PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metodologi penelitian merupakan mata kuliah yang menunjang
dalam pembuatan karya ilmiah. Melihat hasil karya ilmiah yang hasilnya
belum maksimal, perlu adanya suatu penelitian. Penelitian merupakan
suatu cara yang tepat dan sangat berguna dalam memperoleh informasi
yang sahih dan dapat dipertanggung jawabkan. Penelitian itu sendiri
merupakan salah satu sarana yang sangat penting untuk menjawab
masalah yang dihadapi oleh manusia.
1
Pada pokoknya penelitian merupakan usaha sistematik dalam
menjawab suatu permasalahan. Tuckman menjelaskan, tegasnya penelitian
adalah proses pemecahan masalah secara ilmiah. Sehubungan dengan hal
diatas, Hadjar menjelaskan informasi dan pengetahuan pendidikan
yangdiperoleh melalui pengetahuan mempunyai tingkat keshahihan yang
lebih bias diandalkan dan dari hasil penelitian ini semakin banyak
digunakan dalam menetapkan kebijakan baru dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Ilmu Dan Pengetahuan ?
b. Apa Pengertian Penelitian?
c. Apa Tujuan Dilakukan Penelitian?
d. Apa Implikasi Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan?
e. Apa saja Jenis Penelitian Menurut Tujuan, Sifat Dasar, Pendekatan,
Dan Metode?
f. Apa saja Rancangan Penelitian (Pra, Quasi, Dan True Ekperimen)?
C. Tujuan
a. Mengetahui Ilmu Dan Pengetahuan
b. Mengetahui Pengertian Penelitian
c. Mengetahui Tujuan Dilakukan Penelitian
d. Mengetahui apa Implikasi Penelitian Dan Ilmu Pengetahua
e. ,emgetahui Apa saja Jenis Penelitian Menurut Tujuan, Sifat Dasar,
Pendekatan, Dan Metode
f. Mengetahui Apa saja Rancangan Penelitian (Pra, Quasi, Dan True
Ekperimen)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan demikian ilmu pengetahuan adalah salah satu dasar
dari kehidupan manusia dalam memahami kehidupannya. Penguasaan
ilmu dilakukan terus menerus sehingga setiap permasalahannya yang
dijumpai dapat segera dicari jawaban atau penyelesaiannya. Proses
pencarian tersebut reearch yaitu mencari, meneliti atau menyelidiki.
Dengan riset maka ilmu akan terus berkembang dan segala
permasalahan akan dapat diselesaikan dengan ilmiah dan dapat
dipertanggung jawabkan. Sebaliknya, jika ilmu tidak dikembangkan,
tidak pernah melakukan penelitian dalam bidang ilmu tersebut maka
permasalahan akan muncul dan tidak dapat diselesaikan.
B. Pengertian Penelitian
Pengertian metode, berasal dari bahasa Yunani
yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu jalan. Metode
merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja
(sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian,
sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Penelitian atau riset , Kata riset itu berasal dari bahasa inggris
yaitu “research” , “RE” itu artinya “kembali” dan “Search” itu artinya
“Mencari”. Dengan secara etimologi penelitian tersebut berarti
“mencari kembali” yakni mencari fakta-fakta yang baru yang setelah
itu dikembangkan dan menjadi suatuteori untuk dapat memperdalam
serta memperluas ilmu tertentu.
1. Soerjono Soekanto.
Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada
suatu analisis serta konstruksi yang dilakukan dengan secara
sistematis, metodologis dan juga konsisten serta bertujuan untuk
4
dapat mengungkapkan kebenaran ialah sebagai salah satu
manifestasi keinginan manusia untuk dapat mengetahui mengenai
apa yang sedang dihadapinya.
2. Sanapiah Faisal.
penelitian adalah suatu aktivitas didalam menelah suatu problem
ialah dengan menggunakan metode ilmiah dengan secara tertata
serta sistematis untuk dapat menemukan pengetahuan baru yang
bisa diandalkan kebenarannya tentang dunia alam serta
juga dunia sosial.
3. Soetrisno Hadi.
penelitian adalah usaha didalam menemukan segala sesuatu untuk
dapat mengisi kekosongan atau juga kekurangan yang ada, dan
menggali lebih mendalam apa yang sudah ada, mengembangkan
serta memperluas, dan juga menguji kebenaran dari apa yang
sudah ada namun tetapi kebenarannya itu masih diragukan.
4. Donald Ary
Penelitian adalah suatu penerapan dari pendekatan ilmiah disuatu
pengkajian masalah didalam memperoleh suatu informasi yang
berguna serta hasil yang didapat itu bisa dipertanggungjawabkan.
5. John
Penelitian adalah pencarian fakta dengan menurut metode objektif
yang jelas didalam menemukan hubungan diantara fakta
serta menghasilkan hukum tertentu.
6. Woody.
penelitian merupakan suatu metode untuk dapat menemukan
suatu pemikiran yang kritis. Penelitian tersebut meliputi
pemberian definisi serta juga redefinisi terhadap suatu masalah,
dan membuat formulasi hipotesis atau juga mengadakan suatu uji
coba yang harus sangat hati-hati atas semua kesimpulan yang
diambil didalam menentukan apakah kesimpulan itu sesuai
dengan hipotesis.
7. Hill Way
5
Dikemukakan didalam bukunya yang berjudul “Introduction to
Research” yang mendefinisikan ialah bahwa penelitian adalah
suatu metode studi yang sifatnya itu mendalam serta penuh
dengan kehati-hatian dari semua bentuk fakta yang
dapat dipercaya dari suatu masalah tertentu dalam upaya untuk
membuat pemecahan suatu masalah tersebut.
8. Parson
penelitian adalah suatu pencarian dari segala sesuatu yang
dilakukan dengan secara sistematis, yang dengan penekanan
bahwa pencariannya itu dilakukan pada suatu masalah-masalah
yang bisa dipecahkan dengan penelitian.
6
Tujuam penelitian ini menitikberatkan pada perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. pengembangan hasil penelitian
yang sudah ada akan dapat mengembangkan apa yang sudah di
teliti,seperti penelitian rekayasa .
7
E. Jenis Penelitian Menurut Tujuan, Sifat Dasar, Pendekatan, Dan
Metode
1. Berdasarkan Tujuan
Penelitian eksploratif
Penelitian eksploratif disebut juga penelitian penjajakan.
Tujuannya untuk mengenal atau memperoleh pandangan baru
terhadap suatu permasalahan mengenai suatu permasalahan yang
akan diteliti. Dengan merumuskan masalah dalam penelitian
dengan tepat, maka dapat ditetapkan dengan hipotesis. Dengan kata
lain, peneliti akan menemukan suatu kebenaran dari suatu
penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya. Misalnya,
pencarian minyak bumi di laut lepas, daya tembus sinar rontgen.
Penelitian developmental
Penelitian verifikatif
8
c. Penelitian Ex Post Facto
Adalah penelitian melalui pengamatan terhadap akibat
suatu peristiwa (variable bebas tidak dapat dimanipulasi), sehingga
penelitian ini bersifat retrospektif.
3. Jenis penelitian menurut pendekatan
a. Penelitian Cross Sectional (Studi Potong Lintang)
Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada
satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan
antara variabel independen (faktor resiko) dengan variabel dependen
(efek).
Penelitian cross sectional yang dinilai adalah subyek yang baru dan
sudah lama menderita penyakit atau kelainan yang sedang diselidiki.
Dan tidak dapat menunjukkan hubungan sebab akibat
9
b. Pemilihan sampel harus dilakukan dengan cara yang
benar, agar dapat mewakili populasi terjangkau
4. Melaksanakan pengukuran
a. Pengukuran factor resiko
a) Penetapan factor resiko dapat dilaksanakan dengan berbagai cara,
tergantung pada sifat factor resiko
b) Dapat digunakan kuesioner, catatan medic, uji laboratorium,
pemeriksaan fisis atau prosedur pemeriksaan khusus
b. Pengukuran efek atau penyakit
a) Terdapatnya efek atau penyakit tertentu dapat ditentukan dengan
kuesioner, pemeriksaan fisis atau pemeriksaan khusus, bergantung
kepada karakteristik penyakit yang dipelajari
b) Harus ditetapkan criteria diagnosisnya dengan batasan operasional
yang jelas
5. Melakukan analisis
Analisis ini dapat berupa suatu uji hipotesis ataupun analisis untuk
memperoleh risiko relative. Hal yang terakhir inilah yang lebih sering
dihitung dalam study cross sectional untuk mengidentifikasikan factor
risiko.
a. Kelebihan
a) Keuntungan yang utama dari desain cross sectional adalah
memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak
hanya para pasien yang mencari pengobatan, hingga
generalisasinya cukup memadai
b) Desain ini relative murah, mudah, dan hasilnya cepat dapat
diperoleh
c) Dapat dipakai untuk meneliti banyak variable sekaligus
10
b. Kekurangan
a) Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data
risiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal
relationship tidak jelas)
b) Study prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai
masa yang panjang dari pada yang mempunyai masa sakit yang
pendek, karena individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal
mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam
study
c) Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak, terutama bila
variable yang dipelajari banyak
d) Tidak menggambarka perjalanan penyakit, insidens maupun
prognosis
e) Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang, misalnya
kanker lambung, karena pada populasi usia 45-49 tahun diperlukan
paling tidak 10.000 subyek untuk mendapatkan suatu kasus
Penelitian Longitudinal
a. Data dikumpulkan untuk setiap variabel pada dua atau lebih periode
waktu tertentu.
b. Subjek atau kasus yang dianalisis sama, atau setidaknya dapat
diperbandingkan antara satu periode dengan periode berikutnya.
c. Analisis melibatkan perbandingan data yang sama dalam satu periode
dengan antar metode yang berbeda.
11
a. Studi panel (Panel-study) merupakan jenis penelitian yang
dilaksanakan dalam waktu yang berlainan, namun tetap
menggunakan sampel yang sama.
b. Waktu berjalan (time series) merupakan jenis penelitian yang
dilaksanakan dalam waktu yang berlainan dan belum tentu
menggunakan sampel yang sama dalam sebuah populasi yang
sama.
c. Cohort-study merupakan penelitian yang dilakukan pada
sekelompok orang yang memiliki kebudayaan, latar belakang,
atau pengalaman yang sama.
Penelitian Prospektif
Penelitian Retrospektif
6. Berdasarkan Metode
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melaporkan saja
apa yang terjadi pada objek peneliti, tanpa memanipulasinya, dan
membentuk laporan penelitian. Penelitian deskriptif ada lima jenis,
diantaranya:
b. Penelitian Deskriptif Murni atau Survei
12
Penelitian ini hanya memaparkan apa yang terdapat atau
terjadi dalam kancah atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul
diklasifikasikan menurut jenis, sifat atau kondisinya, kemudian
disimpulkan. Penelitian deskriptif dalam kancah yang lebih luas
lagi disebut survei. Survei dimaksudkan sebagai penelitian
pendahuluan kemudian dilakukan follow up dengan upaya lain.
c. Penelitian korelasi atau penelitian hubungan
Adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa
melakukan perubahan atau manipulasi. Dibedakan menjadi
korelasi sejajar dan korelasi sebab akibat.
d. Penelitian komparasi
Yaitu penelitian yang mengadakan perbandingan kondisi
yang ada di dua tempat. Penelitian ini ada nilai kemanfaatannya
apabila dibandingkan menunjukkan variabel yang dinamis.
e. Penelitian Penelusuran
Penelitian penelusuran yaitu penelitian dengan mencermati
hal-hal di masa lalu dan apa akibat dari masa lalu tersebut terhadap
masa kini.
f. Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi diadakan untuk menjawab segala
problema dari program-program yang berhubungan dengan
masyarakat. Penelitian ini lebih difokuskan pada satu hal dan
cenderung diterapkan pada program-program sosial tertentu,
sehingga tidak dapat digeneralisasikan pata setting lain. Tujuan
umum untuk menguji suatu rangkaian atau peristiwa.
g. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang menguji
hipotesis yang telah di rumuskan. Penelitian ini memerlukan
variabel yang jelas dan pengukuran yang cermat. Selain itu, perlu
diperhatikan terhadap variabel-variabel dalam eksperimen tersebut
yang mungkin membuat penelitian menjadi batal. Variabel
13
memang diawasi secara ketat. Dengan kata lain eksperimen adalah
suatu cara untuk mencari hubungan kausalitas dengan
mengeliminasi faktor-faktor lain yang mengganggu
14
Emzir (2009) mengklasifikasikan desain eksperimen dalam
dua kategori yakni
1. Desain Variabel Tunggal, yang melibatkan satu variabel
bebas (yang dimanipulasi) yang terdiri atas:
a) Pra-Experimental Designs (non-designs).
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini
disebabkan karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat
(dependen). Jadi hasil eksperimen yang merupakan
variabel terikat (dependen) itu bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal ini
bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan
sampel tidak dipilih secara acak (random). Bentuk pra-
experimental designs antara lain:
b) One-Shot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu
kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya
diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel
independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa
jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
c) One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok
Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada
desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan.
d) Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan
untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah
15
kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan
setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi
perlakuan).
2. True Experimental Design.
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-
betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental
adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental
terbagi atas :
a) Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan
(X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol.
b) Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
c) The Solomon Four-Group Design
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok
dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua
kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan
satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen,
setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
16
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan experimen. Walaupun demikian,
desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya
sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya,
sering tidak mungkin menggunakan sebagian para
karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena
itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok
kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental.
Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
17
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group
design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random.\
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun
kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut
dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan
terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya
dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan
secara random.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian merupakan usaha sistematik dalam menjawab suatu
permasalahan. Kegiatan penelitian dibidang pendidikan, social, ekonomi,
politik dan keagamaan semakin berkembang secara intensif sesuai dengan
kebutuhan informasi yang akurat, untuk dasar pembuatan keputusan atau
kebijakan dalam semua masalah kehidupan, tak terkecuali pendidikan.
Melakukan penelitian ilmiah adalah merupakan keterampilan yang
menjadikan seorang calon sarjana memahami proses kerja ilmiah.
19
DAFTAR PUSTAKA
20