti gedung dan sarana penunjang lainnya yang
ada di SMA N 01 Kepahiang adalah sebagai berikut:
NO Ruang Jumnlah
1 Ruang Kelas 36
2 Ruang Guru 2
3 Ruang Lab 4
4 Ruang Kepala Sekolah 1
5 Ruang Perpustakaan 1
6 Ruang Koperasi 1
7 Ruang Ibadah 1
8 Ruang Tata Usaha 1
21

3. Data Siswa
No Kelas Jumlah Jumlah Persentase
1 X 12 325 33,70%
2 XI 12 350 33,15%
3 XII 12 375 33,15%
Jumlah 36 1050 100,00%
4.1.2 Analisis Faktor

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor melalui sofware


SPSS. Analisis ini dilakukan untuk mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi
disiplin belajar pada siswa kelas XII.
Analisis dilakukan sampai dengan tidak ada item faktor yang gugur.
1. Analisis Tahap 1

a. KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)

KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) yaitu angka indeks yang digunakan untuk menguji


ketepatan analisis faktor, menunjukkan bahwa nilai KMO sebesar 0,603 angka
tersebut lebih besar dari 0,50 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil analisis ini
sudah tepat digunakan.

b. Anti Image Correlation

Terlihat bahwa ada nilai faktor yang di bawah 0,50, yaitu faktor perasaan senang
(X1), faktor perhatian (X2), faktor konsentrasi (X3), faktor penerapan/aplikasi
(X10), faktor hubungan dengan keluarga (X24), faktor pencahayaan (X28), dan
faktor sejuk dan tenang (X29), sehingga harus dikeluarkan dari model
c. Comunalities

Terlihat bahwa nilai dari masing-masing faktor di atas 0,5 sehingga dapat dikatakan
bahwa faktor-faktor yang bersangkutan cukup efektif
22

d. Total Variance Explained

Terlihat bahwa nilai eigenvalues yang lebih dari 1,00 berjumlah 12 (delapan belas)
buah faktor sehingga dalam hal ini akan terdapat 12 komponen yang akan dibentuk
oleh faktor yang akan dimasukkan ke dalam model untuk membentuk variabel
e. Rotated Component Matrix

Terlihat bahwa terdapat 12 kelompok faktor yang nantinya akan membentuk


variabel yang mempengaruhi disiplin belajar pada siswa SMA N 01 Kepahiang
Terlihat bahwa terdapat faktor yang gugur dan harus dikeluarkan dari model karena
nilainya kurang dari 0,50 yaitu faktor aturan keluarga (X26), faktor aktivitas di
lingkungan masyarakat (X23), faktor peraturan sekolah (X33), faktor synthesis
(X12), dan faktor evaluasi (X13) (lampiran 9, halaman 134).

Berdasarkan hasil analisis tahap 1, maka perlu adanya revisi yaitu melakukan
kembali analisis faktor dengan menggugurkan faktor perasaan senang (X1), faktor
perhatian (X2), faktor konsentrasi (X3), faktor penerapan/aplikasi (X10), faktor
hubungan dengan keluarga (X24), faktor pencahayaan (X28), faktor sejuk dan
tenang (X29), faktor aturan keluarga (X26), faktor aktivitas di lingkungan
masyarakat (X23), faktor peraturan sekolah (X33), faktor synthesis (X12), dan
faktor evaluasi (X13).

2. Analisis Tahap 2

a. KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)

Hasil pengujian ulang tahap 2, setelah faktor perasaan senang (X1), faktor perhatian
(X2), faktor konsentrasi (X3), faktor penerapan/aplikasi (X10), faktor hubungan
dengan keluarga (X24), faktor pencahayaan (X28), faktor sejuk dan tenang (X29),
faktor aturan keluarga (X26), faktor aktivitas di lingkungan masyarakat (X23),
faktor peraturan sekolah (X33), faktor synthesis (X12), dan faktor evaluasi (X13)
dikeluarkan dari model dan dilakukan pengujian ulang. Terlihat bahwa nilai KMO
23

sebesar 0,669 angka tersebut lebih besar dari 0,50 sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil analisis ini sudah tepat digunakan
b.Anti Image Correlation
Terlihat bahwa tidak ada nilai faktor yang di bawah 0,50
c. Comunalities
Terlihat bahwa ada nilai faktor yang di bawah 0,50, yaitu faktor gedung sekolah
(X30) sehingga harus dikeluarkan dari model (lampiran 10, halaman 136).
d. Total Variance Explained
Terlihat bahwa nilai eigenvalues yang lebih dari 1,00 berjumlah 8 (delapan) buah
faktor sehingga dalam hal ini akan terdapat 8 komponen yang akan dibentuk oleh
faktor yang akan dimasukkan ke dalam model untuk membentuk variabel (lampiran
10, halaman 142).
e. Rotated Component Matrix
Terlihat bahwa terdapat 8 kelompok faktor yang nantinya akan membentuk variabel
yang mempengaruhi disiplin belajar pada siswa SMK NU 01 Kendal. Terlihat
bahwa terdapat faktor yang gugur dan harus dikeluarkan dari model karena nilainya
kurang dari 0,50 yaitu faktor gedung sekolah (X30), faktor alat-alat praktik (X31),
faktor ulet menghadapi kesulitan (X6), dan faktor analisis (X11) (lampiran 10,
halaman 144).
Berdasarkan hasil analisis tahap 2, maka tidak perlu adanya pengujian atau
analisis ulang karena tidak ada faktor yang harus gugur dalam pengujian.\

4.2 Pembahasan

4.2.1. Faktor-faktor yang Mempengerahui Disiplin Belajar Siswa Kelas XII


Berdasarkan hasil analis faktor, faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
siswa kelas XII sebagai berikut:
1. Lingkungan Sekolah

Subvariabel lingkungan sekolah meliputi teman bergaul, kesadaran, dan


administrasi sekolah. Lebih jelasnya sebagai berikut:
24

a. Teman Bergaul

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase teman bergaul siswa secara


umum masih dalam kategori baik karena disebabkan sekolah yang berbasis
islam, dam sekolah juga memiliki peraturan mengenai batasan-batasan antara
laki-laki dan perempuan. Teman bergaul yang baik di sekolah adalah teman
yang selalu mentaati peraturan dan selalu mengingatkan apabila temannya
melakukan kesalahan. Disiplin belajar seorang siswa akan meningkat jika ia
berteman dengan siswa yang mempunyai disiplin baik pula.
b. Kesadaran

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase kesadaran belajar siswa secara


umum dalam kategori baik, namun frekuensi secara keseluruhan dari hasil
analisis menunjukkan kesadaran siswa paling banyak berada pada kriteria
kurang baik. Kesadaran belajar yang kurang baik disebabkan karena siswa
kurang terbiasa belajar secara rutin. Di dalam diri siswa belum muncul
pemikiran bahwa hasil dari proses belajar sesungguhnya sangat bermanfaat
bagi kehidupannya di masa depan. Sebagai hasil belajar, perubahan yang
terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus. Suatu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang
anak belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak bisa
membaca menjadi bisa membaca.

c. Administrasi Sekolah

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase administrasi sekolah siswa


secara umum dalam kategori baik. Di sekolah swasta, administrasi sekolah
terdiri dari berbagai hal, salah satunya berkaitan dengan pembayaran iuran
sekolah seperti pembayaran SPP, uang gedung, maupun iuran-iuran lain
guna memperlancar proses pembelajaran. Pengelolaan administrasi yang
25

baik oleh pihak sekolah juga sangatlah dibutuhkan, jika antara pihak
sekolah dengan siswa bekerjasama di dalam berdisiplin administrasi, maka
proses pembelajaran akan semakin lancar. Sebaliknya jika administrasi
sekolah tidak berjalan dengan baik, maka proses pembelajaranpun akan
terganggu.
2. Pembelajaran

Subvariabel pembelajaran meliputi kurikulum dan tekun menghadapi tugas. Lebih


jelasnya sebagai berikut:
a. Kurikulum

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai kurikulum secara umum


masih dalam kategori baik. Pemilihan materi-materi yang kurang berimbang antara
teori dan praktek menyebabkan siswa kesulitan dalam belajar, tingginya Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) bagi siswa sehingga siswa merasa kesulitan untuk
mencapai KKM. Kurikulum yang kurang baik akan menyebabkan siswa kesulitan
didalam berdisiplin belajar, sebagai contoh tingginya bobot materi pelajaran,
misalnya materi pelajaran yang seharusnya diperoleh siswa di kelas XII namun
sudah harus diterima di kelas XI. Kurikulum seharusnya disusun berdasarkan
kemampuan siswa secara umum, sehingga akan mempermudah siswa di dalam
berdisiplin belajar dan dalam pencapaian tujuan belajar.
b. Tekun Menghadapi Tugas

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai tekun menghadapi tugas,


secara umum masih dalam kategori rendah karena disebabkan oleh kurangnya
kesadaran siswa didalam mengerjakan tugas – tugasnya. Tugas – tugas yang
diberikan oleh guru terkadang hanya dianggap sepele oleh siswa-siswanya.
Misalnya sewaktu guru berhalangan hadir, dan sebelumnya siswa sudah diberi
tugas, karena tidak adanya pengawasan oleh guru terkadang siswa hanya membuat
tugas seenaknya saja. Siswa seharusnya menganggap tugas sebagai salah satu
sarana untuk belajar, bukan hanya dianggap sebagai kewajiban semata, sehingga
siswa akan mengerjakan tugas dengan senang hati dan tekun.
26

3. Komunikasi

Subvariabel keluarga meliputi hubungan dengan guru, dam pengetahuan hafalan.


Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Hubungan dengan Guru

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai hubungan dengan guru


secara umum masih dalam kategori baik karena disebabkan siswa menganggap
guru sebagai penentu keberhasilan belajar para siswa. Sebenarnya disiplin belajar
yang baik itulah yang menentukan keberhasilan belajarnya. Seorang guru yang
bersikap acuh terhadap siswanya, akan mengakibatkan siswa tidak tertarik untuk
mengikuti materi pelajaran yang disampaikan, suasana tersebut akan membuat
suasana belajar menjadi tidak tenang. Sebaliknya, hubungan yang baik antara siswa
dengan guru akan membuat suasana belajar yang menyenangkan, sehingga proses
belajar semakin kondusif.
b. Pengetahuan Hafalan

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai pengetahuan hafalan masih


dalam kategori tinggi, namun frekuensi terbanyak berada dalam kategori kurang
baik. Hal tersebut disebabkan karena disiplin belajar yang kurang baik dari siswa.
Pengetahuan hafalan yang buruk menjadikan siswa menjadi tidak bisa mengikuti
pelajaran seperti yang diinginkan guru. Misalnya seorang guru yang akan
memberikan ulangan kepada siswa, namun terdapat beberapa siswa yang masih
belum menguasai materi, hal itu akan menyebabkan siswa mendapat hasil ulangan
yang buruk.
4. Kondisi Udara dan Penglihatan

Subvariabel dari faktor ini terdiri dari dua, yaitu kondisi udara dan penglihatan.
Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Kondisi Udara

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai kondisi udara termasuk


dalam kategori kurang baik, hal ini dikarenakan ruang kelas yang kurang sesuai
27

dengan standar, tidak adanya fasilitas penunjang seperti kipas angin membuat
ruangan menjadi panas, ditambah lagi kurangnya pohon maupun tanaman hijau di
lingkungan sekolah. Kondisi udara dan fasilitas pendukungnya tidak layak, akan
mengakibatkan siswa dan guru yang berada di dalamnya tidak dapat berkonsentrasi
dengan baik dan tidak merasa nyaman di saat proses belajar. Sekolah perlu
menyediakan ruang belajar yang layak untuk proses belajar demi menunjang
kelancaran aktivitas belajar di sekolah, serta penataan ruang belajar yang sesuai
akan menjadikan suasana belajar lebih nyaman.
b. Penglihatan

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai penglihatan termasuk dalam


kategori kurang baik. Kurangnya fungsi penglihatan dapat mengganggu aktivitas
belajar siswa, siswa yang mempunyai fungsi penglihatan kurang akan mengalami
kesulitan dalam belajarnya, sehingga ketika guru menyampaikan materi siswa akan
mengalami kesulitan belajar apabila melihat tulisan yang ada di papan tulis maupun
buku. Siswa yang mengalami gangguan dalam penglihatan, sebaiknya langsung
segera diperiksakan agar didalam proses belajar tidak terganggu. Penglihatan yang
baik akan membantu siswa di dalam membaca, dan semakin siswa terbiasa
membaca, maka disiplin belajarnya juga akan meningkat.

5. Motivasi dan Pola Makan

Subvariabel dari faktor ini terdiri dari tiga, yaitu dukungan orangtua, pemahaman,
dan pola makan. Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Dukungan Orangtua

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai dukungan orangtua dengan


anak secara umum masih dalam kategori baik. Kurangnya dukungan dan nasihat
orang tua kepada anaknya dalam belajar yang menyebabkan anak merasa kesulitan
dalam belajar, dengan demikian disiplin belajarnya juga menurun. Orangtua yang
selalu mendukung anaknya belajar untuk mencapai prestasi yang baik akan
28

mengakibatkan anak akan termotivasi untuk belajar. Perhatian atau dukungan orang
tua kepada anaknya dapat berupa pemberian semangat atau motivasi, menyediakan
peralatan belajar, dan mengingatkan anaknya untuk belajar akan memudahkan anak
dalam meningkatkan disiplin belajarnya, dengan demikian hasil belajar anak dapat
meningkat.
b. Pemahaman

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai pemahaman masih berada


dalam kategori baik, namun frekuensi paling banyak berada dalam kategori kurang
baik, hal ini disebabkan siswa kurang begitu memperhatikan di dalam proses
pembelajaran, sehingga pada saat guru menyampaikan materi siswa tidak dapat
menerimanya dengan baik. Pemahaman didalam belajar dapat diperoleh siswa
dengan berbagai cara, salah satunya dengan memperhatikan guru disaat
menerangkan, dan yang kedua dengan cara memperbanyak
membaca atau belajar diluar jam pelajaran yang ada.

4.2.2. Kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa


kelas XII Sma N 01 Kepahiang
Kontribusi faktor-faktor yang mempengarahi disiplin belajar siswa kelas
XII sebagai berkut:
1.Lingkungan Sekolah
Faktor lingkungan sekolah terdiri dari teman bergaul, kesadaran,dan
administrasi sekolah.Subvariabel lingkungan sekolah mempunyai nilai varian
sebesar 22,73%,artinya subvariabel lingkungan sekolah mempunyai kontribusi
sebesar 22,73%terhadap disiplin belajar siswa kelas XII.Teman bergaul disekolah
yang baik dapat memberi dorongan agar seseorang siswa berubah perilakunya.
2. Pembelajaran
artinya subvariabel pembelajaran mempunyai kontribusi sebesar 13,51%
terhadap disiplin belajar siswa kelas XII.Faktor pembelajaran terdiri dari
kurikulum dan tekun menghadapi tugas ulet dalam memecahkan berbagai masalah
dan hambatan secara mandiri.
29

3. Komunikasi
Subvariabel komunikasi mempunyai nilai varian sebesar 11,19%, artinya
subvariabel komunikasi mempunyai kontribusi sebesar 11,19%.Faktor
komunikasi terdiri dari hubungan dengan guru dan pengetahun hafalan
4. Kondisi udara dan penglihatan
Subvariabel kondisi udara dan penglihatan mempunyai nilai varian sebesar
10,07%, artinya subvariabel kondisi udara dan penglihatan mempunyai kontribusi
sebesar 10,07% belajar siswa kelas XII.Kondisi udara merupakan faktor faktor
yng dapat mempengaruhi aktivits belajar sisw.sebaliknya,bila kondisi lingkungan
tidak mendukung,proses belajar akan terhambat.
5. Motivasi dan pola makan
Subvariabel motivasi dan pola makan mempunyai nilai varian sebesar
9,31%, artinya subvariabel motivasi dan pola makan mempunyai
kontribusisebesar 9,31% terhadap disiplin belajar siswa.faktor ini terdiri dari
dukungan orang tua,pemahaman,dan pola makan.
30

BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bagian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Hasil analisis faktor
menunjukkan bahwa ada 5 (lima) faktor yang
mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII SMA N 01 Kepahiang.
faktor-faktor tersebut adalah:
a. Lingkungan sekolah
b. Pembelajaran
c. Komunikasi
d. Kondisi udara dan Penglihatan
e. Motivasi dan pola makan
2. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat lima faktor baru yang mempengaruhi
disiplin belajar siswa kelas XII SMA N 01 Kepahiang yaitu sebesar 66,81%
sedangkan sisanya sebesar 33,19% dipengaruhi faktor lain yang tidak
ditentukan dalam model ini.
Sumbangan atau kontribusi dari masing-masing faktor yang
mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII SMA N 01 Kepahiang sebagai
berikut: Lingkungan sekolah memiliki kontribusi sebesar 22,73%,
pembelajaran memiliki kontribusi sebesar 13,51%, komunikasi memiliki
kontribusi sebesar 11,19%, kondisi udara dan penglihatan memiliki kontribusi
sebesar 10,07%, dan motivasi dan pola makan memiliki kontribusi sebesar
9,31%.
31

5.2 SARAN
1. Sekolah perlu memperbaiki tata ruang kelas agar kondisi udara serta
pencahayaan menjadi lebih baik. Hal tersebut dilakukan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik.
2. Perlunya keikutsertaan orangtua dalam memantau dan memotivasi anaknya
agar kesadaran belajar serta ketekunan menghadapi tugasnya menjadi
meningkat.
3.Perlunya kerjasama guru, pihak sekolah dan orang tua siswa didalam
peningkatan pengetahuan belajar dan kesadaran berdisiplin belajar siswa
sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Penerapan peraturan dan tata
tertib yang sudah ada sebaiknya lebih ditingkatkan lagi, agar disiplin siswa
lebih terkontrol.
32

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1994. “Penelitian Kependidikan Prosedur dan
Strategi”. Bandung: Angkasa.

Atifah, Nur. 2006. Hubungan Tingkat Kedisiplinan dengan Prestasi


Belajar Sosiologi bagi Siswa Kelas XI IPS Madrasah Aliyah
Negeri Babakan Lebaksiu Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006.

Baharuddin dan Esa. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang


Press.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM


SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gulo, W. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo

Khafid, Muhammad. dan Suroso. 2007. Pengaruh Disiplin Belajar dan


Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Ekonomi. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Vol 2 No. 2. Semarang.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.


Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
33

Republika. 2012. 5,5 Nilai Standar Kelulusan


Ujian Nasional. www.republika.co.id. (21 Mei 2012).

Rifa’i, Achmad. dan Cathrina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.

Sanjaya, Ani. 2005. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar


Siswa Kelas XI SMA 6 Banjarmasin pada Mata Pelajaran
Matematik. Jurnal Pendidikan Universitas Achmad Yani.
Banjarmasin
Sardiman AM., 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: RinekaCipta.

Supranto. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Suradi, S.Pd, M.Si. 2011. Pentingnya Penerapan Disiplin Siswa di SMK Negeri
1 Mesuji Raya. smkn1mesujiraya.blogspot.com (29 Janurai 2020).

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta: Grasindo.
34

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1.
www.hukumonline.com (29 Janurai 2020).

Zainal, Khalim. Dan Wan Zulkifli Wan Hassan. 2009. Pendekatan Islam
dalam Menangani Masalah Disiplin tegat dalam Kalangan
Pelajar Sekolah. Jurnal of islamic and Arabic Education 1(2).
Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai