Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MENGENAI

PENYAKIT KANDIDIASIS

OLEH KELOMPOK 2:

1. MIFTAHUL CHYRIA

2. TIARA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSAYA PALOPO

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah “KANDIDIASIS”, dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan

hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat

bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing,

sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di

harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah

pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan

doa.Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki

makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah

ini.

Palopo,27 April 2019

penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tubuh yang normal mempunyai berbagai jenis mikroorganisme
termasuk bakteri dan jamur. Beberapa mikroorganisme tersebut berguna untuk
tubuh, beberapa memberikan keuntungan dan beberapa ada yang merugikan
bagi manusia.

Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang


sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai
moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga
mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat
tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan
angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan
orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian,
bantal, dan sebagainya.

Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut


berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp,
dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab
utama.
Oleh karena Kandidiasis ini meliputi infeksi yang berkisar dari yang
ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang berpotensi
mengancam kehidupan manusia. Maka dari itu diperlukan beberapa
penanganan dalam menyembuhkannya serta mencegahnya. Di dalam makalah
ini akan dibahas mengenai kandidiasis tersebut lebih lanjut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kandidiasis ?
2. Apa saja etiologi dari kandidiasis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari kandidiasis ?
4. Apa saja Manifestasi Klinis dari kandidiasis ?

3
5. Apa saja Komplikasi yang terjadi pada penyakit kandidiasis ?
6. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kandidiasis ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kandidiasis ?
8. Apa saja pengobatan yang dilakukan pada klien kandidiasis?
9. Bagaimana pencegahan pada penyakit kandidiasis ?

C. TUJUAN
Tujuan umum dari penulisan makalah ini di harapkan mahasiswa mampu
membuat asuhan keperawatan penyakit kandidiasis.
Tujuan dari penulisan makalah diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan :
1. Pengertian dari kandidiasis
2. Anatomi dan Fisiologi dari Sistem integritas
3. Etiologi dari kandidiasis
4. Patofisiologi dari kandidiasis
5. WOC pada penyakit kandidiasis
6. Manifestasi Klinis dari kandidiasis
7. Komplikasi yang terjadi pada penyakit kandidiasis
8. Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kandidiasis
9. Pemeriksaan penunjang pada kandidiasis
10. Pengobatan yang dilakukan pada klien kandidiasis
11. Pencegahan pada penyakit kandidiasis

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KANDIDIASIS
Kandidiasis adalah suatu infeksi akut atau subakut yang disebabkan oleh
Candidicia albicans atau kadang-kadang oleh spesies kandida yang lain, yang
dapat menyerang berbagai jaringan tubuh. Candidiasis atau kandidiasis adalah
penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dari spesies Candida
albicans.Adanya jamur pada diri manusia adalah hal yang alami dan memang
selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut, tenggorokan, vagina, dan
pada sistem pencernaan lainnya.
Dalam kondisi normal (tidak berlebihan), kehadiran jamur Candidia
albicans sebernarnya tidak membahayakan.Pertumbuhan jamur yang
berlebihan dapat menyebabkan infeksi.Penyakit candidiasis ini sangat rentan
terhadap orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah termasuk pada
penderita AIDS, steroid berlebihan, kontrasepsi hormone, diabetes, kanker,
depresi, orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang kronis paling
beresiko.Mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka lama dapat mempercepat
pertumbuhan jamura candidia ini.
B. MANIFESTASI KLINIS DAN JENIS-JENIS CANDIDIASIS
Berbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada alat-
alat yang terkena. Conant, 1971 (dalam Siregar, 2005) membagi kandidiasis
dalam beberapa kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir, kandidiasis
kutis, dan reaksi id.
1. Kandidiasis selaput lendir, misalnya:
a. Kandidiasis oral
Disebut juga “Oral trush”, memberi gambaran klinis berupa
stomatitis akut. Pada selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih
kekuninggan yang timbul dari dalam selaput lendir yang merah yang
disebut membran palsu.membran palsu ini dapat meluas sampai
menutupi lidah dan palatum mole.

5
Kandidiasis oral pada mukosa bibir, tampak bercak-bercak berupa
membran palsu
Lesi-lesi ini dapat juga terlepas dari selaput lendir sehingga
dasarnya tampak merah dan mudah berdarah.
Penderita selalu mengeluh sakit, terutama bila waktu tersentuh
makanan. Kandidiasis oral ini banyak diderita oleh bayi baru lahir,
penderita penyakit manahun yang mendapat antibiotik dalam waktu
lama, atau penderita keganasan yang mendapat obat sitostatik atau
pengobatan dengan radiasi.

b. Perlece
Kelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi perlunakan
kulit yang mengallami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-
pecah, kemudian terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Faktor
predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan
vitamin B2 (riboflavin), pada orang tua yang tidak dapat menutup
mulutnya dengan baik hingga air liur keluar terus. Hal ini akan
menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.

6
Perlece pada sudut mulut, terlihat erosi dan fisura

c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis


Vaginitis karena kandida selalu disertai oleh vulvovaginitis. Hal ini
disebabkan terjadi kontak langsung dari sekret-sekret vagina yang
mengalami infeksi sehingga daerah vulva ikut mengalami infeksi.
Pada mukosa vagina terlihat ada bercak putih kekuningan,
meninggi dari permukaan, yang disebut vaginal trush. Bercak-bercak
ini terdiri dari gumpalan jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel
epitel. Dari liang vagina keluar sekret vagina yang mulala encer
kemudian menjadi kental dan pada keadaan yang menahun tampak
seperti butir-butir tepung yang halus. Di dalam gumpalan sekret ini
terdapat elemen-elemen kandida dan epitel, dan secara kontinuitatum
menyebabkan infeksi di daerah vulva senhingga terjadi vulvovaginitis.
Labia minora dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil
bewarna merah disertai dengan daerah yang erosi.
Kelainan ini dapat menjalar sampai ke kulit sekitarnya hingga
seluruh kulit lipat paha dan perineum menjadi merah, bengkak, erosi,
dan terdapat lesi-lesi satelit. Penderita selalu merasa gatal, panas, dan
sakit pada waktu buang air kecil.
Faktor predisposisi untuk timbulnya vulvovaginitis adalah
kegemukan. Diabetes militus, higiene yang kurang, infeksi kronis di

7
dalam vagina dan serviks, serta pengaruh obat-obat antihamil dan
kehamilan.
d. Kandidiasis balantis dan balanoptisis
Sering terjadi pada pria yang tidak dikhitan, di mana glans penis
tertutup terus oleh preputium.Balantits tampak berupa bercak-bercak
eritema dan erosi pada glan penis dan sering disertai dengan pustulasi.
Kelainan ini dapat meluas sampai sokrotum, perineum, dan kulit di
lipat paha, yang terlihat daerah-daerah eritematosa dan lesi-lesi satelit
disertai rasa gatal dan rasa sakit atau panas.
Faktor predisposisi ialah tidak dikhitan, kegemukan, peminum
alkohol, hiperhidrosis, diabetes militus, penderita penyakit kronis atau
keganasan dan pemakai obat-obat antibiotik atau sitostatik.
e. Kandidiasis mukokutan kronis
Biasanya banyak ditemukan pada anak-anak dan penderita yang
mengalami bermacam-macam defisiensi. Kelainan-kelainan yang
timbul berupa bercak-bercak pada daerah-daerah mukokutan, erosi,
dan pada perasaan timbul rasa panas dan gatal. Penyakit ini merupakan
infeksi persisten oleh kandida yang mengenai yang resistensi terhadap
semua pengobatan topikal karena penyakit ini sering disertai dengan
infeksi bakteri lain, dan karena adanya gangguan imunologik yang
bersifat herediter.
2. Kandidiasis kutis meliputi:
a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal
1) Kandidiasis intertriginosa
Lesi-lesi timbul pada tempat predileksi, yaitu daerah-daerah
lipatan kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha,
intergluteal, antara ari-jari tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat,
dan lipat leher.
Kelainan yang tampak berupa kemerahan kulit yang terbatas
tegas, erosi dan berisik. Lesi-lesi tersebut sering dikelilingi oleh
lesi-lesi satelit berupa vesikel-vesikel dan pustula milier, yang bila
memecah meninggalkan daerah-daerah yang erosi dan selanjutnya

8
dapat berkembang menyerupai lesi-lesi primernya. Kelainan pada
sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang banyak
berhubungan dengan air, seperti tukang cuci atau petani sawah,
orang-orang yang memakai kaus dan sepatu terus-menerus.
Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal
“kutu air”. Kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi
dan dapat mengelupas menyerupai kepala susu.
Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa ini ialah diabetes
melitus, kegemukan , banyak keringat, pemakaian obat-obat
antibiotik, kortikosteroid. Sitostatik, dan penyakit-penyakit yang
mrnyebabkan daya tahan tubuh menurun.

2) Kansdidiasis perianal
Infeksi kandida pada kulit sekitar anus, yang banyak
ditemukan pada bayi-bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok
(Diaper rash). Hal ini sering disebabkan oleh popok basah yang
tidak segera diganti sehingga menyebabkan iritasi kulit sekitar
genitalia dan anus. Popok yang basah menyebabkan maserasi kulit,
dan karena adanya lubang-lubang alamiah (anus) yang banyak
mengandung kandida maka dapat tumbuh dengan subur dan
terjadilah kandidiasis perinal dan kandidiasis popok.
Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan
lipat pantat menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih.
Pemakaian antibiotik dan kortokosteroid dapat menjadi faktor yang
mempermudah terjadinya infeksi kandida di daerah-daerah ini.
b. Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa
ikut terkena, seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat
paha, sering disertai glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat
berupa eksematoid yang disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula
milier yang generalisata.

9
c. Kandidiasis kutis granulomatosa
Bentuk ini sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah
yang ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan
melekat erat pada dasarnya, membentuk granuloma menyerupai
tanduk.
Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam
rongga faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga
yang dapat disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa
28,3% dari otomikosis disebabkan oleh kandida.

3. Reaksi id
Kadidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida.
Infeksi kandida dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di
tempat lain.
Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang
keras, sangat gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang
jari-jari atau tempat-tempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi
skuamasi atau kulit yang mengelupas. Kelainan alergi ini tidak dapat
disembuhkan selama penyakit primernya belum sembuh. Biasanya infeksi
primer dapat disembuhkan dalam usus, vagina, atau sela-sela jari kaki dan
tangan.
C. ETIOLOGI
Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti
Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida
pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen.
Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur.
Menurut Lodder, 1970 (dalam Siregar, 2005), taksonomi kandida adalah:
1. Termasuk kedalam kelompok Fungi imperfecti atau Deutromycota.
2. Famili : Cryptococcaccae
3. Subfamili : Candidoidea
4. Genus : Candida

10
Spesies pada manusia meliputi:
1. Candida albicans
2. Candida stellatoidea
3. Candida tropicalis
4. Candida pseudotropicalis
5. Candida krusei
6. Candida parapsilosis
7. Candida guilliermondii
D. PATOFISIOLOGI
Kandidiasis oral sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang
oleh candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya
memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi
perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan
lokal dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini
jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi
jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan
jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah
pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya
pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu
yang lama dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta
penyakit yang menyerang sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency
Sindrome (AIDS). Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan
mikroorganisme dalam mulut yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan
antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi
dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam keadaan normal
tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan
menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit
disebut candidiasis oral atau moniliasis.Kelainan yang disebabkan oleh spesies
kandida ditentukan oleh interaksi yang komplek antara patogenitas fungi dan
mekanisme pertahanan pejamu.
E. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :

11
1. Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit
2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan
mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku
3. Candidiasis tersebar pada tubuh yang kekebalan tubuhnya kurang
4. Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus,
usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
F. PENATALAKSANAAN
1. Infeksi biasanya mudah diatasi dengan krim atau lotion.
2. Untuk infeksi kulit, vagina dan penis biasanya digunakan krim nistatin
selama 7-10 hari.
3. Untuk infeksi vagina dan anus juga tersedia obat dalam bentuk suppositoria
(obat yang dimasukkan langsung ke dalam vagina atau anus).
4. Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada penderita
thrush.
5. Untuk infeksi kulit kadang diberikan salep corticosteroid bersamaan
dengan krim anti-jamur karena salep bisa mengurangi gatal dan nyeri
(meskipun tidak membantu penyembuhan infeksinya sendiri).
6. Menjaga kulit tetap kering dapat membantu meredakan infeksi dan
mencegah kembalinya jamur.
7. Bedak polos atau bedak yang mengandung nistatin bsia membantu menjaga
agar kulit tetap kering.
8. Oral thrush : clotrimazola toches 10 mg tablet atau nistatin.
9. Esophageal candidiasis : fluconazole (100-200mg/dl) atau intraconazole
(200mg/dl), caspofungin, micafungin, amfotericin B.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicanspada swab
mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya di indikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab
atau kumur.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien :
Nama lengkap :
tempat tanggal lahir :
umur :

13
alamat :
asal kota :
asal suku bangsa :
pekerjaan :
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: Penyebab utama klien dibawa kerumah sakit.
Terdapat membran palsu yang menutupi lidah dan palatum mole yang
terasa nyeri dan mengalami perdarahan.
b. Riwayat kesehatan saat ini: Adanya tanda dan gejala klinis berupa
tidak nafsu makan dan sakit pada mulut. Riwayat penyakit
dahulu:mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau faktor
yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah. Dengan adanya
penyakit terdahulu seperti HIV AIDS dan penderita penyakit menahun
yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau penderita keganasan
yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.
c. Riwayat penyakit keluarga: adakah penyakit yang diderita oleh
anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit
klien sekarang. Adanya anggota keluarga yang menderita kandidiasis.
d. Kondisi lingkungan: Iklim panas dan kelembaban menyebabkan
banyak keringat terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit
maserasi, dan ini mempermudah invasi candida.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tanda tanda vital
Terlebih dahulu perlunya pemeriksaan tanda-tanda vital:tekanan darah
(TD), nadi, Respiratory Rate(RR) dan suhu penting untuk dilakukan
untuk mengetahui tanda awal ketidak stabilan hemodinamik tubuh,
gambaran dari tanda vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari
peningkatan atau penurunan kondisi perfusi jaringan.

 Suhu : lebih dari 38 derajat celcius


 Frekuensi pernapasan : lebih 30 x/menit
 Tekanan darah :kurang dari 99/65 mmhg
 Nadi : diatas 110x/menit

14
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA NOC NIC

Hipertermi  Termoregulasi  Regulasi Temperature


- Tidak adanya  Monitor temperatur tiap 2
perubahan hari
warna kulit  Selalu sediakan alat untuk
- Berkeringat memonitr suhu inti
ketika panas  Monitor tekanan darah,
- Menggigil nadi dan respirasi
ketika dingin  Monitor warna kulit dan
- Melaporkan temperatur
kenyamanan  Monitor dan laporkan
tingkat panas tanda dan gejala
- Tidak ada hipotermia dan
kejang hipertermia
- Adanya tonjolan  Pantau asupan nutrisi dan
bulu roma cairan yang adekuat
ketika dingin  Diskusikan pentingnya
termoregulasi dan

 Termoregulasi : kemungkinan efek negatif

Neonatus dari dingin yang

- Suhu normal berlebihan

- Tidak ada  Atur temperatur


distress lingkungan sesuai
pernapasan kebutuhan pasien
- Warna kulit  Atur pemberian obat anti
normal piretik
- Tidak ada  Monitor tanda-tanda vital
letergi  Mengukur tekanan darah,

15
denyut nadi, temperature,
 Status tanda- dan status pernafasan, jika
tanda vital diperlukan
- Temperature  Mencatat gejala dan turun
normal naiknya tekanan darah
- Denyut nadi  Mengukur tekanan darah
normal ketika pasien berbaring,
- Pernafasan duduk, dan berdiri, jika
normal diperlukan
- Tekanan darah  Auskultasi tekanan darah
normal pada kedua lengan dan
bandingkan, jika
diperlukan
 Mengukur tekanan darah,
nadi, dan pernafasan
sebelum, selama, dan
setelah beraktivitas, jika
diperlukan
 Mempertahankan suhu alat
pengukur, jika diperlukan
 Memantau dan mencatat
tnda-tanda dan syimptom
hypothermia dan
hyperthermia
 Memantau timbulnya dan
mutu nadi
 Mengukur warna kulit,
temperature, dan
kelembaban
 Memantau sianosis pusat
dan perifer

16
 Memantau pola pernafasan
yang abnormal

 Pengobatan demam
 Pantau suhu berkali-kali
jika diperlukan
 Pantau warna kulit dan
suhu
 Pantau tekanan darah, nadi
dan pernafasan, jika
diperlukan
 Pantau aktivitas berlebihan
 Pantau intake dan output
 Atur oksigen, jika
diperlukan
 Tempatkan pasien pada
bagian hipotermia, jika
diperlukan

Nyeri  Kontrol nyeri  Manajemen nyeri


- Penggunaan  Lakukan penilaian nyeri
analgesic yang secara komprehensif
tepat dimulai dari lokasi,
- Laporkan tanda karakteristik, durasi,
nyeri pada frekuensi, kualitas,
tenaga intensitas dan penyebab.
kesehatan  Kaji ketidaknyamanan
- Menilai gejala secara nonverbal, terutama
dari nyeri untuk pasien yang tidak
- Gunakan catatan bisa
nyeri mengkomunikasikannya

17
 Tingkatan nyeri secara efektif
- Melapor nyeri  Pastikan pasien
- Frekuensi nyeri mendapatkan perawatan
- Nafsu makan dengan analgesic
normal  Gunakan komunikasi yang
- Respon tubuh terapeutik agar pasien
- Ekspresi wajah dapat menyatakan
saat nyeri ( 1 ) pengalamannya terhadap
 Tingkat nyeri serta dukungan
kenyamanan dalam merespon nyeri
- Mengekspresika  Pertimbangkan pengaruh
n kepuasan budaya terhadap respon
dengan nyeri
tingkatan  Tentukan dampak nyeri
mandiri terhadap kehidupan sehari-
- Menekspresikan hari (tidur, nafsu makan,
kepuasan aktivitas, kesadaran,
dengan kontrol mood, hubungan sosial,
nyeri performance kerja dan
melakukan tanggung
jawab sehari-hari)
 Pemberian analgesik
 Menentukan lokasi ,
karakteristik, mutu, dan
intensitas nyeri sebelum
mengobati pasien
 Periksa order/pesanan
medis untuk obat, dosis,
dan frekuensi yang
ditentukan analgesik
 Cek riwayat alergi obat
 Tentukan analgesik yang

18
cocok, rute pemberian dan
dosis optimal.
 Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian obat
narkotik dengan dosis
pertama atau jika ada
catatan luar biasa.
 Lakukan tindakan
pengamanan pada pasien
dengan obat analgesik
narkotik
 Pemberian obat penenang
 Kaji riwayat kesehatan
pasien dan riwayat
pemakaian obat penenang
 Tanyakan kepada pasien
atau keluarga tentang
pengalaman pemberian
obat penenang sebelumnya
 Melihat kemungkinan
alergi obat
 Memperoleh TTV dalam
batas normal
 Memperoleh kadar
oksigen dan irama EKG
dalam batas normal
 Mengetahui perjalanan
obat melalui IV
 Monitor kadar oxigen
darah
 Memonitor tingkatan

19
kesadaran pasien

Nutrisi a. Status Nutrisi a. Manajemen Nutrisi


kurang dari - Asupan zat gizi  Mengontrol penyerapan
kebutuhan - Asupan makanan/cairan dan
tubuh makanan dan menghitung intake kalori
cairan harian, jika diperlukan
- Energi  Memantau ketepatan
- Indeks masa urutan makanan untuk
tubuh memenuhi kebutuhan
- Berat badan nutrisi harian
b. Status Nutrisi:  Menentukan jimlah kalori
Intake Makanan dan jenis zat makanan
Dan Cairan yang diperlukan untuk
- Intake makanan memenuhi kebutuhan
di mulut nutrisi, ketika
- Intake di saluran berkolaborasi dengan ahli
makanan makanan, jika diperlukan
- Intake cairan di  Menetukan makanan
mulut pilihan dengan
- Intake cairan mempertimbangkan
c. Mengontrol berat budaya dan agama
badan  Menetukan kebutuhan
- Mengontrol makanan saluran
berat badan nasogastric
- Mempertahanka  Memilih makanan
n intake gandum, minuman kocok,
kalorioptimal dan es krim sebagai
harian suplemen nutrisi
- Menyeimbangka  Anjurkan pasien untuk
n latihan dengan memilih makanan ringan,
intake kalori jika kekurangan air liur

20
- Memilih nutrisi mengganggu proses
makanan dan menelan
snack b. Monitor Nutrisi
- Menggunakan  Timbang berat badan klien
suplemen nutrisi  Monitor kehilangan dan
jika diperlukan pertambahan berat badan
- Makan sebagai  Monitor tipe dan kuantitas
respon makan olah raga
- Mempertahanka  Monitor respon emosi
n pola makan klien terhadap situasi dan
yang dianjurkan tempat makan
- Memelihara  Monitor interaksi orang
penyerapan tua dan anak saat makan
makanan  Jadwalkan perawatan, dan
- Mempertahanka tindakan keperawatan agar
n tidak mengganggu jadwal
keseimbanagan makan
cairan  Monitor turgor kulit
- Mengenal
 Monitor adanya mual dan
tanda-tanda dan
muntah
symptom
 Monitor nilai albumin,
ketidakseimban
total protein, hemoglobin
gan elektrolit
dan hematokrit.
 Monitor nilai limfosit dan
elektrolit
 Monitor menu makanan
dan pilihannya
c. Manajemen Cairan
 Hitung haluran
 Pertahankan intake yang
akurat

21
 Monitor hasil lab. terkait
retensi cairan
(peningkatan BUN, Ht ↓)
 Monitor TTV
 Monitor adanya indikasi
retensi/overload cairan
(seperti :edem, asites,
distensi vena leher)
 Distribusikan cairan > 24
jam
 Tawarkan snack (seperti :
jus buah)

Resiko  Deteksi resiko  Pencegahan pendarahan


Perdarahan indikator  Monitor kemungkinan
- Menemukan terjadinya perdarahan
tanda dan gejala pada pasien
yang  Catat kadar HB dan Ht
mengindikasika setelah pasien
n resiko mengalami kehilangan
- Identifikasi banyak darah
potensial faktor  Pantau tanda-tanda
resiko vital, osmotic,
- Melakukan termasuk TD
pemeriksaan  Cegah memasukkan
mandiri sesuatu kedalam
- Gunakan lubang daerah yang
pelayanan mengalami perdarahan
kesehatan sesuai  Jauhkan alat-alat berat
kebutuhan disekitar pasien
 Instruksikan pasien

22
 Kontrol resiko untuk emngkonsumsi
- Menyatakan makanan yang
resiko mengandung vit K
- Memantau  Ajarkan pasien dan
faktor resiko keluarga untuk
lingkungan mengenali tanda-gejala
- Memantau terjadinya perdarahan
faktor resiko dan tindakan pertama
perilaku pribadi untuk penanganan
- Mengembangka selama perdarahan
n strategi berlangsung
kontrol resiko
yang efektif  Pengurangan pendarahan
- Menyesuaikan  Identifikasi etiologi
strategi kontrol perdarahan
resiko yang  Monitor pasien secara
dibutuhkan ketat akan perdarahan
- Menghindari  Monitor jumlah dan
paparan karakter (nature)
ancaman kehilangan darah pasien
kesehatan  Catat kadar Hb/Ht
sebelum dan setelah
kehilanga darah sebagai
indikasi
 Monitor TD dan paameter
hemodinamik, jika tersedia
(contoh: tekanan vena
sentral dan kapiler
paru/tekanan arteri
temporalis)
 Monitor status/keadaan
cairan termasuk intake dan

23
output
 Instruksikan pasien pada
aktivitas yang dibatasi jika
diperlukan

 Monitor tanda-tanda vital


 Mengukur tekanan darah,
denyut nadi, temperature,
dan status pernafasan, jika
diperlukan
 Mencatat gejala dan turun
naiknya tekanan darah
 Mengukur tekanan darah
ketika pasien berbaring,
duduk, dan berdiri, jika
diperlukan
 Auskultasi tekanan darah
pada kedua lengan dan
bandingkan, jika
diperlukan
 Mengukur tekanan darah,
nadi, dan pernafasan
sebelum, selama, dan
setelah beraktivitas, jika
diperlukan
 Mempertahankan suhu alat
pengukur, jika diperlukan
 Memantau dan mencatat
tnda-tanda dan syimptom
hypothermia dan
hyperthermia
 Memantau timbulnya dan

24
mutu nadi
 Mengukur warna kulit,
temperature, dan
kelembaban
 Memantau sianosis pusat
dan perifer
 Memantau pola
pernafasan yang abnormal

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya
C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun
dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005). Kandidiasis

25
meliputi infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan
vaginitis, sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Infeksi
Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya
menyerang orang yang imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan
pasien transplantasi.
Moniliasis atau kandidiasis sering disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur
candida albicans, keadaan hormonal (diabetes, kehamilan), dan faktor lokal
(tidak adanya gigi, gigi palsu yang tidak pas). Infeksi mulut oleh spesies
candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih atau
krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut yang
terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah). Candida albicans yang
bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus.
Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
B. SARAN
Perawat diharapkan dapat memahami masalah adaptasi bio – psiko – sosial –
spiritual dan menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kandidiasis
dengan baik. Seperti penatalaksanaan pada tahap pencegahan , dengan
melakukan metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik
(somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Info Spesialis. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 Melalui


http://www.spesialis.info/?gejala-kandidiasis-genitalis-%28thrush%29,271

Anonym. 2013. Google Books. Diakses 28 Oktober 2013 melalui


http://books.google.co.id/books?id=n4GHgidIuEUC&pg=PA44&dq=kandidias
is+adalah&hl=en&sa=X&ei=iUA-

26
UqX9FcijrQf934GoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=kandidiasis%20adalah&f
=false

Dokter Cantik. 2012. Penyebab Candidiasis dan cara pengobatannya. Diakses


tanggal 28 Oktober 2013 melalui www.doktercantik.com/1166/penyebab-
candidiasis-dan-cara-pengobatannya.html.

Jordan,Sue. 2012. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC.

Sacher,R.A, McPherson, R.A. 2009. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan


Laboratorium. Jakarta : EGC.

Saifuddin Bari Abdul, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wikjosastro dan Djoko
Siregar,R.S. 2004. Penyakit JamurKulit. Jakarta : EGC

Spritia. 2012. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 melalui


http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=516

Waspodo. 2009. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SP

Wong, L. Donna, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong.
Jakarta : EGC Buku Kedokteran.

27

Anda mungkin juga menyukai