Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangm

Distosia yang secara literatur berarti persalinan yang sulit,

memiliki karakteristik kemajuan persalinan yang abnormal atau lambat.

Persalinanabnormal atau lambat umum terjadi bila ada disproporsi antara

ukuran bagianterbawah janin dengan jalan lahir. Pada presentasi kepala,

distosia adalah indikasiyang paling umum saat ini untuk seksio sesaria

primer Setiap penyempitandiameter panggul yang mengurangi kapasitas

pelvis dapat mengakibatkan distosiaselama persalinan. Panggul sempit

bisa terjadi pada pintu atas panggul, midpelvis,atau pintu bawah

panggul,atau umumnya kombinasi dari ketiganya Panggulsempit disebut-

sebut sebagai salah satu kendala dalam melahirkan secara normalkarena

menyebabkan obstructed labor yang insidensinya adalah 1-3%

daripersalinan.

B. Rumusan masalah

1. Apa definisi dari distosia?

2. Apa etiologi dari distosia?

3. Bagaimana patofisiologi dari distosia?

4. Apa saja manifestasi klinis distosia?

5. Bagaimana penatalaksanaan distosia?

6. Apa komplikasi dari distosia?

7. Bagaimana asuhan keperawatan pada distosia?

C. Tujuan masalah

1
Umtuk mengetahui definisi dari distosia

2. Untuk mengetahui etiologi dari distosia

3. Untuk mengetahui patofisiologi dari distosia

4. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis dari distosia

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan distosia

6. Untuk mengetahui apa saja komplikasi dari distosia

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada distosia

2
BAB II

KONSEP MEDIS

A. Defenisi

Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari

luarkarena terjadi hambatan dalam persalinan distosia juga bisa diartikan

sebagaiyang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat sebagai

kondisi yangberhubungan dengan berbagai macam keadaan biasanya

disebabkan letak danbentuk janin, jumlah bayi serta kelainan jalan lahir.

(Taufan,2012)

B. Etiologi

1. Kelainan tenaga/power

Disebabkan oleh karena sering dijumpai pada primigravida tua dan

inersiauteri sering dijumpai pada multi gravid faktor herediter,emosi

dankekuatan,salah pimpinan persalinan pada kala II atau salah

pemberian obatoksitosin dan obat penenan.

2. Kelainan jalan lahir/passage way

Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau

keabnormalansaluran reproduksi yang dapat menggangu dorongan atau

pengeluaran janin.

3. Kelaianan letak dan bentuk janin/passanger

Berkaitan dengan bayi besar tidak sesuai dengan ukuran panggul

ibu,hydrosefalus,anensefalus,kembar siam,dan gawat janin.

4. Faktor psikologi

3
Berkaitan dengan fisik ibu misalkan ibu mengalami stres karena

tidakdidampingi suami atau keluarga terdekat. (Achmad,2013)

C. Patofisiologi

His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang

kemudianmenjalar merata simetris keseluruh korpus uteri dengan adanya

dominasikekuatan pada fundus uterus paling dominan, kemudian

mengadakan relaksasisecara merata dan menyeluruh hingga tekanan dalam

ruang amnion balik keasalnya ± 10 mmHg.Incoordinate uterine action

yaitu sifat His yang berubah. Tonus otot uterusmeningkat, juga diluar His

dan kontraksinya tidak berlansung seperti biasakerena tidak ada sinkronasi

kontraksi bagian-bagiannya. Tidak ada koordinasiantara kontraksi bagian

atas,tengah dan bawah menyebabkan His tidak efisiendalam mengadakan

pembukaan.

Disamping itu, tonus otot uterus yang menarik menyebabkan nyeri

yang lebihkeras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia pada

janin. His inijuga disebut sebagai incoordinate hypertonic uterine

contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang

sudah lama pecah,kelainanHis ini menyebabkan spasmus sirkuler

setempat, terjadi penyempitan kavumuteri pada tempat itu. Ini dinamakan

lingkaran kontraksi atau lingkarankontriksi. Secara teoritis lingkaran ini

dapat terjadi dimana-mana, tetapibiasanya ditemukan pada batas antara

bagian atas dengan segmen bawahuterus.lingkarang kontriksi tidak dapat

diketahui dengan pemeriksaan dalam,kecuali kalau pembukaan sudah

4
lengkap sehinggah tanagn dapat dimasukkankedalam kavum uteri. (Bobak,

2015)

D. Manifestasi klinis

1. Merasa gelisah

2. Nyeri pada abdomen

3. Letih

4. Suhu tubuh meningkat

5. Nadi dan pernafasan cepat

6. Edem pada vulva dan servik

7. Dj cepat dan tidak teratur

8. Kunjungtiva agak pucat. (Marmi, 2011)

E. Pemeriksaan penunjang

1. tes prenatal untuk memastikan penyulit persalinan seperti :

janinbesar,malpresentasi.

2. pelvimetri sinar X : mengevaluasi arsitektur pelvis presentasi dan

posisijanin.

3. pengambilan sampel kulit kepala janin : mendeteksi atau

mencegahasidosis. (Taufan, 2012)

F. Penatalaksanaan

1. Fase laten yang memajang: selama ketuban masih utuh dan passage

sertapassanger normal, pasien dengan fase laten memanjang sering

mendapat manfaat dari hidrasi dan istirahat terapeutik. Apa bila

dianggap perlu untuktidur, morfin (15 mg) dapat memberikan tidur 6-8

5
jam. Apabila paseinterbangun dari persalinan, diagnosa persalinan

palsu dapat ditinjaukembali,berupa perangsangan dengan oksitosin.

2. Protaksi: dapat ditangani penuh harapan, sejauh persalinan mau dan

tidakada. Pemberian oksitosin sering bermanfaat pada pasien dengan

suatukontrakti hipotorik.

3. Kelainan penghentian: apabila terdapat disproporsi sevalopelvik

dianjurkanuntuk dilakukan seksio sesarea. Perangsangan oksitosin

hanya dianjurkansejauh pelviks memadai untuk dilalui janin dan tidak

ada tanda-tanda fetaldistress. (Fandlun, 2013)

G. Komplikasi

Komplikasi distosia dapat di bagi dua yaitu :

1. Komplikasi pada ibu

a. Perdarahan

b. Trauma/cedera jalan lahir

c. Infeksi

2. Komplikasi pada anak

a. Asfiksia berat

b. Ekskoriasi kepala

c. Sefalhematoma

d. Perdarahan subgaleal dan ikterus neonatorum berat

e. Nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan alopesia

dikemudian hari

6
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Nama : Ny. S

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pekerjaan : IRT

Alamat : rampoang

2. Anamnese

a. Riwayat kesehatan dahulu

Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah

mengalami distosia sebelumnya seperti hipertensi,anemia,

panggul sempit, biasanya adariwayat DM, biasanya ada riwayat

kembar dll.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti :

kelainan letakjanin (lintang, sunsang) apa yang menjadi

presentase dll.

3. Keadaan umum :

Pasien merasakan gelisah, letih nyeri pada abdomen, suhu tubuh

meningkat, nadi dan pernafasan cepat, edema pada vulva dan dan

7
serviks, denyut jantung cepat dan tidak teratur kunjung tiva agak

pucat.

a. Tekanan darah normal 120/80

b. Suhu tubuh 38,5-37,50°C

c. Nadi 90x/menit, Takikardia >100x/menit

d. Pernapasan normal : 24x /menit

4. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara

melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (mata

atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010)

b. Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera

peraba ; tangan dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2

jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk,

ukuran, kelembaban dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010)

c. Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian

permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan

bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara,

yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan

konsistensi jaringan. (Dewi Sartika, 2010)

d. Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan

cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya

menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang

didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising

usus.

8
e. Pemeriksaan fisik head to toe

1. Kepala

 Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan,

adanya lesi atau tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala,

warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut. Normal:

simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan tanda-

tanda kekurangan gizi(rambut jagung dan kering)

 Palpasi : adanya pembengkakan/penonjolan, dan tekstur

rambut. Normal: tidak ada penonjolan /pembengkakan,

rambut lebat dan kuat/tidak rapuh.

2. Wajah

 Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan

kesimetrisan. Normal: warna sama dengan bagian tubuh

lain, tidak pucat/ikterik, simetris.

 Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan rahang

Normal: tidak ada nyeri tekan dan edema.

3. Mata

 Inspeksi: bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu mata,

kelopak mata, kesimestrisan, bola mata, warna konjunctiva

dan sclera (anemis/ikterik), penggunaan kacamata / lensa

kontak, dan respon terhadap cahaya. Normal: simetris mata

kika, simetris bola mata kika, warna konjungtiva pink, dan

sclera berwarna putih

9
4. Telinga

 Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan,

integritas, posisi telinga, warna, liang telinga

(cerumen/tanda-tanda infeksi), alat bantu dengar. Normal:

bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus,

warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda

infeksi, dan alat bantu dengar.

 Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus

Normal: tidak ada nyeri tekan.

5. Hidung

 Inspeksi : hidung eksternal (bentuk, ukuran, warna,

kesimetrisan), rongga, hidung ( lesi, sekret, sumbatan,

pendarahan), hidung internal (kemerahan, lesi, tanda2

infeksi). Normal: simetris kika, warna sama dengan warna

kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan

dan tanda-tanda infeksi.

 Palpasi : frontalis dan, maksilaris (bengkak, nyeri, dan

septum deviasi). Normal: tidak ada bengkak dan nyeri

tekan.

6. Mulut

 Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut

dan bibir, tekstur , lesi, dan stomatitis. Normal: warna

mukosa mulut dan bibir pink, lembab, tidak ada lesi dan

stomatitis.

10
 Inspeksi dan palpasi strukur dalam : gigi

lengkap/penggunaan gigi palsu, perdarahan/ radang gusi,

kesimetrisan, warna, posisi lidah, dan keadaan langit2.

Normal: gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi

berlobang atau kerusakan gigi, tidak ada perdarahan atau

radang gusi, lidah simetris, warna pink, langit2 utuh dan

tidak ada tanda infeksi

7. Leher

 Inspeksi leher: warna integritas, bentuk simetris. Normal:

warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk

simetris, tidak ada pembesaran kelenjer gondok.

 Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid (nodus/difus,

pembesaran,batas, konsistensi, nyeri, gerakan/perlengketan

pada kulit), kelenjer limfe (letak, konsistensi, nyeri,

pembesaran), kelenjer parotis (letak, terlihat/ teraba).

Normal: tidak teraba pembesaran kel.gondok, tidak ada

nyeri, tidak ada pembesaran kel.limfe, tidak ada nyeri.

8. Thorax

 Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas

(frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya

pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan), warna

kulit, lesi, edema, pembengkakan/ penonjolan. Normal:

simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda

distress pernapasan, warna kulit sama dengan warna kulit

11
lain, tidak ikterik/sianosis, tidak ada

pembengkakan/penonjolan/edema

 Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri,

tractile fremitus. Normal: integritas kulit baik, tidak ada

nyeri tekan/massa/tanda-tanda peradangan, ekspansi

simetris, taktil vremitus cendrung sebelah kanan lebih

teraba jelas.

 Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan

bandingkan satu sisi dengan satu sisi lain pada tinggi yang

sama dengan pola berjenjang sisi ke sisi)

 Auskultasi: suara nafas, trachea, bronchus, paru.

(dengarkan dengan menggunakan stetoskop di lapang paru

kika, di RIC 1 dan 2, di atas manubrium dan di atas trachea)

Normal: bunyi napas vesikuler, bronchovesikuler, brochial,

tracheal.

9. abdomen

 Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, warna kulit, lesi,

scar, ostomy, distensi, tonjolan, pelebaran vena, kelainan

umbilicus, dan gerakan dinding perut. Normal: simetris

kika, warna dengan warna kulit lain, tidak ikterik tidak

terdapat ostomy, distensi, tonjolan, pelebaran vena,

kelainan umbilicus.

 Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di semua

kuadran (bagian diafragma dari stetoskop) dan suara

12
pembuluh darah.Normal: suara peristaltic terdengar setiap

5-20x/dtk, terdengar denyutan arteri renalis, arteri iliaka

dan aorta.

 Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas

bergerak searah jarum jam, perhatikan jika klien merasa

nyeri dan bagaiman kualitas bunyinya.Perkusi hepar:

Batas. Perkusi Limfa: ukuran dan batas. Perkusi ginjal:

nyeri. Normal: timpani, bila hepar dan limfa

membesar=redup dan apabila banyak cairan

= hipertimpani.

 Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri dan

kanan): massa, karakteristik organ, adanya asistes, nyeri

irregular, lokasi, dan nyeri.dengan cara perawat

menghangatkan tangan terlebih dahulu. Normal: tidak

teraba penonjolan tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa

dan penumpukan cairan.

10. Eksremitas

 Inspeksi struktur muskuloskletal atas : simetris dan

pergerakan, Integritas ROM, kekuatan dan tonus otot.

Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif,

kekuatan otot penuh.

 Palapasi: denyutan a.brachialis dan a. Radialis. Normal:

teraba jelas

13
 Tes reflex :tendon trisep, bisep, dan brachioradialis.

Normal: reflek bisep dan trisep positif

 Inspeksi struktur muskuloskletal bawah : simetris dan

pergerakan, integritas kulit, posisi dan letak, ROM,

kekuatan dan tonus otot. Normal: simetris kika, integritas

kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot penuh

 Palpasi : a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis:

denyutan.Normal: teraba jelas

 Tes reflex :tendon patella dan archilles.Normal: reflex

patella dan archiles positif

B. Diagnosa keperawatan

NO NANDA NIC NOC

1. Nyeri akutberhubungan - Lakukan - Setelah


dengantekanan kepala pengkajian dilakukan
padaserviks, partus nyeri perawatan
lamakontraksi tidak komprensif 2X 24 JAM
efektif(12.1.00132) yang pasien
BatasanKarakteristik: meliputi mampu
- Bukti nyeri lokasi, mengenali
dengan karakteristik kapan nyeri
menggunakan , terjadi
standar onset/durasi, - Setelah di
daftar periksa frekuensi , lakukan
nyeri kualitas, perawantan
untuk pasien intensitas 2x24 jm
yang atau pasien

14
tidak dapat beratnya secara
mengungkapkann nyeri dan konsisten
ya faktor mengambar
(mis., Neunatal pencetus kan faktor
Infant - Kolaborasi penyebab
Pain Scale, Pain dengan nyeri
Assesment pasien - Setelah di
Checklist ,orang lakukan
for Senior with terdekat dan prawatan 2x
Limited Ability tim 24 jam
to kesehatan pasien
Communicate) lainya untuk mampu
- Fokus pada diri memilih dan mengenali
sendiri mngimplem apa yang
- Laporan tentang entasikan terkait
perilaku nyeri/ tindakan dengan
perubahan penurunan gejala nyeri
aktivitas nyeri
(mis., gelisah, nonfarmako
merengek, logi , sesuai
menangis, kebutuhan
waspada) - Berikan
- Diaforisis informasi
- Dilatasi pupil mengenai
- Ekspresi wajah nyeri ,
nyeri ( mis, mata seperti
kurang pnyebab
bercahaya, nyeri ,
tampak kacau, seperti
gerakan mata penyebab
berpencar atau nyeri,
tetap pada satu berapa lama

15
fokus, meringis ) nyeri akan
- Keluhan tentang di rasakan ,
instensitas dan
menggunakan antisipasi
standar skla nyeri dari
( mis, skala ketidaknya
Wong-Baker manan
FACES, skala akibat
analog visual, prosedur
skala penilaian - Ajarkan
numerik ) prinsip-
- Keluhan tentang prinsip
karakteristik manajemen
nyeri dengan nyeri
menggunakan - Dorong
standar instrumen pasien untuk
nyeri ( mis, monitor
McGill pain nyeri dan
Questionaire, menangani
brief pain nyerinya
inventory) dengan
- Laporan tentang tepat.
prilaku
nyeri/perubahan
aktifitas ( mis,
gelisa, menagis,
merengek,
waspada)
- Perilaku distraksi
- Perubahan pada
parameter
fisiologis

16
- Perubahan posisi
untuk
menghindari
nyeri
- Perubahan
seleramakan
- Putus asa
- Sikap melindungi
area nyeri
- Sikap tubuh
melindungi

Faktor yang
berhubungan :
- Agens cedera
biologis
- Agens cedera
fisik
- Agens cedera
kimiawi

2. Ansietas berhubungan - Gunakan - Setelah di


dengan stressor pendektan
lakukan
(000146,9,2) yang tenang
prawatan
Batasan karakteristik : dan
- Perilaku meyakinkan 2x24 pasien
- Afektif - Jelaskan
tidak
- Fisiologis semua
merasa
- Simpatis prosedur
- Parasimpatis termsuk gelisa
- Kognitif sensasi yang
- Setelah di
Faktor yang akan di

17
berhubungan : rasakan lakukan
- Ancaman yang
perawatan
kematian mungkin
2x24 jam
- Ancaman pada akan di
status terkini alami klien pasien tidak
- hereditas selama
kesulitan
- hubungan prosedur di
dalam
interpersonal lakukan
- kebutuhan yang - Berikan belajar/me
tidak dipenuhi informasi
mahami
- konflik nilai faktual
sesuatu
- konflik tujuan terkait
hidup diagnosis , - Setelah di
- krisis maturasi prawatan
lakukan
- krisis situasi dan
prawatan
- pajanan pada prognosis
toksin - Bantu klien 2x24 jam
- penularan mengidentif
pasien tidak
interpersonal ikasi situasi
rasa cemas
- penyalahgunaan yang
zat memicu yang di
- perubahan besar ecemasan
sampaikan
- riwayat keluarga - Intruksikan
secara lisan
tentang ansietas klien untuk
- stresor mengunaka
n teknik
relaksasi

3. Resiko cedera - kaji - setelah


janin ulangriwaya
dilakukan
berhubungan t kesehatan
perawatan 2
dengan masa lalu

18
penekanan dan x 24 ja
kepala pada dokumentas
tidak ada
panggul ikan bukti
lagi trauma
(00035,11.2.) yang
Faktor resiko : menunjukka perut
- Eksternal n adanya
- setelah
- Internal penyakit
dilakukan
medis,diagn
osa perawatan 2
keperawatan
x 24 jam
serta
tidak ada
perawatann
ya lagi
- identifikasi
gangguan
adanya
imobilitas
sumber
sumber - setelah
agensi untuk
dilakukan
membantu
perawatan 2
menurunkan
faktor resiko x 24 jam
- pertahankan
tidak ada
pencatatan
lagi
dan statistik
yang akurat kerusakan
- pertimbangk
kognisi
an status
pemenuhan
kebutuhan
sehari hari
- gunakan
rancangan

19
tujuan yang
saling
menguntung
kan dengan
tepat

20
BAB IV

KASUS

Seorang Ibu Ny. S berumur 25 tahun Riwayat obstruksi G1P0A0 datang ke


Rumah Sakit bintang laut dengan keluhan sulit bernafas, Nyeri pada abdomen
skala 4, Ibu tampak gelisah, letih dan konjungtiva anemis. Hasil pengkajian TTV,
TD :120/80 mmHg, RR :26 x/ menit, N : 85 x/ menit, S : 37,5ºC. TFU : 35 cm, BJ
: 3500 gram. pemeriksaan dalam kelua r lendir darah, dinding vagina licin, portio
menonjol,perineum tipis, presentase kepala pembukaan 4 cm, belum ada
penurunan kepala,selaput ketuban utuh. kala 1 fase aktif tetapi terjadi
penyempitan di PAP karna panggul Ibu yang kecil akibat berat badan rendah yaitu
45 kg.

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : palopo
2. Anamnese
Keadaan umum : pasien mengatakan merasakan sul it bernafas, nyeri
pada abdomen Ibu tampak gelisah, letih dan konjungtiva anemis.
TD :120/80 mmHg,
RR :26 x/ menit,
N:85 x/ menit,
S : 37,5ºC.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala :
Inspeksi : Normochepali, tidak ada lesi, tidak ada hematoma,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

21
b. Rambut : berwarna hitam, kusut, tidak ada kebotakan
c. Wajah : tidak ada kloasma gravidarum
Ispeksi :
Palpasi :
d. Mata :
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva
anemis
e. Hidung :
Inspeksi : bersih, berfungsi dengan baik, tidak ada polip
f. Mulut : bersih, berfungsi dengan baik, tidak ada stomatitis
g. Telinga : bersih, fungsi pendengan baik, tidak ada sekret
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjang teroid, linve dan pena
jugularis
i. Dada : simetris, pergerakan nafas tidak teratur
j. Mammae :
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, puting susu menonjol,
hiperpikmentasi, pada ariola mammae kolostrum keluar
Palpasi : tidak ada benjolan yang abnormal,
k. Abdomen : tidak ada bekas oprasi, merasakan Nyeri
l. Ekstremitas bawah : akral hangat, edema kaki tidak ada varies
m. Anus : tidak ada kelainan dan tidak hermoroid
B. Pengolompokkan data
DS DO
- Pasien mengatakan sulit - Pasien tampak gelisah, letih
bernapas dan konjungtiva anemis.
- Pasien mengatakan nyeri pada - Hasil pengkajian, TD :120/80
abdomen mmHg, RR : 26 x/ menit, N :
P : Nyeri karena adanya 85 x/ menit, S : 37,5 C.
tekanan kepala janin pada Riwayat obstruksi G1P0A0.
serviks - Hasil pemeriksaan dalam keluar
Q : seperti ada dorongan dari lendir darah, dinding vagina
dalam licin, portio menonjol,

22
R : daerah perut bagian bawah perineum tipis, presentase
S : skala nyeri 4 kepala pembukaan 4 cm, belum
T : Sewaktu-waktu Tekanan ada penurunan kepala, selaput
kepala pada serviks Nyeri. laso ketuban utuh. TFU : 35 cm, BJ
: 3500 gram

C. Masalah keperawatan
No Klasifikasi data Masalah keperawatan
1. DS : Pasien mengatakan nyeri Nyeri akut
pada abdomen
DO : Ibu tampak gelisah
2. DS: Ibu tampak letih Resiko cedera
DO: Penyempitan pada PAP
karna panggul ibu yang kecil
akibat berat badan rendah : 45
kg
3. DS: konjungtiva anemis Resiko kekurangan cairan
DO: TD: 120/80 mmHg

D. Diagnosa keperawatan

No Nanda Noc Nic

1. Nyeri akut Setelah Tentukan lokasi,


berhubungan dengan dilakukan karakteristik,
tekanan kepala pada tindakan selama
kolektas dan
serviks, partus lama 2x24jam
kontraksi tidak efektif mengenali keparahan nyeri
(12.1.00132) kapan nyeri sebelum
terjadi secara
mengobati
konsisten
pasien

23
2. Resiko tinggi cedera Trauma perut - Identivikasi
janin berhubungan kebutuhan
dengan penekanan keamanan
kepala pada panggul pasien
(11.2.00035) berdasarkan
fungsi fisik
dan kognitiv
serta riwayat
perilaku masa
lalu

3. Resiko tinggi Keseimbangan Monitor


kekurangan cairan intake dan makanan atau
berhubungan dengan output dalam 24 cairan yang
hipermetabolisme, jam tidak dikonsumsi dan
muntah, pembatasan terganggu hitung asupan
masukan cairan kalori harian
(2.5.00028)

24
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Distosia didefenisikan sebagai persalinan yang panjang,sulit atau

abnormalyang timbul akibat berbagai kondisi yang mengakibatkan

sehinggah persalinanterlambat atau lama pada pintu atas panggul ibu pada

kala II biasany distosiaterjadi jika jalan lahir sempit atau bayi yang berat

nya diatas normal

B. SARAN

Bagi ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilanya

secaradini,memeriksakan kehamilanya minimal 4 kali selama kehamilan

agar bisadideteksi secara dini komplikasi yang mungkinterjadi pada

kehamilanyasehinggah meminimalisir terjadinya komplikasi tersebut.

25
26
DAFTAR PUSTAKA

Fadlun, achmad.2013.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta:Salemba Medika

Nugroho Taufan.2012.Patologi Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika

NANDA International, Diagnosis Keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-

2017Edisi 10

Nursing Intervension Classification (NIC) 2013, Edisi 6

Nursing Outcomes Classification (NOC) , 2013 Edisi 5

27

Anda mungkin juga menyukai