Anda di halaman 1dari 36

PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA TN. A DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN

DI BANGSAL ANTAREJA RSJ Prof. Dr. SOEROJO

MAGELANG

Disusun Oleh:

RENI FERMIATI

071182055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2020
BAB I
PENDAHULUAN

HALUSINASI

I. Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : halusinasi

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian

Halisinasi adalah persepsi sensori yang keliru melibatkan panca


indera dalam skizofrenia, halusinasi pendengaran merupakan halusinasi yang
paling banyak terjadi (Isaacs, 2010).
Menurut Maramis (2005) halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya
apapun pada panca-indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar
atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun
histerik. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati &
Hartono, 2010)

B. Etiologi
Gangguan otak karena kerusakan otak, keracunan, obat halusiogenik,
gangguan jiwa, seperti emosi tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi,
psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi, dan pengaruh lingkungan sosio-
budaya, sosio-budaya yang berbeda menimbulkan persepsi berbeda atau
orang yang berasal dari sosio-budaya yang berbeda (Sunaryo, 2004).
Secara pasti yang menyebabkan terjadinya halusinasi belum diketahui
namun ada beberapa teori yang mengungkapkan tentang halusinasi (Stuart
2007) antara lain:
a. Teori Interpersonal
Halusinasi berkembang dalam waktu yang lama dimana seseorang
mengalami kecemasan yang berat dan penuh stress. Individu akan
berusaha untuk menurunkan kecemasan itu dengan menggunakan
mekanisme koping yang biasa digunakan, namun bila situasi tidak dapat
ditangani maka individu tersebut akan melanin, berangan-angan sehingga
individu akan lebih sering menyendiri dan merasa senang dalam dunianya
tanpa menghiraukan orang lain dan lingkungan sekitarnya.
b. Teori Psikoanalisa
Halusinasi merupakan pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari
luar yang ditekan dan mengancam diri akhirnya muncul dalam alam
sadar.
c. Faktor Genetika
Gen mempengaruhi belum diketahui,tetapi hasil studi menunjukan bahwa
factor keluarga menunjukan hubungan yang sangat berpengaruh pada
penyakit,ini dibuktikan dengan pemeriksaan kromosom tubuh,indensi
sangat tinggi pada anak dengan satu atau kedua orang tua yang menderita
atau anak kembar identik.

C. Proses terjadinya halusinasi


Individu yang mengalami halusinasi sering sekali beranggapan
penyebab halusinasi berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan tersebut
gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang
bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak
berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan, individu cenderung menghindar
dari interaksi agar dirinya terhidar dari stresor-stresor yang mengancam pada
akhirnya individu merasa sangat nyaman dengan kondisi menyendiri
sehingga dapat mengganggu metabolisme neukokimia seperti Bufotamin dan
Dimetyltransferase (DMT), hal ini merangsang timbulnya halusinasi
(Sunaryo 2004).

D. Rentang Respon Neurobiologis


Gangguan sensori persepsi : halusinasi disebabkan oleh fungsi otak
yang terganggu. Respon individu terhadap gangguan orientasi berfokus
sepanjang rentang respon dari adaptif sampai yang maladaptif, dapat dilihat
dalam gambar dibawah ini :
Respon adaptif Respon mal adaptif

Pikiran Pikiran kadang menyimpang Gangguan


logis proses
pikir/delusi/waham
Halusinasi
Persepsi Ilusi
akurat
Emosi Reaksi emosional berlebih/kurang Ketidakmampuan
konsisten untuk mengatasi
dengan emosi
pengalaman
Perilaku Perilaku ganjil Ketidak teraturan
sesuai
Hubungan Prlaku yang bisa menyebabkan Isolasi sosial
sosial Isolasi sosial
harmonis
( Stuart and Laraia, 2005 )
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma social
dan budaya secara umum yang berlaku didalam masyarakat, dimana individu
menyelesaikan masalah dalam batas normal yang meliputi :
1. Pikiran logis adalah segala sesuatu yang diucapkan dan dilaksanakan oleh
individu sesuai dengan kenyataan.
2. Persepsi akurat adalah penerimaan pesan yang disadari oleh indra perasaan,
dimana dapat membedakan objek yang satu dengan yang lain dan mengenai
kualitasnya menurut berbagai sensasi yang dihasilkan.
3. Emosi konsisten dengan pengalaman adalah respon yang diberikan individual
sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Perilaku sesuai dengan cara bersikap individu yang sesuai dengan perannya.
5. Hubungan sosial harmonis dimana individu dapat berinteraksi dan
berkomunkasi dengan orang lain tanpa adanya rasa curiga, bersalah dan tidak
senang.
Sedangkan mal adaptif adalah suatu respon yang tidak dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya secara umum yang berlaku dimasyarakat,
dimana individu dalam menyelesaikan masalah tidak berdasarkan norma yang
sesuai diantaranya :
1. Gangguan proses pikir/waham adalah ketidakmampuan otak untuk
memproses data secara akurat yang dapat menyebabkan gangguan proses
pikir, seperti ketakutan, merasa hebat, beriman, pikiran terkontrol, pikiran
yang terisi dan lain-lain.
2. Halusinasi adalah gangguan identifikasi stimulus berdasarkan informasi yang
diterima otak dari lima indra seperti suara, raba, bau, dan pengelihatan
3. Kerusakan proses emosi adalah respon yang diberikan Individu tidak sesuai
dengan stimulus yang datang.
4. Perilaku yang tidak terorganisir adalah cara bersikap individu yang tidak
sesuai dengan peran.
5. Isolasi sosial adalah dimana individu yang mengisolasi dirinya dari
lingkungan atau tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.

E. Macam-macam Halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa macam. Macam-macam halusinasi seperti
halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan dan lain-lain. Halusinasi
adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang
(stimulus) eksternal.

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa macam halusinasi dengan
karakteristik tertentu, diantaranya:

1. Halusinasi pendengaran: karakteristik ditandai dengan mendengar suara,


teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang
yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan: karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan
dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan
atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan
atau menakutkan.
3. Halusinasi penghidu: karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk,
amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang –
kadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor,
kejang dan dementia.
4. Halusinasi peraba: karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau
tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik
datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi pengecap: karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu
yang busuk, amis dan menjijikkan.
6. Halusinasi sinestetik: karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi
tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna
atau pembentukan urine

F. Manifestasi Klinis
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah
sebagai berikut:
1. Bicara sendiri.
2. Senyum sendiri.
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Pergerakan mata yang cepat
6. Respon verbal yang lambat
7. Menarik diri dari orang lain.
8. Berusaha untuk menghindari orang lain.
9. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
11. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.
12. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13. Sulit berhubungan dengan orang lain.
14. Ekspresi muka tegang.
15. Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
16. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
17. Tampak tremor dan berkeringat.
18. Perilaku panik.
19. Agitasi dan kataton.
20. Curiga dan bermusuhan.
21. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
22. Ketakutan.
23. Tidak dapat mengurus diri.
24. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.
Menurut Stuart dan Sundeen (2005), seseorang yang mengalami halusinasi
biasanya memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
3. Gerakan mata abnormal.
4. Respon verbal yang lambat.
5. Diam.
6. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
7. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas misalnya
peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.
8. Penyempitan kemampuan konsenstrasi.
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.
10. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara halusinasi
dengan realitas.
11. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya
daripada menolaknya.
12. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
13. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
14. Berkeringat banyak.
15. Tremor.
16. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
17. Perilaku menyerang teror seperti panik.
18. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
19. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan
agitasi.
20. Menarik diri atau katatonik.
21. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks.
22. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang

III. A. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sediri, orang laihn,


dan lingkungan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Isoloasi sosial : Menarik diri


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1. Masalah keperawatan :
a. Resiko menciderai
b. Halusinasi
c. Isolasi sosial
d. Harga diri rendah
2. Data yang Perlu Dikaji
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif :
 Pasien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan.
 Pasien mengatakan mendengar suara yang mengajak bercakap-
cakap.
 Pasien mengatakan mendengar suara menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya.
Data objektif :
 Pasien berbicara atau tertawa sendiri
 Psien marah-marah tanpa sebab
 Pasien menyedengkan telinga ke arah tertentu
 Pasien menutup telinga

IV. Diagnosa Keperawatan


Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran

STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN HALUSINASI


DIAGNOSA STRATEGI PELAKSANAAN
Halusinasi Pasien Keluarga
SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi 1. Mendiskusikan
jenis halusinasi masalah yang
pasien dirasakan keluarga
2. Mengidentifikasi isi dalam merawat
halusinasi pasien pasien
3. Mengientifikasi 2. Menjelaskan
waktu halusinasi pengertian, tanda
4. Mengidentifikasi dan gejala
frekuensi halusinasi halusinasi, dan
5. Mengidentifikasi jenis halusinasi
situasi yang yang dialami
menimbulkan pasien beserta
halusinasi proses terjadinya
6. Mngidentifikasi 3. Menjelaskan cara-
respon pasien cara merawat
terhadap halusinasi pasien halusinasi
7. Mengajarkan pasien
menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan
pasien memasukkan
cara menghardik
halusinasi dalam
jadwal kegiatan
harian SP II k
SP II p 1. Melatih keluarga
1. Mengevaluasi mempraktekkan
jadwal kegiatan cara merawat
harian pasien pasien dengan
2. Melatih pasien halusinasi
mengendalikan 2. Melatih keluarga
halusinasi dengan melakukan cara
cara bercakap-cakap merawat langsung
dengan orang lain kepada pasien
3. Menganjurkan halusinasi
pasien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
SP III p SP III k
1. Mengevaluasi 1. Membantu
jadwal kegiatan keluarga membuat
harian pasien jadwal aktivitas di
2. Melatih pasien rumah termasuk
mengendalikan minum obat
halusinasi dengan (discharge
melakukan kegiatan planning)
(kegiatan yang biasa 2. Menjelaskan
dilakukan pasien) follow up pasien
3. Menganjurkan setelah pulang
pasien memasukkan
ke jadwal kegiatan
rutin
SP IV p
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
2. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara
pertama: menghardik halusinasi

ORIENTASI:

”Selamat pagi saudara, , perkenalkan Nama Saya perawat Reni Fermiati, senang
dipanggil reni. Saya Mahasiswa keperawatan UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
yang akan merawat saudara. Nama bapak/ibu siapa?Senang dipanggil apa ?”

”Bagaimana perasaan saudara hari ini? Apa keluhan saudara saat ini”

”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
saudara dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di teras? Berapa
lama? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA:

”Apakah Mmendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”

”Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering


M dengar suara? Berapa kali sehari Malami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”

” Apa yang M rasakan pada saat mendengar suara itu?”

”Apa yang M lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-
suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-
suara itu muncul?

” M, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung M bilang, pergi
saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Mperagakan! Nah begitu,
… bagus! Coba lagi! Ya bagus Msudah bisa”

TERMINASI:

”Bagaimana perasaa saudara setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara


itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita
bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara
yang kedua? Jam berapa saudara? Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama
kita akan berlatih?Dimana tempatnya”

”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Orientasi:
“Selamat pagi saudara Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah
jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik.
Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang saudara minum. Kita
akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya
saudara?”
Kerja:
“saudara adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang saudara
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
Mminum ? (Perawat menyiapkan obatpasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan
suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks
dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak
boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, M
akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis
M bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Mjuga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Mharus memastikan
bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik
orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan
cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya Mjuga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per
hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan saudara setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah
berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus!
(jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal
kegiatan saudara Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada
keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:


bercakap-cakap dengan orang lain
Orientasi:

“Selamat pagi saudara Bagaimana perasaan saudara hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita
latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih
cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan


bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau saudara mulai mendengar suara-
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan saudara Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo
ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak Mkatakan:
bu, ayo ngobrol dengan Msedang dengar suara-suara. Begitu MCoba bapak lakukan
seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih
terus ya saudara!”
Terminasi:

“Bagaimana perasaan Msetelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
Mpelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau
saudara mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian saudara. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti
lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan
ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas
terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini
lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”

SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:


melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi: “Selamat pagi saudara Bagaimana perasaanya hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ?
Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang
ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana
kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana
kalau 30 menit? Baiklah.”

Kerja: “Apa saja yang biasa saudara lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus
jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah
banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan
tersebut). Bagus sekali saudara bisa lakukan. Kegiatan ini dapat saudara lakukan
untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar
dari pagi sampai malam ada kegiatan.

Terminasi: “Bagaimana perasaan saudara setelah kita bercakap-cakap cara yang


ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah
kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian saudara. Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat
melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas
dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”
RUANGAN RAWAT : Bangsal Antareja
TANGGAL MASUK PASIEN : Kamis. 27 Des 2019, jam 15.30
TANGGAL MULAI DIRAWAT : Kamis, 27 Des 2019

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Sdr. A
Umur : 31 tahun
Informan : pasien dan perawat penaggung jawab
Tanggal pengkajian : 30 Desember 2019
No RM :-

II. Alasan Masuk


Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit oleh ibunya dan
keluarganya karena di rumah keluyuran terus, sering bicara sendiri, bicara
melantur, dan sering mondar-mandir.

III. Faktor Predisposisi


1. Riwayat gangguan jiwa
Pasien mengatakan pernah di rawat di RSJ banyumas sebanyak 3 kali
sebelumnya, dengan keluhan yang sama yaitu keluyuran.
2. Riwayat pengobatan
Pasien mengatakan sering kontrol ketika obatnya habis, tetapi ksrena
terbentur masalah ekonomi pasien mengalami putus obat kurang lebig
selama 1 tahun.
3. Riwayat Penganiayaan dan tindakan kriminal
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami tindkan penganiayaan dan
kriminal.
4. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan pengalaman di masa lalu yang tidak menyenangkan
adalah masalah dalam pekerjaan, ketika menjadi buruh di kebut saat di
Bengkulu sering di marahi oleh yang punya kebun dan sering terkena benda
tajam (parang) pada bagian tangan dan kaki.

IV. Faktor Presipitasi


Pasien sudah putus obat kurang lebih satu tahun karena terkandala masalah
ekonomi.
V. Fisik
1. Tindakan vital:
TD : 110/70 mmHg
N :76 kali/menit
RR : 20kali/menit
Sb : 36,2 C
2. Ukur TB : 158 cm BB : 46,6 kg
3. Keluhan fisik
Pasien mengatakan saat ini sakit kepala dan bagian tekuk pasien.

VI. Psikososial.
1. Genogram

Keterangan :

 = perempuan
 = laki-laki
 = pasien
= garis pernikahan
= garis keturunan
---- = keluarga yang tinggal serumah
X = meninggal dalam keluarga
 Komunikasi dalam keluarga
Pasien mengatakan selama ini dekat dengan ibunya jadi kalau ada
masalah dia akan meceritakan masalah dengan ibunya.
 Pola asuh
Pasien mengatakan dulu waktu masih anak-anak diasuh oleh budenya
karena ibunya harus bekerja sebagai TKI ke luar negeri.
 Pengambil keputusan
Pasien mengatakan pengambil keputusan adalah ibunya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan bagian tubuh yang paling di sukai adalah tangan
kanannya karena kuat bekerja keras, sedangkan bagian tubuh yang tidak
disukai adalah kaki kanannya karena terlalu banyak bekas luka.
b. Identitas
Pasien mengatakan dirinya adalah sebagai laki-laki yang kuat, belum
menikah, pasien berumur 31 tahun, tamat sekolah SMK, bekerja
sebagai buruh tani/berkebun.
c. Peran
Pasien mengatakan berperan sebagai anak, pasien mengatakan ingin
menikah dan menjadi kepala keluarga, pasien dulu bekerja sebagai
buruh berkebun sehingga dapat menghasilkan uang diberikan ibunya
untuk membantu perekonomian.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan lulus SMK sebenarnya ingin kuliah dan menjadi
sarjana pertanian dan memiliki kebun yang luas sendiri, pasien ingin
menikah dan memiliki rumah tangga sendiri karena usianya sudah
diatas 30 tahun.
e. Harga diri
Pasien mengatakan sering berkumpul dengan temannya, pasien
mengatakan tidak iri dan tidak minder dengan teman dan tetangganya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah
orang tuanya terutama ibu.
b. Peran serta dalam masyarakat
Pasien mengatakan sebagai warga di desanya sering mengikuti acara
tahlilan rutin setiap malam jumat, dan sering mengikuti acara besar
dikampungnya seperti peringatan maulid nabi, dan sering mengikuti
takziah saat ada tetangganya meninggal.
c. Hambatan dalam hubungan sosial
Pasien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan sosial
dengan orang lain, pasien merasa percaya diri.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam, pasien mengatakan jika dirinya
tidak sakit sekarang sedang diberikan kekuatan lebih oleh Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan saat ini sering shoalat lima waktu tetapi kadang
lupa.

VII. Status Mental


1. Penampilan
Penampilan fisik: rambut rapi, kulit lembab, gigi bersih, cara berpakaian
rapi sesuai dengan aturan bangsal.
2. Pembicaraan
Pembicaraan pasien cepat. Saat dilakukan pengakajian pasien kadang pasien
berbicara sendiri atau melenceng dari topic pembicaraan inkoheren.
3. Aktivitas Motorik
Pasien Nampak sering mondar-mandir tidak bisa diam sendiri.
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan saat ini susah karena ingin pulang.
5. Afek
Dari hasil observasi pasien adalah datar. Pasien tertawa bila ada yang
melucu dan saat keadaan serius, pasien juga menampilkan ekspresi serius.
6. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara pasien kooperatif, kontak mata kurang fokus, pasien
dapat menjawab pertanyaan tetapi sering melenceng dari topik, dan banyak
bergerak saat wawancara.
7. Persepsi
Pasien sering mendengar bisikan dari seorang perempuan yang kadang
menghina, terkadang mengatakan menyukai dirinya (I love you), terkadang
mengatakan akan merasuki dirinya, frekuensi sering, waktu mendengar
setiap saat saat dirinya duduk sendiri, kalau mendengar bisikan yang tidak
enak pasien akan menghindar dengan cara berjalan.
8. Proses Pikir
Proses piker pasien adalah sirkumtansial, pasien sering berbicara berbelit-
belit kadang melenceng dari topik tetapi pada akhirnya sesuai dengan tujuan
pembicaraan.
9. Isi pikir
Isi pasien obsesi. pasien selalu berpikir ada seorang perempuan yang
merasukinya, pasien selalu merasa sebagai sarjana pertanian yang sukses
mengolah kebun
10. Tingkat kesadaran
Kesadaran pasien baik, composmentis. Ketika ditanya tentang waktu,
tempat dan hari, pasien dapat menjawab dengan benar yaitu hari Senin
pukul 12.00 di RS magelang.
11. Memori
Pasien tidak memiliki masalah dengan memorinya saat ditanya tentang
memori jangka panjang dan memori jangka pendek.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, tingkat konsentrasi pasien kurang karena mudah teralih
dengan lingkungan. Kemampuan berhitung pasien baik saat dilakukan
pengecekan dengan penambahan, pengurangan, perkalian 10 pasien dapat
menjawab.
13. Kemampuan penilaian
Pasien mengalami gangguan kemampuan ringan karena pasien dapat
mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh:
saat di suruh makan atau mandi dulu pasien harus dengan bimbingan.
14. Daya tilik diri
Pasien mengingkari penyakit yang dideritanya karena pasien mengatakan
bahwa dirinya tidak mengalami sakit yang berarti, pasien mengatakan
keluarganya salah memasukan rumah sakit, karena pasien katanya hanya
sakit kepala dan tangannya pegal-pegal.
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
pasien makan 3x sehari sesuai dengan jadwal yang ditentukan bangsal.
Pasien dapat makan secara mandiri. Pasien menghabiskan satu porsi setiap
kali makan, dengan lauk dan sayur yang bermacam-macam sesuai menu
RSJ.
2. B.A.B/B.A.K
Pasien b.a.b/b.a.k di kamar mandi secara mandiri.
3. Mandi
Pasien mengatakan mandi 2 kali sehari, sering keramas dan gosok gigi
setiap kali mandi
4. Berpakaian/berhias
Pasien dapat berpakaian secara mandiri, dalam sehari berganti pakain 2 kali
sehari sehabis mandi, pasien berpakain sesuai dengann teman-temannya,
kerapian pakaian cukup, pasien Nampak sering menyisir rambut.
5. Istirahat/Tidur
Pasien mengatakan dirinya tidur malam mulai pukul 21.00 atau lebih dan
bangun saat subuh.pasien saat siang hari sulit tidur dan sering mondar-
mandir.
6. Penggunaan obat
Selama dirawat, pasien minum obat secara teratur. Selama di rumah, pasien
mengatakan putus obat selama 1 tahun sehingga membuat kambuh dan di
bawa ke RSJ.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan pernah berhenti minum obat karena tidak ada uang
untuk kontrol, puus obat terakhir kurang lebih 1 tahun.
8. Kegiatan di rumah
Pasien mengatakan saat di rumah berkebun atau bertani menanam singkong,
terong, bawang merah hasilnya digunakan untuk membantu ibunya dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu kegiatan lainnya adalah
membantu pekerjaan rumah.
9. Kegiatan di luar rumah
Pasien mengatakan selain bekerja berkebun atau bertani pasien sering
berkumpul dengan teman-temanya di kampung.
IX. Mekanisme Koping
1. Adaptif :
- klien berbicara dengan orang lain
- klien dapat melakukan teknik relaksasi dan aktifitas konstruktif
- pasien dapat melakukan olah raga
2. Maladaptif:
- Menghindari masalah
- Pasien merokok sehari kurang lebih 5 batang

X. Masalah Psikososial Dan Lingkungan


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : tidak ada masalah
2. Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik : pasien berada di
lingkungan rumah sakit yang memungkinkan untuk kesembuhan pasien.
3. Masalah dengan pendidikan , spesifik : pasien merupakan lulusan SMK akan
tetapi pasien selalu menganggap dirinya adalah sarjana pertanian yang
memiliki tanah yang luas.
4. Masalah dengan pekerjaan , spesifik : pasien bekerja sebagai petani yang
menanam berbagai macam tanaman setelah panen hasilnya digunakan untuk
membantu ibunya.
5. Masalah dengan perumahan ,spesifik :pasien tinggal bersama orang tuanya
dan memiliki rumah sendiri.
6. Masalah dengan ekonomi spesifik : pasien bekerja sebagai pekerja kebun
atau bertani tetapi hasilnya tidak banyak hanya cukup untuk hidup sehari-
hari, sehingga tidak cukup untuk kontrol saat obatnya habis.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatanspesifik : pasien terlayani jika datanf
ke RSJ karena pasien sudah 3 kali masuk RSJ.
XI. Pengetahuan Kurang Tentang
- Penyakit jiwa
- Sistem pendukung
- Penyakit fisik
- Obat-obatan
XII. Aspek Medik
1. Diagnose Medik : skizofrenia, psikosis akut
2. Terapi Medik Terapi Medik (30 desember 2019)

NO Nama Obat Dosis Indikasi Efek samping


1 Lodomer 1 amp/12 1-0-1 Obat Mulut terasa kering,
jam/IM antipsokotik perubahan berat badan,
yang bermanfaat sakit kepala, sakit perut,
untuk mengatasi sulit buang air krcil,
gelaja psikotik perubahan suasana hati,
pada gangguan pandangan buram.
mental. Juga
dapat membantu
mengurangi
gejala sinrome
tourette, seperti
gerakan otot
yang tidak
terkontrol.

2 Diazepam 25 mg/12 1 Mengatasi Mengantuk, masalahn


jam/kp/IM kejang-kejang, ingatan, merasa lelah,
dapat di gunakan pusing, sensasi berputar,
untuk mengobati sulit tidur atau gelisah,
kecemasan dan lemah otot, mual,
kepanikan. sembelit, mulut kering,
penglihaan kabur atau
ganda
3 Respirodone 40 1-0-1 Untuk membantu Mengantuk, pusing,
mg/oral menangani penglihatan kabur,
gangguan mental disorientasi, hipotensi,
dengan gejala mual, muntah, berat
psikotik, seperti badan naik, insomnia,
skizifrenia atau mulut kering,
gangguan bipolar
selain itu obat
antipsikotik ini
juga untuk
menangani
penyakit
alzeimer atau
gangguan
tingkah laku
B. ANALISIS DATA
Data Masalah
DS : Gangguan sensori persepsi :
- Pasien menagtakan sering mendengar Halusinasi pendengaran
bisikan dari seorang perempuan kadang
menghina, kadang mengatakan ingin
merasuki
- Pasien mengatakan mendengar setiap
saat
- Pasien mengatkan frekuensinya sering
- Pasien mengtakan suaran muncul saat
duduk sendiri
- Pasien jika mendengar suran akan
berjala-jalan dan menghindar.
DO :
- Nampak pasien bicara sendiri
- Nampak terkadang wajah tegang
- Proses piker pasien sirkumstansial
- Pasien Nampak sering mondar-mandir
- Kontak mata pasien kurang
DS : Perubahan isi pikir: waham
- Pasien mengatakan dirinya saat ini kebesaran
tidak sakit tapi sedang diberikan
kekuatan lebih oleh Allah SWT
- Pasien mengatakan saat ini seperti
buakn dirinya karena ada perempuan
yang merasukinya
- Pasien selalu mengtakan jika dirinya
seorang sarjana pertanian yang
memiliki kebun sendiri
DO :
- Pasien bicara sirkumtansial
- Pasien bicara cepat dan melompat
- Pasien Nampak terkadang tegang
- Kontak mata pasien kurang fokus
- Pasien Nampak sering mondar-
mandir
- Pasien kurang konsetrasi karena
mudah teralih dengan lingkungan
C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
2. Perubahan isi pikir : waham kebesaran

D. RENCANA KEPERAWATAN

Hari Rencana Keperawatan


No Tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Rasional
Senin Halusinasi 30/12/2019 30/12/2019
30 /12/2019 pendengaran 12 Bina hubungan saling percaya
dengan prinsip komunikasi
teraputik.
TUM : 1. Sapa pasien secara
ramah baik secara verbal maupun
non verbal
Pasien dapat 2. Perkenalkan diri dengan Hubungan saling percaya
mengontrol sopan merupakan dasar untuk
halusinasi kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya.
TUK 1 : 3. Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan yang disukai
Pasien dapat 4. Jelaskan tujuan
membina pertemuan
hubungan saling
percaya
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati
dan terima pasien apa adanya.
7. Beri perhatian kepada
pasien
TUK 2 : 1. Identifikasi bersama 1. Merupakan upaya untuk
pasien cara yang dilakukan jika memutus siklus halusinasi
terjadi halusinasi
Pasien dapat 2. Diskusikan manfaat cara 2. Reinforcement positif
mengontrol yang digunakan pasien. Jika dapat meningkatkan harga diri
halusinasi bermanfaat berikan pujian pasien
3. Diskusikan cara baru 3. Alternatif pikiran baru
untuk mengontrol halusinasi untuk pasien
4. Bantu pasien melatih dan 4. Memotivasi dapat
memutus halusinasi secara bertahap meningkatkan keinginan pasien
untuk salah satu cara
pengendalian halusinasi
TUK 3 : 1. Anjurkan pasien untuk 1. Untuk mendapatkan
memberitahu orang terdekat jika bantuan keluarga dan orang
sedang halusinasi terdekat dalam mengontrol
halusinasi.
Pasien mendapat 2. Diskusikan dengan orang
dukungan orang terdekat tentang :
lain, keluarga,
teman dalam
mengontrol
halusinasi
a. Gejala halusinasi yang
dialami pasien
b. Cara yang dapat
dilakukan pasien dan orang terdekat
untuk memutuskan
c. Cara merawat anggota
keluarga dengan halusinasi di rumah
d. Berikan informasi kapan
pasien memerlukan bantuan.
TUK 4 : 1. Pasien dengan pasien 1. Dengan mengetahui
dan orang terdekat tentang dosis, efek samping obat pasien tahu
frekuensi dan manfaat obat. apa yang harus dilakukan
setelah minum obat.
Pasien 2. Diskusikan bahanya obat 2. Bantu pasien
memanfaatkan tanpa konsultasi menggunakan prinsip lima
obat dengan baik benar
3. Bantu pasien 3. Dengan mengetahui
menggunakan prinsip 5 benar. prinsip maka kemandirian
pasien tentang pengobatan
dapat ditingkatkan secara
bertahap.
2 Senin Perubahan 30/12/2019 30/12/2019
30/12/2019 isi pikir : 12 12
waham TUM : 1. Bina hubungan saling percaya 1. Hubungan saling
kebesaran percaya merupakan dasar untuk
kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya.
Pasien dapat 2. Bantu orientasi realita sesuai
berorientasi tahapannya :
terhadap realita
TUK 1 :  Berikan support pada pasien,
tidak boleh menyalahkan pasien.
Pasien dapat 3. Bantu pasien memenuhi
mengidentifikasi kebutuhannya
kemampuan dan
aspek positif
yang dimiliki.
4. Anjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
TUK 2 : 1. Evaluasi jadwal kegiatan 1. Untuk mengetahui
harian pasien tingkat kemampuan yang
dimiliki pasien.
Pasien dapat 2. Berdiskusi tentang 2. Untuk salah satu cara
memiliki kemampuan yang dimiliki. menggali potensi yang dimiliki
kemampuan dalam proses penyembuhan
yang dapat
digunakan
 Tanyakan kemampuan
yang dimiliki pasien
 Diskusikan
3. Latih kemampuan yang
dimiliki
TUK 3 : 1. Evaluasi jadwal kegiatan 1. Agar mengetahui efek
harian pasien dari terapi obat
Pasien dapat 2. Berikan tentang 2. Bantu pasien
menggunakan menggunakan obat yang teratur menggunakan obat yang sesuai
obat dengan
benar
 Jelaskan akibat bila
tidak digunakan sesuai program
 Menyarankan pada
pasien untuk melakukan kontrol jika
obat habis
3. Anjurkan pasien 3. Agar pasien tidak lupa
memasukkan dalam jadwal harian obat jika sudah tidak berada di
pasien rumah sakit
E. Catatan Perkembangan
Hari/
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tanggal
Senin Gangguan sensori persepsi : Membina hubungan saling percaya dengan S :Pasien mengatakan bersedia diajak
30/12/2019 halusinasi pendengaran prinsip terapeutik mengobrol dengan perawat
a. Sapa pasien dengan ramah, baik secara verbal O : - Pasien bicara cepat dan melompat
maupun non verbal -Kontak mata pasien kurang fokus
b. Perkenalkan diri dengan sopan A:-
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan P : - lanjutkan intervensi
1. yang disukai pasien -Identifikasi perilaku halusinasi
d. Jelaskan tujuan pertemuan -Ajarkan cara mengatasi halusinasi
e. Jujur dan menepati janji dengan cara menghardik
f. Tunjukkan perhatian kepada pasien dan
perhatikan kebutuhan dasar pasien
g. Tunjukkan sikap empati dan terima pasien apa
adanya
2. Senin Gangguan sensori persepsi : SP 1 : S : pasien mengatakan mendengar bisikan
30/12/2019 halusinasi pendengaran 1. Mengidentifikasi pasien mengenali halusinasi dari seseorang perempuan kadang
 Isi menghina, kadang mengatakan ingin
 Waktu terjadi merasuki . pasien mendengar setiap saat
 Frekuensi duduk sendiri, pasien jika mendengar
 Situasi pencetus suara akan berjalan-jalan dan
 Perasaan saat terjadi halusinasi menghindar.
2. Melatih mengontrol halusinasi dengan cara O : -Melatih pasien cara menghardik
menghardik. Tahapan tindakannya meliputi : -Pasien dapat memperagakan ulang cara
 Menjelaskan cara menghardik halusinasi mengontrol halusinasi dengan
menghardik
 Memperagakan cara menghardik
-Pasien kooperatif
 Meminta pasien memperagakan ulang
-Pasien dapat menyebukan isi, waktu,
 Memantau penerapan cara ini, beri frekuensi, situasi. Perasaan.
penguatan perilaku pasien A : SP 1 dapat teratasi
P : -lanjutkan intervensi
3. Memasukkan cara mengontrol halusinasi -SP 2
dengan menghardik dalam jadwal harian Latih bicara/bercakap dengan orang lain
pasien saat halusinasi muncul.
3. Senin Gangguan sensori persepsi : SP 2 SP 2
30/12/2019 halusinasi pendengaran  Memvalidasi masalah dan latihan S : -Pasien mengatakan dapat melakukan
sebelumnya cara mengontrol halusinasi dengan
 Melatih bicara/bercakap-cakap dengan orang menghardik
lain saat halusinasi muncul -Pasien mengatakan halusinasinya masih
 Menjelaskan manfaat berbincang sering muncul
berinteraksi dengan orang lain untuk O :-Pasien dapat
mengalihkan halusinasi pada pasien. -Mempraktekkan cara mengontrol
 Memasukkan cara kontrol halusinasi dengan dengan cara menghardik
cara berbincang-bincang dengan orang lain -Melatih pasien berbincang-bincang
dalam jadwal pasien -Pasien kooperatif
-Interaksi pasien dengan biasa
-Komunikasi pasien baik
A : SP 2 teratasi
P : Lanjut intervensi
-SP 3
 Latih pasien cara mengontrol dengan
kegiatan harian agar halusinasi tidak
muncul
4. Senin Gangguan sensori persepsi : SP 1 SP 1
30/12/2019 halusinasi pendengaran 1. Membina hubungan saling percaya S:
2. Membantu orientasi realita - Pasien mengatakan dirinya sekarang
Tahapannya : tidak sakit tetapi sedang diberikan
 Memberikan support pada pasien, tidak kekuatan lebih oleh Allah SWT.
boleh menyalahkan pasien - Pasien mengatakan ada yang sedang
merasukinya

O:
- Pasien bicara cepat dan melompat
- Pasien kadang nampak tegang
- Pasien muda teralihkan dengan
lingkungan

A : perubahan isi pikir : waham kebesaran


belum teratasi

P : lanjutkan intervensi SP 2
- Berdiskusi tentang kemampuan yang
dimiliki oleh pasien
1. Selasa Gangguan sensori persepsi : SP III SP III
31/12/2019 halusinasi pendengaran 1. Memvalidasi masalah dan latihan S.
09.00 sebelumnya - Pasien mengatakan jika ada bisikan akan
2. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi mengarahkan dengan cara menonton tivi
dengan kegiatan harian agar halusinasi tidak
muncul. O:
Tahapannya : - Pasien paham dan mengikuti jadwal
- Menjelaskan pentingnya aktivitas yang harian
teratur untuk mengatasi halusinasi - Pasien kooperatif
- Mendiskusikan aktifitas yang bisa dilakukan - Pasien mampu beraktifitas sehari-hari
oleh pasien dengan kelompok
- Membimbing kontrol halusinasi dengan cara
kegiatan sehari-hari. A : SP 3 dapat teratasi
P : Lanjutkan intervensi

SP 4
- Jelaskan cara mengontrol halusinasi
dengan teratur minum obat
Hari/
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tanggal
2 Selasa Gangguan sensori persepsi : SP II SP II
31/12/2019 halusinasi pendengaran 1. Mengevaluasi jadwal harian pasien S:
09.00 2. Mendiskusikan tentang kemampuan yuang - Pasien mengatakan ada seorang sarjana
dimiliki pertanian yang memiliki kebun yang luas
3. Menanyakan kemampuan yang dimiliki - Pasien mengatakan biasa bekerja di kebun
oleh pasien O:
- Pasien adalah pekerja buruh berkebun
- Support pasien tentang kemampuan yang
dimiliki pasien
- Pasien kooperatif
- Pasien sering bercerita tentang
keahliannya dalam berkebun
A : SP II dapat teratasi
P : Lanjutkan intervensi
SP III
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
menggunakan obat secara teratur
3 Selasa Gangguan sensori persepsi : SP I S:
07/1/2020 halusinasi pendengaran Melatih kemampuan pasien dalam mengontrol - Pasien mengatakan akan melakukan cara
09.00 halusinasi dengan menghardik menghardik saat mendengar suara atau
bisakan
O:
- Pasien kooperatif
- Melatih pasien cara menghardik
- Pasien dapat memperagakan cara
mengontrol halusinasi dengan
menghardik
A:
SP I dapat teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
SP II
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang
obat menggunakan obat yang teratur
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi
Gail W, Stuart & Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing
Edition 8. Missouri : Mosby Years Book
Isaacs, A. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta : EGC
Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart & Sunden. 2005. Buku Saku keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Yudi Hartono & Farida Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai