LP HDR
LP HDR
A Penyebab
Penyebab dari harga diri rendah adalah gangguan dari salah satu/lebih
unsur konsep diri, yaitu salah satunya adalah gangguan citra tubuh.
1) Pengertian
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak nyaman pada diri
seseorang karena merasa ada bagian tubuh tertentu yang tidak sesuai
harapannya.
B Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan
gangguan interaksi sosial : menarik diri.
1) Pengertian :
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain.
2) Tanda dan gejalah
Tanda – tanda menarik diri dilihat dari beberapa aspek :
Aspek fisik : Aspek emosi : Aspek sosial Aspek
intelektual
o M o Bicara o Duduk o
akan dan tidak jelas, menyendiri Putus asa
minum merengek, o Selalu o
kurang menangis seperti tunduk Merasa
o Ti anak kecil o Tampa sendiri,
dur kurang o Meras k melamun tidak ada
atau a malu, bersalah o Tidak sokongan
terganggu o Mudah peduli lingkungan o
o Pe panik dan tiba-tiba o Mengh Kurang
nampilan diri marah indar dari orang percaya
kurang lain diri
o Tergan
tung dari orang
lain
C Pohon Masalah
Resiko tinggi perilaku kekerasan
o Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak.
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3) Gangguan gambaran diri, gangguan indentitas atau unsur konsep
diri lain.
A. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Rencana Tindakan Keperawatan
Isolasi sosial : manarik diri
a. Tujuan umum : tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa
berhubungan dengan orang lain dan lingkungan.
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik pembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi
pujian yang realistis
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuan
Tindakan :
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
C. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Tahap pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi seperti: psikologis,
tanda, dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien.
Pengkajian meliputi beberapa faktor yaitu:
a. Faktor predisposisi
Menurut Yosep (2009) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012), faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang,
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan terhadap
orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Menurut Sunaryo (2004) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012), faktor presipitasi meliputi :
1) Konflik peran
2) Peran yang tidak jelas
3) Peran tidak sesuai
4) Peran berlebihan
Menurut Stuart (2006) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa (2012),
sumber stressor juga dapat muncul dari internal atau eksternal seperti:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis
b. Ketegangang peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan
c. Perilaku
Menurut Stuart (2006) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012), perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah sebagai
berikut:
1. Mengkritik diri sendiri dan orang lain
2. Penurunan produktivitas
3. Dekstruktif yang diarahkan pada orang lain
4. Gangguan dalam berhubungan
5. Rasa diri penting yang berlebihan
6. Perasaan tidak mampu
7. Rasa bersalah
8. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
9. Perasaan negatif tentang dirinya sendiri
10. Ketegangan peran yang dirasakan
d. Menurut Stuart (2006) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012),
1. Aktivitas olahraga dan aktivitas diluar rumah
2. Hobi dan kerajinan tangan
3. seni yang ekspresif
4. kesehatan dan perawatan diri
5. pendidikan atau pelatihan
6. bakat tertentu
7. kecerdasan
e. Mekanisme koping
Menurut Stuart (2006) yang di kutip dari Iskandar dan Mukripa
(2012),
1. aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisi
identitas diri
2. aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
3. aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri
Masalah keperawatan
1) Isolasi sosial
2) Harga diri rendah
3) Koping individu tidak efektif
Pohon Masalah
Isolasi sosial
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah:
1. Harga diri rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
3. Intervensi keperawatan harga diri rendah