BAB 5 PENUTUP
ii
iii
PENDAHULUAN
1
2
Disiplin belajar merupakan salah satu sikap atau perilaku yang harus
dimiliki oleh siswa. Tu’u (2004:93) menyatakan pencapaian hasil belajar yang
baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat
baik, juga didukung oleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten,
disiplin individu dalam belajar, dan juga karena perilaku yang baik. Disiplin
sangatlah diperlukan bagi setiap orang, dimanapun dan kapanpun. Hal tersebut
dikarenakan disiplin menentukan kelancaran seseorang di dalam menggapai
tujuannya. Permasalahan disiplin jika dikaitkan dengan dunia pendidikan,
maka disiplin tersebut akan menentukan bagaimana proses pembelajaran di
lingkungan pendidikan berjalan dengan baik
Proses pembelajaran siswa terdapat hal-hal yang mempengaruhi
disiplin belajar. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
menurut Suradi (2011) dijelaskan sebagai berikut: Faktor – faktor yang
mempengaruhi disiplin belajar adalah faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor yang pertama yaitu faktor instrinsik, meliputi faktor psikologi, seperti
minat, motivasi, bakat, konsentrasi, dan kemampuan kognitif. Faktor fisiologis,
yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain pendengaran, penglihatan,
kesegaran jasmani, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang diderita.
Faktor yang kedua yaitu faktor ekstrinsik meliputi faktor non-sosial, seperti
keadaan udara, waktu, tempat dan peralatan maupun media yang dipakai untuk
belajar. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.
Berdasarkan paparan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar dan disiplin belajar, artinya faktor-faktor tersebut selain
mempengaruhi disiplin belajar siswa, masing-masing faktorpun saling
berhubungan satu sama lain. Faktor-faktor yang akan diteliti yaitu berkaitan
dengan disiplin belajar siswa kelas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Disiplin Belajar Siswa Kelas XII SMA N 01 Kepahiang”
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah :
3
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal
suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yang tidak kondusif seperti sakit akan
mengganggu proses belajar. Demikian pula kondisi psikologis yang
kurang baik seperti gelisah, tertekan merupakan kondisi awal yang tidak
menguntungkan bagi kelancaran belajar siswa.
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek. Belajar
sebagai suatu aktivitas yang kompleks sangat membutuhkan perhatian
dari siswa yang belajar. Siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik
jika siswa mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
Bahan pelajaran jika tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan yang mengakibatkan siswa malas belajar.
c. Motivasi
Motivasi siswa dalam belajar terkadang sangat tinggi, terkadang tidak
timbul sama sekali. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang baik
dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya dalam
mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam
belajar akan memberi dampak kurang baik pula bagi prestasi belajarnya.
d. Keaktifan Siswa
Siswa merupakan subjek dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu
siswa harus aktif dan tidak boleh pasif. Siswa harus mampu mencari,
menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dengan
bantuan Guru.
6
c. Disiplin belajar adalah hal yang sangatlah diperlukan bagi setiap siswa,
dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan lebih mudah
tercapai (Sanjaya, 2005:9).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
disiplin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah
serangkaian perilaku seseorang yang menunjukan ketaatan dan kepatuhan
terhadap peraturan, tata tertib norma kehidupan yang berlaku karena
didorong adanya kesadaran dari dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan
belajar yang diinginkan.
gelap, suasana yang sejuk dan senang. Kedua yaitu faktor instrumental,
yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar dan lain sebagainya. Kedua software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku dan lain sebagainya. Faktor materi
pelajaran termasuk dalam lingkungan nonsosial yang terakhir. Faktor ini
hendaknya disesuaikan dengan perkembangan siswa, begitu juga dengan
metode mengajar guru (Baharuddin, 2008:27-28).
Lingkungan nonsosial dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,
meliputi keadaan ruang belajar dan peralatan mengajar. Keadaan ruang
belajar dijabarkan menjadi kondisi udara yang baik, pencahayaan yang
cukup, dan keadaan ruang belajar yang nyaman. Peralatan mengajar
dapat dibedakan menjadi keadaan ruang kelas, fasilitas di dalam ruang
kelas, kurikulum dan peraturan yang telah dibuat.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.
Pendapat lain menyatakan bahwa:
1) Lingkungan Sosial Sekolah
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan temanteman
sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan
yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk
belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi
teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi
siswa untuk belajar.
2) Lingkungan Sosial Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
11
Disiplin Belajar
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1. Populasi Penelitian
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat
perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” yang menjadi populasi
adalah semua siswa kelas XII di SMA N 01 Kepahiang.
3.1.2Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pada penelitian
ini diambil sampel pada kelas XII IPS 2
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.. “Variabel pada analisis faktor tidak dikelompokkan menjadi
variabel bebas dan variabel terikat, sebaliknya sebagai penggantinya seluruh
set hubungan interdependent antar variabel diteliti.
3.3Metode Analisis Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya
instrumen tersebut digunakan dalam pengambilan data penelitian.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengambilan data
angket uji coba adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Membuat kisi-kisi angket/kuesioner dengan beberapa variabel dan
subvariabel yang akan diungkap dengan batasan sesuai dengan judul
penelitian.
b. Membuat pernyataan sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada 30 siswa 15 siswa kelas XII
IPS 1 dan 15 siswa kelas XII IPS 2 di SMA N 01 Kepahiang.
3. Tahap Analisis instrumen
16
a. Validitas Instrumen
“Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
Suatu kuesioner.Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tngkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Suharsimi (2006:170) menuliskan rumus digunakan untuk mengukur
validitas sebagai berikut:
Keterangan:
= Validitas instrumen
= Skor total
= Jumlah subjek
b.Reliabilitas instrumen
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” “Reliabilitas
sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu” (Ghozali, 2011:47).
instrumen memperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,915 artinya instrumen
yang digunakan reliabel sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data
dalam penelitian
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Metode dokumentasi
17
2. Anti-Image Matrices
Pada Anti-Image Correlation terdapat sejumlah angka yang membentuk diagonal
(bertanda “a”). Jika ada variabel yang bernilai korelasi < 0,50, maka variabel
tersebut dikeluarkan.
3. Communality
“Analisis ini merupakan jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel
dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis”. Analisis ini menunjukkan
seberapa jauh suatu variabel terukur memiliki ciri yang dimilki oleh variabel-
variabel yang lain. Koefisien communality disebut cukup efektif apabila bernilai
> 50%.
4. Total Variance Explained
Total Variance Explained digunakan untuk mengetahui banyaknya faktor yang
terbentuk, faktor yang terbentuk harus memiliki Eigenvalue > 1. Eigenvalue
merupakan koefisien yang menunjukkan jumlah varian yang berasosiasi dengan
masing-masing faktor kesulitan belajar. Faktor yang mempunyai eigenvalue > 1
akan dimasukkan ke dalam model.
5. Rotated Componen Matrix
Rotated Componen Matrix merupakan distribusi variabel-variabel yang telah di
ekstrak ke dalam faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loading setelah
melalui proses rotasi faktor. Factor loading merupakan besarnya muatan suatu
item. Factor loading yang > 0,50 akan dimasukkan sebagai indikator suatu faktor.
Variabel yang memiliki factor loading <50 dianggap memiliki konstribusi yang
lemah terhadap faktor yang terbentuk sehingga harus direduksi atau digugurkan
(Supranto, 2004:124).
berikut:
(Ali, 1994:184)
Keterangan:
d. Interval skor =
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum SMA N 01 Kepahiang
Secara letak geografis SMA N 01 Kepahiang Jalan Hutan Konak
Mempunyai tanah seluas ± 4781 m2. SMA N 01 Kepahiang sulit dijangkau karena
letaknya yang tidak strategis.
1. Tenaga pendidik di SMA N 01 Kepahiang
Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA N 01 Kepahiang
No Status Total
1 Tenaga Pendidik 58
2 Tenaga Kependidikan 42
Jumlah 100
Total tenaga pendidik di SMA N 01 Kephiang adalah 58 orang. Total
tenaga kependidikan 42 orang yang semuanya bukan pegawai negeri sipil. Jumlah
semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA N 01 Kepahiang adalah
100 orang.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana seperti gedung dan sarana penunjang lainnya yang
ada di SMA N 01 Kepahiang adalah sebagai berikut:
NO Ruang Jumnlah
1 Ruang Kelas 36
2 Ruang Guru 2
3 Ruang Lab 4
4 Ruang Kepala Sekolah 1
5 Ruang Perpustakaan 1
6 Ruang Koperasi 1
7 Ruang Ibadah 1
8 Ruang Tata Usaha 1
21
3. Data Siswa
No Kelas Jumlah Jumlah Persentase
1 X 12 325 33,70%
2 XI 12 350 33,15%
3 XII 12 375 33,15%
Jumlah 36 1050 100,00%
4.1.2 Analisis Faktor
a. KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
Terlihat bahwa ada nilai faktor yang di bawah 0,50, yaitu faktor perasaan senang
(X1), faktor perhatian (X2), faktor konsentrasi (X3), faktor penerapan/aplikasi
(X10), faktor hubungan dengan keluarga (X24), faktor pencahayaan (X28), dan
faktor sejuk dan tenang (X29), sehingga harus dikeluarkan dari model
c. Comunalities
Terlihat bahwa nilai dari masing-masing faktor di atas 0,5 sehingga dapat dikatakan
bahwa faktor-faktor yang bersangkutan cukup efektif
22
Terlihat bahwa nilai eigenvalues yang lebih dari 1,00 berjumlah 12 (delapan belas)
buah faktor sehingga dalam hal ini akan terdapat 12 komponen yang akan dibentuk
oleh faktor yang akan dimasukkan ke dalam model untuk membentuk variabel
e. Rotated Component Matrix
Berdasarkan hasil analisis tahap 1, maka perlu adanya revisi yaitu melakukan
kembali analisis faktor dengan menggugurkan faktor perasaan senang (X1), faktor
perhatian (X2), faktor konsentrasi (X3), faktor penerapan/aplikasi (X10), faktor
hubungan dengan keluarga (X24), faktor pencahayaan (X28), faktor sejuk dan
tenang (X29), faktor aturan keluarga (X26), faktor aktivitas di lingkungan
masyarakat (X23), faktor peraturan sekolah (X33), faktor synthesis (X12), dan
faktor evaluasi (X13).
2. Analisis Tahap 2
a. KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
Hasil pengujian ulang tahap 2, setelah faktor perasaan senang (X1), faktor perhatian
(X2), faktor konsentrasi (X3), faktor penerapan/aplikasi (X10), faktor hubungan
dengan keluarga (X24), faktor pencahayaan (X28), faktor sejuk dan tenang (X29),
faktor aturan keluarga (X26), faktor aktivitas di lingkungan masyarakat (X23),
faktor peraturan sekolah (X33), faktor synthesis (X12), dan faktor evaluasi (X13)
dikeluarkan dari model dan dilakukan pengujian ulang. Terlihat bahwa nilai KMO
23
sebesar 0,669 angka tersebut lebih besar dari 0,50 sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil analisis ini sudah tepat digunakan
b.Anti Image Correlation
Terlihat bahwa tidak ada nilai faktor yang di bawah 0,50
c. Comunalities
Terlihat bahwa ada nilai faktor yang di bawah 0,50, yaitu faktor gedung sekolah
(X30) sehingga harus dikeluarkan dari model (lampiran 10, halaman 136).
d. Total Variance Explained
Terlihat bahwa nilai eigenvalues yang lebih dari 1,00 berjumlah 8 (delapan) buah
faktor sehingga dalam hal ini akan terdapat 8 komponen yang akan dibentuk oleh
faktor yang akan dimasukkan ke dalam model untuk membentuk variabel (lampiran
10, halaman 142).
e. Rotated Component Matrix
Terlihat bahwa terdapat 8 kelompok faktor yang nantinya akan membentuk variabel
yang mempengaruhi disiplin belajar pada siswa SMK NU 01 Kendal. Terlihat
bahwa terdapat faktor yang gugur dan harus dikeluarkan dari model karena nilainya
kurang dari 0,50 yaitu faktor gedung sekolah (X30), faktor alat-alat praktik (X31),
faktor ulet menghadapi kesulitan (X6), dan faktor analisis (X11) (lampiran 10,
halaman 144).
Berdasarkan hasil analisis tahap 2, maka tidak perlu adanya pengujian atau
analisis ulang karena tidak ada faktor yang harus gugur dalam pengujian.\
4.2 Pembahasan
a. Teman Bergaul
c. Administrasi Sekolah
baik oleh pihak sekolah juga sangatlah dibutuhkan, jika antara pihak
sekolah dengan siswa bekerjasama di dalam berdisiplin administrasi, maka
proses pembelajaran akan semakin lancar. Sebaliknya jika administrasi
sekolah tidak berjalan dengan baik, maka proses pembelajaranpun akan
terganggu.
2. Pembelajaran
3. Komunikasi
Subvariabel dari faktor ini terdiri dari dua, yaitu kondisi udara dan penglihatan.
Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Kondisi Udara
dengan standar, tidak adanya fasilitas penunjang seperti kipas angin membuat
ruangan menjadi panas, ditambah lagi kurangnya pohon maupun tanaman hijau di
lingkungan sekolah. Kondisi udara dan fasilitas pendukungnya tidak layak, akan
mengakibatkan siswa dan guru yang berada di dalamnya tidak dapat berkonsentrasi
dengan baik dan tidak merasa nyaman di saat proses belajar. Sekolah perlu
menyediakan ruang belajar yang layak untuk proses belajar demi menunjang
kelancaran aktivitas belajar di sekolah, serta penataan ruang belajar yang sesuai
akan menjadikan suasana belajar lebih nyaman.
b. Penglihatan
Subvariabel dari faktor ini terdiri dari tiga, yaitu dukungan orangtua, pemahaman,
dan pola makan. Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Dukungan Orangtua
mengakibatkan anak akan termotivasi untuk belajar. Perhatian atau dukungan orang
tua kepada anaknya dapat berupa pemberian semangat atau motivasi, menyediakan
peralatan belajar, dan mengingatkan anaknya untuk belajar akan memudahkan anak
dalam meningkatkan disiplin belajarnya, dengan demikian hasil belajar anak dapat
meningkat.
b. Pemahaman
3. Komunikasi
Subvariabel komunikasi mempunyai nilai varian sebesar 11,19%, artinya
subvariabel komunikasi mempunyai kontribusi sebesar 11,19%.Faktor
komunikasi terdiri dari hubungan dengan guru dan pengetahun hafalan
4. Kondisi udara dan penglihatan
Subvariabel kondisi udara dan penglihatan mempunyai nilai varian sebesar
10,07%, artinya subvariabel kondisi udara dan penglihatan mempunyai kontribusi
sebesar 10,07% belajar siswa kelas XII.Kondisi udara merupakan faktor faktor
yng dapat mempengaruhi aktivits belajar sisw.sebaliknya,bila kondisi lingkungan
tidak mendukung,proses belajar akan terhambat.
5. Motivasi dan pola makan
Subvariabel motivasi dan pola makan mempunyai nilai varian sebesar
9,31%, artinya subvariabel motivasi dan pola makan mempunyai
kontribusisebesar 9,31% terhadap disiplin belajar siswa.faktor ini terdiri dari
dukungan orang tua,pemahaman,dan pola makan.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bagian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Hasil analisis faktor
menunjukkan bahwa ada 5 (lima) faktor yang
mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII SMA N 01 Kepahiang.
faktor-faktor tersebut adalah:
a. Lingkungan sekolah
b. Pembelajaran
c. Komunikasi
d. Kondisi udara dan Penglihatan
e. Motivasi dan pola makan
2. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat lima faktor baru yang mempengaruhi
disiplin belajar siswa kelas XII SMA N 01 Kepahiang yaitu sebesar 66,81%
sedangkan sisanya sebesar 33,19% dipengaruhi faktor lain yang tidak
ditentukan dalam model ini.
Sumbangan atau kontribusi dari masing-masing faktor yang
mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII SMA N 01 Kepahiang sebagai
berikut: Lingkungan sekolah memiliki kontribusi sebesar 22,73%,
pembelajaran memiliki kontribusi sebesar 13,51%, komunikasi memiliki
kontribusi sebesar 11,19%, kondisi udara dan penglihatan memiliki kontribusi
sebesar 10,07%, dan motivasi dan pola makan memiliki kontribusi sebesar
9,31%.
31
5.2 SARAN
1. Sekolah perlu memperbaiki tata ruang kelas agar kondisi udara serta
pencahayaan menjadi lebih baik. Hal tersebut dilakukan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik.
2. Perlunya keikutsertaan orangtua dalam memantau dan memotivasi anaknya
agar kesadaran belajar serta ketekunan menghadapi tugasnya menjadi
meningkat.
3.Perlunya kerjasama guru, pihak sekolah dan orang tua siswa didalam
peningkatan pengetahuan belajar dan kesadaran berdisiplin belajar siswa
sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Penerapan peraturan dan tata
tertib yang sudah ada sebaiknya lebih ditingkatkan lagi, agar disiplin siswa
lebih terkontrol.
32
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1994. “Penelitian Kependidikan Prosedur dan
Strategi”. Bandung: Angkasa.
Baharuddin dan Esa. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Rifa’i, Achmad. dan Cathrina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.
Suradi, S.Pd, M.Si. 2011. Pentingnya Penerapan Disiplin Siswa di SMK Negeri
1 Mesuji Raya. smkn1mesujiraya.blogspot.com (29 Janurai 2020).
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta: Grasindo.
34
Zainal, Khalim. Dan Wan Zulkifli Wan Hassan. 2009. Pendekatan Islam
dalam Menangani Masalah Disiplin tegat dalam Kalangan
Pelajar Sekolah. Jurnal of islamic and Arabic Education 1(2).
Malaysia.