Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S
DENGAN CHEPALGIA ABSES CEREBRI DI RUANG ANGGREK
RSUD DR. R GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

DISUSUN OLEH
NAMA : ARIF MUHLASIN
NIM : P1337420216044
3A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN CHEPALGIA ABSES CEREBRI
DI RUANG ANGGREK
RSUD DR. R GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

A. PENGKAJIAN
Identitas Penyaji
Nama : Arif Muhlasin
NIM : P1337420216044
Tanggal : 09 Juli 2018
Tempat : Ruang Anggrek
Jam : 10.00 WIB

1. Identitas Pasien
No RM : 00715776
Nama : Tn. S
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 16 Juli 1979
Status : Kawin
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Sidanegara Rt 02 Rw 02
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Tanggal masuk : 07 Juli 2018 (12.00 WIB)
Diagnosa medis : Chepalgia abses cerebri

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. W
Hubungan : Istri
Alamat : Sidanegara Rt 02 Rw 02
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam

3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri kepala
b. Keluhan tambahan
Pasien mengeluhkan kepala pusing cekat-cekot, mual tapi tidak muntah,
demam sejak dua minggu yang lalu, nyeri kepala hilang timbul, muka kaku,
kadang-kadang panas dingin, kalo untuk berjalan serasa ngliyeng.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien baru datang melalui IGD pada tanggal 07 Juli 2018 dengan keluhan
pusing cekat-cekot, nyeri pada kepala, mual, demam sejak 2 minggu yang
lalu, muka kaku, berjalan serasa kepalanya ngliyeng dan sekarang dirawat di
ruangan anggrek RSUD Goeteng T
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah menjalani operasi dikepalanya enam tahun yang
lalu pada tahun 2012, dan rajin memeriksakan keadaannya ke dokter sp.
Syaraf.
Pasien mengatakan juga pernah mengalami penyakit Diabetes Mellitus,
Hipertensi.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan di dalam keluarga nya belum ada yang mengalami
penyakit seperti Tn. S.
Keluarga mengatakan anaknya meninggal terkena leukemia, empat bulan
yang lalu dan pasien masih merasa berduka ditinggal anak tercintanya dan
membuat bertambahnyha pikirannya setelah kepergian anaknya.
f. Riwayat alergi obat
Tn. S tidak memiliki alergi pada obat apa pun.

4. Pola Fungsional Gordon


a. Pola Persepsi Kesehatan
Sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan belum paham betul tentang penyakit yang
diderita Tn. S dan keluarga pasien mengatakan apabila anggota keluarga ada
yang mengalami sakit atau gangguan pada kesehatannya, keluarga akan
langsung mencari pertolongan kesehatan untuk anggota keluarganya sebab
kesehatan sangat penting.
Setelah sakit :
Pasien diantar ke RSUD Goeteng T oleh keluarganya untuk mendapatkan
pertolongan kesehatan pada tanggal 07 Juli 2018 dan sebelumnya juga pernah
memeriksakan keluhannya dan pernah menjalani prosedur operasi.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan nafsu makannya baik, tidak ada kendala atau masalah
yang berarti selama proses makan. Makan 3x sehari dengan porsi makan satu
piring berupa nasi, sayur dan lauk-pauk. Minum air mineral atau air putih
kurang lebih 8 gelas per hari.
Setelah sakit :
Pasien terlihat nafsu makannya baik, tidak ada kendala atau masalah yang
berarti selama proses asupan makanan hanya saja kandang-kadang mual tetapi
tidak muntah. Makan 3x sehari dengan porsi makan satu piring berupa nasi,
sayur dan lauk-pauk. Minum air mineral atau air putih kurang lebih 8 gelas
per hari dan pasien menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah dalam proses BAB
dan BAK, BAB 1 kali sehari dengan produk kuning, lembek dan BAK 5 kali
sehari dengan produk kuning jernih. Tidak ada kendala atau masalah yang
berarti.
Setelah sakit :
Pasien nampak terlihat tidak ada masalah BAK 5 kali sehari dengan
produk kuning sedikit keruh.belum BAB selama masuk rumah sakit (3hari)
Hanya saja sedikit ada gangguan dalam toileting, kesulitan dalam berjalan
sedikit merasakan ngliyeng.
d. Pola latihan dan aktifitas
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah dalam proses latihan
dan aktivitas, Tn. S mengatakan juga ia di keluarga sebagai pencari nafkah
Setelah sakit :
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Mandi V
Minum V
Toileting V
Ambulasi V
Berpindah V
Mobilisasi di tempat tidur V

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat dan orang lain
4 : Tergantung total
e. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam proses pemenuhan istirahat
dan tidur dengan durasi 8 jam per hari dengan kualitas tidur baik
Setelah sakit :
Pasien nampak terlihat tidak ada gangguan dalam proses pemenuhan
istirahat dan tidur, tidak ditemukkannya kantung mata.
f. Pola Perspektif Kognitif
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam fungsi panca indra
Setelah sakit :
Pasien Nampak tidak ada gangguan dalam fungsi panca indrannya, proses
komunikasi efektif atau komunikan. Pendengaran baik hanya saja pada bagian
kepalanya post operasi enam tahun yang lalu terasa nyeri, dengan skala nyeri
5 dan pengelihatan sedikit kabur.
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan ini semua adalah ujian dari Tuhan dan pasien percaya
bahwa penyakitnya akan sembuh.
Setelah sakit :
Pasien nampak terlihat sabar dan tabah atas penyakitnya dan ia beserta
keluarga selalu berdoa’a atas kesembuhan Tn. S.
h. Pola Sex dan Reproduksi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sudah menikah dan tidak ada gangguan dalam proses
reproduksi dan seksualitasnya.
Setelah sakit :
Pasien berjenis kelamin laki-laki, dan ia memiliki seorang anak serta
selama di rumah sakit ia temani istrinya.
i. Pola Koping dan Toleransi Stress
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan jika ada masalah didalam keluarga maka akan
dimusyawarahkan dengan baik-baik, serta pasien mengatakan sedikit stress
dan terpukul pasca kepergian anaknya 4 bulan yang lalu
Setelah sakit :
Pasien terlihat selalu mengkomunikasikan segala masalahnya dengan
keluarga dan dengan petugas kesehatan.
j. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit ia bekerja dengan baik sebagai ketua
kepala keluarga dan mencari nafkah, dan ia mengatakan hubungan dengan
keluarganya baik-baik saja dan hubungan dengan lingkungan masyarakatpun
baik-baik saja.
Setelah sakit :
Pasien nampak terlihat terjadi proses gangguan peran dalam mencari
nafkah untuk keluarganya, dan pasien terlihat ditemani keluarganya saat di
rumah sakit.
k. Pola Nilai dan Keyakinan
Senelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit ia rajin ke musolah untuk menunaikan
ibadah sholat berjamaah dan ia mengaku bahwa ia beragama islam.
Setelah sakit :
Pasien terlihat selalu mengucapkan basmalah sebelum dilakukan tindakan
pengobatan dan ia beragama islam.

5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmetis,
GCS : 15 (E4 M6 V5)
c. Tanda Tanda Vital : TD : 140/100 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 37,5 C
d. Pemeriksaan Kepala : bentuk mesochepal, rambut pendek lurus,
beruban dan terdapat bekas operasi 6 tahun yang lalu.
- Mata : simetris, konjungtiva
tidak anemis, isokhor, tidak ada lesi,
fungsi baik.
- Telinga : normal tidak ada
kelainan, bersih dan fungsi baik.
- Mulut dan gigi :mukosa kering, tidak
ada luka, tidak stomatis, normal dan gigi
bersih Nampak ada yang berluban.
- Hidung : normal, tidak ada
luka, tidak ada polip
e. Pemeriksaan Leher : tidak ada luka, bersih, tidak ada pembesaran vena
jungularis dan kelenjar tiroid
f. Pemeriksaan dada : simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan
- Paru : tidak ada weezhing
- Jantung : batas jantung
normal, iktus cordis terlihat dan terraba
di ICS V, reguler
g. Pemeriksaan Abdomen : supel, timpani, tidak ada nyeri tekan, dan bising
usus 2x/menit, tidak teraba massa.
h. Genetalia : jenis kelamin laki-laki, tidak terpasang DC, tidak
ada kelainan
i. Integumen : tidak ada dekubitus, turgor cukup, ada bekas
operasi dikulit kepala.
j. Ekstremitas : 5 5
5 5
- Atas : terpasang infuse tangan sebelah
kanan, tidak ada edema gerak bebas
- Bawah : gerak bebas, tidak ada lesi dan
edema

6. Pemeriksaan Penunjang
Nama : Tn.S No RM : 00715776
Alamat : Sidanegara 2/2 Tanggal : 07-05-2018 (12.02)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI

Paket darah lengkap


Hemoglobin 17,8 13,2-17,2
Leukosit 11,4 3,8-10,6
Hematocrit 50 40-52
Eritrosit 6,3 4,4-5,9
Trombosit 263 150-440
MCH 28 26-34
MCHC 36 32-36
MCV 80 80-100

DIFF COUNT
Eosinophil 2 1-2
Basophil 0 0-1
Netrofil segmen\ 78 50-70
Limfosit 15 25-40
Monosit 5 2-5

KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu 106,0 100-500
Cholesterol total 161,0 150,0-200,0
229,0 70,0-140,0
IMUNOLOGI
Typhi O Positif 1/320 Negative
Typhi H Positif 1/320 Negative
Paratyphi A-H Negative Negative

7. Program Terapi
-inf. Assering
- inj. Ranitidine
- inj. mecobalamin
- inj. Citicoline
- inj. Dexamethasone
- inj. Ceftriaxone

B. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1. DS : pasien mengatakan kepalanya Cidera fisik : abses Nyeri akut
nyeri dan rasa nyerinya hilang timbul cerebri

DO : pasien terlihat seperti menahan


nyeri, muka meringis, memegang
kepala terus.

P : Abses cereberi riwayat operasi


cerebri
Q : hilang timbul
R : kepala, diatas telinga kiri
S : 5 (nyeri sedang)
T : Banyak gerak, dan berdiri

2. DS : pasien mengatakan belum BAB Ketidakadekuatan Konstipasi


selama masuk rumah sakit (3 hari) toileting
dan sulit berjalan ke toilet (toileting)
sebab jika berrjalan ngliyeng atau
tidak seimbang.

DO : pasien nampak belum BAB


selama masuk rumah sakit dan pasien
terlihat hanya tiduran di tempat tidur
tidak kuat berjalan ke toilet.

3. DS : pasien mengatakan 4 bulan yang Kematian orang Duka cita


lalu telah ditinggal anaknya terdekat : anak
meninggal sebab penyakit leukemia
dan setelah meninggalnya anaknya ia
mengatakan menjadi halnya
menyedihkan dan menambah beban
pikirannya

DO : anak pasien telah meninggal 4


bulan yang lalu dan pasien terlihat
sedih, dan sering mengedipkan
matanya berulang kali menahan air
mata saat menceritakan anak
kesayangan mereka.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Cidera fisik : abses cerebri
2. Konstipasi b.d Ketidakadekuatan toileting
3. Duka cita b.d Kematian orang terdekat : anak
D. INTERVENSI
Hari/Tangg D NOC NIC
al x
Senin I Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Managemen nyeri
09 Juli selama 3x24 jam diharapkan masalah (1400) :
2018 nyeri dapat berkurang/hilang dengan - Lakukan
criteria hasil : pengkajian nyeri
NOC : tingkat nyeri (2102) : secara
Indikator Awal Tujuan komprehensif
- Nyeri yang 3 5 termasuk lokasi,
dilaporkan karakteristik, durasi
- Ekspresi 3 5 frekuensi, kualitas
nyeri dan faktor
- Mual 3 5 presipitas
- Observasi reaksi
Keterangan : nonverbal dan
1. Berat ketidaknyamanan
2. Cukup berat - Gunakan teknik
3. Sedang komunikasi
4. Ringan terapeutik untuk
5. Tidak ada mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
- Kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
- Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau
- Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
Iampau
- Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
- Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
- Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
- Berikan anaIgetik
untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
- Tingkatkan
istirahat
- Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil

Senin II Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC:
09 Juli selama 3x24 jam diharapkan masalah Managemen konstipasi
2018 konstipasi berkurang/hilang dengan
(0450)
criteria hasil :
- Monitor tanda dan
NOC : Pergerakan (0208)
gejala konstipasi
Indikator Awa Tujua
- Monitor bising
l n
usus
- Keseimbangan 3 5
- Monitor feses :
- Berjalan 3 5
frekuensi,
- Bergerak 3 5
konsistensi dan
dengan mudah
volume
- Konsultasi dengan
dokter tentang
Keterangan : penurunan dan
1. Sangat terganggu peningkatan bising
2. Banyak terganggu usus
3. Cukup terganggu - Monitor tanda dan
4. Sedikit terganggu gejala ruptur
5. Tidak terganggu usus/peritonitis
- Jelaskan etiologi
dan rasionalisasi
tindakan terhadap
pasien
- Identifikasi faktor
penyebab dan
kontribusi
konstipasi
- Dukung intake
cairan
- Kolaborasikan
pemberian laksatif
- Pantau tanda-tanda
dan gejala impaksi
- Memantau gerakan
usus, termasuk
konsistensi
frekuensi, bentuk,
volume, dan warna
- Memantau bising
usus
- Konsultasikan
dengan dokter
tentang penurunan /
kenaikan frekuensi
bising usus
- Pantau tanda-tanda
dan gejala
pecahnya usus dan
/ atau peritonitis
- Jelaskan etiologi
masalah dan
pemikiran untuk
tindakan untuk
pasien
- Menyusun jadwal
ketoilet
- Mendorong
meningkatkan
asupan cairan,
kecuali
dikontraindikasikan
- Evaluasi profil obat
untuk efek samping
gastrointestinal
- Anjurkan pasien /
keluarga untuk
mencatat warna,
volume, frekuensi,
dan konsistensi
tinja
- Ajarkan pasieri /
keluarga
bagaimana untuk
menjaga buku
harian makanan
- Anjurkan pasien /
keluarga untuk diet
tinggi serat
- Anjurkan pasien /
keluarga pada
penggunaan yang
tepat dan obat
pencahar
- Anjurkan pasien /
keluarga pada
hubungan asupan
diet, olahraga, dan
cairan sembelit /
impaksi
- Menyarankan
pasien untuk
berkonsultasi
dengan dokter jika
sembelit atau
ìmpaksi terus ada
- Menginformasikan
pasien prosedur
penghapusan
manual dari tinja,
jika perlu
- Lepaskan impaksi
tinja secara manual,
jika perlu
- Timbang pasien
secara teratur
- Ajarkan pasien atau
keluarga tentang
proses pencernaan
yang normal
- Ajarkan pasien /
keluarga tentang
kerangka waktu
untuk resolusi
sembelit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Peningkatan koping


selama 3x24 jam diharapkan masalah (5230)
berduka berkurang/hilang dengan - bantu keluarga
criteria hasil : dalam mengenai
NOC : Resolusi berduka (1304) masalah (misalnya
Indikator Awa Tujua penatalaksanaan
l n konflik kekerasan,
- Menjelaskan 4 5 kekerasan seksual)
kehilangan - Dorong partisipasi
- Menyatakan 4 5 keluarga dalam
fakta semua pertemuan
kehilangan kelompok
- Menyatakan 4 5 - Dorong keluarga
menerima untuk
kehilangan memperlihatkan
kekhawatiran dan
Keterangan : untuk membantu
1. Tidak pernah menunjukan merencanakan
2. Jarang menunjukan perawatan
3. Kadang menunjukan pascahospitalisasi
4. Sering menunjukan - Bantu memotivasi
5. Konsisten menunjukan keluarga untuk
berubah
- Membantu pasien
beradaptasi dengan
persepsi stresor,
perubahan, atau
ancaman yang
menggangu
pemenuhan
tuntutan dan peran
hidup
- Dukungan emosi :
memberikan
penenangan,
penerimaan, dan
dorongan selama
periode stress
- Memfasilitasi
partisipasi keluarga
dalam perawatan
emosi dan fisik
pasien
- Dukungan keluarga
: meningkatkan
nilai, minat, dan
tujuan keluarga
- Panduan Sistem
Kesehatan :
memfasilitasi Iokal
pasien dan
penggunaan
pelayanan
kesehatan yang
sesuai
- Mendorong pasien
ikut dalam aktivitas
social dan
komunitas
- Mendorong pasien
mencari dorongan
spiritual, jika
diperlukan
- Bantu anggota
keluarga dalam
mengklarifikasi apa
yang mereka
harapkan dan
butuhkan
E. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal Dx Implementasi Catatan Paraf
Perkembangan
Senin I,II,III - Melakukan S :
09 Juli 2018 pengkajian terhadap -klien mengeluhkan
klien nyeri kepala
- Melakukan P : Abses cerebri
pemeriksaan tanda- Q : Hilang timbul
tanda vital R : Kepala, diatas
- Observasi keadaan telingga bagian kiri
klien S : Skala 5
T : Banyak gerak

-Belum BAB 3
hari,selama masuk
rumah sakitdan
kesulitan toileting

- berjalan ngliyeng
atau tidak seimbang,
ketidakadekuatan
toileting

- Masih sedih setelah


kematian anaknya
yang meninggal 4
bulan yang lalu
sebab leukemia.

O:
-pasien terlihat
menahan nyeri skala
5 memegang kepala,
ekspresi muka
meringis.

- pasien terlihat
belum BAB, sulit
toileting, pasien
hanya tiduran di
tempat tidur

-pasien terlihat sedih


ketika bercerita
anaknya. Matanya
sering berkedip
menahan air mata.

TTV
-TD : 139/99 mmHg
-RR : 20x/menit
-N : 80x/menit
-S : 37,5

I,II - Pengaturan posisi S:


paling nyaman - klien mengatakan
- Melakukan tindakan lebih nyaman
relaksasi dengan posisi semi
- Memberikan obat duduk, tidak mual
analgesic
(kolaborasi) -pasien mengatakan
- Mengkaji penyebab nyerinya berkurang
konstipasi setelah dilakukan
relaksasi dan minum
obat

-pasien mengatakan
sulit buang air besar
di tempat tidur sebab
ia tidak mampu
toileting

O : pasien terlihat
lebih nyaman
dengan posisi semi
duduk, ekpresi
menahan nyeri
berkurang

-ekspresi nyeri
berkurang, dan tidak
sering menahan
nyeri memegang
kepala serta skala
nyeri berkurang
menjadi 3 setelah
dilakukan relaksasi
dan pemberian
analgesik
III - Melakukan S:
pengkajian tentang -pasien mengatakan
rasa berduka anaknya telah
- Mengali persepsi meninggal dunia 4
klien tentang makna bulan yang lalu
kehilangan dengan riwayat
- Mengali seberapa penyakit leukimea
dalamnya kehilangan -pasien mengatakan
- Mendengarkan kehilangan adalah
masalah klien hal yang bersifat
tentang persepsi tadik dari pencipta
kehilangan mau tidak mau harus
menerimanya
-pasien mengatakan
bisa mengikhlaskan
kehilangan atas anak
nya

Selasa, I,II,III - Observasi keadaan S:


10 Juli 2018 pasien - pasien mengatakan
- Meningkatkan keadaannya masih
koping pasien sedikit nyeri tetapi
- Kaji ulang tentang frekuensinya sudah
nyeri, konstipasi, dan berkurang dengan
berduka skala 3 dan kadang
- Pemberian relaksasi hilang setelah
dan analgesic diberikan tindakan
- Observasi tanda- analgesic dan
tanda vital relaksasi

- pasien mengatakan
sudah mengiklaskan
tetapi terkadang jika
teringat masih
merasa sedih dan ia
mengatakan selalu
mendo’akan yang
terbaik untuk
anaknya

-pasien mengatakan
sudah bisa BAB
setelah diberi obat
pencahar meski
masih sulit
keluarnya dan belum
bisa toileting karena
kondisi nya masih
ngliyeng saat
berjalan

TTV :
-TD : 130/90 mmHg
-RR : 20x/menit
-N : 80x/menit
-S : 37

Rabu, I,II, - Mengkaji ulang S:


11 Juli 2018 III kondisi klien saatt ini -pasien mengatakan
- Observasi tanda- nyerinya sudah
tanda vital jarang dirasakan dan
skala menjadi 2
ketika nyeri timbul

-pasien mengatakan
belum BAB lagi
setelah BAB
kemaren

-pasien mengatakan
sudah
mengikhlaskan
anaknya dan focus
pada kesehatannya
saat ini

O:
-pasien terlihat
jarang menampilkan
ekspresi wajah
nyeridan meringis
skala nyeri
berkurang menjadi 2

-pasien terlihat
belum BAB dari
kemaren BAB
terakhir

-pasien terlihat lebih


sabar tabah saat
ditanya perihal
kehilangan anaknya
dan jarang
mengeluhkan hal itu

TTV :
-TD : 120/90mmHg
-RR : 20x/menit
-N : 83x/menit
-S : 37,0

F. EVALUASI
Hari/Tanggal Dx Catatan Perkembangan Paraf
Senin I S : pasien mengatakan nyerinya berkurang setelah
09 Juli 2018 dilakukan tindakan relaksasi dan minum obat analgesic
dan sudah tidak mual

O : pasien terlihat tidak menunjukan ekspresi nyeri


setelah dilakukan tindakan dan melaporkan nyeri
dengan skala 3 meski frekuensi masih sering timbul dan
sudah tidak mual
P : abses cerebri
Q : hilang timbul
R : kepala
S : skala 3
T : banyak gerak
TTV - TD : 139/99 mmhg
- S : 37,9
- N : 80x/menit
- R : 20x/menit

A : masalah berkurang, belum teratasi


Indikator Awal Tujuan
- Nyeri yang 4 5
dilaporkan
- Ekspresi 4 5
nyeri
- Mual 5 5
Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

P : lanjutkan Intervensi
-melakuakn tindakan relaksasi dan kolaborasi
pemberian analgesic

II S : pasien mengatakan belum BAB selama masuk


rumah sakit

O : menahan rasa ingin BAB, belum bisa melakukan


toileting berjalan masih ngliyeng

A : masalah belum teratasi


Indikator Awal Tujuan
- Keseimbangan 3 5
- Berjalan 3 5
- Bergerak dengan 3 5
mudah

Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

P : lanjutkan intervensi

III S : pasien mengatakan sudah mengikhlaskan kepergian


anaknya

O : pasien terlihat lebih tabah dan sabar serta ia tak lagi


menceritakan anaknya dan tampak lebih focus pada
kesehatannya saat ini
A : masalah teratasi
Indikator Awal Tujuan
- Menjelaskan 5 5
kehilangan
- Menyatakan 5 5
fakta
kehilangan
- Menyatakan 5 5
menerima
kehilangan

Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Konsisten menunjukan

P : hentikan intervensi

Selasa I S : pasien mengatakan nyerinya dan frekuensi


10 Juli 2018 berkurang setelah dilakukan tindakan relaksasi dan
minum obat analgesic dan sudah tidak mual

O : pasien terlihat tidak menunjukan ekspresi nyeri


setelah dilakukan tindakan dan melaporkan nyeri
dengan skala 2 meski frekuensi jarang dan sudah tidak
mual
P : abses cerebri
Q : hilang timbul
R : kepala
S : skala 2
T : banyak gerak
TTV - TD : 130/90 mmhg
- S : 37,0
- N : 80x/menit
- R : 20x/menit
A : masalah berkurang, belum teratasi
Indikator Awal Tujuan
- Nyeri yang 4 5
dilaporkan
- Ekspresi 5 5
nyeri
- Mual 5 5

Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

P : lanjutkan Intervensi
-melakuakn tindakan relaksasi dan kolaborasi
pemberian analgesic

II S : pasien mengatakan sudah BAB

O : pasien nampak telah BAB

A : masalah teratasi
Indikator Awal Tujuan
- Keseimbangan 5 5
- Berjalan 5 5
- Bergerak dengan 5 5
mudah

Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

P : hentikan intervensi

Rabu, I S : pasien mengatakan nyerinya dan frekuensi


11 Juli 2018 berkurang setelah dilakukan tindakan relaksasi dan
minum obat analgesic dan sudah tidak mual

O : pasien terlihat tidak menunjukan ekspresi nyeri


setelah dilakukan tindakan dan melaporkan nyeri
dengan skala 1 meski frekuensi jarang dan sudah tidak
mual
P : abses cerebri
Q : hilang timbul
R : kepala
S : skala 1
T : banyak gerak
TTV - TD : 120/90 mmhg
- S : 37,0
- N : 80x/menit
- R : 20x/menit
A : masalah teratasi
Indikator Awal Tujuan
- Nyeri yang 5 5
dilaporkan
- Ekspresi 5 5
nyeri
- Mual 5 5

Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai