Anda di halaman 1dari 15

Kasus (Masalah Utama)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Proses Terjadinya Masalah
1) Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal
diri (Budi Ana Keliat, 1998 dalam Iyus Yosep, 2007).
2) Rentang respon konsep diri

Respon adaptif Respon Maladaptif


Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kerancuan identitas Depersonalisasi
posesif rendah

3) Proses terjadinya harga diri rendah


1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri renda adalah biasanya
adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk
tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun.

4) Tanda dan gejala


 Mengkritik diri sendiri.
 Perasaan tidak mampu.
 Pandangan hidup yang pesimis
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapih.
 Selera makan kurang
 Tidak berani menatap lawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.
 Bicara lambat dengan nada suara lemah.

A Penyebab
Penyebab dari harga diri rendah adalah gangguan dari salah satu/lebih
unsur konsep diri, yaitu salah satunya adalah gangguan citra tubuh.
1) Pengertian
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak nyaman pada diri
seseorang karena merasa ada bagian tubuh tertentu yang tidak sesuai
harapannya.

2) Tanda dan gejalah


Mengatakan malu dengan bagian tubuhnya.
Selalu berusaha menutupi bagia tubuh tersebut.
Tampak kaku saat bergerak terutama saat gerakan yang memungkan
terlihatnya bagian tubuh yang membuatnya tidak nyaman tersebut.

B Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan
gangguan interaksi sosial : menarik diri.
1) Pengertian :
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain.
2) Tanda dan gejalah
Tanda – tanda menarik diri dilihat dari beberapa aspek :
Aspek fisik : Aspek emosi : Aspek sosial Aspek
intelektual
o M o Bicara o Duduk o
akan dan tidak jelas, menyendiri Putus asa
minum merengek, o Selalu o
kurang menangis seperti tunduk Merasa
o Ti anak kecil o Tampa sendiri,
dur kurang o Meras k melamun tidak ada
atau a malu, bersalah o Tidak sokongan
terganggu o Mudah peduli lingkungan o
o Pe panik dan tiba-tiba o Mengh Kurang
nampilan diri marah indar dari orang percaya
kurang lain diri
o Tergan
tung dari orang
lain

C Pohon Masalah
Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Harga diri rendah


kronik

Koping individu tidak efektif

Traumatik tumbuh kembang


D Masalah keperawatan
1) Isolasi sosial : menarik diri
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3) Gangguan gambaran diri, gangguan indentitas atau unsur konsep
diri lain.

E Data yang perlu dikaji;


1) Isolasi sosial: menarik diri
o Data obyektif:
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri
dikamar, banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak
berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi
menekur.

o Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak.
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3) Gangguan gambaran diri, gangguan indentitas atau unsur konsep
diri lain.

A. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Rencana Tindakan Keperawatan
Isolasi sosial : manarik diri
a. Tujuan umum : tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa
berhubungan dengan orang lain dan lingkungan.
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik pembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi
pujian yang realistis
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuan
Tindakan :
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
C. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Tahap pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi seperti: psikologis,
tanda, dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien.
Pengkajian meliputi beberapa faktor yaitu:
a. Faktor predisposisi
Menurut Yosep (2009) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012), faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang,
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan terhadap
orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Menurut Sunaryo (2004) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012), faktor presipitasi meliputi :
1) Konflik peran
2) Peran yang tidak jelas
3) Peran tidak sesuai
4) Peran berlebihan
Menurut Stuart (2006) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa (2012),
sumber stressor juga dapat muncul dari internal atau eksternal seperti:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis
b. Ketegangang peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan
c. Perilaku
Menurut Stuart (2006) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012), perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah sebagai
berikut:
1. Mengkritik diri sendiri dan orang lain
2. Penurunan produktivitas
3. Dekstruktif yang diarahkan pada orang lain
4. Gangguan dalam berhubungan
5. Rasa diri penting yang berlebihan
6. Perasaan tidak mampu
7. Rasa bersalah
8. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
9. Perasaan negatif tentang dirinya sendiri
10. Ketegangan peran yang dirasakan
d. Menurut Stuart (2006) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012),
1. Aktivitas olahraga dan aktivitas diluar rumah
2. Hobi dan kerajinan tangan
3. seni yang ekspresif
4. kesehatan dan perawatan diri
5. pendidikan atau pelatihan
6. bakat tertentu
7. kecerdasan

e. Mekanisme koping
Menurut Stuart (2006) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012),
1. aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisi
identitas diri
2. aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
3. aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri

Masalah keperawatan
1) Isolasi sosial
2) Harga diri rendah
3) Koping individu tidak efektif

Pohon Masalah

Isolasi sosial

Harga diri rendah

Koping individu tidak


efektif

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah:
1. Harga diri rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
3. Intervensi keperawatan harga diri rendah

Tgl Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional


Tujuan Kriteria evaluasi
keperawatan
Harga diri rendah 1. Klien dapat membina 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan saling Hubungan saling percaya
hubungan saling
bersahabat menunjukkan percaya dengan merupakan dasar untuk
percaya
rasa senang, ada kontak mengungkapkan prinsip kelancaran hubungan interaksi
mata, mau berjabat tangan, komunikasi terapeutik selanjutnya
mau menjawab salam, klien a. Sapa klien dengan
ramah baik verbal
mau duduk berdampingan
maupun non verbal
dengan perawat, mau b. Perkenalkan diri
dengan sopan
mengutarakan masalah
c. Tanyakan nama
yang dihadapi lengkap klien dan
nama panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati
janji
f. Tunjukkan sifat
empati dari
menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
h. Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki klien

2. Klien dapat 2.1 Klien 2.1.1 Diskusikan Diskusika tingkat kemampuan


mengidentifikasi menidentifikasi kemampuan dan
klien seperti menilai realitas,
kemampuan dan kemampuan dan aspek positif
aspek positif yang aspek positif yang yang dimiliki kontrol diri atau integritas ego
dimiliki dimiliki: klien
sebagai dasar asuhan
-Kemampuan yang
dimiliki klien 2.1.2 Setiap bertemu
-Aspek positif keluarga klien hindarkan
Reinforcement positif akan
-Aspek positif dari memberi
lingkungan yang nilai negatif meningkatkatkan harga
2.1.3 Utamakan
dimiliki klien
memberi pujian
yang realistik Pujian yang realistik tidak
menyebabkan melakukan
kegiatan hanya karna ingin
mendapat pujian
3. Klien dapat menilai 3.1 klien menilai 3.1.1 Diskusikan Keterbukaan dan pengertian
kemampuan yang kemampuan yang dengan klien
tentang kemampuan yang
digunakan dapat digunakan kemampuan
yang masih dimiuliki adalah prasyarat untuk
dapat digunakan
berubah
selama sakit
3.1.2 Diskusikan Pengertian tentang kemampuan
kemampuan
yang dimiliki diri motivasi
yang dapat
dilanjutkan untuik mempertahankan
penggunaan
penggunaannya
4. Klien dapat 4.1 klien membuat 4.1.1 Rencanakan Klien adalah individu yang
(menetapkan) renbcana kegiatan bersama klien
bertanggungjawab terhadap
kegiatan sesuai harian aktifitas yang
dengan kemampuan dapat dilakukan dirinya sendiri
yang dimiliki setiap hari
sesuai
kemampuan:
-Kegiatan mandiri
-Kegiatan dengan
bantuan
sebagian
-Kegiatan yang
membutuhkan
bantuan total
4.1.2 Tingkatkan
kegiatan yang
sesuai dengan
toleransi kondisi Klien perlu bertindak secara
klien realistis dalam kehidupanya
4.1.3 Beri contoh cara
pelaksanaan
Contoh peran yang dilihat klien
akan memotivasi klien untuk
melaksanakan kegiatan
5. Klien dapat 5.1 Klien melakukan 5.1.1 Beri kesempatan Memberikan kesempatan
melakukan kegiatan kegiatan sesuai kepada klien
kepada klien mandiri dirumah
sesuai kondisi sakit kondisi sakit dan untuk mencoba
kemampuannya kegiatan yang
telah
direncanakan
5.1.2 Beri pujian atas Reinforcement positif akan
keberhasilan
meningkatkan harga diri
klien
5.1.3 Diskusikan Memberikan kesempatan
kemungkinan
kepada klien untuk tetap
pelaksaan
dirumah melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan
6. Klien dapat 6.1 Klien 6.1.1 Beri pendidikan Mendorong keluarga untuk
memanfaatkan sistem memanfaatkan kesehatan
mampu merawat klien mandiri
dukungan yang ada sistem pendukung tentang cara
yang ada merawat klien dirumah
dikeluarga dengan harga
diri rendah
6.1.2 Bantu keluarga Support system keluarga akan
memberikan
sangat berpengaruh dalam
dukunganselama
klien dirawat mempercepat proses
6.1.3 Bantu keluarga
penyembuhan
menyiapkan
Meningkatkan peran serta
keluarga dalam merawat klien
dirumah
4. Implementasi dan evaluasi keperawatan
Disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Gunansa
Damaiyanti, Mukripah & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Bandung: Rafika aditama

Anda mungkin juga menyukai